VISUAL NOVELTOON*
*
*
*
*
ig: @sapiiimutsekali__
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Seorang gadis cantik kini tengah bersantai di sebuah sofa kolam renang, gadis itu yang tak lain adalah Berlyn si gadis yang suka ceplas ceplos jika berbicara, saat ini Berlyn memang sedang tidak ada pekerjaan, jadi membuat Berlyn hanya bersantai-santai di hari ini.
"Berlyn sayang?" seorang wanita paruh baya kini menghampiri Berlyn, yang Masi asik duduk di sofa kolam renang.
"Iya mah apaan?" jawab Berlyn, ternyata yang memanggil Berlyn adalah mamah nya, yaitu nyonya Alleta.
"Kamu kapan selesainya? Ini sudah mau siang loh? Ayo cepat, anterin mamah ke arisan teman mamah" jawab nyonya Alleta kepada Berlyn.
"Aduh mah! Malas ah, ngapain coba aku yang temanin mamah? Sama papah aja lah mah" tolak Berlyn dengan malas, soalnya kalo Berlyn ikut, pasti teman mamah nya pada bawel-bawel, jadi Berlyn malas untuk ikut nya, apalagi jika bertemu dengan nyonya Bella, mamah nya Brayen, duh Berlyn malas bangat.
"Astaga! Papah kamu kan lagi kerja Berlyn, jadi sama kamu aja lah! Lagipula kamu lagi gak ke kantor kan?" ucap nyonya Alleta yang tetap memaksa.
"Yaudah sama si Radit aja mah, masa sama aku si? Malas ah, nanti mulut teman mamah pada kaya kaleng rombeng" jawab Berlyn yang terus menolak, apa Berlyn tidak mengaca? Bahwa mulut nya juga sama seperti ibu-ibu yang sedang gosip.
"Radit kan cowok, masa mamah bawa dia? Ayo sama kamu aja, mamah tunggu pokoknya di bawah" paksa nyonya Alleta yang kekeuh pergi bersama Berlyn.
"MAMAH! Aku pokoknya gak mau" teriak Berlyn dengan kencang, namun teriak itu tak di perdulikan sama sekali oleh nyonya Alleta, sehingga membuat Berlyn mendengus kesal.
"Aduh padahal gue mau santai-santai! Tapi mamah malah ngajak gue ke tempat arisan, gak bangat kan? ck! Kalo ketemu sama anak edan gimana dong? Aah—gak mau bangat deh" Berlyn kini langsung menggerutu dengan cepat, sumpah ya Berlyn ini sebenarnya mau-mau saja mengantar mamah nya arisan, yang Berlyn tidak mau itu, bertemu dengan nyonya Bella, mamah nya Brayen.
***
Berlyn yang ingin bersantai, karena ini hari libur kerja, kini malah tak jadi, dan kini Berlyn mau tidak mau langsung mengantarkan mamah nya, apalagi nyonya Alleta sedari tadi terus saja berisik memanggil dirinya, dan itu membuat Berlyn langsung terpaksa mau ikut dengan nyonya Alleta untuk Arisan.
"Aduh mah, sabar kenapa si? Aku kan juga belum mandi! Belum dandan Mamah ini berisik bangat si, udah kaya burung beo deh" ketus Berlyn yang kesal kepada nyonya Alleta.
"Mamah nunggu kamu disini se-jam Berlyn! Gimana mamah gak berisik? Lagian ya, kamu itu gak dandan juga cantik kok, karena kamu kan anak mamah Alleta" ucap nyonya Alleta.
"Idih mamah percaya diri bangat? Aku sama mamah, cantikan juga aku" kata Berlyn, yang tidak ingin di miripin dengan mamah nya.
"Sudah lah ayo, teman-teman mamah pasti sudah pada datang! Dan ini mamah telat nih, gara-gara kamu" ucap nyonya Alleta yang menyalahkan Berlyn.
"Idih siapa suruh pergi sama aku? orang aku gak mau! Malah di paksa" jawab Berlyn yang tak terima di salah kan oleh mamah nya.
***
"Bunda! Bun? Bunda belum bikinin Brayen susu?" seorang pria yang bernama lengkap Brayen Albara, kini tengah turun kebawah untuk mencari susu berwarna putih milik nya, namun dengan sial nya, susu putih favorit nya, yang biasa berada di meja makan, kini tidak ada alias kosong!
"Aduh iya belum Iyen, soalnya bunda sekarang lagi buru-buru, kamu minta sama bibi dulu ya? Gapapa kan?" jawab Nyonya Bella, memang nyonya Bella juga saat ini ingin pergi, kesebuah acara arisan tempat biasa nya.
"Ah bunda! Padahal Iyen udah haus bangat" kesal Brayen yang mendengus kesal.
Brayen memang kerap di panggil 'iyen' kalo di rumah, namun jika diluar, tentu nya akan di panggil dengan sebutan nama Brayen, dan panggilan Brayen juga, membuat sifat Brayen sangat berubah secara drastis jika berada di luar.
"Iya maaf ya? Bunda soalnya sekarang lagi ada arisan, kamu di bikinin susu sama bibi dulu ya" ucap nyonya Bella, yang langsung merasa bersalah, karena lupa membuatkan susu untuk Brayen anak satu-satunya.
"CK! Udah lah, Brayen marah" Brayen yang memang akan selalu marah, jika bunda nya tak membuat kan susu untuk nya, dan kini Brayen langsung pergi meninggalkan nyonya Bella, yang kini hanya menatap nya penuh dengan rasa bersalah.
"Brayen jangan marah dong! nanti deh bunda beliin ya? Yang banyak" ucap nyonya Bella dengan panik, karena Brayen jika sudah marah, susah bangat untuk di bujuk nya.
"Gak usah!" jawab Brayen yang kini memang sudah menaiki tangga nya, sudah alamat ngambek dengan sang Ibunda.
***
"Ah ya ampun siapa ini? Anak siapa? cantik benar jeng Allet" tuh kan benar apa yang tidak di inginkan oleh Berlyn, kini akhirnya tercapai, dimana-mana ibu-ibu rempong kini langsung mendekat ke arah nya, dan Berlyn pun kini sudah siap akan ucapan ceplas-ceplos, nya agar ibu-ibu atau teman-teman mamah nya, tidak suka kepada Berlyn.
"Iya ini Berlyn anak aku, kamu emang nya belum tau ya? Jeng Sarah" jawab nyonya Alleta tampak antusia mengenal kan, Berlyn kepada teman-temannya.
"Belum dong jeng Allet, aku kan waktu itu ada di Amerika" sahut jeng Sarah sambil terkekeh kecil.
"Astaga aku baru ingat! iya kamu sudah pulang berati sekarang jeng Sarah?"
"Sudah jeng Allet."
.
"Berlyn sudah besar aja, perasaan dulu Masi berak di celana" salah satu ibu-ibu yang memakai priasan yang begitu banyak, kini langsung menghampiri Berlyn dan juga nyonya Alleta, dan ucapan nya itu langsung membuat nyonya Alleta mamah Berlyn ternganga.
"Heh Tante! Enak aja berak di celana? Kapan aku pernah berak di celana? Aku ini, gak pernah berak di celana ya, ihh najis jorok bangat si Tan" jawab Berlyn yang sangat tidak punya sopan santun.
"Memang nya kamu tidak ingat Berlyn? Dulu kan kamu sering berak di celana, masa iya kamu lupa?" tanya ibu-ibu heboh itu lagi, dan itu membuat Berlyn mendelik ketus.
"Mana bisa aku ingat? orang aku gak pernah berak di celana kok! Itu anak Tante kali" sahut Berlyn dengan ketus, sumpah nih ibu-ibu sok bangat kenal.
"Ihh anak Tante tuh gak jorok ya, orang itu kamu kok! Jadi nya Tante kaget pas kamu sudah dewasa ini" sahut nya kesal.
"Mah ayo pulang, aku malas ketemu ibu-ibu bawel" kata Berlyn sambil mengupil, tepat di depan ibu-ibu heboh yang memakai perhiasan begitu banyak, dan ibu-ibu itu yang tak lain bernama Bu Nena, kini mendengus jutek ke arah Berlyn.
"Astaga Berlyn, kamu ini bikin malu aja si?" nyonya Alleta kini langsung menarik tangan Berlyn, dan langsung membawa nya ke arah belakang.
"Aduh apaansi mah? Aku kan ngajak mamah pulang, bukan malah narik kesini, dan apa yang bikin malu si? orang tuh mulut merecon duluan yang mulai" jawab Berlyn dengan kesal.
"Itu Bu Nena Berlyn, dulu itu kamu memang dekat sama Bu Nena, masa iya kamu lupa?" ujar nyonya Alleta dengan malas kepada anak gadis nya.
"Hah? Iya mah, kok aku bisa lupa si? Dan itu dia ngapain si pake bilang aku berak di celana?" tanya Berlyn dengan mulut yang menganga tak percaya.
"Itu hanya bercanda kali, mamah juga gak tau" sahut nyonya Alleta sambil mengedikan bahu nya acuh.
"Bercanda nya gak lucu, padahal aku gak akrab sama dia, CK! Ibu-ibu jelek dasar" kata Berlyn dengan sangat frontal, dan itu langsung membuat nyonya Alleta menganga tak percaya, astaga mulut anak nya ini benar-benar tidak bisa di jaga.
"Sudah-sudah kamu jangan buat ulah! dan kamu udah diam aja disini" ucap nyonya Alleta.
"Dih mah! Apaansi? Aku gak mau ya! Dikata anak curut kali aku diam disini" tolak Berlyn dengan cepat, masa iya dirinya menunggu mamah nya di belakang? Yang benar saja.
.
.
"Ya ampun jeng Bella, apa kabar? Waduh makin cantik aja nih" para ibu-ibu sosialita kini langsung menyambut kedatangan nyonya Bella, yakni bunda nya Brayen.
"Baik semua, aku telat ya datang nya?" jawab nyonya Bella sambil bertanya.
"Enggak kok jeng, tuh jeng Alleta juga baru datang sama anak nya" sahut ibu-ibu berbadan semok dan montok.
"Alleta membawa anak nya?" tanya nyonya Bella yang kini langsung berbinar mata nya.
"Iya tuh jeng" jawab para ibu-ibu.
"Sebentar ya semua, saya mau ke jeng Alleta dulu" ucap nyonya Bella.
"Iya jeng Bella."
Nyonya Bella pun kini langsung menghampiri nyonya Alleta yang Masi berada di belakang, dengan hati yang senang dan gembira, apalagi saat mendengar nyonya Alleta membawa anak nya, itu membuat nyonya Bella yang ingin menghampiri nya, semakin senang.
"Alleta say hai??" pekik nyonya Bella dengan heboh.
"Eh Bella, kamu baru datang?" jawab nyonya Alleta tak kalah heboh.
"Idih apaan bangat si ibu-ibu?" sini Berlyn yang malah malas melihat mamah nya.
Berlyn kini langsung memperhatikan mamah nya, yang sedang berpelukan dengan nyonya Bella dengan riang, seperti orang yang sudah tidak lama bertemu! Padahal seminggu sekali selalu bertemu, namun ibu-ibu ini sangat lebay dan alay bagi Berlyn.
"Berlyn kamu gak kangen sama Tante sayang?" tanya nyonya Bella yang langsung menghampiri Berlyn juga.
"Enggak dong Tan! Orang setiap Minggu lihat wajah Tante" sahut Berlyn dengan santai.
"Ya ampun iya juga si, tapi bilang kangen dong sayang" ujar nyonya Bella.
"Gak mau ah Tan, pasti Tante belum mandi kan? Jadi aku gak mau" sahut Berlyn, dan kedua kali nya kini nyonya Alleta mamah Berlyn langsung melotot, astaga mulut anak nya ini benar-benar minta di tampol ya?
"Heii enak aja! Tante udah mandi dong" kata nyonya Bella tak terima dikatakan belum mandi, padahal nyonya Bella kalo mandi tiga kali sehari.
"Jangan di masukin kedalam hati ya bell, anak aku emang suka ngawur" ucap nyonya Alleta sambil terkekeh tak enak kepada nyonya Bella.
"Ah santai saja Leta, lagipula kecil nya makan kecubung kan? Jadi nya begini! Jadi sama lah sama Brayen, kaya nya mereka jodoh" sahut nyonya Bella dengan santai.
Eh—what? makan kecubung? enak aja, dikata Berlyn apaan makan kecubung? Terus juga apaan nih jodoh-jodoh? Sumpah ya ibu-ibu itu mulut nya minta di potong.
"Aduh mamah sama Tante itu satu spesies ya? enak aja! cantik gini masa iya makan kecubung" ucap Berlyn dengan kesal.
"Terus makan apa dong?" tanya nyonya Bella.
"Makan tai!" jawab Berlyn dengan frontal, memang mulut nya nih anak suka asal ceplos, jadi maklum lah, nyonya Bella juga sudah tau, dan itu bagi nyonya Bella lucu.
***
Berada di dalam rumah gedong, seorang pria tampan berwajah dingin bak es 1000 pintu, kini tengah uring-uringan, karena bunda nya tak membuatkan nya susu, dan langsung pergi begitu saja, apalagi dirinya yang sedang marah pun, tak di bujuk sama sekali.
"Awas aja bunda! Aku bakal marah dua bulan" ucap laki-laki itu, yang tak lain adalah Brayen.
"Orang anak nya minta susu! Malah di tinggal" gerutu Brayen lagi.
Dan Brayen yang tak di buat kan susu oleh bunda nya, kini Brayen berakhir mengacak-acak kamar nya, karena saking kesalnya dengan bunda nya, mau keluar dari rumah ini, juga Brayen bingung, karena teman nya lagi pada ada urusan, memang sialan lah!
Drt!
****Bima sakti: "Kue cucur makan rengginang, lagi ngapain nih anak Lanang****?"
tapi seketika ponsel milik Brayen kini bergetar, dan membuat Brayen dengan cepat membuka nya, ternyata itu dari bima, teman somplak yang suka pantun tapi gak jelas.
Brayen: "Kadal makan bekicot, bacot anak kadal" bales Brayen.
Bima: "Astaghfirullah, pak ustadz paling tidak suka berbicara kasar wahai anak muda."
Brayen: "Paan Lo chat gue?" bales Brayen dengan ketus.
Bima: "Gue chat karena gabut, Lo dimana bray? Ngopi lah ayo."
Brayen: "belum minum susu gue, malas."
Bima: "Eh buset dah, udah 2024 Masi aja nyusu Lo, yang benar aja anjir?"
Brayen yang Masi kesal, kini sudah tak membalas pesan dari Bima, dan kini Brayen malah kembali uring-uringan tak jelas lagi di kasur king-size nya, sumpah nih ya! Brayen sekarang ingin meminum susu, karena haus.
.
.
.
"Loh ini siapa?" seorang bibi pembantu yang tak lain pembantu dari keluarga nyonya Bella, kini langsung kaget, saat ada yang mengetuk pintu didepan rumah nyonya Bella, dan bibi pembantu itupun langsung membuka kan pintu untuk orang yang mengetuk itu, dan pas dibuka ternyata ada cewek cantik yang tengah menunggu di depan, entah menunggu siapa.
"Ini bibi rumah ini kan? Kenalin aku Berlyn, gadis cantik yang sering ceplas-ceplos, bikin mental down" ya cewek yang menunggu dan mengetuk rumah nyonya Bella adalah Berlyn, si gadis asal ceplos, Berlyn kesini sebenarnya disuruh oleh nyonya Bella, untuk melihat anak nya, yang kata nya lagi membutuh kan seseorang, jadi Berlyn mau tak mau, langsung kesini, sebenarnya malas si, apalagi Berlyn tau anak nya itu, yang tak bukan dan tak lain adalah Brayen.
Berlyn pun kini langsung masuk kedalam rumah nyonya bella, dan ternyata didalam rumah nyonya Bella sangat lah sepi.
"Bi? Bibi pembantu baru ya?" tanya Berlyn, setau Berlyn pembantu nyonya bella bukan lah yang ini, dan ini baru Berlyn lihat.
"Iya nona, saya anak nya bi Ejum" jawab pembantu tersebut.
***
"Nona mau mencari siapa sebenarnya?" tanya bibi pembantu itu, yang bernama bi Sinta, pembantu yang Masi muda karena menggantikan bi Ejum ibu nya.
"Anak edan bi, saya lagi cari itu anak edan! Dimana ya dia?" jawab Berlyn, Berlyn yang sedari tadi terus berputar-putar di rumah besar nyonya Bella, namun tak menemukan Brayen sama sekali, sehingga membuat Berlyn bingung.
"Hah anak edan? Siapa non? Bibi gak tau" tanya bi Sinta dengan bingung, emang nya? Nyonya Bella punya anak yang nama nya, anak edan ya? Pikir bi Sinta.
"Yailah itu bi, yang nama nya bayam, masa gak kenal si" jawab Berlyn yang sambil berkacak pinggang dengan malas.
"Oh den Brayen toh non?" ujar bi Sinta yang langsung paham.
"Nah iya itu, dimana dia bi?" jawab Berlyn langsung.
"Ada di kamar nya non, saya kira bayam sayuran" jawab bi Sinta.
"Bukan lah bi! Bayam sayuran mah bagus, kan ini bayam edan" sahut Berlyn.
Bi Sinta hanya bisa melongo tak percaya, baru kali ini ada cewek yang berani mengatakan nama Brayen dengan bayam, karena biasa nya cewek-cewek pada tergila-gila dengan Brayen, lah ini si Berlyn? Dengan santai nya malah bilang Brayen jadi bayam, di sembur anak nya tau rasa tuh.
"Yaudah deh! Aku mau ke bayam dulu ya" ucap Berlyn kepada bi Sinta, dan bi Sinta kini hanya mengangguk singkat.
.
.
.
TOK!TOK!TOK!
Berlyn yang sudah tau dimana kamar milik Brayen, kini Berlyn dengan tidak tau dirinya malah mengetuk pintu kamar Brayen dengan sangat kencang.
"APANSI ANJING?" sahut orang yang berada di dalam, yang tak lain adalah Brayen.
"Woi Lo yang anjing atau gue hah? Enak aja Lo, buka woi" ujar Berlyn tak terima dikatakan anjing, enak aja cantik gini dikata anjing.
Clek!
Pintu kamar Brayen kini akhirnya langsung terbuka dan menampilkan sosok Brayen yang hanya menggunakan celana boxer dengan rambut yang acak-acakan, apalagi wajah nya yang datar, membuat nya seperti anak berandalan.
"Woi ANJENG! Lo telanjang itu, IWW gak malu Lo sialan?" ucap Berlyn yang sambil berteriak heboh, saat melihat penampilan Brayen, dan Brayen yang melihat nya, hanya menatap nya dengan malas.
"Ngapain Lo cewek hutan kesini? Gak ada sembako" ucap Brayen dengan wajah yang Masi datar dan nada yang sangat ketus, seperti biasa nya jika bersama Berlyn.
"Bangke Lo! Gue kesini mau kasih susu nih, dari nyokap Lo sialan! Najis amat minta sembako? Gue orang kaya keless" jawab Berlyn dengan nada tak terima.
"Gak terima susu bekas" jawab Brayen yang menolak nya.
"Eh tai? Susu bekas apa nya, ini baru ya!" ucap Berlyn tak terima, mana ada susu bekas?
"Bawa pulang aja, dan Lo pulang sana! Ganggu aja" usir Brayen, Brayen ini Masi emosi dengan bunda nya, dan ini bukan nya di bujuk, malah di titipin susu ke cewek udik macam Berlyn, nambah emosi tentu nya Brayen ini.
"Songong bangat Lo hah? Gue udah capek-capek ya kesini buat bawain Lo susu, yang Masi kaya anak kecil, dan loh malah ngusir? Kurang asem loh" ucap Berlyn yang langsung mengeluarkan jurus silat abal-abalan nya kepada Brayen.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!