"Mas ..." panggil Naretta yang duduk ditepi ranjang menatap sang suami yang sedang mengancingkan kemeja nya .
"Ya sayang .. ada apa ?" Jawab Dean dengan suara lembut .
"Hari ini aku mau kerumah mama , boleh gak ?" Tanya Naretta .
"Tentu boleh dong sayang ... Jam berapa ?"
"Jam 8 , nanti kesana nya bareng kamu aja yaa ?"
Dean membalikkan badannya dan berjalan mendekati Naretta . Dean bersimpuh didepan Naretta dan memegang kedua tangan istri nya .
"Maaf ya sayang .. Bukan maksud mas mau menolak mu ... Tapi mas buru-buru karena ada meeting penting pagi ini ", ujar Dean . Mata nya menatap manik coklat milik sang istri .
Naretta mendesah kecewa . Semenjak suami nya naik jabatan menjadi direktur , waktu kebersamaan bersama Dean jadi berkurang .
Bahkan seperti hari ini . Hari Sabtu weekend , suami nya itu masih sibuk bekerja .
"Ya sudah . nanti aku naik taksi saja .." kata Naretta
"Maaf ya sayang .. mas janji, kalo mas ada waktu nanti kita berkunjung kerumah mama sama-sama".
Naretta hanya mengangguk ..
Dean melirik jam yang ada dipergelangan tangannya ."Udah jam 8 , mas berangkat dulu ya .. Hati-hati kalo nanti kerumah mama". Ucap Dean lalu mengecup kening Naretta dan melangkah keluar kamar .
Naretta diam tak merespon apa yang Dean lakukan pada nya.
.
.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai .. Kenalin nama ku Naretta sarasvati .
Umur ku 25 tahun , aku cantik , berkulit putih , tinggi ku 158cm .. Aku bekerja sebagai staff divisi keungan disalah satu kantor milik teman kuliah ku .
Sebenarnya , mau aku tidak bekerja pun kedua orang tua ku masih mampu membiayai kehidupan ku . Karena mama dan papa sama-sama seorang pengusaha .Tapi aku dididik oleh papa ku agar menjadi wanita yang mandiri dan tak boleh bergantung pada siapapun termasuk laki-laki . Agar jika suatu saat aku disakiti atau dikhianati aku masih bisa berdiri dikaki sendiri .
Aku menikah dengan mas Dean Agani , teman kuliah ku dulu . Bisa dibilang mas Dean dulu ada mahasiswa populer pada zamannya . Dan , mendapatkan mas Dean pun dulu aku harus mati-matian melawan fans fanatik nya ..
Aah ... Jika diingat-ingat sungguh effortku luar biasa demi mas Dean .
Usia pernikahanku dengan mas Dean berjalan hampir 3 tahun . Dan 3 bulan lagi ulangtahun pernikahan kami . Aku dan mas Dean sengaja menunda momongan , kata mas Dean dia ingin mengembangkan karir nya terlebih dahulu agar ketika punya anak nanti , semua kebutuhan anak bisa langsung terpenuhi tanpa ada alasan nanti-nanti .
Mas Dean , hidup hanya dengan kakak laki-lakinya nama nya mas Kaivan .
Kami tinggal diapartemen hasil proyek bisnis mas Kai dengan investornya dan kami membeli nya satu unit untuk kami tempati . Dan mas Kai tinggal dipenthouse ,lantai paling atas di bangunan apartemen kami .
Kedua orang tua mereka sudah lama meninggal karena kecelakaan .
...----------------...
Hari ini weekend , Naretta berniat ingin mengunjungi rumah orang tua nya .
Naretta bersiap dengan dress selutut warna navy , sangat kontras dengan warna kulit nya . Rambut nya ia biarkan digerai . Dipadukan dengan sepatu flat shoes dan tas selempang putih .
Naretta keluar dari apartemennya , tak lupa ia juga mengunci pintu nya . Naretta berjalan menuju lift .
sambil menunggu pintu lift terbuka , Naretta memainkan ponsel nya . Dirinya tak sadar jika disamping nya sudah berdiri seorang pria perawakan tinggi dan kekar sedang menatap nya intens .
Ting...
Pintu lift terbuka , Naretta segera masuk diikuti pria itu dibelakang nya .
Naretta memasukkan ponsel nya kedalam tas . Dia menatap kesamping melihat pantulan cermin yang ada didalam lift , Naretta terkejut melihat kakak ipar nya berada dalam satu lift dengannya . Dan juga sedang menatap nya lewat pantulan cermin itu sambil menaikkan sebelah alisnya .
"M-mas kai ..."sapa Naretta gugup
"Ya .. Kau mau kemana berpakaian rapi seperti ini ?" tanya Kaivan
"M-mau kerumah mama mas ". Jawab Naretta masih terbata-bata karena nervous berada dalam satu ruang bersama kakak ipar nya .
siapa yang tak gugup jika dihadapkan dengan lelaki sempurna seperti Kaivan .
Dia seorang duda kaya raya tanpa anak . Pernikahan nya dengan mantan istri hanya sebagai pernikahan bisnis , jadi mereka bercerai sekitar 3 bulan yang lalu . Pernikahan itu hanya diketahui oleh pihak keluarga kedua belah pihak.
Mas Kaivan ini terkenal dengan sifat nya yang dingin dan juga kejam jika berhadapan dengan lawan , tapi kebalikan nya jika sudah bersama keluarga . Ia akan bersikap hangat juga penyanyang .
"Mau kerumah mama mas ". Jawab Naretta
"Dean tak ikut ?" Tanya nya lagi
"Tidak mas , katanya ada meeting penting hari ini ". Kata Naretta
"CK! Anak itu tak pernah berubah ", gumam mas Kai
Pintu lift terbuka , Naretta segera keluar meninggalkan Kaivan yang entah sudah kapan sibuk dengan ponsel nya .
"Retta ..." panggil Mas Kai yang berlari menyusul Naretta yang sudah sampai depan lobi apartemen .
Naretta menghentikan langkahnya mendengar Kaivan memanggilnya ."Ya mas .." jawab Naretta
"Mau ku antar ?" tawar mas Kai
"gak perlu mas , makasih .. Aku sudah pesan taksi kok". Tolak Naretta
"itu taksi nya sudah sampai.." Imbuhnya sambil menunjuk taksi yang sudah dipesannya .
"Baiklah , aku tak akan memaksa ... Hati-hati dijalan ". Ucap mas Kai
Naretta mengangguk lalu berjalan meninggalkan kaivan dan masuk kedalam taksi .
Kaivan memandang taksi yang ditumpangi Naretta hingga pergi tak terlihat lagi .
Buru-buru Kaivan menuju basement untuk mengambil mobil nya .
Didalam taksi Naretta memegangi dada nya berdegup kencang ..
"Astaga ... Jantung ku ..." gumam Naretta
"Kenapa setiap berdekatan dengan mas Kai , aku selalu gugup begini .. tak mungkin aku menyukai nya . Lagipun aku sudah menikah dengan adik nya otomatis aku adalah ipar nya ". Monolog nya sendiri .
"Mbakk .. Ini mau kemana ?" tanya sopir taksi mengejutkan Naretta .
"Ahh .. iya kejalan Mawar Merah Blok F pak ". Jawab Naretta .
Pak sopir mengangguk ..
Naretta terdiam tak lagi bersuara , mata nya menatap luar jendela .
Taksi yang ditumpangi sudah berbelok menuju jalan Mawar Merah dan telah sampai didepan rumah orang tua Naretta .
"Mbak sudah sampai .." kata supir taksi
Naretta tak mendengar nya , ia masih diam melamun .
"Mbakk ..." panggil lagi si supir taksi dengan nada agak dikeraskan dan itu berhasil membuyarkan lamunan Naretta .
"Y-ya pakk ..." jawab Naretta terkejut
"Sudah sampai tujuan mbak .." ucap supir taksi
Naretta mengedarkan pandangan dan benar dirinya sudah sampai depan gerbang rumah orang tua nya .
Naretta segera membayarnya dan turun tak lupa ia juga mengucapkan terimakasih .
Pak satpam yang melihat kedatangan putri majikannya pun langsung menyapa nya dan membukakan pintu gerbang .
"Non Retta ..." sapa Pak Kino satpam
"Pak Kino ... Gimana kabar nya pak ?" tanya Naretta .
"Baik non ... Non Retta kesini sendirian ?" ucap. Pak Kino mengedarkan mata nya mencari suami dari majikannya itu .
"Iya pak .. Biasa mas Dean ada meeting dadakan . Papa sama Mama ada didalam kan pak ?"
Pak Kino mengangguk , ia tahu jika suami nya Naretta adalah orang yang sibuk . "Iya non . Silakan masuk .."
Naretta mengangguk dan berjalan masuk kedalam rumah .
Disebuah kamar hotel bintang 5 tak jauh dari Apartemen yang ditempati Naretta . Terdengar sepasang manusia sedang asyik bergumul dalam satu selimut saling bertukar Saliva maupun keringat .
"Aahh .. Faster baby .." desah wanita yang berada dibawah kungkungan nya .
"anything for you".
Pria itu semakin mempercepat gerakan pinggulnya membuat wanita itu menggelinjang dan mendesah tak karuan .
Dua orang itu adalah Dean dan Sani sekretaris nya . Mereka telah menjalin hubungan terlarang ini tanpa diketahui oleh siapapun termasuk Naretta .
"Akuu-ahh .. Mau keluar ..." racau Sani yang hampir mencapai klimaks
"Bersama ..." ucap Dean , keringat menetes membasahi perut rata Sani .
"Keluarkan didalam .." pinta Sani
"Kenapa ..?"
"Akh-aku ingin akh .. hamil anakmu .." jawab Sani bibir nya terus mengeluarkan desahan .
"Baiklah jika itu mau mu ...Aarggghh". Dean menggeram mencapai puncak ,nafas nya terengah-engah menikmati sisa pelepasannya .
Dean bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya dan meninggalkan Sani yang memejamkan mata sambil mengatur nafas nya .
Dibawah guyuran shower yang membasahi seluruh tubuh Dean . Ia menundukkan kepala nya dan telapak tangannya menyentuk dinding kamar mandi .
"Naretta sayang .. Maaf mas mengkhianati pernikahan kita ". sesal nya .
Selesai membersihkan diri , Dean langsung keluar dari kamar mandi dan melihat Sani masih belum beranjak dari posisi nya .
Dean berjalan mendekati ranjang dan menyambar pakaiannya yang tergeletak dilantai .
"Cepat bangun dan bersihkan tubuh mu .." perintah nya pada Sani .
Sani yang mendengar itu langsung membuka kedua matanya dan mendudukkan dirinya agar bersandar pada headboard.
"Mas .. Kau ini selalu saja seperti ini .. Setelah puas kau langsung membuangku dan kembali berkata kasar ". Protes Sani
"Jangan banyak bicara , cepat bersihkan tubuh mu dan kita pulang ". Titah Dean .
Sani mengerucutkan bibirnya dan berjalan menuju kamar mandi .
Sedang Dean menunggu nya sambil menyalakan rokoknya .
Sani baru saja selesai membersihkan diri melihat Dean yang merokok terlihat begitu cool dimatanya .
Sani langsung menghampiri nya dan memeluk Dean dari belakang .
"Mas .. Apa kamu tak berniat menceraikan istri mu ?". Tanya Sani
Mendengar itu Dean langsung membalikkan tubuhnya dan mencengkeram lengan Sani .
"Tutup mulut mu ! Kau hanya pelacur ku jadi kau tak berhak mengatur kehidupan ku ". Bentak Dean
"Tapi kau yang pertama untukku mas .. Bagaimana jika nanti aku hamil anak mu ?" . Teriak Sani sambil meringis menahan sakit pada lengan nya .
"Itu mau mu ... Kenapa dengan mudah membuka paha mu untuk ku .."
"Kau jahat mas .."
"Dan perlu kau ingat , aku tak akan menceraikan istriku . Dan sampai kamu hamil anak ku , gugurkan saja !" Ancam Dean , matanya menatap nyalang pada Sani . Cengkeraman tangannya pada lengan Sani ia lepaskan seraya mendorong Sani hingga terjatuh .
Dean berjalan pergi meninggalkan kamar hotel .
Sani hanya bisa menangis terisak , mendapatkan perlakuan seperti ini .. Dia yang begitu bodoh kenapa dulu dengan mudah nya memberikan hal berharga nya pada Pria beristri seperti Dean ,karena obsesi nya yang ingin menjadikan Dean sebagai pasangan hidup nya . Sani rela menjadi pelacur bagi atasan nya itu .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Mama ... " teriak Naretta berlari menghampiri mama Tesa yang sedang duduk diruang tamu sambil menonton saluran acara televisi kesukaannya .
Mama Tesa menoleh mendengar teriakan Naretta .
"Jangan teriak-teriak , ini bukan hutan .." pekik mama Tesa ketika putri nya sudah duduk disamping nya sambil memeluk nya .
"Aahh mama .. Retta kan kangen sama mama ". Ucap Naretta memeluk erat mama Tesa
"Mama doang nih yang dikangenin ?" sindir papa Anggara yang baru saja keluar dari ruang kerja nya .
Naretta menoleh mendengar suara cinta pertama nya itu . "Papa ...." teriak nya dan berlari memeluk papa Anggara
"Gimana kabar mu nak ?" tanya papa Anggara sambil melepas pelukan putri nya itu .
"Seperti yang papa lihat .. Retta sehat wal Afiat ". Jawab Netta seraya menyunggingkan senyum manis nya .
"Kamu sendirian nak ? Dean gak ikut ?" Tanya papa Anggara lagi .
Naretta menggeleng. "Dean lagi ada meeting dadakan pa , jadi gak bisa ikut ".
Papa Anggara mengangguk paham lalu menggandeng tangan putri nya untuk duduk dan ikut bergabung dengan mama nya .
Mereka mengobrol , bercengkrama melepas rindu . Jarang sekali waktu seperti ini bisa Naretta rasakan kembali setelah menikah dengan Dean .
"Ma .. Bikin kue yukk .."Ajak Naretta
"Mau bikin kue apa sih ..? " Tanya mama Tesa
"Kue brownies coklat kesukaan ku ma .." Jawab Naretta .
Naretta merindukan momen-momen ketika dirinya dan sang mama asyik membuat kue brownies kesukaannya . Sambil bermain lempar-lemparan tepung , hingga membuat dapur jadi berantakan mirip kapal pecah .
Papa Anggara juga tak memarahi mereka . Karena bagi papa Anggara apapun yang membuat istri dan anak nya bahagia akan ia lakukan . So sweet banget yaa ...
"Ya udah mama suruh bik Tari cek dulu bahannya .." Kata mama Tesa bangkit dari duduknya dan berjalan menuju dapur .
Tinggallah Naretta dan papa Anggara .
"Nakk ..." panggil papa Anggara
Naretta menoleh menatap papa Anggara . "Ya pa .." jawab nya sambil meletakkan ponsel nya .
"Kamu bahagia kan sama pernikahan mu ?" Tanya papa Anggara .
"Kenapa papa tiba-tiba tanya seperti itu ?"
"Gapapa ... Papa hanya ingin memastikan jika putri papa hidup bahagia dengan pilihannya ." ucap papa Anggara
mendengar itu Naretta langsung mengambur memeluk papa nya . Sungguh meskipun hanya ucapan seperti itu tapi mampu menyentuh hati nya .
"Makasih yaa pa , udah selalu khawatirin keadaan Netta .. Udah jadi papa yang terbaik juga buat Netta .. Maaf kalo Netta masih suka ngrepotin papa ". Kata Naretta , mata nya berkaca-kaca .
Papa Anggara mengelus Surai Naretta .
"Kamu ngomong apa sih nak .. Bagi papa kamu segala nya .. jadi jangan bicara seperti itu lagi .." ucap Papa Anggara
"Pokoknya makasih ya pa .. Udah mau jadi superhero buat Netta . Aku sayang papa ".
"Papa lebih sayang kamu nak ..."
Mama Tesa yang melihat itu ikut tersenyum terharu ...
Mama Tesa merasa beruntung dikarunia suami yang begitu mencintai dan menyayangi nya . Dan menjadi Ayah yang hebat untuk anak-anak nya .
"Udah belum ini acara pelukannya .. Katanya mau bikin kue ". Goda mama Tesa yang melihat Retta masih memeluk papa Anggara .
Naretta langsung melepas pelukan itu dan berjalan menghampiri mama Tesa .
"Jadi dong mah .. " kata Naretta
"Tapi ke supermarket depan dulu yaa .. Ada bahan yang masih kurang .." Ucap mama Tesa
"Siap mah ..." jawab Naretta sambil mengandeng lengan mama Tesa .
Kedua nya pergi kesupermarket depan komplek rumah papa Anggara dengan jalan kaki , karena jarak nya yang dekat . Hanya berkisar 50 m dari rumah .
sepanjang jalan kedua nya asyik mengobrol juga bercanda . Tak lupa juga menyapa tetangga .
"Eh Bu Tesa ... Mau kemana Bu ?" sapa salah satu tetangga ibu-ibu yang berdandan menor meskipun usia nya lebih tua dari mama Tesa .
"Bu Yani .. Mau ke supermarket depan komplek .." Jawab mama Tesa .
"Ini Retta yaa Bu ...?" tanya nya kembali .
Firasat Retta sudah tak enak mendengar pertanyaan dari Bu Yani .. Retta pun langsung mengajak mama Tesa untuk melanjutkan perjalanan nya ke supermarket daripada harus meladeni ibu-ibu berdandan menor itu .
"Iya Bu .. Saya permisi duluan ya Bu Yani .." pamit Mama Tesa
"Oh iya Bu Tesaa .. Silakan ..." ucap Bu Yani
Naretta dan mama Tesa sudah kembali kerumah setelah dari supermarket . Mereka membongkar belanjaannya .
"Ma .. Ini tepung nya taruh mana ?" Tanya Retta
"Taruh situ aja Ta ", jawab mama Tesa sambil menunjuk wadah yang ada di atas meja .
Saat Retta hendak menaruh tepung itu , ponsel nya tiba-tiba berbunyi . Retta segera mengambil nya dan melihat siapa yang menelpon nya .
"Mas Dean .." gumam Retta sambil menjawab panggilan telepon .
"Halo mas .."
"Sayang .. Kamu masih dirumah mamah ?" tanya Dean
"Iya mas .. Kenapa ?"
"Pulang jam berapa ?"
"Gak tau ". ucap Retta
"Mau aku jemput ?" tawar Dean
"Hmmm. Boleh deh mas nanti aku kabarin lagi .." kata Retta .
"Ya udah .. Bye sayang ".
Retta mematikan panggilan teleponnya . Dan kembali menghampiri mama Tesa yang sudah mulai mengaduk adonan kue.
"Siapa yang telpon ?" tanya mama Tesa
"Mas Dean ma.." Jawab Retta
Mama Tesa mengangguk .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sedang Dean sudah kembali ke apartemen nya . Saat melewati lobi , Dean bertemu dengan Kaivan .
"Kak ..." sapa Dean
"Hmm .. Dari mana kamu ?" tanya Kaivan
"Dari kantor , ada meeting dadakan ", jawab Dean
"Bukan karena mengurusi selingkuhan mu itu kan ?" Sindir Kaivan
Mendengar itu , Dean membulatkan mata nya terkejut . Bagaimana kakak nya ini bisa tau kalo dia memiliki selingkuhan ?
"Apa maksud kak Ivan . Aku tak ada selingkuhan ". Dean berkilah
"Hmm.. Baiklah , pesan ku simpan rapat-rapat rahasia perselingkuhan mu itu . Jangan sampai Naretta tahu ." ucap Kaivan kemudian pergi meninggalkan Dean .
Dean yang melihat kepergian Kaivan hanya bisa menatap nya tajam .
.
.
.
Didepan pintu apartemen , ponsel Dean tiba-tiba berdering dan itu panggilan dari Naretta . Buru-buru Dean mengangkat nya .
"Ya sayang ?".
"Mas , kayak nya aku malam ini gak pulang .. Aku pengen nginep semalam dirumah mamah". Kata Naretta .
"Ya udah gapapa , pasti kamu masih kangen sama orang tua mu . Besok pagi hubungi mas ya sayang kalo mau pulang , biar mas jemput ". Ucap Dean
"Iya mas .. Ya udah tutup dulu ya mas teleponnya ".
"Iya sayang ". Jawab Dean lalu masuk kedalam apartemennya .
Kaivan yang melihat Dean sedang menelpon Naretta pun mengurungkan niat nya untuk menghampiri nya .
"Cari tau alasan kenapa Dean berpaling dari Naretta ". Perintah Kaivan pada Reno sekretaris nya yang berdiri dibelakang nya .
"Baik tuan .." jawab Reno sambil menundukkan kepala nya .
Sedang Kaivan berbalik badan dan kembali ke penthouse nya .
......................
Keesokan hari nya Naretta sudah bersiap akan pulang ke apartemen nya. Naretta sudah merindukan suami nya , padahal hanya semalam dirinya tak bertemu dengan Dean tapi rindu nya sudah tak bisa ditahan . Diluar keadaan masih gelap gulita karena ini masih jam 5 pagi .
"Non Retta ..?" panggil bibi Tumi , pembantu yang sudah lama bekerja dirumah orangtua nya sejak Naretta masih bayi .
"bik tumi .. Bikin kaget aja ". pekik Naretta yang terkejut dengan bik Tumi yang tiba-tiba datang dari arah dapur . Padahal lampu rumah masih dalam keadaan mati .
"Maaf non .. Saya tadi juga terkejut lihat orang yang ngendap-endap masuk ke dapur . Saya kira maling ". Ucap bik Tumi
"Retta mau bikin sarapan sebelum pulang ke apartemen bik". Jawab nya
"Oohh .. Biar bibi buatin aja non ". Tawar bik Tumi
"Gak usah bik , Retta cuma mau bikin sandwich sama susu aja kok". Tolak Naretta karena dia tahu , sebentar lagi bibi Tumi pasti akan kerepotan memasak untuk sarapan keluarga nya .
"Gapapa non , sekalian bibi mau masak buat sarapan tuan besar dan nyonyaa .. "
"Ya udah .. Bibi buatin sandwich nya biar Retta yang bikin sendiri susu nya ". Ujar Naretta pada bik Tumi .
"Siap non .." segera bik Tumi membuat sandwich untuk putri majikannya itu .
Sedang Naretta membuat susu coklat kesukaannya .
"Nih non .. Sandwich nya sudah jadi ". Ucap bik Tumi seraya menaruh sepiring sandwich untuk Naretta .
"Makasih yaa bik".
"Sama-sama non .. Ngomong-ngomong kenapa non Retta pagi buta begini mau kemana ?" tanya bik Tumi
"Mau pulang Bik" , jawab Naretta sambil mengunyah sandwich nya
Bik Tumi mengerutkan kening nya bingung .
"Bukannya ini juga rumah nya non Retta ya ?"
"Iya bik , tapi kan Retta udah nikah dan tinggal diapartemen sama mas Dean ". Ucap Naretta
"Oh iyaa .. Bibi lupa habis nya suami non Retta gak pernah kesini ", kata Bik Tumi
Naretta hanya menyunggingkan senyum mendengar ucapan bik Tumi . Memang benar , Dean suami nya tak pernah datang kemari setahun setelah pernikahan kami . Entahlah , Retta juga gak tahu kenapa .
Naretta meneguk habis susu coklat nya hingga tandas." Bik , Retta pulang dulu yaa .. Sampaikan ke mama sama papa , maaf kalo pulang nya gak nunggu mereka bangun . Retta buru-buru pengen pulang ". Ucap nya
"Iya non nanti bibi sampaikan ke tuan besar dan nyonya. . Hati-hati dijalan non". Sambil melambaikan tangan pada Retta , dan Retta pun membalasnya .
Retta pulang dengan mengendarai mobil nya yang ada digarasi rumah orang tua nya . Mobil bermerk BMW yang dia dapatkan dari papa nya sebagai hadiah ulang tahun pernikahannya dengan Dean .
Jalanan yang masih sepi membuat Naretta lebih cepat sampai diapartemen , kemudian ia memarkirkan mobilnya di basemant .
Naretta masuk kedalam lobi apartemen dan memencet tombol pada lift untuk naik ke lantai unit apartemen nya .
Tingg ...
Pintu lift terbuka , Naretta melangkah masuk kedalam . Naretta sudah tak sabar untuk segera sampai .
setelah lift membawa nya ke lantai unit tempat tinggalnya . Gegas Naretta keluar dari lift dan berjalan kearah apartemennya memencet tombol password agar bisa masuk .
Lampu didalam ruangan masih gelap , Naretta berpikir mungkin suami nya itu tak pulang kerumah . Tapi tiba-tiba jantung nya berdegup kencang ketika mendengar suara tak senonoh dari dalam kamar nya dan Dean .
Naretta berjalan perlahan kearah pintu kamar , diri nya ingin memastikan jika apa yang didengar nya itu salah atau mungkin halusinasi karena dirinya merindukan kebersamaan bersama Dean .
"Ahh f*ck you baby .. Faster again .." Desah seorang wanita
Pria yang ada diatas nya semakin mempercepat laju tempo gerakan pinggul nya , membuat wanita di bawah nya semakin mendesah dan menggelinjang.
Naretta tak ingin berpikiran macam-macam tentang apa yang dia dengar ini , tapi dia seorang wanita apalagi berstatus istri , jelas Naretta bukan orang bodoh .
Buru-buru Naretta mengambil ponsel nya yang ada didalam tas untuk menghubungi suami nya . Tapi sudah 7 kali panggilan tak ada yang dijawab oleh Dean .
Naretta ingat , Dia mencoba menghubungi kakak ipar nya itu . Siapa tau dia bisa meminta bantuan pada nya . Naretta segera memencet nomor telepon Kaivan , hanya dengan satu kali panggilan sambungan telepon itu langsung diangkat oleh kakak ipar nya .
"Halo ..." sapa Kaivan dari seberang telepon
"Mas .. Bisa tolong ke unit apartemen ku sekarang . Aku benar-benar minta tolong". Ucap Naretta tubuh nya bergetar menahan tangis .
"Kau kenapa ? Tunggu aku kesana sekarang ". Kata Kaivan kemudian mematikan panggilan telepon dan berlari keluar dari penthouse nya .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!