NovelToon NovelToon

The Divinity

The Beginning of All Journey

Berjuta-juta tahun yang lalu, dua makhluk yang dikenal sebagai Barbelo dan Monad lahir ke dunia.

Barbelo dan Monad adalah makhluk pertama yang lahir dari buah Pohon Kehidupan, dan mereka juga dijuluki "Dewa" oleh para pengikutnya. Buah-buah ini jatuh dari Pohon Kehidupan dan membentuk Barbelo dan Monad.

Barbelo digambarkan sebagai ibu, dengan citra feminin dan sosok yang lembut. Monad, di sisi lain, digambarkan sebagai Bapa, dengan penampilan maskulin dan sosok yang tegas. Selama 'kelahiran' mereka, Barbelo dan Monad tidak memiliki tubuh fisik, hanya roh.

Barbelo dan Monad menciptakan 'samudra' pertama yang disebut 'Samudra Kosmik'. Samudra Kosmik seluas alam semesta dan dipenuhi dengan jiwa-jiwa makhluk lain yang terlahir dari Pohon Kehidupan.

Ukurannya tidak terbatas, tidak berbentuk, dan sangat berbahaya, Samudra Kosmik tidak memiliki awal dan akhir. ‘Chaos’ atau kekacauan adalah deskripsi yang tepat untuk menggambarkan Samudra Kosmik. Setelah menciptakan Samudra Kosmik, Barbelo dan Monad menciptakan Adam dan Hawa dan menjadikan kedua makhluk ini sebagai pasangan.

Monad, di sisi lain, menciptakan 'anak-anak Adam' bernama Zoe, Lilith dan Eva. Monad juga menciptakan 'dewa-dewa' lainnya. Tidak seperti manusia, 'dewa-dewa' tersebut memiliki kekuatan yang besar untuk melindungi umat manusia.

Pada awalnya, Adam dan Hawa serta anak-anak mereka tinggal di surga. Namun, Adam menikahi salah satu anak mereka, Lilith. Monad sangat marah dan mengusir Adam dan Hawa dari surga. Monad memenjarakan Lilith di neraka yang disebut 'Tartarus'.

Tartarus adalah sebuah planet yang jauh dari Bumi untuk memisahkan Adam dan Lilith yang saling jatuh cinta. Monad juga memberikan julukan "Iblis" kepada Lilith untuk menakut-nakuti anak-anak Adam dan manusia lainnya.

Akhirnya, Adam mengetahui keberadaan Lilith, cinta dalam hidupnya. Ditemani oleh Hawa, istrinya, Adam dan Hawa pergi ke Tartarus.

Adam dan Hawa meninggalkan anak-anak dan umat manusia di Bumi dan memilih meninggalkan Bumi. Monad mengetahui hal ini tetapi membiarkannya dan mengikuti Adam dan Hawa dalam bentuk seekor naga.

Barbelo, yang mengetahui bahwa Monad memenjarakan Lilith, memutuskan untuk mengubah Tartarus dari Neraka ke Surga. Barbelo melakukan ini agar Adam dan Hawa dapat hidup di tanah yang damai dan tenang.

Setelah menciptakan Tartarus, Barbelo menciptakan dunia lain melalui Samudra Kosmik. Barbelo memperluas Samudra Kosmik hingga tak terbatas dan menjadikan Tartarus sebagai pusat kehidupan dan pusat alam semesta, melupakan Bumi.

Barbelo memutuskan untuk tinggal di Tartarus dan mengambil bentuk 'manusia'. Barbelo mempercantik Tartarus dengan menciptakan langit berwarna merah muda dan tanah berwarna ungu. Barbelo juga menciptakan 'Tujuh Surga', yang ditempatkan di cabang-cabang Pohon Kehidupan. Dari Pohon Kehidupan ini, Barbelo juga menciptakan makhluk lain seperti bangsa Angel.

Tanpa sepengetahuan Monad, Lilith memiliki anak dengan Adam. Anak-anak Lilith berwajah buruk rupa, dengan ciri-ciri berupa tanduk di dahi mereka. Tidak seperti manusia, anak-anak Lilith memiliki kulit merah menyala dan mata hitam pekat.

Setelah Monad mengetahui bahwa Lilith memiliki anak dengan Adam, Monad mengutuk anak-anak Lilith untuk dibenci dan tetap berpenampilan buruk rupa.

Monad menciptakan "Neraka" untuk memenjarakan Lilith dan anak-anaknya. 'Neraka' tersebut diciptakan di bawah tanah Tartarus dan disegel agar Lilith dan anak-anaknya tidak bisa keluar dari 'neraka' ini. Inilah sebabnya mengapa anak-anak Lilith dijuluki ‘Underworld’ atau 'penghuni Dunia Bawah'.

Namun tragedi terjadi 40.000 tahun yang lalu ketika Hades, pemimpin Underworld, menjerumuskan Tartarus ke dalam kegelapan. Semua dewa berusaha untuk mengalahkannya, tapi sayangnya mereka semua tewas dalam pertempuran.

Perang besar ini berlangsung sekitar 40 hari sampai Damona Castor datang ke Tartarus dan akhirnya mengalahkan Hades dalam pertempuran.

Barbelo kemudian mempercayakan Tartarus kepada Damona, meskipun dia hanya orang luar.

Perang Besar menghancurkan Tartarus, banyak tempat menjadi debu, dan banyak peradaban lenyap.

Untuk memperbaiki kerusakan tersebut, Barbelo memutuskan untuk mengorbankan dirinya sendiri, mengubah sejarah dan menghapus ingatannya.

Namun, sebelum dia melakukan itu, dia bertemu dengan Monad dan mengatakan bahwa di masa depan, seorang anak laki-laki berambut pirang akan menemuinya.

Barbelo juga mengatakan kepada Damona untuk menjadi ibunya dan menamai anaknya kelak dengan nama Alioth.

Alioth Castor merupakan anak dari seorang dewi air, pemimpin negeri Tartarus. Seorang pria yang akan menjadi pemimpin di masa depan, tetapi dia tidak tahu bahwa ibunya menyimpan rahasia terbesar di tanah Tartarus. Dia tidak akan memiliki kehidupan yang baik di masa depan.

500 tahun kemudian, Alioth tumbuh menjadi seorang jenius yang tampan, karismatik, dan baik hati, seperti ibunya. Dia juga tumbuh menjadi anak yang intuitif yang dihargai oleh banyak orang dan memiliki imajinasi yang kuat.

Meskipun Alioth tumbuh di lingkungan kerajaan, dia tidak berkepala besar seperti yang diperkirakan orang. Dengan rambut pirang sebahunya, dia bersedia melakukan apa pun yang diperintahkan oleh ibunya.

...****************...

Hari itu, Alioth bersama seorang gadis mengunjungi Pusat Penemuan Tartarus di pusat kota. Gadis cantik itu bernama Sarah, anak dari bangsawan bernama Raguel yang juga merupakan bangsa Angel.

Sarah memiliki rambut hitam pekat panjang sepinggang dengan dua tanduk kecil di dahinya, meskipun Sarah merupakan turunan dari bangsa Underworld tapi Alioth tidak jijik ataupun malu dekat dengannya, hal ini juga yang membuktikan bahwa Alioth memiliki hati yang besar.

Sarah yang juga merupakan teman masa kecilnya selalu merasa malu jika berada dekat dengan Alioth, hal ini dikarenakan bangsa Allogenes sangat jijik dan membenci bangsa Underworld. Banyak orang yang mengatakan hal buruk kepada Sarah tapi Alioth dengan tegas membantah itu semua dan tetap berteman dengannya hingga berabad abad lamanya.

"Hah akhirnya sampai juga! Aku akan membuat mesin terbang yang bernama jetpack agar kita tidak membutuhkan mesin yang bernama pesawat itu lagi, hahaha," ucap Alioth dengan percaya diri.

"Bukankah kau sudah mengatakan itu kemarin? Seingat aku si kau sudah mengatakan soal mesin itu ribuan kali hahaha" kata Sarah mengejeknya.

"Ya karena aku tidak pandai membuat sesuatu, aku hanya bisa menghayal setinggi langit," sahut Alioth

"Kau pasti pandai kok, bangsa Allogenes kan merupakan bangsa paling cerdas di semesta. Sedangkan aku hanya dari bangsa Underworld," sambung Sarah.

"Hey kau bicara apa si! Jangan bicara yang tidak tidak deh, aku tidak suka."

Mereka berdua pun masuk kedalam bangunan yang berbentuk seperti kerang itu. 'Pusat Studi dan Penemuan Tartarus', itu nama tempat yang Alioth dan Sarah kunjungi.

Tempat ini sangat luas, mungkin bisa sampai ribuan hektar luasnya, tempat ini sengaja dibangun oleh Damona untuk keperluan bangsa Tartarus dan bangsa bangsa lainnya yang ada di semesta Centaurus.

Dengan percaya diri, mereka masuk ke dalam 'Pusat Studi dan Penemuan Tartarus'. Mereka pun menemui Miss Astra, yang merupakan resepsionis Pusat Studi.

Setelah menemui Miss Astra, Alioth dan Sarah langsung menuju lab penemuan untuk menciptakan barang barang yang tidak pernah dipikirkan umat Tartarus sebelumnya.

Sayangnya, mereka bertemu dengan Xander dari bangsa Angel, orang yang sangat benci bangsa Underworld keseluruhan. Ia merasa Ayah dari Sarah mengkhianati Bangsa Angel dengan menikah dengan seseorang dari Bangsa Underworld.

"Hey Alioth, kau masih dekat dekat dengan gadis buruk rupa itu hah? Kau tidak ingat? Dia kan keturunan bangsa iblis, Apa kau tidak malu jalan dengan iblis seperti dia?" ucap Xander.

"Xander, bisakah kau menjaga perkataanmu! Kau kan dari Bangsa Angel, harusnya kau malu dengan title 'Kebangsawanan'-mu itu. Kau sama sekali tidak menunjukkan perilaku seorang bangsawan, memalukan," sahut Alioth membentak.

"Aku si hanya mengingatkan tapi kau sama sekali tidak sadar. Berhati hatilah, bisa saja Ia merencanakan sesuatu yang jahat, hahaha," jawab Xander sambil menertawainya.

"Sudah lah Alioth, jangan dipikirkan. Xander memang seperti itu wataknya, dia selalu menganggap kalau aku hanya aib bagi bangsa Angel," kata Sarah dengan wajah yang suram.

"Kau itu bukanlah aib Sarah, aku tidak peduli kau dari bangsa mana selama kau ini teman ku," kata Alioth sambil memeluknya.

Alioth dan Sarah meneruskan proyek buatan mereka yang digadang gadang akan menjadi salah satu penemuan terhebat bagi umat Tartarus, mereka di sana sampai lupa waktu jika hari sudah mulai gelap, Sarah pun kembali ke kota Mictlan.

Kota Mictlan merupakan kota di Negeri Underworld, kota ini dipenuhi makhluk makhluk aneh termasuk para iblis. Kota ini juga dipenuhi oleh api dan lava yang merah menyala, panasnya bisa menyamai panas matahari bahkan lebih, sangat berbanding terbalik dari kota Alcentria ataupun Eden bagi para bangsa Angel.

Alioth remaja pun pulang dengan senang hati karena sudah menyelesaikan proyek nya ini. Dibantu temannya Sarah, Ia tidak sabar menguji cobakan penemuannya, walaupun hati kecilnya takut kalau mesin penemuannya ini gagal total tapi ia merasa lega karena sudah berabad abad lamanya Ia merencanakan penemuannya ini dan akhirnya selesai juga.

Setelah sampai di rumah, Alioth berencana untuk menunjukkan hasil penemuannya kepada ibunya. Namun, Damona sedang berbincang di ruang rapat khusus bersama para Menteri.

Tak Sengaja, Alioth yang polos mendengar sedikit perbincangan ibunya, Ia mendengar kalau semesta mereka sedang diambang kehancuran dan Damona pun tidak tahu harus bagaimana.

Merasa menyesal sudah mendengar percakapan yang rahasia itu, Alioth berlari ke kamarnya dan memikirkannya. Ia tidak tahu harus bagaimana menyikapinya jika sang Ibunda menceritakan ini kepada dirinya langsung, Ia lantas memikirkan dimana dia dan para rakyatnya akan tinggal jika semestanya benar benar hancur berkeping-keping.

Ia pun melihat hasil penemuannya yang ternyata sia sia, "untuk apa aku membuat karya itu kalau semesta ku akan hancur?" pikirnya begitu. Ia pun segera tidur dan melupakan percakapan itu.

Keesokan harinya, Alioth remaja dibangunkan oleh para asisten istana untuk segera sarapan, Ia pun segera turun ke ruang makan dan melihat sang Ibunda terlihat cerah seperti biasanya. Ingin sekali hati kecilnya bertanya soal percakapan kemarin tapi Ia takut, takut kalau Ia mengacau. Ia pun berusaha melupakannya tapi tidak bisa, Damona rupanya mengetahui sesuatu dari sikap yang ditunjukkan Alioth.

"Alioth, kamu kenapa sayang? Ibunda perhatikan kamu dari tadi murung begitu. Sini ceritakan semuanya," ucap Damona.

"Ah.. tidak ada apa-apa kok Ibunda, Alioth hanya memikirkan mesin yang Alioth buat kemarin bersama Sarah mau diapakan," jawabnya mengelak.

"Oh mesin penemuan mu sudah selesai? Ibunda boleh liat kan? Nanti kita coba di luar ya bersama Sarah," balas Damona.

"Baik Ibunda," sahut Alioth.

Beruntung Damona tidak mengetahui apa yang dipikirkan Alioth, ia juga berencana mencoba penemuannya dan berharap tidak mengalami masalah yang fatal.

Selesai sarapan, Alioth kembali ke kamarnya untuk segera membersihkan tubuhnya dan bersiap siap, tak lupa Alioth juga menghubungi Sarah untuk menemuinya di suatu tempat.

Siang harinya, cuaca panas tak seperti biasanya," ini kah tanda tanda semesta Alioth akan hancur? Mungkin ini karena Centaurus memiliki dua bintang paling terang yaitu Alpha Centauri dan Beta Centauri", pikir Alioth.

Sekitar pukul 11 siang waktu Tartarus, Sarah bersama Ayahnya Raguel datang menemui Alioth di halaman dekat Pusat Studi dan Penemuan Tartarus. Alioth masih menunjukkan wajah yang murung namun Sarah mencoba membuatnya cerah kembali.

"Alioth, aku perhatikan wajahmu murung dari tadi. Kenapa? Ayo kita coba alatmu ini," kata Sarah menghampirinya.

"Ah iya, aku hanya memikirkan jika alat ini gagal total. Pasti sangat memalukkan," hahut Alioth.

"Kau ini bicara apa si? Ayo, aku yakin alatmu pasti menakjubkan."

"Iya, ayo coba di sebelah sana."

Alioth remaja pun berlari kecil menghampiri Sarah yang sudah membawa mesin penemuannya, Alioth tanpa sadar melihat ke arah sang Ibunda yang sedang berbincang kepada Ayahnya Sarah.

Terlihat dengan jelas raut kaget dari wajah Raguel, Ayah dari Sarah. Ia pun penasaran apa yang diperbincangkan oleh sang Ibunda namun perhatiannya teralihkan ketika Sarah memanggilnya dari kejauhan, Ia pun melupakan sang Ibunda sementara dan meneruskan percobaan pada penemuannya itu.

The Birth of New Star

Alioth dan Sarah meneruskan percobaan mesin yang mereka buat kemarin. Terlihat dari kejauhan, Damona Castor dan Tuan Raguel bangsawan dari Bangsa Angel sedang membicarakan sesuatu yang penting.

Alioth ternyata menyadari ekspresi yang ditunjukkan Tuan Raguel, ia terlihat terkejut dengan perkataan Damona, "apa Ibunda sedang membahas soal itu?" Pikir Alioth. Pikirannya pun buyar setelah Sarah memanggil namanya dari bawah, Alioth sudah berada di atas gedung itu sejak tadi.

Alioth remaja bersiap untuk melompat dari gedung itu, jatungnya berdebar hebat, bagaimana kalau Ia jatuh? Bagaimana kalau mesinnya tidak bekerja? Terdengar dari bawah

Sarah memanggil namanya, suara yang jauh bergema di telinga Alioth.

Alioth pun melompat dan dengan cepat Ia menarik tuas yang di sisi kanannya, Ia berteriak sekencang kencangnya hingga Damona menyadari teriakannya itu.

"ALIOTH!!!" Teriak Damona.

Mesinnya mengeluarkan suara kencang yang membuat Alioth ketakutan. Namun, mesin itu tiba tiba mengeluarkan asap dan tubuhnya terangkat ke angkasa. Mesin itu bekerja sesuai dengan ekspektasi Alioth. Alioth yang sekarang yang berada di angkasa pun terlihat gembira, tubuhnya memutar mutar dengan bebas di atas sana.

Namun, ia tidak tahu jika Damona mengkhawatirkannya. Setelah puas menjelajah angkasa, Alioth pun turun dengan hati yang senang, ia berlari kearah Sarah dan berterima kasih kepadanya.

Damona dari kejauhan berlari kearah Alioth dan memeluknya, ia merasa bangga sekaligus takut kehilangan putra berharganya.

Hari yang panjang bagi Alioth, ia telah menyelesaikan proyek yang lama ia kerjakan dan rencanakan.

Selama berabad abad lamanya, Alioth hanya bisa memimpikan sesuatu yang bisa membuat ia terbang dengan bebas tanpa memerlukan mesin transportasi bernama Pesawat karena menurutnya menaiki pesawat rasanya berbeda dengan terbang bebas di angkasa.

Ia pun pulang dengan hati yang senang dan juga lega, Damona lalu memerintahkan pengawalnya untuk membawa mesin Alioth untuk di cek keamanannya di Pusat Studi dan Penemuan Tartarus dan segera diproduksi secara massal, karena ini merupakan penemuan paling berharga bagi bangsa Tartarus.

Setelah sampai di Istana yang megah, Alioth bergegas menuju kamarnya sedangkan Damona merencanakan perjalanan menuju kota Eden, kota bagi para bangsa Angel, Alioth sendiri tidak mengetahui jika Ibunya ingin pergi kesana.

Dikamarnya, Alioth masih memikirkan soal yang kemarin, batinnya lalu mengatakan apa itu semua itu benar? Apa yang dikatakan Ibunda itu benar? Memikirkannya saja sudah membuat tubuh Alioth gemetar.

Alioth pun memutuskan untuk menyingkirkan pikiran itu sejenak dan merebahkan tubuh nya di kasur, Alioth tiba tiba mendapat pesan singkat dari Sarah yang mengatakan kalau Ia beserta sang Ayah akan melakukan perjalanan ke Kota Eden, Alioth pun terkejut karena Ia tidak mengetahui hal ini sama sekali. Alioth lantas menuju ke bawah untuk menanyakan hal ini ke Damona.

Namun sayangnya, Damona tidak ada di kamarnya, ia sedang pergi bersama para Menteri untuk memeriksa sesuatu. Alioth terlihat menjadi murung, para pembantu istana mencoba untuk membuatnya riang kembali dengan membuatkannya makanan kesukaannya yaitu Gebretanes fleisch mit saurkraut dan Alioth pun merasa senang dengan perhatian yang diberikan oleh pembantu istana.

Setelah selesai menyantap makanan, Alioth kembali ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk. Ia juga membalas pesan dari Sarah dan mengatakan mungkin ia tidak akan ikut ke kota Eden bersama Ibunya. Alioth lantas tertidur pulas hingga hari menjelang malam.

Malam harinya, Alioth dibangunkan dengan suara keras yang membuat semua masyarakat Tartarus keluar dari rumahnya dan bertanya tanya. Alioth segera turun ke bawah dan menemui Ibunya. namun sayangnya, Damona pun tidak mengetahui darimana asal suara tersebut. Suara kencang seperti seseorang mendetumkan drum besar secara bersamaan.

Alioth mulai menyadari kalau suara itu berasal dari bawah kota, ia tidak tau apa yang ada disana, yang ia tahu disana ada kota bagi bangsa Underworld yaitu Kota Mictlan. Setelah berapa lama, suara itu pun berhenti dan Alioth bersama Damona kembali masuk ke dalam istana, ia juga menanyakan tentang perjalanan Ibunya ke kota Eden.

"Ibunda, apa benar Ibunda akan melakukan perjalanan ke kota Eden?" tanya Alioth penasaran.

"Iya itu benar, Ibunda ada urusan sedikit di sana. Kenapa Alioth tanya seperti itu?" kata Nyonya Damona membenarkan.

"Apa Alioth boleh pergi bersama Ibunda ke kota Eden? Sarah mengirim pesan kepada ku jika ia akan pergi ke kota Eden bersama Tuan Raguel" kata Alioth menjelaskan.

"Kalau Sarah akan ikut... baiklah, Alioth bisa ikut bersama Ibunda ke kota Eden. Kita akan melakukan perjalanan dalam 2 hari ya" kata Nyonya Damona.

"Baik Ibunda" kata Alioth.

Hati Alioth pun merasa senang, wajahnya menjadi ceria lagi seperti biasa tapi tidak dengan Ibunya. Damona masih memikirkan semestanya yang sedang sekarat itu, ia juga memikirkan buah hatinya Alioth.

Batin Damona tiba-tiba mengatakan, bagaimana jika Alioth mengetahui hal ini lebih awal dari yang saya pikirkan? Bagaimapun juga, Alioth pasti akan mengetahui soal ini. Di kamarnya, Alioth mengirim pesan ke Sarah bahwa ia diizinkan untuk ikut pergi ke kota Eden.

Sarah pun menjawabnya dengan cepat dan mengatakan kalau mereka akan bertemu nanti disana. Alioth pun merebahkan tubuhnya di kasur sambil berangan-angan seperti apa gambaran kota Eden sekarang, karena sudah lama ia tak bertemu dengan bangsa Angel dan sang 'pencipta', Alioth memutuskan untuk tidur sejenak sambil menunggu pagi tiba.

Pagi harinya, Alioth dibangunkan oleh asisten asisten istana, mereka juga mengatakan jika Damona pergi keluar sebentar seorang diri. Alioth pun bergegas bangun, ia lantas turun kebawah dan menghampiri Ibunya yang tengah berdiri di sisi taman.

"Ah, Alioth sayang ada apa kamu menghampiri Ibunda?" kata Nyonya Damona terkejut.

"Tidak ada apa apa kok Ibunda. Namun Alioth perhatikan, Ibunda terlihat sangat lelah sekali belakang ini" cetus Alioth spontan.

"Ah iya, banyak sekali urusan kenegaraan yang harus Ibunda urus belakangan ini. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan Ibunda ya, Ibunda baik baik saja" kata Damona.

Alioth pun tiba tiba memeluk Ibunda dan segera berlari ke dalam istana untuk sarapan, Alioth masih mengkhawatirkan Nyonya Damona walaupun beliau mengatakan bahwa ia akan baik baik saja.

Di dalam ruang makan, Alioth dibuatkan pancake yang lezat oleh para pembantu istana tapi ia tidak langsung menyantapnya melainkan menunggu Ibunya kembali.

"Ada apa tuan muda? Apa pancake ini tidak enak?" tanya salah satu pembantu istana.

"Ah bukan, pancake ini pasti rasanya enak tapi Alioth hanya sedang menunggu Ibunda kembali saja" jawab Alioth dengan tegas.

"Apa perlu kami memanggilkan Nyonya Damona untuk kesini, tuan muda?" tanya mereka dengan serentak.

"Tidak usah, biarkan saja Ibunda sedang menikmati jalan jalan santainya" jawab Alioth.

"Baiklah kalau begitu, kita akan kembali ke dapur. Kalo tuan muda ingin sesuatu, bunyikan saja lonceng yang ada di meja ya" sahut seorang pembantu istana.

Para pembantu istana terlihat kembali ke dapur untuk memasak makan siang, Alioth masih seorang diri duduk di meja makan yang panjang itu.

Tak berapa lama, Damona masuk ke ruang makan dan segera duduk di samping Alioth. Alioth pun segera menyantap pancakenya itu dengan lahap, Nyonya Damona juga terlihat sedang menikmati sarapannya.

Keheningan terjadi diantara Alioth dan Damona, Alioth merasa sangat canggung berada di dekat sang Ibunya, ia sama sekali tidak bisa berkata apa apa.

Alioth pun segera menghabiskan sarapannya dan lekas meninggalkan Damona sendirian di ruang makan. Alioth berlari menuju kamarnya dan segera menghubungi Sarah.

"Sarah, apa kita bisa bertemu hari ini?" kata Alioth dengan suara yang gugup.

"Bisa, ada masalah apa Alioth? Tumben sekali kamu menghubungiku pagi pagi" jawab Sarah.

"Tidak... tidak ada masalah apa apa kok, ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Kalau begitu kita bertemu di taman kota Alcentria saja ya" kata Alioth menjelaskan.

"Baiklah Alioth, kita akan bertemu disana. Dah!" sahut Sarah sambil menutup teleponnya.

Alioth pun bergegas menuju ke kamar mandi dan melepas pakaiannya, ia lantas menghidupkan pancuran air dan air dingin jatuh ke kulit putihnya. Terlihat otot samar-samarnya dengan jelas. Tidak seperti Xander yang memiliki otot yang besar, Alioth hanya memiliki otot yang samar-samar.

Alioth juga menggosokkan sabun ke seluruh tubuhnya dan segera membilasnya. Setelah selesai ia langsung memakai pakaiannya, tak lupa ia juga memakai jaket coklatnya yang selalu ia kenakan. Alioth pun dengan cepat mengeringkan rambut pirang panjangnya dan mengepangnya, setelahnya ia menuju kebawah dan berpamitan kepada Ibunya.

Alioth berjalan kaki menuju Taman Kota Alcentria sambil memainkan ponselnya yang canggih.

Selama perjalanan, banyak mata yang tertuju pada Alioth, banyak juga yang menunjukkan raut keheranan tapi Alioth hanya tersenyum dan tidak terlalu memperdulikan sekitarnya.

Sesampainya di Taman Kota, Alioth langsung duduk di bangku yang berada di pojok taman, ia juga mengirim Sarah pesan jika ia sudah sampai. Tak berapa lama menunggu, Sarah mengejutkan Alioth dari belakang, terlihat tawa manis dari bibir kecilnya.

"Jadi Alioth, apa yang kau ingin bicarakan?" tanya Sarah singkat.

"Besok kita akan melakukan perjalanan menuju kota Eden, apa kau tidak penasaran dengan hal yang akan diperbicangkan nanti?" tanya Alioth menyahuti Sarah.

"Hmm... Tidak, tidak sama sekali. Memangnya kenapa?" tanya Sarah lagi.

"Kudengar Ibunda akan membicarakan sesuatu yang penting nanti, makanya aku penasaran. Apa Nyonya Eresh akan ikut ke kota Eden?" kata Alioth menjelaskan.

"Sepertinya tidak, Ibu sama sekali tidak tertarik dengan kehidupan bangsa Allogenes ataupun bangsa Angel. Beliau lebih suka mengurus bangsanya sendiri" kata Sarah dengan wajah yang sedih.

Mereka berdua pun meneruskan perbincangannya di taman yang indah itu. Alcentria adalah pusat kota bagi negeri Tartarus, dengan rerumputan yang keunguan dan langit yang berwarna merah muda, tempat ini bagaikan surga bagi seluruh makhluk hidup.

Banyak tumbuhan dan hewan yang tidak bisa ditemui di semesta manapun, hanya ada di sini saja. Selama mereka mengobrol, banyak orang yang menunjukkan raut jijik terhadap Sarah, Alioth pun menyadarinya dan melihat jika Sarah sangat terganggu dengan hal itu.

Alioth dengan cepat menarik tangan Sarah dan mengajaknya ke suatu tempat, tempat yang dimaksud adalah Pusat Studi dan Penemuan Tartarus, tempat dimana semua orang bisa berkumpul dan belajar. Namun sayangnya, mereka bertemu dengan Xander disana.

"Oh Alioth, sudah lama kita tidak bertemu. Kau masih saja berdua dengan makhluk ini hah?" kata Xander dari kejauhan.

"Dan Sarah, kudengar ayahmu akan mengujungi kota Eden besok. Kuharap kau tidak usah pergi bersama ayahmu, karena kau ini adalah aib bagi bangsa kami" sambung Xander mengejek.

"Sudah cukup, Xander! Bisakah kau berhenti mengatakan hal semacam itu?" kata Alioth dengan perasaan kesal.

"Sudah lah, Alioth. Aku lebih baik pulang saja, terima kasih sudah mengajakku jalan jalan di taman hari ini. Dan mungkin Xander benar, tidak seharusnya aku ikut ke kota Eden besok" kata Sarah sambil berjalan keluar.

"Sa-Sarah, Tunggu!" kata Alioth mengejar Sarah.

Alioth pun mengejar Sarah yang sudah keluar dari tadi, terdengar suara tawa dari Xander di belakangnya tapi Alioth tidak memperdulikannya.

Alioth pun memutuskan untuk mengantarkan Sarah menuju 'Gate of Dusk' yang berada di ujung barat kota Alcentria, gerbang ini yang menghubungkan antara kota Mictlan dan kota Alcentria.

Gerbang yang memiliki tinggi 30 kaki dan diameter 20 kaki dibangun oleh Nyonya Eresh, Ratu sekaligus Pemimpin bangsa Underworld lebih dari 10,000 tahun silam. Alioth pun terlihat berpamitan dengan Sarah yang mulai mengijakan kakinya menuju Gate of Dusk.

"Kau yakin tidak akan ikut ke kota Eden bersama ayahmu?" kata Alioth.

"Aku... akan aku pikirkan, Alioth. Masih ada 12 jam sampai esok hari kok" sahut Sarah sambil tertawa kecil.

Alioth bergegas untuk pulang karena hari sudah sore, ia berjalan seorang diri di tengah padang rumput yang bewarna keunguan. Banyak bintang yang sudah bermunculan walaupun langit masih terang, Alioth pun menghela nafas sambil melihat bintang bintang itu.

Ia masih memikirkan perkataan Xander tadi, perkataannya itu tetap saja menyakitkan bagi siapapun yang mendengarnya. Setelah lama berjalan, hari sudah mulai gelap, banyak bintang-bintang bermunculan di angkasa. Ia tiba tiba mengingat percakapan antara Damona dan para Menteri waktu itu.

Setelah sampai istana, Alioth langsung bergegas menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur. Ia dikejutkan dengan kedatangan Damona yang memanggilnya untuk makan malam, Alioth lekas bangun dari tempat tidurnya dan menuju kebawah bersama-sama.

Garden of Eden

Pagi harinya, Alioth dibangunkan oleh asisten istana yang sudah menyiapkan pakaian berupa jas dan celana hitam untuk perjalanan ke kota Eden, ia pun bergegas bangun dari tempat tidurnya dan segera menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi, Alioth langsung mengirim pesan kepada Sarah menyanyakan apa ia akan ikut ke kota Eden siang nanti tapi belum sempat terjawab, para pembantu istana sudah memanggil namanya untuk sarapan. 

Alioth bergegas turun kebawah dan melihat Damona sudah menunggunya, ada perasaan gugup dibenaknya mengingat Nyonya Damona akan membicarakan sesuatu yang penting nanti di kota Eden.

Suasana ruangan seketika menjadi canggung, tidak ada dari Alioth atau Damona membuka obrolan, mereka hanya fokus pada sarapannya masing masing. Waktu terasa sangat lambat bagi Alioth, ia belum juga menghabiskan sarapannya yang biasanya ia habiskan dalam waktu yang relatif cepat.

"Alioth, segera habiskan sarapanmu. Kita akan berangkat dalam 1 jam, bersiap-siaplah" kata Nyonya Damona yang bergegas keluar ruangan.

"Baiklah Ibunda" sahut Alioth.

Alioth pun segera menghabiskan sarapannya dengan cepat, ia juga memanggil para pembantu istana untuk membereskan piring kotor yang berada diatas meja. Alioth berlari ke kamarnya dan segera melihat balasan dari Sarah, tapi sayang, Alioth belum mendapat pesan masuk satupun.

Alioth merebahkan tubuhnya di kasur sambil menunggu waktu. 30 menit kemudian, ia dikejutkan dengan suara Damona yang memanggilnya dari bawah, Alioth lantas memakai jas dan celana hitam panjang yang sudah disiapkan dari tadi. 

Alioth tampak kesusahan memakai jas hitam nya itu dan lantas memanggil asisten istana untuk membantunya, ia juga langsung memakai dasi panjang yang senada dengan warna jas nya.

Setelah memakai jas dan celana panjangnya, Alioth bergegas turun ke bawah dan menemui Damona. Nampak jelas aura kebangsawanan yang dipancarkan oleh Alioth, semua orang tampak terkesima dengan penampilannya yang rapih dan gagah itu.

Alioth beserta Damona berjalan keluar istana yang sudah disambut oleh pengawal berkuda di luar, terlihat banyak orang yang menyaksikan sambutan ini dari luar istana, Alioth pun merasa gugup dengan perjalanan pertamanya dalam 250 tahun ke kota Eden. Damona bergegas menaiki kereta kudanya yang disusul oleh Alioth di belakangnya karena hari sudah siang. 

Kereta kudanya pun berjalan menyusuri setiap sudut kota, banyak orang yang melihat iring-iringan itu, mata mereka tertuju pada pemimpin negeri yang cantik jelita. Alioth terkesima melihat kota Alcentria yang megah dari dalam kereta kuda, matanya berbinar-binar seolah tidak percaya kalau ia beserta rakyatnya tinggal di kota ini.

Perjalanannya pun berlanjut, kereta kuda yang ditunggangi Damona dan Alioth berlari dengan cepat dan sekarang sudah melewati batas luar kota Alcentria dan menuju kota Eden. Alioth yang masih menunggu balasan pesan dari Sarah, tiba tiba Alioth mendapatkan telepon darinya, Alioth seketika terkejut dan langsung mengangkatnya.

"Sarah, kenapa kau tidak membalas pesanku? Kau tidak ikut ayahmu, bukan?" kata Alioth dengan perasaan sedih.

"Lihatlah keluar jendela, Alioth" kata Sarah sambil tertawa kecil.

Alioth pun melihat keluar dan terlihat Sarah sedang tersenyum manis kearahnya, raut wajah Alioth seketika berubah menjadi cerah kembali, Alioth juga melihat Tuan Raguel di samping Sarah yang juga tersenyum kearahnya.

Mereka meneruskan perbicangannya lewat telepon sambil menghilangkan kebosanan karena perjalanan yang jauh. Kereta kuda yang mereka tunggangi melewati beberapa daerah seperti Padang Pasir yang luas dan diakhiri dengan Ladang Rumput yang hijau, mereka juga melewati dua dari lima sungai yang mengarungi negeri Tartarus, salah satunya adalah sungai Akheron. 

Setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang, kereta kuda yang Damona dan Alioth tunggangi pun berhenti. Terlihat gerbang putih yang megah menjulang tinggi ke angkasa, gerbang ini juga disebut dengan 'Gate of Dawn'.

Gerbang ini memiliki tinggi 60 kaki dengan dimensi 30 kaki yang dibangun oleh Raja Adam dan Ratu Eve untuk menyambut bangsa-bangsa dari seluruh penjuru negeri Tartarus. Setelah Gate of Dawn, terdapat juga tangga yang terbuat dari kaca menjulang tinggi menuju kota Eden.

Kota Eden adalah kota diatas awan, kota ini berada di tanah yang mengapung diatas langit, terdapat empat buah rantai yang besar di empat sisinya untuk menahan agar tidak runtuh atau jatuh.

Kota megah ini tidak seperti kota Alcentria yang memiliki banyak gedung pencakar langit, kota Eden memiliki bangunan beratapkan kubah bergaya Romania kuno, banyak juga pilar pilar raksasa menjulang tinggi ke angkasa. Di tengah kota terdapat kastil besar yang membuat Alioth terpukau seketika, terlihat juga air terjun yang menjatuhi sisi kota Eden yang membuat kota ini layak disebut sebagai surga.

Alioth dikejutkan dengan suara Damona yang sudah menunggunya di luar kereta kudanya. Ia lantas beranjak keluar dan langsung terkesima dengan keindahan kota Eden. Alioth melangkahkan kakinya menaiki anak tangga yang terbuat dari permata dan kaca, matanya yang bewarna kebiruan berbinar-binar melihat betapa indahnya kota ini, semua tampak berbeda dan tidak seperti apa yang dia ingat dulu.

Setelah menaiki anak tangga yang cukup tinggi, Alioth akhirnya menginjakkan kaki di kota Eden, kota yang dibanggakan oleh bangsa Angel. Para tamu termasuk Alioth disambut oleh Zeus dan Hera, Damona dan Raguel langsung menghampiri dan berkecup pipi dengannya.

Zeus bergegas memanggil kereta kuda yang sudah ia siapkan untuk membawa para tamu ke kastil besar di tengah kota, Alioth pun menggadeng tangan Sarah dan mengajaknya untuk duduk bersama. 

Mereka semua diajak berkeliling kota Eden terlebih dahulu sebelum menuju kastil milik Ratu Eve dan Raja Adam. Banyak terlihat anak anak berlarian di setiap sudut kota, ada juga yang sedang melatih sayap sayap kecilnya untuk bisa terbang di angkasa.

Alioth merasa iri dengan anak anak itu, bisa terbang bebas tanpa menggunakan alat apapun. Alioth lagi lagi dikejutkan oleh suara yang kali ini berasal dari Sarah, ia memanggil Alioth karena menyadari jika Alioth sedang dalam kondisi yang tidak baik.

Mereka pun mengobrol sambil tertawa ria di dalam kereta kuda. Namun, Alioth menyadari jika banyak tatapan sinis yang ditunjukkan kepada Sarah, tapi Sarah tidak memperdulikan hal itu sama sekali.

Setelah puas berkeliling kota, mereka semua diarahkan menuju kastil yang besar itu. Perjalanannya cukup memakan waktu sehingga Alioth merasa bosan, beruntung Alioth mengajak Sarah untuk duduk bersama, mereka pun meneruskan obrolannya yang tadi sempat tertunda.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama karena suatu hal, akhirnya para tamu beserta Alioth menginjakkan kakinya di kastil yang megah nan besar ini, badan Alioth terasa lelah karena perjalanan yang jauh dari kota Alcentria ke kota Eden.

Mereka semua disambut langsung oleh Raja Adam dan Ratu Eve, sang 'pencipta' negeri Tartarus. Alioth pun melihat Xander yang sedang berdiri tegap bersama saudara-saudarinya untuk menyambut para tamu, Alioth tidak mengatakan apa apa kepadanya atau memanggilnya. Namun sayangnya, Xander menyadari kedatangan Alioth dan Sarah, ia pun langsung menghampiri mereka berdua.

"Sarah, kukira sudah aku peringatkan padamu untuk tidak ikut bersama Ayahmu kesini. Kota ini kota yang suci, sekarang jadi kotor karena ulahmu" kata Xander sambil menunjukkan raut wajah yang jijik.

"Alexander Castellanos! Kau tidak boleh berbicara seperti itu, mereka ini adalah tamu kehormatan kita. Meminta maaf lah kepada Sarah dan berjanjilah untuk tidak berkata seperti itu kepada orang lain" bentak Dewi Hera.

"Ba-Baiklah Bunda. Aku minta maaf Sarah karena ucapanku barusan" ucapnya sambil menunjukkan raut wajah yang kesal.

"Kembalilah bersama saudara-saudarimu disana" kata Hera memberi perintah.

"Saya sungguh meminta maaf atas perlakuan Alexander barusan, saya tidak tahu kenapa Alexander bisa mengatakan hal demikian kepada Sarah. Ucapkan juga permohonan maaf ini pada Ayahmu ya, Sarah" ucap Dewi Hera.

"Ah Tidak usah repot repot yang mulia, saya sangat mengerti kenapa Xander mengatakan hal itu" kata Sarah sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak, Tidak. Ucapan Alexander itu sangat menyakitkan, kau ini adalah tamu kemorhatan kami. Kau akan selalu diterima di negeri yang indah ini, Sarah, bagaimanapun juga kau masih memiliki darah bangswan dalam dirimu" sahut Hera sambil membungkukkan badannya.

Setelah meminta maaf kepada Sarah, Hera meminta izin kepada Alioth dan Sarah untuk pergi meninggalkan mereka berdua. Alioth dan Sarah harus berpisah disini karena mereka menempati kamar yang berbeda, Alioth dan Damona diantarkan ke kamar tamu yang berada di lantai 2 dan Sarah beserta Tuan Raguel di lantai 3.

Alioth lantas menyusul Ibunya yang sudah pergi terlebih dahulu. Alioth dengan cepat membuka pintu yang besar dan melihat kamar yang megah dan luas. Ini lebih luas dari kamar Alioth di istananya, terlihat pernak pernik permata dan berlian menghiasi langit langit ruangan. 

Dindingnya dilapisi dengan emas, lantainya berlapiskan berlian, tempat ini benar benar seperti surga. Alioth bergegas menuju kamar mandi untuk melihat apa saja dalamnya dan benar saja dugaan Alioth, terdapat bathtub berukuran sangat besar dan pancuran air di langit-langitnya.

Berasa hidup dalam mimpi, ini impian terbesar Alioth seumur hidup untuk merasakan seperti apa tinggal di negeri para bangsa Angel dan hari ini ia sudah merasakannya walaupun hanya untuk beberapa hari saja. Alioth pun kembali ke kamar tamu dan merebehkan tubuhnya di kasur yang sangat empuk.

Malam harinya, Alioth dibangunkan oleh Sarah yang sedang mengunjungi kamarnya, Alioth terkejut melihatnya yang sudah berpakaian rapih mengenakan dress panjang berwarna biru tua. Alioth langsung bangun dari tempat tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi, Sarah yang melihat tingkah Alioth hanya bisa menertawainya.

Sarah bergegas keluar ruangan dan mengatakan kepada Alioth untuk pergi ke ruang makan kerajaan jika sudah selesai, Alioth hanya mengatakan 'iya' dengan kencang. Alioth dengan cepat lekas mandi dan bersiap siap untuk makan malam bersama para tamu kehormatan, langkahnya menjadi terburu buru.

Setelah selesai mandi dan memakai jas yang tadi ia kenakan, Alioth bergegas turun ke bawah dan mencari dimana ruang makannya berada. Namun sayangnya Alioth bertabrakan dengan Xander yang membuat mereka terjatuh, Xander terlihat sangat kesal dengan Alioth. Beruntung Sarah segera menghampirinya dan mereka berdua pergi ke sana bersama-sama.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!