" Sayang, jangan keluar dari sini apapun yang terjadi. Kamu mengerti kan ?? " ucap seorang wanita cantik pada anak kecil berusia 3 tahun.
Wanita itu tampak begitu cantik dengan menggunakan gaun tidurnya yang berwarna putih. Berniat untuk menyambut kedatangan suaminya yang baru akan kembali dari luar kota, namun kejadian yang sangat tidak disangka telah terjadi lebih dulu.
Entah apa yang sebenarnya terjadi di lantai bawah. Namun, suara tembakan begitu menggelegar ditelinganya. Hingga kini wanita itu berlari keluar dari kamarnya dan sekarang telah berada dikamar putranya.
Mendekap erat tubuh bocah tersebut yang tampak ketakutan. Saat ini dirinya telah hamil empat bulan dan itu sungguh membuatnya merasa takut. Takut jika akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena sang suami begitu sangat menjaga dirinya dan juga sang bayi.
" Sayang, jangan berisik yah " tuturnya
Kini keduanya telah berada di dalam lemari pakaian milik putranya. Bersembunyi di dalam sana dengan perasaan was-was dan juga takut.
" Mami, sebenarnya ada apa ?? " Tanya bocah itu padanya
Namun, bukannya menjawab. Wanita itu hanya meletakkan jari telunjuknya diatas bibir tipisnya.
Mendekap semakin erat tubuh mungil putranya Ketika mendengar suara derap langkah kaki yang semakin mendekat.
Bahkan saat ini jantungnya sedang berdegup kencang. Keringat dingin telah membasahi keningnya. Wanita itu berbisik lirih dalam hati. Mengharapkan seseorang akan datang menolongnya.
Namun, sepertinya takdir telah berkata lain. Kini suara derap langkah kaki sudah tidak terdengar lagi. Wanita itu tampak menghembuskan nafasnya.
Bbrrraaakkkk
Kini pintu lemarinya telah terbuka lebar. Kedua bola mata mereka seketika itu melotot. Menjingkat kaget ketika persembunyiannya telah diketahui oleh orang tersebut.
Tanpa banyak bicara orang yang memakai pakaian serba hitam itu segera menarik tangan wanita cantik itu agar keluar dari sana.
" Mami " panggil bocah laki-laki itu dengan menatap takut.
" Tutup matamu, sayang. " tuturnya dengan gemetaran karena merasa takut
" Jangan banyak bicara !! " bentak orang berpakaian hitam tersebut
" Katakan dimana Edgar menyimpan berkas-berkas penting miliknya " Bentaknya lagi
Wanita itu menggeleng pelan. Tanpa ragu orang itu menarik rambut panjangnya. Sehingga membuat wanita itu mengadu pelan.
" Katakan, Dimana ?? " bentaknya lagi
" Aku tidak tahu " jawabnya pelan sembari menahan sakit di kepalanya karena orang itu semakin memperkuat tarikannya pada rambut panjangnya.
Dengan kasar orang berpakaian hitam itu menarik rambutnya dengan melangkah keluar dari kamar itu.
Bocah lelaki itu tampak gemetaran karena begitu takut melihat maminya diberlakukan seperti itu. Perlahan dia bangkit dari posisinya. Melangkah kecil untuk mengikuti langkah orang itu yang sedang membawa pergi maminya.
Kini bocah itu tepat berada diambang pintu dengan masih gemetaran. Mencoba untuk menahan rasa takutnya ketika melihat maminya yang kini telah ditodong pistol di kepalanya.
" Katakan dimana Edgar menyembunyikannya ?? " Bentaknya lagi dengan menodongkan pistol di kepalanya.
Kini keduanya telah berada dipinggiran tembok pembatas dilantai atas. Dengan tubuh wanita itu yang menempel tepat disisi pinggiran pembatas tersebut. Tubuhnya yang gemetaran terlihat begitu ketara, namun sebisa mungkin dia memberanikan diri untuk menggeleng.
Pasalnya memang dia benar-benar tidak mengetahui apapun urusan suaminya itu. Apalagi mengetahui tempat dimana sang suami meletakkan berkas-berkas pentingnya. Wanita itu sungguh tidak tahu apapun.
" Katakan, dimana Edgar menyembunyikannya ?? " bentaknya lagi untuk kesekian kalinya
" A-ku sung-guh tidak tahu. " Ucapnya
Tiba-tiba saja dua orang lainnya yang juga berpakaian serba hitam menghampiri mereka Dari arah samping.
" Tuan, saya menemui sesuatu di sana " ucap salah satu dari mereka
" Dimana ?? " Tanyanya
" Disana, diruangan itu " jawabnya dengan menunjuk kearah sebuah pintu yang ada di ujung.
" Cantik sekali wanita ini " Ucap salah satunya
" Dia sedang hamil. Aku tidak selera untuk melakukannya dengan wanita yang sedang hamil " Sahut seseorang yang tadi mereka panggil dengan sebutan tuan.
Kemudian tanpa ragu lelaki itu menghempaskan tangannya. Mendorong dengan sekali gerakan telah berhasil membuat wanita cantik itu terjatuh.
" Aaaaaaaarrhhhhhh "
***
" Jaaanngggaaaaannnnnn "
hosh hosh hosh hosh
Queen terbangun dari tidurnya. Mengusap wajahnya yang penuh dengan keringat dingin. Mengusap wajahnya mengarah kebelakang dengan merapikan rambutnya yang tampak berantakan.
" Hhuuuhhhft.. "
" Mimpi ini lagi. Sebenarnya apa yang terjadi ?? Aku sungguh merasa penasaran " gumamnya sendiri
Kini dengan cepat queen meraih botol minuman yang ada diatas nakas. Meneguk air yang ada didalamnya hingga hampir habis.
Kemudian dia melirik kearah jam dinding yang ada dikamarnya.
Pukul 2 dini hari. Masih pagi buta
Dengan segera dia kembali merebahkan tubuhnya. Mencoba untuk kembali memulai tidurnya dengan baik. Namun beberapa menit berlalu dan dirinya masih belum merasakan kantuk.
" Sebaiknya aku makan saja. Siapa tahu setelah makan aku akan bisa tidur dengan nyenyak "
Kini Perlahan dia turun dari tempat tidurnya. Melangkah perlahan untuk keluar dari kamarnya. Menuju kearah dapur karena ingin mengambil makanan.
***
Queen melangkah perlahan menuju dapur. Namun, bibirnya seketika itu melengkung kala maniknya menangkap sosok lelaki tampan dan gagah sedang memasak sesuatu.
" Kak " panggil queen dengan melingkarkan tangannya diperut sixpack lelaki itu
" Astaga, kamu mengagetkan saja " Ucap Rafa dengan mengelus dada
" Ada apa ?? Kenapa jam segini udah bangun ?? " tanyanya
Queen tersenyum tipis.
" Queen laper. Kakak lagi masak apa ?? Boleh minta dikit gak ?? " tanyanya
Rafa mengangguk kecil. Kini hot daddy itu segera mematikan kompornya. Karena masakan yang dia buat telah matang.
" Ambil piring, gih " titahnya
Dengan cepat queen melangkah untuk meraih piring di dalam almari.
" Ini, kak "
Rafa segera membagi masakan yang baru saja dimasaknya menjadi dua bagian. Namun milik queen terlihat lebih sedikit dari miliknya.
" Heeeemm.. Dari baunya, sepertinya ini enak " Gumam queen yang saat ini telah duduk di depan meja makan.
" Lho, kak. Itu buat kakak bukan sih ?? " Tanya queen yang saat ini menatap bingung kearah kakaknya.
" Ini untuk bumil. Sudah kakak balik ke kamar dulu. Bumil sedang nungguin, kakak " ucapnya seraya melangkah pergi dari sana.
Queen tertawa kecil menanggapinya. Pasalnya memang saat ini Feli telah hamil anak keduanya. Masa kehamilan anak pertamanya tidak begitu suka makan seperti kehamilan anak keduanya.
Queen bersyukur sekali walaupun kedua orangtuanya telah tiada. Namun, kasih sayang dari kakaknya tidak pernah pudar sama sekali. Walaupun kini, mereka sudah menikah bahkan telah memiliki anak.
Kini queen sedang asyik mengunyah nasi goreng buatan kakaknya tadi. Sungguh enak sekali. Pasalnya lelaki tampan itu sekarang telah mengambil les memasak.
Hal itu sempat membuat Alva dan queen tertawa terbahak ketika tahu. Namun, Rafa sama sekali tidak memperdulikannya. Karena yang lebih penting adalah membuat anak dan istrinya selalu aman dan nyaman.
" Semoga saja pihak perusahaan akan menerimaku sebagai model inti. Aah.. Sudah tidak sabar untuk menantikan kabarnya "
Tbc.
Jangan lupa kasih like dan votenya...
Baru episode 1...
Terimakasih untuk para reader yang tetap stay..
Seorang wanita bersorak gembira didalam kamarnya. Dia begitu merasa sangat senang hingga tanpa sadar dia melompat kegirangan diatas tempat tidurnya.
" Yeeeahh.. Aku diterima "
Wajah cantiknya tampak semakin berseri kala senyumnya terus menghiasi wajahnya. Sebentar lagi impiannya akan terwujud. Sudah dua tahun lebih dia menunggu kabar ini dan sekarang takdir telah menjawabnya.
Sesaat kemudian dia menghentikan aktivitasnya. Wajahnya berubah mengkerut seiring dengan hatinya yang tiba-tiba merasa cemas.
" Ah, Iyah. Bagaimana caranya agar aku bisa meyakinkan kakak.?? " gumamnya sendiri
Kini pikirannya telah menerawang jauh. Berfikir keras agar mendapatkan ide yang bagus untuk menjawab pertanyaannya sendiri.
" Aha.. Semoga saja bumil bisa membantuku "
Ucapnya sembari menjentikkan jarinya
Tanpa menunggu lagi queen segera berlari keluar dari kamarnya menuju ke kamar seseorang yang ingin dia temui.
tok tok tok
" Kak Feli.. Kak.. " Panggilnya dengan tidak sabaran.
Beberapa detik menunggu kini pintu kamar tersebut telah terbuka lebar.
" Ada apa, queen ?? Jangan berisik !! Allan sedang tidur di dalam " tuturnya sembari matanya melotot kearahnya
Queen terkekeh kecil menanggapinya.
" Maaf, maaf.. "
" Ada apa sih, siang-siang bagini kamu gangguin kakak ?? " tanya Feli
" Ehmm.. Begini.. "
" Eh.. tunggu.. tunggu.. Kamu tidak kerja yah ?? Kamu bolos lagi ?? " tukas Feli yang merasa heran dengan keberadaannya.
Pasalnya ini adalah hari Selasa dan sejak kemarin Feli telah melihatnya berada dirumah dan hari ini pun dia juga melihatnya lagi. Yah walaupun dia bekerja di perusahaan keluarganya, bukan berarti dia bisa seenaknya saja mengambil hari libur.
" He he he.. Queen bukannya bolos. Tapi queen udah resign kak. Queen ingin melanjutkan hobby dan impian queen untuk menjadi model. " jelasnya
" Hah ?? Tapi kenapa kakakmu tidak heboh jika tahu kamu resign ?? " tanya Feli dengan bingung.
Kini wanita yang sedang hamil tua itu menggeret tangan queen agak pergi menjauh dari kamarnya. Takut jika nanti suara mereka akan mengganggu tidurnya sang buah hati.
Feli masih menarik tangan queen. Melangkah dengan santai menuju kamar queen. Tidak lupa wanita hamil itu menutup pintu kamarnya terlebih dulu sebelum beranjak pergi.
" Ceritakan sama kakak ?? Sepertinya kakakmu belum tahu jika kamu resign " tanya Feli kembali ketika mereka sudah berada didalam kamar.
Queen memutar bola matanya. Dia sungguh malas jika harus berhadapan dengan orang- orang yang nantinya akan menghalangi keinginannya.
" Aku udah ngajuin seminggu yang lalu, kak. Ntahlah kenapa kak afa tidak menanggapinya. Kupikir kakak setuju-setuju saja " jawab queen santai
" Hemm.. Kurasa kakakmu belum tahu akan hal ini. Lalu kenapa kamu gangguin tidur siang kakak ?? "
Queen mengangguk kecil sambil tersenyum lebar. Ingatannya kembali pada kabar baik yang baru beberapa menit lalu dia terima. Wajahnya kembali berseri.
" Ehmm.. Bagini Kak. Perusaahan fashion terbesar di Paris telah menerimaku sebagai model inti. Queen akan mendapatkan kontrak kerja di perusahaan itu. Ini sungguh luar biasa, kak. " ucapnya dengan penuh semangat
" Queen sudah dua tahun menunggu kabar ini. Bahkan beberapa kali queen mengirimkan lamaran tapi sepertinya kali ini keberuntungan memihak padaku. " Masih berucap dengan wajah riang
" Kak Feli, ini adalah impianku selama ini. Menjadi seorang model kak. Bahkan aku juga udah bela-belain sekolah modeling, seperti yang kakak tahu. "
Feli mengangguk.
" Lalu ?? "
" Bantuin queen. Pasti kakak tidak akan mengijinkan queen untuk pergi keparis "
Feli terperangah mendengar penuturan dari queen. Pasalnya dia sendiripun tidak menyangka jika queen akan berniat menerima tawaran itu dan setuju untuk berangkat ke Paris. Dia tahu bagaimana kerasnya hidup di negara romantis itu.
Banyak sekali kejahatan yang terjadi dan kini ingatannya kembali pada setiap peristiwa buruk yang pernah dia alami sewaktu meneruskan sekolahnya disana.
" Sayang, sebaiknya kamu pikirkan lagi keputusanmu. Tinggal dinegara orang itu tidak semudah yang kamu bayangkan " tutur Feli
" Kakak sudah pernah tinggal disana selama kurang lebih 3 tahun. Tapi kakak lebih nyaman untuk kembali tinggal dinegara kakak sendiri. " Lanjutnya
Queen memasang wajah memelas. Keinginannya untuk mewujudkan mimpi yang selama ini dia pendam sudah memuncak. Dia sungguh sangat menginginkannya.
Mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang model. Dan kali ini yang menawarkan pekerjaan bukanlah perusahaan kecil, melainkan perusahaan besar yang produknya sudah diakui oleh beberapa negara.
" Kak.. " panggilnya dengan manja
" Queen benar-benar menginginkannya. Kan disana juga ada temen kakak. Jadi queen bisa tinggal dengannya " bujuk queen
" Bantuin, yah kak. Pleeaaasee !! " Lanjutnya
Dia sungguh berharap jika wanita hamil itu mau membantunya untuk membujuk kakaknya agar dia mendapatkan ijin. Hatinya sudah mantap untuk mengambil keputusan itu.
" Kakak senang sekali jika kamu bisa meraih mimpimu sendiri. Tapi kakak takut, sayang. Takut jika kamu akan mengalami kejadian yang buruk disana. London ke Paris bukan seperti dari rumah ini menuju rumah Alva. Butuh beberapa jam untuk menuju kesana. Kali terjadi sesuatu padamu, bagaimana bisa kita dengan cepat untuk datang " Tutur Feli dengan menatap sendu kearah queen
" Kakak, memang sudah biasa hidup sendiri. Bukan seperti kamu yang biasa hidup mewah dan didampingi oleh kakak kamu sayang "
Wajah queen berubah menjadi sedih. Dia pun membenarkan setiap kata yang diucapkan oleh wanita itu. Namun, keinginannya dan juga mimpinya pun juga sama. Dia tidak bisa berbohong jika saat ini dirinya begitu ingin sekali mewujudkannya.
" Queen tahu, Kak. Mau sampai kapan queen akan hidup di sini saja. Bahkan queen belum pernah keluar negeri sendiri. Queen pun juga ingin hidup seperti biasa. Seperti remaja lainnya. Please.. Tolong kakak bantuin queen !! Queen aungguh sangat menginginkannya, kak. Ini adalah kesempatan queen untuk meraih mimpi. " ucap queen dengan sedih
" Kak, please... !! Queen juga ingin merasakan hidup seperti layaknya remaja lain. Kakak tahu kan, jika queen tidak memiliki teman. " lanjutnya
" Sekali ini saja kak, kakak bisa minta bantuan sama temen kakak yang ada di sana. Atau queen akan tinggal bersama dengannya. " ucap ieen dengan sedih
" Please.. Kak !! " Ucapnya lagi dengan mengatupkan kedua tangannya
Dia sungguh berusaha keras untuk tidak menjerit karena kesal. Dalam hatinya terus saja mengucap permohonan agar dia mendapatkan bantuan dari ibu hamil itu.
Ya Tuhan.. Semoga kak Feli mau membantuku.. Semoga kakak juga akan mengijinkanku.. Sungguh aku sangat menginginkannya..
Kedua wanita itu masih saling menatap dengan tatapan mata yang berbeda.
" Berjanjilah jika kamu bisa menjaga diri baik-baik disana "
" Tentu, kak. Queen akan hidup biasa seperti remaja lainnya. Bukan menjadi queen sebagai princess seperti dirumah ini " ucapnya mantap
" Baiklah, kakak akan membantumu untuk meyakinkan kakakmu "
Huuuuuuuffttt
Queen menghembuskan nafas lega.
Tanpa ragu, dia segera merangkul leher wanita hamil itu. Sama sekali tidak merasa malu untuk menciumnya.
" Terimakasih, kak.. Terimakasih.. " ucapnya dengan riang
Tbc
" Terimakasih, kak. Terimakasih.. Kakak memang yang terbaik " ucapnya dengan riang.
" Baiklah, kalau begitu kakak akan kembali melanjutkan tidur siang kakak yang terganggu. " Ucapnya dengan kesal yang dibuat-buat.
Feli segera berbalik dan keluar dari kamar queen. Kini sosok wanita hamil itu sudah menghilang dibalik pintu seiring dengan suara pintu yang tertutup.
Queen kembali melompat kegirangan. Dia sedikit merasa lega karena kini dia sudah memiliki sekutu untuk meluluhkan hati kakaknya.
" Semoga saja kak afa mengijinkannya "
**
Malam harinya.
Kini seluruh anggota keluarga Mark telah melakukan makan malam bersama. Kini queen sungguh merasa tidak tenang. Sesuatu telah mengganggu pikirannya.
" Sayang kamu kenapa, Hem ?? Kug makanannya diaduk-aduk terus. Lagi mikirin apa ?? " Tanya Rafa dengan tiba-tiba
" Eh.. Ehmm.. Gak mikirin apa-apa kuk.. " Elaknya
" Yasudah kalau gitu dimakan dong makanannya " Titah Rafa.
Pasalnya sejak tadi dia memperhatikan adiknya itu tampak murung, tidak seperti biasanya.
Queen mulai menyantap makanannya. Walaupun dia tidak begitu selera tapi dia harus tetap memakannya, agar sang kakak tidak merasa khawatir padanya.
Beberapa menit telah berlalu, kini nampak Feli sudah mulai beranjak dari duduknya. Rafa dan Allan juga mulai beranjak. Queen menatap kearah kakaknya dengan takut. Tapi hatinya sudah tidak bisa menahannya lagi.
" Kak, queen ingin bicara sesuatu " Ucap queen dengan tiba-tiba.
Rafa menatap lekat wajah adiknya itu yang saat ini terlihat kacau. Rafa mengernyitkan keningnya.
" Mau bicara apa ?? Katakan saja !! " balasnya lembut.
" Kita bicara di ruang keluarga saja, agar lebih nyaman " usul queen
" Baiklah.. "
Kini keduanya melangkah pergi menuju dimana ruang keluarga berada.
Dari kejauhan, Feli tersenyum tipis melihat keduanya. Tapi tidak lama kemudian dia segera mengajak Allan untuk kembali menuju kamarnya. Mungkin setelah anaknya tidur dia akan kembali turun untuk ikut serta dalam perdebatan diantara adik kakak yang mungkin akan terjadi.
Di ruang keluarga.
Rafa tampak duduk sembari menatap lekat wajah cantik adiknya dengan menyimpan segudang tanda tanya.
" Katakan, sayang ! Apa yang ingin kamu bicarakan " ucap rafa
" Ehmm.. Begini, queen mau bertanya. Apa kakak sudah tahu jika queen telah mengajukan permohonan resign dari perusahaan "
Rafa mengangguk kecil.
" Kakak sudah menunggu penjelasan darimu sejak seminggu yang lalu. Katakan, apa alasannya ?? "
Queen meremas kuat ujung baju yang dikenakan olehnya. Saat ini adrenalinnya sedang berpacu. Tatapan mata yang terpancar dari kakaknya Sungguh membuat dirinya membeku.
" Ehmm.. begini "
Queen menarik nafas dan
menghembuskannya kasar.
" Queen Sudah beberapa kali melamar sebagai model diperusahaan besar yang ada di Paris. Dan tadi pagi setelah queen melihat e-mail baru. Ternyata queen diterima, kak. " Ucapnya dengan melemparkan seutas senyum bangga.
Namun senyuman itu memudar ketika menatap wajah kakaknya yang biasa saja.
Rafa masih menatap queen yang saat ini sedang berbicara tanpa berniat ingin menanggapinya.
" Ehmm.. Queen ingin sekali menjadi model, kak. Queen ingin menerima kontrak kerja tersebut. Apa kakak mengijinkan, jika queen akan menjadi model ?? " lanjutnya. Saat ini sungguh jantungnya berdegup dengan kencang.
" Jika kamu ingin menjadi model. Kamu bisa menjadi model di butik milik kak Feli, tanpa harus bekerja pada perusahaan orang lain, sayang " Jawabnya setelah sekian menit menimang setiap kemungkinan besar yang akan terjadi.
" Kakak tidak akan mengijinkanmu untuk bekerja di perusahaan orang lain. " lanjutnya
Tanpa menunggu lagi Rafa segera beranjak dari duduknya. Namun langkahnya terurungkan ketika queen lebih dulu menahannya. Dia tidak segan berlutut di depannya.
" Kak, sekali saja queen mohon. Tolong ijinkan queen untuk menerima tawaran itu. !!Queen sungguh menginginkannya. Untuk apa queen sekolah modeling jika tidak untuk meraih mimpi queen menjadi model terkenal. "
" Kak, sekali ini saja. Please !! "
Queen memohon dengan berlutut sembari mengatupkan kedua tangannya. Dalam hati berharap jika kakaknya akan luluh. Akan mengiyakan permintaannya.
Rafa menatap tajam kearah queen yang sedang berlutut didepannya. Dia meraih tubuh adiknya itu dan membantunya untuk berdiri.
" Sayang, kamu bahkan belum pernah pergi jauh dari kakak selama ini. Kakak sungguh tidak bisa membayangkan sesuatu hal yang buruk akan terjadi sama kamu. "
Saat ini perasaannya telah hancur. Yang dia inginkan bukanlah meminta sebuah mobil mahal atau pesawat jet. Dia hanya menginginkan hidup mandiri dan menjadi seorang model. Namun kakaknya sama sekali tidak memberikan kebebasan padanya.
Queen tidak bisa menahan dirinya lagi. Kini air matanya telah luruh. Dia sungguh sangat menginginkan pekerjaan itu.
" Kak, sekali ini saja. Queen hanya ingin hidup mandiri. Queen ingin meraih cita-cita queen sendiri tanpa bantuan dari kakak. " ucap queen dengan menangis sesenggukan.
" Hei.. hei.. jangan menangis sayang !! Semuanya kakak lakukan karena kakak sayang sama kamu. Kakak tidak pernah ingin kamu jauh dari pandangan mata kakak, sayang. " jelasnya
" Umur queen sudah menginjak 25 tahun, tapi kakak masih saja menganggap queen sebagai anak kecil. Mau sampai kapan aku harus bersembunyi dibelakang kakak. Bahkan sebesar ini queen sama sekali tidak memiliki teman karena kakak selalu saja melarangku untuk pergi sendiri walau ada Ben yang selalu menjagaku " ucap queen dengan amarah yang mulai memuncak.
Dia sungguh sangat kesal saat ini. Kehidupannya selalu saja diatur oleh sang kakak. Bahkan diusia 25 tahun dia sama sekali tidak memiliki teman karena memang Rafa terlalu membatasi kegiatannya diluar rumah. Walaupun dia juga memiliki seorang bodyguard, namun Rafa masih saja tidak menginginkannya untuk pergi terlalu jauh.
Saat ini Rafa menegang. Hatinya seakan merasa sedih mendengar keluh kesah sang adik kecilnya. Rasa sayangnya telah membutakan hatinya. Dia begitu takut jika akan membiarkannya bergabung bersama dengan lingkungan diluar sana.
" Sayang, maksud kakak bukan seperti itu. Kakak hanya ingin melindungimu. kakak.... "
" Queen juga ingin hidup bebas seperti mereka. Queen ingin menjadi layaknya remaja lain yang bisa dengan bebas bersosialisasi. Bahkan queen tidak pernah menolak keinginan kakak apapun itu. Sekali ini saja, queen sungguh sangat menginginkannya " tukasnya dengan menangis tanpa henti.
" Sayang.. " panggil Rafa ketika melihat queen berlari meninggalkannya.
Rafa mematung ditempatnya. Hatinya sungguh hancur melihat keadaan adiknya. Namun entah kenapa rasanya dia sungguh tidak menginginkan queen untuk pergi jauh darinya.
Suara pintu yang tertutup dengan keras telah menyadarkan lamunannya. Kini sosok wanita hamil yang tidak lain adalah istrinya sedang berjalan perlahan mendekatinya.
" Ada apa ?? " Tanya Feli dengan lembut. Dia sudah berjanji akan membantu adiknya itu. Mungkin inilah waktu yang tepat.
Rafa tampak kacau. Kini istrinya telah menggiringnya untuk kembali duduk di atas sofa.
" Ada apa, sayang ?? Kalian sedang bertengkar ?? " tanyanya kembali dengan lembut
Rafa mengusap wajahnya kasar.
" Dia ingin menjadi seorang model. "
Rafa Menghela nafas.
" Aku sungguh tidak bisa melepaskannya. Aku hanya tidak ingin dia pergi jauh dariku " ucapnya dengan bibir bergetar karena menahan tangis
" Hei, jangan menangis !! " Tutur Feli tanpa ragu dia segera memeluk suaminya.
Sebenarnya dia pun juga tidak ingin memberikan ijin. Namun, kenyataannya memang benar. Mau sampai kapan mereka akan mengurung gadis itu disana.
" Sayang, sebaiknya kamu berikan dia kesempatan untuk hidup sesuai dengan keinginannya. Terkadang aku juga merasa kasihan padanya yang selalu berada dirumah Ketika remaja lainnya telah bepergian bersama dengan teman-temannya " ucap Feli dengan lembut. Tangannya membelai sayang puncak kepala sang suami.
" Biarkan Ben ikut bersamanya. Dia telah lama bermimpi untuk menjadi seorang model. Sudah saatnya kamu memberikan dia sedikit kebebasan untuknya " Lanjutnya
Kini Rafa seakan terhanyut oleh buaian kata yang terucap dengan lembut. Hatinya sungguh tersentuh mendengarnya. Dia memang terlalu keras pada adiknya itu.
Rafa meleraikan pelukannya. Lelaki itu kemudian mengangguk kecil.
" Baiklah, aku akan memberikan kesempatan untuk princess meraih mimpinya " Ucapnya lirih. Namun hal itu dapat membuat wanita hamil itu tersenyum lebar diikuti oleh hatinya yang merasa lega.
" Aku akan menghubungi Al terlebih dulu. "
Tanpa menunggu lagi, kini lelaki itu beranjak dari duduknya. Dia segera mengajak istrinya untuk kembali ke kamarnya. Saat ini tujuannya adalah menghubungi adik keduanya untuk menanyakan pendapat darinya.
Tbc
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!