Setelah kehilangan pekerjaan karena PHK, membuat ku harus berpikir untuk langkah selanjutnya mencari pekerjaan agar dapat membiayai hidup untuk anakku yang masih sekolah di bangku sekolah dasar.
Hari ini aku menjemput anakku di sekolah dan aku melihat jam di pergelangan tanganku sambil melihat ke arah pintu gerbang sekolah.
Tak lama bel berbunyi menandakan waktu anak- anak pulang sekolah.
Ibuu...anakku Fahri berlari melihatku yang sedang menunggu menghampiri ku langsung memelukku.
Bagaimana sekolah mu hari ini nak? Dengan tersenyum aku menyapanya.
Baik bu, hari ini aku ada pr dari bu guru bu nanti tolong ajarin aku ya bu kalau ada soal yang tidak aku mengerti.
Sudah pasti itu nak...ibu akan mendampingi kamu nanti dalam mengerjakan PR sekolah mu.
Akhirnya aku dan anakku pulang dengan naik angkot menuju ke shelter busway kearah kalideres.
Tiba di shelter busway aku dan anakku menunggu antrian untuk menaiki busway arah kalideres.
Kebetulan di jam siang ini tidak terlalu padat seperti biasanya.
Ibu kenapa hari ini ibu pulang cepat tidak seperti biasanya? aku terdiam saat fahri anakku menanyakan tentang keadaanku yang banyak diam.
Aku hanya tersenyum dan mengatakan, nanti ibu akan cerita setelah sampai di rumah ya nak.
Fahri hanya terdiam sambil menatapku lekat. Aku hanya diam memandang ke arah lain.
30 menit kami telah sampai di tempat pemberhentian yang kami tuju.
Dan aku langsung menuju ke tempat penitipan motorku kemudian langsung melakukan ke arah rumahku 5 menit untuk sampai di rumah yang tepatnya adalah rumah peninggalan orang tuaku.
Sesampainya di rumah,aku dan anakku Fahri menuju kamar masing-masing setelah melakukan perjalanan yang cukup lelah.
Fahri...ayo nak makan siang dulu setelah berganti pakaianmu..!! Aku memanggil anakku sambil menyiapkan makan siang untuk kami berdua.
Dan kulihat Fahri menuju ke meja makan setelah mendengar panggilan dariku.
Kami berdua makan dalam diam tanpa ada kata yang harus di bicarakan.
Setelah selesai makan aku merapikan meja makan dan mencuci piring di dapur.
Selesai sudah aku menuju ke kamar anakku Fahri yang sedang belajar dan aku memperhatikan Fahri yang fokus mengerjakan PR sekolah nya. Sesekali Fahri menanyakan apa yang tidak di mengerti.
Hampir 30 menit Fahri sudah selesai mengerjakan PR sekolah nya.
Ibu katanya mau cerita kenapa ibu pulang kerja cepat? Aku menghela nafas berat untuk mengatakannya ke anakku tapi aku harus tetap mengatakan dengan jujur tentang keadaan saat ini.
Ibu sudah tidak bekerja lagi nak,mulai saat ini dan seterusnya.... ibu harap kamu mengerti keadaan kita selanjutnya. Kutatap anakku Fahri dengan menahan air mata di pelupuk mataku.
Ibu jangan sedih...aku sayang ibu...susah senang kita akan selalu sama-sama dan pasti ada jalan yang terbaik untuk kita ke depannya bu....
Kupeluk anakku hanya anakku sumber kekuatanku setelah kepergian almarhum suamiku ayah dari anakku Fahri.
Iya nak...kita akan selalu sama-sama dan sebaik-baiknya penolong hanya Allah yang menolong kita.
Kemudian kami berdua tidur siang setelah aku mengungkapkan apa yang telah aku pendam beberapa hari ini.
Kutatap anakku...anak yang tumbuh menjadi anak yang cerdas, pintar,sholeh yang telah di tinggal almarhum ayahnya sejak usia 7 tahun.
"Fahri...ayo bangun sudah saatnya kamu sholat ashar nak dan lekas mandi." ucapku menegaskan pada anakku.
"Baik bu."ujar Fahri bermalas-malasan menuju ke kamar mandi.
Aku sedang memasak untuk makan malam kami berdua.
Dan menjelang magrib kulihat Fahri sedang bersiap-siap untuk ke masjid menunaikan sholat dan mengaji di TPA.
"Ibu aku berangkat dulu ya ke masjid", ucapnya mendekatiku mencium tangan ku.
" Iya nak,hati-hati di jalan ya".ujarku tersenyum memandangi kepergiannya.
Tak lama kumandang adzan terdengar dan aku bersiap untuk menunaikan ibadah sholat maghrib.
Selesai sholat maghrib aku berdoa memohon kepada sang Pencipta, agar aku di beri kekuatan dan kemudahan dalam menjalani hidup ini.
Selepas sholat aku membaca Al- Qur'an agar hatiku tenang dan ikhlas.
Dan tak lama adzan isya terdengar, aku mengambil air wudhu untuk menunaikan ibadah sholat isya.
"Tok tok tok, asalamualaikum ibu aku pulang". seru anakku fahri.
Aku membuka pintu, " Walaikumsalam...sudah selesai kamu ibadah sholat dan mengajinya nak".
"Sudah ibu," fahri mencium tanganku yang sudah terbiasa dilakukan apabila keluar dan masuk rumah.
Fahri menuju ke kamar untuk berganti pakaian koko dengan pakaian rumah.
Selang beberapa menit fahri menuju meja makan saat melihat aku sudah menunggunya untuk makan malam.
Dalam keheningan kami makan bersama dan setelah selesai makan aku merapikan meja makan kemudian membawanya ke dapur untuk di cuci.
Sedangkan fahri menonton TV di ruang tamu sembari makan cemilan yang selalu tersedia di meja ruang tamu.
Selesai mencuci piring aku ke ruang tamu menemani fahri yang sedang asyik menonton TV.
"Fahri ibu mulai besok akan membuat kue dan di titipkan ke warung-warung, ada pesangon dari bekas kantor ibu walaupun tidak banyak tapi ibu harus bisa menghasilkan uang untuk hidup sehari-hari dan untuk keperluan sekolah kamu ibu sisihkan tersendiri".
" Iya bu". fahri menatapku lekat dan memelukku untuk memberiku semangat.
Dalam hatiku berkata maafkan ibu ini nak, kita mulai saat ini hidup menghemat dan pas-pasan.
"Sudah malam saatnya kamu tidur nak, besok bangun pagi-pagi kamu berangkat sekolah pagi akan ibu antarkan ke sekolah".
" Siap bu..." tangannya memberi hormat dan tersenyum. Lalu melangkah menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Aku tersenyum memandangi anakku fahri yang selalu ceria walaupun keadaan kami serba pas-pasan.
Hanya anakku yang sebagai pelipur laraku setelah kepergian almarhum ayahnya karena kecelakaan 3 tahun yang lalu.
Aku melangkah mengunci pintu dan mematikan lampu di ruang tamu. Kemudian aku ke kamar untuk beristirahat.
Waktu bergulir di sepertiga malam aku terbangun untuk melaksanakan sholat malam memohon ampunan dan menata hidup dengan yang lebih baik lagi memohon keridhoan Allah agar rezekiku lancar dan diberi kesehatan agar aku bisa menyekolahkan anakku Fahri ke jenjang yg lebih tinggi. Aamiin ya Allah.
Dan tak terasa setelah sholat malam aku membaca Al Qur'an dan terdengar suara adzan subuh berkumandang.
Lantas aku berjalan menuju kamar anakku untuk membangunkan agar bisa sholat subuh tepat waktu.
"Fahri, ayo nak bangun sholat subuh dahulu setelah itu baru mandi bukan saatnya bermalas-malasan nak".
"Iya ibu, aku akan bangun dan sholat subuh".
Lalu aku pergi untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat subuh.
Selesai sholat subuh aku langsung memasak untuk sarapan pagi untuk aku dan anakku juga membuat bekal sekolahnya.
Sedangkan fahri bersih-bersih rumah menyapu dan mengepel. Sudah suatu kebiasaan fahri membantu ku sejak di tinggal almarhum ayahnya.
Setelah selesai bersih-bersih fahri mandi dan siap-siap untuk sarapan pagi bersama. Aku yang sudah selesai memasak langsung mandi dan siap-siap untuk mengantar anakku ke sekolah.
Hari ini aku mengantar fahri dengan mengendarai motor ke sekolah fahri. Empat puluh menit aku menuju ke sekolah fahri yang berada di daerah jakarta pusat karena dahulu waktu aku masih kerja lebih dekat dengan kantor tempat ku kerja.
"Nanti siang ibu jemput sekolah seperti jam biasanya ya nak, belajar yang rajin dan semangat". Saat fahri mencium tanganku dan tersenyum.
" Siap bu".
Kulihat anak berlari ke arah pintu gerbang sekolah dan menyapa teman-temannya.
Setelah benar-benar pasti anakku masuk sekolah, aku melajukan motorku untuk kembali ke rumah dan terlebih dahulu aku ke pasar untuk membuat kue-kue yang akan aku titipkan di warung-warung.
Pulang dari pasar aku langsung menuju ke rumah untuk menyiapkan bahan-bahan kue yang akan di titipkan ke warung-warung esok harinya.
Tak terasa waktu bergulir siang aku siap-siap untuk menjemput anakku fahri ke sekolah.
Satu jam aku mengendarai motorku ke sekolah menjemput fahri karena macet di sekitar jalan daan mogot.
Sampai di depan sekolah sudah banyak para orang tua murid menjemput anaknya yg bersekolah di sekolah dasar tersebut.
Aku terdiam memainkan ponsel ku sembari menunggu fahri keluar dari kelasnya. Tak lama bel berbunyi tanda anak-anak keluar dari kelas.
Satu persatu anak-anak kelas lain sudah keluar kelas, sementara anakku fahri yang duduk di kelas 4 belum terlihat keluar dari kelasnya.
Beberapa menit kemudian anak kelas 4 keluar dari kelas. Kulihat anakku fahri berjalan dengan teman-teman sekelasnya menuju pintu gerbang sekolah.
Aku tersenyum melihat anakku fahri dan menyambutnya dengan kurentangkan tanganku untuk memeluknya.
Fahri memelukku erat dan mendongakkan kepalanya melihat wajahku dengan tersenyum.
"Ayo kita pulang nak",ucapku untuk segera pulang karena siang hari ini cuaca sangat panas.
Fahri hanya mengangguk dan langsung menuju ke motor yang aku parkirkan tak jauh dari gerbang sekolah.
Kulaju motor dengan kecepatan sedang karena jalanan yang cukup padat merayap kemacetan yang tak bisa selalu dihindari, itulah ibukota jakarta.
Maka dari itu aku sebenarnya lebih suka naik busway transjakarta, karena tidak terlalu kena panas teriknya matahari walaupun harus sedikit berdesakan di antrian untuk naik ke dalam busway.
Berhubung aku sudah tidak bekerja untuk berhemat transportasi aku memakai motor milik almarhum suamiku.
Selama di perjalanan fahri aku ajak mengobrol agar tidak tertidur saat di bonceng olehku. Karena kulihat dari kaca spion motor fahri sudah mulai mengantuk dan menguap terus menerus.
Satu setengah jam kami baru sampai di rumah dan fahri langsung bergegas masuk ke dalam rumah menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian dan beristirahat.
" Fahri ayo nak makan siang dahulu", tegasku kepada fahri.
"Nanti saja ya bu, aku lelah ingin beristirahat tidur".
" Ya sudah kalau begitu nanti setelah bangun tidur jangan lupa untuk makan ya nak"...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!