NovelToon NovelToon

Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Pendongeng Jalanan

"Sejak kemunculannya di dunia persilatan, Yi Xuan yang begitu misterius ini langsung menjadi orang paling terkenal dengan reputasi tinggi, rakyat menjulukinya sebagai Pendekar Weihu Zhengyi karena kemunculannya selalu menegakkan keadilan di mana-mana. Orang seperti ini, bagaimana mungkin tidak pantas mendapatkan julukan seindah itu?"

Pendengar bersorak gembira. Melemparkan koin tembaga untuk pendongeng yang baru saja menyelesaikan kisah pertamanya.

Xinyu berdecak kesal, "Hatiku sedang gundah. Berniat keluar menghirup udara segar dan mendengarkan kisah indah dari para pendongeng, malah menemukan kisah yang begitu membosankan ini. Dewa, kau tidak bisa membiarkanku bersenang-senang sehari saja?" dia mendengus.

"Nona, kamu tidak tahu, ya? Akhir-akhir ini, pendongeng di mana pun pasti sedang menceritakan kisah Pendekar Weihu Zhengyi ini. Kisahnya begitu terkenal di seluruh dunia. Hanya kamu yang menganggapnya begitu membosankan," Yu Ning adalah pelayan pribadi di sisi Liang Xinyu, dia menegur tuannya untuk tidak bicara sembarangan di tengah kota seperti ini.

Jika seseorang mendengarnya, mungkin saja Xinyu akan menjadi target untuk melemparkan buah dan sayuran busuk.

Xinyu melambaikan tangan, "Kita pindah ke restoran sebelah."

Yu Ning mengangguk, mengikuti langkah tuannya ke manapun. Meski dia sendiri tidak yakin apakah kali ini Xinyu akan pindah lagi atau tidak.

Masalahnya, sejak tadi pagi Xinyu selalu mengganti restorannya setiap kali mendengar kisah Pendekar Weihu Zhengyi ini.

Dia memilih mencari restoran lain dari pada makan sambil mendengar cerita omong kosong itu. Hingga tiba di restoran ke empat yang dia kunjungi hari ini, Xinyu kembali mendengus kesal, "Kita pulang ke rumah lagi saja."

Ya. Bahkan Restoran Wanyu yang begitu terkenal dan paling besar di seluruh Ibu Kota pun sibuk menceritakan Kisah Pendekar Weihu Zhengyi. Xinyu benar-benar bosan sampai telinganya hampir meledak gara-gara Kisah Pendekar Weihu Zhengyi yang selalu terdengar di telinganya sejak tahun lalu.

Pulang ke rumah pun tak ada gunanya, para pelayan di rumahnya terkadang sengaja berkumpul untuk membahas novel keluaran terbaru Kisah Pendekar Weihu Zhengyi.

"Kudengar, Pendekar Weihu Zhengyi membunuh tiga orang bandit dari gunung yang merampok kediaman Keluarga Liu tadi malam. Tuan Besar Liu sampai mempersembahkan Pedang Qianli sebagai bentuk terima kasihnya. Bukankah itu keren? Siapa lagi yang bisa mendapatkan pedang berharga itu tanpa mengeluarkan satu tahil pun? Kudengar awalnya pedang itu dijual dengan harga ratusan ribu tahil perak."

Nyata saja, begitu masuk kediaman, Xinyu sudah mendengar sekumpulan pelayan sedang duduk di depan Paviliun Chuntian miliknya sambil asyik membicarakan Pendekar Weihu Zhengyi yang terkenal itu.

Xinyu refleks melempar pedangnya hingga menciptakan kesiur angin yang begitu kencang, daun-daun berguguran, para pelayan itu membulatkan mata melihat sebuah pedang siap menusuk mereka hidup-hidup. Mungkin setelah ini Xinyu akan memanggang mereka untuk menu makan nanti malam.

Tapi pedang itu meleset setengah meter, menancap dalam di batang pohon yang berada tak jauh dari para pelayan ini duduk.

Xinyu berkacak pinggang, "Bisakah jangan membicarakan orang itu di dalam kediamanku? Kalau masih berani membicarakannya, masih beruntung jika hanya kuusir, bagaimana jika suasana hatiku buruk dan aku langsung membunuh kalian?" matanya melotot tajam.

Membuat para pelayan itu berlutut dengan tubuh gemetar, "Mohon ampun, Nona. Kami sudah lalai," mereka berteriak memohon ampun.

Xinyu melambaikan tangan, meminta Yu Ning mengurus para pelayan tak tahu diri ini. Dia melemaskan tubuhnya, mencabut pedang itu dari batang pohon.

"Yu Ning, aku ingin makan kambing guling. Siapkan saja di kamarku, aku ingin berlatih sebentar."

"Baik, Nona." Yu Ning mengangguk, dia berjalan ke belakang sambil menggiring pelayan-pelayan yang tidak jadi dihukum itu.

"Menurutmu, kenapa Nona Liang kita begitu membenci Tuan Muda Yi Xuan? Sampai-sampai mengancam akan memecat dan membunuh," pelayan-pelayan itu masih saja bergosip meski nyawanya sudah hampir melayang tadi.

"Bukan apa-apa, suasana hatinya memang sedang buruk saja," Yu Ning melambaikan tangan sambil terkekeh.

"Masalahnya, masih bagus Nona tidak sungguh-sungguh memecat kita. Jika sungguhan di pecat, di mana kita akan tinggal? Haruskah menjadi pengemis jalanan lagi?" salah satu pelayan mendengus putus asa.

Yu Ning menyuruhnya diam, "Nona bahkan tidak jadi makan di restoran gara-gara Kisah Pendekar Weihu Zhengyi. Karena itu dia jadi sangat kesal, kalian jangan membuatnya semakin kesal lagi jika tidak ingin sungguhan dipecat."

"Kakak Yu, menurutmu, kenapa Nona Liang kita begitu tidak menyukainya?" pelayan kecil itu masih saja menanyakannya.

Yu Ning mengangkat bahu, "Mungkin karena nona kita adalah jenderal wanita pertama di Dinasti Yin kita. Dia adalah wanita terkuat di Ibu Kota, mana mungkin biasa-biasa saja mendengar ada orang yang mungkin lebih kuat darinya? Nona pasti marasa tersaingi," Yu Ning semakin memperkecil suaranya, sambil terkekeh pelan.

"Benarkah begitu, Kakak Yu?"

Yu Ning mengangkat bahu, "Itu hanya anggapanku saja."

•••

Suara langkah kaki kuda terdengar pelan, lalu binatang itu muncul dari kelokan jalan, di punggungnya membawa seorang pria yang menawan dan begitu tampan.

Orang itu yang disebut-sebut memiliki julukan Pendekar Weihu Zhengyi, Yi Xuan. Kudanya berhenti di tepi sungai, Yi Xuan turun untuk mengambil beberapa kendi air minum.

Dia berkuda cukup lama dari Ziyou, tiba di Kota Yunan setelah berkuda selama dua hari. Akhirnya dia akan sampai beberapa jam lagi.

Yi Xuan membuka lukisan seorang gadis muda yang cukup cantik. Bertuliskan nama Putri Ketua Sekte Yinliang, Nona Yueya, Qi Xiaoyu.

"Ketua Sekte mengatakan putrinya hilang saat turun gunung. Lalu menemukan petunjuk kalau pelakunya berasal dari Ibu Kota. Semoga penyelidikan kali ini membawa keuntungan bagiku sendiri." Yi Xuan kembali menggulung lukisan itu.

Dia menarik kantong wewangian kecil di pinggangnya, lalu mengeluarkan isinya yang hanya berisi beberapa keping uang tembaga.

Dia mendengus, "Aku harus segera menemukan Yueya jika ingin uang banyak. Semoga Ziqian bersedia membantuku meminjamkan uang saat tiba di Ibu Kota nanti."

Dia membasuh wajahnya lalu mendongak, "Ayah, waktu kita sudah dekat. Aku sudah menjadi pendekar seperti yang kamu inginkan. Aku sudah menegakkan keadilan bagi siapapun yang membutuhkannya meski meminta bayaran. Ayah, apa kau menyadarinya? Aku juga harus menegakkan keadilan untukmu, kali ini kau hanya perlu membayarnya dengan memastikan takdirku selalu baik, aku tidak akan membiarkanmu mati sia-sia. Sebentar lagi, aku akan membalaskan dendammu dan meminta pertanggung jawaban orang yang sebenarnya bersalah." Yi Xuan bergumam dalam hati.

Matahari hampir tenggelam. Jika dia berkuda dua jam lagi, dia akan tiba di Penginapan Xiaobao dan bisa bermalam di sana.

Yi Xuan segera memacu kudanya lagi.

•••

Tengah malam, Xinyu dibuat terjaga dari tidurnya karena sebuah mimpi buruk. Napasnya menderu seperti orang yang baru saja menyelesaikan lari dua kilometer.

Xinyu mengatur napasnya yang berantakan, tangannya bergerak menyeka keringat di dahi. Kemudian mengambil air minum yang tersedia di kamarnya.

"Mimpi itu lagi!" Xinyu menarik napas panjang, kemudian membuangnya dengan kencang.

Belakangan ini, Xinyu memang sering dihantui mimpi buruk. Tapi anehnya mimpi itu selalu sama sejak lima tahun terakhir.

Hal itu membuat Xinyu tidak bisa melupakan peristiwa yang terjadi lima tahun lalu itu.

Tahun yang begitu kelam baginya. Kehilangan seluruh anggota keluarga dalam semalam. Bahkan satu penglihatannya menghilang karena peristiwa malam itu.

Xinyu jelas tidak bisa melupakannya. Dia berjalan menuju rak buku yang penuh catatan-catatan lama. Dia menarik sebuah buku yang berisi paduan belajar bela diri dasar.

Xinyu tersenyum tipis, itu adalah buku yang dia baca saat pertama kali mengenal dunia persilatan, "Guru, kau membunuh seluruh keluargaku, lalu menghantuiku di dalam mimpi selama lima tahun penuh, apakah karena tidak bisa memaafkan muridmu yang tidak berbakti ini?" Xinyu mengusap buku yang sudah berdebu tipis itu.

"Guru, menurutmu, jika gurumu dan orang tuamu berdiri di atas tebing dan akan melompat bersama-sama, siapa yang akan kau selamatkan duluan?" Xinyu bertanya pelan, "Jika kau bertanya seperti itu padaku, aku akan menjawab harus menyelamatkan orang tuaku duluan. Mengingat sikapmu yang begitu buruk, meski artinya aku harus melepaskanmu, aku tidak menyesal."

"Jadi, Guru. Menurutmu, sikapku hari itu, apakah benar atau keliru?" Xinyu menghela napas pelan, dia meletakkan kembali buku dasar seni bela diri itu.

Xinyu kembali berbaring di atas ranjang, matanya menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong.

Kepalanya berisi kepingan-kepingan memori masa lalu yang begitu sulit dia lupakan. Kejadian saat seluruh kediamannya dikepung orang-orang berpakaian gelap. Lalu dia kehilangan semuanya dalam semalam.

Untungnya malam itu, Kaisar menyelamatkannya, lalu menyelidiki siapa yang berada di balik pembantaian itu.

Dan menemukan sejumlah bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa pelakunya adalah guru bela diri Xinyu sendiri, Wang Qingshu.

Beberapa hari terakhir, Xinyu mulai merangkai ratusan mimpi buruk yang selalu menghantuinya. Dia terjaga sepanjang malam, memikirkan apa yang selalu dimimpikannya sepanjang tahun.

Lalu menyadari bahwa mimpi-mimpi itu sebenarnya tidak sederhana.

Xinyu menelan ludah, "Guru, apakah kau berusaha memberitahuku sesuatu?"

Xinyu bergegas mencari beberapa catatan lain dari dalam rak bukunya. Dan menemukan catatan kecil yang pernah dia gunakan untuk menyalin separuh catatan tentang kasus pembantaian keluarganya.

Xinyu mengatupkan rahang, "Aku harus menyelidikinya lagi, mimpi buruk ini tidak akan berakhir sebelum aku mengungkap kebenaran yang tersembunyi selama lima tahun ini."

Mengejar Pembunuh

Yu Ning memakaikan mantel bulu rubah berwarna putih yang baru saja dibelinya kepada Xinyu.

"Nona, ini topengmu." Yu Ning juga menyerahkan topeng separuh wajah yang menutupi mata kanan Xinyu yang buta.

Xinyu tidak menerimanya, "Terima kasih, tapi aku tidak akan mengenakan topeng malam ini. Riasanku bisa rusak."

"Nona, cuaca sangat dingin, jangan terlalu sering keluar malam hari," Yu Ning membungkuk, dia ini sangat mengkhawatirkan nona mudanya.

"Hari ini adalah pesta pernikahan Liu Yangyi. Meski aku membencinya, tidak salah jika aku datang ke pesta pernikahannya untuk mencicipi jamuan mewah yang katanya hanya ada di keluarga Liu itu!" nada suara Xinyu meninggi.

Dia melangkahkan kaki dengan angkuh, sesekali memperbaiki hiasan rambutnya yang terlihat sangat berlebihan.

Tampilan ini, membuat pria mana pun yang biasanya refleks menjauh menjadi tiba-tiba menatapnya tak berkedip hingga memutar kepala.

Biasanya Xinyu selalu memakai topeng, gaya rambutnya seperti tuan muda yang suka berfoya-foya. Pakaiannya tidak anggun seperti nona-nona dari keluarga lain.

Liang Xinyu adalah seorang jenderal. Sulit baginya untuk berperilaku lembut seperti wanita-wanita bangsawan lain.

Tapi malam ini, Xinyu merubah penampilannya demi mendatangi pesta pernikahan Tuan Muda Kedua Liu dengan wanita bangsawan dari Keluarga Xie.

"Yangyi, aku ingin lihat bagaimana kau menyesal telah mencampakkanku!"

Xinyu memasuki kereta kuda kediaman Xinyuan miliknya.

Kediaman ini dulunya memiliki papan nama bertuliskan Keluarga Liang. Tapi sekarang, keluarga ini hanya tersisa Liang Xinyu seorang. Xinyu mengganti papan nama kediamannya dengan nama yang baru demi melupakan insiden yang menimpa keluarganya di masa lalu.

Dia berangkat ke Kediaman Liu bersama dua orang pelayannya, Yu Ning dan Yu Shan. Dua orang ini berjasa besar sejak mengikutinya di medan perang tiga tahun lalu.

"Nona, jika kau merasa tidak nyaman dengan pakaianmu, aku membawa baju—"

"Tidak perlu," Xinyu langsung mengangkat tangannya. Dia memotong ucapan Yu Ning yang sangat mengkhawatirkannya itu.

"Baik, Nona."

"Kakak, sebaiknya kau diam saja. Ini urusan wanita patah hati, kan?" Yu Shan berbisik di telinga kakaknya.

Yu Ning langsung menyikutnya, "Kau ini pria, tahu apa memangnya?"

Yu Shan langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

Kereta kuda itu berhenti di depan keramaian Keluarga Liu yang semarak berwarna merah. Beberapa tamu perjamuan merasa penasaran dengan kereta kuda yang datang terlambat ini.

Kereta kuda siapa ini? Dilihat dari ukiran kayunya, sepertinya keluarga bangsawan yang terkenal di Ibu Kota.

Liu Yangyi, sang tuan rumah akhirnya tertarik pada kerumunan tamu di depan kediamannya. Dia juga ingin tahu, apa yang terjadi di luar?

Akhirnya, Yu Ning dan Yu Shan keluar dari dalam kereta, menurunkan anak tangga, bersiap memapah nona mereka turun dari kereta.

Liang Xinyu nyaris kesulitan. Gaun wanita yang dia pakai tidak ringkas seperti pakaian pria yang biasa dia kenakan sehari-hari. Gaun ini bahkan terinjak dan nyaris membuatnya terjatuh saat hendak berdiri.

Xinyu berhasil mengendalikan keseimbangan, dia menunduk dan keluar dari kereta. Tangannya yang lembut menyentuh telapak tangan Yu Ning dan Yu Shan yang sudah mengulurkan tangan.

"Ternyata Jenderal Agung Liang." Para tamu mulai membicarakan maksud kedatangan Liang Xinyu di acara malam ini.

"Dia datang untuk perjamuan."

"Tapi sepertinya aku tidak melihatnya hadir tadi pagi."

"Nona Liang ini, apakah tidak punya maksud lain?"

"Kudengar cintanya bertepuk sebelah tangan dengan Tuan Muda Kedua."

"Apa? Benarkah?"

Saat Xinyu mau melompat turun, sesosok hitam tiba-tiba terbang di depannya, menapak sepersekian detik di punggung kuda miliknya, lalu terbang ke arah utara.

Orang-orang yang menonton terlihat terkejut, mata mereka mengikuti arah perginya orang yang menerobos kereta Kediaman Liang begitu saja.

Mereka tidak memerhatikan Liang Xinyu yang nyaris terjatuh karena kejadian itu. Dia tidak mampu menjaga keseimbangannya lagi, ditambah gaunnya kembali terinjak, mau berdiri pun susah.

Yu Ning dan Yu Shan berjaga-jaga untuk menangkap nona mereka.

Tapi Xinyu, akhirnya terjatuh.

Bukan terjatuh ke tanah.

Melainkan ke dalam pelukan seorang pria menawan yang seperti turun dari langit.

Mata Xinyu yang terpejam, perlahan-lahan terbuka. Lalu menyadari kalau dirinya tidak benar-benar terjatuh.

Yang membuatnya terkejut adalah wajah tampan seorang pria yang berada dekat sekali dengan wajahnya.

"Keparat! Kau berani sekali!" Xinyu berseru tidak senang. Segera mendorong tubuh pemuda itu jauh-jauh dari tubuhnya.

Yu Ning yang mengetahui siapa orang yang sudah menyelamatkan Xinyu ini, langsung berbisik pada Nona-nya.

"Nona, sepertinya dia Pendekar Weihu Zhengyi, Tuan Muda Yi Xuan."

Seketika, Xinyu mematung, dia menelan ludah. Ternyata pemuda yang begitu dia benci sepanjang hari ini wajahnya begitu tampan rupawan.

Tujuannya yang ingin melabrak jamuan pernikahan Liu Yangyi mendadak raib ketika bertemu dengan Yi Xuan yang lebih tampan dari targetnya.

"Tuan Muda, aku tidak bermaksud mengataimu begitu kasar." Xinyu langsung memberi salam pada Yi Xuan.

Yang diberikan salam justru melipat lengan di depan dada, "Gara-gara kamu, uangku jadi kabur! Dia pembunuh berbahaya! Tapi kau membuatnya lepas!" Yi Xuan melotot kesal.

Xinyu menoleh ke belakang, dia menatap Yu Ning, "Di mana pakaian lain yang kamu siapkan tadi?" dia berbisik pelan.

Yu Ning menggeleng, ekspresi wajahnya terlihat panik, "Aku tidak jadi membawanya karena Nona mengatakan tidak perlu."

Xinyu merutuk dalam hati, lagi pula dia datang untuk menikmati perjamuan, siapa yang tahu sebelum sempat menikmati perjamuan, dia dicegat pemuda persilatan dan memintanya mengejar pembunuh.

Xinyu langsung terbang ke arah pembunuh itu lari, "Aku akan membantumu menangkapnya lagi!"

"Sialan! Niat hati ingin membuat Xie Yinlan merasa kalah cantik denganku, malah harus mengejar pembunuh. Yi Xuan, kamu sungguh keparat!" Xinyu merutuk dalam hati.

Dia menggunakan ilmu terbangnya dengan begitu baik. Yi Xuan yang melesat di belakangnya langsung merasa bahwa wanita ini tetap tidak mengurangi kekuatannya meski memakai pakaian yang merepotkan.

Xinyu mengeluarkan pedang lentur dari balik lengan pakaiannya.

Wanita ini selalu waspada, meski pergi ke pesta pernikahan, dia tidak akan pernah meninggalkan senjatanya sedetik pun.

Dia melemparkan pedang itu ke arah sosok hitam yang berlari.

Meski meleset, tapi pedangnya sudah melukai lengan kiri pembunuh itu. Dia memutuskan untuk mendarat terlebih dahulu.

Yi Xuan mendarat di sampingnya, tatapannya masih mengarah ke depan, "Kenapa kamu berhenti? Pembunuhnya belum tertangkap."

Xinyu mendengus, "Biarkan saja. Dia sudah terluka. Ada racun di Pedang Linghuo-ku ini. Akan meninggalkan bekas kehitaman di sekitar sayatannya, tanpa penawar, orang itu akan mati terbakar dalam tiga hari. Kelak jika kamu belum menemukan mayatnya, cari saja pria yang lengan kirinya memiliki sayatan berwarna hitam legam. Toh dia tidak akan bertahan tiga hari setelah terkena Racun Linghuo."

Yi Xuan menatap Xinyu dengan kesal mendengar penjelasan itu, "Aku tidak menyuruhmu membunuhnya!"

"Kamu bilang dia pembunuh, harus diapakan kalau tidak dibunuh!" Xinyu melotot kesal. Dia menunjukkan ekspresi tidak senang sejak bertemu dengan Yi Xuan.

Meski wajahnya tampan, tapi orang ini sangat menyebalkan. Lebih baik sejak tadi dia tidak usah sok-sokan mau membantunya menangkap pembunuh.

"Baiklah. Ayo kita cari!" Xinyu melangkah maju, dia menyimpan kembali Pedang Linghuo-nya.

"Mau mencarinya ke mana? Dia sudah lepas." Yi Xuan mengangkat bahu.

Xinyu tidak menghiraukannya, malah melesat cepat ke arah utara, meninggalkan Yi Xuan yang masih bingung mengapa dia berlari begitu cepat.

"Apa yang kau lakukan!" Yi Xuan berseru mengejar.

"Menemukan pembunuh itu. Apalagi?" Xinyu menjawab dengan nada datar.

Yi Xuan mengikuti arah Xinyu, berjalan lurus di antara rumah-rumah warga yang sepi.

Para warga ini pasti sedang mengikuti perjamuan Keluarga Liu itu. Teringat itu, Xinyu menyesal tidak mencicipi arak Keluarga Liu yang katanya arak terbaik kedua di Ibu Kota.

Meski begitu, di urutan pertamanya adalah Arak Mawar Hitam milik keluarganya.

Xinyu menyibak tumpukan karung berisi kulit padi. Hanya berkisar lima langkah, seorang berpakaian hitam berlari tertatih. Xinyu langsung mengejarnya.

Dan membawanya ke hadapan Yi Xuan.

Dia mengangkat bahu, "Bukankah mudah?"

"Bagaimana kau mengetahui keberadaannya?"

"Aku merasakannya."

Yi Xuan memasang wajah puas. Dia mendekat, "Apakah racun Linghuo-mu memiliki obat penawar?"

Xinyu merogoh pakaiannya, "Jangan dihabiskan, hanya ada satu!" lalu melemparnya ke arah Yi Xuan.

Xinyu seperti tahu apa yang akan dilakukan Yi Xuan. Dia mengikat tangan pembunuh ini, lalu mendorongnya hingga jatuh terduduk.

"Racun Linghuo ini mematikan. Jika kamu tidak meminum penawarnya dengan segera, kau akan mati kepanasan tiga hari kemudian. Penawar itu hanya aku yang memilikinya, sekarang jatuh ke tangan Tuan Muda Yi. Kau tanyakan saja padanya, apa yang harus kau lakukan untuk mendapatkan penawar itu." Xinyu melipat lengan di depan dada.

Dia ingin terlihat mengesankan di depan Tuan Muda Weihu Zhengyi ini. Sepertinya menjalin hubungan baik dengannya akan menguntungkan di masa depan.

Yi Xuan membuka botol penawarnya, dia berjongkok di hadapan si pembunuh ini, "Apakah kau membunuh Yueya?" dia bertanya dengan nada tegas.

"Aku tidak membunuh Yueya!" Pembunuh itu mengerang.

"Lalu kau sembunyikan dia di mana?" Yi Xuan menyorot matanya dengan tajam.

Pembunuh itu tidak menjawab, Xinyu hanya bisa mendengus mendengar pembicaraan membosankan mereka.

Dia kemudian mencabut Pedang Linghuo, dan meletakkannya di pundak si pembunuh, "Kalau pisau ini menyentuh kulitmu lagi, racun di tubuhmu benar-benar tidak akan tertawar. Kau akan mati terbakar."

Wajah pembunuh ini langsung menegang. Dia takut mati, sepertinya ancaman Xinyu tidak sia-sia.

"Kalau begitu, kau cepat jawab dengan benar." Xinyu mendekatkan kembali pedang Linghuo-nya satu centimeter.

Pembunuh itu langsung mengangguk, "Yueya masih hidup, Yueya masih hidup!"

"Katakan di mana dia?"

"Aku tidak tahu keberadaannya. Dia ditangkap oleh Pimpinan karena dia tidak sengaja mengetahui pembicaraannya dengan orang penting. Pimpinan mengatakan, rencananya melibatkan banyak orang penting di dunia persilatan. Sejak Ketua Sekte Wang meninggal, dunia persilatan menjadi tidak stabil. Para pendukungnya masih mencari Tuan Muda Wang Yuxuan hingga sekarang. Sementara pemimpinku menyusun rencana, dia tidak menginginkan siapapun mengetahuinya, bahkan jika seorang anak kecil tidak sengaja mendengarnya, Pimpinan bisa langsung membunuhnya di tempat."

"Lalu kenapa Yueya masih hidup?" Xinyu bertanya penasaran.

"Kau orang pemerintah, tidak boleh ikut campur urusan dunia persilatan!" Yi Xuan langsung menegurnya.

Xinyu mengangkat bahu, "Kalau begitu aku pergi duluan saja." Xinyu melesat pergi.

"Siapa orang penting yang terlibat itu?"

"Pimpinan mengatakan, semua orang yang terlibat berhubungan dengan catatan lama di Kantor Jiandu."

Kaki Yi Xuan mendadak lemas. Dia memang sudah menduganya. Kabar kehilangan Yueya akan segera menyebar ke Kota Ziyou. Para petinggi sekte akan segera mengetahuinya.

Yi Xuan harus segera menyelidiki masalah ini sebelum kabar menyebar sampai ke Ziyou. Setidaknya dia sudah tahu nyawa Yueya masih aman.

Dia akan menyelidiki dahulu tentang catatan lama di Kantor Jiandu. Baru pergi mencari keberadaan Yueya. Bagaimana pun, orang yang menculik Yueya memiliki pikiran yang tidak sederhana.

Pelat Setengah Lingkaran

Xinyu memasuki kereta kuda dengan wajah kesal, dia mendengus berkali-kali. Mengutuk Yi Xuan yang begitu menyebalkan.

"Nona, ada apa denganmu?" Yu Ning terlihat khawatir dengan perubahan suasana hati Xinyu. Xinyu menggeleng, lalu menatap Yu Shan.

"Yu Shan, meski kau masih kecil, tapi kau tahu banyak tentang orang-orang penting dunia persilatan, kan? Bisakah kau menjawab beberapa pertanyaan dariku?" Xinyu menatap wajah Yu Shan dengan serius.

Yu Shan mengangguk, "Nona tanyakan saja, selama mengetahuinya, aku akan menjawab pertanyaan apapun darimu."

"Apa kau mengenal seorang Yueya?"

Yu Shan tampak diam, dia menatap wajah Yu Ning dengan bingung.

"Kau tidak tahu, ya?"

"Yueya bukan nama orang, Nona. Sebutan ini dimiliki oleh Putri Tunggal Ketua Sekte Yinliang. Orang ini memiliki teknik bela diri unik yang bernama Ilmu Bulan Sabit. Karena dia satu-satunya orang yang menguasai teknik unik ini di seluruh daratan dinasti kita, rakyat menyebutnya Nona Yueya. Usianya baru 15 tahun, tapi teknik bela diri Bulan Sabit miliknya ini sudah menjadikannya gadis yang tak terkalahkan."

Xinyu mengangguk-angguk paham, "Lalu Yi Xuan ini untuk apa menyelidiki kasus hilangnya Putri Kepala Sekte Yinliang? Apa dia berasal dari sana?"

"Nona, Tuan Muda Yi adalah detektif bayaran. Jika Ketua Sekte sudah menetapkan bayarannya, tentu dia harus menyelidikinya." Yu Ning yang menjawab kecurigaan Xinyu.

"Saat menangkap pembunuh tadi, sepertinya Yi Xuan juga tahu sesuatu tentang putra guruku. Aku sudah mencarinya begitu lama, jika dia benar-benar tahu sesuatu tentang Wang Yuxuan, aku harus bertanya padanya." Xinyu berkata dengan tegas.

"Jika Tuan Muda Weihu Zhengyi menyelidiki kasus Nona Yueya, seharusnya kamu bisa membuatnya membantumu mencari Tuan Muda Wang, Nona. Satu-satunya cara adalah kamu tidak boleh memusuhinya." Yu Shan mengangguki kalimat Xinyu.

"Yu Shan, besok kau selidiki apa yang dilakukan Yi Xuan akhir-akhir ini. Juga ikuti dia ke mana pun dia pergi, laporkan padaku apapun itu, termasuk siapa yang dia temui seharian. Urusan memusuhi atau tidak, kita putuskan setelah identitasnya dipastikan tidak mencurigakan."

Yu Shan mengangguk, "Baik, Nona." Dia duduk di luar kereta sambil mengusiri kuda.

"Yu Shan, kau sediliki juga pria kekar yang memiliki sayatan hitam di lengannya. Orang itu baru saja terkena Racun Linghuo." Xinyu berbicara lagi, dia merasa orang ini juga harus ditanyai.

"Baik, Nona."

•••

Yi Xuan menutup pintu kamar penginapannya. Dia menggenggam uang yang hanya tersisa beberapa keping saja.

Uang ini akan berkurang lagi dalam dua hari. Membayar penginapan yang bernilai dua tahil perak dalam satu malam tidak cukup dengan menghabiskan beberapa keping ini. Lalu bagaimana dia akan makan?

Yi Xuan mendengus, dia tidak bisa terus menginap di penginapan. Dia harus mencari rumah untuk dia tinggali sementara berada di Ibu Kota.

Urusan ini akan panjang, dia akan menginap lebih lama dari yang dia perkirakan sebelumnya.

"Tuan Muda," seorang pria mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk," Yi Xuan berkata datar.

"Aku sudah menemukan rumah yang murah tapi berkualitas bagus. Rumah ini berada di samping Paviliun Zhuming milik Keluarga Liu. Kau bisa membayar dua belas ribu tahil emas untuk membeli semua fasilitas di dalamnya. Ada dua kamar tamu, satu aula, dua paviliun, taman depan dan taman belakang, lengkap dengan kolam kecil."

Yi Xuan mendengus, "Yang kucari hanya kediaman kecil dengan satu bangunan sederhana. Bukan kediaman mewah kepunyaan Nona Pertama Liu yang kau sebutkan itu!"

"Tuan Muda Ketiga yang merekomendasikan kediaman ini," pelayan itu membungkuk setelah mendengar protesan Yi Xuan.

Wajah Yi Xuan langsung sumringah, "Kalau begitu, kau tanyakan pada tuan mudamu, apakah dia mau membelinya untukku?"

Pelayan itu mengangguk tanpa berpikir, "Asal Tuan Muda Yi mau membantu menjodohkannya dengan Nona Pertama Liu, Tuan Muda Ketiga bahkan bersedia memberikan uang bulanan untuk makan sehari-harimu. Hanya sampai kau mendapatkan bayaran setelah Yueya ditemukan."

Setelah memikirkannya dan cukup bagus, Yi Xuan mengangguk-angguk, "Kau berikan surat kepada pemilik kediaman itu, aku akan membelinya, hmm dengan uang Ziqian."

"Baik, Tuan Muda."

Harga kediaman itu mahal sekali jika dibandingkan dengan uang yang dia punya. Tapi dia memiliki teman yang begitu memperhatikan hidupnya, Yi Xuan merasa sangat terharu hingga ingin menangis.

Yi Xuan menulis surat kepada Jiang Ziqian.

"Aku memintamu bertemu siang ini di Restoran Wanyu. Untuk membahas pertemuanmu dengan Liu Fenglan."

Yi Xuan tersenyum puas, dia mengikat gulungan surat kecilnya di kaki merpati pos miliknya. Lalu menerbangkannya ke rumah Jiang Ziqian.

"Tuan Muda, air panasmu sudah masak," ada pelayan penginapan yang mengetuk pintunya.

Yi Xuan membuka pintu, "Letakkan di dalam bak air," ucapnya dengan nada datar.

Yi Xuan berendam air hangat sambil membaca catatan-catatan tentang kasus yang menimpa ayahnya lima tahun lalu.

Yang dia cari adalah sesuatu yang disembunyikan ayahnya darinya.

Yi Xuan merasa ayahnya mati bukan karena membantai 57 orang di dalam Keluarga Liang, tapi karena seseorang menjebaknya demi mendapatkan sesuatu.

Yang tidak dia ketahui adalah sesuatu itu berupa apa? Yang membuat orang lain begitu tega memfitnah ayahnya melakukan hal sekeji itu.

Tapi apakah sesuatu itu berhubungan dengan seluruh Keluarga Liang yang dibantai? Ataukah hanya sebuah pengalihan?

Yi Xuan geram. Dia menyelidiki selama lima tahun sejak mengganti identitasnya, tetap belum menemukan apapun yang jelas.

•••

"Nona, hari ini Tuan Muda Yi Xuan mendatangi seorang pria di Restoran Wanyu. Pria itu adalah Tuan Muda Ketiga Jiang, Jiang Ziqian. Aku tidak terlalu mendengar pembicaraan mereka. Tapi sepertinya kedua orang ini bekerja sama memecahkan sesuatu yang penting. Tapi tidak berhubungan dengan hilangnya Nona Yueya, mereka sama sekali tidak menyebut namanya dari awal pertemuan hingga berpisah. Mereka merencanakan pertemuan kembali pada tanggal tujuh bulan depan."

Xinyu menerima laporan dari Yu Shan, dia mengangguk lalu membiarkan Yu Shan pergi.

"Satu lagi, Nona. Catatan lama yang kau minta tentang kejadian di kediaman kita, berada di dalam Kantor Jiandu." Yu Shan menunduk sebelum mengundurkan diri.

"Terima kasih." Xinyu membiarkan Yu Shan keluar dari paviliunnya.

Xinyu berencana ingin menyelinap sendiri ke dalam Kantor Jiandu untuk mencuri catatan lama tentang kasus pembantaian keluarganya.

Xinyu merasa ada yang janggal dengan kasus itu. Meski Kaisar tidak mengizinkannya, Xinyu tetap akan melakukannya diam-diam.

Mimpi buruk setiap malam harus segera di selesaikan.

•••

Xinyu memasang kembali topengnya, dia memutuskan untuk keluar berjalan-jalan. Dia tidak ditemani siapapun, berjalan melewati pasar-pasar ramai.

Dia bertemu Yi Xuan lagi. Pemuda itu sedang berdiri di belakang kerumunan warga yang mendengar cerita dari pendongeng jalanan.

Pendongeng itu menceritakan tentang Pendekar Weihu Zhengyi yang hebat dan penuh kebaikan.

Xinyu berdiri di sebelahnya dan menertawainya, "Apakah cerita itu nyata?"

Yi Xuan meletakkan telunjuk di depan bibirnya dan menyuruh Xinyu diam.

"Akhir-akhir ini, banyak orang yang melihat interaksi khusus antara Pendekar Weihu Zhengyi dan Jenderal Agung Liang Xinyu.

"Jenderal Agung pertama kali bertemu dengan Pendekar Weihu Zhengyi pada malam jamuan pernikahan Tuan Muda Kedua Liu, Liu Yangyi. Semua orang tahu, Jenderal Agung pernah menyukai Tuan Muda Kedua Liu, dan bertemu Pendekar Weihu Zhengyi tepat di hari pernikahan Tuan Muda Kedua Liu.

"Kemudian, Jenderal Agung Liang malah terus mengikuti Pendekar Weihu Zhengyi kemanapun dia pergi. Bahkan pernah mengikutinya hingga Beizhou.

"Menurutmu, apa yang terjadi antara Pendekar Weihu Zhengyi dan Jenderal Agung Liang? Sepertinya, Jenderal Agung sudah menyukai Pendekar Weihu Zhengyi. Bahkan sering mendatangi kamarnya di Penginapan Xiaobao."

Xinyu langsung mengernyit, "Aku bahkan tidak tahu kalau kamu menginap di penginapan bobrok itu," dengusnya.

"Kabarnya, kebaikan Pendekar Weihu Zhengyi sudah membuat Jenderal Agung Liang jatuh hati padanya sejak pandangan pertama."

Xinyu mendengus kesal. Apalagi melihat reaksi warga yang mendengarnya terlihat begitu penasaran dan dengan raut wajah senang saat mendengar cerita bohong itu.

"Sejak kapan pendongeng jalanan sepertinya jadi berani menceritakan kisah yang tak pernah terjadi?" Xinyu bersungut-sungut.

Yi Xuan meliriknya dan terkekeh kecil, "Nona, jika kamu keberatan sampai marah seperti itu, tampaknya kamu benar-benar sudah memiliki perasaan untukku."

Xinyu langsung meninju perut Yi Xuan, "Jangan harap!"

Xinyu melempar satu tahil perak untuk pendongeng itu, dia memintanya untuk tidak menceritakan kisah menjijikkan itu lagi.

"Uang untukmu, Pak! Sebaiknya kau ganti ceritamu dengan yang lebih layak. Cerita menjijikkan seperti itu tidak pantas didengar oleh telingaku!"

"Huuu, huuu, apanya yang tidak pantas! Kau yang tidak pantas berada di sini untuk mendengar kisah tentang pendekar kami! Pergi kamu, pergi!"

Xinyu malah mendapat lemparan buah busuk dan sayuran layu dari warga yang mendengar keluhannya.

Yi Xuan segera memeluk tubuh Xinyu untuk melindunginya dari benturan benda-benda yang bisa menyakitinya dan mengotori pakaiannya.

"Apa yang kau lakukan?" Xinyu mendorong tubuh Yi Xuan sejauh mungkin dari tubuhnya.

"Melindungimu, apalagi?" Yi Xuan menatapnya jahil.

"Menjijikkan sekali." Xinyu menepuk-nepuk bajunya yang kotor, sementara warga terus mencacinya karena berbuat rusuh di tengah cerita Pendekar Weihu Zhengyi dan Jenderal Agung Liang yang sangat mereka sukai itu.

Splash!

Yi Xuan tiba-tiba mengangkat tangannya, sebuah anak panah yang sedang melesat dia tangkap begitu saja dengan tangan kosong.

Jika tidak, anak panah itu mungkin sudah menusuk jantung Xinyu tanpa ampun.

Xinyu yang melihat anak panah itu tepat di depan matanya menahan napas karena terkejut.

Yi Xuan segera terbang menjauhi kerumunan dan mengejar orang yang mengirim panah itu.

Para warga di belakang mereka mulai berbisik-bisik, "Sepertinya kedua orang itu adalah Tuan Muda Yi Xuan dan Jenderal Agung Liang Xinyu. Lihat saja gerakan bela diri mereka."

Xinyu mengikutinya di belakang. Yi Xuan melemparkan anak panah itu ke arah orang berbaju hitam yang sedang berlari kabur.

Xinyu mencabut pedangnya, dan langsung melemparkannya ke arah orang misterius itu.

Pedang itu menancap di batang pohon tepat di depan orang berbaju hitam itu.

Yi Xuan bertindak lebih dulu, dia menendang punggung orang itu dari belakang.

Xinyu mencabut pedangnya dari batang pohon, lalu meletakkannya di leher orang itu.

"Katakan, siapa yang menyuruhmu melakukannya? Kau bahkan berani bertindak di siang bolong. Pimpinanmu pasti bukan orang sembarangan!" Yi Xuan menginterogasinya.

Orang itu, jangankan menjawab, dia bahkan memenggal kepalanya sendiri dengan pedang Xinyu yang sudah bertengger di bahunya.

Xinyu segera memeriksa nadinya, orang itu benar-benar sudah mati karena pedangnya, "Dia bunuh diri, bukan aku yang membunuhnya." ucapnya setelah memastikan.

Yi Xuan menatap Xinyu dan memeriksa setiap jengkal tubuhnya, "Kau baik-baik saja? Apakah ada yang terluka?"

Xinyu menggeleng, "Tapi siapa orang ini?"

Yi Xuan memeriksa tubuh orang berbaju hitam, lalu menemukan sebuah pelat berbentuk setengah lingkaran yang memiliki lambang berbentuk segi lima yang aneh di bawahnya.

"Dia sepertinya bawahan orang yang menculik Yueya. Pelat mereka sama seperti pembunuh sebelumnya."

Xinyu mengernyit, "Kenapa dia ingin menyerangku?"

"Bukan. Target mereka adalah aku."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!