Suara riuh tepuk tangan memenuhi ruangan itu, lampu-lampu berdisko dengan alunan lagu yang syahdu membuat para anak remaja menikmati musik di malam itu. Seorang gadis berpura-pura bahagia menatap sendu sepasang kekasih yang saling memberi kehangatan satu sama lain. Timbul rasa cemburu dalam hati ingin memiliki pria itu yang notabennya adalah sahabatnya sendiri.
" Mereka sangat serasi yah?" ucap Adriyan.
pemuda itu tiba-tiba datang mengejutkan Aisyah. Ia hanya mengangguk pelan menanggapi ucapan teman Adriyan sahabatnya. Ada rasa perih dalam dada ketika Aisyah melihat keduanya begitu mesra.
Adriyan dapat menangkap arah pikiran gadis di sampingnya ini. " Kamu mencintai Aryan ?? Pertanyaan Adrian membuat Aisyah gugup dan Adriyan dapat melihat itu. "hahahaha !" aku hanya bercanda Syah, jangan dimasukkan ke dalam hati ucapanku barusan!" Aisyah hanya tersenyum kikuk dibuat laki-laki ini, ia lalu menghembuskan nafas legah.
" Syah.. dansa yuk !"Aku dan kamu tidak punya pasangan kan," ajak Adriyan pada Aisyah. Namun ditolak halus oleh gadis cantik itu. "Aduuh gimana ngomongnya yah, aku tidak bisa dansa, "ucap Aisyah agak malu. Dia orang desa mana ada di kampungnya acara seperti ini pake dansa lagi," guman Aisyah pada dirinya sendiri.
" Tidak masalah Syah ntar aku yang ajarin, gimana ? "Ujar Adriyan mengulurkan tangan pada Aisyah berharap gadis ini membalas uluran tangannya.
" Terima..! Terima..! Terima..!
Sorak teman-teman Aisyah tepuk tangan riuh tanda menyetujui keduanya sebagai pasangan dansah di malam ini. " Terima aja Aisyah!" Untuk malam ini aja, "teriak Dina sahabat Aisyah.
Aisyah menoleh pada sahabatnya itu, bukan lelaki ini yang diinginkan melainkan lelaki yang ada di pojok sana di mana saat ini dia sedang b3rcvmbu mesra dengan kekasihnya. Aisyah menerima uluran tangan Adriyan dengan ragu, " aku tidak bisa dansah, Rian." ucapnya gugup. " Nyantai ajalah Syah, ada aku di sini, "ujar Adriyan meyakinkan gadis cantik ini.
Suara tepuk tangan dari teman-teman semakin riuh saat Aisyah menerima uluran tangan Adrian. Aryan yang mendengar suara ramai dari teman-temannya ikut gabung sama mereka. " Ada apa ? Kenapa jadi ramai begini ? tanyanya penasaran.
" Tuh.. lihat di sana Adrian sama Aisyah berdansa mereka pasangan yang cocok ya, bagaimana menurutmu ?"Aryan yang ditanya seperti itu tidak bisa menjawab, ada rasa sesak di dada melihat mereka namun perasaan apa ini ? Entahlah..ia pun tidak ingin pusing soal perasaan karena dirinya hanya mencintai Zahrah sedang Aisyah hanyalah sahabatnya, teman berbagi, teman curhat ketika ia ada masalah maka Aisyahlah yang pertama tahu tentang dirinya.
* * * *
Seorang wanita cantik mengulurkan tangan mengajak Aryan berdansa dengannya, ia ingin memperlihatkan pada semua orang yang hadir di pesta itu bahwa Aryan si pemuda tampan dan dambaan dari setiap wanita adalah miliknya dan hubungannya baik-baik saja.
" Kita berdua berdansa malam ini dan aku berharap setelah malam ini hubungan kita akan membaik, "ucap gadis itu yang tak lain adalah Zahrah kekasihnya.
" Bagaimana hubungan kita akan membaik jika kamu sudah mengakhirinya sendiri ?" Ucap Aryan dengan wajah datarnya.
" Itu semua karena ulahmu, kamu tidak ingin jauh-jauh dari anak pemb4ntu itu, kamu selalu saja bersamanya tanpa peduli dengan perasaanku.
" Kamu lebih perhatian dan peduli padanya tanpa memikirkanku," ucap Zahrah berteriak mulai emosi.
Aryan merasa suasana makin panas dengan terpaksa ia menggandeng tangan Zahrah ikut berdansa bersama yang lain. Teman-temannya yang hadir di malam itu mengira bahwa hubungan mereka makin mesra saja. Zahrah memperhatikan Aisyah sedang berdansa bersama Adriyan tersenyum sinis, " ternyata gadis kampung itu tidak sepolos yang aku pikirkan," ucapnya membuat Aryan menatapnya tajam.
" Kamu jangan berkata buruk tentang Aisyah!" Dia tidak seperti gadis lain, "ucap Aryan tak terima jika ada yang berkata buruk tentang Aisyah sahabatnya.
Karena marah Zahrah menarik tangannya dari bahu Aryan namun mendapati tatapan tajam dari laki-laki yang dicintainya itu dan akhirnya ia mengurungkan niatnya. Mereka masih asyik berdansa termasuk Aryan bersama kekasihnya, belum ada yang tau kalau mereka sedang bertengkar hebat karena seseorang. Kedekatan Aryan dan Aisyah membuat Azahra cemburu sehingga hubungan mereka merenggang.
" Berhentilah mencurigai Aisyah karena dia tidak mungkin mencintaiku dan aku pun tidak pernah cinta sama dia, tidak pernah terbersit dalam pikiranku untuk memilikinya. Dia bukan tipe ku melainkan dirimu, kamu adalah wanita idamanku. "Ucapnya.
Aisyah yang ada di belakang Aryan membuat hatinya terkoyak.
Ingin menangis menumpahkan rasa sakitnya.
* * * *
Aisyah ingin pergi dari tempat dansah itu namun Adriyan mencegahnya.
"Mau ke mana Syah ? Aku masih pengen berdansa denganmu, kapan lagi kita berdua bisa seromantis ini ?" Rayu Adriyan, membuat wajah Aisyah bersemu merah seperti tomat, Adriyan yang menyadari itu merasa senang bisa membuat gadis ini tersipu malu karenanya.
" Aku mau pulang, ini udah terlalu malam Riyan, "ucap Aisyah beralasan ia tidak tahan melihat dua sejoli itu makin mesra.
" Tidak tahan melihat mereka berdua ?" Tanya Adriyan memicingkan mata curiga.
Aisyah kian menunduk menggigit bibir tipisnya. Adriyan tahu jika Aisyah sedang menangis, ia mengangkat wajah cantik milik Aisyah lalu menghapusnya lembut.
" Ke sana yuk ! "Ajak Adriyan pada Aisyah mencari tempat duduk yang tidak banyak orangnya.
Aisyah hanya menurut mengikuti ucapan Adriyan.
" Kamu sangat mencintai Aryan, Syah ?" Tanyanya pelan takut ada teman lain yang ikut mendengar percakapan mereka. Aisyah menggeleng dengan menghapus jejak-jejak air mata yang menetes membasahi pipi.
" Kamu tidak usah membohongiku karena aku dapat melihat semuanya Syah. Dari perhatian dan tatapanmu untuk Aryan aku bisa menyimpulkan bahwa kamu sangat mencintainya, "ucap Adriyan membuat Aisyah tidak mampu mengelak. Ada rasa nyeri di hati laki-laki tampan itu mengatakannya.
" Kami cuma sahabat tidak lebih, Riyan. Aku dan Aryan selalu bersama karena dia memang membutuhkanku...,
"Dan kamu selalu ada untuknya," ujar Adriyan memotong Ucapan Aisyah cepat.
Aisyah menatap wajah laki-laki yang ada di depannya itu,
"andaikan Aryan seperti Adriyan yang selalu ada untuknya dan mengerti akan dirinya betapa beruntungnya aku," ucap Aisyah dalam hati.
Adriyan yang tengah menghibur Aisyah tiba-tiba datang seseorang memanggil.
"Aisyah.. ayo siap-siap ! "Aku mau pulang sekarang.
Adriyan dan Aisyah menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
" Kenapa malah bengong ? Aku mengajakmu pulang karena bibi menelpon dinomorku, katanya dia sangat menghawatirkan kamu. Lagian ini sudah tengah malam tapi kamu belum pulang. " Ucap Aryan menjelaskan agar Aisyah dan Adriyan tidak salah paham.
Aisyah berdiri dari tempat duduknya menatap di sekeliling Aryan dan ia tidak menemukan seseorang," di mana Zahrah ?"tanyanya pada Aryan.
"Mana ku tahu, udah pulang kali. " Jawab Aryan acuh tak acuh.
" Kalian bertengkar lagi ? Ada apa ? "tanyanya lagi makin penasaran.
Aisyah tidak tau kalau masalahnya ada pada dirinya yang selalu menempel pada kekasihnya.
" Tidak ada masalah kok, kami baik-baik aja," ucapnya memaksakan dirinya tersenyum.
Zahrah yang melihat mereka dari kejauhan mengepal tangan penuh d3ndam.
" Aryan adalah milikku.
"Kamu yakin, ingin pulang dengan hujan deras begini ?" Tanya Aisyah pada Aryan.
" Emang kamu belum pengen pulang ? "Ya udah aku pulang sendiri, "ujar Aryan tanpa menjawab pertanyaan Aisyah.
" Cepetan Syah..!" panggil Aryan buru-buru. Karena merasa diabaikan akhirnya Aryan mendekatinya lalu menarik tangan Aisyah. "Lepaskan tangan, Aisyah !"Jangan memaks4nya ! "Ucap Adriyan menahan tangan Aryan.
Aryan berbalik menatapnya tajam.
"Apa masalahmu ? Aku mengajak Aisyah pulang karena kami searah," ucapnya menatap tak suka Adriyan.
" Syah, aku yang akan mengantarmu pulang, lagian saat ini hujannya deras banget, kamu tidak takut terjadi sesuatu padamu di jalan ?" Ucapan Adriyan ada benarnya juga, tapi Aisyah merasa tidak enak pada Aryan.
" Syah, pakai jaket ini kamu tidak akan kedinginan.
Aisyah yang merasa did3sak oleh Aryan menoleh pada Adriyan meminta persetujuan padanya. Adriyan mengangguk menyetujui.
"Hati-hati!" Kamu jangan ngebut dan jaga Aisyah baik-baik!" Jika terjadi sesuatu padanya aku yang akan m3ngh4bisimu, cam kan itu !" Ujar Adriyan dengan ancamannya.
Aryan mengepalkan tangan ingin rasanya merob3k-rob3k mulut pedas Adriyan. Aisyah yang melihat gelagat permusuhan kedua sahabat itu dengan cepat ia menarik lengan Aryan menjauhi Adriyan. Zahrah yang melihat Aryan bersama Aisyah mengembungkan cairan kristal membasahi pipi cantiknya lalu berlari keluar meninggalkan mereka. Aryan yang melihat itu tak menggubris kepergian kekasihnya. Ia masih sangat kesal karena Zahrah terlalu egois menurutnya.
" Yan, hujannya makin deras kita tunggu sampai redah ya! "ucap Aisyah saat mereka sampai di parkiran.
"Tidak papah Syah, ntar hujannya akan redah, lagian jaket yang kamu pakai cukup tebal kok.
Mendengar itu Aisyah nggak berucap lagi ia hanya menurut menunggangi motor Kawasaki Ninja kesayangan milik Aryan.
" Pelan- pelan, Yan!" Jangan ngebut ! "Teriak Aisyah.
" Ntar kita sampainya basah kuyup kalau dipelankan Syah.
" Tumben kamu tidak bawah mobil bepergian Yan," teriak Aisyah lagi.
" Rencananya aku pengen jalan-jalan sama Zahrah dengan naik motor tapi tidak jadi.
Hati Aisyah makin sakit mendengar itu. Andaikan Aryan tahu perasaan Aisyah kepadanya, apakah Aryan masih ingin menjadi sahabatnya ?" tanya Aisyah pada dirinya dalam hati.
Zahrah adalah tipe Aryan wanita yang sangat dicintainya, sedangkan dirinya bukan siapa-siapa bagi Aryan, sesek dalam dada ketika Aisyah mengingat itu semua.
* * * *
Hujan makin deras disertai suara petir yang kian bergemuruh di atas langit yang gelap membuat siapa saja yang berada dalam kondisi seperti itu pasti akan k3takutan termasuk Aisyah.
" Aaaaak !" teriak Aisyah, menutup kedua telinga. " Aryan.. aku takut sama petir, bagaimana ini ? "tanya Aisyah dengan ketakutannya.
Aryan yang mendengar Aisyah makin ketakutan menenangkannya.
" Tenang Syah, kita akan mencari tempat berteduh di sekitar sini, kamu mau kan ?" Aryan meminta persetujuan pada Aisyah. "Terserah kamu Yan, aku ikut kamu aja, "ucap Aisyah.
Aryan mencari tempat penginapan untuk mereka berdua karena situasi malam ini tidak memungkinkan dirinya dan Aisyah untuk pulang ke rumah, "pikiranya.
" Di sini aja ya, Syah!" Penginapan di sini cukup bagus kok dan mudah-mudahan kamarnya masih ada yang kosong.
Aisyah mengangguk setuju aja tanpa protes lalu mereka menuju tempat karyawan.
" Mbak, kami butuh dua kamar apa masih ada yang kosong ? "Pada Aryan pada karyawannya. " Sebentar saya cek dulu ya, Mas," ujar wanita cantik itu tersenyum ramah pada Aryan penuh dambah. Ketampanan yang dimiliki Aryan membuat kaum hawa yang melihatnya terpesona dengannya.
"Syah kamu makin kedinginan ? "Sabar ya!" sebentar lagi kamu akan ganti pakaian," ucap Aryan khawatir setelah melihat tubuh Aisyah
makin gemetar karena kedinginan.
" Maaf ya, mas, kamarnya tinggal satu yang tidak terisi," ujar karyawan itu lalu menatap sinis pada Aisyah. Merasa ditatap tidak suka oleh wanita itu Aisyah menundukkan wajah. "Kenapa wanita itu menatapku tidak suka ?" Perasaan aku tidak melakukan kesalahan apapun," ucapnya bertanya-tanya dalam hati. Aryan meraih tangan Aisyah, " kamu tidak papah kan kalau malam ini kita satu kamar?" Soalnya kamarnya tinggal satu." Ucap Aryan menjelaskan agar Aisyah tak salah paham dengannya.
Aisyah mengangguk merasa tidak punya pilihan lain, kedinginan yang dirasakan pada tubuhnya membuat ia tidak bisa berpikir banyak lagi. Aryan dengan cepat mengambil kunci kamar yang sudah dipesan lalu menuntun. Aisyah masuk ke dalam kamar.
" Cepat ganti pakaianmu Syah supaya tidak kedinginan lagi, "ucap Aryan penuh perhatian pada sahabatnya itu. Oh iya, ruang gantinya ada dibagian sana, "ucapnya lagi.
Aisyah menatap wajah tampan pria itu diam-diam lalu tertunduk sedih.
"Zahrah sangat beruntung mendapatkan laki-laki yang sangat mencintainya seperti dirimu," ucapnya pelan namun masih bisa didengar oleh Aryan.
" Kamu mengatakan sesuatu, Syah ?"
Aisyah kaget, "eh.. tidak kok, aku pengen ganti baju dulu, "ucapnya cepat lalu berlari masuk ruangan ganti.
Aryan menggeleng kecil melihat tingkah Aisyah. " Lebih baik aku mandi dulu supaya lebih segar," ucapnya lalu mengambil handuk masuk ke kamar mandi.
Tok..! Tok..! Tok..!
"Syah, kenapa belum keluar ? Kamu baik-baik aja kan?" Panggil Aryan setelah keluar dari kamar mandi. Ia melihat di sekeliling mencari Aisyah namun tidak ada karena itu ia berpikir sahabatnya itu masih di ruang ganti.
" Aisyah," teriaknya lagi namun belum ada jawaban dari dalam.
" Syah jawab aku! "Kalau kamu masih tidak jawab, aku akan mendobrak pintu ini, "ucapnya lagi.
" Satu...dua...tiga..!
" Braaak !" Tiga kali tendangan dari Aryan, pintu terbuka, ia mencari Aisyah di ruangan itu.
"Aisyah.. kamu di mana ? "Syah, jawab aku !"
Seorang gadis dengan badan gemetar tergeletak di lantai dengan keadaan lemas.
Aryan melihat itu seketika berlari mendekati Aisyah.
" Syah kamu baik-baik aja kan ? "Ucapnya makin khawatir lalu mengangkat tubuh Aisyah keluar dari tempat itu. Aryan membaringkan tubuh lemas Aisyah di ranjang empuk itu dengan pelan.
" Syah, kamu tidak papa kan ?" Tanyanya memegang lembut tangan lemas gadis itu. Aryan yang sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu berpikir keras bagaimana cara untuk menghangatkannya agar berhenti kedinginan.
Padahal sudah dipakaikan selimut yang cukup tebal tapi masih aja tubuh Aisyah terlihat gemetaran.
" Apa yang harus kulakukan ?"
Pikiranya. " Syah, boleh aku memelukmu ?" Tanya Aryan ragu namun ia tidak menemukan cara lain.
Tidak ada jawaban dari gadis itu namun ia hanya menatapnya sendu dengan bibir yang masih pucat. Aryan menghelah napas panjang pikirannya saat ini buntu ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia menatap lekat-lekat wajah Aisyah dengan memegang lembut tangan sahabatnya.
" Syah, aku takut terjadi sesuatu padamu, "ucap Aryan jujur masih menatap lamat-lamat wajah cantik Aisyah.
"Aku udah mendingan kok, "ucap Aisyah tersenyum paksa, ia tidak mungkin membuat sahabatnya merasa bersalah karena dirinya.
Aryan tahu kalau Aisyah belum sembuh lalu ia menawarkan diri lagi.
" Syah, biarkan aku menghangatkanmu ya !"
Ucapnya lalu ikut masuk ke dalam selimut tanpa menunggu jawaban Aisyah.
Sejenak Aisyah memandang wajah tampan milik Aryan. " Terimakasih," ucapnya.
Hati Aisyah berbunga-bunga seketika, sahabatnya dengan berbaik hati ingin menghangatkannya. Sedangkan Aryan makin mendekap sahabatnya tersebut karena badannya kian mengigil. " Aku takut terjadi sesuatu pada mu , Syah. Aku yang bertanggung jawab dalam hal ini.
" Kenapa begitu?" tanya Aisyah tiba-tiba.
" Aku yang mengajakmu ke pesta dan bibi mempercayaiku," ucap Aryan mengusap lembut rambut sahabatnya.
" Jangan khawatir! Aku baik-baik aja kok, Yan." ucapnya meyakinkan sahabatnya yang masih dalam dekapannya.
Tidak berselang lama kemudian, Aisyah tertidur dengan mimpi indahnya. Sejenak Aryan menatap wajah cantik nan ayu tanpa polesan itu.
" Sempurna," batinnya memuji kecantikan yang dimiliki Aisyah.
Aryan bangun dari tempat tidur setelah memastikan Aisyah terlelap. Tangannya kini meraih air yang ada di nakas. Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering berada di dek4t Aisyah. Tubuhnya berdesir memikirkan sesuatu yang membuat dirinya berpikir melayang jauh.
Setelah meletakkan gelas yang baru saja dipegangnya, ia mendekati lagi sahabatnya.
" Syah, kamu benar-benar tidur?" tanyanya. Hembusan nafasnya sangat terasa di tengkuk gadis tersebut sehingga Aisyah terusik dari tidurnya.
" Yan, kamu belum tidur?" tanya Aisyah.
Ia menatap balik sahabatnya yang kini tengah memandangnya lembut. Aryan mengangguk dan berucap," entah kenapa aku tidak bisa tidur malam ini?" ucapnya membuat Aisyah mengerutkan kening.
Malam yang larut begitu dingin disertai hujan lebat. Angin bertiup begitu kencangnya seperti badai. Tanpa mempedulikan hal yang lain kedua insan tersebut terkabung asmara hingga terjadi sesuatu yang seharusnya tidak terjadi pada ke-dua anak manusia itu.
Aisyah membuka mata setelah merasakan hembusan angin di celah-celah jendela. Rasa remuk dalam diri setelah kejadian di malam itu. Matanya menelisik wajah pria yang masih tertidur dengan pulasnya. Rasa bersalah sekaligus bahagia ketika mengingat kebersamaannya dengan laki-laki yang mengisi relung hatinya. Bibir mungil itu mengembang seketika, " bukan aku menyesali apa yang telah terjadi diantara kita, tapi aku berharap suatu saat nanti aku mendapatkan balasan cinta darimu." Ucapnya dengan mata memandang lembut sahabatnya.
Aryan menggeliat dan menoleh, rasa terkejut melihat sahabatnya sendiri tengah memandangnya." Apa yang terjadi?" ucapnya seketika berubah menjadi datar.
Aisyah merasa sesak mendengar ucapannya, pria itu seolah tidak mengharapkankan sedikit pun kehadirannya. " Aku tanya apa yang terjadi?" ucapnya sudah mulai naik pitam kala sahabatnya terdiam saja.
Air indah itu mengembun, bolah cristal hampir saja jatuh. Sekuat apa pun dirinya menahan cairan bening tersebut, akhirnya tetap jatuh membasahi pipi mulusnya.
Tanpa berucap Aisyah berlalu ke kamar mandi, " aku tahu cintamu bukan untukku, tapi bisakah kamu menghargaiku sedikit saja."lirihnya.
Entahlah siapa yang disalahkan, nasi sudah jadi bubur. Tak perlu disesali lagi.
Sedangkan di luar kamar, Aryan terlihat prustasi. Apa yang dilakukan benar-benar kesalahan. Dia menghianati kekasihnya dan ia sangat menyesal. Aisyah yang mendengar itu menangis sejadi-jadinya di kamar mandi. Dia mengirah setelah hari ini Aryan sedikit memberi cinta untuknya.
" Akhh," teriak Aryan dengan menggusar rambutnya kasar.
"Kenapa Aisyah membiarkan aku melakukan hal b0d0h ini. Aku menghianati kekasih hatiku dan mengh4ncurkan sahabatku sendiri.
Aisyah tidak tahan lagi hingga dirinya bersiap-siap untuk pergi meninggalkan kamar itu.
Ia semakin sesak jika tetap berada di ruangan yang sama dengan pria yang melukai hatinya.
Aryan hanya melirik sebentar sahabatnya tanpa menegurnya. Ia membiarkan Aisyah keluar begitu saja.
" Kenapa sesakit ini?" ucap Aisyah mengusap dadanya.
Rasa perih semakin dalam yang ditorehkan oleh sahabatnya sendiri.
Orang-orang memandang anak remaja tersebut yang tengah keluar mencari angin. Wajah sembab kini makin bengkak akibat menangis.
" Aku pergi," sebuah pesan yang ditujukan untuk Aryan melalui aplikasi hijau.
Masih tercentang dua tidak ada tanda-tanda ingin menyentuh ponsel tersebut oleh pemiliknya.
Aisyah berjalan sendiri tanpa ditemani siapapun. Hatinya kini benar-benar terkoyak, rasa cintanya pada sahabatnya sendiri membuat dirinya kehilangan arah.
***
Suara telopan Aryan berdering, pemuda itu hanya meliriknya sebentar kemudian berlalu masuk ke kamar mandi.
" Aryan, kamu di mana sih, Nak?" Ucap Nandini berasa geram.
Kemudian tangannya mencari nomor gadis yang selalu bersama putranya yaitu Aisyah. Hal yang sama dan Nandini menghela nafas kasar.
" Anak-anak pada ke mana,sih ?" Kenapa tidak ada satu pun yang menjawab teleponku?"
ucapnya dengan guratan kekesalan.
Bram yang sedang di samping istrinya juga ikut geram dengan sikap putranya yang semakin tidak peduli dengan kekhawatiran orang tuanya.
"Hiks," sebuah tangisan pilu dari seorang gadis yang tengah berjalan sendirian. Ia seolah kehilangan arah, entahlah Aisyah ingin kemana. Yang pasti saat ini ia ingin mencari ketenangan. Hembusan angin menerpa wajah dan rambut yang terurai. Ia tidak peduli dengan kedinginan di pagi petang itu. Hati yang sedang hancur lebur ingin dia buang jauh-jauh.
Sedangkan Aryan yang masih di kamar tersebut kini berbaring menatap langit-langit ruangan.
" Maaf Aisyah," lirihnya.
Aku adalah seorang sahabat yang tidak bisa melindungimu. Kamu adalah wanita istimewa di hatiku namun tidak bisa mencintaimu. Aku lebih dulu mengenal Zahra dan aku sangat mencintainya. Hanya dia wanita yang kucintai. "ucapnya kembali.
Ia pun bangkit dari tempatnya lalu mencari Aisyah di luar. Dia berpikir bahwa Aisyah hanya ingin mencari udara segar dan akan menunggunya di luar.
" Ke mana Aisyah?" tanyanya seorang diri.
Dia pun pergi bertanya pada petugas tersebut namun tidak ada jawaban yang memuaskan bagi Aryan. Mungkin karena masih terlalu pagi sehingga petugas itu hanya melihat Aisyah samar-samar.
"Apa yang harus kukatakan pada bibi? Aisyah pergi bersamaku dan pulang tidak bersama. Mereka pasti mengintrogasi apa yang terjadi pada kami.
Tiba-tiba rasa kekhawatiran menyelimutinya. Dia tidak ingin Aisyah menceritakan semua kejadian hingga beralih mereka menjaga jarak.
Aryan memperhatikan gerak-gerik seorang gadis yang sedang berjalan, dengan cepat ia menghampirinya," Aisyah," panggilnya
" Maaf anda cari siapa?" tanya seorang gadis yang dikira Aisyah.
" Maaf, aku sedang mencari temanku dan ternyata aku salah orang. " ucap Aryan.
Gadis tersebut sejenak terkesima dengan ketampanan yang dimiliki pemuda di depannya itu. Bibirnya menyunggingkan senyum manis yang dibuat-buat.
" Terimakasih," ucap Aryan tanpa berbasa-basi. Gadis tersebut terlihat sangat kecewa.
Dengan menelisik beberapa jalanan namun tidak menemukan Aisyah, hingga Aryan memutuskan untuk pulang.
" Mungkin Aisyah sudah pulang." Ucapnya.
Ia terus mengendarai motor dengan laju yang cukup kencang. Ia berharap Aisyah pulang ke rumah dan tidak menceritakan pada semua orang apa yang terjadi pada mereka.
" Aku minta maaf Aisyah, aku memang pria br3ngs3k dan tidak bert4nggung j4w4b. Tapi kamu harus mengerti bahwa aku sudah memiliki wanita. Aku membutuhkan perjuangan untuk mendapatkan Zahra. Jadi aku sangat menjaga cintanya.
Kamu adalah sahabat yang baik dan mengerti aku selama ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!