NovelToon NovelToon

Pantas

Pertemuan

Carolin Ze 34th, status janda dengan 2 orang anak. Mempunyai toko kecil yang hanya cukup untuk hidup dengan kedua anaknya.

Anna Ze 12th, putri pasangan Ze yang sangat cantik,ceria dan menyukai fashion.

Richard Ze 8th, putra pasangan Ze yang pintar,humoris,dan tampan. Menyukai hewan terutama ikan dan tertarik dengan dunia design arsitektur.

Eric Ze telah meninggal dunia 4th lalu dalam sebuah kecelakaan mobil,meninggalkan istri tercinta dan kedua anaknya. Duka yang sangat mendalam menyelimuti keluarga kecil mereka saat itu, tidak ada sanak saudara yang datang hanya beberapa teman dekat dan para tetangga.

Tatapan penuh rasa iba mengguyur Carol hingga dia merasa muak. Carol tidak mau berlarut dalam kesedihnnya saat dia ingat kedua anaknya butuh tempat bersandar, jika mereka melihat ibunya yang menyedihkan seperti ini apa yang akan terjadi? begitu pikirnya. Walaupun hati kecilnya menangis meraung kehilangan separuh jiwanya.

Carol segera bangkit dari sisi makan Eric Ze yang masih basah itu,dia tersenyum pada kedua anaknya seraya mengulurkan tangan.Carol memeluk kedua anaknya yang masih menangis sesenggukan,

"Ushhh..Mama ada di sini sayang,tidak akan pernah meninggalkan kalian berdua.Papa tidak akan suka jika melihat kita menangis,mari pulang dan kita harus berjanji untuk hidup lebih baik." Ucap Carol seraya memeluk kedua anaknya menenangkan.

Tidak ada jawaban dari kedua buah hatinya itu,hanya anggukan kecil sebagai jawaban.

Rumah terasa kosong dan sepi tanpa kehadiran kepala rumah tangga yang selalu dapat memimpin dan mengarahkan kemana langkah yang harus di tuju.

Aku harus kuat! aku tidak akan mengecewakanmu Eric! aku akan hidup dengan baik dan menuntun kedua anak kita untuk menjadi orang yang baik dan sukses!

Malam itu mereka lewati dengan tidur bersama di kasur utama. Tidur bertiga akan membuat Carol merasa hangat untuk sementara.

6bulan tidak dapat dilewati dengan mudah, Carol masih sering lupa menyiapkan kopi untuk Eric di pagi hari, atau menyiapkan pakaian ganti, bahkan menyiapkan air mandi.Tidak akan mudah menghapus kebiasaan yang sudah terjadi selama 10tahun.

Carol berniat untuk menyumbangkan sebagian pakaian Eric ke panti asuhan di kota itu, dia hanya menyisihkan beberap setel pakaian yang sering d gunakan Eric. Parfum dan sepatu juga masih disimpan dengan baik,bahkan handphone yang sudah rusak dia perbaiki dan menyimpannya.

Baiklah, aku akan memulai hidup yang baru bersamamu di hatiku. Ucap Carol dalam hati sambil mengenakan cincin kawin Eric sebagai liontin dari kalung yang dipakainya.

Semua berjalan normal,baik dan cukup bahagia hingga 2 tahun berlalu. Entah nasib darimana yang memaksa Carol untuk berurusan dengan perasaan cinta lagi.

Saat Carol hendak menutup toko kecilnya, tiba-tiba saja ada seorang pria berlari masuk dan dengan cepat menutup pintu itu.

"Siapa kamu!!Mau apa?!" Tanya Carol dengan wajah ketakutan.

Pria itu mengenakan pakaian formal untuk pekerja kantoran dengan jas yang masih menempel, hanya saja seluruh bajunya sobek dan ada darah di sana sini. Wajahnya pun sudah babak belur.

"Maaf telah membuat anda takut, tolong ijinkan saya bersembunyi di sini. Ada segerombolan penjahat yang ingin membunuh saya." Ucap pria itu.

Anehnya Carol tidak mampu berkata apa-apa, hanya menganggukkan kepala tanda setuju.Mereka berdua sama-sama diam dan menajamkan telinga mereka untuk mendengar para penjahat itu.

"Tuan, sepertinya mereka sudah pergi.Apakah anda ingin keluar?" Tanya Carol ragu.

"Apakah kamu mengusirku?bukankah sangat tidak berperasaan jika mengusir orang yang terluka?"

"Ah, maaf itu..hanya saja.."

"Tenang saja, aku tidak akan berbuat hal yang buruk terhadap penyelamatku.Apakah aku bisa meminjam kamar mandi mu?Aku ingin membersihkan lukaku." tanya pria itu.

"Lewat sini tuan."Carol menunjukkan jalan menuju kamar mandi.

Pria itu segera masuk kedalam. Tak lama Carol mengetuk pintu kamar mandi itu.

"Tuan, bersihkan lukamu dengan pembersih luka dan pakailah baju seadanya. Saya meletakkannya di depan pintu." Carol pergi dengan cepat.

30 menit kemudian pria itu keluar dari kamar mandi.

Astagaa..ternyata dia adalah orang yang tampan,di lihat dari penampilannya sepertinya orang kaya. Kenapa bisa ada di kota kecil dan di celakai orang?

Ternyata pria itu mengamati ekspresi Carol yang berubah-ubah.

"Jangan menebak sesuatu yang bukan urusanmu. Aku sangat berterimakasih atas bantuanmu ini."

"I..iya..tidak apa-apa tuan.Saya tidak banyak membantu, hanya dapat memberi pakaian ini pada anda."

"Ini lebih dari cukup,darimana kau dapatkan baju pria?apakah kamu sudah menikah?"

"Ya tuan saya sudah menikah."

"Betapa tidak sopannya aku memakai baju miliknya tanpa ijin,bisakah aku bertemu dengannya?"

"Oh, itu tidak perlu tuan.Suami saya sudah meninggal 3 tahun yang lalu."

"Maaf,apa kau tinggal sendiri?"

"Tidak tuan, kedua anakku berada di kamar mereka di lantai 2."

Pria itu tampak kesulitan mengobati lukanya sendiri,hingga Carol menawarkan bantuan untuk mengobati lukanya.

Carol juga memasak semangkok mie ayam bawang untuk pria itu.

"Maaf tuan saya hanya memasak ini untuk anda."

"Ini sangat enak! Terimakasih." Pria itu tersenyum lembut.

"Malam ini tidurlah di kamar saya, saya akan tidur di luar."

"Eh, bolehkah seperti itu?"

"Tentu saja boleh.Anda sedang terluka, bukankah akan merasa tidak nyaman jika tidur di sofa?"

"Baiklah, terimakasih."

Pagi itu Carol enggan membuka matanya, semalam dia telah melayani Tuan Asing hingga larut.Tapi dia masih mempunya tanggung jawab yang besar.Memikirkan tentang kedua anaknya membuat semangat Carol kembali berkobar.

Kedua anak Carol sudah turun denan pakaian seragam yang rapih.Semenjak kepergian Ayah mereka, Anna dan Richard berubah menjadi anak yang sangat mandiri.

Pagi itu seperti biasa mereka bersenandung dan bernyanyi bersama sambil memasak.Suara mereka bertiga menarik perhatian pria itu. Dia sudah berdiri di ambang pintu kamar cukup lama mengamati kegiatan mereka.Hingga tiba-tiba Anna berteriak keras sekali.

"Aaaaaa!!! Mama, ada pencuri!pembunuh!maling!rampok!Rich, cepat telepon polisi!atau panggil tetangga saja."

"Anna tenanglah, duduk dan habiskan sarapanmu.Paman ini tadi malam sedang bersembunyi dari penjahat dan sedang terluka, jadi mama membantunya."

"Tapi..tapi..mama!"Ucap Anna kesal

"Anna, duduk dan makanlah."

Kakak beradik itu tidak ada yang menjawab, mereka makan dalam diam.

"Tuan,apakah anda mau makan bersama kami?"

Tidak ada jawaban,hanya suara langkah kaki menuju ke arah meja makan mungil itu.Pria itu menghabiskan makanannya dengan tenang dan elegan.Suasana pagi itu menjadi sangat canggung.

"Ma, aku berangkat dulu.Kakak, kamu sekolah atau tidak?"Ucap Richard.

"Tidak! aku tidak akan meninggalkan Mamaku berdua saja dengan Paman ini!"

"Terserah!" Richard beranjak dari kursinya

"Eh..Eh..Rich..Richard tunggu!! Ma, aku berangkat dulu ya." Pamit Anna tergesa-gesa.

Carol tertawa kecil melihat kedua buah hatinya itu. Tanpa dia sadari sepasang mata yang tajam itu sedang mengamatinya.

"Maafkan mereka, Putriku Anna Ze 11th sebenarnya adalah anak yang ceria dan ramah.Putraku Richard Ze 7th adalah anak yang pintar namun sangat dingin."

"Hmm."

Aneh?bukankah semalam dia banyak bicara.Kenapa sekarang seperti ini?apa aku telah berbuat salah?atau dia merasa kesakitan sehingga tidak nyaman untuk bicara?

"Sudah kukatakan jangan berpikiran aneh tentangku.Aku baik-baik saja."

"Eh?baiklah, baju dan air sudah kusiapkan.Jika anda membutuhkan sesuatu panggil saja saya di depan.Selamat pagi." Ucap Carol dengan cepat sambil membalikkan badan.

Memalukan sekali! bagaimana bisa aku memikirkan seorang pria asing!Biarlah, toh bukan pikiran buruk!

Carol melakukan pekerjaannya sambil bersenandung kecil.Badannya yang kecil terkadang kesulitan saat meraih barang berat yang letaknya tinggi,atau saat dia tenggelam di tengah kerumunan pembeli.Tapi berkat kelincahan dan ketekunannya,dia dapat melalui semua itu.Carol mempunyai cara-cara yang cerdik untuk hidup mandiri.

Sepasang mata itu selalu memperhatikan Carol setiap hari selama 1 minggu ini.

Wanita yang menarik.Penuh dengan kasih sayang dan perhatian. Pikir pria itu.

Pagi ini Carol sedang duduk membaca sebuah surat yang ternyata dari pria asing itu.

Dear Carol,

*Terimakasih sudah menyelamatkanku dan merawatku dengan penuh kasih sayang dan perhatian.Jagalah diri baik-baik,dan jangan pernah mengijinkan lelaki lain untuk masuk kedalam rumahmu.

Tunggu aku, aku pasti akan kembali*.

 

*Dantes Black*

 

Carol meletakkan surat itu dan meraih kotak beludru berwana Dark Navy. Perlahan dia membukanya dan melihat sebuah kalung dengan bentuk liontin yang sangat cantik serta sebuah cek dengan nilai uang yang cukup besar.

Mungkin wanita lain akan senang dan langsung memakainya,tapi tidak dengan Carol.Dia tetap mengenakan kalung dengan liontin cincin Eric.

Carol menutup kembali kotak itu dan menyimpannya di tempat yang aman.

"Ma?sedang apa?"Tanya Anna.

"Tidak ada,ayo cepat sarapan dan berangkat sekolah."

"Apakah paman sudah pulang?"Tanya Rich

"Sudah tadi pagi."

"Baguslah paman asing itu tau diri.Tidak akan merepotkan mama lagi."

"Paman itu punya nama, Dantes Black."

"Ok."Jawab Richard

Semuanya kembali seperti semula.Mereka bertiga hidup saling melengkapi dan membantu satu sama lain,tetap bahagia.

1th berlalu setelah kepergian Dantes pagi itu.Sepucuk surar datang untuk Carol.

*Dear Caroline,

Bagaimana kabarmu Carol?Aku sangat berharap kamu baik-baik saja.Maaf aku pergi dengan cara yang kurang sopan saat itu.Aku berjuang di sini untuk membangun kembali bisnisku dan mengembalikkan nama baikku.Setahun yang lalu orang terdekatku mengkhianatiku dan ingin membunuhku.

Aku mengirimkan mu sebuah ponsel,aku harap kamu mau menerima telepon dariku.

Dantes Black*.

Carol membuka bungkusan yang lain dan ada sebuah ponsel keluaran terbaru.Tepat setelah Carol mengaktifkannya,ponsel itu berbunyi.

2

"Ha..halo?"

"Halo Carol,kenapa kamu sangat gugup?"

"Oh tidak ada apa-apa tuan,saya hanya bingung kenapa anda memberi saya sebuah ponsel?"

"Tidak ada,supaya lebih mudah saja menghubungimu.Bagaimana kabarmu?"

"Saya?saya baik-baik saja tuan."

"Baguslah,mengenai kalung yang kuberikan padamu itu,bisakah kamu menjaganya untukku?"

Carol teringat kalung dengan liontin aneh yang indah itu.

"Saya menyimpannya dengan baik tuan,saya akan menjaganya hingga anda kembali untuk mengambil kalung beserta cek tersebut."

"Apakah kamu tidak memakainya?"Suara Dantes berubah menjadi berat dengan geraham yang mengeras.

"Saya tidak berani tuan,itu bukanlah milik saya."

Tut..tut..tut..tut..

Tidak mungkin Carol mengganti kalung yang sangat berharga baginya itu dengan kalung pemberian orang asing.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Dantes terlihat sangat marah ketika mendengar pernyataan bahwa Carol tidak memakai kalung pemberiannya.Kalung itu adalah warisan turun temurun dari keluarga Black.

1,5 tahun yang lalu ayah dan ibu Dantes telah meninggal dunia.Pengkhianat itu telah membunuh seluruh anggota keluarga Dantes, dan mengambil alih perusahaannya.

Beruntung anak semata wayangnya sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Gavin Black 16th,seorang anak yang pintar dengan tatapan tajam.

Dantes Black sendiri berusia 38th dengan perawakan yang tinggi dan tampan serta kulit yang bersih membuatnya menjadi dambaan seluruh wanita di kota A

Hanya ada 1 wanita yang berani menjebaknya saat dirinya muda dulu.Wanita itu mengaku sedang mengandung anak dari Dantes,hingga lahirlah Gavin.

Dantes tau jika anak itu bukanlah darah dagingnya,dia hanya tidak mau membunuh bayi yang tidak berdosa itu.Setelahnya Dantes mengusir wanita itu pergi dan menghancurkan karirnya.

Bukan memulai hidup yang baru,justru wanita itu bersekongkol dengan salah seorang kepercayaan Dantes.Mereka benar-benar menghancurkan hidupnya,bahkan berniat membunuhnya.

Hingga dia bertemu dengan Carol dan merasakan kembali kehangatan sebuah keluarga.Dia bertekat untuk merebut kembali semua miliknya,dan disinilah dia sekarang. Berdiri di dalam ruangannya di lantai tertinggi sedang merasa marah karena Carol tidak memakai kalung pemberiannya.

"Bagaimana bisa dia tidak mau memakai kalung itu?dia juga tidak menggunakan uang yang telah aku berikan padanya." Ditengah pemikirannya itu,masuklah sahabat baiknya.Eliot.

"Kenapa dengan wajahmu itu?apakah ada pembelot lainnya?"Ucap Eliot sambil menyesap minuman.

"Hmm,bagaimana pendapatmu jika seorang wanita tidak menggunakan barang pemberian darimu."

"Apakah dia sudah punya pacar?"

"Dia sudah bersuami."Jawab Dantes tenang.

"Pufffttt!!!"Air yang diminum Eliot seketika menyembur keluar di susul dengan tawa keras darinya.

"Hahahaha...apa kau bercanda?Sudah pasti dia tidak akan mengkhianati suaminya."

"Hentikan tawamu itu dan bersihkan dirimu!menjijikkan!"

"Kau yang hentikan pikiranmu untuk merebut istri orang.Bukankah masih banyak wanita-wanita muda di luar sana yang dengan sukarela melemparkan diri mereka untukmu walau hanya satu malam?"

"Aku tidak akan pernah merebut istri orang!Suaminya sudah lama meninggal, tapi kenapa dia tidak mau memakainya?"

"Sudah berap lama kalian saling kenal?"

"1minggu."Jawab Dantes datar.

"Hahahahaha...apa kau ingin membuatku tertawa hingga mati?!" Eliot tidak berhenti tertawa.

"Apakah ada yang salah dengan perkenalan selama 1minggu?aku tinggal di rumahnya dan sudah mengenalnya."

"Dantes,kamu adalah orang yang sangat pintar tapi hari ini kamu menjadi orang bodoh."Masih dengan kekehan yang kental.

"Apa kamu sudah bosan hidup?!cepat katakan dimana kesalahanku!"

"Apa kamu dapat menggantikan seluruh kenangan dan cintanya pada suaminya selama belasan tahun itu dalam 1minggu?Kamu mengenalnya dan memperhatikannya selama 1minggu,tapi apakah dia juga mengenalmu dalam 1minggu itu?"

Dantes tampak berpikir dengan serius.

"Hahahaha...sudahlah aku pulang saja,perutku sakit tertawa karena kebodohanmu itu!" Eliot berjalan keluar ruangan dengan mengangkat sebelah tangannya.

Dantes masih memikirkan perkataan sahabatnya itu.Memang waktu itu hanya dia yang mengamati dan mengikuti gerak gerik Carol setiap saat.Sebaliknya Carol sibuk dengan kegiatannya.

"Nanti malam datang ke tempat biasa,temani aku!"Dantes memutus sambungan telepon itu segera.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Dantes sedang duduk menunggu kedatangan Eliot sambil menyesap anggur.Tempat ini adalah ruangan VVIP di salah satu klub yang terkenal di kota A ini.

Pintu masuk terbuka dengan Eliot yang dikelilingi wanita cantik.Eliot melihat raut wajah tidak suka dari sahabatnya itu, dengan segera dia mengusir semua wanita yang bergelayut padanya hanya dengan mengangkat satu tangannya.

"Bagaimana?apakah sudah mendapat pencerahan?"tanya Eliot dengan nada yang mengejek.

"Aku memanggilmu kemari untuk bertanya,jika kau berada di posisi sepertiku,apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku?tinggalkan saja dia,lagipula aku tidak tertarik pada janda.Apa aku masih harus mengajarimu tentang masalah seperti ini?"

"Aku tidak akan pernah meninggalkannya!dan aku tidak butuh seorang playboy untuk mengajariku."

"Bukankah baru saja kau meminta saran dariku?"

"Hanya sebuah saran sesama lelaki,aku masih akan mempertimbangkannya nanti."

"Gantikan saja kenangannya itu.Buat dia bahagia."

"Baiklah!aku akan memikirkannya."

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Dantes menelepon Carol setiap hari.Pagi,siang,dan malam ponsel Carol selalu berdering.Selama 2 bulan sudah hal ini berlangsung.

Bukannya Carol tidak peka dengan perlakuan Dantes,tapi dia masih belum bisa membebaskan perasaannya itu.

"Carol!sini..aku disini."teriak Karin,sahabat Carol.

Karin adalah sahabat Carol sejak kecil,dia baru saja pulang dari luar negeri.Karin memang berasal dari keluarga yang cukup terpandang dan kaya,hanya saja sikapnya terlalu berterus terang.

Karinlah yang saat itu menemani Carol di masa terpuruknya 3th lalu.Dia membantu Carol dengan sepenuh hati,layaknya saudara sendiri.

"Apakah kau sudah lama menungguku?"Tanya Carol.

"Tidak,aku baru saja sampai."

"Bagaimana perjalanan bisnismu di luar negeri?"

"Baik-baik saja,semuanya beres.Bagaimana denganmu?"

"Entahlah,Dantes semakin giat meneleponku setiap saat."

"Bukankah itu bagus?sudah saatnya kamu membuka diri dan berbahagia."

"Saat ini aku sudah sangat bahagia dengan kedua anakku."

Belum sempat Karin bicara,terdengar bunyi ponsel dari Carol.

"Maaf Karin,aku angkat telepon dulu ya."

"Baiklah,disini saja.Aku ingin tahu bagaimana dia berbicara."

"Halo?"

"Halo Carol,apa yang sedang kamu lakukan sekarang?"

"Ah,aku sedang makan siang bersama seorang teman."

"Benarkah?apakah dia seorang pria?"Suara Dantes menahan amarah.

"Bukan..bukan..sahabatku dari kecil.Karin namanya,dia perempuan."

"Baguslah,apa anak-anak sudah pulang?"

"Belum,aku akan menjemput mereka sebentar lagi."

"Baiklah,jaga diri baik-baik."

Tut..panggilan itu sudah berakhir.Carol bernafas lega dan memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Carol!!apa yang sedang kamu pikirkan?!jangan bilang bahwa kamu tidak jatuh cinta padanya."

"Aku..aku masih belum tahu pasti."

"Katakan padaku,untuk apa kau menjelaskan padanya bahwa kamu tidak sedang makan bersama seorang pria.Bukankah kamu tidak ingin dia salah paham?"

"Bukan..aku..aku hanya..sudahlah,aku harus menjemput anak-anak sekarang.Bye."

Carol bergegas keluar dari cafe itu tanp menoleh dan mendengar teriakan dari Karin.

Aku akan membantumu menemukan kebahagiaanmu kawan. janji Karin.

3

Hubungan Carol dengan Dantes sudah ada kemajuan,Carol tidak pernah menolak pemberian apapun dari Dantes dan selalu memberi kabar padanya.

Tapi seminggu ini Dantes jarang meneleponnya,membuat Carol sedih dan gelisah.

"Ma?jangan bersedih.Anna tau itu pasti karena paman Dantes sudah jarang meneleponmu."

"Anna,paman Dantes mungkin saja sedang sibuk."

"Tinggalkan dia!"tegas Richard.

"Hah?mama tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan paman Dantes,jadi mana mungkin bisa berkata tinggalkan dia?"

"Ma, kami hanya tidak ingin melihatmu bersedih."celetuk Anna.

"Kami hanya berteman,jangan berpikiran hal-hal yang aneh.Sudah kalian tidur dulu,sudah malam."

Mereka berdua pun beranjak ke kamar masing-masing setelah mengucapkan selamat malam kepada ibu mereka.

Carol melihat ponselnya berkedip tanda sebuah panggilan,dengan cepat dia mengangkatnya.

"Halo,Dantes."Ucap Carol dengan gembira.

"Halo sayangku Carol."

"Karin?"

"Iya ini aku Karin.Kenapa?apakah kamu kecewa jika yang menelepon ini adalah aku?"

"Haha..mana mungkin,sahabatku yang paling baik.Ada apa meneleponku malam-malam begini?"

"Aku ingin mengajakmu pergi ke kota A besok pagi."

"Tapi,aku tidak bisa meninggalkan anak-anak sendirian."

"Bukankah ayah dan ibuku selalu senang dengan kehadiran mereka berdua?"

"Tapi.."

"Ayolah Carol,temani aku.Aku tidak punya pasangan untuk di ajak ke acara itu."

"Baiklah,aku akan berkemas dulu untuk besok.Berapa hari?"

"Hanya 3 hari."

"Baiklah."

"Terimakasih Carol."Ucap Karin senang.

Tut..tut..tut..

Carol turun dari ranjang nyamannya dan mulai berkemas untuk besok,dia juga menyiapkan baju dan perlengkapan sekolah kedua anaknya.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Karin sudah berada di depan pintu rumah Carol.

"Apa kau sudah siap?"

"Anak-anak mari berangkat sekolah dengan tante Karin."

"Baiklah."Ucap mereka bersamaan.

"Anna,Richard.Tante Karin akan mengajak mama kalian untuk ke kota A selama 3 hari.Maukah kalian tinggal dengan kakek dan nenek?"

Sesaat mereka berdua saling pandang dan kemudian terdengar suara sorakan dari kursi penumpang.

"Mau tante,kami sangat suka tinggal dengan kakek dan nenek."ucap Anna.

Orang tua Karin selalu memanjakan mereka berdua.

"Baiklah,tapi kalian jangan nakal ya."Ucap Carol.

Mereka berdua mengangkat tangannya tanda berjanji dengan cengiran mereka.

"Baiklah anak-anak,nanti yang menjemput kalian adalah kakek dan nenek.Sampai jumpa 3hari lagi."Ucap Karin.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Saat ini mereka sudah berada di dalam pesawat.Membicarakan hal remeh temeh dan sebagainya.

"Sebenarnya acara apa yang akan kau hadiri nanti Karin?"

"Ah,hanya pesta para pengusaha untuk menambah relasi bisnis dan mendapatkan sponsor.Di hari ke 3 akan ada acara lelang,kita akan kesana juga."

"Eh?biasakah aku ikut ke sana?aku tidak mengerti apapun soal bisnis."

"Tak perlu kuatir,aku juga tidak tertarik dengan acara yang penuh kebohongan seperti itu.Kita hanya perlu datang,makan dan pulang."

Pesawat sudah tiba di kota A dan mereka langsung menuju hotel untuk beristirahat.

"Carol,tidurlah.Nanti setelah makan siang,aku akan menguras tenagamu."Tawa Karin menggema.

Carol menuruti Karin,dia tertidur kurang lebih 3 jam dan sekarang bangun dengan tubuh yang lebih segar.

"Mandilah,kita akan berangkat sebentar lagi."Ucap Karin riang.

"Kemana?bukankah acaranya masih nanti malam?"

"Ikut sajalah,kita isi perut dulu."

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Karin,berapa banyak lagi yang harus aku coba?"

"Sebentar lagi,ini cocok,yang tadi juga cocok."

"Aku bukan orang kaya sepertimu,mana bisa aku membeli gaun seperti ini."

"Sudahlah,aku yang mengajakmu."

"Satu saja cukup."

"Tidak bisa!Pelayan!Bungkus yang itu,itu,ini juga dan bungkus beberapa baju yang ada di depan situ."

Carol hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Karin yang shopiholic itu.

Karin masih bertenaga untuk keluar masuk toko yang ada di mall itu,sedangkan Carol sudah tak bertega.Carol hampir tidak pernah shoping seperti ini,dia hanya sesekali menemani Karin berbelanja.

Masih memanjakan Carol dengan spa dan menipedi.

"Baiklah,apa kau sudah tidak capek?"tanya Karin.

"Aku baik-baik saja."

"Oke selanjutnya kita ke salon."

"Aku tidak perlu,mungkin hanya memakai sedikit lipgloss sudah cukup."

"Mana bisa pergi ke pesta tanpa berdandan."

Karin menolak sanggahan dari Carol dan memaksanya untuk duduk.

"Buat dia menjadi cantik natural!"Perintah Karin.

"Baik nona."Jawab sang pelayan.

Karin sudah selesai lebih dulu dan sedang menunggu Carol selesai memakai gaunnya.

"Astaga,Carol!!kamu sangat cantik!tidak akan ada lelaki yang menolakmu malam ini.Pergunakan waktumu untuk mencari kebahagiaanmu."

Carol hanya tersenyum kecut,sebenarnya Dantes sudah terpatri di dalam hatinya.Tidak ada niat sedikitpun untuk mencari pria.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Mobil sudah sampai di depan sebuah gedung yang sangat megah dengan karpet merah di bagian depan siap untuk di lewati.

Carol hanya berdecak kagum saat memasuki gedung tersebut,sangat megah dengan warna emas yang mendominasi.Meja yang penuh makanan,para pelayan berlalu lalang siap melayani dan para pengusaha,penguasa dan pejabat saling bercakap-cakap.

Benar apa yang di katakan Karin,semua mata pasti akan berhenti melihat Carol malam itu.Dia sangat anggun dengan gaun malam berwarna nude dengan kecantikan alami tanpa polesan yang berlebihan.

Acarapun di mulai para pengusaha pilihan bergantian memberikan kata sambutan,hingga salah satu nama dipanggil untuk naik ke atas panggung.

"Malam ini adalah malam yang spesial,putriku baru saja menyelesaikan S2 nya dan malam ini dia datang dengan seseorang yang sudah lama dikenalnya.Saya mohon untuk Dantes memberikan beberapa kata sambutan."

"Terimakasih,malam ini saya hanya datang sebagai tamu dari Belinda."

Dantes mencium tangan Belinda di atas panggung,sialnya Carol melihat itu semua dan tidak sengaja menjatuhkan gelas yang di pegangnya.

Pyar!!

Semua mata memandang ke arah Carol,dia sedang menangis.Matanya beradu dengan Dantes dan tatapan penuh kekecewaan itu dapat di mengerti oleh Dantes.

"Carol?Carol!"teriak Dantes.

Carol berbalik dan berjalan ke arah luar gedung menuju taman yang ada di sana.Dia duduk di sebuah bangku taman dengan menangis tersedu-sedu.

Sementara itu Dantes mencari di seluruh ruangan,dia bahkan memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mencari Carol.Tapi sayangnya dia sudah kembali ke hotel bersama dengan Karin.

"Eliot,bantu aku menemukan Carol."Ucap Dantes melalui panggilan telepon.

"Bukankah dia wanita rumahan?apakah dia kemari untuk mencarimu?"

"Aku akan menceritakannya nanti,sekarang dia ada di kota A dan aku baru saja bertemu dengannya di acara Belinda."

"Baiklah."

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Carol,maafkan aku.Aku tidak tahu jika dia adalah Dantesmu."

Tidak ada jawaban,Carol terus menangis hingga dia lelah dan tertidur.Sama seperti 3th lalu saat Eric meninggal,dia sungguh menyedihkan.Setiap hari hanya menangis mengurung diri dikamarnya,tidak mau makan dan tidak melakukan aktivitas apapun.

Karin tidak mau jika sahabatnya akan terluka untuk yang kedua kalinya.

Setelah membaringkan Carol di kasur, Karin mengambil ponsel Carol dan menelepon Dantes.

"Halo Carol?Kamu dimana?aku bisa menjelasknnya."

"Halo tuan Dantes."

"Siapa kamu!"suara Dantes berubah menjadi waspada.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!