Maaf, Atas Khilaf Ku
Ulang Tahun Pernikahan
Suara riuh tepuk tangan terdengar disaat kedua pasangan yang menjadi pusat perhatian meniup lilin kue yang terletak di atas meja.
Darren Nelson
Happy anniversary, Sayang. ( Senyum )
Della Morgan
Thank you, karena sudah meluangkan waktu mu. ( Membalas senyuman Darren )
Darren Nelson
Apapun untuk mu. ( Mengecup kening Della )
Pernikahan yang sudah berlangsung selama 8 tahun lamanya membuat hubungan diantara keduanya semakin erat saja.
Terlebih dari pernikahan itu Darren dan Della di karuniai seorang anak laki-laki yang kini sudah menginjak usia 7 tahun.
Darren Nelson
( Memeluk Della )
Della Morgan
( Membalas pelukan Darren )
Selesai dari acara ulang tahun pernikahan, Darren membawa Della dan juga putranya pulang ke rumah.
Gavin Brayen
Mom, Dad, Gavin mau langsung tidur saja. ( Mengucek mata )
Della Morgan
( Mengangguk ) Jangan lupa gosok gigi dan cuci wajah mu sebelum tidur.
Gavin Brayen
( Mengangguk + Berjalan menuju kamar )
Della menatap Darren yang sibuk dengan handphone-nya, sedari tadi sesampai di rumah pria itu hanya sibuk dengan benda pipih yang tengah ia pegang.
Della Morgan
Darren.. ( Lembut )
Darren Nelson
Hem? ( Tanpa melihat Della )
Della Morgan
Akhir-akhir ini kau selalu sibuk dengan ponselmu. Apa yang membuatmu sampai mengabaikan ku?
Darren Nelson
( Melihat Della ) Maaf, Sayang. Ada pekerjaan mendadak yang harus ku selesaikan, tidur lah lebih dulu, aku akan menyusul mu nanti.
Della Morgan
Selalu saja begitu. ( Berlalu pergi meninggalkan Darren )
Darren Nelson
Sayang... ( Menyusul )
Aku benar-benar minta maaf, tapi pekerjaan di kantor memang banyak sekali.
Darren Nelson
Hey.. ( Menarik lembut tangan Della )
Della Morgan
( Mengalihkan pandangan )
Darren Nelson
Jangan marah. ( Mengecup kening Della )
Aku akan menyelesaikannya dengan cepat.
Della Morgan
( Menghembuskan nafas pelan ) Jangan pernah menyembunyikan apapun dariku Darren. Aku hanya punya kau dan Gavin.
Darren Nelson
( Mengangguk ) Tidak akan pernah.
( Memeluk Della )
Della Morgan
( Hanya diam )
Note : Karya pertama, mohon dukungan dan bimbingannya 🙏.
Sarapan Pagi
Pagi hari, selesai menyiapkan keperluan Darren dan Gavin, Della berlanjut menyiapkan sarapan pagi untuk kedua pria yang sangat dicintainya.
Ini merupakan kebiasaan Della setelah menjadi istri sekaligus ibu rumah tangga.
Darren Nelson
Sayang.. ( Mengecup pipi Della )
Della Morgan
Dimana Gavin?
Darren Nelson
Mungkin di kamarnya. ( Duduk )
Della Morgan
( Meletakkan piring berisi roti di depan Darren )
Mengapa Gavin tidak datang juga, nanti dia bisa terlambat. ( Berjalan ke kamar Gavin )
Darren Nelson
( Memakan sarapan yang di siapkan Della )
Della Morgan
Sayang... ( Melihat Gavin berdiri di depan cermin )
Gavin Brayen
( Berbalik melihat Della ) Mommy...
Della Morgan
Kenapa tidak keluar juga? Daddy sudah menunggu, nanti kalian bisa terlambat.
Gavin Brayen
Aku tidak bisa memasangnya, Mommy. ( Berulang kali membenarkan dasi )
Della Morgan
Hehehe.. ( Terkekeh melihat Gavin )
Mommy akan membantu mu. ( Berjongkok di depan Gavin )
Della yang sudah terbiasa memakaikan dasi Darren membuatnya begitu mudah membenarkan dasi putranya itu, tak lupa Della memberitahu Gavin cara memakai dasi yang benar.
Gavin Brayen
( Memerhatikan Della ) Mom..
Della Morgan
Hem? ( Tanpa melihat Gavin )
Gavin Brayen
Kelak aku ingin mempunyai istri seperti Mommy.
Della Morgan
Selesai. ( Melihat Gavin )
Fokus pada pendidikan mu dulu. ( Mengelus kepala Gavin )
Della Morgan
Ayo.. Daddy mungkin sudah sarapan. ( Menarik lembut tangan Gavin )
Nampak Darren yang sudah menghabiskan sarapannya dan bergegas akan pergi.
Della Morgan
Kau sudah siap?
Darren Nelson
( Mengangguk ) Aku akan pergi sekarang.
Della Morgan
Bagaimana dengan Gavin?
Darren Nelson
Dia di antar Pak Suryo saja, aku sudah terlambat. Penerbangan lima belas menit lagi. ( Melihat jam tangan )
Darren Nelson
( Mengangguk ) Aku akan pergi ke Bali pagi ini, semalam aku mendapatkan kabar ada masalah di pembangunan, terpaksa aku yang harus turun tangan.
Della Morgan
Lalu bagaimana dengan pakaian mu?
Darren Nelson
Tidak perlu, aku hanya beberapa hari saja di sana. ( Mendekati Della )
Aku juga tidak sanggup jika harus berpisah lama darimu. ( Berbisik )
Della Morgan
( Menatap jenuh Darren )
Darren Nelson
( Terkekeh melihat Della )
Aku pergi dulu. ( Mencium pipi dan kening Della )
Della Morgan
( Mengangguk )
Darren Nelson
Son.. Daddy pergi dulu, jangan nakal, dengar kata Mommy.
Gavin Brayen
( Mengangguk ) Daddy cepat pulang, kasian Mommy sendirian di rumah.
Darren Nelson
Pasti..! ( Meyakinkan )
Seusai kepergian Darren, Della duduk dan menemani putranya itu sampai menghabiskan sarapannya. Setelah itu barulah Della mengantar Gavin ke sekolah ditemani oleh Pak Suryo, sopir pribadi mereka.
Mahasiswa Magang
2 jam waktu yang di lalui untuk sampai di Bali, Darren langsung menuju ke kantor sesudah mengirim pesan kepada Della.
Tampak para karyawan menunduk memberi hormat disaat Darren selaku direktur utama memasuki pintu kantor.
Darren Nelson
Dimana Manager Lee? ( Melihat asistennya berdiri sendiri di pintu )
Kenan ( Asisten Darren )
Manager Lee akan selalu datang setelah jam sepuluh, Tuan. ( Sopan )
Darren Nelson
Tunggu dia datang. ( Berjalan menuju lift )
Kenan ( Asisten Darren )
( Mengangguk + nunduk )
Darren Nelson
( Tepat didepan lift )
Pintu lift terbuka, Darren menekan lantai 5 setelah memasuki lift itu, tak jauh darinya, tampak seorang wanita berlari menghampiri lift yang hampir tertutup. Untungnya wanita itu sigap sehingga ia dapat masuk.
Sonia Grace
Hah.. syukurlah. ( Lega )
Hey!! ( Melihat Darren ) Mengapa kau tidak menahan pintunya? Untung saja aku dapat menahannya. Huft...!! Lelah sekali.
Darren Nelson
( Hanya melirik )
Di dalam lift hanya terdapat Darren dan wanita itu, Darren melirik wanita yang berdiri di sampingnya, nafas wanita itu terengah-engah akibat berlari tadi.
Darren Nelson
( Melihat tanda nama yang menggantung di leher Sonia )
[ Mahasiswa magang? ]
Sonia Grace
( Melihat Darren )
Sesaat mata keduanya bertemu sampai Darren memutuskan kontak mata yang terjadi di antara mereka.
Sonia Grace
*2in
Siapa pria itu? Sombong sekali. ( Bergumam )
Dari belakang Sonia mengikuti langkah Darren, tujuan wanita itu adalah ke ruangan manager yang berada tepat di depan mereka, sementara Darren pergi menuju pintu yang bertuliskan direktur utama, tepat di samping ruangan manager.
Mata Sonia melotot kaget, pria yang bersamanya di lift ternyata CEO di perusahaan tempatnya magang.
Sonia Grace
[ Ya, Tuhan 😱..!! Apa pria itu CEO perusahaan ini? Tuan Darren Nelson? Aku baru pertama kali melihatnya ]
Sonia Grace
[ Bagaimana ini? Aku sempat membentaknya tadi. Bodoh! Kau memang bodoh Sonia ]
( Merutuki diri sendiri )
Manager Lee
Apa yang kau lakukan disini? ( Baru datang )
Sonia Grace
I-tu.. ( Melihat pintu yang dimasuki Darren )
Kenan ( Asisten Darren )
Tuan ada meeting penting hari ini. Tuan Dar--
Manager Lee
Wakilkan aku. ( Masuk tanpa menunggu kalimat Kenan )
Sonia Grace
( Menatap Kenan )
Kenan ( Asisten Darren )
( Pergi menuju ruang meeting )
Semua karyawan yang memiliki jabatan tinggi sudah duduk di sana terkecuali manager di perusahaan itu. Semua karyawan berdiri menyambut kedatangan Darren.
Darren Nelson
( Duduk ) Silahkan duduk.
Darren Nelson
( Melihat satu tempat duduk yang kosong )
Dimana Manager Lee?
Kenan ( Asisten Darren )
Dia di ruangannya, Tuan.
Darren Nelson
Panggil dia sekarang! Kenapa untuk hal penting seperti ini dia anggap sepele?! Bagaimana perusahaan ini mau maju, jika untuk meeting saja dia tidak mau ikut!!
Darren Nelson
Datang terlambat! Dan sekarang dia tidak ikut rapat?! Panggil dia sekarang juga!! ( Memerintahkan Kenan )
Kenan ( Asisten Darren )
( Nunduk ) Baik, Tuan. ( Pergi )
Darren Nelson
Hahh..!! ( Menyandarkan punggung ke kursi )
Para karyawan hanya dapat tertunduk diam, tidak ada satupun yang berani menatap wajah Darren, begitu pula dengan ketiga mahasiswa magang yang berdiri di pojokan.
Winda ( Mahasiswa magang )
Siapa dia? ( Berbisik )
Sonia Grace
CEO perusahaan ini, Darren Nelson.
Winda ( Mahasiswa magang )
Oh My God 😱, aku baru pertama kali melihatnya. ( Menatap sekilas wajah Darren ) Dia tampan juga 😍.
Sonia Grace
( Menginjak kaki Winda ) Diam lah!! ( berbisik )
Felix Nadiandra
( Melirik tajam Winda dan Sonia )
Sonia Grace
( Bodoh amat )
Winda ( Mahasiswa magang )
Heheh..😁. Peace ✌️.
Sonia Grace
( Menatap Darren )
Pintu terbuka menampakkan Kenan dan manager Lee, manager itu tertunduk dan tidak berani menatap Darren yang menatapnya dengan tajam.
Darren Nelson
Apa saja tugas mu sebagai manager di perusahaan ini?!
Darren Nelson
Bagaimana mungkin dana untuk pembangunan hotel hilang begitu saja? Kau tidak mengetahui hal itu? ( Tatapan mengintimidasi )
Darren Nelson
Jawab aku!! ( Emosi )
Manager Lee
Tuan.. ( Menatap Darren )
A-ku tidak tau, Tuan. Uang perusahaan hilang begitu saja, a-ku tidak tau kemana hilangnya uang itu. M-ungkin saja uang itu digunakan untuk perbaikan pabrik.
Manager Lee
Tuan tau sendiri, kan? Akhir-akhir ini penjualan di pabrik menurun, j-adi aku menggunakan dana pembangunan untuk keperluan pabrik. ( Gugup )
Darren Nelson
Keperluan pabrik?
Darren Nelson
Pabrik yang mana yang kau maksud?
Darren Nelson
Apa aku perlu membawa mu ke jalur hukum?
Manager Lee
( Kaget ) Tuan..
Darren Nelson
Keluar dari ruangan ini sekarang juga!! Dan jangan pernah kembali! Kau dipecat!!
Darren Nelson
( Menatap Kenan )
Kenan ( Asisten Darren )
( Mengangguk )
Kenan ( Asisten Darren )
Ayo, Tuan. ( Menarik tangan Manager Lee )
Darren Nelson
( Memijat kepalanya )
[ Sepertinya aku akan lama di sini ]
Darren Nelson
( Duduk sembari membolak-balik berkas di depannya )
Darren Nelson
Banyak sekali pria sial*n itu menghabiskan uang perusahaan. Dua ratus juta.. ( Bergumam )
Kenan ( Asisten Darren )
( Membuka pintu ) Tuan memanggilku?
Darren Nelson
Hm... Hentikan pembangunan hotel untuk sementara, aku memerlukan dana dari pusat untuk membeli semua bahan.
Kenan ( Asisten Darren )
Baik, Tuan.
Darren Nelson
Oh, yah.. ( Melihat Kenan )
Siapa ketiga remaja yang berada di ruang meeting tadi?
Kenan ( Asisten Darren )
Mereka mahasiswa dari Universitas Oxford, Tuan.
Darren Nelson
Tidak ada yang mengkonfirmasi hal ini kepada ku. Mengapa aku tidak mengetahuinya?
Kenan ( Asisten Darren )
Aku sudah mengirimkan data mereka bertiga ke kantor pusat, Tuan, namun mungkin Tuan tidak sempat memeriksanya.
Kenan ( Asisten Darren )
Sudah satu Minggu aku menunggu, namun tidak ada kabar. Oleh sebab itu aku menyetujui praktik kerja mereka.
Darren Nelson
Tanpa menunggu persetujuan ku?
Kenan ( Asisten Darren )
Maaf atas kelancangan ku, Tuan. Namun, perusahaan kita sudah lama bekerjasama dengan Oxford University, bahkan di saat Tuan David masih menjabat sebagai CEO.
Darren Nelson
( Mengangguk paham ) Baiklah.
Darren Nelson
Silahkan keluar.
Kenan ( Asisten Darren )
( Mengangguk ) Baik, Tuan. ( Pergi )
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!