Aku Dan Paman Kharis S1&2
001
Ayara dan orang tuanya sedang duduk di taman belakang rumah. Taman yang cukup luas dengan beberapa tanaman bunga disekitarnya.
RIOS
"Ayara, malam ini ayah dan bunda akan pergi ke New York untuk mengurus bisnis keluarga kita"
AYARA
"Benarkah? Berapa lama kalian disana?"
RIOS
"Mungkin sekitar satu bulan lamanya, putri kecilku"
AYARA
"Itu terlalu lama, ayah. Aku sendiri dirumah.."
RIOS
"Jangan khawatir putri cantikku, paman Kharis akan menemanimu selama kami pergi"
AYARA
"Paman Kharis? Siapa dia, yah?"
ANNA
"Dia kerabat dekat bunda, paman kamu. Bunda dengan paman Kharis saudara sepupu, dan kebetulan hari ini dia ada urusan di sini selama satu bulan juga."
ANNA
"Dia akan menemanimu jadi kamu tidak akan sendiri"
AYARA
"Benarkah? Apa dia orang yang baik?"
RIOS
"Kamu bisa lihat sendiri, putriku. Lihat, itu dia.."
Kharis melangkah dengan gagah mendekati mereka dengan wajah tenang. Tubuh tinggi dan tubuh berototnya terbentuk sempurna dibalik kamejanya.
Mata Ayara membulat sempurna dan terpesona saat melihat Kharis.
AYARA
'Tampan sekali' - batin Ayara
RIOS
"Selamat datang sobat"
KHARIS
"Terima kasih, Rios"
ANNA
"Kau pasti lelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, Kharis"
RIOS
"Oh iya Kharis, perkenalkan dia anak perempuanku, Ayara"
Kharis menatap gadis mungil itu. Mata Ayara bulat menggemaskan dan sangat cantik. Pria itu mengulurkan tangannya.
Keduanya berjabat tangan dan saling menatap.
RIOS
"Karena malam nanti kami akan pergi, saya mempercayaimu untuk menjaga anak perempuanku, Kharis.
KHARIS
Jangan khawatir, saya akan menjaganya.
ANNA
"Ayara, jangan membuat Kharis kesulitan selama kami tidak ada. Kamu mengerti sayang?"
RIOS
"Semoga kalian bisa cepat akrab"
Ayara tersenyum kecil dan sesekali melirik ke arah Kharis
002
Orang tua Ayara sudah pergi dua jam lalu. Dan kini gadis cantik itu baru saja selesai mandi dan mengenakan baju tidur.
Ayara keluar dari kamarnya. Saat menuruni tangga, Ayara melihat Kharis sedang menulis di bukunya dengan menghisap sebatang rokok.
AYARA
"Apa aku kembali saja ke kamar?" - berbisik
KHARIS
"Kau membutuhkan sesuatu?"
AYARA
"Hm.. Aku hanya ingin ke dapur"
KHARIS
"Lapar? apa yang ingin kau makan? Saya akan membuatnya untukmu"
Kharis mematikan rokoknya, berdiri dari duduk dan berjalan menuju dapur. Ayara mengikutinya dari belakang. Mata gadis itu melihat punggung lebar dan tinggi pria itu.
AYARA
"Tinggi sekali.." - berbisik
Kharis menggulungkan tangan bajunya kemudian mencuci tangan. Setelah itu dia membuat pasta untuk gadis itu.
Mata Ayara tidak lepas sedikit pun dari Kharis. Dia memperhatikan pria itu dan sesekali mengaguminya.
AYARA
"Ah, iya. Terima kasih"
AYARA
"Bagaimana paman bisa membuat makanan seenak ini? Apa paman seorang chef?"
KHARIS
"Saya bukan seorang chef"
AYARA
"Buka mulutmu, paman. Aku akan menyuapimu"
Ayara menatap Kharis dengan mata berbinar membuat pria itu hanya menghela nafas dan memakan pasta itu.
AYARA
"Oh iya, berapa usia paman?"
KHARIS
"Berapa usiamu, Ara?"
AYARA
"Aku delapan belas tahun"
Ayara memakan makanannya hingga selesai.
AYARA
"Karena paman sudah membuat pasta yang sangat enak untukku, aku akan menuruti satu permintaan paman"
KHARIS
"Menuruti permintaan saya? Apa kamu serius?"
Kharis terdiam beberapa saat. Kemudian ia mendekat seakan berbisik pada Ayara.
KHARIS
"Tidur dengan saya malam ini"
003
Sejak Ayara menuruni tangga, mata Kharis memperhatikan lekuk tubuhnya yang terbungkus pakaian tidur. Namun dia sebisa mungkin mempertahankan kendalinya.
Kini mendengar perkataan Ayara yang akan menuruti keinginannya membuat hasrat dalam dirinya meningkatkan pesat seakan dia tak ingin kesempatan ini berlalu begitu saja.
KHARIS
"Apa kau takut gelap, Ara?"
KHARIS
"Saya akan mematikan lampu kamar, apa kau tak masalah?"
AYARA
"Tak masalah, asal jangan tinggalkan aku sendirian paman"
Kharis mematikan lampu kamar setelah itu ia berjalan menuju ranjang.
KHARIS
"Tidur di sebelahku"
Ayara berbaring di sampingnya dan menatap ke arah langit-langit kamar. Cahaya rembulan masuk melalui sela-sela ventilasi sedangkan mata Kharis terpejam.
AYARA
"Apa paman sudah menikah?"
KHARIS
"Saya hampir menikah"
AYARA
"Berarti belum menikah, kan?"
AYARA
"Apa aku boleh tau alasannya?"
KHARIS
"Dia sudah mengandung anak orang lain"
Ayara melihat Kharis yang masih tetap terpejam dengan tenang.
AYARA
"Pasti perasaan paman sangat sedih"
AYARA
"Pacar paman mengkhianati paman"
Ayara kembali melihat langit-langit kamar. Perlahan ia memejamkan matanya.
AYARA
"Jika aku menjadi dia, aku tak akan mengkhianati mu" - bergumam.
Mata Ayara perlahan terpejam dan ia tertidur pulas.
Mata Kharis perlahan terbuka. Ia menoleh dan menatap Ayara yang tertidur dengan tenang. Tangannya terangkat menyentuh pipi Ayara dengan lembut.
KHARIS
"Apa kau tak akan mengkhianati saya jika kau menjadi wanita saya?" - berbisik.
KHARIS
"Sudahlah, kau masih terlalu anak-anak untuk berpikir seperti itu, Ara" - berbisik.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!