NovelToon NovelToon

I'M The Antagonist

Bab 1

Seorang gadis cantik terbangun dengan nafas yang ngos ngosan, bahkan peluh membasahi dahi mulusnya, dia mengalami mimpi buruk yang sangat menakutkan.

'' Kenapa aku bisa di sini '' gumam Ella melihat ke sekelilingnya, yang tentu sangat ia kenal kini dirinya berada yang tak lain adalah kamarnya yang berada di rumah Kakeknya, dia ingat betul jika dirinya berada di dalam sel tahanan dan tengah di pukuli memakai balok besi, bahkan Ella masih bisa merasakan sakitnya.

Ella buru buru meraih ponsel jadulnya yang berada di atas nakas, dan menyalakan layar ponselnya dan seketika Ella membulatkan kedua matanya saat melihat tanggal yang tertera di layar ponselnya.

'' Ini tidak mungkin '' gumam Ella dengan rasa terkejutnya, bagaimana tidak bulan dan tahun di layar ponselnya itu menunjukkan bulan 9 tahun 2020, sedangkan Ella ingat betul jika dirinya kembali ke keluarga Alexander tepat di bulan 11 tahun 2020, dan selama tinggal di sana Ella bukannya bahagia berkumpul kembali bersama kedua orang tuanya, melainkan dia semakin merasa sedih karna di perlakukan tidak adil oleh kedua orang tuanya, hanya karna kakanya Elena yang memilki penyakit jantung bawaan, hingga suatu hari Ella di jebloskan ke penjara oleh suami kakanya Edgar Robinson, dengan tuduhan dirinya sengaja meracuni Elena hingga membuat Elena keguguran, dan selama di dalam sel Ella selalu mendapat siksaan dari orang orang suruhan Robinson, hingga akhirnya Ella menyerah dengan nyawanya karna tidak kuat lagi menahan rasa sakit di tubuhnya yang ia terima setiap hari dari orang orang suruhan Robinson.

Ella menyunggingkan senyumnya, saat menyadari jika dirinya di beri kesempatan untuk hidup kembali dan mengulang waktu setahun sebelum kejadian dimana dia di jebloskan ke penjara dengan tuduhan yang sama sekali tidak pernah ia lakukan, namun saat itu Ella tidak bisa melawan karna orang yang di hadapi adalah Edgar Robinson, bahkan petinggi negara pun tunduk pada pria berkuasa itu, apa lagi hanya seorang polisi, sudah pasti mereka lebih memilih tunduk di bawah kaki Edgar dari pada hidupnya berakhir tidak tenang karna melawan perintahnya.

'' Di kehidupan keduaku ini, aku akan membalas mereka semua yang sudah membuatku menderita '' geram Ella mengepalkan tangannya, kedua matanya terpancar kebencian yang sangat mendalam pada keluarganya, yang sudah membuat dirinya merasakan sakit hingga akhir hidupnya.

Ella bergegas turun dari atas ranjang tidurnya, lalu dia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari peluh yang membasahi tubuhnya, tak butuh waktu lama kini Ella sudah menyelesaikan mandinya, Ella juga sudah berpakaian dengan pakaian sederhananya, dan saat Ella tengah menyisir rambut panjangnya, terdengar suara pintu kamarnya yang di ketuk dari luar, dan Ella bergegas berdiri untuk membuka pintu kamarnya.

Ceklek

'' Nenek '' sapa Ella tersenyum, karna di dunia ini hanya Kakek dan Neneknyalah yang tulus menyayanginya, Ella merasa menyesal karna di kehidupan pertamanya Ella memilih ikut pulang bersama kedua orang tuanya ke mansion Alexander, karna Ella berfikir jika dirinya akan mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya sama seperti yang ia dapatkan dari kakek dan neneknya, namun kenyataannya keberadaannya sama sekali tidak di anggap oleh kedua orang tuanya, lalu untuk apa mereka menjemputnya jika tidak di perdulikan.

'' Sayang, kenapa kamu melamun '' ucap Nenek yang seketika membuat kesadaran Ella kembali.

'' Tidak Nek '' timpal Ella.

'' Ayo sarapan, Nenek sudah masak menu kesukaan kamu '' ajak Nenek.

'' Iya Nek ''

Ella menggandeng tangan kriput Neneknya, lalu keduanya berjalan berbarengan menuju meja makan, dan ternyata kakek sudah duduk di meja makan.

'' Pagi Kakek '' sapa Ella tersenyum.

'' Pagi juga cucu kakek '' balas kakek ikut tersenyum.

Lalu Ella menarik kursi untuk neneknya duduki, dan setelah itu untuk dirinya sendiri, Ella begitu menikmati masakan yang di buat oleh neneknya, dia ingat di kehidupan pertamanya bahkan Ibunya sendiri tidak tahu apa makanan favoritnya, Ibunya hanya tahu makanan favorit Elena saja.

'' Ella '' panggil kakek setelah meneguk segelas air putih.

'' Iya Kek, ada apa '' timpal Ella menatap kakeknya.

'' Dua bulan lagi, orang tuamu akan menjemputmu pulang '' ucap Kakek, meskipun Ella sudah tahu hal itu akan terulang kembali, namun Ella tetap merasa berat untuk meninggalkan kakek dan neneknya.

'' Apa kakek dan nenek tidak keberatan jika Ella tinggal dengan mereka ?'' tanya Ella.

Kakek menghela nafasnya. '' Keberatan itu tentu nak, tapi kakek dan nenek tahu jika selama ini kamu juga ingin tinggal bersama kedua orang tuamu, sama seperti kakamu, jadi kakek dan nenek tidak ingin egois, dengan menahanmu di sini '' ucap kakek panjang lebar.

" Yang kakek katakan benar, jika Ella ingin tinggal dengan mereka, tapi itu di kehidupan pertama Ella, tidak dengan sekarang, tapi Ella akan tetap ikut mereka, untuk membalas mereka yang sudah membuat hidup Ella menderita " batin Ella dan tanpa sadar meremas sendok yang di genggamnya.

'' Tapi, apakah Ella tetap boleh main ke sini ?'' tanya Ella lagi untuk mengalihkan rasa kebencian yang kembali memuncak di hatinya.

'' Tentu Ella, pintu rumah kakek dan nenek akan selalu terbuka untukmu '' sahut Kakek.

'' Terimakasih kakek, Nenek '' ucap Ella.

'' Sama sama sayang '' balas Nenek dan kakek hanya tersenyum saja.

Setelah menyelesaikan sarapan paginya, kakek dan nenek Ella segera pergi ke perkebunan anggur miliknya yang berada di lereng gunung, untuk melihat hasil anggur bulan ini, sedangkan Ella dia ikut pergi orang kepercayaan kakeknya untuk mengantarkan panenan anggur yang sudah di pilih ke restoran yang berada di pinggiran kota, karna kebetulan sekolah Ella libur.

Saat sudah sampai di restoran, Ella segera masuk ke dalam restoran untuk, menemui sang meneger restoran yang sudah kenal dekat dengan Ella, namun Ella tak sengaja menabrak seorang pria yang tiba tiba membalikkan badannya berjalan, yang mana membuat tubuh Ella hampir terjungkal, namun orang itu dengan cepat menarik tangan Ella, hingga membuat Ella jatuh ke dalam pelukan orang itu, dan kejadian itu membuat semua orang yang berada di restoran itu menahan nafasnya, termasuk meneger restoran yang akan Ella temui.

Brukkk

Akhhhh

'' Ehem ''

Ella langsung melepaskan diri dari pelukan pria itu dengan kesal, namun kedua mata Ella langsung membulat saat melihat jelas siapa pria di depannya saat ini.

" Edgar Robinson" batin Ella terkejut, bahkan Ella berusaha menahan tubuhnya yang mulai gemetar, bahkan tatapannya berubah tajam, saat ingat apa yang pernah di lakukan oleh pria di depannya ini di kehidupan pertamanya.

Sedangkan Edgar juga menatap Ella tanpa ekspresi.

'' Menyingkirlah dari hadapanku '' cetus Edgar dingin, yang seketika membuat Ella tersentak, dan tanpa sadar menyingkir ke samping, dan Edgar langsung melewatinya begitu saja.

'' Ck, sudah salah, tidak minta maaf, malah pergi begitu saja '' gerutu Ella namun masih bisa di dengar oleh Edgar.

'' Ella, jaga bicaramu! '' bisik si meneger restoran yang sudah berkeringat dingin, takut jika Edgar mendengar perkataan Ella.

'' Kamu bicara apa barusan! ''

Tubuh si meneger restoran langsung menegang, karna ternyata Edgar mendengar perkataan Ella, dan si meneger hanya bisa berdoa untuk keselamatan Ella dari amukan Edgar, karna si menger restoran tahu betul seperti apa sosok Edgar ini, yanga sama sekali tidak bisa di singgung oleh siapapun, apa lagi hanya seorang gadis kecil seperti Ella, sudah di pastikan bisa di lenyapkan oleh Edgar dalam sekejap mata.

Bab 2

Jack asisten pribadi Edgar, yang sedang mengemudikan mobil sesekali melirik Tuannya melalui kaca sepion, Tuannya terlihat tidak seperti biasanya pikirnya.

'' Jack, cari tahu siapa gadis kecil tadi '' perintah Edgar, yang langsung di angguki oleh Jack.

Beberapa menit yang lalu saat di restoran, Edgar di buat geram dengan Ella, karna ini pertama kalinya ada orang yang berani memenatapnya tajam, dan sialnya orang itu hanyalah gadis kecil, namun tak bohong jika Edgar di buat gemas saat melihat mata bulat Ella yang melotot ke arahnya, di tambah tubuh Ella yang hanya sebatas dadanya, yang mana terlihat mungil sekali jika berhadapan dengan Edgar.

Tadi Edgar ingin memberi pelajaran pada Ella, namun di urungkannya karna dirinya harus cepat cepat kembali ke perusahaannya.

Sesampainya di perusahaan Edgar segera pergi menuju ruangannya, dan duduk di kursi kerjanya lalu mulai fokus pada layar laptopnya dan juga beberapa berkas yang berada di meja kerjanya.

Tok

Tok

'' Masuk '' seru Edgar mendengar ada yang mengetuk pintu ruang kerjanya.

Ceklek

Asisten Jack muncul dari balik pintu dan melangkah ke arah Tuannya.

'' Apa kamu sudah mendapatkannya?'' ucap Edgar tanpa menatap asisten Jack yang sudah berdiri di sebrang meja kerjanya.

'' Benar Tuan, gadis itu bernama Ella, dia cucu pemilik kebun anggur yang menjadi supplier di restoran yang kita kunjungi tadi Tuan '' jelas Jack seperti data yang ia dapatkan dari orang suruhannya.

Edgar langsung menyandarkan punggung tegapnya ke sandaran kursi kerjanya, saat mendengar informasi tentang siapa gadis yang tadi sangat berani padanya.

'' Jadi namanya Ella '' gumam Edgar tersenyum devil.

 Jack menautkan alisnya saat melihat tingkah aneh Tuannya, setelah dirinya memberi informasi mengenai gadis yang bernama Ella yang di temui di restoran tadi.

Sedangkan gadis yang tengah di selidiki oleh Edgar kini sudah kembali ke rumah kakeknya, tengah berjalan mondar mandir dengan pikiran yang berkecamuk.

'' Kenapa pertemuanku dengan Edgar lebih awal, seingatku di kehidupan pertamaku aku bertemu Edgar, saat Edgar membawa keluarganya untuk melamar Kak Elena '' gumam Ella menggigit kukunya, dirinya bingung kenapa bisa bertemu Edgar di restoran itu.

'' Atau jangan jangan, jalan hidupku ikut berubah setelah aku di takdirkan untuk mengulang waktu '' ucap Ella menebak nebak.

'' Akhhh,,, sudahlah aku tidak tahu '' gerutu Ella, tadi dirinya juga cukup kesal saat pertemuan pertamanya dengan Edgar, karna menurutnya pria itu sangat arogan, padahal Ella sudah tahu itu di kehidupan pertamanya, tapi kenapa dirinya masih saja kesal.

'' Sekarang lebih baik aku menyusun rencana untuk balas dendam pada mereka yang sudah menyakitiku, tapi bagaimana caranya ''

Ella terus berfikir mencari cara yang tepat untuk balas dendam pada orang orang itu, hingga tak lama kemudian ide licik muncul di otak Ella.

'' Sepertinya cara yang sangat tepat, aku harus bisa membuat Kak Elena terpuruk dan hancur, dan jalan satu satunya hanyalah dengan memiliki Edgar di sampingku, bukannya Kak Elena sudah sangat mencintai Edgar sejak sebelum keduanya memiliki hubungan '' gumam Ella dengan senyum liciknya.

Namun beberapa detik kemudian Ella mendengus kesal, karna dia tidak tahu bagaimana caranya dirinya bisa dekat dengan Edgar, apa lagi untuk mencuri perhatian pria dewasa itu, pasalnya dirinya saja tidak pernah dekat dengan pria, kecuali kakeknya dan orang kepercayaan kakeknya saja.

'' Tenang Ella, waktumu kembali ke mansion neraka itu masih kurang dua bulan, jadi mulai sekarang kamu harus bisa mencari cara untuk dekat dengan Edgar, dan mencuri perhatiannya '' gumam Ella menenangkan dirinya.

Beberapa hari telah berlalu, Ella yang baru pulang sekolah mengerutkan dahinya ketika melihat mobil mewah yang terparkir di halaman rumah kakeknya.

'' Mobil siapa ini ?'' gumam Ella bertanya tanya.

Karna merasa penasaran Ella langsung bergegas masuk ke dalam rumah kakeknya, namun saat sampai di dalam rumah Ella tak melihat siapa siapa di sana, rumah sang kakek pun terlihat sepi. Tapi Ella tak lagi memperdulikannya, dan memilih masuk ke dalam kamarnya untuk mandi aktifitas di sekolahnya sudah membuatnya gerah dan lelah.

Setelah Ella menyelesaikan mandinya dan juga sudah memakai baju santainya, Ella segera pergi menuju kebun anggur milik sang kakek, yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumah, cukup butuh waktu lima menit unutk berjalan kaki.

Setiba di kebun anggur milik sang kakek, Ella menyipitkan kedua matanya saat melihat keberadaan seorang pria yang sangat ia kenalinya, tengah berdiri di samping sang kakek.

'' Edgar ''

Ella perlahan berjalan mendekat ke arah mereka, Ella juga menoleh kekiri dan kekanan mencari keberadaan sang nenek, dan ternyata sedang memetik anggur yang sudah siap untuk di panen.

Saat jaraknya tinggal dua langkah dari keberadaan sang kakek dan Edgar berada, Ella tak sengaja melihat ular cobra yang hendak mematuk kaki Edgar.

'' Awass ada ular ,,,!! '' teriak Ella mendorong tubuh Edgar, dan akhirnya ular cobra itu mematuk kaki Ella.

'' Akhhh,, '' pekik Ella dan langsung menjatuhkan tubuhnya ke tanah sembari memegang betisnya yang terkena patuk ular.

Sedangkan Kakek dan Edgar juga asisten Jack terkejut saat melihat dengan jelas ular cobra mematuk betis Ella, terlebih Edgar yang tidak menyangka jika Ella menolongnya dengan menjadikan dirinya sendiri sebagai umpan dari ular cobra yang seharusnya mematuk dirinya.

Edgar bergegas menghampri Ella, dan mengangkat tubuh mungil Ella, lalu di bawanya pergi meninggalkan perkebunan anggur, yang di ikuti oleh asisten Jack, kakek juga Nenek Ella.

'' Anda mau membawa saya kemana?'' tanya Ella di sela sela menahan sakit di kakinya.

'' Rumah sakit '' jawab Edgar singkat.

Ella tak bertanya lagi, dan langsung mengalungkan tangannya di leher Edgar, namun diam diam Ella menyunggingkan senyumnya.

Edgar membawa Ella ke rumah sakit terdekat, karna jika di bawa ke rumah sakit pusat kota terlalu memakan waktu lama, takut bisa ular cobra menyebar ke seluruh tubuh Ella. Setiba di rumah sakit Edgar langsung membawa Ella ke ruang UGD, sedangkan asisten Jack mencari dokter untuk segera menangani Ella, kedatangan Edgar membuat petugas rumah sakit kalang kabut, terlebih dokter yang di panggil Jack untuk segera pergi ke UGD, tanpa babibu dokter itu langsung menuju ruang UGD, padahal dokter itu tengah bersiap menyantap makan siangnya, namun dia harus menundanya karna yang memanggilnya adalah pria yang tidak bisa di singgung di negara tempat ia tinggal, jika dirinya telat sedikit bisa bisa karirnya sebagai dokter akan berakhir.

'' Tuan '' sapa si dokter saat tiba di ruang UGD.

'' Cepat kamu obati dia, kakinya terkena bisa ular cobra '' perintah Edgar datar kedua matanya fokus pada dua titik merah yang berada di betis putih Ella.

'' Baik Tuan ''

Dan si dokter segera mengambil beberapa alat dan cairan yang dia butuhkan.

Ella meringis ketika dokter tengah menyentuh lukanya, dan tiba tiba Ella di buat terkejut saat Edgar menariknya ke dalam pelukannya.

'' Bertahanlah sebentar '' ujar Edgar datar namun terselip rasa hawatir dari nada suaranya.

Ella hanya menganggukkan kepalanya dan semakin mengeratkan pelukannya pada perut six pack Edgar.

Sedangkan kakek dan nenek Ella, menunggu dengan cemas di depan ruang UGD bersama asisten Jack.

'' Tuan, Nyonya, kalian tenang saja, Nona Ella pasti baik baik saja '' ucap Jack saat melihat raut hawatir di wajah kakek dan nenek Ella.

'' Ya, kami berharap begitu '' jawab kakek.

Bab 3

Edgar terus menatap Ella yang terbaring di brangkar ruang UGD, tadi dokter memberinya obat bius saat akan mengobati Ella, dan dokter mengatakan jika Ella sudah di perbolehkan pulang saat sudah bangun nanti, sedangkan kakek dan nenek Ella sudah kembali ke rumahnya lebih dulu atas permintaan Edgar, dia mengatakan pada kakek dan nenek Ella jika nanti akan mengantarkan Ella pulang, sebagai tanda terimakasih karna Ella sudah menolong nyawanya.

'' Tuan ''

'' Ada apa Jack ''

'' Nona Elena menghubungi saya, dia ingin bicara dengan anda '' ucap Jack.

'' Katakan, aku sedang sibuk '' balas Edgar menoleh pada Jack sekilas, lalu kembali fokus pada Ella.

" Baik Tuan ''

Lalu Jack kembali keluar dari ruang UGD, dan menghubungi kembali Elena, lalu mengatakan seperti yang di katakan oleh Tuannya.

'' Maaf Nona, Tuan Edgar sedang sibuk, beliau tidak bisa di ganggu '' ucap Jack tanpa basa basi saat Elena mengangkat sambungan telfon darinya.

Tak ada sahutan dari sebrang telfon, hanya terdengar helaan nafas Elena, lalu sambungan telfon terputus.

Di mansion Alexander tepatnya di sebuah kamar yang sangat luas, Elena meletakkan ponselnya ke atas nakas, setelah memutus sambungan telfonnya dengan Jack terputus.

'' Sebenarnya kamu sibuk apa Kak '' gumam Elena penasaran, karna sebelum dirinya menghubungi Jack untuk menanyakan tentang Edgar, Elena lebih dulu menghubungi Edgar berkali kali, namun sayangnya Edgar tidak mengangkat telfonnya, bahkan chat yang ia kirim juga tidak di balas oleh Edgar.

'' Sayang, kamu kenapa ?'' tanya seorang wanita paruh baya yang baru masuk ke dalam kamar Elena, yang tak lain adalah Ibunya.

'' Elena tidak apa apa bu '' balas Elena.

'' Sungguh, tapi kenapa wajahmu masam begitu '' timpal Ibu Elena masih tak percaya.

Elena menggenggam tangan Ibunya dengan tersenyum. '' Elena sungguh tidak apa apa kok bu '' ujar Elena meyakinkan, walau dirinya sesungguhnya memang sedang gelisah, karna ini pertama kalinya Edgar sulit di hubungi olehnya, padahal biasanya sesibuk apapun Edgar, dia pasti akan meluangkan waktunya untuk sekedar membalas chat yang ia kirim, jika tidak bisa mengangkat telfon darinya.

'' Ibu ada apa ke kamar El ?'' tanya Elena mengalihkan pembicaraan.

'' Oh iya, Ibu sampai lupa tujuan ibu ke kamar kamu, Ibu mau ke mansion Robinson, kamu mau ikut ?'' ajak Ibu Elena.

'' Hem,, Elena ikut '' timpal Elena.

'' Ya sudah sana siap siap, Ibu tunggu ke bawah '' ujar Ibu Elena.

Setelah Ibunya keluar dari kamarnya Elena segera bersiap siap untuk pergi ke mansion keluarga Robinson, Elena tahu meskipun dirinya kesana dirinya tidak akan menemukan keberadaan Edgar, karna pria itu tinggal di apartemen, tapi Elena tak mempermasalahkannya setidaknya dirinya bisa dekat dengan kedua orang tua dari orang yang ia cintai sejak dulu.

Di ruang UGD Ella mulai mengerjapkan kedua matanya, lebih tepatnya Ella sudah bangun sejak Edgar menolak telfon dari kakanya Elena, dan itu membuat Ella tersenyum licik di hatinya.

'' Kamu sudah bangun '' ucap Edgar membantu Ella yang berusaha untuk duduk.

'' Haus ''

Edgar dengan sigap mengambilkan segelas air putih yang berad di atas nakas, dan memberikannya pada Ella, bahkan Edgar juga membantu memegangi gelasnya, setelah Ella menghabiskan minumnya Edgar meletakkan kembali gelasnya ke atas nakas.

'' Terimakasih, kamu sudah menolongku '' ucap Edgar membuat Jack yang berada di samping Tuannya terkejut, pasalnya Tuannya adalah sosok yang sangat sulit untuk mengucapkan kata terimakasih pada seseorang.

Ella menganggukkan kepalanya dengan tersenyum, ketika sebuah ide muncul di kepalanya. '' Tapi itu tidak gratis '' ucap Ella.

Mendengar itu Edgar langsung menyunggingkan senyum devilnya, dia sudah bisa menebak jika Ella menolongnya bukan cuma cuma, pasti ada sesuatu yang akan di pinta darinya.

"Ck, ternyata sama saja" batin Edgar merendahkan.

'' Kamu ingin apa?, uang?, mobil?, rumah?, atau apa?, katakan saja, aku akan mengabulkannya '' ucap Edgar mencibir.

'' Cih, sombong sekali anda '' decak Ella merasa kesal karna Edgar memandang rendah dirinya.

'' Aku tidak sombong, hanya saja aku sudah sering menemukan orang orang sepertimu, pura pura menolong tapi sebenarnya ingin meminta balasan '' ucap Edgar santai.

'' Tapi bukan berarti Tuan berhak menilai semua orang seperti itu, termasuk saya '' balas Ella kesal.

'' Baiklah, baiklah, sekarang kamu minta apa ?'' tanya Edgar yang tidak ingin berdebat dengan Ella, dan memilih mengalah.

Ella langsung mengembangkan senyumnya, bahkan dia juga langsung menegakkan tubuhnya.

'' Em,, saya dengar perusahaan Empire Group tahun ini meluncurkan desain perhiasan baru? '' tanya Ella.

'' Hem, lalu ?'' tanya Edgar mengerutkan dahinya, bahkan otaknya sudah berfikir jika Ella pasti akan meminta perhiasan itu.

'' Saya ingin Empire Group juga menjadikan salah satu desain perhiasan saya sebagai peluncuran produk baru tahun ini '' pinta Ella to the point, yang mana langsung membuat Edgar dan juga Jack terkejut.

'' Kamu ingin membuat perusahaan Empire Group di tertawakan dunia ?!'' sentak Edgar kesal.

'' Kenapa Tuan bisa bicara begitu? '' tanya Ella ikut kesal.

'' Tentu, desain tahun ini sudah menduduki tingkat duni dan menjadi incaran, lalu bagaimana jadinya jika tiba tiba aku memunculkan lagi desain baru, yang belum tahu bagus tidaknya '' jawab Edgar berusaha menahan amarahnya saat melihat wajah geram Ella.

'' Saya yakin desain saya bisa mengalahkan desain tahun ini, jika anda sudah melihatnya '' ucap Ella yakin, bahkan sangat yakin.

'' Kamu percaya diri sekali '' cibir Edgar.

'' Tentu, karna desain perhiasan saya memang sangatlah bagus '' sahut Ella semakin percaya diri.

'' Baiklah, aku akan melihat desainmu dulu '' ucap Edgar lagi lagi mengalah, entah kenapa Edgar sama sekali tidak bisa berdebat dengan Ella, apa lagi saat melihat mata bulat Ella yang menurutnya sangat menggemaskan.

Dan sesuai perkataan Edgar, dia mengantarkan Ella pulang ke rumah kakek dan neneknya, sekaligus dia juga ingin melihat gambar desain perhiasan yang di banggakan oleh Ella, mereka tiba tepat malam hari dan Edgar juga sudah mengajak Ella makan malam lebih dulu sebelum tiba di rumah kakek dan neneknya.

Edgar dan asisten Jack duduk di ruang tamu bersama kakek Ella, sedangkan Ella masuk ke kamarnya untuk mengambil gambar gambar hasil desain tangannya.

'' Tuan Edgar, Tuan Jack, terimakasih sudah mengantarkan cucu saya '' ucap kakek Ella.

''Sama sama, Ella juga sudah menolong nyawa saya '' balas Edgar datar.

Tak berselang lama Ella kembali ke ruang tamu, dengan membawa beberapa lembar kertas di tangannya.

'' Tuan, ini lihatlah '' ucap Ella meletakkan tumpukan kertas itu di depan Edgar.

Edgar langsung mengambilnya dan melihatnya satu persatu, Edgar benar benar di buat kagum dengan desain yang di buat oleh Ella, yang menurutnya sangat bagus namun rumit, dan sudah di pastikan itu akan sulit di tiru.

'' Tuan, lihatlah gambar ini, saya seperti tidak asing dengan gambar ini '' ucap Jack memberikan gambar yang ia pegang pada Edgar.

Edgar yang melihatnya langsung teringat, jika gambar yang ia pegang adalah satu satunya gambar desain yang pernah mengalahkan desain yang di luncurkan oleh perusahaanya, dan desain itu di luncurkan oleh perusahaan Alexander.

'' Apa kamu yang menggambar ini ?'' tanya Edgar masih sulit untuk percaya.

'' Tentu, semua gambar ini hasil karya tangan saya sendiri Tuan, tapi jika anda tertarik dengan gambar itu saya minta maaf, karna gambar itu sudah pernah di beli oleh perusahaan Alexander '' jawab Ella yang sudah bisa menebak jika Edgar pasti tahu dan ingat dengan gambar itu, dan Ella sengaja mengatakan yang sebenarnya jika gambar itu di beli oleh perusahaan Ayahnya yang kini di pimpin oleh Elena.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!