NovelToon NovelToon

UNSOLVED PUZZLE

Bab 1: Awal Mula (S1)

PROLOG

Era pembunuhan sangatlah membekas dalam sejarah umat manusia, dari awal terbentuknya hingga saat ini. Banyak nya pembunuhan secara tersembunyi dan hanya meninggalkan jejak yang tidak bisa dicari.

AWAL MULA

Pada era pembunuhan ada suatu organisasi besar kejahatan yang diketuai oleh para petinggi. Organisasi itu di bentuk oleh para petinggi karena, para petinggi mempunyai tujuan untuk menaklukan semua bisnis dan data yang masih diamankan oleh ke empat kata kunci. Saking besarnya organisasi tersebut, para petinggi membuat beberapa grup yang mengatur dan mengendalikan organisasi tersebut, diantaranya Ryukitendo Grup, Onihimura Grup, Karata Grup, dan beberapa grup lainnya.

Ryukitendo Grup adalah grup teratas yang dibuat oleh para petinggi untuk melindungi beberapa grup yang sedang mencari informasi tentang keberadaanya ke empat kata kunci, grup ini diketahui bergerak dibidang pembunuhan, dan memiliki lambang naga melingkar yang dibuat dari logam rhodium.

Lambang naga pada grup tersebut mempunyai arti tentang kekuasaan, lingkaran pada naga juga memiliki arti memberikan pertahanan dan membatasi apa yang ada di dalam dan menjaga hal hal lain tetap diluar, bahan yang digunakan untuk lambang grup ini adalah logam langka, jika bisa disimpulkan grup ini sangat berharga dibanding grup lainnya.

Onihimura Grup adalah grup khusus yang bertujuan membunuh orang orang penting dalam bisnis mereka. Grup ini memiliki lambang iblis dan koin yen yang saling mengikat satu sama lain, pergerakan grup ini masih belum jelas.

Lambang iblis atau dalam bahasa jepang nya "Oni" bermakna seseorang yang tidak terlihat, sedangkan koin yen adalah mata uang jepang. Yen sendiri merupakan mata uang ketiga yang paling banyak diperdagangkan di pasar valuta asing, disini yen memiliki arti bagaimana grup itu bekerja.

Karata Grup adalah grup dasar yang mengelola semua bisnis para petinggi. Grup yang bergerak hanya untuk mengumpulkan informasi dan menjalankan bisnis, sejauh ini hanya itu informasi yang di dapatkan dari grup ini.

Persegi panjang dan ukiran jepang adalah ciri khas lambang Karata Grup. Persegi panjang tersebut memiliki arti kesetaraan dan kesesuaian, tidak menarik perhatian, namun dapat menjadi bentuk yang lebih dinamis dan berasumsi teknologi yang kokoh, dari itu semua sudah menjelaskan bagaimana grup ini bekerja.

Tapi dari ke tiga grup yang sudah di sebutkan tadi masih ada beberapa grup yang sampai saat ini, masih belum diketahui identitas nya.

Namun tidak semua organisasi setuju dengan aturan yang diberikan. Dengan adanya tiga grup besar, munculah para pembunuh yang ditugaskan untuk menghapus organisasi yang tidak menyetujui aturan yang telah diberikan oleh para petinggi.

Satu dekade pun berlalu setelah pembentukan grup yang melindungi beberapa organisasi. Tanpa informasi yang kuat, dirumorkan ke tiga grup besar itu hancur karena adanya suatu konflik.

Setelah rumor itu beredar ke seluruh penjuru dunia, lahirlah para pembunuh peringkat teratas yang dijuluki sebagai Ten Killer. Meskipun mendapatkan julukan, identitas Ten Killer masih belum diketahui hingga era pembunuhan berakhir.

Kepolisian menelusuri rekam jejak setiap kasus pembunuhan "jika ada indikasi pembunuhan yang dilakukan oleh Ten Killer, maka kita akan cari sepuluh manusia tersebut". Dengan memakan waktu yang cukup lama, kepolisian menemukan salah satu identitas yang akan menjadi kandidat sepuluh pembunuh peringkat teratas.

Dia adalah seorang pembunuh professional, diusia nya yang terbilang cukup muda, dia mampu membunuh ratusan orang terkuat di era nya. Pintar membuat skenario seakan akan telah membunuh dan lupa dengan tanda pengenalnya.

Memiliki luka sayatan pada matanya, mempunyai sarung tangan khusus dan mantel khusus, bahkan tercatat pada kertas yang ditemukan oleh kepolisian, dia pernah menjadi salah satu delegasi negara tanpa nama yang memberikan wewenang untuk melakukan pembunuhan secara membabi buta.

Terlihat dari kertas yang berisi informasi tentang pembunuh tersebut, dia juga terlibat dalam kasus pembunuhan kedutaan besar di negara luar, dan kasus yang berkaitan dengan sistem keuangan.

Setelah ditelusuri oleh ahli dan tim penyelidikan secara mendalam, ternyata bukti yang ada hanya rekayasa saja, dan identitas nya pun palsu. Akhirnya kepolisian pun menyerah dan mentiadakan sementara keamanan bagi masyarakat, bertujuan untuk mengumpulkan semua kepolisian menjadi satu kesatuan untuk bergerak menyelidiki kasus ini.

Namun, ketika penyelidikan sedang berlangsung, pihak kepolisian malah mendapatkan tambahan kasus pembunuhan, dan sontak semua yang membaca kasus itu kaget karena, korbannya kebanyakan kepolisian yang melakukan penyelidikan kasus kasus tahun lalu bukan pengusaha atau pun masyarakat.

Setelah kasus itu dibacakan dan selidiki lebih dalam, banyak orang yang keluar dari kepolisian karena, dikasus itu polisi digambarkan kan sangat sadis, ada yang mati terpenggal, ada yang disiksa, ada yang dipaku, ada yang di mutilasi, ada yang digantung, dan cara sadis lainnya, tapi aneh nya tidak ada bekas pembunuhan, melainkan seperti polisi itu bunuh diri sendiri.

Setelah banyak orang yang keluar dari kepolisian termasuk kepala kepolisian, diresmikan bahwa pihak berwajib dan yang berwenang atas keamanan sudah benar benar ditiadakan untuk selamanya, akan tetapi pemerintah pusat tidak tinggal diam, dia membentuk kepolisian terdahulu, yang diketuai oleh mantan kepolisian terdahulu yang di kenal buas dan haus dengan informasi dan tidak takut dengan kematian.

Pemerintah pusat memberikan semua kebutuhan kepada mantan kepala kepolisian terdahulu, untuk mengungkapkan kasus kasus pembunuhan yang tidak ada jejak nya, akan tetapi mantan kepala kepolisian tidak ingin satu persen pun bantuan dari pemerintah pusat, dia juga bergerak atas keinginan nya dahulu yang belum tercapai yaitu, menemukan orang yang memulai era pembunuhan pertama kali, sebab era itu yang menyebabkan keluarga nya mati mengenaskan.

Mantan kepala kepolisian ini bernama Shigeru Tokigawa, di masa jaya nya dia adalah serigala yang haus darah, tidak pandang bulu kasus apapun itu, penjahat nya seperti apa, semuanya akan dia buru hingga dia mendapatkan apa yang dia mau, dia dikenal sebagai iblis yang haus informasi, karena keambisiusan nya dia dikeluarkan dari kepolisian.

Semenjak Shigeru Tokigawa di angkat kembali menjadi kepala kepolisian, peraturan diubah dan anggota kepolisian pun bukan orang yang ahli dalam satu bidang, tapi dia mengumpulkan berbagai profesi yang menurut dia bisa berguna, dan beberapa teman terdahulu nya yaitu, seorang ilmuan gila, seorang yang gila dengan teori, dan seorang yang terobsesi dengan misteri.

Satu tahun pun berlalu, penyelidikan yang dilakukan tidak sia sia, dengan diangkatnya Shigeru Tokigawa menjadi kepala kepolisian, semua kasus pembunuhan bisa terpecahkan dengan waktu yang cukup singkat, tapi tidak semuanya ada beberapa kasus yang mengarah ke Ten Killer tapi Shigeru Tokigawa tidak bisa menemukan sama sekali apa penyebab Ten Killer melakukan pembunuhan tersebut.

Sialnya sampai saat ini dia tidak tau siapa itu Ten Killer dan siapa yang memulai era pembunuhan pertama kali, karena minimnya informasi yang dia dapatkan, akan tetapi Shigeru menemukan kertas ditumpukan jurnal kepolisian

Setelah dia membaca kertas tersebut, dia menemukan salah

satu pelaku yang terduga dalam kasus tersebut, tapi Shigeru merasa ini hanya rekayasa yang dibuat untuk menyembunyikan kebenaran yang tertulis, dia berfikir bahwa polisi bodoh tidak akan tau apa yang ada di kertas ini, sedangkan orang seperti Shigeru lah yang tau apa yang ada di kertas ini, isi dari kertas tersebut adalah benar, yang palsu adalah bahan kertas yang digunakan, tinta kertas, serta darah pada robekan kertas.

Shigeru membuat kesimpulan tersendiri, dia menyimpulkan bahwa sebelum dia diangkat menjadi kepala kepolisian lagi, para pembunuh terdahulu sudah menunggu nya karena hanya dia lah musuh dari seluruh para pembunuh terdahulu, dan kepolisian baru adalah contoh kepolisian yang kolot karena bisa dengan mudahnya hancur.

Shigeru mendapatkan rekam jejak dari salah satu pembunuh yang akan menjadi kandidat pembunuh tingkat teratas (Ten Killer), tapi di akhir dia hanya menemukan bahwa pembunuh itu menghilang tanpa meninggalkan jejak sama sekali.

Shigeru tidak kehabisan akal, dia pun memangil teman terdahulunya yang masih bekerja menjadi assistant professional dalam menangani setiap kasus pembunuhan, tanpa identitas itu sudah menjadi ciri khas seorang assistant profesional itu sendiri.

Era pembunuhan pun berlalu, Shigeru resmi pensiun menjadi kepala kepolisian, dia dikabarkan sudah tiada setelah pensiun, akan tetapi teman nya seorang assistant professional masih memegang kunci dan rahasia bagaimana Shigeru bisa seperti itu dalam menyelidiki berbagai kasus.

Seorang assistant professional pun memutuskan dan mendedikasikan dirinya untuk menemukan dalang yang memulai era pembunuhan, dan meninggalkan keluarga nya karena, seorang assistant professional tersebut sudah dianggap saudara oleh Shigeru, dan dia mendapatkan simpati Shigeru ketika dia masih menjadi mahasiswa terpintar, jika bisa disimpulkan dia masih mempunyai hutang untuk menemukan dalang dari pembunuhan keluarga Tokigawa

Waktu berlangsung cukup lama, assistant professional tersebut menghilang tanpa jejak dan secara bersamaan ada pembunuh yang hilang tanpa jejak juga, berita tersebut sama, di hari yang sama, di tanggal yang sama, dan di jam yang sama. Apakah suatu kebetulan? tentu nya tidak karena, akan ada adik dari seorang assistant professional yang akan mengungkap ini semua.

Bab 2: Hari Pertama (Kelas X)

Pagi hari disebuah sekolah yang indah, terdapat banyak burung yang mengeluarkan suara merdunya diatas pepohonan, terlihat seorang anak muda yang sedang meratapi langit biru, langkah kaki yang sedang menuju lantai sekolah yang mewah berbahan marmer.

"Apa benar ini sekolahan kakak yang dulu" Ucap anak muda tersebut

"Yang benar saja sekolah ini lantainya menggunakan marmer" Berbicara di dalam hati dengan wajah yang agak sedikit meragukan

Tiap halaman yang didatangi anak muda tersebut selalu membuat anak muda tersebut terlihat kebingungan. Mading mading dan beberapa penghargaan yang terpajang di tepi lorong, dan orang orang yang kelihatannya menjengkelkan. Anak muda tersebut merasa bahwa jalannya sedang dihadang oleh orang orang menjengkelkan tersebut.

"Lihat tuh ada anak baru, enaknya diapain ya?"

"Gak tau nih"

Dengan semangat yang begitu memuncak anak muda itu pun tidak takut akan adanya orang yang menghadang jalannya karena, dari awal dia ingin masuk sekolah ini, dia sudah mempunyai tekad yang kuat dan tidak bisa dikalahkan oleh siapa pun yakni, untuk mencari keberadaan kakak nya.

"Disekolah ini aku bertekad untuk menemukan kakak" Ucap anak muda tersebut

Ditengah kebingungan nya mengenai sekolah ini dan apa yang harus dia lakukan untuk bisa masuk ke dalam, dia pun memberanikan diri mendekati beberapa orang orang yang menjengkelkan tersebut dengan wajah yang datar.

"Maaf untuk ruangan yang ada di kertas ini terletak dimana ya?" Ucap anak muda tersebut

"Hai anak pindahan" Ucap Ishida

"Jaketmu bagus juga, mau eskul fashion ya disini" Ucap Kai dengan penuh senyuman

"Tidak usah takut kami senior mu disini" Ucap Ishida sambil tertawa

"Nanya jalan kok malah dapat nya ini, apa benar ini sekolah kakak yang dulu" Berkata dalam hati penuh dengan keraguan

Obrolan pun berlangsung lama, anak muda tersebut sudah terlihat akrab dengan orang orang yang kelihatannya menjengkelkan. Dengan sekilas bisa kita perhatikan bahwa kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilan nya saja.

Suara keras datang dari arah gerbang sekolah, ada yang merasa terusik dengan obrolan anak muda, Ishida, dan Kai. Orang yang merasa terusik pun berteriak.

"Ada apa si ramai sekali, ganggu jam pagi aja" Ucap Shaman yang sedang menegur dengan sopan

"Gak ada apa apa kok" Ucap Ishida dan Kai

Lambaian tangan yang mengarah ke anak muda tersebut seakan akan tanda untuk keluar dari obrolan yang tidak ada hentinya itu, akan tetapi anak muda tersebut tidak bodoh dia menghampiri orang yang terusik tadi dengan melambaikan tangan kembali.

"Woy anak baru sini! jangan dekat dekat sama manusia itu, manusia itu doyan membicarakan hal yang tidak ada manfaat nya" Ucap Shaman

"Ya, aku segera kesana" Ucap anak muda tersebut yang bergegas menuju Shaman

Tawa bahagia muncul dari raut wajah Shaman, bahwa sepertinya dia akan mempunyai teman baru lagi.

"Kalau di ganggu bilang aja ya, akan kuberi pelajaran untuk seorang peganggu" Ucap shaman

"Jaketmu bagus juga, sepertinya ini edisi terbatas ya" Ucap Shaman yang sembaring memperhatikan dengan detail setiap jaket yang dikenakan oleh anak muda tersebut

"Iya, ini edisi terbatas hanya ada 500 di dunia, ngomong ngomong kamu juga berjiwa fashion ya?" Jawab anak muda tersebut sembaring bertanya

"Bisa dibilang sih begitu, cuma selera fashion ku lebih bergaya ke jaman dahulu, untuk fashion modern seperti kamu, aku pun sedang mempelajari trendnya" Jawab Shaman

"Oh ya, kamu anak pindahan kan bukan anak baru, apa motif kamu mau pindah ke sekolah ini? sekolah ini hanya bisa dimasuki oleh orang orang yang terpilih kamu sudah tau itu kan" Ucap Shaman sembaring bertanya

"Kalau aku bilang untuk mencari kakak sepertinya gak mungkin, apa niat keduaku saja ya" Ucap dalam hati anak muda tersebut

"Tujuan ku pindah kesini ingin mempelajari fashion sih Kak, kalau kakak?" Ucap anak muda tersebut sembaring bertanya

"Baguslah kalau seperti itu, asal kau tau yang sedang mengajak mu bicara adalah Ketua eskulnya hahaha" Jawab Shaman sembaring tertawa dan menepuk pundak anak muda tersebut

Setelah pembicaraan mengenai fashion dan tujuan ke sekolah ini, mereka menjadi teman akrab. Bel sekolah pun berbunyi yang menandakan waktu masuk sudah hampir tiba.

"KRIIIIINGGGG"

Tanpa disadari ada seorang guru dengan rawut wajah yang merasa kesal, sedang menuju ke arah beberapa mahasiswa dan anak muda tersebut, langkah demi langkah membuat setiap yang melihatnya gemetar ketakutan tapi tidak dengan anak muda tersebut. Dengan suara yang lantang semuanya pun terdiam dan tidak ada satu pun yang membatah kata katanya karena, seorang guru harus dihormati atau haus rasa hormat.

"HEI, TELINGA KALIAN DIMANA? tidak dengar bel sudah berbunyi, waktunya masuk ke ruangan masing masing SEKARANG!" Ucap Pak Han dengan nada kesal

"Hi tilingi kiliin dimini, tidak dengar aku sedang mendengarkan lagu Eminem" Ucap Shaman sembaring mengejek

"Jangan sok jagoan kamu Shaman" Jawab Pak Han

"Bapak yang sok keren, udah datang terlambat, oh itu ya previlage nya seorang guru" Ucap Shaman

Tidak lama setelah Pak Han bicara baik baik dengan beberapa mahasiswa dan anak muda tersebut, mereka pun bubar untuk memulai jam pelajaran masing masing.

"Gak seru ah" Ucap Jack

"Sudah lah kawan, kita lanjut lagi nanti di kelas" Ucap Futo

Dengan bubarnya beberapa mahasiswa Pak Han pun merasa sedikit tenang, tapi masih ada satu orang yang membuat jengkel Pak Han, mau tidak mau dia memberlakukan hukuman di sekolah ini yaitu, hukuman gesper legendaris, hukuman ini bukan hukuman biasa karena, ketika hukuman ini mengenai seseorang pasti orang itu berjanji untuk seumur hidup nya tidak akan melakukan hal yang salah untuk kedua kalinya.

Gesper pun ditarik dari pinggang oleh Pak Han. Shaman yang menyadarinya bergegas lari menjauh ke dalam ruang kelas, dengan kelincahanya dia berhasil menghindar dari serangan gesper legendaris tersebut berulang kali.

"Awas kamu Shaman, bapak ikat kamu di tiang bendera" Ucap Pak Han

"Ampun Pak, hahaha" Ucap Shaman dengan wajah meledek sembaring lari dan menghindari serangan dari Pak Han

"Sebenarnya pemeran utama disini siapa sih? kenapa dialog ku sedikit sekali, Hei author jawab!" Ucapan dalam hati anak muda

"Mari kita hiraukan dia, biar dia berkembang dengan sendiri nya, oke kita lanjut ceritanya" Jawab author

Digambarkan tampilan sekolahan yang begitu megah dan kokoh, kelas kelas yang ramai dengan pembicaraan, dan beberapa guru yang sedang mengajar ada pun kelas yang kosong.

"Perhatian semuanya" Ucap Pak Han

"Kali ini kita kedatangan murid baru" Ucap Pak Han

"Silakan masuk" Ucap Pak Han

Suara pintu yang di buka mengundang rasa penasaran seluruh isi kelas, setelah dibukanya pintu munculah sosok anak muda yang tinggi, tampan, dan elegan.

"GREEEK" Pintu dibuka

"Wuah ganteng bangettt" Ucap Rias

"Hei, duduk disebelahku aja ada kursi kosong kok, minggir kamu" Ucap Veronica

"Biasa Aja" Ucap Zeta

"Hmmm menarik juga" Ucap Haruka

"Baru juga buka pintu udah jadi pemungutan suara aja" Ucap dalam hati anak muda tersebut

Anak muda itu pun memperkenalkan dirinya di depan kelas yang begitu ramai nya, dengan menarik nafas dan tidak ada perasaan gerogi sedikit pun perlahan dia mulai menjelaskan nama nya.

"Namaku Ryuga, bisa dipanggil Ryu salam kenal" Ucap anak muda tersebut

"Mohon kerja sama nya" Ucap Ryuga

Setiap orang mengeluarkan persepsi yang berbeda beda, ada yang iri dengan nya karena disukai kalangan wanita.

"Sialan anak itu ganteng, akan kuhajar dia dengan karateku lihat saja" Ucap Takahiro dengan wajah sedih

"Sudah kalah posisi yang penting jangan kalah fisik" Ucap Anui dengan rawut wajah kesal dan di campur dengan kesedihan yang mendalam

"Saingan kita makin bertambah" Ucap Shun dengan rawut wajah agak kesal dan dicampuri dengan kesedihan

Ada yang suka dengannya karena terlihat penampilan nya agak bad boy, dan selera fashion nya kelas atas.

"Lihat dia pakai suprim edisi terbatas" Ucap Shiro

"Paling dia juga mau ikut eskul fashion" Ucap Shota

"Ganteng sih, cuma selera fashion nya agak ketinggian" Ucap Ruka

Ada juga yang ingin membunuh nya, karena kelihatan seperti samsak yang pantas untuk ditinju.

"Kelihatan nya dia punya struktur tulang dan badan yang bagus" Ucap Jack

"Cihhh, punya badan yang bagus belum tentu cepat" Ucap Lee Kim

"Ring adalah penentuan, siapa yang bisa bertahan dialah pemenangnya" Ucap Futo

(Ya seperti itu lah manusia tidak pernah luput dari hawa nafsu nya)

Sesudah perkenalan yang begitu panjang dan memakan waktu yang cukup lama, Ryuga pun pada akhirnya dapat memutuskan untuk memilih kursi nya sendiri, tanpa dia sadari bahwa selera fashion nya yang mengarahkan untuk mengambil kursi dekat anak kutu buku atau bisa kita sebut Shota.

"Halo" Ucap Ryuga

"Mau ikut eskul fashion ya" Jawab Shota dengan wajah datar

"Dari mana kamu tau" Ucap Ryuga

"Pakaian mu itu" Ucap Shota yang semakin datar wajah nya

Sapaan saling bertebaran di ruang kelas, pembicaraan yang di bicarakan pun tidak jauh dari "tinggal dimana" "anak orang kaya ya" "gayamu boleh juga" dan masih banyak lagi.

Sekolah ini bukan sekolah biasa karena, mata pelajaran yang diajarkan sedikit sekali, sedangkan eskul di sekolah ini ada banyak bahkan melebihi jumlah mata pelajaran yang ada, kelas nya pun sesuai dengan nama mata pelajaran, ada kelas informasi, mekanik, olahraga, hukum, dan teknologi.

Setelah mengamati setiap detail penting yang ada di sekolah ini, tidak berlangsung lama bel istirahat pun berbunyi, disertai dengan suara mahasiswa yang menanti datang nya jam istirahat.

"KRIIINGGG"

"Mantap waktunya istirahat" Ucap Lee Kim

"Aku mau beli katsu" Ucap Shota

Ditengah keramain bel istirahat, Anui dan Shun menghampiri Ryuga yang sedang melamun memutar mutarkan pulpen nya dengan jarinya.

"Ryuga mau ke kantin nggak" Ucap Anui

"Anu....dimana" Jawab Ryuga sembaring bertanya

Bab 3: Kantin Sekolah

Rawut wajah kesal dari Anui mengarah tajam ke Ryuga, yang menandakan tidak adanya kepekaan untuk berbicara dan memahami ajakan istirahat nya.

"Anak ini gak tau di untung" Ucap dalam hati Anui dengan rawut wajah yang agak kesal

Akhirnya mau tidak mau Anui, terpaksa menjelaskan kenapa dia mengajak Ryuga untuk ke kantin.

"Makannya aku ingin mengajak ke kantin biar kau tau bedebah" Ucap Anui dengan penuh emosi.

"Aku masih belum faham dengan apa yang kamu ucapkan" Jawab Ryuga dengan rawut wajah agak sedikit bingung

Emosi Anui pun memuncak, rasa dari kesabaran pun sudah diluar batas, ingin rasanya aku memukuli dia juga cuma apalah daya aku hanya seorang author biar ku siksa lewat ceritanya, akan tetapi Takahiro bergerak cepat untuk memeluk Anui dengan pelukan yang begitu sangat kuat, sehingga Anui sesak napas dan tidak ada niatan untuk melampiaskan emosi nya ke Ryuga.

"Lepas kan Taka, aku tidak bisa bernafas huh" Ucap Anui yang sedang dipeluk Taka

"Sabar sabar, orang sabar di sayang Ruka" Ucap Taka sembaring meledek

Mendengar perkataan yang seperti itu, sontak ada seseorang yang menjawab dengan nada kesal, suara itu berasal dari meja belakang.

"Ih najis tau" Ucap Ruka dengan rawut wajah yang menjengkelkan

Kata demi kata yang di keluarkan Ruka, menyayat hati Takahiro, bagaikan diberi bunga mawar dibalas bunga bangkai. Takahiro pun kena mental mendengar ucapan tersebut, akan tetapi sebagai teman yang baik Anui cuma bisa memberikan semangat kepada Takahiro.

"Nice try kawan, coba lagi di lain waktu" Ucap Anui dengan penuh simpati

Suasana terasa bosan menghampiri Ruka. Ruka pun beranjak pergi dari kursi nya untuk menuju ke kantin, aneh nya sebelum dia menuju luar kelas dia sempat menghampiri Ryuga untuk mengajak nya ke kantin juga, akan tetapi Ryuga menolak ajakan tersebut karena, Ryuga mengerti situasinya harus berpihak kemana.

"Ryuga mau ke kantin bersama ku nggak" Ucap Ruka sembaring merayu Ryuga

"Maaf bukannya aku tidak mau, tapi aku sudah ada janji ke kantin bersama mereka" Ucap Ryuga dengan senyuman

Senyuman bukan sekedar senyuman biasa, jika orang tersebut salah mengartikan senyuman ini akan timbul rasa benci, malu, ataupun suka. Ruka yang melihat senyuman Ryuga ini tersipu malu dan rada sedikit kesal karena dengan ucapan nya yang seperti itu disertai senyum yang agak dipaksa, membuat Ruka merasa sedang diejek.

"Oke deh, cuma nawarin aja si, kalau nggak mau ya udah" Ucap Ruka dengan wajah yang agak sedikit kesal

"Gagal dong, untung ganteng kamu arghhh, kalau nggak aku udah sikat >///<" Ucap dalam hati Ruka

Suasana pun berubah drastis. Ryuga merasa dari belakang sedang diawasi oleh hewan buas, langkah demi langkah terdengar seperti ingin mendekati Ryuga.

"Ryugaa...." Ucap Anui dan Takahiro dengan nada seram

"Perasaan apa ini, seperti binatang buas yang siap menerkam mangsanya" Ucap Ryuga dalam hati

Ryuga merasa dari arah angin ada yang ingin mendatangi nya dari belakang, dengan cepat Anui dan Taka memeluk erat Ryuga dari belakang, hingga Ryuga hampir kehabisan nafas, akan tetapi Ryuga tidak selemah itu dia masih bisa berbicara untuk mengatakan sesuatu hal yang penting yang bisa menyelamatkan hidup nya.

"Kau pengertian sekali Ryuga" Ucap Anui sembaring memeluk Ryuga

"Aku tidak pernah salah memilih teman, bukan kah begitu Anui" Ucap Taka sembaring memeluk Ryuga dengan keras

"Hei lepaskan aku, tolong siapapun tolong aku" Ucap Ryuga yang hampir kehabisan nafas

Sebuah suara terdengar begitu jelas dari arah pintu kelas, mereka bertiga pun menghampiri orang yang menyapa tersebut.

"Woi, kantinya keburu tutup" Ucap Shun

Mereka berdua pun menuju ke kantin dengan memulai permainan siapa yang sampai disana dibagian akhir dia yang mentraktir jajanan nya. Sontak Ryuga yang tidak tau pun ikut berlari walaupun dia sudah ketinggalan jauh

"Siapa yang paling terakhir ke kantin dia yang jajanin" Ucap Anui sembaring lari dengan rawut wajah bahagia

"Setuju haha" Ucap Taka sembaring menolehkan kepala nya ke belakang untuk meledek Ryuga

"Hei, itu bukan rencana awal" Ucap Ryuga dengan nafas terengah engah

Shun memangil Ryuga untuk tidak mengikuti mereka, karena Shun tau jika Ryuga mengikuti mereka terus menerus tidak akan ada akhirnya, yang ada istirahat selesai.

"Hei, jangan berlari di lorong" Ucap Shun sembaring menegur Ryuga

Ryuga pun berhenti sejenak untuk mendengarkan ucapan dari Shun. Shun menghampiri Ryuga yang sedang merasa letih.

"Sudah tidak apa apa masih ada aku, jalan saja kekantinya jangan berlari ya" Ucap Shun sembaring menepuk pundak Ryuga

"Terimakasih Shun" Jawab Ryuga sembaring terengah engah

Dengan rawut wajah Shun yang agak celamitan. Ryuga pun faham kondisinya.

"Jajanin boleh ya" Ucap Shun sembaring tertawa

"Arghh kau sama saja Shun" Ucap Ryuga

"Hehe" Shun tertawa kecil

Mereka berdua pun berjalan santai menuju kantin. Sesampainya dikantin Ryuga melihat tempat yang berbeda, bahkan tidak sesuai dengan ekspetasi nya, kantin yang harusnya menjadi tempat peristirahatan para mahasiswa, malah berubah menjadi neraka tempat para mahasiswa disiksa.

Asap rokok yang sudah seperti kabut tebal dipegununangan menyelimuti setiap sudut kantin.

"Wih filter nih" Ucap Perokok

"Yoi dong bro" Ucap Perokok

"Enakan juga Marloro merah" Ucap Perokok

Brandalan yang membentak ketika ditegur karena duduk di atas meja kantin.

"Turun dari meja, Nak" Ucap Ibu kantin

"Apa? mau berantem, Ibu jangan cari masalah sama saya ya" Ucap anak brandalan

Mahasiswa yang diikat lehernya seperti anjing yang dibawa majikannya.

"Ayo menggonggong anak anjing haha" Ucap manusia biadab

"Ini sereal mu makan sesuka hati haha" Ucap teman seorang manusia biadab

"GUK GUK GUK" Ucap malaikat kecil yang sedang menghadapi ujian hidup

bahkan ada yang diadu layaknya hewan aduan.

"Aku taruhan seribu yen" Ucap Anak orang kaya

"Hajar, hajar, hajar" Ucap seseorang yang bisanya memperkeruh keadaan, dengan alasan tidak bisa ikut taruhan

"Jagoan ku pasti menang" Ucap manusia yang sudah kalah taruhan berkali kali

Ryuga memandangi setiap kekejaman itu dan bagaimana itu dilakukan, akan tetapi mata Ryuga terfokus kepada salah satu orang yang diduga pelaku atas semua ini.

"Setor uang nya, setor uang nya haha" Ucap wakil ketua brandalan

"Mana lagi.....mana lagi selain disini" Ucap wakil tersebut

Pandangan tajam Ryuga tetap mengarah ke satu sisi yakni wakil ketua brandalan itu, akan tetapi Shun dan yang lainnya mencoba mengalihkan pandangan Ryuga, segala cara sudah dikeluarkan namun tidak membuahkan apa apa.

"Ryuga hiraukan saja dia" Ucap Taka sembaring memegang pundak Ryuga

"Hei Ryuga, kita ke sisi kantin yang satu nya lagi saja ya" Ucap Shun sembaring mengarahkan jalan

"Ryuga nurut ya, tolong sekali saja kau hiraukan dia" Ucap Anui dengan nada lemah lembut

Namun, author berkata lain. Ryuga menghindari perhatian nya kek teman teman nya, bahkan menyingkirkan tangan teman teman nya seakan akan sudah siap bertempur melawan sesuatu yang mungkin tidak bisa dikalahkan.

"Apa itu layak disebut manusia, permisi kawan lepas kan tangan mu" Ucap Ryuga kepada teman teman nya

"Manusia seperti itu sudah sepantas nya ditegur" Ucap Ryuga dengan penuh emosi

Langkah demi langkah, Ryuga mendekati wakil ketua brandalan itu, dengan santai nya dia berjalan di tengah keramaian seakan akan tidak ada yang merasa terusik dengan nya.

"Dari awal aku tidak suka yang namanya kekerasan" Ucap Ryuga dalam hati dengan tatapan yang tajam sambil menggumpalkan tangan

"Bukan kah manusia itu saling menghormati satu sama lain, tapi disini malah kebalikan nya" Ucap Ryuga yang semakin emosi

Wakil ketua brandalan tidak sengaja melihat ada seseorang yang ingin mendatangi nya, sontak wakil ketua tersebut melihat orang itu dengan rawut wajah yang siap menerkam.

"Cihh, badut mana lagi ini" Ucap wakil ketua brandalan dengan nada meledek

"Domba sedang datang ke kandang serigala, seperti nya itu cocok jadi sebuah cerita, tolong catat itu" Ucap wakil ketua brandalan

"Seenaknya saja kamu bikin cerita, betul kan dulu prinsip hidup mu, masih brandalan saja banyak gaya nya" Ucap Author yang sedikit kesal

Suara keras pun datang dari arah pandangan wakil ketua brandalan dengan lantang, dia seperti membuat perjanjian perang kepada wakil ketua brandalan tersebut.

"Hei kau yang ada disana lepas kan manusia tidak berdosa itu" Ucap Ryuga sembaring menahan emosi

"Bajingan sepertimu tidak layak disebut sebagai manusia" Ucap Ryuga dengan wajah datar

"Pada dasarnya kodrat seorang manusia itu saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya" Ucap Ryuga

Sontak mendengar kata kata itu, wakil ketua brandalan tersebut langsung mendatangi Ryuga tanpa banyak bicara, dia berhadapan dengan Ryuga langsung sembaring menarik jaket Ryuga.

"Jaket yang bagus, beli dimana" Ucap wakil ketua brandalan dengan memegang jaket dengan kasar, dan mendekatkan wajah nya ke Ryuga

"Anak fashion rupanya haha" Ucap dalam hati wakil ketua brandalan

"Apa hal bodoh ini selalu dipertanyakan" Ucap dalam hati Ryuga

Ditengah tengah keramaian yang melingkari dua orang itu, terjadilah kejadian yang tidak pernah Ryuga harapkan sama sekali, dan ini sudah diluar kendali.

"Karena sikap mu yang kurang sopan tadi, jadi ingatlah baik baik nama ku KENTOKA bukan BAJINGAN" Ucap wakil ketua brandalan sembaring mengarahkan sebuah pukulan dan menarik jaket Ryuga

Sebelum pukulannya tepat mengenai Ryuga, alangkah terkejutnya wakil ketua brandalan tersebut, bahwasan nya seorang badut bisa menepis pukulannya dengan satu tangan saja.

"BLAKKK" Pukulan Kentoka yang tepat mengenai tangan Ryuga

"Cukup sampai disini saja" Ucap Ryuga dengan tatapan tajamnya dan wajah datarnya

Seisi kantin pun terkejut karena, setelah beberapa tahun masih ada seseorang yang berani menantang Kentoka dan berhasil menepis serangannya. Ryuga yang sudah kesal pun lantas membuang emosi amarah nya dan dia mengganti nya menjadi emosi mati rasa yang sudah tidak bisa disadarkan oleh siapapun, atau bisa disebut metode darah dingin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!