NovelToon NovelToon

Adipati Negeri Vs Sekar Kedaton 3

1. Fatal.

Seorang pria melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Hatinya gundah gulana usai pertengkarannya dengan sang kekasih yang kini berada di pulau Jawa. Air matanya yang menggenang turut membuat dadanya begitu sesak.

"Bisa-bisanya kamu memutuskan hubungan kita di saat seperti ini, Nanda." Pria tersebut begitu kalut hingga tidak memperhatikan wanita yang sedang membawa keranjang rotan dan melintas di tikungan jalan.

"Aaaaaaaaaaaa.."

bruuuggghhhh...

"Astaghfirullah hal adzim.." pria tersebut terkejut tapi segera sadar, sigap dan turun dari mobil.

Beberapa orang warga ikut turun gunung dan menyaksikan kecelakaan tersebut. "Waahh.. orang kota ini..!! Dia menabrak anak kepala suku..!!" Kata salah seorang warga.

Melihat tatapan para warga, pria tersebut menjadi tidak enak hati.

"Saya akan menemui kepala suku untuk mempertanggung jawabkan perbuatan saya..!!" Jawab pria tersebut.

...

Kepala suku menatap tajam ke arah pria tersebut. Pria bernama Rengas Pilang Antasena yang sudah menabrak putrinya.

Terdengar suara jerit yang menyayat hati karena seorang tabib tengah mengobati putri dari kepala suku.

"Kamu telah merusak masa depan putriku. Kin-kin adalah pemegang tahta terbesar kesukuan kami..!!" Kata Kepala suku.

Tak lama tabib keluar dari kamar dengan membawa seekor ayam kampung dengan kaki yang patah, juga telur yang pecah. "Permisi kepala suku, Putri Kinantan tidak akan bisa berjalan lagi. Kaki ayamnya patah. Telur pecah berarti Putri Kinantan tidak akan bisa punya keturunan."

Kepala suku tidak dapat menahan tangisnya, ia menatap tajam wajah Bang Seno dengan penuh amarah.

"Hukum mati pemuda ini..!!!!" Perintah Kepala suku dengan perasaan tidak tega. "Pria tanah seberang juga tidak akan mau menikahi wanita lumpuh dan cacat seperti putriku..!!!"

"Ayaaahh.. tolong jangan hukum pria itu. Kin-kin juga salah. Biarkan Kin-kin yang keluar dari desa suku ini. Memang sudah takdir untuk kakak yang akan naik menjadi ratu." Cegah Kin-kin kemudian.

Bang Seno masih terpaku, dirinya tercengang dan bingung dengan keadaan yang di alaminya saat ini. Bang Seno pun segera menghubungi penanggung jawab daerah satgasnya.

...

Malam hari, para warga suku menghadang langkah Bang Seno, mereka juga sempat memukul belakang lututnya hingga dirinya berlutut di hadapan kepala suku.

Tak lama para petinggi hadir untuk turut berunding dengan masalah yang menimpa Dansatgas mereka.

"Tolong untuk tidak memukul wanita..!!" Pinta Bang Seno.

"Putri Kin-kin adalah 'barang' tidak berguna. Harus segera di singkirkan agar tidak membuat malu warga desa..!!" Kata penasehat desa.

"Biarkan saya bicara dengan pemuda ini..!!" Pinta kepala suku.

Para warga mundur teratur memberikan jalan pada kepala suku lalu berjalan menghampiri Bang Seno dan putrinya yang sedang di tandu oleh pengawalnya.

~

Setelah tidak ada seorang pun disana, kepala suku duduk berhadapan dengan Bang Seno dan Kinantan.

"Saya bisa melakukan apapun padamu meskipun kamu berada di luar pulau ini..!!" Kata kepala suku. "Semua pilihan ada di tanganmu, anak muda."

"Sebenarnya saya tidak begitu paham dengan keadaan desa ini, tapi melihat tatapan bahasa bapak.. jelas anda bukanlah orang yang berpikiran sempit." Jawab Bang Seno.

"Tidak perlu banyak bicara dan kita tidak bisa membuang banyak waktu. Kamu telah membuat putri saya kehilangan harapan untuk menata kehidupannya..!!"

"Saya janji akan membawa Kinan ke kota, saya akan menemaninya hingga sembuh dan sehat seperti sedia kala." Janji Bang Seno saat itu.

"Hidup selalu penuh dengan pilihan, kamu tidak mau bertanggung jawab setelah merusak masa depan seorang gadis??"

Bang Seno terdiam. Hatinya cukup sakit karena sebuah emosi, dirinya harus mengalami kejadian fatal seperti ini. Teringat paras wajah ayu, Nanda.. gadis yang sebenarnya sebentar lagi akan menjadi istrinya.

"Beri saya waktu..!!" Kata Bang Seno.

"Tidak ada waktu lagi..!!" Bentak kepala suku. Beliau mencabut belati di pinggangnya.

Sebagai seorang tentara sudah barang tentu Bang Seno tidak ingin memperburuk keadaan.

"Baiklah.. saya akan menikahi Kinan..!!"

Kepala suku memasukan kembali belati ke dalam wadahnya. "Tunggu saya kembali satu jam lagi..!!"

...

Dengan di saksikan petinggi daerah satgas, Bang Seno pun bisa membawa Kinan bersamanya. Ada beberapa 'bekal' yang ia bawa saat mengajak Kinan keluar dari desa tersebut.

Sepanjang jalan Kinan menangis, suaranya membuat Bang Seno begitu jengkel.

"Kamu bisa diam atau tidak??" Bentak Bang Seno.

"Abang bisa membuang Kinan, tidak perlu repot-repot membawa dan mengurus Kinan..!!" Jawab Kinan dengan suara yang tak kalah meninggi.

"Jangan bernada tinggi di hadapan saya..!!" Ucap ketus Bang Seno.

"Tapi hidup Kinan bukan untuk di bentak. Abang membuang Kinan pun warna desa tidak akan tau."

"Baiklah kalau itu maumu..!! Turun..!!!!!" Usir Bang Seno. Ia merasakan hidupnya hancur lebur.

Kinan membuka pintu, ia merosot menurunkan tubuhnya dari benda seperti gerobak besi yang baru pertama kali ini ia tumpangi.

Secepatnya Kinan menyeret tubuhnya ke pinggir jalan kampung sebelah. Gadis itu nampak menahan tangisnya.

Melihat Kinan merangkak sendiri, jelas ada rasa tidak tega di hati Bang Seno. Sungguh perasaannya tidak sejahat itu. Ia pun turun dari mobil dan menyusul Kinan.

"Kamu tidak usah belaga. Sampai di kota, saya akan periksakan keadaan kakimu..!!" Kata Bang Seno.

"Kinan tidak butuh bantuan Abang..!!

"Keluargamu terlalu picik, padahal kita belum mencari penyebab kakimu tidak bisa berjalan..!!" Suara Bang Seno masih saja meninggi.

"Lalu kenapa Abang menyetujui pernikahan ini??? Abang takut mati???? Kinan juga tidak mau punya suami seperti Abang..!!"

Bang Seno terbakar amarah mendengar jawaban Kinan. "Tidak pernah ada di dalam kamus saya untuk takut mati. Hanya Allah sebaik-baik nya penjaga umat manusia. Sebagai laki-laki, saya punya beban moral yang harus di selesaikan dan kamu.. jangan pernah berharap lebih..!!" Ucapnya kemudian mengangkat Kinan masuk kembali ke dalam mobil.

.

.

.

.

2. Petuah kecil.

Perkara kejadian hari ini, Bang Seno terpaksa menggunakan satu kamar khusus Dansatgas yang selama ini tidak pernah ia gunakan. Bang Seno lebih senang dekat dengan para anggotanya daripada tidur sendiri, tapi kali ini berbeda, ia sudah membawa wanita dalam hidupnya dan tidak mungkin baginya untuk membiarkan gadis yang sudah menjadi istrinya untuk menetap sendirian saja di dalam kamarnya.

Hingga pagi menjelang, Bang Seno belum bisa memejamkan mata.

POV Bang Seno on..

Semua terjadi begitu cepat, apakah sungguh ini adalah takdir Tuhan? Aku menikahi gadis yang sama sekali tidak ku kenal. Gadis berusia tujuh belas tahun dan terpaksa aku menyembunyikan identitas yang sebenarnya demi bisa bertanggung jawab atas kesalahan besar ku padanya.

Aku melirik Kinan, gadis itu sudah tidur setelah banyak menangis sepanjang perjalanan tadi. Dunia ini memang aneh. Takdir Tuhan tidak bisa ku tolak. Kutarik nafas dalam-dalam, aku masih meyakinkan diriku bahwa gadis itu telah menjadi istriku. Ku hisap batang rokok ku. Semakin sesak saja kurasa dada ini.

Ku ambil ponselku, kupandangi wallpaper yang sudah ku setting wajah Nanda.

"Abang harus bagaimana Nanda? Sekarang Abang sudah punya istri. Haruskah kita berpisah, atau diam-diam melanjutkan hubungan kita. Pernikahan Abang hanya di ketahui beberapa orang saja, selain itu.. status Abang hanya kabar terbatas."

-_-_-_-_-

Aku menandatangani banyak berkas laporan karena akan menyelesaikan penugasan di daerah tersebut selama enam bulan.

Kulihat Kinan sudah bangun dari tidurnya dan turun dari ranjang. Mau tidak mau, aku menghampirinya karena tidak mungkin anggota lain yang akan membantunya.

"Mau ke kamar mandi??" Tanyaku.

Kinan masih diam saja, seakan tidak mendengar pertanyaanku, ia menyeret tubuhnya menuju pintu keluar.

"Kamu mau mempermalukan saya di hadapan seluruh anggota saya??? Kamu sengaja ingin menunjukkan bahwa saya adalah laki-laki yang tidak bertanggung jawab??" Tegurku lumayan kesal dengan kelakuan Kinan.

"Kalau memang kamu orang yang baik, kamu tidak akan memperlakukan lawan jenis dengan seburuk ini." Kinan berkata ketus di hadapanku.

"Ucapkan kata yang sopan, beraninya kamu memanggil saya begitu..!!" Aku kembali menegur Kinan.

Kinan seakan tidak peduli dan terus merangkak keluar, tapi sebagai seorang pria tentu aku tidak akan membiarkan nya. Aku mengangkatnya hingga sampai masuk ke dalam kamar mandi dan ku dudukan pada kursi yang telah aku siapkan. Aku pun meninggalkannya.

Beberapa saat lamanya nampak Kinan sudah selesai mandi, aku juga tidak berani meninggalkan dia sebab pintu kamar mandi disana hanya tertutup oleh selembar karung saja, dan yang namanya barak adalah basecamp nya para lelaki, tentu aku tidak merelakan mata para kaum ku menikmati keindahan lekuk tubuh istriku meskipun aku tidak memiliki rasa cinta untuknya.

Aku menerobos masuk dan Kinan sudah melilitkan kain di tubuhnya. "Kamu tidak pakai handuk?" Tanyaku.

"Kinan tidak punya barang kota." Jawabnya.

"Nanti saya belikan..!!" Kataku, kemudian aku mengangkat Kinan setelah memastikan tidak ada satupun anggotaku di sekitar barak dan tentunya mereka pun tau diri Dantimnya sedang bersama istri.

...

Siang hari tiba, aku kembali dari pasar desa bersama seorang anggotaku dan membawa beberapa barang wanita padahal selama penugasan, aku sama sekali belum pernah pergi ke pasar desa.

Aku langsung masuk ke dalam kamar dan menyerahkan beberapa barang wanita yang aku beli untuk Kinan.

"Pakai baju dan perlengkapan ini..!!"

Kinan menerimanya tanpa ekspresi dan seketika aku di buatnya kesal. Istriku sama sekali tidak mengurai senyum di hadapanku.

"Terima kasih." Jawabnya, dan aku langsung meninggalkan nya tanpa kata.

***

Satu minggu berlalu, semua berjalan seperti biasa dan tidak ada hal istimewa yang terjadi. Aku menatap sekeliling dengan pandangan kosong.

"Ijin Dan.. boleh saya duduk disini?" Tanya Serka Husni padaku.

"Iya Pak. Silakan..!!" Aku mempersilakan 'senior' yang sudah tentu lebih banyak memakan asam garam daripada ku.

"Kenapa bapak terlihat murung?" Tanya pria yang menjadi 'usztad' dan pembimbing rohani bagi kami disana.

"Hmm.. jujur saya dilema dengan diri saya. Si hati saya masih ada Nanda, calon istri yang sebenarnya akan saya nikahi usai kembali dari satgas nanti. Tapi Bapak tau sendiri keadaannya. Saya bukan lagi lajang, saya sudah menikahi gadis lain." Jawabku bingung.

"Kata dilema yang komandan sebutkan, sudah menunjukkan bahwa komandan sudah sadar dengan apa yang seharusnya di lakukan."

"Saya tau seharusnya setelah ini jiwa raga saya hanya milik Kinan, tapi.. Kinan tidak seperti yang saya inginkan, jauh dari harapan saya." Ucapku jujur karena rasa hatiku sudah penuh sesak menahan segala beban di hati dan pikiranku.

"Ikatan itu belum komandan bentuk, istri masih membuat perlindungan diri, komandan pun masih membatasi diri. Wajar saja jika belum ada perasaan, suami istri adalah penggabungan dua hati dan tubuh. Coba komandan ingat, mana yang belum komandan lakukan?"

Aku menunduk, keduanya sama sekali belum kulakukan. Bagaimana bisa aku melakukan keduanya jika aku tidak cinta, terlebih hatiku hanya untuk Nanda seorang. Haruskah aku membuka hati?? Dan haruskah aku menyentuh wanita yang sama sekali tidak aku cintai?.

"Rasanya saya belum sanggup, Pak."

"Jelas, semua karena komandan belum ikhlas, belum mengabdikan tujuan ibadah ini karena Allah. Saya harap komandan cepat membuka hati, jangan pernah sampai terlambat menyadari segala perasaan. Sebab jika semua terjadi dan datangnya terlambat.. kita laki-laki akan menangis meratap menuai penyesalan yang sulit mendapatkan obatnya." Jawab Pak Husni membuatku menelan saliva yang terasa berat mencekat kerongkongan.

.

.

.

.

3. Mengubah rasa.

Aku masuk ke dalam kamar dan ku lihat Kinan sedang belajar untuk berjalan dengan susah payah. Saat melihatnya oleng, aku segera menahan tubuhnya. Sejenak kami berpandangan tapi dirinya segera menepis bantuanku.

Entah kenapa sikapnya selalu membuatku kesal. Tidak ada senyum bahkan tata bahasa yang selalu menentangku, sama sekali tidak aku sukai. Kinan pun tidak bisa berdandan secantik Nanda, hal itu semakin membuatku muak bahkan hanya untuk sekedar menoleh padanya.

"Kamu bisa sabar atau tidak, bagaimana kalau keadaan kakimu semakin parah. Kamu akan semakin merepotkan saya."

"Kalau Kinan bisa berjalan, Kinan akan lari dan tidak akan pernah mau ikut denganmu. Laki-laki tidak punya pikiran, jika kamu tidak mau menikah, katakan tidak mau dan jangan pernah membawa wanita lain dalam kebodohanmu sekalipun kamu terjepit dalam masalah besar..!!!" Ucapnya. Jelas hatiku merasa di remehkan tapi jelas segala ucap Kinan adalah bentuk wibawanya sebagai seorang calon pemimpin suku.

Jujur ku akui semua yang kulakukan bukan karena ketidak tegasan diriku sebagai laki-laki tapi apa yang kulakukan adalah bentuk perlindungan ku untuk seorang wanita yang tertimpa kemalangan karena perbuatanku yang tidak di sengaja.

"Saya tidak mau berdebat sama kamu. Saya juga tidak ingin memberimu banyak alasan. Yang penting sekarang kita jalani apa yang sudah terjadi. Saya suami mu, kamu juga laksanakan tugasmu menjadi istri saya..!!" Ujarku tegas, bagaimana pun juga aku harus bisa membawa rumah tanggaku.

Seperti biasa, Kinan sama sekali tidak membalas ucapku dan hanya berwajah datar saja.

-_-_-_-

Malam tiba, angin bertiup lembut namun terasa dingin menusuk kulit. Jelas saja malam begitu dingin, kami berada di puncak gunung di tengah hutan dan desa yang lumayan jauh dari kota. Kawasan tersebut masih sangat asri dan tidak tercemar polusi.

Aku menarik nafas panjang karena malam ini aku kembali harus tidur satu ranjang dengan Kinan. Memang aku tidak memiliki rasa cinta untuknya tapi sebagai pria normal jelas tubuhku bereaksi saat berdekatan dengan seorang wanita.

Seperti malam ini, aku merangkak naik ke atas ranjang. Degub jantungku tiba-tiba berdesir dan tak bisa di tahan saat melihat Kinan menggeliat dengan suara manja.

'Ya Tuhan, apa aku sudah berkhianat??? Selama ini aku tidak pernah sedekat ini dengan Nanda, tapi saat ini Kinan terlalu dekat bahkan begitu dekat dengan ragaku. Bagaimana aku harus bersikap sedangkan gadis ini adalah istriku saat ini. Apakah aku harus melaksanakan kewajibanku sebagai suami????'

Tiba-tiba Kinan terbangun saat mataku menatap wajahnya. Ia pun memalingkan wajahnya, tidak ada rasa takut seperti kebanyakan para wanita kala pertama kali bersama dengan seorang pria.

"Mau apa?"

"Kita lakukan sekarang?" Tanyaku tanpa ada yang di tutupi.

"Terserahmu, lagipula Kinan tidak bisa hamil. Kinan juga tidak mau Abang 'basahi' Kinan. Kinan tau, pernikahan ini hanya formalitas. Bisa atau tidak??" Tanyanya membuatku sedikit gelisah tapi jujur dalam hatiku pun ada sakit hati mendengarnya meskipun benar pernikahan ini hanya seakan di paksakan saja.

"Bisa, nanti saya selesaikan di luar." Janjiku, yang entah bisa kutepati atau bahkan mungkin ku ingkari.

Setelah kuucapkan janji itu, aku merangkak naik ke atas tubuh Kinan. Kusingkap dress-nya tinggi, hingga terlepas. Aku juga membuka pakaianku. Melihat tubuh istriku, aku tidak memungkiri bahwa nafsu lelaki ku tidak tertahan lagi. Aku segera menancapkan 'kejantananku' tanpa perasaan.

~

Beberapa saat berlalu, nafasku terengah, tersengal-sengal dan kulihat Kinan menangis seperti menahan sakit tapi aku juga tidak bisa menahan diri saat berada dalam situasi terjepit.

"Abaang.. sudah..!!" Ucapnya lirih seperti memohon.

Aku diam seakan tak peduli karena aku sudah berada di ambang penyelesaian. Detik demi detik aku memompa diri dan kulihat Kinan mengejang, bagai wanita yang sudah biasa merasakan percintaan dengan seorang pria. Akhirnya aku pun tidak kuasa untuk menahan lepasnya peluru tajam dari wadahnya, tanpa ampun.

Kurasakan jiwaku melayang-layang. Sungguh hal ini adalah kenikmatan yang tiada tanding dan tidak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata.

Secepatnya aku menarik diri. Kinan kembali mengejang dan meremas bantal sekuatnya. Aku melihat ke arah bawah, di saat itu pula hatiku bagai tersambar petir, sungguh aku merasa berdosa untuk kesekian kalinya. Ternyata aku lah pria yang telah mengambil kegadisannya dan mulai detik itu juga. Ada rasa yang berubah dalam hatiku.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!