NovelToon NovelToon

Samawa Bersama Mu

1. lamaran di tolak

Arang yang sudah di corengkan di kening orang tuanya ternyata sangat sulit untuk di hapus meski pun semua itu tejadi bertahun tahun yang lalu.

Ketika ingin memperbaiki semuanya tapi orang-orang yang ada di sekitarnya selalu mengingat peristiwa yang membuat orang tuanya malu.

kini Farhan mencoba menatap masa depannya dengan lebih banyak berserah pada diri pada Tuhan.

Perjodohan yang dilakukan orang tuanya dengan anak teman satu kampungnya membawa luka lama yang ternyat sangat berbekas di hati mereka.

Bagi Farhan tidak masah lamaran orang tuanya di tolak tapi tidak perlu menghina dan mempermalukan orang tuanya karena bagaimana pun mereka pernah berteman baik apa lagi sama sama tinggal di perantauan walau pun saat sama sama tinggal di kampung mereka tidak saling kenal.

Farhan yamg masih melamun entah apa yang di lamunkan sehinga tidak menyadari kedatangan adik sepupunya yang sudah ikut duduk di balkon kamarnya dan seakan tahu apa yang di rasakan oleh saudara sepupunya ini Idong mencoba merangkul kakak sepupunya sambil tersenyum.

"Da, aku tahu Uda pasti sedih, dengan perlakuan Om Junaidi tadi, tapi itu bukan berari Uda harus menyalahkan diri sendiri, percayalah! uda pasti akan menemukan perempuan yang bisa menerima masa lalu uda".

Idong menjeda sebentar ucapannya. Sebelum kembali melanjutkannya.

"karena sebaik-baiknya manusia tidak

ada satu pun manusia di muka bumi ini yang tidak punya masa lalu, yang pasti dia bukan jodoh terbaik biat uda, akan uda temukan nanti jodoh terbaik yang di berikan tuhan untuk uda"

Idong berdiri dan menepuk pundak saudara sepupunya "kita makan duluyuk Da!"

"Etek dan Pak etek sudah dari tadi menunggu uda mungkin Fani juga udah pulang".

denga sedikit menarik nafas Farhan berdiri mengikuti Idong yang sudah lebih dulu turun.

"lama benar turunya da! Udah lapar ni ! Fani sedikit kesal "ditungguin dari tadi tau"

"Maaf dek"

"Udah! makan dulu udah dingin nih gulai jengkol kesukaan uda,

Kanya kamu ngak juga Dong sambil menyendok nasi kepiringnya,

"he...he...he... Enak da pam bukak salero namo nyo da", ( penambah Nafsu makan ini da)

patah hati juga butuh tenagakan kan Fan? Fani yang dapat lemparan pertanyan dari Idong hanya mengacungkan jempolnya saja karena mulutnya lagi penuh dengan nasi.

melihat anak anaknya yang selalu kompak dan saling mendukung Ernita senang karena seberat apa pun masalah yang di hadapi mereka selalu berakhir dengan candaan.

"Maaf Papa sama Mama ya nak! tidak seharusnya kami meminta kamu menikah nak!"

"Kalau seandainya mama tahu kalu akan seperti ini jadinya mama tidak akan memaksa kamu untuk..." sebelum kalimat yang menyalahkan diri nya Farhan sudah lebih dahulu memotong ucapan mamanya.

"sudah lah ma! tidak perlu dibahas lagi semuanya sudah selesaikan?"dengan tetap menyendok nasinya kemulutnya.

"Kalu seandainya ada yang harus disalahkan maka aku lah orang yang paling di salah kan"

"Andai saja..

"jangan pernah kamu sesali apa yang sudah terjadi, ambil hikmah dari semua itu termasuk kalian" kata Pak Ismail

"Karena setiap apa yang terjadi di muka bumi ini sudah di takdirkan tuhan untuk kita' sudah selesikan makannya? cepat habis ini istirahat jangan lupa solat isya dulu nanti sebelum tidur!"

Cerita dan nasehat di meja makan ber akhir bersamaan dengan selesainya makan malam hari ini semua beban dan kejadian hari ini terurai dengan saling menasehati dan mendukung satu sama lain

Mbak Ina dan buk Ernita dan di bantu Fani tampak membersih kan meja makan sebelum masuk waktu isya.

Semetara Farhan dan Idong sudah masuk kekamar mereka masing-masing.

Pak Ismail tampak duduk di ruangan keluarga sambil memainkan remot TV yang dari tadi berpindah dari chanel satu ke chanel satu lagi.

‐---------‐-----------------'xxxxxx‐---------------‐

Etek\= Tante( pangilan untuk saudara perempuan Ibu atau ayah)

Pak Etek\= Om( Pangilan untuk suami tante atau saudara laki -laki ayah)

2. Arisan

Pagi ini tampak Ernita sudah selesai mempersiapkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya, sementara Fani anak perempuan satu satunya yang di miliki oleh Ernita dan Pak Ismail juga sedang asik sendiri menyiram bunga di halaman rumah nya .

Sedangkan Bik Ani mulai memindahkan nasi goreng kampung dalam mangkok dan di letakan di meja makan bereta pelengkapnya sementar Ernita kembali kekamarnya untuk mandi dan bersih bersih sebelum sarapan bersama keluarganya.

"Er.. jadi pergi arisan nanti kerumah uni Yanti?" kata pak Ismail

"malas sebenarnya pergi da! tapi uni yanti sudah dari kemaren telfon terus mengingatkan jangan samapi lupa" sambil merapikan rambutnya yang sudah mulai tumbuh uban.

 "Gak usah dengar omongan orang! mereka kan tidak tahu kebenaranya seperti apa, kita juga tidak perlu meluruskan berita yang simpang siur itu" lalu keluar dari kamar mereka

"Benar loh yang di bilang sama Uni Yanti, sampai kapan kita dengar omongan orang, yang jalanin hidup kita, yang tahu sisi terbaik anak kita ya kita terserah orang mau ngomong apa di belakang kita yang pasti jangan pernah kita memulainya, kamu paham kan?"

"Iya da"

 samapi di meja makan Ismail duduk dan memulai sarapan paginya

"Kalu begitu Idong! nanti kamu antarkan Etek mu ini ke rumah Etek Yantinya!"

Idong hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti karena mulutnya masih asik menguyah makan

"Ya sudah tolong samapikan salam uda sama Uda Zainal karena tidak bisa hadir di pertemuan kali ini"

"Uda berangkat dulu ke Bandung sama Farhan, kamu hati -hatinya Don bawa mobilnya! dan Fani pulang dinas nanti langsung pulang nya nak! temanin mama mu di rumah!" lalu menyalami seluruh keluarganya di ikuti anak laki lakinya

"Papa sama Uda mungkin malam baru sampai lagi disini"

Pak Ismail dan Farhan yang sudah selesai sarapan langsung beranjak pergi tampa menunggu yang lain selesai sarapan karena sudah buru-buru.

Ernita segera meletakkan sendoknya dan segera mengantar suami dan anaknya kedepan karena mereka akan segera berangkat.

"Uda sama Aan hati- hatinya! An Jangan ngebut bawa mobilnya nak! ingat kami menunggu kalian pulang"

sambil mengusap punggung anaknya

"Iya ma...anak dan suami tercinta mama ini akan pulang dengan selamat" sembari mencium tangan wanita yang sudah melahirkannya dengan santun

"Assalamualaikum", Kita berangkatnya ma..

"Iya "Jangan lupa berdo'a"

Setelah melepas kepergian suami dan anaknya Ermita kembali kedalam rumah

Sementar di meja makan Fani dan Idong tampak sudah menyelesaikan sarapan nya, Bik Ani juga sudah hampir selesai mem beraihkan meja makan

"Tek, don antar dulu Fani ke kampusnya tek,"

"ya, jangan lama-lamanya Don biar kita bisa pergi cepat ke rumah Uni Yanti nanti kalau siang bisa malam kita sampai disana

"Ya ..tek"

Hampir satu jam pulang pergi mengantar kan Fani ke kampus kini Doni sudah samapi kembali di rumah

Tampak kakak dari ibunya yang ini sudah siap untuk pergi.

Doni segera kekamarnya untuk menganti baju nya lebih rapi karena perjalan dari rumah dan ketempat arisan akan membutuhkan waktu sekitar satu jam per jalanan mereka memilih pergi lebih awal.

sebenarnya jarak rumah mereka tidak terlalu jauh tapi di maklumi ajalah mananya kota besar

Hampir satu jam perjalan Doni dan Ermita akhirnya sampai di rumah Tek Yanti.

"Di kira kita yang akan datang duluan. e...eh...rupanya udah ada yang lebih dulunya Tek" sambil memarkirkan mobilnya.

"Ya, kan hari ini libur Don jadi yang kerja kantoran pada datang"

Melihat ada mobil yang berhenti di depan rumahnya Yanti yang tadi tampak sedang sibuk menjamu tamunya berjalan keluar dengan senyum merekahnya

"Uni kira kamu benar gak datang Er.., Tadi Uda Zainal menghubungi Ismail katanya lagi ke Bandung" mereka berdua bersalam sambil berpelukan bugi tu juga Doni yang ikut menyalami Etek Yanti.

"Iya Uni, Uda sama Farhan yang berangkat ke sana ada kerjaan sedikit " bicara sebentar sebelum mereka memutuskan untuk masuk

"Ya sudah, ayok masuk sudah pada datang semua biar kita mulai lagi acaranya"

"Assalamualaikum" mendengar salam semua orang kompak menjawab dan tiba tiba berhenti bercerita

Ermita menyalami satu persatu ibu-ibu yang tadi sedang bercerita di antar tamu yang hadir tampak Aida yang melihatnya dengan sinis tapi didak dihiraikan Ermita memilih duduk di pojok yang sedikit tersembunyi berkumpul dengan yang lainya

Er...., Kenapa tiba -tiba berfikir untuk melamar Jenni untuk Farhan dek?

Ermita hanya tersenyum, "dima uni tahu kalau Er.. Melamar jenni?"

(diman Uni tahu kalu Er melamar Jenni)

"Er..., kalu sama keluarga si Junaidi itu jarum jahit aja satu jatuh tahu orang semua diek, apa lagi hal sebesar itu"

sambil menatap dengan sendu ke Ermita

"Uni do'a kan semoga kedepannya Farhan bisa mendapatkan jodoh yang terbaik dari Allah ya dek"

Tidak lama terdengar mc mulai membuka acar pertemuan hari ini

tidak jauh dari tempat Ermita duduk, entah di sengaja atau tidak masih dapat di dengar dengan sangat jelas orang membicarakan tentang lamaran nya yang di tolak,

"dapat ide dari mananya Ermita sama Ismail buat melamar si jenni , kalu saya ya udah ngak akan aku terima kembali anak yang seperti Farhan itu yang sok ke gantengan ,dan untungnya si jeni ngak mau sama dia kalu mau kasihan Jeninya bisa dapat penyakit menular"

ucapan yang tidak bertanggung jawab seprti itu sering sekali di dengar Ermita ketika ada acara arisan seperti ini, ingin rasanya Ermita menampar mulut orang - orang yang menyebarkan berita buruk tentang anaknya .

Er..., Jangan di tanggapi! Ernita hanya dapat menahan senyumnya sementar air mata yang sudah menepi dari tadi sudah tidak dapat di tahan lagi.

"Sakit rasanya ni! Farhan sudah menyadari kesalahnya dan memperbaiki diri tapi Farhan tetap saja dapat fitnah yang sangat kejam" sambil meng usap sudut matanya yang sedikit ber air.

"Sudah -sudah jagan di masukan kehati ucapan orang Er..."

"Ni, Kami pulang dulunya ni, maaf Er... Tidak bisa sampai selesai" berlahan Ermita berdiri menuju pintu samping yang terhubung dengan garasi.

Doni melihat Eteknya keluar langsung permisi pamit dia yakin eteknya sedang tidak baik-baik saja

"kenapa Tek! apa kita pulang sekarang?"

Ermita menggangguk lemah sambil berjalan menuju mobilnya

Dalam perjalan Doni tidak berani untuk bertanya pada Eteknya tentang apa yang terjadi dengan nya yang tampak sangat sedih.

Sekali kali di lihatnya eteknya menghapus air mata.

"Don nanti kalu kamu di beri kepercayaan sama orang tua jangan buat mereka kecewa ya nak, janga seperti uda mu" sambil mengusap air matanya.

"Tek! jangan seperti itu uda pasti akan sangat sedih kalu dengar etek bicara seperti tadi, semuanya sudah di takdirkan"

Doni dengan santai menari rem tanggan mobilnya karena memang mereka sudah sampai di rumah kembali.

kita sudah sampai!, jagan terlalu di bawa kehati suatu saat nanti kita tutup mulut mereka tek,

"Di tutup pakai apa Don?" tanya Ermita

"di sumpel tek pakai kain he...he...he..."

Ermita hanya mengelengkan kepaka mendengar ucapan random anak adiknya sembari turun dari mobil yang sudah membawa mereka kembali ke tempat paling nyaman bagi Ermita.

Ya, arisan yang sejatinya di adakan untuk saling menyapa dan berbagi pengalaman di perantauan sekarang sudah tidak lagi menarik bagi Ermita,

3.Memulai bisnis baru

Waktu cepat berlalu, farhan mulai tidak peduli dengan omongan orang tentang dirinya, berlahan Farhan mulai mencari per teman baru dan lingkungan baru, yang tidak menghakimi dirinya dengan jalan salah yang di pilihnya dulu.

Usaha kafe yang di rintisnya sejak tiga tahun lalu mulai perkembang, bahkan kini Farhan sudah memiliki cabang pertamanya.

di sekitaran sebuah kampus favorit, tempat di mana adik perempuannya juga sedang menyelesaikan pendidikan Dokternya di kampus tersebut.

Selain mengembangkan kafenya bersama adik sepupunya, Farhan juga sedang merintis usaha lain yang selaras dengan jurusan nya .

Tapi sayang, belum bayak kemajuan walaupun begitu berket promosi di media sosial ada saja orang yang datang meminta bantuannya, walaupun hanya mebuat disain rumah mewah untuk pemakaian pribadi.

tapi lumayan lah, ada pemasukan untuk membayar gaji beberap karyawannya, Farhan memang belum bisa mendapatkan banyak tapi dia cukup bersyukur setiap bulan ada saja orang yang datang meminta jasa mereka untuk mendisain rumah impiannya.

PT. A J P Yang didirikan Farhan memang belum di kenal di kalang pengusaha besar, tapi keberhasilan Farhan di proyek -proyek kecilnya dapat memuaskan para pelanggan nya cukup di perhitungkan

drrrr...drrrr.drrr... Deringan penda pipih yang di letekan Farhan di meja mengalihkan padangnya dari laporan kafe yang di berkan Doni tadi padi.

"Halo... Ndi!"

.......................

"Oke! Saya kesan sekarang!"

Entah apa yang di bicarakannya Farhan bergegas keluar dari ruanganya dan menemui Doni yang tampak sedang duduk di meja kasir,

"Idong.."

Doni yang sedang duduk sanatai, sepontan memutar kepalanya ke tika mendengar ada yang memangilnya .

"Dong ,Uda ke kantor sebentarnya,"

"Ok, "dan kembali duduk sedangkan,

Farhan sudah meninggalkan parkiran kafe yang tampak sepi setelah jam makan siang, untuk ke sebuah rumah yang sengaja di kontrak Farhan sebagai kantornya selama ini.

kedatangan Farhan sudah di tunggu oleh seorang pengusaha terkenal, seorang pengusah perhotelan.

'Selamat siang Pak Wisnu, maaf pak menunggu lama" sambil menyalami pengusah terkenal, yang entah persoalan apa yang membawa beliau datang ke kantor ala kadar ini.

"Tidak masalah Pak Farhan, saya yang salah, seharusnya saya menghubungi anda dulu sebelum kesini" kata pak Wisnu.

"kita bicara di ruangan saya saja pak"

Pak Wisnu mengikuti langkah anak muda yang di promosikan, untuk membangun hunian pribadinya, oleh seorang sahabatnya yang pernah mengunakan jasa Farhan dan tim untuk membangun hunian moderen dengan konsep menyatu dengan alam .

"Silakan duduk Pak .."

Wisnu cukup kagum dengan ruangan kecil, rapi dan nyaman yang di miliki Farhan.

"Wau...,Saya suka, kecil tapi sangat nyaman" menyapu semua ruangan dengan matanya.

"Terima kasih Pak! ya begini lah, saya baru merintis Pak,saya masih butuh banya dukungan dan masukan dari orang -orang hebat seperti Bapak" ungkap Farhan.

"Yang penting jangan gampang menyerah, saya dulu juga memulai semuanya dari hal-hal yang kecil kok saya kagum dengan Pak Farhan" dan tersenyum.

"Farhan! pangil saya Farhan saja Pak" jawab Farhan

"Baik lah Farhan! saya langsung aja nya,

saya datang kesini karena rekomendasi salah seorang sahabat saya, yang katanya pernah menjadi klien, kamu dan saya suka" puji Wisnu.

"Jadi, saya rencananya akan membuat sebuah rumah pribadi di tanah peninggalan orang tuan saya di desa, rencananya rumah itu saya bangun untuk hari tua saya nanti, jujur saya sangat ingin menghabiskan hari tua saya di kampung halan saya" kata Wisnu.

"baik! tolong ceritakan ke saya, rumah impian Bapak"

hampir dua jam pak Wisnu bercerita tentang rumah impiannya .

"Bagaiman anak muda, apa kamu paham!" mengakhiri ceritanya.

"saya paham Pak, dan saya pastikan Bapak akan sangat puas dengan hasil kerja kami "

"Baiklah, saya beri kamu waktu satu bulan,untuk menyelesaikan Disain kamu, setelah itu hubungi saya kenomor ini kita bertemu di kantor saya nanti"

Pak Wisnu tampak berdiri sembari menjabat tangan anak muda yang berdiri dengan gagah di depanya.

"Dan satu lagi, kalu kamu berhasil mewujudkan rumah impian saya ini, maka saya akan memasukan PT. A J P ke urutan sepuluh perusahan yang akan ikut tender pem banggunan Hotel saya di Bali"

Farhan kaget mendengar per katan Pak Wisnu, sedangka beliau hanya tersenyum .

"Ini tantang untuk kamu, saya tunggu kamu bulan depan dikantor saya" kata Wisnu dengan santai

"baik lah pak dan saya terima tantangan Bapak, dan saya pastikan Bapak akan puas dengan kerja kami, dan saya tidak akan kecewa dengan rekomendasi sahabat bapak"

Setelah itu Pak Wisnu pun pergi meninggal kan kantor Farhan

Sedang kan Fathan kembali masuk ke dalam yang tampak tim Farhan menunggu kabar baik yang di bawa pengusah perhotelan yang sangat terkenal.

"bagai mana? Andi dan tim tampak tidak sabar menunggu Farhan untuk bercerita .

"Ok...Proyek pribadi pak Wisnu ini, akan menjadi penentu kita untuk proyek besar yang di janjikan pak Wisnu"

Ye..., Mereka saling berpelukan karena ini untuk pertama kalinya PT. A J P di kujungi oleh pengusaha terkenal dan menjanjikan sebuah proyek besar untuk mereka

di kalangan pengusaha besar mau pun kecil seperti mereka, bekerja sama dengan Pak Wisnu merupakan impian mereka, sekarang impian itu ada dan terpampang nyata di hadan mereka sekarang.

"Jadi siapa yang akan menemani saya untuk ke lokasi besok , karena besok asisten pribadi beliau akan menunggu kita di lokasi

"Nita aja gimana? usul Beni.

Farhan sempat melirik sekilas ke arah Nita yang baru bergabung dengan mereka sekitar dua bulan yang lalu.

"karena perjalan ini cukup jauh, jadi saya mau yang laki laki yang menemani saya"

"Ok, kalu begitu Beni aja yang menemani Pak Farhan besok, karena saya besok ada pertemuan dengan klien "kata Andi.

"Tetap semangat untuk tender yang lebih besar, sekarang silahkan kembali kemeja masing-masing" dan Farhan pun kembali ke ruangannya.

Sedangkan Nita tampak kecewa dengan dengan keputusan Farhan karena sebenarnya Nita sangat ingin pergi berdua dengan Farhan,

Sikap dingin Farhan terhadap karywan Perempuan menjadi tantangan buat Nita, padahal nita sering sekali mendengar cerita tentang Farhan .

Tapi sayang,seperti apa pun dia berdandan Farhan sama sekali tidak pernah meliriknya

Penolakan Farhan secara halus tadi, membuat Nita mulai ragu dengan cerita yang di dengar nya .

Rutinitas di kanto A J P berjalan seprti biasanya jam Lima sore satu persatu karywannya mulai meningalkan kantor tinggal Andi dan Farhan yang tampak masih duduk Duduk Di depan kantor.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!