Seorang pria tampan dengan tubuh profesional. Memiliki kulit sawo matang dengan wajah dingin yang sangat karismatik. Pria itu terlihat seperti pembunuh berdarah dingin yang sangat menakutkan. Namun pria itu tetap sangat menarik yang membuat wanita ingin berada di pelukannya.
Pria bermata indah dengan tatapan menusuk duduk di meja kerjanya yang terlihat begitu sibuk dengan tangannya yang tidak hentinya menandatangani berkas-berkas penting.
Alvano Rahendra Wijaya. Pria yang berusia 29 tahun seorang CEO Perusahaan dalam bidang kosmetik dengan brand terkenal yang terlihat begitu fokus di dalam ruangannya.
Ceklek.
Pintu ruangan itu terbuka yang tidak mengganggu fokus dari Alvano. Seorang wanita cantik dengan dress ketat sepahanya berwarna merah yang membuat tubuhnya berbentuk. Rambut lurus panjang yang di gerai, lipstik merah tebal yang membuat wanita itu terlihat seksi.
"Hmmm, apa kekasihku akan mengabaikanku," ucap wanita itu dengan menyunggingkan senyumnya.
Alvano langsung mengangkat kepalanya dan melihat wanita yang berbicara padanya itu. Alvano menghela napas dan menyandarkan tubuhnya di kepala kursi.
"Kamu menggangguku sayang!" sahut Alvano dengan suara berat.
Wanita yang bernama Diandra itu langsung menghampiri sang kekasih dengan langkahnya ala model yang terlihat sangat seksi. Diandra yang langsung duduk di pangkuanku Alvano dengan mengalungkan tangannya di leher Alvano dengan menatap penuh cinta.
"Kamu begitu sibuk. Sampai tidak mengangkat teleponku," ucap Diandra yang membelai-belai pipi Alvano.
"Kamu menelponku?" tanya Alvano.
"Iya dan kamu tidak menyadarinya," sahut Diandra.
"Aku minta maaf sayang," ucap Alvano membuat Diandra tersenyum.
"Aku akan memaafkanmu. Jika kamu mengisi leherku yang kosong," ucap Diandra. Hal itu melihat Alvano melihat kearah leher jenjang Diandra.
Dia sudah tahu apa maksud Diandra. Apa lagi. Jika bukan Diandra ingin di belikan perhiasan yang mahal dari kekasihnya yang kaya raya.
"Kamu ingin model seperti apa lagi. Aku sampai bingung harus membeli seperti apa pada kamu, bukannya kamu sudah memiliki semuanya," ucap Alvano dengan menatap sayu kekasihnya itu.
"Ada keluaran baru sayang," jawab Diandra manja.
"Baiklah aku akan membelikannya," sahut Alvano.
"Aku akan ikut bersama kamu. Jadi aku bisa berduaan bersama kamu dan kita bisa memilih bersama," ucap Diandra.
"Baiklah. Jam makan siang kita akan ke toko perhiasan untuk mencari berlian yang kamu suka," ucap Alvano.
"Iya sayang!" sahut Diandra dengan tersenyum yang pasti merasa puas yang bisa merayu pacarnya untuk membelikan dirinya berlian yang banyak.
"Tetapi sebelum aku mengisinya dengan berlian. Bagaimana. Jika aku mengisinya dengan tanda kepemilikan dariku," ucap Alvano dengan menyunggingkan senyumnya yang nakal yang membuat Diandra tersenyum.
Diandra mendekatkan wajahnya pada kekasihnya dan langsung mencium bibir kekasihnya dengan sensual, kemudian langsung di balas oleh Alvano dengan memegang tengkuk Diandra dan keduanya yang berciuman dengan panas dengan Diandra yang masih berada di pangkuan Alvano.
Ciuman itu semakin panas dengan tangan Alvano yang sudah bermain di dada montok Diandra dan juga ciuman yang perpindah pada leher jenjang Diandra yang memberikan tanda kepemilikan di sana sebelum dirinya mengisi kalung berlian di sana.
Tidak hanya itu saja. Tangan Alvano juga sudah turun ke bagian bawah dress Diandra yang menyelusup masuk dengan meraba-raba inti kekasihnya yang mulai basah.
Suara desahan kenikmatan yang terdengar di telinga Alvano yang keluar dari mulut seksi Diandra yang mendapatkan kepuasan dari sang pujaan yang mampu membuatnya melayang-layang.
Baru hanya dengan sentuhan jari. Diandra sudah merasa terbang ke awang-awang langit ke-7. Begitu lah hubungannya dengan Alvano kekasihnya yang kaya Raya. Mereka berpacaran lebih dari satu tahun dan hal seperti itu sangat sering mereka lakukan. Untuk sekedar memberikan kepuasaan satu sama lain dengan kenikmatan dunia.
********
Cekrek, cekrek, cekrek
Diandra yang sekarang melakukan sesi photo salah satu brand dari Perusahaan kekasihnya. Diandra yang memang menjadi brand ambassador dari perusahaan tersebut. Selain menjadi brand ambassador dia Diandra juga menjadi Manager di Perusahaan sang kekasih.
Dalam pemotretan Diandra tampak begitu seksi yang menarik perhatian beberapa rekan bisnis Alvano yang turun melihat sisi photo Diandra.
"Oke Diandra selesai!" sahut sang photografi yang akhirnya mengakhiri pemotretan.
"Oke!" sahut Diandra yang tersenyum. Asistennya langsung menghampirinya dan memberikan Diandra minum. Lalu kemudian memberikan memberi kipas genggam pada Diandra.
"Nona Diandra!" tegur salah seorang Pria matang yang sekitar berusia 35 tahunan.
"Tuan...."
"Saya Gilbert!" pria itu mengulurkan tangannya yang di sambut oleh Diandra.
"Iya tuan saya Diandra," sahut Diandra dengan ramah.
"Nona Diandra sangat tampil bagus dan sangat menarik. Saya memiliki hadiah untuk anda," pria itu langsung memberikan hadiah untuk Diandra dan Diandra langsung mengambil paper bag kecil itu.
"Apa ini?" tanya Diandra.
"Silahkan Nona buka. Barang kali nona menyukainya," ucap Gilbert yang membuat Diandra mengeluarkan kotak kecil dan langsung membuka isinya yang membuat matanya melotot yang melihat kalung berlian.
"Saya tertarik dengan Nona Diandra dan ini hadiah kecil perkenalan dari saya," ucap Gilbert.
"Hadiah kecil hanya untuk perkenalan," batin Diandra yang tersenyum dan melihat kearah pria tersebut.
"Terima kasih tuan atas hadiahnya saya senang sekali mendapatkannya dan saya sengat menyukainya," ucap Diandra yang berbicara elegan.
"Syukurlah kalau Nona Diandra menyukainya. Saya ingin sekali Nona Diandra mempunyai sedikit waktu untuk makan malam dengan saya. Saya ingin mengobrol masalah bisnis," ucap pria itu dengan tawaran masinisnya.
"Dia rekan bisnis Alvano yang memiliki Perusahaan di Amerika," batin Diandra yang sepertinya mengetahui sedikit siapa pria itu.
"Tetapi jika Nona Diandra keberatan. Maka tidak apa-apa mungkin lain kali kita bisa bertemu," ucap Gilbert.
"Boleh!" sahut Diandra. Diandra mengambil tasnya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
"Tuan bisa menemui saya di Apartemen saya!" Diandra yang tidak tanggung-tanggung yang langsung memberikan alamatnya. Gilbert tersenyum mengambil alamat tersebut. Senyum keduanya bahkan penuh dengan arti. Ya karena Diandra tidak akan tahan melihat pria kaya raya yang tidak boleh lepas. Zaman sekarang memang harus realistis.
**********
Alvano yang keluar dari mobilnya dan melihat ada mobil mewah yang terparkir di depan mobilnya.
"Mobil siapa ini," batin Alvano yang langsung masuk karena penasaran.
"Eyang senang Darren dengan kamu yang kembali ke Indonesia dan semoga kamu bisa membantu Alvano dalam perusahaan," ucap wanita tua dengan anggun yang tersenyum. Alvano yang sudah sampai mendengar hal tersebut dengan terkejut.
"Eyang!" sapa Alvano dan fokus pada pria yang membelakinginya dan tidak tahu siapa itu.
"Vano kamu sudah pulang?" tanya Eyang.
Pria itu berbalik badan. Lalu berdiri yang tersenyum pada Alvano.
"Darren!" sahut Alvano yang tampak dingin melihat pria yang ternyata di kenalnya.
"Alvano! apa kabar?" tanya Darren dengan santai
"Untuk apa dia kembali!" batin Alvano.
"Ayo Alvano duduk dan jangan berdiri saja di sana," ajak Eyang dan Alvano pun langsung duduk yang menghadap Eyangnya
"Aku tadi mendengar Eyang mengatakan masalah Perusahaan yang harus di bantu apa maksudnya?" tanya Alvano yang langsung to the point yang ingin langsung membahas hal yang mengganggu pikirannya dengan cepat.
Bersambung
...Selamat bergabung dengan karya ke-3 saya semoga kalian menyukainya. Jangan lupa untuk tinggalkan koment, like dan vote sebanyaknya agar saya semakin semangat dalam membuat karya-karya lainnya....
"Benar sekali Alvano. Darren sudah kembali dari Amerika dan Darren akan menetap di Indonesia yang akan membantu kamu untuk mengembangkan Perusahaan," ucap Eyang. Mata Alvano terbelalak kaget mendengar pernyataan Eyang yang membuatnya shock.
"Maaf Eyang. Tapi aku rasa itu tidak perlu. Karena selama ini aku yang menangani Perusahaan sendiri dan tidak perlu ada yang membantu. Apa lagi dia baru kembali dari Luar Negri dan tidak tahu apa-apa tentang Perusahaan," ucap Alvano yang berterus terang berbicara sangat pedas.
"Kamu meragukan ku Alvano," sahut Darren.
"Aku hanya mengatakan apa yang ingin yang sebenarnya. Kau tidak perlu ikut membantuku. Aku bisa melakukannya sendiri," tegas Alvano.
"Alvano. Tetapi bagaimana pun Darren akan tetap ikut andil dalam Perusahan," tegas Eyang yang memutuskan secara sepihak.
"Kenapa Eyang. Bukannya aku sudah mengatakan. Jika aku tidak membutuhkan siapa-siapa untuk membantuku. Dan dia pasti tidak tahu apa-apa dan hanya akan menyusahkan saja," tegas Alvano yang tetap tidak setuju.
"Jika tidak tahu apa-apa. Kamu punya kewajiban untuk mengajarinya. Tetapi Eyang rasa kamu tidak perlu mengajarinya. Karena Darren juga punya pengalaman bisnis yang sangat bagus," jawab Eyang.
"Tapi dia tidak harus berada di Perusahaan ku," tegas Alvano dengan menekankan.
"Apa maksud kamu dengan Perusahaan kamu Alvano?" tanya Eyang dengan alisnya terangkat.
"Alvano Perusahaan itu masih atas nama Eyang dan belum di alihkan kepada kamu atau juga Darren," tegas Eyang.
"Apa maksud Eyang membawa nama Darren dalam peralihan Perusahaan?" Alvano bertanya kembali.
"Kalian berdua adalah cucuku dan mempunyai kemampuan masing-masing. Perusahaan utama akan jatuh ketangan salah satu di antara kalian berdua. Jika salah satu dari kalian sudah memiliki keturunan," tegas Eyang yang membuat Alvano kaget.
"Apa maksud Eyang?" tanya Alvano dengan nafasnya hampir putus.
"Eyang tidak harus mengulangi kembali," sahut Eyang besar.
"Tidak Eyang. Apa-apaan itu. Apa itu artinya Eyang menyuruhku mempunyai anak, baru Perusahaan menjadi hak milikku dan itu sangat tidak mungkin!" tegas Alvano yang merasa apa yang di katakan sang Eyang tidak masuk akal.
"Jika kamu merasa tidak mungkin. Mungkin tidak dengan Darren yang mungkin sudah siap untuk memiliki keturunan dan Eyang tidak pernah memaksa kamu harus melakukannya," tegas Eyang membuat Alvano kaget dan melihat ke arah Darren.
"Eyang saya belum ada rencana untuk menikah dalam waktu dekat. Tetapi saya pasti ada tujuan kearah sana. Tetapi saya tidak tahu kapan," sahut Darren berpendapat.
"Intinya Eyang tidak pernah memaksa kalian berdua. Siapapun yang memiliki keturunan. Maka dialah yang mendapatkan Perusahaan utama," tegas Eyang penuh dengan penekanan.
"Sangat tidak masuk akal. Ini semua karena kehadirannya kembali," umpat Alvano dengan emosi.
********
Alvano yang menyetir mobil dengan kecepatan tinggi dengan wajahnya yang kelihatan sangat marah. Rahang kokoh yang mengeras dengan aura dingin yang semakin terpancar di wajahnya.
"Arggg!" umpat Alvano memukul stir mobil.
"Apa-apaan Eyang. Aku selama ini yang mengembangkan Perusahaan dan sekarang Darren muncul dan memberikan syarat yang tidak masuk akal untuk kepemilikan Perusahaan. Benar-benar sangat tidak bisa di terima," Alvano yang marah-marah penuh dengan emosi atas apa yang terjadi beberapa jam yang lalu.
"Aku tidak akan membiarkan Darren menguasai Perusahaan. Aku yang mati-matian selama ini," batin Alvano yang langsung mengambil ponselnya dan Alvano yang menelepon kekasihnya.
"Kemana Diandra. Kenapa dia tidak mengangkat teleponku," umpat Alvano yang semakin kesal dengan kekasihnya yang tidak tahu di mana keberadaannya yang tidak mengangkat panggilannya sama sekali. Padahal Darren membutuhkan dirinya untuk saat seperti ini.
Alvano yang terus menghubungi Diandra sang kekasih.
Ponsel Diandra yang berdering di atas nakas yang berada di dalam kamar yang terdengar suara desahan.
Diandra yang tanpa busana yang sekarang bersama dengan Gilbert yang berada di atas ranjang.Yang mana Gilbert yang berada di bawahnya yang menjilati liang surga kenikmatan dengan sangat lihai yang membuat Diandra terus mendesah dengan meremas seprai.
"Kamu nikmat sekali sayang!" puji Gilbert yang mengangkat kepalanya dan melihat wajah Diandra yang memejamkan matanya dengan mengigit bawah bibirnya.
"Kamu sangat pintar bermain, aku juga menikmatinya," sahut Diandra.
"Ahhhhhhh!"
Sampai Gilbert yang akhirnya memasukkan senjatanya kedalam liang Diandra dan memompa Diandra dengan tempo cepat yang semakin membuat Diandra kenikmatan dengan suara desahan yang semakin kuat yang membuat Gilbert semakin semangat.
"Aahhh! Sayang!"
"Ahhhhhhh!"
Suara desahan itu semakin membuat Gilbert semakin semangat dan Gilbert yang terus memompa Diandra. Permainan ranjang keduanya yang sama-sama panas. Tidak tahu sudah berapa lama Diandra dan Gilbert yang berhubungan intim yang sekarang posisinya sudah berbeda. Diandra sudah berada di atas tubuh Gilbert yang bergantian memberikan kepuasan.
Sepertinya hal ini bukan sekali di lakukan Diandra dan mungkin saja Diandra sering melakukannya terlihat dari caranya yang sudah tidak kaku dan seperti banyak pengalaman masalah ranjang.
Apalagi Gilbert. Pria kaya dan sudah berumur. Jadi jangan di tanya. Pengalamannya masalah ranjang sudah sangat biasa dan makanya Diandra terbawa suasana.
"Sayang apa aku bisa menjadi model di Amerika nanti?" tanya Diandra yang berada di atas tubuh Gilbert yang menggoyangkan pinggulnya.
"Hal itu sangat mudah sayang. Kamu bisa menjadi model terkenal dan bahkan menjadi model Internasional yang setara dengan model-model Internasional lainnya," jawab Gilbert yang memegang pinggang Diandra yang memberi janji manis kepada Diandra.
Diandra tersenyum dan semakin memberikannya pelayanan yang terbaik untuk pria yang baru dikenalnya tadi siang. Permainan ranjang di antara keduanya semakin memanas dengan gaya yang berbeda-beda dan mengabaikan bunyi telpon yang tidak berhenti berdering sejak tadi.
**********
Masih di Apartemen Diandra dan sudah jam 2 pagi. Diandra yang baru keluar dari kamar mandi yang menggunakan bathrobe putih. Kamarnya masih berantakan bekas percintaan dia dan juga Gilbert. Namun Gilbert sudah tidak ada lagi di kamarnya dan mungkin saja Gilbert yang sudah pulang.
Diandra menuju nakas dan menuang alkohol sedikit.
"Ternyata dia sangat kaya raya dan baru saja mengenalku tadi siang sudah memberikanku kalung berlian dan tadi dia juga memberikan ku kartu kreditnya. Huhhhh sepertinya dia lebih royal daripada Alvano," gumam Diandra yang hendak minum.
Tinnong.
Belum sempat Diandra minum. Pintu Apartemennya sudah berbunyi yang membuatnya bingung.
"Siapa yang datang malam-malam seperti ini. Oh jangan-jangan tuan Gilbert kembali datang menemuiku dan mungkin saja masih ada yang ingin diberikannya. Sebaiknya aku cepat-cepat membuka pintu," ucap Diandra yang langsung buru-buru keluar dari kamarnya dan juga langsung buru-buru membuka.
"Tu...."
Diandra tidak melanjutkan kalimatnya dan malah kaget melihat yang bertamu ke rumahnya adalah kekasihnya Alvano dan Alvano.
"S_sayang," sahut Diandra dengan kesulitan menelan salivanya yang tampak terkejut.
"Kamu ngapain da.....mpt!" belum sempat Diandra berbicara panjang lebar Alvano langsung membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman dan mendorong Diandra masuk kedalam Apartemen dan Alvano menutup pintu dengan menggunakan kakinya.
Diandra tidak tahu setan apa yang merasuki kekasihnya itu sampai-sampai Alvano yang menyosornya begitu saja yang membuatnya tidak siap menghadapi ciuman brutal dari Alvano.
Bahkan Diandra sampai mundur-mundur dan akhirnya terjatuh di sofa dan Alvano juga ikut akhirnya jatuh di atas tubuh Diandra dan semakin menciumi Diandra dengan berutal.
Bersambung
"Ada apa dengan Alvano kenapa dia tiba-tiba seperti ini. Ini gawat bagaimana jika Alvano melihat bekas-bekas merah di leherku. Aku tidak mau sampai Alvano tahu. Jika aku baru saja bercinta dan semuanya benar-benar bisa berantakan," batin Diandra dengan penuh ketakutan.
"Sayang apa yang kamu lakukan?" Diandra yang langsung menghentikan Alvano dengan mendorong Alvano dan membuat Alvano berhenti mencium Diandra dengan nafas Alvano naik turun dan dari tatapan matanya yang penuh dengan nafsu.
"Aku ingin kita melakukannya," ucap Alvano dengan suara seraknya yang kembali ingin meraup bibir Diandra. Namun Diandra menahan dengan mendorong dada Alvano dengan wajah bingungnya.
"Sayang apa yang kamu katakan. Bukannya kalau ingin membobol ku. Kita harus menikah dulu. Perawan ku hanya untuk kamu. Jadi jangan melakukannya sekarang. Kita belum sah dan itu komitmen kita," ucap Diandra dengan panik.
"Kamu harus melahirkan anakku Diandra. Aku tidak ingin kehilangan Perusahaanku. Jadi kamu harus mempunyai anak," ucap Alvano yang membuat Diandra bingung dengan apa yang telah dikatakan Alvano.
"Sayang apa maksud kamu melahirkan anak kamu? aku tidak mengerti sayang?" tanya Diandra.
"Aku sudah mengatakan kita harus melakukannya sekarang," tegas Alvano.
"Sayang Aku tidak mau melakukannya sebelum kita menikah. Kamu tahu sendiri sayang jika aku selama ini menjaga kehormatanku dan kesucianku hanya untuk kamu seorang," ucap Diandra dengan penuh Drama yang padahal baru saja dia bercinta dengan seorang pria yang baru ditemuinya tadi. Jadi bagaimana mungkin dirinya masih suci.
Hahhhhhh
Alvano menghela nafas dan langsung bangkit dari tubuh kekasihnya itu yang mencoba untuk menenangkan dirinya dan tidak memaksa kekasihnya untuk melakukan hal tersebut. Karena dia tahu prinsip dari kekasihnya yang memang tidak ingin bercinta sebelum adanya ikatan suci dan selama ini hubungan mereka yang memang terlihat bebas tapi tidak sampai ke arah sana dan hanya sekedar saling memberi kenikmatan satu sama lain saja.
Huhhhh.
Diandra juga menghela nafasnya yang lega bisa menghentikan Alvano untuk tidak menyentuhnya. Diandra juga merapi rapikan pakaiannya dan terutama di bagian atas lehernya agar tidak terlihat adanya kemerahan akibat jejak yang ditinggalkan Gilbert.
"Sayang ada apa sebenarnya. Kenapa kamu malam-malam datang ke tempatku dan melakukan hal tersebut. Kamu biasanya seperti ini dan kamu juga tiba-tiba minta dilahirkan anak. Memangnya aku lembu apa," ucap Diandra heran dengan Alvano.
"Diandra aku ingin kamu melahirkan anakku dan kita memang harus menikah agar kamu bisa melahirkan anakku," ucap Alvano yang membuat Diandra kaget.
"Iya, kita pasti menikah dan aku pasti akan melahirkan anak-anak yang lucu untuk kamu. Tapi semuanya butuh waktu sayang dan kita berdua belum ada rencana untuk ke arah sana," ucap Diandra.
"Tapi kita harus menikah dalam waktu bulan ini," tegas Alvano.
"Apah!" pekik Diandra wajah kagetnya.
"Sayang apa yang kamu katakan. Kenapa tiba-tiba mengajakku menikah. Kamu ini benar-benar sangat aneh sayang," ucap Diandra yang tidak habis pikir dengan permintaan kekasihnya yang tidak masuk akal
"Diandra sepupuku tiba-tiba datang dari Amerika. Kamu tahu Eyang sekarang akan meletakkannya di Perusahaan dan kamu tahu Eyang juga akan memberikan hak Perusahaan sebagian kepadanya. Perusahaan tidak akan dialihkan begitu saja kepadaku. Tanpa aku memiliki keturunan," jelas Alvano pas kekasihnya itu.
"Dan jika dia duluan yang menikah dan memiliki keturunan maka alih Perusahaan utama akan menjadi miliknya dan aku tidak. Jadi karena itu kita berdua harus menikah secepatnya dan memiliki keturunan secepatnya," tegas Alvano.
"Ya tapi aku tidak mungkin menikah dengan kamu secepat itu sayang," ucap Diandra pasti menolak mentah-mentah hal tersebut.
"Sayang aku tidak mungkin menikah dengan kamu dan karirku sedang naik. Sayang aku rasa kamu sangat memahami ku. kamu tahu. ini adalah pekerjaan ku dan pekerjaan ini tidak mudah sayang. Kita menikah, lalu punya anak dan itu artinya tubuhku akan berubah. Jadi tidak mungkin aku menjadi model lagi," ucap Diandra.
"Tetapi jika kita tidak menikah. Aku harus apa lagi. Aku harus diam saja. Di saat Perusahaan yang sudah aku kembangkan dengan baik, harus aku serahkan begitu saja pada seseorang yang baru datang. Itu yang kamu yang inginkan," ucap Alvano.
"Sayang memiliki keturunan tidak harus menikah dan masih banyak cara lain. Ini juga sudah zaman modern," ucap Diandra yang tiba-tiba mengeluarkan ide.
"Apa maksud kamu. Maksud kamu. Kita tidak harus menikah dan kita punya anak tanpa menikah begitu?" tanya Alvano.
"Aduh gawat juga kalau aku menikah dengan Alvano dalam bulan ini. Alvano bisa tahu kalau aku sudah bolong dan aku juga tidak sempat buat operasi rapat," batin Diandra panik.
"Hmmmm, maksud aku gini sayang. Kita akan menikah. Tapi tidak mungkin dalam bulan ini dan oke aku tidak langsung hamil. Karena aku juga terikat kontrak. Tapi untuk pernikahan saat ini itu sangat memburu," ucap Diandra.
"Ya tadi kamu bilang apa. Bukannya apa yang kamu katakan barusan adalah masukan untuk kita menikah," sahut Alvano.
"Sayang bukan begitu. Jika memang syarat untuk mendapatkan Perusahaan utama menjadi milik kamu. Hanya bisa dengan keturunan. Ya sudah kamu bisa memiliki anak dari wanita lain," ucap Diandra yang tiba-tiba saja mempunyai ide konyol.
"Apa maksud kamu. Kamu menyuruhku untuk menikah dengan wanita lain. Diandra apa yang kamu katakan sangat tidak masuk akal. Kita yang berhubungan, kita yang berpacaran dan kita bisa menikah bukan malah menyuruhku dengan orang lain," Alvano marah-marah dengan ide konyol kekasihnya yang tidak masuk akal itu.
"Sayang kamu tenang dulu. Kamu jangan langsung marah-marah seperti itu. Maksud aku begini. Kamu tidak perlu menikahi wanita itu. Kamu hanya perlu membayar rahimnya untuk mengandung anak kamu dan setelah anak kamu lahir dari wanita itu ya sudah. Perusahaan akan jadi milik kamu," jelas Diandra. Alvano diam yang memikirkan perkataan kekasihnya itu.
"Bagaimana ide aku bagus kan dan setelah anak itu lahir dan waktunya sudah tepat kita akan menikah. Aku tidak perlu punya anak lagi. Karena aku sudah punya anak dari kamu dan tugasku hanya membesarkan anak itu dan itu sama saja anak kita berdua," lanjut Diandra.
"Jadi kamu ingin keturunanku dari wanita bayaran, pelacur maksud kamu," ucap Alvano.
"Sayang. Tidak harus pelacur. Aku juga tidak ingin nantinya anakku lahir dari rahim seorang pelacur. Sayang kamu itu punya banyak uang dan aku rasa membayar wanita yang seperti yang kamu inginkan yang sesuai standar kamu bukanlah hal yang sulit. Itu akan mudah kita dapatkan. Yang terpenting kamu fokus saja. Maka semuanya akan baik-baik saja," ucap Diandra.
Alvano diam saja dengan mengusap wajahnya dengan ke-2 tangannya dan Alvano yang terlihat frustasi dengan masalah yang dihadapinya begitu banyak dan belum lagi ditambah dengan ide konyol kekasihnya yang kurang disetujuinya.
Alvano mungkin hanya ingin memiliki keturunan dari wanita yang sudah menjadi kekasihnya dan bukan dari wanita lain yang seperti apa yang dikatakan kekasihnya kepadanya.
Memang zaman sekarang pasti banyak wanita yang meminjamkan rahimnya untuk mengandung anak seseorang apalagi jika mendengar bayaran yang mahal. Belum lagi pria itu adalah Alvano.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!