NovelToon NovelToon

Hasrat Cinta Pertama

Prolog

Kota T merupakan kota kecil yang berada di kawasan pesisir. Oleh karena berada di kawasan pesisir, banyak masyarakat yang bekerja sebagai nelayan atau pengusaha perikanan. Bayu Sanjaya, pengusaha sukses yang memiliki perusahaan bidang perikanan, kuliner dan properti. Kemahirannya dalam berbisnis mengantarkannya sebagai pengusaha nomor satu di Kota T. Bayu Sanjaya memiliki istri bernama Riana Sanjaya, seorang wanita cantik, baik hati dan lembut.

Riana Sanjaya juga memiliki putri semata wayang, Ayuna Sanjaya, gadis dengan wajah cantik berseri, kulit bersih dan senyum yang memikat. Oleh karena hanya memiliki satu anak, Bayu dan Riana cenderung protektif kepada Yuna. Bahkan untuk menjalin hubungan dengan lelaki pun Bayu tidak memperbolehkannya. Selain protektif, Bayu dan Riana juga memanjakan Yuna. Apapun yang Yuna inginkan selalu dituruti hingga membuatnya tumbuh menjadi gadis yang sangat manja.

Saat masih SMA, Yuna pernah dimanfaatkan teman-temannya untuk membelanjakan kebutuhan mereka. Akan tetapi Bayu sadar bahwa putri cantiknya sedang dimanfaatkan. Oleh karena itu ia lebih selektif terhadap teman-teman Yuna.

Kini Yuna sudah lulus SMA. Ia memiliki keinginan untuk menimba ilmu di Universitas Terbaik di negara ini. Ia pun mengikuti ujian masuk universitas secara online tanpa sepengetahuan orang tuanya. Berkat kecerdasan yang diwariskan sang ayah kepadanya, membuatnya berhasil lulus masuk perguruan tinggi terbaik di negara ini. Yuna pun senang bukan main mengetahui hasil ujian yang ia jalani. Ia hendak membagikan kabar bahagia tersebut kepada kedua orang tuanya esok.

Mentari pagi mulai menunjukkan cahaya terangnya. Pancaran sinar surya menembus celah-celah vitrase yang menjuntai menutupi jendela yang berada di dalam satu ruangan, tempat seorang Ayuna Sanjaya terlelap. Yuna mulai terbangun saat bias cahaya mengenai mata indahnya. Kebisingan dari teriakan seorang wanita yang memanggil namanya pun semakin membuat Yuna terganggu untuk melanjutkan tidurnya. Ia pun beranjak dari tempat tidur dan mendekati asal suara teriakan itu.

"Mama apaan sih pagi-pagi sudah teriak-teriak gitu ??" tanya Yuna sembari menuruni anak tangga sambil menguap. Melihat putri semata wayangnya baru bangun tidur, Bayu berniat menggodanya. Ia segera menyamai langkah kaki Yuna yang masih menuruni anak tangga. Saat posisi mereka sejajar, Bayu mengacak-acak rambut Yuna hingga membuat Yuna sangat kesal.

"Mama !!! Lihat nih.. Papa mengacak rambut indahku !!!" kata Yuna yang mengadukan Bayu kepada Mamanya.

"Papa !!!" kata Riana singkat untuk memperingatkan Bayu agar tidak menggoda putri kesayangannya.

"Iya.. Iya.. Lagian kamu juga belum mandi kan ? Jadi gapapa dong Papa acak-acak rambut kamu ?" kata Bayu sambil merangkul Yuna dan mengajaknya duduk di ruang makan.

"Oke, semua sudah berkumpul. Mari kita makan !" ajak Riana dengan semangat.

Mereka bertiga pun menyantap hidangan pagi bersama. Saat asyik makan, Yuna teringat dengan keinginannya. Ia pun mengutarakan semua keinginannya kepada kedua orang tuanya.

"Ma.. Pa.. Aku kan sudah lulus SMA. Aku ingin kuliah di International University. Please ijinin aku ya ??" pinta Yuna dengan wajah memelas berharap agar kedua orang tuanya mau memberikan izin.

"International University di Kota S itu sayang ?" tanya Bayu sedikit ragu. Yuna pun membalas pertanyaan Bayu hanya dengan anggukan. Bayu terdiam seketika setelah melihat anggukan Yuna.

"Mama tidak setuju !!" kata Riana tegas membuat gurat senyum di bibir Yuna sirna seketika. Bayu memikirkan apa yang terjadi jika ia mengizinkan Yuna melanjutkan pendidikannya di Kota S. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Bayu memberikan keputusannya.

"Baiklah.. Papa setuju !! Tapi ada beberapa syarat yang harus kamu lakukan !!" kata Bayu memberikan tawaran kepada Yuna.

"benarkah Papa setuju ??!! baiklah akan aku lakukan semua syarat yang Papa inginkan" kata Yuna dengan semangat.

"Papa gimana sih !!! Yuna tidak akan pergi kemana-mana !! Yuna akan kuliah disini !! Mama nggak mau jauh dari Yuna !!" kata Riana yang sedikit kecewa dengan keputusan Bayu.

"Mama tenang dulu !!! Semua keputusan ada di Papa. Papa adalah kepala keluarga !! Papa tahu yang terbaik untuk putri kita !!" ucap Bayu menegaskan kedudukannya dalam keluarga kepada Riana.

Oleh karena masih tidak terima dengan keputusan Bayu, Riana memilih meninggalkan Yuna dan Bayu yang masih berbincang serius di ruang makan. Perasaan gundah mulai menyelimuti hati Yuna. Di satu sisi ia ingin kuliah di universitas idamannya, di sisi lain ia tidak ingin membuat orang tuanya bersedih.

"Kamu harus melakukan syarat-syarat yang Papa ajukan jika ingin kuliah di universitas itu. Apakah kamu sanggup ?" tantang Bayu.

"Papa tidak menyebutkan syarat apa saja yang harus aku lakukan.Ini sama saja Papa akan menjebakku !! Tapi aku ingin sekali kuliah disana!!" batin Yuna.

"bagaimana sayang ?" tanya Bayu kembali.

"baiklah.. Aku akan melakukannya !!"jawab Yuna sedikit kesal.

Bayu memberikan tiga syarat kepada Yuna. Pertama Yuna tidak diizinkan untuk naik mobil. Kedua, Yuna harus hidup hemat karena ia hanya akan mengirimkan uang jajan satu bulan sekali. Ketiga, Yuna tidak diperbolehkan menjalin hubungan dengan pria.

Setelah memberikan syarat kepada Yuna, Bayu memberikan pengertian kepada Riana agar mengizinkan Yuna melanjutkan pendidikannya di International University. Ia menjelaskan secara detil tentang rencananya kepada Yuna. Riana pun terpaksa menyetujui keputusan Bayu.

"Aku nggak mau putriku tidur di kos-kosan kumuh !!! Dia harus tinggal di Apartemen !!!" kata Riana dengan ketus.

"Iya sayang, aku akan mengaturnya !!" kata Bayu yang mencoba menenangkan Riana.

Setelah berbicara dengan Riana, Bayu berangkat ke Perusahaan. Riana pun kembali ke ruang makan untuk menemui Yuna, akan tetapi Yuna sudah tidak ada di tempat duduknya. Beberapa saat kemudian Riana melihat Yuna menuruni tangga dengan pakaian rapi sambil memainkan kunci mobil dengan jemari lentiknya.

"Sayang, kamu mau kemana ??" tanya Riana.

"Biasa Ma.. Shopping !!" jawab Yuna dengan senyuman cantik terukir di bibir manisnya.

"Ya sudah.. Kamu hati-hati ya !!" kata Riana sembari mengelus lengan Yuna. Yuna pun menjawab Riana dengan anggukan dan senyuman.

"ternyata benar kata Papa, Yuna suka menghamburkan uang. Padahal kemarin sudah shopping, sekarang shopping lagi." batin Riana.

Matahari senja mulai menyembunyikan sinarnya. Yuna yang baru saja pulang dari belanja segera masuk ke kamar untuk menyiapkan keperluan berangkat ke Kota S. Mulai dari pakaian hingga Gadget yang diperlukan sudah ia siapkan. Oleh karena kelelahan, Yuna pun mengantuk. Saat hendak memejamkan mata, ia terkejut dengan suara teriakan Riana yang terdengar nyaring. Ia pun bergegas menghampiri Riana dan Bayu yang sudah menunggu di ruang makan.

"Sayang.. Kenapa lama sekali sih !! Ayo makan !!" protes Riana.

"aku ngantuk Ma !!" kata Yuna sembari mengucek kedua matanya.

"Sayang.. memangnya ospeknya berapa hari lagi ?" tanya Bayu.

"Empat hari lagi Pa.." jawab Yuna.

"Kalau begitu besok kita berangkat ke Kota S ya ? Kita temui sahabat Papa disana. Dia sudah mencarikan apartemen untuk kamu tempati !!" kata Bayu.

"Siap Pa !! Aku juga sudah mengemasi barang-barang yang akan aku gunakan disana." jawab Yuna dengan semangat membara.

"Bagus !! Berarti besok kita tinggal berangkat yaa.." kata Bayu sembari tersenyum kepada putri kesayangannya.

Ayuna Sanjaya

...****************...

...----------------...

Prolog

Kabut yang menyelimuti Kota T membuat suasana menjadi dingin. Aroma kabut yang tercium di berbagai penjuru semakin menambah kesejukan di pagi hari. Di Kediaman keluarga Sanjaya, dua insan sepertiga abad tengah berdebat sebelum keberangkatan putri semata wayang mereka ke Kota S. Riana ingin ikut serta mengantar Yuna ke Kota S akan tetapi Bayu menolaknya.

Tidak ada orang yang bisa mengalahkan Bayu dalam berdebat. Akhirnya Riana tetap tidak diijinkan untuk ikut mengantar Yuna.

"Papa tidak mau Mama ikut karena nanti akan menyebabkan drama. Kalau sudah gitu segala sesuatu yang sudah Papa susun akan berantakan Ma !! Tolong mengertilah Riana" kata Bayu sembari mengusap lembut pipi istrinya.

"Tau ah.. !!!" kata Riana dengan wajah dan perkataan yang sangat sinkron menunjukkan kekesalan dan kekecewaan. Meskipun demikian, Bayu tetap pada pendiriannya untuk tidak mengajak Riana.

Bayu memanggil Yuna untuk segera berangkat ke Kota S. Tak lama kemudian, muncullah Yuna yang menuruni anak tangga sambil menarik kopernya. Senyum cantik dan ceria menghiasi bibir gadis yang hampir meninggalkan kategori usia remaja itu. Yuna pun menggandeng tangan Bayu dengan penuh semangat. Ia merasa ada yang kurang saat ini.

"Mama mana Pa ?" tanya Yuna sembari celingukan mencari batang hidung wanita yang melahirkannya.

"Mama tidak ikut sayang. Kita hanya berangkat berdua" jawan Bayu dengan lembut. Tanpa bertanya lagi Yuna dan Bayu berangkat ke Kota S.

Kota S

-Mansion Keluarga Dirgantara-

Mentari bersinar menghangatkan satu keluarga yang sedang menikmati santapan pagi bersama. Akan tetapi hangatnya sang mentari kontras dengan kondisi keluarga Dirgantara.

"Daniel.. Kapan kamu mulai ospek sayang ?" tanya Lydia, Mama Daniel.

"empat hari lagi Ma" jawab Daniel singkat. Mendengar jawaban singkat Daniel.

"Kak Daniel kenapa jadi gini sih ? Dulu kak Daniel nggak seperti ini" protes Salma, sepupu Daniel yang sudah bosan dengan sikap Daniel. Akan tetapi Daniel tidak menjawab protes dari Salma.

"Salma !!! kamu diam !!! Mungkin Daniel masih merasa kehilangan Om Indra !!" bentak Johan, Papa kandung Salma atau adik ipar Indra Dirgantara atau Paman Daniel. Mendengar sang suami mulai mengeluarkan nada tinggi, Mirna, Bibi Daniel segera menggenggam tangan Johan agar tidak emosi.

"Tapi yang aku bilang benar Pa !! Kak Daniel berubah !!" kata Salma yang masih tetap pada pendiriannya.

"Sudah !!! Cukup !!!" kata Lydia dengan tegas. "Daniel.. Mama tahu kamu sangat sedih atas kepergian Papa. Mama pun sedih karena Papa meninggalkan kita. Tapi kamu sebagai pewaris semua yang kita miliki tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan sayang. Kalau kamu seperti ini terus bagaimana kamu akan menjalani masa depan kamu ?" lanjut Lydia dengan bahasa dan tutur kata lembut.

"aku ke perusahaan dulu Ma" kata Daniel kemudian berlalu meninggalkan ruang makan. Semua terdiam mengetahui Daniel acuh kepada keluarganya.

Indra Dirgantara adalah sosok pengusaha nomor satu di negeri ini. Kekayaan yang ia miliki tidak akan habis dalam tujuh turunan. Sayangnya, Indra hanya dapat menjalankan bisnisnya dalam usia sepertiga abad. Satu bulan yang lalu ia meninggal karena serangan jantung.

Meninggalnya Indra membuat Daniel Surya Dirgantara, putra tunggal Indra menjadi sangat terpukul. Sepeninggal Indra Dirgantara, seluruh aset keluarga Dirgantara jatuh ke tangan Daniel Surya Dirgantara, pewaris atau putra tunggal Indra Dirgantara dengan Lydia Dirgantara. Daniel Surya Dirgantara adalah sosok lelaki yang sangat tampan, cerdas dan pendiam. Banyak gadis yang mencoba memenangkan hatinya. Mereka berlomba-lomba menarik perhatian Daniel. Berbagai cara dilakukan untuk memenangkan hati Daniel. Akan tetapi tidak satupun dari mereka yang berhasil mendapatkan hati sang pangeran.

Kini Daniel telah lulus SMA. Ia akan melanjutkan pendidikannya di International University. Di usianya kini yang hampir meninggalkan masa remaja, ia belum pernah sekalipun berkencan, dekat, bahkan untuk berbicara dengan lawan jenis pun ia tidak pernah kecuali dengan sepupu perempuannya yang sudah ia anggap seperti adik sendiri

Semenjak sang Papa meninggal, sikap Daniel mulai berubah menjadi semakin pendiam, semakin tertutup ditambah lagi dengan sikap arogannya kepada setiap orang yang mengusiknya. Rasa kehilangan yang terlalu dalam membuatnya mencari pelampiasan untuk menyalurkan emosinya. Ia pun mulai melakukan latihan bela diri, gym dan olah raga lain untuk mengisi waktu luangnya. Tak heran jika tubuhnya kini menjadi kekar dan semakin berdaya tarik tinggi.

-Dirgantara Group-

Daniel telah tiba di Perusahaan. Security pun segera menghampiri Daniel untuk memarkirkan mobil sport mewahnya. Saat memasuki pintu masuk perusahaan, semua karyawan menunduk hormat dan mengucapkan salam kepadanya. Akan tetapi Daniel tidak menghiraukan mereka. Ia berlalu begitu saja ke arah lift dan menuju ruang kerjanya.

Tak lama kemudian Johan bergegas menghampiri Daniel. Ia tidak ingin melihat Daniel marah kepadanya karena terlambat. Ia pun menyamai langkah Daniel dan memasuki Lift yang sama dengan Daniel.

"Anda karyawan disini !! Tidak seharusnya anda naik lift khusus CEO bukan ?" kata Daniel dengan nada dinginnya.

"Ap-Apa ?" kata Johan seakan tidak percaya dengan ucapan yang ia dengar.

"Saya tidak ingin mengulangi apa yang saya katakan !!" kata Daniel dengan tatapan tajam kepada Johan.

"Ba..Baik Tuan !!" kata Johan sedikit kesal kemudian keluar dari Lift.

"Beraninya anak ingusan seperti dia memelototiku!!" batin Johan sembari mengeratkan gerahamnya karena menahan amarah dan kekesalan.

Dalam perusahaan, kedudukan Daniel adalah Chief Executive Officer (CEO) Dirgantara Group, Perusahaan yang mencakup Bisnis Digital dan Bisnis Retail. Dalam pekerjaannya, Daniel dibantu oleh Johan sebagai Personal Assistant atau Asisten Pribadi. Johan pernah diangkat menjadi Sekretaris pada saat Indra Dirgantara masih hidup. Akan tetapi setelah terjadi pewarisan perusahan kepada Daniel, Johan terbukti melakukan penggelapan dana perusahaan. Daniel tidak melaporkan Johan ke polisi karena ia teringat dengan Bibi Mirna dan sepupunya Salma yang masih membutuhkan Johan. Daniel menjadikan Johan Asisten Pribadi sebagai bentuk peringatan dan kesempatan kedua bagi Johan. Hal itulah yang menyebabkan Johan takut dan tunduk kepada Daniel.

--disisi lain--

Bayu dan Yuna tiba di Bandara Kota S. Bayu mengajak Yuna mencari sahabatnya yang sudah menunggu di Bandara. Terlihat Bayu celingukan mencari keberadaan sahabat putih biru dan putih abu-abunya. Dari seberang terdengar teriakan orang memanggil nama Bayu. Mata Bayu tertuju pada seseorang yang membawa papan nama bertuliskan Bayu dan Yuna. Bayu segera menggandeng Yuna dan mengajaknya menemui orang tersebut.

Saat dua orang sahabat terpisah dipertemukan, maka akan terjadi suatu drama yang menyentuh hati. Begitupun dengan pemandangan yang dilihan Yuna saat ini. Bayu dan Roni saling berpelukan melepas rindu. Terlalu lama melepas rindu membuat Bayu lupa memperkenalkan Yuna kepada Roni.

"Dia anak lo bro ?" tanya Roni yang masih terkurung dalam pelukan Bayu.

"Oh.. Iya.. Ini Yuna, putri kesayangan gue. Dan Yuna, dia Om Roni, sahabat Papa sekaligus rektor International University." kata Bayu memperkenalkan Roni kepada Yuna. Yuna segera melepas masker yang menutupi wajah cantiknya kemudian bersalaman dengan Roni.

"Waah.. Cantik sekali !!" kata Roni keceplosan saat melihat kecantikan Yuna.

"Makasih Om.. Aku memang cantik kok !!" kata Yuna penuh percaya diri sembari menunjukkan senyum manisnya.

"Narsisnya persis seperti lo bro.. Hahaha.." kata Roni sambil menepuk pundak Bayu.

"Tentu saja. Dia putri gue bro.." kata Bayu membanggakan Yuna.

Bayu menanyakan tentang kesiapan Apartemen Yuna dan segala keperluan yang Yuna butuhkan selama kuliah di International University kepada Roni. Ternyata Roni sudah menemukan Apartemen yang cocok untuk Yuna dan sudah menyiapkan semua kebutuhan yang diperlukan.

Daniel Surya Dirgantara

...****************...

Apartemen Baru

Roni mengajak Bayu dan Yuna mengunjungi Apartemen yang telah ia pilihkan untuk Yuna. Bayu meminta tolong kepada Roni untuk membantunya menjaga Yuna selama berada di Kota S. Bayu tidak ingin Yuna bebas dan melakukan hal semaunya selama berada di Kota S. Oleh karena itu, selain memantau, Bayu juga meminta Roni untuk mendidik Yuna menjadi gadis yang mandiri.

Di perjalanan, Roni memperkenalkan semua tempat-tempat yang layak dikunjungi oleh Yuna. Roni juga menunjukkan Kampus, tempat ia kuliah besok.

"Om Roni rektor di International University ya ?" tanya Yuna.

"Iya, memangnya kenapa Ay ?" tanya Roni penasaran.

Mendengar perkataan Roni yang memanggil Yuna dengan kata "Ay" membuat telinga Bayu geli. Pasalnya panggilan Roni ke Yuna seperti panggilan seorang pasangan. Ia pun jadi ingat bahwa Roni adalah bujang lapuk yang hingga saat ini belum menikah.

"Lo panggil anak gue Ay, memangnya Yuna pacar lo ? Jangan sembarangan Ron !!! Lo itu udah tua, ingat umur !!" kata Bayu asal ceplos. Mendengar ucapan Bayu, Roni mengernyitkan dahinya karena bingung.

"Hei.. Lo jangan menghina gue Bay, nama dia Ayuna kan ? Jadi gue pangil Yuna dengan kata Ay yang gue ambil dari dua huruf awal namanya" jelas Roni secara detail.

"Papa gimana sih !!! Sekarang Papa sendiri kan yang malu?" kata Yuna kesal.

"Papa malu sama Roni ???? Tidak mungkin sayang" kata Bayu sambil tertawa sembari menepuk punggung Roni.

"Papa kamu ini seperti bos yang tidak pernah merasa besalah Ay !!" kata Roni dengan logat seakan mengejek Bayu.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, Bayu, Roni dan Yuna tiba di Apartemen. Jarak Apartemen Yuna dari kampus memang tidak jauh, hanya saja perlu putar balik yang menyebabkan waktu tiba di kampus lebih lama. Roni segera mengajak Bayu dan Yuna masuk ke dalam Apartemen. Ia menunjukan kelebihan dan kekurangan dari apartemen yang ia pilihkan kepada Bayu dan Yuna.

Apartemen Yuna berukuran kecil akan tetapi perabotan di dalamnya tergolong mewah. Terdapat satu ruang tamu sekaligus ruang menonton TV, satu Ruang Tidur dengan kamar mandi di dalam, satu Dapur sekaligus tempat makan dan satu toilet di luar kamar tidur. Tak lupa Roni menunjukkan sepeda listrik kepada Yuna. Yuna pun bingung saat Roni memberikan sepeda listrik kepadanya.

"ini..ini apa maksudnya om ?" tanya Yuna sembari melihat Roni dan Bayu secara bergantian.

"kamu kalau kemana-mana naik sepeda listrik ini Ay.." kata Roni sembari menepuk jok sepeda listrik Yuna.

"Papa bukankah aku punya mobil ? Aku bisa naik mobil kok? Iya kan om ?" kata Yuna mencoba menolak menaiki sepeda listrik.

"Kamu sudah berjanji kepada Papa untuk mengikuti semua syarat-syarat yang Papa ajukan. Salah satunya yaa sepeda listrik ini sayang. Disini banyak kendaraan lalu lalang, akan berbahaya jika kamu menyetir mobil sendiri" jelas Bayu. Yuna hendak mengelak, akan tetapi ia terjebak dengan keputusan yang telah ia sepakati bersama Bayu.

"Bagaimana Ay ? Apakah kamu bisa menerimanya ?" tanya Roni sembari tersenyum dan menaik turunkan kedua alisnya. Yuna terdiam sejenak memikirkan perkataan Bayu saat itu kemudian ia mengangguk menyetujuinya.

Setelah perdebatan tentang kendaraan ke kampus selesai, Bayu berpamitan kepada Yuna untuk pulang ke Kota T. Sedangkan Roni juga berpamitan untuk pergi ke International University. Sebelum pulang, Bayu memberitahu Yuna bahwa selama ia di Kota S, Roni yang akan menjadi walinya. Roni pun dengan senang hati menerimanya.

"Kalau ada apa-apa hubungi Om ya Ay ??" kata Roni sembari tersenyum kepada Yuna. Sedangkan Yuna hanya tersenyum dan mengangguk.

-Dirgantara Group-

Daniel telihat lelah setelah mempelajari semua berkas tentang bisnis yang akan ia jalankan. Ia merasa heran karena tidak ada satupun klien maupun rekan bisnis yang mengajak meeting. Daniel segera memanggil Johan untuk memastikan jadwalnya. Ia menghubungi Johan dengan ponselnya. Panggilan tersambung akan tetapi tidak dijawab oleh Johan. Daniel pun mulai emosi. Ia pun memanggil Johan secara langsung di ruangannnya.

Saat tiba di depan pintu ruangan Johan, terlihat pintu sedikit terbuka. Daniel mendengar suara orang yang merasakan kenikmatan duniawi. Ia pun mengintip dari pintu yang sedikit terbuka. Alangkah terkejutnya Daniel saat menyaksikan Johan sedang bercinta dengan seorang Office Girl di Kantornya. Daniel tidak menyangka jika pamannya bukan hanya orang yang licik, pembohong dan muka dua. Tetapi juga seorang lelaki yang gemar main perempuan.

"Dasar tua bangka br*ngsek !!!! Beraninya Lo mengkhianati tante gue !!! Gue akan bikin perhitungan sama Lo bangs*t !!!" gumam Daniel dengan emosi yang sudah berada di puncak ubun-ubun.

Daniel memotret dan mendokumentasikan aktivitas di dalam ruangan Johan dengan menggunakan ponselnya. Ia akan membongkar kebusukan Johan di saat dan waktu yang tepat didepan keluarga besarnya. Setelah mendokumentasikan, Daniel bergegas pergi meninggalkan ruangan Johan dan pulang ke Mansion Keluarga Dirgantara.

-Apartement-

Yuna mulai menata pakaian dan Apartemennya. Sejenak ia teringat Mamanya hingga membuatnya menangis karena rindu. Akan tetapi ia kembali teringat dengan niatnya datang ke Kota S adalah untuk menimba ilmu agar mampu membantu Bayu memajukan perusahaannya di Kota T. Oleh karena terlalu lelah, Yuna pun tertidur dan melewatkan makan malam.

-Mansion Keluarga Dirgantara-

Hari sudah semakin larut. Akan tetapi Daniel belum juga keluar dari kamarnya sejak pulang dari perusahaan. Padahal Lydia, Mirna, Johan dan Salma sudah menunggu Daniel di ruang makan untuk makan malam bersama.

"Kalian makanlah dulu, saya akan memanggil Daniel untuk makan bersama kita" kata Lydia sembari beranjak dari tempat duduknya. Tanpa membuang waktu, Johan bergegas mengambil makanan.

Lydia memanggil dan mengetuk pintu kamar Daniel. Akan tetapi tidak ada jawaban dari Daniel. Ia pun mencoba membuka pintu kamar Daniel dan ternyata tidak dikunci. Lydia pun segera masuk. Ia terkejut melihat kamar Daniel berantakan. Berkas-berkas pekerjaan berserakan dimana-mana, laptop pun masih menyala. Ternyata Daniel tertidur di meja belajarnya. Lydia tersenyum dan mengelus rambut Daniel dengan lembut.

"kamu bekerja sangat keras putraku. Mama bangga kepadamu. Dulu setiap kali kamu menghadapi kesulitan, pasti kamu cerita ke Mama. Kamu juga sering bertanya kepada Mama bahkan tentang hal yang tidak penting sekalipun. Mama merindukanmu Daniel." batin Lydia.

Air mata Lydia menetes saat tahu putra kesayangannya berjuang sangat keras memajukan perusahaan yang dirintis dari nol oleh Indra Dirgantara, mendiang suaminya. Merasa ada seseorang yang menyentuhnya, Daniel pun segera bangun dari tidurnya. Ia terkejut melihat Lydia menangis disampingnya.

"Mama ?? Mama kenapa menangis?? Siapa yang menyakiti Mama ? Bilang padaku Ma !!" kata Daniel seolah ia merasa trauma untuk kehilangan orang terdekatnya.

"Tidak ada yang menyakiti Mama, Daniel. Mama bangga sama kamu yang tidak pernah mengeluh saat melakukan apapun. Tapi Mama juga merindukan kamu yang selalu bercerita kepada Mama. Rindu kepada kamu yang selalu berbincang dengan Mama" kata Lydia dengan lembut sambil mengelus punggung kekar Daniel.

Daniel bergegas masuk ke kamar mandi tanpa menjawab perkataan Lydia. Daniel pun menangis di dalam kamar mandi.

"hiks...hiks..Maaf Ma, aku belum bisa hiks..hiks.." gumam Daniel dibawah guyuran shower.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!