( POV Syahnaz )
Sudah dua tahun aku dan mas Raja menikah, aku sangat bahagia dan merasa beruntung karena dipersunting oleh mas Raja. Mas Raja pria yang sangat baik, dia selalu memperlakukan aku dengan sangat lembut, dan dia selalu memanjakan aku.
Aku merasa sangat bahagia hidup bersama nya, Mas begitu menyayangi aku dan selalu membela aku didepan keluarganya.
Ya, keluarga mas Raja sama sekali tidak menyukai aku, karena aku miskin dan berasal dari panti asuhan.
Sangat berbeda jauh dengan mas Raja yang kaya dan terbilang sukses. Keluarga besar mas Raja tidak ada yang menyukai aku sama sekali, terutama Ibu mertua aku, apalagi sampai sekarang aku belum juga hamil dan memberinya seorang cucu seperti yang dia inginkan.
"Sayang, ada apa? kenapa kamu melamun?," suara lembut suamiku membuyarkan lamunanku yang sedang duduk ditepi ranjang.
Mas Raja mencium dan memeluk ku dengan lembut, inilah yang membuat aku mampu bertahan sampai saat ini, karena sikap mas Raja yang begitu baik dan peduli padaku, itu menjadi kekuatan tersendiri bagiku.
"Sayang, kok diam? ada apa? katakan sama Mas, apa yang terjadi?" Tanya mas Raja lagi sembari memutar tubuh ku menghadap wajahnya.
Tatapan teduh itu mampu menghilangkan kegelisahan hatiku dalam sekejap.
Kutarik nafas perlahan dan aku mencoba tersenyum pada suamiku, aku tidak ingin dia menjadi cemas.
"Gak papa kok Mas, aku hanya kepikiran saja tentang__"
"Tentang kamu belum hamil? Sayang, ayolah, Mas gak mempermasalahkan semua itu. Apa ini karena ucapan Mama yang kemarin? Gak usah mikir yang macam-macam ya sayang! mas mencintai kamu apa adanya, Mas gak mempermasalahkan soal apapun itu," Belum sempat aku menyelesaikan kalimat aku, Mas Raja langsung menyela ucapan aku.
"Tapi Mas__"
"Suut, sudah! Mas, gak mau dengar itu lagi," Lagi-lagi Mas Raja menyela ucapan ku dan mengelus wajahnya dengan lembut.
"Mas mau ngajak kamu jalan-jalan hari ini, kamu siap-siap ya!"
"Tapi, bukan nya Mas Raja ada Pertemuan penting hari ini dikantor?" Tanya ku bingung menatap wajahnya, aku tau Mas Raja pasti sengaja ingin menghibur aku dengan mengajak jalan-jalan.
"Heum, Mas cancel pertemuan itu! kamu jauh lebih penting buat Mas, sudah, Mas gak mau dibantah, sekarang kamu siap-siap ya, Mas tunggu dibawah!" Ucap nya sembari mencolek hidung ku, dan berlalu keluar kamar begitu saja.
"Huh, ada-ada saja Mas Raja!" Gumam ku menggeleng-geleng kepala, Sikap nya itu lah yang membuat aku selalu jatuh cinta dan merindukan nya setiap saat.
Aku bergegas berganti pakaian dan sedikit berhias agar terlihat segar.
Setelah selesai aku segera turun kebawah dengan segera, tidak ingin Mas Raja menunggu terlalu lama dibawah.
"Mas!" Panggil ku, Mas Raja segera menoleh dan aku kaget ternyata sudah ada mama mertua aku di bawah. Seperti biasa wajah mama mertua aku selalu terlihat masam kala berhadapan sama aku.
"Mama, kapan datang? kenapa gak bilang-bilang?" Aku langsung menyalami tangan nya, beliau menyambut nya dengan kasar dan membuang mukanya.
"Kenapa harus bilang, ini rumah anak ku jadi aku bebas buat datang kapan pun!" Ucap nya ketus, membuat hatiku sedikit nyeri dibuatnya.
Mas Raja menggenggam tangan ku dengan lembut, dia tau pasti aku sedih. Aku berusaha tersenyum walau agak dipaksakan.
"Permisi!"
Suara lembut seorang wanita dari arah pintu masuk membuat kami semua menoleh kearah nya.
( POV Syahnaz )
"Maaf, boleh saya masuk?" Tanya wanita itu menatap kami satu persatu sembari tersenyum.
Aku tidak tau siapa wanita itu yang tiba-tiba saja datang, aku sama sekali gak mempunyai teman ataupun kerabat disekitar sini.
Entah lah!
"Maaf, cari si__"
"Kamu pasti Lily kan?" Tiba-tiba saja mertua ku bersuara membuat ucapan ku terhenti yang hendak bertanya kepada wanita itu.
Mertua ku seketika tersenyum ramah pada wanita itu dan menyuruh nya masuk.
"Sini, masuk dulu, kamu pasti capek kan habis perjalanan jauh?" Ucap Mama, terlihat begitu ramah pada wanita yang belum jelas ku tahu siapa itu.
"Syahnaz, kamu bikinin minum sana buat Lily, jangan berdiri aja disitu!" Cetus nya lagi menyuruh aku yang masih bingung memperhatikan wanita yang disebut lily itu.
Kulirik kearah mas Raja, terlihat dia seperti keberatan dan ingin membantah mama nya. Namun, aku menggeleng memberi isyarat. Aku tau betul bagaimana sifat mertua ku itu dan aku sudah terbiasa atas perlakuan nya.
"Biar aku bantu," Mas Raja hendak mengikuti aku.
"Raja, duduk sini, ada yang mau mama omongin sama kamu," Seru mama mencegah mas Raja.
"Gak papa mas, cuma bikin minum doang kok!" Aku berlalu pergi kebelakang.
Aku menyajikan teh hangat dan membawa nya keruang tamu.
"Udah Raja, kamu harus dengerin kata Mama, gak usah membantah! Lily ini gadis baik-baik dan dia juga cantik, dan juga berpendidikan. Gak seperti istri kamu itu yang gak jelas asal-usulnya."
Degh
Apalagi ini?
Aku merasa was-was mendengar ucapan mama, apa maksud Mama mengatakan semua itu, dan membandingkan aku sama wanita itu? siapa sebenarnya Lily itu? dan apa tujuan mama mengundang dia kesini?
Pikiran aku mendadak cemas, aku takut kalau Mama merencanakan sesuatu dibelakang kami.
"Sayang!" Suami ku langsung berdiri begitu melihat aku datang, mungkin dia takut aku mendengar ucapan mama nya tadi. Mas Raja memang begitu sangat menjaga perasaan aku.
Aku meletakkan cangkir teh keatas meja, dan ikut duduk disamping suami aku.
"Makasih Mbak, maaf sudah merepotkan," Ucap Lily tersenyum ramah kearah ku.
Aku tidak ada niat menanggapi wanita itu, aku tau dia datang kesini pasti ada sesuatu hal.
Entah lah, pikiran ku jadi buruk terhadap wanita itu.
Dia memang terlihat cantik dan manis, dan bila ku perhatikan seperti nya dia masih gadis dan juga jauh lebih muda dari pada aku.
"Syahnaz, ini Lily, mulai hari ini dia akan tinggal disini___"
"Mam....," Mas Raja menyela ucapan Mama nya seakan tidak setuju dengan apa yang disampaikan beliau.
"Diam kamu Raja, mama melakukan semua ini juga demi kamu." Ucap nya membentak Mas Raja.
"Ma-maaf Mama, maksud Mama gimana ya? Kenapa Lily harus tinggal bersama kami disini?" Aku memberanikan diri bertanya sama mama mertua aku.
Beliau menatap aku tajam dan menarik nafas kasar.
"Lily ini calon adik madu kamu, jadi mulai sekarang dia akan tinggal disini, kamu harus baik-baik sama dia ya Syahnaz. Mama gak mau kamu buat Lily gak betah tinggal disini?"
Deg!!!!!
Bagai disambar petir disiang bolong, air mata ku seketika mengalir tanpa bisa dicegah. Dunia ku seakan runtuh mendengar ucapan mama mertua ku itu. Dengan gampang nya dia berkata seperti itu didepan ku.
Ya Tuhan! cobaan Apa lagi ini?...
( POV Syahnaz )
"Hahaaa....Mama, gak lucu bercanda nya!" Ucap ku tertawa, aku berusaha menenangkan diriku sendiri.
Ya, mana mungkin seorang Lidya bercanda.
Lidya nama mama mertua ku.
"Sayang!" Mas Raja menggenggam erat tangan ku.
"Siapa yang bercanda Syahnaz, mama serius! Lily ini anak teman Mama, dan dia juga bersedia menikah dengan Raja, walau pun Raja punya istri dan Lily gak keberatan soal itu, ya kan Lily?" Mama bertanya pada Lily, dan wanita itu mengangguk.
"Iya Mbak, aku gak keberatan kok. Aku hanya kasihan sama mas Raja," Ucap nya membuat mata ku melotot kearah nya.
Kasian? Kasian apa? maksud nya apa? apa dia mau menghina aku karena aku gak bisa memberi keturunan pada mas Raja.
"Gak, aku gak mau dimadu. Mas, jelasin sama mama! Aku yakin kamu gak mau kan menikah sama wanita gat*l ini?" Aku menggoyang kan lengan suamiku yang tertunduk menatap kelantai.
"Jaga mulut kamu Syahnaz, siapa yang kamu sebut gat*l haa?" Kini mama mertua ku malah mencecar ku, dari raut wajah nya dia terlihat sangat marah.
"Ya apalagi yang pantas disebut kepada orang yang mau merebut suami orang!" Balas ku begitu berani, entah keberanian dari mana yang aku dapatkan dengan berani nya menyahut ucapan Mama mertuaku.
"Berani kamu ya, Raja lihat. Apa ini istri yang kamu banggakan, berani sekali berteriak sama Mama," Ucap nya dengan nada tinggi pada mas Raja.
"Mam, sudah lah. Gak usah diperpanjang lagi, Raja kan sudah bilang kalau gak mau menikah dengan Lily. Raja gak mungkin menyakiti hati Syahnaz Ma. Mama tau kan Raja sangat mencintai Syahnaz?"Mas Raja membalas ucapan mama nya, seketika perasaan ku sedikit Lega karena mas Raja menolak perjodohan mama nya.
"Kamu berani membantah mama Raja? Kamu mau melihat mama Mat* tanpa bisa menimang cucu haa? kamu tega sama mama? Kamu anak mama satu-satunya Raja. hanya kamu yang bisa mama harapkan." Ucap mama dengan nada sedikit melemah dan dia terlihat mengeluarkan air matanya.
Entah itu hanya ekting agar mas Raja luluh dan mau menerima permintaan konyol nya itu.
Yang jelas aku gak akan membiarkan mas Raja menikahi gadis itu.
"Sudah Tante, kalau memang mas Raja gak mau. Jangan dipaksakan, aku gak papa kok!" Lily mengusap pundak mertuaku mencoba menenangkan nya.
"Heh, kamu....Lebih baik kamu pergi dari sini, semua gara-gara kamu tau gak? sudah tau mas Raja punya istri kenapa kamu malah nekat untuk dinikahi suami ku? Banyak laki-laki lain diluar sana, kenapa harus dengan suami orang?" Aku membentak Lily saking kesal nya sama wanita itu.
Dia mendongak dan menatap aku tidak suka.
"Mbak, kenapa malah ngatain aku? Aku hanya mau membantu Tante Lidya. Aku kasihan sama beliau yang begitu menginginkan Cucu tapi mbak gak bisa memberi kan nya. Apa mbak sadar akan hal itu? Mbak jangan egois dong, kasihan mas Raja dan keluarga nya, harus nya mbak tau diri!" Ucap nya begitu berani mengatai aku terang-terangan.
"Lily, jaga bicara kamu ya," Bentak mas Raja seketika membuat mulut pedas Lily bungkam.
"Sayang, ayo kita kekamar saja." Ajak mas Raja menggandeng tangan aku.
"Rajaaaa, berani kamu ngelawan mama?" Mama berteriak mengancam mas Raja. Namun, mas Raja terlihat tak peduli dan terus mengajak aku masuk kedalam kamar kami.
"Mas, Tolong jelaskan semua nya sama aku. Aku ingin penjelasan dari kamu," Aku langsung mencecar mas Raja dengan pertanyaan ku saat kami sampai kedalam kamar.
"Sayang, maafin Mas," Mas Raja menunduk tidak berani menatap wajah ku.
"Apa mas sudah tau semua ini? dan mas Raja sengaja nutupin semuanya dari aku ? jawab mas!!!" Teriak ku pada mas Raja yang diam membisu, aku benar-benar kesal dan kecewa sama mas Raja.
"Sayang, mas bisa jelasin, kamu harus tenang dulu," Mas Raja mencoba meraih tangan aku. Namun, aku segera menepis kasar tangan nya.
"Tega kamu, jahat...." Aku berlari keluar, ingin menenangkan diri ku tanpa mas Raja. Aku benar-benar kesal sama pria itu .
Mas Raja terus memanggil dari belakang, namun aku tidak peduli.
Hati aku benar-benar sakit dan kecewa sama mas Raja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!