Jayden rela meninggalkan kemewahan dari keluarganya agar bisa bersama Camila, tapi pada akhirnya Jayden kembali pada keluarganya karena dia tidak sanggup hidup miskin dan memilih meninggalkan Camila. yang sedang mengandung kedua anak kembarnya.
****
"Jayden, kau bercanda, kan?" Camila menatap Jayden dengan wajah yang sangat pucat, berharap apa yang Jayden katakan barusan hanya candaan, di mana Jayden mengatakan akan pulang ke rumah orang tuanya dan akan kembali ke keluarganya, itu berarti Jayden akan meninggalkannya yang sedang mengandung.
Jayden tidak langsung menjawab, lelaki itu tertunduk sejenak, sungguh dia tidak sanggup menatap Camila, dia takut tekadnya goyah, karena walau bagaimana pun dia sangat mencintai Camila, tapi dia tidak bisa terus hidup dengan Camila karena dia tidak sanggup hidup dalam kemiskinan terus menerus.
Jayden Fernandez, adalah seprang putra mahkota dari keluarga kalangan atas, ayahnya adalah seorang milyarder, dan juga Mafia yang paling di segani di negara timur
Sedari kecil, Jayden hidup dengan penuh kemewahan, dia tidak pernah kekurangan apa pun, Tapi semua berubah ketika dia mengenal Camila dan jatuh cinta pada wanita itu.
Carlos yang tak lain ayah Jayden menentang hubungan Jayden dengan Camila, dengan alasan Camila tidak setara dengan keluarga mereka, dan carlos juga berniat menjodohkan Jayden dengan anak rekan bisnisnya.
Dan tentu saja Jayden saat itu berontak pada sang ayahnya dan berusaha meyakinkan bahwa Camila adalah wanita terbaik. Dan tentu saja Carlos pun meradang dengan keputusan Jayden, hingga carlos memberi pilihan pada Jayden, jika Jayden ingin bersama Camia, Jayden harus melepaskan kehidupan mewah yang selama ini di peroleh. dan jika Jayden lebih memilih kemewahan, Jayden harus meninggalkan dan melupakan Camila.
INi pilihan sulit untuk Jayden, dia tidak mungkin melepaskan camila, karena dia teramat mencintai wanita itu. Tapi, di sisi lain dia juga tidak sanggup melepaskan kemewahan dari ayahnya. Bagaimana mungkin dia hidup susah sedangkan selama ini dia terbiasa hidup dengan nyaman,
Dan apada akhirnya, setelah menimang-nimang syarat yang di berikan oleh ayahnya, Jayden lebih memilih Camila dan rela melepaskan semua kemewahan yang dia dapatkan selama ini.
Jayden berpikir, jika dia bersama Camila, dia masih bisa mencari pekerjaan dan akan berusaha hidup dengan sederhana.
Ketika di usir oleh ayahnya karena dia lebih memilih Camila, Jayden dan Camila langsung melangsungkan pernikahan tanpa di hadiri kelurga, dan setelah menikah mereka tinggal di rumah Camila yang sangat sederhana.
Setelah menikah, Jayden langsung mencari pekerjaan untuk menghidupi nya dan camila, tapi sayang seberapa kuat pun Jayden berusaha mencari pekerjaan, tidak ada satu pun pekerjaan yang dia dapatkan.
Sayangnya, Jayden tidka tau, dia tidak mendapatkan pekerjaan adalah karena ulah ayahnya, Carlos sengaja menghasut teman-teman Jayden agar tidak memberikan pekerjaan pada putranya agar putranya kembali pada keluarga, karena Carlos tau Jayden paling tidak bisa hidup kekurangan.
Dan pada akhirnya setelah satu taun berlalu, sepertinya Jayden mulai menyerah dengan hidupnya bersama Camila, dia sudah lelah hidup alam kemiskinan, jadi dia memutuskan untuk pulang ke keluarganya dan meninggalkan Camila serta calon anak kembarnya.
Jayden sudah berusaha sebisa mungin untuk bertahan, setiap hari dia terus berusaha mencari pekerjaan, tak jarang dia dan Camila harus melewati harinya dengan perut kosong karena tidak memiliki uang, dan pada akhirnya Jayden tidak tahan lagi, dia ingin kembali hidup seperti dulu di mana hidup dengan penuh kemewahan, pekerjaan yang layak dan juga di segani oleh orang lain, apalagi setahun ini teman-teman dan sahabatnya menatapnya dengan tatapan mengejek
Jayden berpikir, walaupun dia masih mencintai Camila, tapi suatu saat dia pasti akan melupakan istrinya dan akan bisa jatuh cinta lagi pada wanita lain.
"Jayden!'' panggil Camila lagi, wajah Camila bahkan sudah lebih dari memucat dan cenderung memutih, dia sedang mengandung anak kembar dan dia juga tidak punya siapa pun di dunia ini, karena selama ini dia besar di panti asuhan. Lalu jika Jayden pergi, dia harus bagaimana.
Jayden yang sedang berdiri langsung berjalan dan mendekat ke arah Camila, kemudian lelaki itu langsung berlutut di hadapan istrinya, "Maafkan aku, Camila, ampuni aku, ijinkan aku pergi dan kembali ke keluargaku, tolong jangan persulit langkahku."
Bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Camila ketika mendengar ucapan Jayden barusan. Dalam sekejap, Camila sadar percuma dia meyakinkan Jayden, dan meminta Jayden untuk terus bersamanya, karena pada akhirnya keputusan Jayden tetap sama, Jayden pasti akan kembali ke keluarganya.
Camila menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, berusaha untuk meredam gejolak sedih yang membuncah dalam dada, "Ba-baiklah Jayden, pergilah, kejar kebahagiaanmu, aku tidak akan pernah memperberat langkahmu." Camila berbicara dengan suara yang bergetar, hatinya remuk redam tapi dia berusaha untuk tidak menangis.
Mendengar ucapan Camila. Bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Jayden, dia merasa lega dan juga merasa sesak. Jayden menegakan tubuhnya, kemudian dia langsung memeluk Camila untuk yang terakhir kalinya. dan pada akhirnya, tangis kedua insan itu pun pecah, keduanya menangis sesegukan.
Jayden melepaskan pelukannya, hingga kedua pasangan itu saling. “Maafkan aku Camila.”
“Jayden, bagaimana dengan nasib anak kita?" Tanya Camila, hingga Jayden memejamkan matanya. Sebelum memutuskan untuk kembali pada keluarganya, Jayden pernah meminta pada ayahnya untuk membiayai hidup Camila dan juga hidup anak-anaknya, tapi Carlos dengan tegas menolak karena dia membenci Camila, dan bahkan Carlos juga menyuruh Jayden untuk tidak memperdulikan Camila dan anak-anak mereka hingga sekarang Jayden tidak bisa berbuat apapun.
”Maafkan aku!” Hanya itu yang bisa Jayden ucapkan, dan Camila sadar, bahwa ucapan Jayden barusan mengisyaratkan bahwa Jayden tidak akan pernah peduli lagi pada anak yang sedang dia kandung.
“pergilah Jayden!” dengan cepat Camila pun berbalik, dan masuk ke dalam kamar karena dia tidak sanggup melihat kepergian suaminya.
****
Carlos berdiri di depan pintu, rasanya dia sudah tidak sabar untuk bertemu putranya, akhirnya setelah setahun berlalu Jayden kembali pulang ke rumahnya.
Tak lama, terdengar suara pintu terbuka, Carlos pikir tu adalah Jayden, tapi ternyata yang masuk adalah Jessi, kembaran Jayden.
"Kau baru pulang?” tanya Carlos, Jessi hanya mengangguk singkat kemudian dia pergi begitu saja melewati ayahnya membuat Carlos menghela nafas.
Semenjak Jayden pergi, Jessi dan Safira yang tak lain kedua putrinya dan juga Kakak Jayden seolah memusuhi Carlos. Mereka tidak setuju dengan tindakan Carlos, dan Bahkan mereka berusaha membujuk Carlos agar merestui hubungan Jayden dan Camila. Tapi Carlos tetaplah Carlos, lelaki lelaki yang sangat egois dan juga Arogan. Bahkan Naina yang juga istri Carlos, tidak bisa mengubah keputusan Carlos padahal biasanya karena akan selalu menurut pada istrinya.
****
Hallo, tinggalin komen yang banyak yaaaaaaa
Aku update dua bab gengs
Setelah Camila masuk kedalam kamar, Jayden keluar dari rumah. Lelaki itu pada akhirnya keluar dari rumah yang selama setahun ini dia tempati bersama Camila, ketika sudah keluar dari rumah Jayden melihat sebuah mobil mewah terparkir di depan rumah Camila, dan Jayden yakin itu adalah sopir yang dikirimkan oleh ayahnya.
Sebelum berjalan ke arah mobil, Jayden menoleh ke arah belakang, dia melihat rumah yang selama setahun ini dia tempati. Dan tak lama Jayden tersadar ketika mendengar suara klakson, hingga lelaki itu pun berbalik kemudian berjalan ke arah gerbang.
***
Camila mukul-mukul dadanya yang terasa nyeri, ketika mobil yang ditumpangi Jayden sudah tidak terlihat, karena barusan setelah masuk ke dalam kamar Camila Kembali keluar karena mendengar suara pintu tertutup, dan dia melihat kepergian lelaki yang dia cintai dengan hati yang luar biasa nyeri.
Camila menangis sesegukan, tubuhnya langsung merosot ke bawah. “Kenapa dunia tidak adil.” Camila berbicara dengan nafas yang tercekat, sungguh sekarang dia buntu, dia bingung harus bagaimana , Sedangkan dia tidak mempunyai siapapun bahkan dulu pekerjaannya hanya staf biasa di perusahaan Jayden.
***
Mobil yang ditumpangi oleh Jayden, berjalan dengan kecepatan pelan, sedari tadi masuk ke dalam mobil hati Jayden meronta-ronta ingin meminta sopir agar kembali ke rumah Camila, karena jujur Jayden tidak tega meninggalkan istrinya dalam keadaan mengandung anaknya. Tapi sedari tadi pula, Jayden berusaha menggunakan otaknya untuk berpikir rasional dan berusaha untuk memperteguh niatnya.
“Tuhan tolong lindungi Camila, dan kedua anak kami." Jayden membatin, terbayang bagaimana kedua anaknya hidup tanpa sosoknya, dan juga bagaimana cara Camila mengasuh kedua anaknya sedangkan istrinya tidak mempunyai pekerjaan.
Bukannya Jayden tidak berpikir untuk kedepannya, karena Jayden mempunyai rencana, jika ayahnya lengah. Dia akan diam-diam membantu finansial Camila, agar Camila bisa menghidupi kedua anak kembar mereka. Jika Jayden bergerak sekarang, tentu saja ayahnya akan meradang dan dia takut ayahnya akan mencelakai Camila dan juga calon kedua anak kembarnya.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang ditumpangi oleh Jayden sampai di rumah. Lelaki itu pun turun dari mobil kemudian berjalan dengan langkah cepat untuk masuk ke dalam rumah mewah yang selama setahun ini tidak dia injak..
“akhirnya kau pulang." Carlos langsung berbicara ketika Jayden masuk ke dalam rumah, lelaki paruh baya itu langsung berjalan ke arah putranya kemudian memeluk Jayden.
“kau sudah membuat keputusan terbaik." Carlos berbicara lagi ketika melepaskan pelukannya. Sedangkan Jayden hanya bisa tertunduk, rasanya terlalu sesak untuk melihat ayahnya. Kenapa ayahnya begitu egois, tidak mau melihat kebahagiaannya.
“Daddy, akan melupakan kejadian setahun yang lalu, jadi tidak perlu dibahas lagi.” Carlos mengerti dengan kekecewaan putranya padanya, tapi seperti biasa Carlos adalah Carlos, yang arogan dan tidak pernah mau mengalah.
” istirahatlah," ucap Carlos, Dia menepuk pundak putranya Lalu setelah itu dia berlalu begitu saja meninggalkan Jayden.
Setelah ayahnya pergi, Jayden melihat ke sekelilingnya, harusnya dia senang kembali ke rumah mewah ini tapi entah kenapa Camila terus menari-nari di otaknya. Jayden menggelengkan kepalanya, mulai sekarang dia harus terbiasa tanpa kehadiran wanita itu.
“Jessi!” Jayden memanggil kakaknya ketika pintu lift terbuka dan ternyata Jessie baru saja akan turun ke bawah. Raut wajah Jessie tampak datar, dia menatap adik kembarnya dengan dingin.
“Oh, kau sudah kembali.” Hanya itu yang bisa Jessie katakan, jujur dia kecewa pada Jayden. Seandainya Jessie bisa dia ingin selalu membantu Jayden dan Camila, tapi ternyata gerak-geriknya juga diawasi oleh ayahnya.
“kau marah padaku?" Tanya Jayden.
“cepatlah keluar, Aku Ingin turun ke bawah!” alih-alih membalas ucapan Jayden. Jessie malah menyuruh saudara kembarnya untuk keluar dari lift, pada akhirnya Jayden langsung turun dari lift dan tidak berbicara lagi dengan Jessie. Sekarang kebingungan kembali melanda Jayden, karena dia bukan hanya menghadapi kekecewaan Jessie, tapi dia juga harus hadapi kekecewaan Safira Kakak pertamanya, juga kekecewaan Naina, ibunya.
Jayden masuk ke dalam kamar, kemudian dia berjalan ke arah walk in closet karena dia ingin membersihkan tubuhnya. Jayden tersenyum getir ketika melihat semua pakaian mewah dan juga barang-barang branded yang terjajar Di lemarinya, besok dia akan kembali bisa memakai pakaian-pakaian dan barang-barang ini.
***
Jayden membaringkan tubuhnya di ranjang, lelaki itu berguling ke sana kemari. Biasanya setiap malam dia selalu memeluk Camila, dan berbicara dengan calon anak yang sedang dikandung oleh istrinya Karena sekarang kehadiran Camila sudah menginjak 8 bulan.
Tak lama bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Jayden ketika kenangan itu terus berputar-putar di otaknya, hingga pada akhirnya lelaki itu terlelap dengan sendirinya.
***
Malam berganti pagi, Camila bangkit dari berbaringnya. Tubuh Camila begitu lemas dan tidak bertenaga karena semalaman Dia menghabiskan waktunya untuk menangis dan sama sekali tidak tertidur, banyak sekali yang Camila pikirkan.
Dan pada akhirnya Camila memutuskan untuk kembali panti asuhan tempat di mana dia dibesarkan, dia akan meminta saran pada ibu panti dia harus bagaimana. Karena sekarang Camila benar-benar buntu, dia sama sekali tidak mempunyai biaya untuk melahirkan anaknya, dia sama sekali tidak mempunyai asuransi dan tidak mungkin dia mencari uang dalam waktu singkat sedangkan persalinannya tinggal satu bulan lagi.
Dan sekarang di sinilah Camila berada, depan panti asuhan yang selama 23 tahun tempat dia bernaung.
Rasanya dia begitu malu untuk kembali ke panti ini, karena ketika dia keluar 3 tahun lalu dia begitu yakin mengatakan bahwa pasti dia akan hidup mandiri, tapi sekarang dia malah kembali ke panti dengan kondisi seperti ini.
Setelah cukup lama diam, Camila langsung berjalan untuk masuk ke dalam, beberapa anak menyapanya karena dulu Camila sering bermain dengan anak-anak panti yang lain sebelum dia bekerja.
Ketika akan mengetuk ruangan ibu panti, Camila menghentikan langkahnya ketika ibu panti sedang berbicara dengan seorang wanita, dan tak lama mata Camila membulat ketika mendengar suara wanita itu.
Ternyata wanita itu membutuhkan bayi yang baru saja lahir. Dalam sekejap Camila berpikir untuk memberikan kedua anaknya, bukan karena dia tidak menyayangi anak yang sedang dia kandung hanya saja ini semua demi kehidupan yang layak untuk anak-anaknya.
Dengan cepat Camila pun langsung membuka pintu, hingga aida yang tak lain ibu panti langsung menoleh, begitupun dengan wanita yang sedang berbicara dengan Aida.
“Camila!" Panggil aida dengan terkejut, hingga Camila tersenyum kemudian dia melihat ke arah Zaskia wanita yang tadi ingin mengadopsi bayi yang baru lahir.
“Nona Apakah anda ingin mengadopsi bayi yang baru lahir?"tanya Camila membuat wajah Zaskia berbinar karena dia mengerti arah pertanyaan Camila barusan, apalagi perut Camila sudah membesar.
“Kau ingin memberikan bayi yang kau kandung untukku?" Tanya Zaskia, hingga Camila mengangguk.
****
Zaskia menghela nafas lega ketika mendengar ucapan Camila, rasanya dia ingin sekali berteriak karena gembira.
Zaskia dan Mico sudah menikah selama 10 tahun, dan ibu mertuanya mendesak dia untuk segera hamil. Tapi, tanpa sepengetahuan siapa pun, Zaskia diam-diam memaki kontrasepsi, karena dia tidak mau mengandung apalagi dia adalah seorang model dan dia berpikir tidak ingin memiliki anak agar badannya tetap langsing.
Dan sebuah ide muncul di otak Zaskia, di mana dia berpura-pura hamil, wanita itu memakai perut sintetis hingga tidak mencurigakan. Umur kehamilan Zaskia yang palsu sama seperti umur kehamilan Camila yang asli, satu bulan lagi Zaskia harus melahirkan bayi palsunya itu sebabnya dia mencari-cari bayi yang akan lahir.
Zaskia mengetahui info dari temannya bahwa panti asuhan ini selalu menampung ibu hamil yang kesulitan, hingga dia datang kemari. Tadi dia sempat kecewa karena ternyata untuk tahun ini panti tidak menerima ibu hamil akibat kapasitas panti sudah terlalu penuh, tapi ternyata sekarang ada Camila yang mau memberikan anaknya.
“Camila!" Tegur aida, dia begitu bingung dengan anak asuhnya karena yang Aida tahu Camila sudah menikah.
“Bu .....” pada akhirnya Camila pun mengatakan semuanya yang terjadi dengan rumah tangganya, walaupun tidak mengatakan secara detail.
“baguslah jika begitu, besok aku akan kemari lagi untuk membuatkan surat kontrak, karena sebelum kau menyerahkan anak itu padaku, kau harus mendatangani beberapa berkas, dan aku akan memberikan apapun yang kau mau.”
Mata Camila membasah ketika mendengar ucapan Zaskia, Dia merasakan nyeri yang luar biasa karena dia seperti menjual anaknya sendiri. Tapi Camila yakin, kedua anaknya akan hidup dengan baik apalagi tampilan Zaskia begitu glamor, menandakan bahwa Zaskia bukan orang sembarangan, dia yakin kedua anaknya bisa hidup dengan layak.
****
Satu minggu kemudian
Jayden keluar dari kamar, dia ingin pergi ke rumah temannya. Ini sudah satu minggu berlalu semenjak dia pulang ke rumah keluarganya, dan selama seminggu ini pula Jayden, lebih sering mengurung diri di kamar, karena Ibu dan kedua kakaknya mendiamkannya berbeda dengan Carlos.
Selama seminggu ini pula, Jayden tidak bisa lepas dari bayangan Camila, dia tidak berani keluar karena ayahnya pasti akan mengawasi dan besok ayahnya sudah menugaskan dia untuk kembali menjadi pemimpin perusahaan itu sebabnya sebelum dia bekerja dia ingin melepaskan penat bersama teman-temannya yang baru saja datang dari luar negeri.
****
“Kau tampak lesu. Apa ada yang terjadi?" tanya Leo ketika Jayden masuk ke dalam apartemennya.
Jayden menggeleng, Lelaki itu malah mendudukkan diri di sofa, kemudian menatap Leo dengan kesal. “Kau keterlaluan sekali, setahun kemarin aku meminta tolong padamu tapi kau malah tidak bisa dihubungi," gerutu Jayden.
“Maaf, ayahmu melarangku, kau tahu bukan bagaimana power ayahmu di perusahaanku," kata Leo lagi, dia tidak bisa menyalahkan temannya karena ini ulah ayahnya.
“ Oh ya, kemana Mico. Bukankah dia berjanji akan pulang bersamamu?" tanya Jayden.
“Baru istrinya saja yang pulang, dia akan pulang ke negara ini ketika urusannya selesai. Dan aku dengar dia tidak akan lagi kembali ke Swiss, karena satu bulan lagi istrinya melahirkan," jawab Leo
Jayden tampak tertegun ketika mendengar ucapan Leo, karena Tentu saja itu mengingatkannya pada Camila yang juga akan melahirkan satu bulan lagi.
dunia begitu sempit bukan, karena ternyata Mico adalah teman Jayden, dan Mico juga adalah suami Zaskia, di mana Zaskia akan mengadopsi anak Camila.
Gengs kisah Camila bakal beda dengan kisah-kisah yang lainnya, pokoknya akhirnya tidak terduga.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!