2021
Tasya mencerna apa yang baru saja terjadi saat ini. Cairan berwarna merah mulai mengalir dari sisi tubuh bundanya.
Dia memukul kedua pipinya, memastikan yang terjadi saat itu hanya mimpi. Namun, pipinya terasa sakit. Tasya diam mematung saat dia merasakan sakit pada pipinya. Air matanya terjatuh, dia sadar kejadian saat itu adalah nyata.
"BUNDAAA!"
"BUNDA BANGUN BUN!"
"BUNDAAAA!"
Terdengar suara teriakan yang semakin mendekat, membuat tasya tersadar dari lamunannya. Pandangannya menatap tiga anak laki laki dan seorang pria yang sudah cukup tua berlari ke arah bundanya. Matanya menatap sang ayah yang menangis. Tasya mematung. Dia tidak bergerak, bahkan dia tidak berkedip. Hanya air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
☆☆☆☆☆
Kini bundanya tiba di rumah sakit. Tasya, ayah dan ketiga anak laki laki itu terus menunggu kabar baik mengenai bundanya. Mereka tidak berhenti berdoa untuk kesembuhan bunda.
Anak sulung bernama bryan. Sedari tadi bryan seperti setrikaan, yang kesana kemari. Anak kedua bernama robert. Dia berdiri di dinding samping pintu ruangan bunda. Anak ketiganya bernama william. dia sedang duduk bersama sang ayah. Lalu tasya? Dia berdiri sembari menyandarkan tubuhnya ke dinding.
Tak lama kemudian, dokter keluar dari ruangan tempat menangani bunda.
"bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya seorang laki laki yang merupakan suami dari wanita yang di tangani oleh dokter.
Belum sempat dokter menjawab, salah satu anak laki laki bertanya "dok bunda saya baik baik aja kan?"tanya putra kedua dari wanita tersebut.
"bunda kita pasti dia baik baik aja kan?" disusul dengan tanya william.
"maaf, saya sudah melakukan yang terbaik untuk istri bapak dan bunda kalian. Namun, tuhan berkata lain. bu sekar telah meninggal dunia" jawab dokter itu. Semuanya di buat kaget dengan apa yang dikatakan dokter itu.
"ga mungkin dok"
"ga mungkin bunda saya meninggal"
"GA MUNGKIN" teriak wiliam tak terima.
"dok saya mohon, ini ga lucu. Bunda saya baik baik aja kan? DOKTER BERCANDA KAN?" teriak robert yang masih tak menyangka bahwa bundanya telah tiada.
Tasya yang mendengar bundanya telah tiada, seketika tubuh terasa lemas, hatinya sangat sakit seperti di tusuk pisau berkali-kali.
Salah satu anak laki laki tersebut menatap tasya dengan penuh amarah dan kebencian.
"INI SEMUA GARA GARA LO!" teriak bryan penuh dengan amarah. "DASAR PEMBUNUH!"
"KENAPA BUKAN LO YANG MATI!" di sahut dengan teriakan anak laki laki bernama robert "KENAPA HARUS BUNDA!" lanjutnya.
Air mata tasya terus menetes. Detak jantungnya berdegup hebat tak karuan. Tidak pernah terbayang olehnya jika kejadian itu dapat membuatnya kehilangan sosok bunda. Dan siapa yang menyangka kejadian saat itu sangat membawa pengaruh pada dirinya di masa depan.
Terbayang beberapa menit sebelumnya, saat dia berlari-lari menyebrang jalan raya yang penuh kendaraan yang sedang melaju. Dia tidak melihat mobil yang sedang melaju cukup kencang ke arahnya. Dengan cepat bundanya berlari ke arah putrinya dan mendorong putrinya ke arah lain. Bundanya terpelanting karena benturan yang cukup hebat. Kepalanya menghantam trotoar di bahu jalan. Beberapa tubuh bunda dipenuhi dengan luka.
Tangisan yang dia tahan dari tadi, akhirnya meledak. Tasya tersadar apa yang telah terjadi saat itu menghancurkan hatinya. Dia tak mampu mengubah keadaan.
Sejak itu, tasya sendirian di dunia yang kejam ini. Papah dan kakak kakaknya membenci dirinya.
Tiga tahun kemudian...
Remaja 17 tahun itu sudah mengenakan seragam sekolahnya. Dia sedang berdandan dan menyiapkan keperluan sekolah.
Cahaya matahari mulai masuk melalui jendela kamarnya yang terbuka. Terdengar kicauan burung, menciptakan ketenangan. Namun, isi kepala tasya menolak ketenangan itu. Ada banyak hal yang sangat berisik di kepala tasya, dia tak mau diam sejenak untuk menikmati suasana indah di pagi itu.
Sudah cukup lama tasya berdiam dan melamun, menghawatirkan hari hari ke depannya. Setiap hari tasya selalu memikirkan hidupnya akan seperti apa. Dia sudah sangat lelah dengan kehidupannya yang penuh penderitaan setelah kepergian bunda. Ingin sekali dia pergi ke tempat yang sangat jauh, hanya ada dirinya disana.
Seseorang mengetuk pintu kamar tasya, membuat dia tersadar dari lamunannya.
"non, ayo sarapan dulu."
Memanggil tasya dari luar kamarnya, dibarengi dengan ketukan pada pintu kamar tasya.
Itu adalah suara dari asisten rumah tangga di rumah tasya, yaitu bi ira.
Tasya beranjak dari meja riasnya menuju pintu kamar. "iya bi" sahut tasya.
☆☆☆☆☆
Setiap kali tasya melihat ruang makan, bayang bayang kenangan indah selalu terlintas. Dulu, tempat makan ini adalah tempat yang sangat indah, penuh dengan kenangan. Banyak sekali tawa dengan tingkah ketiga kakaknya, menjadi tempat berebut makan dan minum. Namun, setelah bunda tiada, ruang makan ini berubah menjadi tempat penderitaan dan penyiksaan bagi tasya.
Tasya berdiam diri di tangga, sebelum melanjutkan langkahnya menuju ruang makan. Terdengar suara riuh dari ruang makan. Dapat dipastikan itu adalah riuh dari ayah dan ketiga kakak laki-lakinya yang sedang sarapan bersama. Setelah tasya berdiam diri di tangga, tasya melanjutkan langkahnya menuju ruang makan. Saat tasya tiba di meja makan, seketika mereka semua terdiam.
Tasya hanya berdiam diri di pinggir meja makan. Dia merasa tak enak dengan ayah dan ketiga kakaknya yang sedang sarapan, dia tak mau merusak mood ayah dan ketiga kakaknya. Tak sengaja mata tasya dan mata dion ayahnya bertemu. Dion memalingkan pandangannya ke arah lain. Tak lama setelahnya, dion beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan ruang makan. Melihat ayahnya seperti itu, tasya semakin merasa tak enak hati karna telah merusak sarapan paginya.
"ngapain sih nih anak, ngerusak mood orang aja" ucap robert yang ikut menyusul ayahnya meninggalkan ruang makan.
Setelah cukup lama tasya hanya berdiam diri disana, tasya tersadar bahwa dia harus segera sarapan agar tidak telat masuk sekolah.
Tasya mulai mengambil piring di meja makan. Putra sulung keluarga anggara berdiri dari kursinya, lalu menatap tajam mata tasya. Sebelum pada akhirnya putra sulungnya beranjak dari kursi dan pergi meninggalkan ruang makan.
Sekarang hanya ada tasya dan kakak ketiganya yaitu william. William hanya diam tak menghiraukan apa yang terjadi baru saja di ruang makan. Dia terus melanjutkan sarapan paginya.
Setelah selesai sarapan, tasya dan ketiga kakaknya siap untuk berangkat. Bryan dan robert berangkat kuliah, sedangkan tasya dan william berangkat ke sekolah. Pada saat ini tasya menduduki bangku kelas 11 dan william di bangku kelas 12. Mereka hanya beda 1 tahun.
Ketiga kakaknya sudah berangkat menuju tujuannya. Sedangkan tasya masih sibuk mengutak ngatik ponselnya mencari ojek online yang jaraknya tak jauh. Saat itu susah sekali mendapat ojek yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Setelah tasya terus mencoba. Akhirnya tasya mendapat ojek online yang jaraknya tak jauh dari rumahnya.
Saat tasya tiba di gerbang sekolah. Saat itu juga sebuah mobil berwarna merah melaju melewati tasya. Mobil itu berhenti tak jauh dari gerbang sekolah. Sehingga tasya pun masih dapat melihat mobil itu.
Tak lama setelahnya, seorang pria tampan keluar dari mobil itu. Pria tampan itu adalah kakaknya tasya yaitu william. Namun, tak di sangka william malah melirik ke arah tasya. Alhasil mata mereka bertemu. Hingga pada akhirnya william pengalihkan pandangannya lebih dulu.
Tasya berjalan menuju kelasnya di lantai dua. Meski sudah lama tasya bersekolah di sini, dia masih selalu mengagumi suasana di sekolah. tetapi, ada hal lain yang membuat tasya sedih. Dia harus menerima fakta bahwa tidak ada yang mengetahui kalau tasya adalah anak dari keluarga anggara, dan merupakan adik william. Kecuali kepala sekolah, pihak administrasi, dan sahabat tasya.
Tasya tiba di kelasnya. Ternyata belum banyak yang datang, mungkin karena masih cukup pagi. Bahkan sahabat tasya juga belum datang.
Setelah menyimpan ranselnya di kursi, tasya keluar kelas menuju balkon depan kelasnya untuk menikmati suasana pagi yang cerah. Saat tasya melihat ke arah lapangan, ternyata ada banyak siswa laki-laki yang sedang mengobrol di pinggir lapangan, salah satu dari siswa laki-laki itu adalah william.
Tasya tersenyum saat dia memandang william kakaknya. Dia ingat sewaktu kecil william tak pernah mau diam. William memiliki tubuh tinggi, bulu mata yang lentik, berkulit kuning langsat, senyum yang manis, kapten basket, dan juga sangat ramah. william merupakan salah satu primadona di SMA bangsa. Banyak sekali yang jatuh cinta pada william.
Sejak kecil sampai sekarang, william merupakan kakak yang paling tasya sukai. Dulu, william selalu menjadi pendengar yang baik untuk tasya, menjadi tempat tasya bercerita, ketika dia sedang jalan-jalan bersama teman-temannya dia selalu ingat pada tasya untuk membelikan sesuatu untuk adiknya, dia sangat sayang pada adik perempuannya. Namun, sekarang berbeda, william menjadi kakak yang tak pernah peduli dengan adiknya, bahkan dia sudah tak mengganggap tasya sebagai adiknya.
☆☆☆☆☆
Tasya merupakan anak dari dion dan sekar. Sedangkan bryan, robert dan juga william adalah anak dari dion dan aruma. Bunda sekar adalah ibu kandung tasya, sedangkan mama aruma adalah ibu kandung dari ketiga anak laki-laki tersebut. Saat mama aruma sedang sakit dan tidak bisa mengurus ketiga anaknya, dion dan aruma sepakat untuk mencari asisten yang akan mengurus ketiga anaknya. Pada saat itu ketiga anaknya masih sangat kecil, mereka sangat membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Setelah cukup lama sekar bekerja mengurus anak-anaknya dion dan aruma, ketiga anak itu sudah sangat menyayangi sekar begitu pun sebaliknya. Kondisi aruma semakin parah dan pada akhirnya meninggal dunia. Setelah cukup lama kepergian mama aruma, dion memutuskan memilih sekar sebagai ibu sambung untuk ketiga anak laki-lakinya. tak lama setelah mereka menikah, sekar di kabarkan hamil. Mendegar bunda sekar hamil, membuat ketiga anak laki-laki itu ngambek pada bunda sekar. Bryan yang tak mau menambah adik lagi, karena dia rasa adiknya sudah banyak. Dan robert, dia tak akan marah jika nanti adiknya perempuan. Sedangkan william, dia tidak ingin ada yang menggantikan posisinya sebagai anak terakhir. Namun, setelah putri kecil anggara lahir, ketiga anak laki-laki itu ternyata sangat menyayangi putri kecil itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!