In Bloom
Eps - 01 Sumpek
Mark tengah memarkirkan motor miliknya, ia baru saja pulang dari minimarket yang ada di depan komplek rumahnya, sebelumnya ketiga temannya akan datang ke rumahnya hanya untuk sekedar nongkrong biasa.
Bukan hal yang asing bagi Mark kalau ketiga temannya sering bermain di rumahnya, pasalnya hanya rumah Mark saja yang aman untuk di jadikan tempat tongkrongan untuk anak anak yang tengah pusing mempersiapkan semester akhir.
Pandangannya tiba tiba teralihkan oleh serombongan mobil pindahan yang tak asing bagi Mark.
Sepertinya ada yang pindahan lagi di sekitar kompleknya, pikir Mark begitu.
Iapun masuk dan berjalan menuju dapur kosongnya, Sengaja Mark kosongkan karna memang Mark jarang sekali memasak apapun di dapurnya.
Paling paling jika salah satu temannya ingin memasak Mark menyediakan kompor kecil yang menggunakan gas kecil.
Mark menyimpan belanjaannya, hanya tak jauh dari makanan ringan dan sekotak rokok yang sengaja ia beli.
Tak lama terdengar suara motor yang ia kenal baru saja berhenti di depan rumahnya, Mark sangat tau siapa orang tersebut.
Begitu Masuk kedua orang ini masih terus ribut tanpa memperdulikan Mark yang lagi lagi menghela nafasnya.
Danendra
Lo kalo bawa motor pelan dikit kek!gue masih pengen hidup!!
Giorgio
Yaelah nebeng aja belagu.
Danendra
Gaakan lagi gue minta jemput Lo!
Keduanya menyadari Mark yang tengah menatapnya, Gio dan Nendra langsung duduk di hadapan Mark.
Danendra
Beli yang biasa kan?
Mark
Beli, cuman sebungkus.
Giorgio
Lo jangan So soan deh Nendra.
Memang, kedua teman Mark yang ini tiada hari tanpa ribut, setiap keduanya bertemu selalu meributkan hal yang menurut Mark sangat sepele.
Danendra
Sebatang deh, gue sumpek ngerjain tugas kuliah.
Danendra
Iye iye, sewot amat!
Tak lama pintu terbuka kembali, ketiganya langsung menoleh menatap seseorang yang tengah tersenyum ke arah ketiganya.
Lucas
Lah?ngapa pada diem pas gue Dateng?
Mark langsung membuka bungkus rokok itu dan tak lupa menyalakannya dengan korek yang baru saja di berikan oleh Gio.
Lucas
Widih udah sebat ae.
Mark
Sumpek gue sama mereka berdua.
Hal yang paling menyebalkan dalam mencintai adalah dimana kita yang tengah berjuang melupakan sosok tersebut dengan secara tiba tiba datang kembali ke dalam kehidupan kita.
Namun kali ini, biarkan perasaan menggebu-gebu ini bertebaran layaknya bunga.
Eps - 02 Adik Perempuan
Perlahan kedua netra Mark terbangun, ia terkejut dengan seseorang yang menatapnya tepat di hadapannya, jelas Mark langsung berdiri tanpa memperdulikan dada telanjangnya.
Ah, ternyata itu adalah adik perempuan Mark, ia tau bagaimana perawakan adik satu satunya itu, yang membuatnya terkejut adalah adiknya menutup wajahnya dengan rambut panjangnya.
Jelas itu membuat Mark terkejut.
Bianca
Abisnya Abang di bangunin dari tadi ga bangun bangun.
Bianca tertawa mengingat wajah konyol kakaknya itu, namun sayang sekali ia tak merekamnya tadi.
Bianca
Jengukin Abang, sekalian mau tinggal disini.
Mark yang mau melipat selimutnya langsung terdiam dan menoleh ke arah Bianca.
Bianca
Adek mau tinggal sama Abang aja, adek gamau tinggal sama mama.
Mulai, Mark bukannya melarang Bianca untuk tinggal dengannya hanya saja bagaimana keadaan ibu mereka jika kedua anaknya tak tinggal bersama?
Bianca
Adek gamau ngedengerin jawaban Abang yang sama!
Bianca langsung keluar sekalian membanting pintu kamar Mark.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas dan sebentar lagi sudah waktunya makan siang, kelas Mark juga tiba tiba di cancel dan Bianca belum kunjung keluar dari kamarnya semenjak adegan membanting pintu kamar Mark.
Mark yang khawatir langsung menghampiri kamar yang jadi tempat tidur Bianca selama tinggal di rumahnya.
Mark
Adek, makan siang mau sama apa?
tak ada jawaban, Mark menghela nafas pelan dan kembali mengetuk pintu kamar itu.
Mark
makan ayam?pedesnya level 5?Adek mau?
Pintu terbuka, terlihat Bianca mengangguk gemas menginginkan ayam yang di tawarkan oleh Mark.
Mark
Oke, adek tunggu dulu biar Abang pesenin ya.
Kini keduanya sudah duduk di meja makan dengan Bianca yang sudah memakan ayamnya itu, sementara Mark hanya menatap lembut adiknya.
Mark
Adek boleh tinggal disini, nanti biar Abang aja yang bilang sama Mama.
Bianca
Makasih Abang, hihi....
Mark tersenyum, meskipun perasaannya sedikit cemas dengan keadaan ibunya namun apa boleh buat, Mark tak bisa memberikan sogokan lagi untuk Bianca.
Mark
Buat kamu aja, Abang di panggil Pa Yudha buat bantuin orang yang pindahan kemarin.
Mark
Gapapa Abang tinggal?
Eps - 03 Bertemu
Mark menatap barang barang si pemilik Rumah ini, ia memasuki rumah itu dan berjalan menghampiri Yudha yang tengah mengobrol dengan seseorang yang sepertinya pemilik dari rumah ini.
Mark tak terlalu jelas melihat siapa yang tengah mengobrol dengan Yudha ini, tapi bisa ia yakini tubuh lelaki itu lebih kecil dari Mark dan Yudha.
Mark
Pa, maaf saya bantu apa ya?
Yudha reflek menoleh dan itu membuat Mark melihat siapa yang tengah mengobrol dengan Yudha di kepala desa disana.
Mark terdiam sejenak, ia mengenal siapa lelaki manis yang ada di hadapannya itu.
Ia tak lupa bagaimana wajah cantik dan senyum manis dari lelaki itu.
Lelaki manis yang membuat hatinya penuh dengan bayang bayangnya, lelaki manis yang sudah menjadi cinta pertamanya Mark, lelaki manis yang mampu menutup rapat pintu hati Mark.
Dan sekarang keduanya kembali bertemu setelah beberapa tahun tak saling temu.
Apakah ini sebuah keberuntungan bagi Mark?ia bahkan kembali jatuh cinta lagi dengan sosok itu.
Astaga, Ternyata lelaki manis itu masih mengenal Mark, bahkan mulut yang memanggil namanya masih sama menggemaskannya.
Mark masih terdiam, bahkan Hansel sudah berjalan ke hadapannya dan tersenyum manis, ya si manis mengenal siapa lelaki jangkung ini.
Hansel
Kamu masih kenal aku kan?
Hansel tersenyum saat Mark masih terdiam di tempatnya dengan menatap wajahnya kagum, entahlah Hansel tak mengerti akan tatapan itu.
Hansel
Aku kira kamu ga tinggal di komplek ini Mark.
Hansel
untuk kedepannya mohon bantuannya.
Hansel mengulurkan tangannya, Mark terdiam menatap tangan cantik Hansel sebentar hingga Hansel langsung meraih tangan kanan Mark dan berjabat tangan.
Yudha
Oh?kalian sudah saling kenal?
Hansel
Iya, kita satu sekolah waktu SMA, udah lumayan cukup lama.
Mark masih terdiam, ia terus mencerna apa yang baru saja terjadi, bahkan Yudha yang sedari tadi di sampingnya menatap bingung Mark yang masih belum kunjung berkutik.
Mark langsung tersadar dan mengeleng cepat, astaga ia terlalu terpana dengan aura Hansel.
Mark
Oh iya, semoga kita berteman baik Acel.
Hansel
Wah?kamu bahkan inget nama panggilan aku!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!