NovelToon NovelToon

Istri Pilihan Shankara

1

"Kak, teman ayah mau memperkenalkan putrinya padamu" sang bunda menghampiri Shan yang sedang bersantai di ruang TV

"Kapan-kapan ku temui, jadwalku sudah penuh sampai akhir bulan ini" jawab Shan enggan,

"Mau sampai kapan mengelak terus, kalau tidak mau di jodohkan bawa ke sini calon menantu bunda" lanjut sang bunda

Shan menghela nafas, jika ada perempuan yang sama seperti bundanya ia akan segera menikahinya tanpa harus terus menerus di suruh seperti ini,

"Jika ada wanita seperti bunda besok pagi akan segera ku nikahi" jawab Shan,

"Kak!" tegur Annisa sedikit keras

"Lalu aku harus bagaimana jika role mode ku dalam mencari istri adalah bunda?" jawab Shan lagi

"Bunda juga tidak sesempurna itu nak, bunda masih banyak kekurangan jadi carilah istri yang seperti hatimu mau, jangan seperti bundamu"

...****************...

Shankara Adhiyaksa

Putra sulung Reenan Xavier Adhiyaksa dan Annisa Harsono kini menjelma menjadi seorang laki-laki tampan dan rupawan

Pembawaan yang tenang dan dingin membuat siapa saja yang bertemu dengannya menjadi sungkan dan enggan jika harus berada lama-lama bersama dengannya

Di usianya yang baru menginjak 25 tahun sang bunda sudah menyuruhnya untuk segera menikah, mengingat bahwa orang tuanya sudah semakin menua pastilah mereka menginginkan seorang cucu darinya,

Tapi apa mau dikata, ia juga sudah berusaha untuk mencari istri yang tepat untuknya, tapi tidak ada seorangpun yang Shan rasa cocok untuk menjadi istrinya,

"Doakan saja agar segera bertemu bun, lagipula aku juga belum berpikir sampai sana mungkin 4 sampai 5 tahun lagi aku baru siap untuk menikah"

"Adikmu saja sudah punya pacar kak"

"Dia playboy cap kadal, mana bisa di samakan dengannya bun"

Annisa mengalah, memang benar usia Shan masih terbilang muda tapi mengingat dirinya dan suaminya sudah masuk usia senja jadi ia ingin melihat putra putrinya menikah sebelum mereka berpulang nanti,

Selama ini hidup putranya di habiskan untuk sekolah dan bekerja tidak pernah sekalipun ia mendengar jika Shan mempunyai pacar atau dekat dengan perempuan

Annisa bahkan sempat berpikir apa putranya kurang tampan hingga sulit menemukan kekasih? Tapi banyak ibu-ibu sekitar rumahnya atau teman-teman Annisa bahkan teman-teman Reenan ingin menjodohkan Shan dengan anak perempuan mereka,

"Aku mau melanjutkan sekolahku bun, aku mau ambil S2 dulu baru berpikir untuk menikah"

"Ya sudah, tapi di Indonesia saja tidak usah ke luar negeri"

"Iya, lagipula aku harus membantu ayah jadi tidak mungkin aku pergi jauh"

...****************...

"Apa?" tanya Shan saat ponselnya terus berdering,

Saat ini Shan sedang rapat dengan timnya dan Shaka terus saja menelponnya tanpa henti

"Untuk apa aku ke sekolahmu?" tanya Shan lagi

Shaka tiba-tiba menyuruhnya untuk ke sekolah adiknya tanpa tau apa penyebabnya

"Katakan dulu alasannya"

"Aku memukuli siswa lain" Shaka akhirnya mengaku

"Tanggung jawab sendiri!"

"Ayolah kak bantu aku, ayah bisa menghajar ku kalau tau aku membuat onar" pinta Shaka lagi

"Baiklah, tapi nanti aku yang akan menghajarmu!"

Shan mematikan sambungan telfonnya dan berpamitan serta minta maaf tidak bisa melanjutkan rapat pada anggota timnya,

Shan langsung pergi ke sekolah adiknya, ia baru tau kalau adiknya bisa memukul orang lain, ia kira Shaka hanya bisa membual dan bermulut besar serta jahil saja tapi nyatanya bukan hanya itu

Saat sampai di lingkungan sekolah adiknya sudah terlihat Shaka menunggunya di tempat parkir

Shan datang saat jam istirahat berlangsung, dan dirinya langsung menjadi pusat perhatian para siswa terutama siswi di sana

Visual keluarga Adhiyaksa memang tidak bisa di ragukan, siapa yang akan menyangkal bahwa kriteria menantu idaman ada pada putra putri keluarga Reenan

"Jangan tebar pesona disini!" Shaka melihat kakaknya sebal

"Siapa?" tanya Shan bingung

"Kau! Lepas kacamatamu!"

Shan melepas kacamata hitam yang ia pakai, ia bahkan tidak sadar kalau ia masih memakai kacamatanya,

Setelah itu ia melangkah masuk bersama adiknya

"Loh kakak sudah disini?" Khay menghampiri Shan saat melihatnya

"Iya, dia memanggilku kemari"

"Padahal aku sudah telfon ayah" ucap Khay dengan entengnya yang membuat Shaka keringat dingin seketika

Tepat ketika itu terlihat Reenan memasuki area sekolah Shaka dan Khay

"Kenapa bilang ayah? Aku kan sudah bilang kalau aku akan menelfon kak Shan!" kesal Shaka pada adiknya

"Ingat bu Tita bilang apa? Suruh orang tuamu kesini, berarti benar kan aku menelfon ayah beliau kan orang tuamu!"

"Khayla" desis Shaka menahan amarah

"Shaka"

Panggilan dingin dan tegas masuk ke telinga Shaka dari arah belakangnya

"Ayah" panggil Shaka takut-takut

...****************...

"Saya minta maaf atas kegaduhan yang di sebabkan oleh putra saya, saya juga akan menerima dengan lapang dada apabila sekolah ingin memberikan hukuman sebagai efek jera untuk Shaka" terang Reenan yang berhadapan dengan bu Tita selaku guru BK di sekolah anaknya

Reenan tau bukan putranya yang memicu pertengkaran, Reenan juga sadar putranya hanya menolong seseorang dari tindak pembullyan yang di lakukan anak-anak lain tapi Reenan ingin memberi efek jera juga pada putranya agar tidak bertindak sesuai egonya, semua ada caranya bukan hanya dengan kekerasan semata

Reenan menerima jika anaknya akan di skors oleh pihak sekolah karena memukuli temannya hingga salah satu harus di bawa ke rumah sakit, bahkan Reenan juga mau bertanggung jawab atas semua biaya pengobatan untuk siswa yang Shaka pukuli,

Hingga pintu ruangan BK terbuka secara tiba-tiba menampakkan seorang perempuan berseragam guru yang tiba-tiba masuk

"Maaf menyela" ucapnya sedikit terengah "Perkenalkan saya Septiana wali kelas Shaka" sambungnya

"Bu maaf tapi bisakah hukumannya di kurangi menjadi 3 hari? Senin depan sudah mulai ulangan kenaikan kelas jadi saya mohon dengan sangat untuk memberi keringanan pada hukuman Shaka" ucapnya secara langsung pada bu Tita

"Dia guru favoritku" bisik Shaka pada kakaknya

"Apa peduliku?"

"Aku setuju jika kakak mau menikahinya"

"Diam"

...****************...

"Letakkan kunci motor" titah Reenan pada Shaka

Shaka menurut dan meletakkan kunci motor kesayangannya

"Mulai besok kalian berdua berangkat dengan Shan!"

"Ayah aku memang selalu berangkat dengan kak Shan, tapi kenapa aku harus ikut duduk disini sedangkan aku tidak punya salah apapun" sela Khay

"Ini peringatan untuk kalian berdua, jika sekali lagi ada yang berbuat onar di sekolah kalian berdua akan menanggungnya bersama"

"Ayah tapi....."

"Tidak ada tapi Khay, keputusan ayah sudah bulat!" ucap Reenan final

"Kalian berdua jangan menelfon ku lagi jika membuat masalah! Telfon ayah saja dan jangan telfon bunda!" peringat Shan pada kedua adiknya, Reenan hanya menatap putra sulungnya dengan tatapan heran,

Tok

tok

tok

Pintu ruang kerja Reenan terketuk dari luar

Annisa membuka sedikit pintu dan mencari keberadaan Shan juga Reenan,

"Ayah, teman ayah datang bersama putrinya, dan kakak bersiap-siaplah untuk bertemu mereka" ucap Annisa langsung menutup pintu kembali

Reenan segera menyusul istrinya, tapi Shan hanya memandang datar pintu ruangan Reenan

"J*l*ng mana lagi kali ini?" ucap Shan lirih

2

"Kak?" Annisa memanggil Shan yang tak kunjung keluar dari ruang kerja ayahnya

"Sebentar"

"Ayo kasihan kalau mereka terlalu lama menunggu"

Shan mengikuti langkah bundanya, saat hendak mencapai ruang makan ia menghentikan langkahnya

"Bunda"

"Ya"

"Berjanjilah ini yang terakhir, aku sudah tidak mau melakukan hal seperti ini lagi"

Annisa diam, ia tau anaknya tidak nyaman dengan hal seperti ini, tapi rekan bisnis Reenan masih terus berusaha untuk menjodohkan anak perempuannya dan itu membuat Annisa tidak enak hati jika menolaknya

Saat ini Annisa hanya bisa mengangguk menyetujui ucapan anaknya, nanti ia akan menjelaskan bahwa bukan dirinya yang mengatur ini semua tapi rekan suaminya yang tiba-tiba datang sambil membawa anak mereka

Mereka berkumpul di ruang tamu, Shan duduk berhadapan dengan anak dari rekan ayahnya, para ayah saling berbincang tentang bisnis mereka dan para ibu sudah sibuk dengan obrolan mereka, hanya tinggal Shan dengan perempuan di depannya ini

Shan sudah sangat ingin pergi dari tempat itu tapi ia tidak ingin mempermalukan ayah dan ibunya jika dirinya pergi secara tiba-tiba

"Shankara ya?" perempuan di depannya ini bicara lirih pada Shan

Shan hanya memandang datar lalu mengangguk,

"Bisa kita mencari tempat untuk mengobrol?"

"Ikuti aku"

Shan berdiri dan berjalan menjauh ke arah gazebo di dekat kolam renang di rumahnya,

Sesampainya di gazebo Reenan dan anak rekan ayahnya duduk bersebelahan

"Aku Bella"

Gadis bernama Bella memperkenalkan diri pada Reenan yang hanya di balas anggukan oleh Reenan

"Kau tidak suka dengan acara ini ya?" tanya Bella lagi, tapi kali ini Shan hanya diam tak ingin menjawab apapun

"Aku juga tidak suka" sambungnya lagi "Tapi papaku ingin punya cucu sedangkan kakakku belum mau menikah"

"Lalu apa urusannya denganku?" kini Shan mulai bersuara

"Mungkin kita bisa menjadi partner untuk mewujudkan cita-cita ayahku, lagipula kau juga akan memegang kendali di kantor milik papaku, aku tau kau kaya dan punya banyak bisnis tapi kau belum pernah merambah dunia transportasi kan?" tanya Bella

"Aku tidak tertarik" jawab Shan

"Bagaimana denganku? Kau juga tidak tertarik?" tanya Bella terang-terangan

"Tidak" jawab Shan langsung

"Bagaimana jika berkenalan lebih lanjut? Setelah itu baru putuskan untuk berlanjut denganku atau tidak"

"Tidak terima kasih" Shan berdiri meninggalkan Bella yang masih duduk di gazebo sendiri.

...****************...

"Shan" panggil Bella yang pagi hari sudah berada di lobby kantornya

"Siapa?" tanya Reenan bingung

"Bella, remember?"

"Ada perlu apa?"

"Siang nanti ada waktu luang? Aku ingin mengajakmu makan siang"

"Aku harus menjemput adikku,"

"Sekalian kita jemput dan ajak mereka makan siang" ajak Bella lagi,

Shan tau bahwa perempuan di depannya akan terus mencari cara agar ia menjawab iya

"Aku tidak seluang itu, jadi lain waktu saja" Shan hendak melangkah tapi tangannya di tahan oleh Bella

"Jika kau punya 5 menit, aku tetap mau menemanimu walau hanya 5 menit" sambung Bella lagi

"Lepas" ucap Shan dingin, ia tidak suka di sentuh sembarangan oleh orang lain

"Sorry" Bella melepaskan tangannya yang memegang tangan Shan

"Jika sudah tidak ada urusan kau bisa pergi"

Shan berusaha agar terlepas dari perempuan di depannya ini, baru kali ini dari setiap pertemuan dengan anak rekan ayahnya ada yang bisa se agresif ini,

"Aku benar-benar ingin lebih dekat denganmu" ucap Bella

"Aku sedang tidak ingin dekat dengan siapapun, aku sedang ingin fokus dengan pendidikanku jadi jangan menggangguku!"

Shan melangkah pergi, ia meninggalkan Bella yang masih berdiri kaku di tempatnya,

"Aku harus mendapatkannya sebelum semuanya bertambah runyam" desis Bella pada dirinya sendiri,

...****************...

"Kak" suara Khay mengalihkan pandangan Shan dari ponselnya,

"Dimana Shaka?" tanya Shan bingung ketika tidak melihat adik laki-lakinya

"Di ruang guru" ucap Khay, Shan segera menarik tangan Khay untuk mengantarkannya ke ruang guru

Shan takut jika adiknya membuat ulah lagi, padahal baru hari ini ia bisa masuk sekolah lagi

"Permisi" suara Shan membuat perhatian para guru tertuju padanya

"Ya mencari siapa?" salah seorang guru bertanya pada Shan

"Apa adik saya yang bernama Shaka ada di sini?" tanya Shan

"Oh, itu sedang bersama wali kelasnya" guru tadi menunjuk sebuah tempat di pojok belakang,

Ia bertemu pandang dengan Shaka yang tersenyum tanpa rasa bersalah

Shan masuk dengan tangan yang masih menggandeng Khayla, ia akan menghajar adiknya jika Shaka membuat ulah lagi kali ini,

Shan sampai di tempat Shaka dan gurunya, ia sudah menatap tajam adiknya dan memohon maaf pada wali kelas Shaka jika adiknya kembali membuat ulah,

"Saya minta maaf jika Shaka kembali membuat ulah lagi bu," ucap Shan yang berada di depan wali kelas Shaka

"Shaka tidak berbuat apapun pak, dia murid yang baik, dia hanya membantu saya membawa tugas para siswa" jelas wali kelas Shaka

"See? Aku anak yang baik kak" ucap Shaka bangga

Shan mengeluarkan kartu namanya, ia menyerahkan kartu namanya pada wali kelas Shaka yang tentu saja itu membuat adik-adiknya menatap heran lada sang kakak

"Tolong hubungi saya jika salah satu adik saya membuat ulah kembali" ucap Shan sopan

"Baiklah pak, akan saya hubungi jika Shaka kembali membuat ulah"

"Terima kasih bu...." Shan sedikit lupa pada nama wali kelas adiknya

"Panggil Ana saja" ucap wali kelas Shaka di sertai senyuman yang entah mengapa membuat hati Shan sedikit terusik karenanya

"Kalau begitu saya permisi" Shan segera berpamitan

"Silahkan pak, hati-hati di jalan" balas Ana sopan

...****************...

"Bukankah kakak bilang jangan pernah menghubunginya jika kita membuat ulah, lalu lihatlah apa yang dia lakukan barusan" ucap Khay semangat

"Aku juga heran" balas Shaka yang terus memandang punggung kakaknya yang berjalan di depannya

"Apa dia suka pada bu Ana?" tanya Khay to the point

"Coba kita tanya"

"Cari mati hah? Kau bisa di amuknya nanti" peringat Khay pada kembarannya

"Aku penasaran, lagipula kenapa dia seperti perempuan PMS jika suasana hatinya tidak baik" ucap Shaka sambil mengacak belakang rambutnya

"Aku penasaran sebenarnya dia suka perempuan atau tidak" tanya Khay yang hanya di balas gelengan oleh Shaka

"Kita tetap harus bertanya kan? Bunda sudah menyuruhnya menikah tapi dia pacar saja tidak punya"

"Tunggu dulu, kau ingat perempuan tempo hari yang di kenalkan pada kak Shan?" tanya Khay

"Iya"

"Bagaimana jika mereka berdua sekarang dekat? Aku lihat perempuan itu agresif sekali" Khay melanjutkan asumsinya

"What? Dia buta kalau sampai mau dengan perempuan yang bajunya kurang bahan seperti itu, tidak anggun seperti bunda" ucap Shaka sedikit keras yang membuat Shan berhenti dan menoleh pada adiknya

"Ada apa?" tanya Shan,

Khay menggeleng sedangkan Shaka sudah membungkam mulutnya sendiri

"Kak" panggil Shaka saat mereka ada di dalam mobil

"Hm?"

"Bagaimana bu Ana?"

"Apanya yang bagaimana?" tanya Shan bingung

"Apa menurutmu dia baik?"

"Iya"

"Cantik?" tanya Shaka cepat

"Iya" jawab Shan langsung yang membuat kedua adiknya saling memandang penuh arti

"Gotcha" bisik mereka bersamaan.

3

"Kak" panggil Khay dan Shaka

"Apalagi?" balas Shan jengah

Bagaimana tidak, sejak ia menjemput adiknya di sekolah hingga kini ia sudah pulang kerja 2 adiknya terus menerus mengganggunya

"Kau suka pada bu Ana?" tanya Shaka tanpa basa basi

Shan menghela nafas lelah, hanya karena ia setuju bahwa wali kelas Shaka cantik kini ia di buru oleh kedua adiknya

"Tidak" jawab Shan pada akhirnya

"Kenapa tidak suka? Kan kakak setuju bu Ana cantik?" kini giliran Khay yang bertanya

"Kau tau Taylor Swift?" tanya Shan pada Khay

"Tau, aku fans beratnya"

"Dia cantik" jawab Shan

"Tapi kau seperti pungguk merindukan bulan jika ingin menikahi Taylor Swift" jawab Shaka

"Kalau begitu keluar dari kamarku" usir Shan pada kedua adiknya

Shaka dan Khay akhirnya mengalah dan keluar dari kamar kakaknya, tapi belum sampai 5 menit mereka berdua kembali dengan ekspresi yang sulit di artikan,

"Apalagi?" tanya Shan jengkel dengan kemunculan kembali dua adik kembarnya

"Pacarmu di bawah" jawab Khay

"Taylor Swift?" balas Shan asal, ia merasa tidak punya pacar dan sekarang adik-adiknya mengatakan hal yang aneh

"Hentikan mimpimu kak, mana mungkin Taylor Swift mau denganmu" balas Khay sebal

"Perempuan yang bajunya kurang bahan itu sekarang ada di ruang tamu bersama bunda" giliran Shaka menjawab Shan

"Bilang padanya aku tidur!"

"Tidak, bilang sendiri saja" balas Khay

"Terserah kalian ingin menjawab apa, aku tidak mau bertemu dengannya"

Khay dan Shaka kembali keluar kamar kakaknya, saat hendak menuruni tangga ia berpapasan dengan bundanya yang akan naik menuju kamar Shan

"Kakak tidur bun, barusan kami dari kamarnya dia mengamuk karena tidurnya di ganggu" ucap Khay secara spontan

Shaka hanya mengangguk mengiyakan, mereka berdua sedang kompak menjalankan misi menjodohkan kakaknya dengan bu Ana jadi mereka juga tidak suka Bella ke rumah mereka untuk mencari-cari Shan,

"Oh, padahal ada tamu yang mencarinya" jawab sang bunda

"Siapa?" tanya Shaka pura-pura tidak tau

"Bella"

"Katakan saja kakak sedang tidur bun, terserah bunda mau bagaimana kata-katanya tapi kakak sedang tidak bisa di ganggu" jawab Khay

Annisa mengangguk dan kembali menemui Bella di ruang tamu, ia menyampaikan bahwa Shan mungkin kelelahan hari ini sehingga ia sudah tertidur lebih awal

Bella hanya mengangguk, walau kecewa ia tetap berusaha tersenyum di depan ibu laki-laki incarannya, ia ingin membangun image yang baik saat ini agar usahanya mendekati Shan lebih mudah

Bella berpamitan saat ia tidak bisa menemui Shankara, ia akhirnya pulang dengan perasaan kecewa

Setelah Bella pulang Annisa menuju kamar Shan, ia tau kalau kedua anak kembarnya berbohong, ia paham kalau Shan pasti tidak mau menemui Bella tadi

"Shan" panggil bundanya pelan

Shan menoleh ke arah pintu dan tersenyum melihat bundanya ada di sana

"Masuk bun"

Annisa melangkah masuk ke dalam kamar anak sulungnya lalu ia duduk di tepi ranjang Shan,

"Kenapa kakak tidak mau menemui Bella"

Shan sudah menduga bahwa bundanya pasti ingin menanyakan hal ini,

"Kenapa dia tidak lelah menemui ku padahal sudah ku tolak"

"Apa dia sering menemui kakak?"

"Saat aku sampai di kantor pagi tadi dia juga sudah ada di sana bun"

"Mungkin dia benar-benar suka dengan kakak, kenapa tidak mencoba untuk memberi kesempatan" tanya Annisa

"Tidak bun, aku belum berpikir untuk mempunyai kekasih"

"Berteman baik saja dulu, jika memang tidak cocok kalian kan masih bisa berteman tidak usah langsung mempunyai status yang mengikat, berteman saja dulu nak"

"Aku sedikit pemilih untuk mencari teman, dan dia tidak masuk kriteria untuk menjadi temanku apalagi kekasihku" balas Shan

"Tapi kak......"

"Bunda, sudah ya aku tidak mau membahas ini lagi"

"Baiklah, bunda minta maaf kak" Annisa mendekati anaknya dan memeluk sang putra yang sudah jauh lebih tinggi darinya,

"Tidak apa-apa bun, jika sudah waktunya aku akan membawa calon istriku ke hadapan bunda" ucap Shan lembut,

Ia laki-laki yang sangat menyayangi bundanya selain ayahnya, ia masih ingin bermanja-manja dengan bundanya saat ini, belum terbesit sedikitpun keinginan untuk mempunyai istri sehingga ia lebih tertutup untuk urusan perempuan,

...****************...

"Shan, minggu depan kau bertunangan dengan Bella" ucap Reenan setelah makan malam

"Maaf, tapi apa aku salah dengar?" tanya Shan memastikan, bahkan alisnya sampai bertaut ketika mendengar ucapan ayahnya

"Tidak, kau akan bertunangan dengan Bella minggu depan"

"Kenapa?" tanya Shan

"Kami sudah sepakat untuk menikahkan kalian, kalau tidak ingin segera menikah tidak masalah kalian bisa bertunangan dahulu"

"Ayah" kini giliran Annisa yang panik saat melihat raut tidak suka putranya

"Aku tidak mau, aku juga tidak merasa berhutang apapun pada mereka sehingga aku harus menyetujui rencana pertunangan itu jadi lupakan saja" ini kalimat terpanjang Shan yang pernah Shan ucapkan untuk menolak permintaan sang ayah

"Aku tidak minta persetujuan mu"

"Dan aku juga tidak minta untuk di jodohkan dengan perempuan itu"

"Shan!"

"Terserah ayah mau apa, tapi aku tetap tidak akan mau bertunangan dengan Bella apapun alasan kalian! Aku tidak peduli sekalipun aku harus keluar dari rumah ini!" Shan pergi setelah mengucapkan kalimat itu pada ayahnya

"Kenapa memaksa anakmu?" Annisa bertanya pada Reenan dengan nada ketus,

"Aku sudah merencanakan ini untuk mengembangkan bisnis"

"Apa harus dengan mengorbankan anakmu? Kenapa harus memaksakan kehendak mu pada Shan?"

Shaka dan Khay diam saja melihat orang tuanya saling berdebat, tidak pernah sekalipun orang tuanya berdebat seperti itu dan kini ia menyaksikan betapa keduanya sama-sama keras kepalanya,

"Tidak ada yang boleh menyakiti anakku! Jika tetap mau melakukan hal itu kami akan pergi dari rumah ini!" ancam Annisa yang seketika membuat Reenan bungkam

"Kita bicara di kamar" Reenan menarik tangan Annisa menuju kamar mereka, sedangkan Shaka dan Khay masih duduk terdiam di tempatnya

"Menurutmu kenapa?" tanya Khay pada saudara kembaranya

"Tidak tau, tapi ayah tidak pernah seperti itu sebelumnya" jawab Shaka bingung

"Pasti ada sesuatu yang membuat ayah sampai begitu" sambung Khay

"Tapi biarlah, setidaknya bukan aku yang ada di posisi kakak,"

Plak

Khay memukul paha Shaka sekuat tenaga hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring

"Apa-apaan?" tanya Shaka sambil berusaha untuk meredam teriakannya,

Khay hanya menatap kesal pada Shaka yang bisa-bisanya berkata seperti itu padahal ia sendiri yang semangat untuk menjodohkan kak Shan dengan wali kelas Shaka itu,

"Kalau begitu aku akan bilang pada ayah kalau kau saja yang di jodohkan dengan perempuan yang bajunya selalu kurang bahan itu, jangan kakak kesayanganku!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!