NovelToon NovelToon

Anak Tengah

Petasan Mercon

"hoaaammmmmm" kucek mata sambil nguap gerakan pertama pagi hari klara. Si gadis bawel cerewet penuh ide agak lain adalah sedikit gambaran karakter dari klara.

"klaraaaaaaaaaa bangun udah siang, terus aja sebentar-sebentar, 10 menit mamah tunggu kamu buat sarapan kalau engga pergi sendiri ke sekolah ya!"

"astaga mamah kau bagai ibu tiri tak tau diri begitu kejamnya pada anak kandungmu." mengumpat sambil berlarian ke kamar mandi secepat kilat menyelesaikan persiapan sekolahnya.

"Mulai besok, mamah gak mau bangunin kamu lagi. Rasanya sama kaya nunggu sun go kong mencari kitab suci lamaaaaa banget."

"iya iya mah, klara janji hari ini terakhir bangun kesiangan. maafin yah mah (pisss, mengacungkan dua jarinya)."

"sudahlah, ayo cepat nanti keburu macet! mamah paling malas perjalanan kesiangan begini"

Sesampainya di kelas klara bertemu dengan teman kesayangannya yang cantik, pintar tapi sedikit lama untuk mikir melakukan sesuatu. Hanya kara lah yang selama ini yang mau berteman baik dengannya hingga membuat kimi merasa dianggap di dalam kelasnya.

"kimiiiiiiiii, anak cantik baik hati tidak sombong. hahaha, boleh lihat pr nya yah? aku lupa nih semalam malah nonton drakor bukannya ngerjain pr, plisssss."

" ah ini mah kamu aja yang emang kebiasaan." jewer kuping klara

"ssshhh aww sakit madam. iya ampun, besok-besok janji engga deh. Aku tuh gak bodo amat kimi tapi kadang pelupanya."

Kimi pun memberikan pr nya kepada klara dengan perjanjian sehabis pulang sekolah diizinkan bermain ke rumahnya untuk belajar sedikit make up.

"mamahhh.. aku pulang sama kimi nih!" seru klara dari ruang tamu.

"ehh anak cantik, ayo sini masuk udah lama banget gak kesini ya?"

"iya tante, maaf baru kesini lagi kemarin kimi sibuk bantuin mamah jualan."

"syutttt udah basa-basinya, ayo kimi kita letsgo buat bikin hasil karya. Mah, makan siangnya nanti panggil kita yah, hehe."

"oke anak-anak mamah yang cantik selamat berkreasi."

"klara, papah kamu kemana? kan biasanya kalau siang gini ada di rumah?"

"oh itu papah lagi kerja di luar kota kim, sekarang kan pindah tempat kerjanya jadi ke sini pulang seminggu sekali."

"wah, kesepian dong mamah cuma sama 3 anaknya."

"tidakkk mungkin kesepian kimiiii. kan aku tuh di cap petasan mercon di rumah hahahaha."

Sambil tangan klara berkreasi make up untuk kimi dia juga bertukar cerita seluk beluk kehidupan yang katanya berat banget padahal kalau di lihat orang dewasa, masalah mereka cuma remahan rengginang. Selesai make up dan makan siang akhirnya mereka turun ke bawah dan bermain di taman kecil sudut rumah klara.

"kim, boleh gak sih aku ngerasa dunia ini gak adil?"

"kenapa lagi sih kamu perasaan tadi udah cerita panjang x lebar x tinggi masih aja ngerasa dunia ga adil. cape deh."

" ya, sesekali aku ngerasa di rumah ini tuh walau mamah sayang sama aku tetep aku ngerasanya beliau pilih kasih. Mamahku lebih deket sama kakak dan adikku, sedangkan aku katanya anak kesayangan papahku. Kalau kerja jauhan gini aku kadang ngerasa sendiri banget kaya dunia gak berpihak kepadaku." ekspresi lesu murung klara menyentuh kimi.

" klara, apa yang kamu pikirkan terlalu jauh sekali lagian orangtua mana yang gak sayang sama semua anaknya? apa yang kamu rasain sekarang jangan dilakukan nanti ke anak-anakmu ketika sudah jadi ibu yah biar gak keulang ceritamu jilid 2."

" apaan sih tetiba ngomong jadi ibu, kita kan masih muda kimi. Sekarang aku ngerasanya yah kalau mamah gak ada perlu ke aku jadinya jaga jarak, terus kalau lagi ada kakakku aku selalu diperlakukan serba salah. kangen papah deh kalau gini." isak klara

"cup cup klara sayang anak cantik gak boleh sedih, harus ingat kalau mamah tetap ibumu dan papah lagi kerja untuk kamu dan anak-anaknya yang lain doakan saja mereka semua sehat panjang umur, aamiin."

"aamiin makasih kimi nasehatnya, maaf ya terlalu mellow deh kalau udah di ruangan sudut sini bawaannya pengen merenung terus."

Dia kembali

Malamnya klara mulai mengecek tugas sekolahnya untuk diselesaikan. Setelah beres dengan semua tugasnya klara keluar kamarnya dan melihat ke ruangan bawah yang memang sepi sekali tidak ada keributan layaknya keluarga hangat bak sinetron dan novel.

"Gini aja terus sampai papah pulang, hmmm sepi deh." seru klara sambil duduk di pinggir anak tangga.

klara memang lebih dekat dengan papahnya dibanding kakak dan adiknya.

Tut... bunyi dering pesan

Papah : " Anak papah lagi apa? cepet tidur istirahat yah jangan drakoran terus kalau mamahmu gak mau tandukan." emoticon meledek dari papah

klara : "siappp tuan!" ledek klara

" pahh, ara kangen banget pakai sekali deh, cepet pulang ya pah, sehat-sehat di sana."

Papah : "ara jangan khawatir papah disini yah harus tetap fokus sama sekolahmu, minggu ini papah pulang. Sekarang istirahat yah tidur sudah malam. Selamat tidur anak wedokku."

Papah klara memang bergaris turunan dari keluarga jawa karena itu beberapa percakapan dengan keluarganya berbahasa jawa.

Lain dari biasanya ternyata klara sudah paling siap dibanding mamah dan saudara kandungnya yang lain untuk bersekolah.

"Nah kan kalian semua meragukan kesigapan ara buat paling juara beres duluan pagi ini." gumam klara serta senyum smirk khas klara.

"yuhuuuuuuuuuuu.... helloooooooo ayooo bangun semuanya, mandi, sarapan dan mari kita berangkat. Sambut pagi ini dengan senyuman paling indah!" Seru klara hingga membuat seisi rumah keheranan

"husss heyy ara, malu kedengeran sama tetangga teriak-teriak ini masih pagi banget." tegur mamah klara

"iyaa ngapa sih berisik amat!" seru adik dan kakak klara

" kalian ini yah harusnya senang liat ara bisa siap sepagi ini yang berarti kita berangkat gak kesiangan kan? Ayo ayo semua cepat sarapan lalu kita letsgo biar jadi paling morning person, haha." gelak tawa klara yang merasa menjadi duplikat mamahnya setiap pagi.

Penghuni rumah klara hanya bisa geleng-geleng kepala melihat keanehannya untuk pagi ini, dan untuk esok hari kami juga belum bisa pastikan kejutan apalagi yang bakal klara lakukan.

Sesampainya di kelas

"raaa, cepet sini ada berita penting untukmu tapi tidak untukku. pokoknya harus tenang, sabar, tarik napas, jangan teriak-teriak oke!" suruh kimi dengan sedikit panik

"apaan sih kimi baru juga sampai, kasih aku buat napas dulu lah dan jangan rusak mood ku karena datang sepagi ini." keluh klara

"ya ya terserah kamu deh ra, pokoknya sekarang pasang telingamu baik-baik karena tidak ada pengulangan dari berita kimi oke."

"iyah siap madam."

"ra, kamu ingat sama mantan cinta sesaatmu?? Kak fabian ra, inget gak? dan sekarang, sekarang, sekarang, hiyaaaakkkk." teriak kimi.

" ASTAGAAAAA KIMII nyuruh orang jangan teriak, malah teriak duluan mana belum beres lagi ceritanya." sambil tangannya nutup mulut kimi karena saking kerasnya teriak kimi sampai teman sekelas nengok ke arah mereka.

"iyaa maaf (garuk tengkuk), dia itu sekarang ada di sekolah ini ra, pindah ke sini ra, yang berarti apa yang udah kamu lupakan dulu sekarang hampir dilihat tiap hari."

"AAAAAKKKKKKKKKKK... TIDAKKKKKKKK..." teriak klara

lagi-lagi mereka jadi pusat perhatian sekelas yang kebetulan guru kelas pun masuk, alhasil mereka kena teguran.

" lu sih ra teriakmu udah kaya orang naik wahana, anggep kita gak kenal dulu yah sampai kelas ini beres. aku malu." keluh kimi sambil agak menjauh dari tempat duduknya.

" haissh, terserah apa karepmu lah kimi." ucap klara

Akhirnya bel istirahat pun berbunyi.

Jumpa

"madam kimii yuhuuu... yuk kita baikan sekarang, lapar nih kantin yuk!" rengek klara

"hmmmm.. ayo kebetulan aku tadi pagi gak sarapan jadi lapar pakai banget nih."

"kalau gitu kamu cari meja buat kita, dan aku pergi cari makan yah seperti biasa apa cobaaa?"

"INDOMIE CABAI RAWIT" seru kimi dan klara berbarengan.

Tak disangka dari kejauhan ada yang memerhatikan gerak-gerik duo sahabat heboh di kantin, siapa lagi kalau bukan fabian. Fabian bergumam bahwa klara memang tidak pernah berubah dari dulu tetap ceria hingga ia menyadari bahwa kisahnya zaman dulu cukup indah, tapi untuk anak seusianya 5 tahun yang lalu berharap apa dari sebuah hubungan cinta sesaat.

"Hey, masih ingat aku? kamu memang tidak berubah sedari dulu ra."

"ehhh.. ka, ka fabian. apa kabar? tentu masih ingat jelas siapa kamu dan aku memang tidak pernah berubah sedikit pun terutama bertemu dengan orang baru."

"kabarku baik, sudahlah ra jangan dibahas lagi yang telah lalu. Tentunya aku ingin hubungan kita lebih baik lagi mungkin sebagai teman untuk saat ini."

"saat ini?? berharap apa kamu kak untuk hal lebih kedepannya? sebaiknya kita tidak terlalu dekat cukup seperti orang asing atau orang-orang yang hanya bertemu sesekali lalu lupa."

" raa, pliss. sedari dulu kamu gak pernah mau mengerti masalahnya itu semua salah paham."

"Yah anggaplah aku ini salah paham kak, lalu aku pun menganggap kita tidak pernah saling kenal. Senang melihat kak fabian masih dalam keadaan sehat, kuingatkan bila nanti bertemu kembali tolong anggap aku orang biasa yang hanya lewat di depan matamu. Kalau gitu ara pergi duluan kasian kimi pasti lapar nunggu makanannya." Pamit klara sampai sedikit menahan sesak di dada karena menahan emosi dan tangis.

"bodoh sekali aku ini, bisa-bisanya masih keluar air mata hanya untuk pria seperti itu." gumam klara sambil berlari kecil menjauh dari fabian.

Kisah fabian dan klara dulu semasa sekolah menengah memang sesaat tapi cukup membekas di hati klara, pasalnya

ketika mereka mulai dekat satu sama lain terkuak fakta bahwa sebenarnya fabian telah dijodohkan oleh orangtuanya sedari bayi dikarenakan orangtua fabian memiliki hutang budi kepada temannya. Ketika bertemu dengan kimi, dia langsung bercerita apa yang terjadi saat bertemu kembali dengan fabian. Kimi sahabat baik yang selalu mendengarkan keluh kesah klara si anak tengah yang manja ceria tapi cengeng.

"udah klara ayo dimakan dulu nanti keburu dingin jangan nangis terus kalau menurutmu dia orang gak penting di hidupmu. Tangisanmu gak bikin kita kenyang."

"ah madam ini udah panjang lebar cuma gitu aja tanggepannya." rengek klara yang akhirnya memakan juga pesenanya bersama kimi.

Seperti biasa sepulang sekolah klara melanjutkan kebiasaannya untuk menghabiskan waktu di kamarnya, drakoran berjam-jam sambil menunggu waktu makan tiba. Mamah, beserta adik dan kakaknya pun sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Sebenarnya klara cukup dekat dengan adik perempuannya dibanding dengan kakak lelakinya, hanya saja kebiasaan dari mereka yang senang di kamarnya mendapat julukan "jurig kasur" oleh kakak lelakinya saking betah berlama-lama di atas kasur.

Tak terasa sudah memasuki akhir pekan yang selalu ditunggu oleh penghuni rumah belakangan ini, papah mereka akan pulang ke rumah biasanya pada sore hari dan akan kembali berangkat ke luar kota besok malamnya. Singkat tapi cukup mengobati rindu mereka.

tak tuk tak tuk.. suara sepatu yang selalu mereka tunggu wujudnya datang dan menunggu pagar dibuka.

"Papaaaahhhhhhh pulangggggg." teriak klara

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!