NovelToon NovelToon

Adelia ( Msytery On Cruise Island )

Adelia ( 1 )

💜💜💜

Adelia Embun Chalandra , yang mungkin sekarang lebih dikenal sebagai Adelia Putri Rochsley , gabungan dari kedua keluarga Rochester dan Wesley.

![](contribute/fiction/8407753/markdown/47582453/1713011622846.jpeg)

Memiliki dua keluarga sekaligus tidaklah membuat hidup Adelia senang , bahkan setiap harinya dia selalu pusing mendengar perdebatan tidak bermutu dari kedua kepala keluarga di kediaman mereka.

Seperti halnya apa yang sedang terjadi pagi ini , Adelia lagi lagi di buat hilang nafsu makannya saat mendengar dua orang yang di sebut sebagai Ayah itu terlihat sedang bertengkar mengenai alasan yang terbilang sepele.

"Tidak , hari ini Adelia akan berangkat bersamaku , bukankah kemarin kau sudah menjemputnya di kampus"ucap Dominic yang sangat ingin mengantar Adelia ke kampus , tetapi dia selalu kalah dengan Delano yang lebih dulu bersama Adelia.

"Yang kemarin tidak di hitung , kan Adelia kekampusnya sekarang bukan kemarin"sahut Delano yang tidak ingin mengalah.

Sedangkan Adelia hanya bisa memutar bola mata malas mendengar perdebatan yang sama di setiap paginya.

"*Sepertinya memutuskan untuk tinggal bersama mereka bukanlah keputusan yang tepat*" batin Adelia yang awalnya dia ingin tinggal di satu rumah yang sama hanya karena dia malas jika harus bolak balik pindah kerumah yang satu dan rumah lainnya.

Makanya Adelia memutuskan untuk tinggal bersama kedua kepala keluarga itu di satu rumah yang besar agar dia pikir tidak harus bolak balik , tapi setelah beberapa bulan tinggal bersama teryata dia selalu di buat pusing dengan pertengkaran yang tidak ada habisnya dari kedua orang paling berpengaruh itu.

"Paman Max , ayo antar aku"ucap Adelia yang sudah beranjak dari duduknya saat melihat Max yang akan menemui Dominic.

"Princes / sayang"ucap Dominic dan Delano bersamaan.

"Apa?"ucap dingin Adelia yang sudah merasa jengkel dengan perilaku kedua Ayahnya itu.

Melihat jika Adelia yang terlihat kesal membuat Dominic maupun Delano mengurungkan niatnya untuk bicara pada sang putri yang sedang kesal pada mereka.

Karena melihat Dominic maupun Delano yang tidak bicara membuat Adelia kembali melanjutkan jalannya menuju luar mension , diikuti Max yang mau tidak mau harus mengantar Adelia lebih dulu sebelum dia menemui Dominic nantinya.

●●●●

**Universitas Grisham**.

![](contribute/fiction/8407753/markdown/47582453/1712922250329.jpeg)

"Terimakasih paman"ucap Adelia sebelum turun dari mobil milik Max.

"Sama sama nona , pulangnya mau di jemput juga?"

"Enggak usah paman , nanti Adel mau mampir sebentar ke kafe , terus nanti mungkin pulangnya bareng Eldrik"

"Baiklah kalau begitu , jika nona butuh bantuan segera hubungi saya"

"Tentu paman , kalau begitu Adel pergi dulu"sambil membuka pintu mobil lalu turun dari mobil dan setelah memastikan Adel turun dengan aman , Max kemudian melajukan mobilnya kembali menuju ke kediaman Rochsley.

Sedangkan Adelia terlihat sedang berjalan memasuki area kampus dimana dia akan belajar selama beberapa tahu kedepan nantinya.

Dari kejauhan Adelia bisa melihat sebuah kerumunan mahasiswa yang sepertinya sedang melihat beberapa pria yang mendadak jadi idola di kampusnya.

Adelia menyilangkan tangannya di dada saat melihat ketiga pria di depan sana yang sedang bermain basket di lapangan hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Ck ... , Freya tidak suka melihat tatapan mereka yang seperti sedang mengkuliti Vano"ucap Freya yang tiba tiba sudah ada di samping kanan Adelia.

"Astaga Freya , bisa enggak sih kasih salam dulu biar gue enggak kaget"gerutu Adelia yang sedikit terkejut melihat kedatangan Freya yang tiba tiba itu.

Sedangkan Freya terlihat cengengesan saat mendengar Adelia yang mengerutu padanya.

"Sorry .. Del"

"Ck .. suka suka lo deh"

"Widih ... pagi pagi sudah cuci mata nih .."sahut gadis cantik yang baru saja bergabung dengan mereka.

"Suara cempreng lo kenapa enggak berubah sih Sonya , bikin telinga sakit aja"gerutu Adelia saat melihat Sonya sudah bersama mereka.

"Suara merdu begini di bilang cempreng , kebangetan banget sih jadi sahabat"ucap tak terima Sonya.

"Merdu dari mananya coba"

"Dari kamarnya Carlos"sahut Freya yang membuat Adelia jadi tertawa mendengar lelucon Freya barusan.

"Ha.. ha.. ha.. bener banget lo Reya"ucap Adelia tertawa saat melihat Sonya yang kesal pada mereka berdua.

"Ck ... terus aja bully gue , berasa enggak berharga banget gue jadi sahabat"

"Enggak usah lebay deh , enggak pantes sama kelakuan lo"

"Emang kelakuan Sonya gimana Del?"sahut bingung Freya.

"Otak polos kayak lo mending enggak usah tahu"

"Polos darimana nya coba , jika dia sama Vano aja sudah hampir melakukan itu"ucap Sonya tersenyum smirk melihat kearah Freya yang mendelik saat Sonya mengatakan hal itu.

"Bener Freya?"sambil menatap tajam kearah Freya di sampingnya.

"Eng .. enggak kok , Sonya cuman bercanda"elak Freya karena takut jika Adelia akan marah saat tahu jika dia dan Vano hampir kebablasan.

"Terus kenapa lo jadi gugup gitu?"

"Enggak kok ..."

"Lo ..."

"Hai ... baby"sapa seorang pemuda yang tiba tiba langsung mengecup kening Adelia.

"El ... apa apaan sih , banyak orang yang memperhatikan kita"ucap Adelia yang tidak suka dengan apa yang di lakukan Eldrik barusan.

"Mereka hanya melihat , jadi biarkan saja"ucap Eldrik yang sekarang malah memeluk Adelia dari samping.

"Ha ... susah ngomong sama kamu"ucap Adelia sambil membuang nafas lelah dengan sikap Eldrik yang sekarang lebih posesif pada dirinya.

Karena itulah Adelia membiarkan saja Eldrik melakukan apa yang dia inginkan , hingga tatapannya beralih ke kumpulan mahasiswi yang terlihat menatap penuh puja kearah Eldrik.

"Ck .. pantes aja mata mereka enggak berkedip sedari tadi , orang yang di lihat aset negara"cibir Adelia saat melihat penampilan Eldrik yang membuat para wanita meneteskan lain liurnya.

![](contribute/fiction/8407753/markdown/47582453/1713170969082.jpeg)

"Maksud kamu apa sayang?"bingung Eldrik dengan apa uang di katakan Adelia barusan.

"Tau .. pikir sendiri"sentak Adelia yang langsung pergi meninggalkan tempat itu setelah melepaskan tangan Eldrik dari pinggangnya.

Melihat sang pujaan hati yang pergi begitu saja membuat Eldrik jadi bingung , hingga diapun memutuskan untuk pergi menyusul kekasihnya yang entah kemana.

♤♤♡♥︎♡♤♤

Adelia ( 2 )

💜💜💜💜

Setelah menyelesaikan kelasnya hari ini , sekarang Adelia terlihat menghabiskan waktunya di kafe miliknya yang dia berikan kepada Fely untuk di kelola olehnya.

Dan sejak tadi dia hanya memperhatikan layar laptopnya yang hanya berisikan kumpulan rumus dan simbol yang memenuhi layar laptop miliknya.

"Masih belum menemukan *Alpa*?"ucap Eldrik yang sekarang sudah duduk di sebelah Adelia.

"Ya , sejak saat itu dia tidak terlihat lagi"yang tak lepas memperhatikan layar laptop miliknya.

"Apa kau tidak bisa membuat ulang *Alpa* sayang?"sambil mengusap kepala Adelia.

"Tidak bisa , aku sendiri bahkan sudah lupa dengan apa yang ku lakukan dulu"ucap Adelia yang entah mengapa dia merasa tidak bisa lagi untuk membuat sistem yang sama persis seperti *Alpa*.

"Lalu sekarang mau bagaimana?"ucap Eldrik yang paham jika Adelia sangat ingin *Alpa* kembali.

"Sepertinya , aku harus mengambil setengah dari inti *Alpa* di pulau itu"sambil melihat kearah Eldrik yang duduk di sampingnya.

"Kau yakin pulau itu ada sayang , Alvin sudah mengeceknya dan dia bahkan tidak bisa menemukan keberadaan pulau itu"ucap Eldrik yang sempat menyuruh Alvin untuk mencari tahu di mana keberadaan pulau yang di katakan oleh Adelia beberapa waktu lalu.

"Pulau itu memang tidak ada di MAPS"ucap Adelia yang memang tahu jika pulau itu tersembunyi dan tidak bisa di lihat jika bukan melalui satelit yang khusus di buat oleh si pemilik pulau.

"Lalu bagaimana caranya untuk pergi ke pulau itu jika kita tidak tahu di mana koordinat dari pulau itu?"bingung Eldrik.

"Setiap orang yang menyimpan benda berharga nya di pulau itu , maka mereka pasti di berikan kartu akses untuk bisa pergi ke pulau itu"sambil menunjukkan kartu milik Adelia yang tersimpan apik di laptopnya.

"Jadi itu adalah kuncinya"menunjuk kelayar laptop Adelia yang tertera nama dan juga foto Adelia yang sekarang.

"Kupikir kau mengunakan identitas di kehidupan mu yang dulu sayang?"ucap Eldrik lagi yang sedikit terkejut jika Adelia mengunakan identitas dirinya yang sekarang ketimbang identitasnya yang dulu.

"Aku menyimpan setengah inti *Alpa* saat aku sudah menjadi Adelia , dan aku yakin kau masih ingat mengenai saat aku pertama kali mengambil *Alpa* dari Audrey"yang mengingatkan Eldrik saat pertamakalinya mereka bertengkar karena Adelia yang jujur pada Eldrik dan sahabatnya jika dia adalah jiwa Azura yang terseret masuk kedalam tubuh Adelia.

Eldrik mengangguk mengerti dengan apa yang di katakan oleh Adelia , karena di saat dia hampir melakukan sebuah kesalahan hanya karena terkejut dengan apa yang di katakan Adelia jika jiwa Adelia yang sebenarnya memilih menyerah dengan hidupnya dan digantikan dengan jiwa Azura sampai sekarang.

"Ya , jadi kau tetap ingin kesana?"ucap Eldrik yang sebenarnya masih tidak rela jika Adelia pergi ketempat yang masih belum di ketahui keberadaan nya dan Eldrik juga tidak tahu jika tempat itu aman atau tidak.

"Hem ... , dan rencananya hari ini aku akan minta izin sama Daddy"jawab yakin Adelia mengenai niat dia yang ingin pergi ke pulau itu.

"Jika begitu aku akan ikut denganmu"ucap final Eldrik yang tidak akan membiarkan Adelia pergi sendiri.

"Tapi bukankah kamu .."

"Dirimu jauh lebih penting daripada bisnis baruku baby , dan aku tidak akan mungkin membiarkan mu pergi kesana sendirian"ucap Eldrik memotong perkataan Adelia.

"Kau yakin?"

"Tentu saja"sambil mencubit hidung Adelia hingga membuat Adelia mengerucutkan bibirnya kesal karena hidungnya yang di cubit oleh Eldrik.

Melihat Adelia yang mengemaskan di mata Eldrik , membuat Eldrik jadi gemas dan dengan tiba tiba langsung mengecup bibir Adelia.

**Cup**

"El ..."protes Adelia saat bibirnya di kecup oleh Eldrik dengan tiba tiba.

"Apa sayang .."ucap Eldrik yang malah tersenyum melihat Adelia yang begitu mengemaskan dimatanya.

"Ish ... enggak boleh cium cium kalau di tempat umum"sungut Adelia.

"Memang kenapa? terus bolehnya dimana?"

"Pokoknya enggak boleh dimanapun"

"Kok gitu sayang?"

"Ya iya .. entar kamu jadi kebablasan"

"Kalau gitu ayo menikah"sambil tersenyum penuh arti kearah Adelia.

"Sembarangan kalau ngomong , emang nikah itu gampang"protes Adelia sambil memasukkan laptopnya kedalam tas ransel kecil miliknya.

"Ya gampang dong sayang , kan tinggal pergi ke catatan sipil , terus lengkapi berkasnya dan semua beres"ucap Eldrik tanpa beban.

Sedangkan Adelia hanya bisa mengelengkan kepalanya saat tahu seperti apa jalan pikiran Eldrik yang simpel di mata Adelia , tetapi hal itu akan membuat orang kerepotan nantinya.

"Beres gundulmu , udah ah ... aku mau pulang"yang kemudian berjalan pergi lebih dulu , diikuti Eldrik yang mengekorinya di belakang.

"Enggak mau di jawab dulu sayang"ucap Eldrik sambil berjalan berdampingan dengan Adelia.

"Enggak usah ngawur deh El"

"Kalau gitu jawab dulu"

"Enggak mau"

"Maksudnya enggak mau nikah sama aku?"

"Sembarangan , aaa ... kenapa hari ini kamu nyebelin banget sih , udah ah aku pulang sendiri aja"frustasi Adelia dengan sikap Eldrik yang terlihat berbeda dari biasanya.

Hingga hal itu mengundang tawa Eldrik , lalu setelahnya Adelia benar benar pulang sendiri , meninggalkan Eldrik yang masih tertawa sendiri sambil menyaksikan Adelia yang pergi mengunakan taxi.

Dan setelahnya Eldrik berjalan ke mobilnya untuk nantinya menyusul Adelia yang pulang dengan mengunakan taxi , karena biar bagaimanapun Eldrik tidak ingin jika sesuatu terjadi pada Adelia nantinya.

♡♡♡♠︎

Adelia ( 3 )

☆☆☆♤♤♤☆☆☆

**Kediaman Rochsley**.

![](contribute/fiction/8407753/markdown/47582453/1713317313189.jpeg)

"Tidak boleh!!"ucap tegas kedua kepala keluarga di kediaman Rochsley secara bersamaan.1

Bahkan Adelia sampai terbengong melihat kedua Ayahnya yang terlihat kompak kali ini , hal itu karena dia baru saja meminta izin untuk pergi ke pulau Cruise , pulau dimana dia meletakkan setengah dari inti *Alpa*.

"Kenapa giliran begini kalian baru bisa kompak?"ucap Adelia sambil mengelengkan kepalanya.

Sedangkan Eldrik terlihat tersenyum , saat melihat tingkah Adelia yang sedikit kesal , melihat kedua Ayahnya malah bisa kompak saat melarang Adelia untuk pergi ke pulau itu.

"Pokoknya kami melarangmu pergi ketempat berbahaya itu"ucap tegas Dominic.

"Itu benar , Daddy juga tidak akan membiarkan kamu dalam bahaya jika pergi kepulau itu"sahut Delano yang juga tidak mengizinkan Adelia pergi kepulau Cruise.

"Memangnya kalian tahu mengenai pulau itu?"penasaran Adelia mengenai pulau yang akan dia datangi nanti.

"Tempat itu sangat berbahaya nak , banyak yang pergi kesana namun tidak pernah kembali , pulau itu juga sedang menjadi topik pembicaraan hangat di dunia bawah sekarang"jelas Dominic yang menjawab rasa ingin tahu Adelia tadi.

"Tetapi aku kesana hanya ingin mengambil inti dari *Alpa* , dan aku harus mengambilnya"ucap keukeh Adelia.

"Tidak bisakah kau membuat ulang *Alpa* saja sayang , daripada kau pergi ke pulau itu lebih baik kau membuat ulang Alpa"sahut Delano memberi pengertian Adelia agar mengurungkan niatnya untuk pergi ke pulau itu.

"Tidak bisa Dad , aku tidak bisa lagi membuat *Alpa* , karena sistem *Alpa* yang ku buat dulu tidak bisa ku buat lagi , bahkan dengan mengunakan alat canggih sekalipun , maka hasilnya tidak akan pernah sama"

"Jika begitu Daddy tetap tidak akan membiarkan kamu pergi ke sana"ucap Dominic yang sangat melarang keras Adelia pergi ke pulau Cruise.

"Sebenarnya ada apa di pulau itu Dad , kau sepertinya mengetahui hal yang tidak ku ketahui?"penasaran Adelia mengenai larangan dari Dominic dan Delano tadi.

"Daddy tidak tahu pasti , haya saja penjaga lama di pulau Cruise ditemukan tak bernyawa beberapa bulan lalu , dan sekarang sedang terjadi perebutan kekuasaan sebagai penjaga di sana , belum lagi ada diantara mereka yang dengan terang terangan mengambil barang yang bukan milik mereka , hal itulah yang sekarang sedang ramai di perbincangankan di dunia bawah"jelas Dominic saat mendapat kabar dari anak buahnya yang berada di pulau Cruise mengenai keadaan pulau sebenarnya.

Yang sebenarnya pulau Cruise itu ada untuk menyimpan aset pribadi milik siapa saja yang bekerja di dunia bawah , karena itulah pulau itu tersembunyi dan di jaga dengan sangat ketat kerahasiaan nya.

Informasi yang tersimpan di sana juga memiliki sistem berlapis agar tidak mudah di bobol oleh sembarangan orang.

Karena itulah Adelia menyimpan setengah dari inti *Alpa* di tempat itu , hal itu karena dia yakin tidak akan ada orang yang bisa membobol sistem keamanan di pulau itu.

Tetapi sepertinya sekarang sudah banyak yang berubah di saat Adelia sudah tidak memiliki *Alpa* yang terkadang bisa memberikan dia informasi.

Namun jika Adelia tidak mengambil setengah dari inti *Alpa* , maka akan ada orang yang mungkin memanfaatkan *Alpa* untuk kepentingan pribadi mereka , dan mungkin saja *Alpa* akan di manfaatkan untuk melakukan tindak kejahatan yang tidak akan pernah Adel bisa bayangkan jika itu benar benar terjadi.

"Tetapi Adel harus pergi kesana Daddy , hal itu karena Adel tidak ingin jika ada orang yang memanfaatkan *Alpa* untuk melakukan kejahatan , sebab sistem *Alpa* tidak di program untuk melakukan itu , jika hal itu sampai terjadi mungkin dunia ini akan hancur"sambil menatap memohon pada Dominic.

Dominic yang di tatap seperti itu hanya bisa membuang nafas lelahnya , lalu tatapan nya beralih pada Max yang terlihat mengangguk mengerti akan maksud dari Dominic.

"Jika begitu biarakan Max ikut dengan mu , dan Daddy hanya memberikan waktu satu minggu bagimu untuk menemukan *Alpa* , karena setelah satu minggu pulau itu akan di hancurkan"ucap Dominic yang membuat Delano tidak suka dengan sikap Dominic yang mengijinkan Adelia pergi.

"Di hancurkan? maksud Daddy gimana?"bingung Adelia.

"Pulau itu sudah tidak aman lagi , dan lagi itu sudah sesuai dengan pesan terakhir yang di kirimkan oleh penjaga yang dulu sebelum dia tewas"

"Baiklah kalau begitu , Adelia akan berada di sana selama satu minggu untuk mencari keberadaan Alpa"jawab yakin Adelia jika dia mampu untuk mencari keberadaan *Alpa*.

"Tetapi Dominic ..."sela Delano yang tidak setuju dengan keputusan Dominic tadi.

"Aku tahu kau juga khawatir Delano , hanya saja aku tidak akan membiarkan Adelia pergi kesana tanpa persiapan yang matang , karena itulah aku mengijinkan Adelia pergi dengan di dampingi oleh Max , karena Max tahu mengenai pulau itu"sahut Dominic memotong perkataan Delano.

Merasa apa yang di katakan Dominic benar , mau tidak mau Delano juga mengizinkan Adelia pergi ke pulau itu dan tentunya dengan Eldrik yang akan selalu mengikuti kemanapun Adelia pergi.

Dan dari situlah petualangan Adelia di pulau itu dimulai , entah apa yang akan terjadi nantinya namun satu hal yang pasti , jika Eldrik tidak akan membiarkan Adelia sampai terluka lagi.

Dan pastinya Eldrik pergi mendampingi Adelia dengan banyak persiapan yang tidak pernah di bayangkan oleh Adelia sebelumnya.

Karena tak akan ada orang yang bisa membaca pikiran Eldrik jika itu menyangkut keamanan kesayangan nya.

♡♡♡♣︎◇♣︎♡♡♡

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!