NovelToon NovelToon

Pesona Sang Majikan

1. Membatalkan Pernikahan

Seorang gadis belia yang sangat berparas cantik dengan kaca mata tebal, berlesung pipi dengan rambut pirang bergelombang sedang duduk menunggu kedatangan sang penghulu dan calon suaminya yang sampai saat ini belum ada tanda-tanda batang hidungnya di gedung pernikahan yang super mewah dengan nuansa hiasan putih

Gadis itu pun semakin gelisah ketika ia harus beberapa kali melirik jarum jam yang terus berjalan cepat. Akhirnya, ia memutuskan untuk segera menghubungi calon suaminya. Namun hasilnya nihil. Hanya mesin suara otomatis yang menjawabnya," nomer yang anda tuju sedang tidak aktif.  Cobalah beberapa saat kemudian..."

Dengan perasaan ketar-ketir yang tak menentu arah terdengar gelegar suara keras dari arah ambang pintu depan yang pada akhirnya membuat mata mempelai wanita melebar dan terperanjat karena ulah calon mempelai pria dengan suara teriakannya.

"Bubar semua!!! Saya ingin membatalkan pernikahan ini." Seru pemuda tampan yang sedang berdiri di ambang pintu dengan kaos putih dan celana jeans

Semua tamu undangan terperanjat dengan mata melotot melirik ke arah calon suaminya yang baru saja tiba dengan pakaian yang tidak formal dan membuat para tamu tercekik dengan lontaran kata yang mengusir semua tamu untuk pergi dari gedung pernikahan tersebut

"Mas becanda kan? Pak penghulu sebentar lagi akan tiba. Mas sabar dulu ya," ucap Azzara yang mencoba untuk menenangkan calon suaminya dengan menghampirinya

"Tidak Zara, saya membatalkan akad pernikahan ini bukan karena saya menunggu pak penghulu melainkan saya sudah tidak mencintai kamu lagi." Ucap Pria tampan

"Mas jangan becanda seperti itu, kita akan menjadi suami-istri sebentar lagi." Ucap Zara

"Tidak jangan mimpi kamu, saya harus pergi. Selamat tinggal Azzara." Ucap lelaki tampan itu dengan pergi begitu saja.

Azzara yang terpukul dengan ucapan calon suaminya itu hanya bisa mematung melihat kepergian calon suaminya menghilang dalam pandangan matanya.

Kepergian calon suami Azzara memberi luka dalam hatinya, bahkan sosok Azzara menjadi sangat dingin dan ketus kepada semua sosok pria lain yang mulai mendekati dirinya

Tatapan Azzara selalu saja kosong, ia tak mau beranjak dari tempat pembaringannya bahkan Azzara tidak mau berangkat ke sekolahnya, maka dari itu kedua orang tua Azzara memutuskan untuk menghubungi dokter psikologi pribadi hanya untuk sekedar mengobati rasa cemas yang berlebihan pasca di tinggalkan oleh sosok pria tampan yang sangat ia cintai.

"Kenapa kamu harus pergi mas Farel dan mengatakan bahwa kamu tidak mencintai aku padahal kita sudah berpacaran selama 8 tahun. Aku yakin ada orang ketiga." Lirih Zara dengan mata berkaca-kaca

Zara yang depresi akan kehilangan sosok calon suaminya itu harus menelan pil pahit bahwa kenyataanya calon suaminya itu meninggalkannya karena sosok orang ketiga

Kedua orang tua Zara yang tak tega melihat kondisi anak mereka yang saat ini sedang terpuruk pun memanggil ahli psikolog untuk membantu anak semata wayangnya bisa pulih kembali.

Pengobatan pun membuahkan hasil Azzara kembali bersekolah, namun kedua orang tua Azzara yang tega melihat anaknya terluka pun memutuskan untuk pindah dari kota S ke kota J. Ia ingin Zara memulai hidup baru bersama teman yang baru juga.

**********

2 Tahun kemudian...

Pagi itu di kediaman Mansion Kertapati

Seorang wanita paruh baya tergesa-gesa mendengar sang anak berteriak heboh. Ini bukan kali pertama wanita paruh baya ini mendengar rintihan sang anak karena hampir setiap hari wanita paruh baya ini mendengarnya sahutan sang anak berteriak histeris menyebut lelaki yang hampir menikahinya pergi begitu saja.

Dokter kejiwaan pun kerap kali datang ke mansion untuk memeriksa gadis cantik dengan sebutan Zara.

"Zara, sayang! Cepat bangun sudah jam berapa ini? bukankan kamu ada kuliah pagi," seru Mom Delia dengan menaiki anak tangga

Kejadian itu sudah lama, tapi Azzara masih terus saja bermimpi buruk akan calon suaminya yang pergi dengan alasan yang tak masuk akal, Azzara pun terbangun dengan napas yang tersengal-sengal, terasa sesak pada napasnya

"Menyebalkan, kenapa aku harus bermimpi pria bodoh yang sudah meninggalkan aku begitu saja, dia sudah mempermalukan keluarga Kertapati yang untungnya dia nggak tahu keluargaku. Aku tidak akan pernah memaafkan dia." Ucap Azzara

"Azzara Amelia Kertapati, Ayo bangun! Mom dan Dad menunggu kamu di meja makan." Seru Mom Delia

"Iya, Mom tunggu. Zara akan siap-siap ke bawah." Seru Azzara

Gadis cantik berumur 20 tahun ini adalah keluarga Kertapati yang terkenal dengan perusahaan agraris. Perusahaan yang mengelola dalam bidang alam. Namun tak banyak yang mengetahui bahwa gadis cantik ini adalah keturunan keluarga kertapati

Gadis cantik berlesung pipi itu menuruni anak tangga secara tergesa-gesa dengan ransel cantik berwarna merah muda di punggungnya, ia langsung menyalami kedua orang tuanya dengan mengambil roti selai berwarna kuning

"Mom, Dad! Aku berangkat dulu. Aku telat ke kampus," ucap Zara dengan mengambil dua helai roti yang sudah tersaji dengan susu sereal kesukaannya.

"Kamu di anter oleh supir saja ya." Ucap Mom Delia

"Tidak, Mom. Aku tidak ingin teman-teman pada tahu kalau aku ini anak Mommy dan Daddy." Ucap Zara

"Astaga, sampai kapan sih kamu itu selalu merahasiakan tentang indentitas kamu itu." Ucap Delia

"Sampai aku menemukan yang tulus, mom," ucap Zara dengan mencium tangan kedua orang tua dan pergi.

"Biarkan saja, mom. Anak ini memang selalu begitu sejak dia trauma dan pindah kota dan kampus." Ucap Dad Daren

"Iya, Dad. Tapi kapan Zara menutup dirinya seperti ini. Dia juga berhak bahagia." Ucap Mom Delia

"Sudahlah biarkan saja, dia sudah dewasa! bisa menghadapi masalahnya sendiri." Dad Daren

"Mommy hanya khawatir anak kita di jauhi oleh banyak kalangan atas karena dia juga berpenampilan seperti anak yang tak terurus." Ucap Mom Delia

"Mungkin itu arti dari sebentuk hati yang patah, biarkan saja, anak kita bukan anak kecil lagi. Turuti saja keinginan dia untuk merahasiakan identitasnya" Ucap Dad Daren

"Daddy selalu saja menentang keinginan Mommy, lihat anak itu tumbuh jadi sangat manja sekali." Ucap Mom Delia

"Tentu saja harus dong Mom, dia itu putri tunggal kita bahkan pewaris tunggal Kertapati Group." Ucap Daren

"Ya Daddy, mom mengerti." Ucap Mom Delia

"Bagaimana kalau kita jodohkan saja anak kita dengan salah satu teman bisnis Daddy." Ucap Dad.Daren

"Boleh, aku setuju Dad." Ucap Mom Delia

"Dia pemilik Hotel yang saat ini berkembang pesat di kota ini bahkan aku juga saat ini sudah mulai berinvetasi." Ucap Daren

"Baiklah, Mommy setuju untuk menjodohkan mereka karena Mommy tahu pilihan Daddy pasti yang terbaik bahkan sejajar dengan kalangan kita." Ucap Mom Delia

"Tentu saja , Mom pilihan Daddy ini pasti berkualitas. Tapi Daddy perlu membicarakan semua ini dulu, jadi jangan sampai Zara tahu kalau kita aka menjodohkannya." Ucap Dad Daren

"Oke, Daddy tenang saja mommy bisa jaga mulut dengan baik." Ucap Mom Delia

"Kalau begitu aku pamit dulu ya, Mom. Hari ini ada meeting dengan Klien besar." Ucap Dad Daren

"Oke, see you Daddy." Ucap Mom Delia

Bersambung...

...Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like di setiap episode, vote sebanyak mungkin, dan tambahkan di rak buku kalian sebagai favorite/subscribe...

...Terima kasih sudah mampir di karya ini, semoga bisa menghibur kalian semua...

2. Universitas Pattimura

Seorang gadis belia setiap hari selalu saja membawa barang dagangan yang berisi makanan siap saji untuk di jual kepada teman kampusnya.

Universitas Pattimura

"Hei, Zara aku beli nasi daging gulung dua ya buat makan siang hari ini," seru pria tampan yang selalu mendekati Zara

"Oke siap, Kak Leon." Ucap Zara

Leon tersenyum lebar menerima makanan siap saji tersebut dengan memberikan satu lembar uang merah kepada Zara

"Kak Leon, aku belum ada kembaliannya karena kamu orang pertama yang membeli dagangan ku." Ucap Zara

"Tidak perlu kembalian, semua untukmu saja. Aku pergi dulu." Pamit Leon

"Tapi, Kak Leon-, ucap Zara terhenti melihat sosok Leon yang sudah menghilang dari pandangan matanya

Sesaat Zara menggelengkan kepalanya dengan tindakan Leon yang sangat baik padahal sebagian temannya menghina Zara karena berjualan di arena kampus.

"Hai pedagang olahan! masih saja berjualan di arena kampus!" Ucap gadis cantik bernama Lingga

"Gua heran kenapa yah universitas terkenal seperti ini yang sangat terkenal bisa mau nerima mahasiswi se-miskin lu di sini? Kenapa pihak kampus tidak keberatan dengan lu masih berjualan seperti ini padahal kami semua sangat terganggu dengan semua barang dagangan murahan sepeti ini," ucap Vella dengan menendang barang dagangan Zara dengan kasar serta di ikuti oleh Lingga yang juga turut serta menendang dengan kaki mereka.

Bugh!

Brak!!

Semua barang dagangan Zara terlempar keluar dari kotak besar yang ia bawa, ini sempat menjadi pusat perhatian mahasiswa dan mahasiswi lainnya, mereka tahu betul Vella dan Lingga melakukan semua ini karena mereka tak suka dengan Leon yang selalu membeli dagangannya

Leonardo Prima Wijaya, pria tampan yang sangat dingin namun mempesona sejuta umat itu adalah incaran para gadis satu kampus karena parasnya melebihi pria lain

Kedua bola matanya berwarna biru, rahang yang keras, tubuh kotak-kotak sixpack yang mencuri perhatian kaum hawa membuat Leon semakin mempesona. Tapi beda dengan Zara yang merasa biasa saja saat di dekati oleh Leon.

"Ini akibat lu juga tidak menjauhi Leonardo dengan alasan jualan sialan ini," umpat Lingga menendang barang dagangan Zara secara kasar.

"Modus lu bagus juga ya dengan barangan dagangan lu ini, ingat gua ini senior lu di kampus! jangan harap lu bisa dapetin hati Leon, dia hanya milik gua." Tekan Vella

"Iya, Kak Vella tenang saja. Aku sama sekali tak tertarik dengan Kak Leon." Ucap Zara

"Baguslah, kamu tahu diri! Leon dan kamu itu bagai langit dan bumi." Ucap Vella

"Iya, kak. Aku tahu diri kok aku ini hanya mahasiswi miskin yang hanya dapat beasiswa saja dari kampus." Lirih Zara

"Nah itu lu sadar diri siapa lu sebenarnya, jadi jangan harap lu bisa dapat bintang kampus di sini, apa lagi Leon! dia itu hanya pantas bersanding dengan Vella yang juga bintang kampus ini" ujar Lingga dengan tatapan mata kebencian

Leon yang berbalik arah ingin melihat Zara sangat terkejut ada Vella dan Lingga yang berdiri dengan menertawakan barang dagangan Zara yang sudah berantakan, sementara Zara sedang memungut barang dagangan tersebut di bawah kaki mereka yang sedang menertawakannya.

Leon yang tergores hatinya melihat wanita yang di cintainya menderita pun pada akhirnya mencoba menyusul mereka dengan kepalan di kedua tangannya, matanya memerah berjalan cepat ke arah kedua wanita yang menurut Leon mereka sangat tak terpuji.

"Kalian kenapa sih membully Zara terus! dia salah apa sama kalian berdua?!" Seru Leon dengan nada tinggi

"Kami tidak membully, Leon! Dia saja yang menghalangi jalan kami untuk masuk ke dalam kelas, jadi seluruh dagangannya berantakan. Lagian kenapa sih kamu belain gadis miskin ini."Kilah Vella

"Kalian jangan bohong ya, gua nggak suka sama sikap kalian berdua yang selalu saja merendahkan orang lain." Ucap Leon

"Kami tidak merendahkan dia ini memang kenyataanya kalau gadis kampungan ini tak pantas berada di Universitas Pattimura sangat terkenal." Sela Lingga

"Betul, Leon sayang. Lingga benar kampus ini akan tercemar buruk jika ia terus saja berjualan di area kampus." Ucap Vella

"Kalian Jangan bela diri atau gua akan lapor kasus ini ke pihak kampus kalau ada senior yang terhormat menindas junior kampus." Ancam Leon

"Sudahlah, kita ke kelas saja. Di sini sudah tidak ada gunanya lagi untuk berdebat," ucap Lingga menarik lengan Vella

Tak ingin mengambil resiko, Lingga pun memaksa Vella untuk tidak melanjutkan perdebatannya dengan Leon karena Lingga tahu jika Leon sudah berani angkat bicara maka semua keinginannya tak bisa di tentang lagi.

Vella mendengus kesal melihat ulah sang sahabatnya, Lingga yang menarik paksa lengannya padahal ia tak ingin melihat Leon berduaan dengan Zara yang saat ini sedang berbicara dengan jarak yang sangat dekat membuat ubun-ubun di kepala Vella membesar menandakan kekesalannya pada mereka yang begitu akrab

"Sudahlah, Vella jangan di liatin terus nanti mata lu copot dari jendela," ucap lingga dengan terkekeh

"Lu ngapain sih narik paksa gua ke kelas. Gua masih ingin buat perhitungan sama gadis miskin itu." Ucap Vella

"Gua ngelakuin semua ini demi kebaikan kita, gua nggak mau di Drop out dari kampus ini karena papa Leon itu punya kuasa untuk melakukan semuanya." Ucap Lingga

"Tapi yayang Leon jadinya berduaan sama gadis miskin penjual olahan itu." Ucap Vella

"Gua mengerti perasaan lu ke Leon, tapi kita mengalah dulu saja untuk menang. Gua sangat yakin Leon akan menjadi milik lu." Ucap Lingga berusaha untuk menenangkan perasaan sahabatnya

"Caranya bagaimana supaya gua dapat hati Leon? dia sangat sulit sekali untuk gua taklukkan padahal banyak pria di kampus yang saat ini sedang mengejar cinta gua." Ucap Vella

"Gua tahu cara yang jitu supaya lu bisa dapat Leon seutuhnya." Bisik Lingga

"Caranya bagaimana?" tanya Vella

"Lu kan dua hari lagi ulang tahun, bagaimana kalau lu mengadakan pesta topeng, di sana pasti Leon juga hadir dan rencana gua akan di mulai di pesta itu." Ucap Lingga

"Baiklah, masalah pesta topeng saat ulang tahunku itu semua bisa di atur asalkan Leon menjadi milikku " Ucap Vella

"Tentu saja, Leon akan menjadi milik kamu seutuhnya, jadi persiapkan saja dirimu dengan baik." Ucap Lingga

"Terima kasih, lu memang teman sejati gua." Ucap Vella

Lingga terkekeh dengan pernyataan sang sahabat sampai ia tak bisa menjawab, ia hanya dapat menganggukkan kepalanya dan berkata," Tentu dong gua senang kalau lu juga senang dan gua nggak akan biarin sahabat gua ini terluka hanya karena tidak bisa mendapatkan cinta Leon yang lu taksir sejak dari awal masuk kampus ini."

Vella merasa sangat beruntung sekali untuk mendapatkan sahabat seperti Lingga, ia merasa di sayangi seperti saudara kandung meskipun Lingga sendiri menyukai Leon. Namun ia bersedia mengalah demi bisa melihat Vella bahagia.

Selain itu juga Lingga sangat beruntung bersahabat dengan Vella yang super populer di kampusnya sehingga Lingga pun turut kebanjiran populer di kampusnya.

Mereka saling berpelukan dengan tersenyum bahwa rencana mereka yang telah di susun untuk mendapatkan apa yang di inginkan Vella akan segera terlaksana

Bersambung.......

...Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like di setiap episode, vote sebanyak mungkin, dan tambahkan di rak buku kalian sebagai favorite/subscribe...

...Terima kasih sudah mampir di karya ini, semoga bisa menghibur kalian semua...

3. Pesanan Catering

Di sebuah bangunan yang menjulang tinggi dengan desain interior yang memukau, seorang gadis belia bersama dengan sang ibu sedang sibuk di dapur mengelola bahan baku mentah hasil produksi mereka dengan pisau tajam di tangan kanan untuk mengiris bawang bombai, daging, dan sayuran.

Mansion Kertapati

"Sayang sampai kapan sih kamu menutupi identitas kamu dari banyak orang?" tanya Mom Delia dengan memasukan bahan makanan ke dalam penggorengan

"Aku tidak suka kejadian yang lalu terulang kembali, Mom!" Ungkap Zara

"Mom sangat mengerti posisi kamu bahwa kamu masih teringat dengan masa lalu kamu. Tapi ini sudah lama sekali, kamu harus bisa bangkit dan menerima orang yang baru. " Wejangan Mom Delia

Flashback on

Di sebuah sekolah menengah atas, gadis belia mengenakan baju seragam putih abu-abu dengan setelah rompi dan dasi sedang berjalan gontai di koridor ruangan

Tiba-tiba saja seorang gadis dengan rambut ikal memanggil dan menghampirinya.

"Zara..." Panggil Nanda

"Iya, Nanda ada apa?" tanya Zara

"Boleh aku minta bantuan?" tanya Nanda

"Bantuan apa?" tanya Zara

"Mama aku kritis di rumah sakit dan harus segera di operasi. Aku ingin pinjam uang kamu dulu. Apa boleh?" tanya Nanda

"Boleh, apa sih yang nggak untuk sahabat aku. Memang kamu butuh berapa untuk biaya pengobatan mama kamu?" tanya Zara

"Sekitar 100 juta saja, apa kamu keberatan dengan jumlah uang sebanyak itu?" tanya Nanda

"Mana mungkin aku keberatan, bahkan aku akan melebihi uang untuk pengobatan mama kamu. Sekarang aku minta nomer rekening kamu." Ucap Zara

"Terima kasih Zara, kamu memang sahabat terbaik aku." Ucap Nanda

Zara pun hanya bisa menganggukkan kepala dan berkata," jangan sungkan. Ini sudah jadi kewajiban aku sebagai sahabatmu yang akan selalu menolong kamu dalam kesulitan."

"Terima kasih, Zara," ucap Nanda dengan tersenyum smirk mendengarkan sahabatnya yang mudah sekali percaya pada-Nya.

Dua hari kemudian....

"Sayang," panggil pria tampan bernama Farel

"Mas Farel? Kenapa ke sekolah aku?" tanya Zara

"Aku ingin membicarakan hal penting, kita bicara di kantin sekolah kamu ya." Ucap Farel

Mereka pun tiba di kantin sekolah

Sepasang sejoli itu menyeruput minuman berwarna cokelat dengan saling menatap penuh perasaan satu sama lain.

"Sayang aku butuh bantuan kamu." Ucap Farel

"Bantuan apa?"tanya Zara

"Aku butuh dana untuk membangun usaha. Apa kamu bisa membantu aku?" tanya Farel

"Tentu saja sayang aku pasti bisa membantu kamu. Kamu butuh berapa untuk modal usaha?" tanya Zara

"Nggak banyak kok sayang hanya 1 M saja." Ucap Farel

"Hmmmm, oke aku akan usahakan ya untuk meminta bantuan keluarga aku untuk berinvestasi di usaha kamu." Ucap Zara

"Terima kasih sayang." Ucap Farel dengan tersenyum smirk

"Kamu jangan khawatir, kedua orang tua aku pasti akan setuju untuk berinvestasi karena mereka tahu kamu itu calon suami aku." Ucap Zara

"Tentu sayang kamu selalu membantuku bahkan biaya wisudaku pun kamu yang tanggung, terima kasih banyak ya. Aku sangat mencintaimu. " Ucap Farel dengan tersenyum smirk

"Aku juga sangat mencintaimu, mas Farel." Ucap Zara dengan memeluk sang kekasih

"Dasar gadis belia bodoh! mau saja gua manfaatkan hanya karena gua berpura-pura mencintainya."Gumam Farel dalam hatinya

Flashback off

***********

Selesai merapihkan susunan dus yang sudah terisi penuh oleh makanan yang di pesan. Mereka pun segera merapihkan dus dengan cara mengikat dengan tali rafia berwarna merah oleh Zara dan Mommy Delia karena Zara akan membawa dus-dus makanan tersebut dalam acara gathering perusahaan

"Mom, aku berangkat ya. Makasih sudah membantu Zara untuk memasak di dapur hari ini." Ucap Zara

"Tidak masalah, kebetulan Mommy ada waktu luang untuk membantu kamu. Apa kamu tidak keberatan kalau pegawai saja yang membantu mengirimkannya?" tanya Mom Delia dengan nada lembut

"Tidak perlu, mom. Aku ini ingin mandiri." Ucap Zara

"Oke, anak kesayangan Mommy yang keras kepala. Mommy mengerti kamu tidak ingin orang lain tahu indentitas kamu." Ucap Mommy Delia

"Terima kasih atas pengertiannya, Mom. Aku pamit dulu," ucap Zara dengan menyalami sang Mommy.

*

*

*

Azzara yang saat ini membawa kendaraan mobil pick up yang berisi banyak dus-dus makanan mulai bersenandung karena akan mendapatkan keuntungan yang lumayan untuk membayar kuliahnya karena ia sendiri tidak mau meminta bantuan kepada kedua orang tua untuk membiayai kuliahnya, ia ingin hidup mandiri. Bahkan rencananya ia ingin hidup terpisah dari kedua orang tuanya, namun sayangnya Mommy Delia dan Daddy Daren tidak mengizinkan putri semata wayangnya untuk hidup sendiri.

"Akhirnya sampai juga," ucap Zara dengan menghela napas panjang serta ia pun mulai mengangkat sebagain dus kotak makanan tersebut ke dalam hotel yang ternama milik perusahaan besar Kertajaya

Sementara itu kedatangan majikan besar sudah di sambut dengan meriah di acara gathering tersebut dengan iringan sambutan M.C juga ricuhnya tepuk tangan untuk membuka acara dalam pembukaan hotel terbaru mereka bernama ' Hotel Rainbow Galaksi'

"Aku tidak menyangka akan mendapatkan Catering dalam gathering ini." Batin Zara

Zara yang tidak fokus dalam berjalan sambil melamun membawa dus-dus makanan yang menumpuk, bahkan kedua bola mata Zara pun tak bisa terlihat karena ada tumpukan dus yang menghalanginya membuat ia tersandung tali hitam yang ia sama sekali tak melihatnya.

Akibat kaki Zara yang tersandung, dus-dus itu melayang ke muka para investor besar yang pada hari ini akan membahas tentang pembukaan hotel tersebut.

"Kurang ajar! hotel baru macam apa ini? mendatangkan catering yang tak becus membawa makanan ke sini." Ucap investor

Sementara M.C tercengang memperhatikan seorang pria tampan yang terkena lemparan makanan tersebut ke wajah tampannya, lalu membasuh wajahnya dengan sehelai tissue

Pria tampan blesteran italia itu bangkit dari kursi dengan merasa sangat gusar akibat pakaian mahal yang terkena noda makanan. Bahkan sebagian besar yang hadir di sana terkena lemparan makanan tersebut ke arah pakaian.

"Maafkan saya, tuan! Saya tadi tersandung tali itu," ucap Zara dengan sudut bibir yang bergetar hebat merasakan ketakutan yang luar biasa sambil menundukkan kepalanya.

"Ganti pakaian mahal saya!" Titah lelaki blesteran bernama Xavier yang tak lain adalah anak dari pemilik hotel tersebut

"Maafkan saya tuan, saya tidak bisa untuk menggantinya. Saya tidak memiliki cukup uang."Ucap Zara

"Menyebalkan, awas kamu ya. Saya akan ingat wajah kamu,"ucap Xavier menatap tajam ke mata Zara

"Ya ampun, pesona sang majikan seperti dia memang bisa meluluhkan hati aku." Batin Zara

Tak hanya Xavier saja yang ada di sana, tapi juga para investor besar

Setelah kepergian Xavier, kini satu persatu orang mulai menghampiri Azzara untuk memarahinya, mereka tak terima baju mahal yang sengaja mereka beli untuk acara gathering menjadi bernoda.

"Astaga!!! kamu ini siapa sih? kamu tahu tidak saya ini inventor terbesar di hotel ini." Bentak klien bernama Hilman

"Maafkan saya Tuan, saya tidak tahu akan terjadi seperti ini." Ucap Zara

"Kamu ikut saya!" Tarik Hilman

"Saya mau di bawa kemana tuan?" tanya Zara

"Kamu ikut saja!" Titah Hilman dengan nada yang sangat tinggi

Bersambung...

...Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like di setiap episode, vote sebanyak mungkin, dan tambahkan di rak buku kalian sebagai favorite/subscribe...

...Terima kasih sudah mampir di karya ini, semoga bisa menghibur kalian semua...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!