" Kapan kamu akan memulai pembangunan villa yang kamu rencanakan itu Van?" tanya seorang pria paruh baya pada seorang pemuda tampan yang tengah mengunyah sandwich miliknya.
" Rencananya bulan depan pa,masih ada beberapa warga yang belum menyerahkan surat kepemilikan tanah mereka ke pihak kita,bahkan ada salah satu dari mereka yang katanya tidak mau menjual lahannya yang berada tepat di antara gedung villa dan area lapangan golf " jelas Devan.
" Mungkin orang tersebut memiliki alasan tersendiri mengapa tidak ingin menjual lahannya tersebut,coba kamu atau Ferdy yang menemui langsung orang tersebut, yang terpenting mama berharap kamu atau para pekerja mu tidak menggunakan cara kekerasan, hargai keputusan orang " ucap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dengan gaya elegan nya.
" Aku tau ma,tapi lahan tersebut memang terletak di area yang serba salah, karena berada tepat di tengah-tengah area kita, padahal orang suruhan ku sudah menawarkan harga tinggi untuk tanah orang tersebut,tapi orang itu tegas menolaknya, kabarnya orang itu adalah salah satu orang yang paling di segani di kampung tersebut, beliau adalah salah satu Alim ulama yang memiliki pondok pesantren" ucap Devan menjelaskan.
" Temui orang itu, berikan penawaran yang lebih tinggi lagi,oh ya sepertinya kamu juga harus mengundurkan rencana mu itu terlebih dahulu,kita harus mengunjungi Opa, Dua Minggu lagi Opa kamu berulangtahun " ucap tuan Alberto Philips.
" Oh ya..aku hampir lupa, baiklah akan aku katakan pada Ferdy agar menyusun kembali skedul ku tiga bulan ke depan " jawab Devan,ia hampir saja melupakan hari penting untuk sang Opa.
Tak ada lagi yang bicara, semua kembali melanjutkan sarapan pagi mereka.
*******
Alberto Philips...nama yang terpasang di belakang namanya merupakan salah satu nama belakang dari keluarga kaya raya yang sangat di segani,pria paruh baya itu menikahi seorang wanita cantik asal Indonesia,Yulia Rahman...wanita paruh baya yang telah setia mendampingi putra tunggal keluarga Philips tersebut, wanita yang juga terlahir dari keluarga pengusaha sukses.
Dari pernikahan mereka, mereka di karuniai seorang putra yang sangat tampan dan pintar,namun bersikap sangat dingin dan kaku saat di luar, hanya dengan orang terdekat ia menunjukkan sikap pedulinya,
Devano Alberto Philips, itulah nama yang mereka pilih untuk sang putra mahkota,calon pewaris kerajaan bisnis keluarga Philips.
Pria rupawan yang telah berusia 20 Tahun itu telah menjadi seorang pembisnis handal sejak berusia 17 tahun, hingga kemampuannya tak perlu di ragukan lagi.
Devano sedang melanjutkan pendidikan S2 nya di universitas milik yayasan keluarganya,ia begitu di gila i oleh para wanita, wanita mana yang tidak mengimpikan memiliki pasangan seorang pria sukses dan tampan serta terlahir dari keluarga yang memiliki kekayaan serta kekuasaan.
Di ibukota... keluarga sang mama juga termasuk salah satu keluarga yang sangat di segani, terlebih oleh para pembisnis.
Bergabung nya dua keluarga tersebut membuat para pengusaha merasa sangat mustahil mampu menyaingi popularitas serta kekuasaan mereka, terlebih saat ini kerajaan bisnis keluarga itu memiliki calon pewaris tahta seorang pemuda yang sangat cerdas,pemuda yang memiliki sikap sedingin salju.
Devano memiliki tiga sahabat, ketiganya merupakan para putra pengusaha,dan ketiga nya juga memiliki sikap yang berbeda-beda
" Nak...di negara orang kamu harus ber hati-hati dan jangan pernah tinggalkan kewajiban mu" ucap seorang pria sepuh pada cucu perempuan nya,cucu semata wayangnya.
" Insyaallah kek...Ica akan berusaha selalu mengingat nasehat kakek,kakek juga harus jaga kesehatan ya,Ica sayang kakek dan ingat cuma kakek yang Ica punya di dunia ini" ucap seorang gadis cantik,gadis dengan berpakaian syar'i serta masker penutup wajah.
" Tidak perlu khawatirkan kakek, insyaallah kakek akan terus baik-baik saja,ada anak-anak yang akan menemani kakek,masuk lah,sebentar lagi jadwal ke berang katan kamu , jangan lupa langsung kabari kakek saat kamu tiba di sana" ucap sang kakek untuk menenangkan cucunya.
" Baiklah kek... bismillah...Ica masuk ya,doakan semoga Ica bisa meraih yang terbaik di sana nanti, perjalanan nya sekitar 18 jam dan saat sampai di sana insyaallah Ica akan langsung kabari kakek" jawab si wanita yang sering di juluki Quin tersebut.
" Amin...semoga kamu selalu dalam lindungan Nya" doa tulus pria sepuh itu ucapkan.
" Amin ya Allah...Ica masuk ya kek, Assalamualaikum..." jawab gadis tersebut seraya mulai melambaikan tangannya meninggalkan beberapa orang yang mengantarnya ke bandara.
" WaalaikumSalam..." jawab semuanya bersamaan,seraya membalas lambaian tangannya yang semakin menghilang di balik keramaian.
*******
20 jam kemudian...
" Good morning Miss, welcome to our country, Rome Italy, is it true that you are Miss Annisa Humaira from Sumatra Indonesia?" tanya seorang wanita muda yang juga menggunakan pakaian syar'i.
" "Morning... yes, I'm Annisa Humaira from Sumatra Indonesia, are you one of the organizers of the event I'm going to take part in?" tanya Ica sopan.
" Yes Miss, you are absolutely right, come with me, I will take you to the hotel where you are staying" jawab wanita tersebut ramah.
Gadis yang bernama Annisa tersebut mengangguk seraya tersenyum,ia dan gurunya melangkah mengikuti wanita yang mereka tau adalah utusan untuk menjemput mereka di negara tersebut.
Annisa Humaira... siapa yang tidak mengenal nya? Sosok nya begitu di kenal dan di kagumi di salah satu pondok pesantren di daerah Sumatra,ia cucu perempuan dari seorang pria sepuh bernama Habib Muhammad bin Ali Alatas.
Annisa Humaira binti Almarhum Abdul Aziz bin Muhammad Alatas,ia seorang gadis yatim piatu,di besarkan oleh kakeknya, karena kedua orang tuanya meninggal dunia saat ia berusia 11 Tahun, orang tuanya menjadi korban kecelakaan saat baru saja kembali dari mengantarkan nya ke pondok pesantren tempat ia menuntut ilmu.
Dan sejak setelah kejadian naas itu,ia tidak pernah lagi di izinkan kembali ke kampung halaman nya,ia dikirimkan ke salah satu pondok pesantren milik salah satu sahabat dari kakeknya, walaupun sesungguhnya berat bagi sang kakek untuk jauh dari cucu perempuan nya tersebut,tapi beliau tetap mengantarkan cucunya tersebut ke tempat yang menurut beliau tempat paling aman untuk nya.
Hingga kini usianya 16 Tahun... Annisa justru terlihat semakin betah tinggal di tempat tersebut dan hanya beberapa bulan lagi ia akan lulus dari madrasah Aliyah,atau setara dengan sekolah menengah atas,ia berencana akan melanjutkan pendidikan nya ke Al-Azhar Kairo Mesir.
Di usianya yang masih 16 tahun ia sudah akan menjadi mahasiswa,itu karena ia beberapa kali mengikuti kelas Ekslarasi sejak SD hingga SMA,gadis cantik itu memang beruntung memiliki kepintaran di atas rata-rata.
Annisa di kenal sebagai santri paling cerdas seangkatan nya,ia bahkan sering mewakili sekolah nya tersebut mengikuti beberapa olimpiade,sekolah yang juga bertempat di dalam pondok pesantren,sebagai santri ia juga sering mengikuti perlombaan di bidang keagamaan, seperti Tahfiz atau perlombaan tentang penerjemahan beberapa kitab.
Annisa adalah salah satu santri yang tidak pernah di izinkan keluar dari pondok pesantren tanpa di dampingi seseorang,ia juga dilarang berinteraksi terlalu akrab dengan orang-orang di luar pesantren, dan itu semua adalah amanat dari sang kakek.
Annisa Humaira adalah sosok gadis yang memiliki kecantikan di atas rata-rata, kecantikannya sering di sebut bagaikan titisan Cleopatra yang di kenal sebagai sang ratu tercantik pada masa Romawi kuno di Mesir.
" Kenapa Opa memilih merayakan hari ulang tahunnya di atas kapal pesiar ma?" tanya seorang pemuda pada wanita paruh baya yang tengah berjalan beriringan dengan nya,ia baru saja tiba dan sang mama lah yang menyambut nya.
" Mungkin sekaligus launching kapal ini, bukan kah opa kamu pernah bilang akan melakukan launching sebuah kapal pesiar " jawab nyonya Yulia.
Mengangguk paham, itulah reaksi yang sang putra mahkota tunjukkan,seraya memandangi sekeliling,melihat keindahan serta kemewahan kapal pesiar yang telah menjadi milik keluarga mereka,di badan kapal dengan megah dan gagah tertulis' PHILIPS OCEAN GROUP' dan sudah di pastikan semua itu akan menjadi miliknya.
Keduanya melangkah menuju salah satu dex yang di khususkan untuk keluarga sang pemilik dan tamu kehormatan,dex dengan fasilitas bak hotel berbintang dengan interior serba Lux dan fasilitas super lengkap, hingga kolam renang serta lapangan golf.
******
Sementara di lain tempat,di kapal yang sama, seorang wanita cantik tengah begitu terpukau dengan segala kemewahan yang kini berada di hadapannya,ia bersama peserta lainnya yang menjadi pemenang hingga sepuluh besar, mereka mendapat hadiah sebuah tiket berlayar di sebuah kapal pesiar bersama sang pemilik nya langsung, walaupun mereka berada di class yang berbeda pastinya,tiket tersebut di hadiahi oleh sang pemilik kapal yang juga diketahui sebagai donatur terbesar di acara olimpiade internasional tersebut.
" Masya Allah.... sungguh indah kapal ini, betapa hebatnya orang yang mendesain semua ini,semoga perjalanan kami baik-baik saja ya Allah, Amiiiin". ucap Annisa kagum.
" Amiiiin " jawab sang pendamping yang berada tepat di samping nya.
Annisa dan peserta lainnya yang memenangkan olimpiade akan mengikuti tour dengan sebuah kapal pesiar, mereka akan melakukan perjalanan sekitar 5 hari 5 malam hingga kembali ke dermaga awal keberangkatan,dan kabarnya di atas kapal itu juga akan diadakan sebuah acara perayaan ulang tahun sang pemilik kapal, membuat mereka merasa sangat penasaran siapakah sosok kaya raya tersebut, karena katanya selain perjalanan mereka gratis,semua fasilitas yang mereka dapatkan hingga jamuan makan di gratiskan oleh sang pemilik acara, sungguh grazi rich yang sesungguhnya.
" Sepertinya pemilik kapal ini sangat kaya raya ya Ca" ucap ustazah Ulfa pada Annisa.
" Pasti ustazah,the real SULTAN ini mah" jawab gadis yang akrab disapa Ica tersebut.
" Ga nyangka saya bisa naik kapal pesiar semewah dan sebesar ini, biasanya cuma bisa lihat di sosial media para orang kaya tour dengan kapal pesiar" ungkap sang ustazah.
" Alhamdulillah...Ica malah ga pernah bermimpi ustazah " jawab Ica apa adanya.
Keduanya terhanyut seraya memandangi ombak yang diciptakan oleh badan kapal yang mulai bergerak meninggalkan dermaga, Annisa dan beberapa orang lainnya memilih berdiri di luar , menikmati indahnya mentari pagi yang bersinar begitu cerahnya.
" Kok Ica ngerasa kayak lagi syuting film Titanic ya ustazah" ucap Ica disertai dengan tawa lucunya,gadis cantik itu akan sangat banyak bicara jika dengan orang terdekat nya,tapi ia akan berubah menjadi sangat pendiam jika bersama atau bertemu dengan orang yang tidak terlalu dekat dengan nya, terlebih dengan orang asing.
" Ada-ada saja kamu ini,tapi ada yang kurang Ca..." jawab ustazah Ulfa serius.
" Kurang apa ustazah? Baju Ica ya? Kurang seksinya deh kayaknya " jawab Ica setelah ia yang tadi bertanya.
" Bukan" jawab ustazah Ulfa serius.
" Apa dong?" tanya Ica yang jadi ikutan serius,ia jadi penasaran,bukan tak paham,tapi karena ia memang belum pernah menonton film yang berjudul Titanic itu,ia hanya mendengar dari teman-teman santrinya yang lain yang menceritakan bahwa film Titanic adalah salah satu film romantis yang mengisahkan pasangan dalam sebuah kapal pesiar.
" Ga ada Jack nya" jawab ustazah Ulfa disertai tawanya.
" Emang Jack itu siapa nya?" tanya Ica polos.
" Kamu ya, tadinya pas bilang film Titanic seolah-olah kamu udah pernah nonton aja, film Titanic itu loh mengisahkan seorang wanita cantik yang berkenalan dengan seorang pria tampan di dalam kapal pesiar,dan mereka jatuh cinta, pokoknya film nya romantis gitu deh,lebih baik kamu ga usah nonton, banyak adegan dewasanya " ucap ustazah Ulfa sedikit menceritakan tentang film tersebut.
" Oh..." jawab Ica singkat seraya tersenyum lucu.
" Saya mau ke kamar,kamu masih mau di sini?" tanya ustadzah Ulfa pada Annisa.
" Ica masih pengen di sini sebentar lagi, boleh? Ica kangen Kakek " jawab Annisa jujur.
" Ok..ingat tetap di sini ya,Jangan kemana-mana " ucap ustazah Ulfa mewanti-wanti bak mengingatkan anak balita agar santri nya itu tidak pergi terlalu jauh.
" Siap " jawab Annisa patuh.
Ustazah Ulfa sudah tau apa yang santrinya itu inginkan dan pikirkan jika ia sudah mengatakan ia merindukan sang kakek,itu artinya ia juga merindukan kedua orang tuanya yang telah tiada,dan jika sudah seperti itu Annisa akan minta waktu untuk sendiri.
Sedangkan Annisa terus asyik menatap lautan, walaupun ia bukan pecinta lautan,tapi ia bisa merasa tenang saat menatap Laut, baginya laut adalah salah satu ciptaan Tuhan yang tidak pernah ada yang bisa mengukurnya.
' Subhanallah...segala puji bagi Allah atas semua ciptaan Mu,di langit dan di Bumi... Engkau adalah maha segalanya,hamba berserah diri hanya kepadamu ya Allah... terimakasih atas segala nikmat yang Engkau berikan untuk hamba, tiada kuasa hamba membalasnya kecuali dengan taat kepada Mu,Ya Allah... lindungi lah keluarga hamba,para saudara muslim lainnya di manapun mereka berada,ampuni segala dosa kedua orang tua hamba,serta lapangkan lah kubur mereka, Amiiiin ' sebuah doa Annisa panjatkan dalam hati saat ia tengah memandangi keindahan alam ciptaan Tuhan.
" Ica...ayo masuk, jangan terlalu lama di luar, angin nya terlalu kencang,angin laut tidak terlalu baik untuk kesehatan " ajak ustazah Ulfa pada Annisa, bersamaan seruan untuk jamuan makan siang sudah tersedia.
" Oh..iya ustazah,maaf Ica terlalu asyik hingga lupa kalau sudah terlalu lama Ica di sini" jawab Annisa sopan,seraya membetulkan letak hijab dan masker nya,ia melangkah memasuki ruangan yang tersedia di dalam kapal tersebut.
" Sudah waktunya makan siang,ga enak rasanya pada peserta lainnya kalau sampai kita terlambat, walaupun tidak ada peraturan tidak boleh terlambat" ucap ustazah Ulfa pada Annisa.
Annisa dan yang lainnya menikmati makan siang mereka,menu tersedia beragam,mulai dari masakan dalam negeri hingga beberapa menu western, mereka bebas memilih menu apa saja, terdengar riuh suara canda tawa dari semua yang ada di ruangan tersebut, mereka berasal dari berbagai negara, hingga mereka memutuskan menggunakan bahasa inggris untuk berkomunikasi.
Annisa bukanlah satu-satunya peserta yang beragama muslim,ada beberapa dari negara lain yang juga beragama muslim dan juga ada beberapa yang mengenakan hijab, seperti peserta dari negara Jiran Malaysia dan Brunei Darussalam,ada juga dari Indonesia yang satu negara dengan Annisa namun beda asal daerah.
" Ayo kita Shalat dulu, jangan terlalu lama melewatkan waktu Dzuhur" ajak Ustazah Ulfa pada Annisa setelah mereka selesai makan.
" Iya ustazah" Jawab Annisa patuh, keduanya berjalan beriringan menuju kamar mereka.
Keduanya melaksanakan kewajiban empat rakaat mereka siang itu, seperti biasa jika hanya Shalat berdua maka sang ustazah lah yang akan mengimami,begitu pula jika saat shalat bersama para santri lainnya saat di ponpes, terkecuali mereka shalat berjamaah di masjid pesantren, barulah mereka akan di imami oleh santri pria atau ustadz.
" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..2x" ucap ustazah Ulfa yang juga di ikuti oleh Annisa selaku jamaah.
Tak lupa sang imam membacakan beberapa doa pendek serta berzikir singkat dan disertai Shalawat, setelah nya seperti biasa, keduanya akan saling bersalaman.
" Kamu berencana akan kemana setelah ini?" tanya ustazah Ulfa pada Annisa.
" Maunya sih jalan-jalan di sekeliling kapal ini,tapi besok aja deh,Ica pengen istirahat aja dulu, badannya terasa lelah banget " jawab Annisa.
" Ok..siang ini kita istirahat dulu,besok aja kita tour nya,capek juga ya ternyata " jawab ustazah Ulfa setuju dengan rencana Annisa.
Keduanya memutuskan untuk istirahat siang itu, karena dari yang mereka dengar malam nanti akan di adakan party di lantai teratas kapal tersebut,dan sepertinya Annisa dan sang ustazah berencana tak ikut serta,bagi mereka yang terbiasa di ponpes akan merasa asing dengan acara seperti itu,terlebih yang menghadiri acara tersebut pasti banyak warga asing,maka akan dipastikan akan ada suguhan minuman beralkohol,itu yang mereka dengar dari beberapa orang yang mereka temui.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!