Hari ini adalah hari bahagianya, sepasang kekasih akan meresmikan hubungannya dalam ikatan pernikahan.
"Bagaimana para saksi?" Tanya Bapak penghulu sembari menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Saaaahhh..." Ucap para saksi kompak.
"Alhamdulillah.." Suara dalam ruangan tersebut kembali terdengar kompak.
Kedua pasangan pengantin baru terlihat sangat lega.
Ita mencium punggung tangan suaminya, tak henti mereka menunjukkan senyum terindah di hadapan para tamu undangan yang hadir menyaksikan acara ijab qobul mereka.
Selanjutnya mereka sungkem kepada orangtua, terlihat sangat haru moment ini, terlebih untuk Ibunda Ita yang menyaksikan putri bungsunya telah resmi menjadi seorang istri.
"Jaga Ita dengan penuh kasih sayang ya Nak, jangan kecewakan kami, kami sangat menyayanginya.." Pesan Ibu Lina kepada menantunya, lalu menyeka air mata yang terus saja mengalir.
"Pasti Ma.." Jawab Yuda meyakinkan mertuanya.
"Terimakasih.. Mama percaya padamu.." Balas Ibu Lina lalu memeluk menantunya.
Kini giliran Ita, ia sudah tak kuasa lagi untuk menahan air mata saat berlutut di depan kedua orang tuanya.
"Papa, Mama.. Terimakasih atas segalanya.." Ucap Ita sembari mengusap air mata yang semakin lancar mengalir.
Lalu ia mendongak menatap kedua orang tuanya yang juga tak kalah menatap haru.
"Kamu sekarang sudah menjadi istri, jadilah istri yang baik, yang selalu memberi cahaya.." Begitu pesan Pak Imron sambil mengusap lembut pundak putri bungsunya tersebut.
"Apapun yang terjadi dalam rumah tangga, kalian harus menghadapi bersama ya Nak, karena rumah tangga yang baik harus di dasari kerja sama yang baik dari keduanya.." Imbuh Ibu Lina memberi pesan, lalu memeluk erat putrinya.
"Terimakasih Pa, Ma.. Ita akan berusaha menjadi istri yang baik untuk Mas Yuda.." Jawab Ita meyakinkan kedua orang tuanya.
Setelah selesai sungkeman, mereka lanjut menyalami para kerabat dan sahabat yang hadir.
Mereka memang tidak mengundang banyak orang di acara ijab qobul, dari orang luar hanya beberapa teman dekat pasangan pengantin, untuk lainnya mereka sengaja mengundang di acara resepsinya.
"Selamat Bro... Akhirnya nggak nganggur juga itu tongkat.." Ucap sahabat Yuda setengah berbisik kepada Yuda.
"Hahaha.. Thank you, Bro.." Balas Yuda lalu melanjutkan menyalami yang lain.
"Siap di jebol nggak gawangnya?" Tanya Zara menggoda sahabatnya itu.
Sedangkan Ita yang mendengar langsung merasa malu.
"Huussttt, apasih malu tau di dengar orang.." Ucap Ita lirih sambil memukul pelan lengan sahabatnya itu.
"Awww..." Pekik Zara mengeraskan suara dengan mengelus lengannya, tentu saja itu di buat-buat ya..
(Beneran kok Ita mukulnya pelan😁)
Dan otomatis semua menoleh pada sumber suara, Ita yang menyadari itu langsung melotot ke arah sahabatnya, sedangkan yang di tatap cuma cengengesan.
"Kenapa sayang?" Tanya Yuda kepada istrinya saat mendengar Zara memekik di hadapan istrinya.
"Biasa nih tukang iseng Mas.. Nggak usah di dengar, banyak drama dia hidupnya.." Ucap Ita memukul lengan sahabatnya lagi.
"Nggak gitu Yud.. Ita sudah nggak sabar gawangnya mau di jebol, hahaha.." Ucap Zara yang sudah tidak bisa menahan gelak tawanya karena melihat wajah sahabatnya seperti udang rebus, alias merah.
"Fitnah dia Mas.." Ucap Ita meyakinkan suaminya.
"Ini nih memang hobby banget kalau iseng.." Lanjut Ita sembari memukul lengan Zara lagi.
"Hahaha..." Zara cuma bisa tertawa, sudah tidak mampu berkata-kata lagi.
"Sayangnya aku lebih percaya sama ucapan Zara, sayang.." Ucap Yuda menggoda istrinya.
"Isshhh... Maass.." Ita akhirnya memilih diam.
Zara dan Yuda menahan gelak tawanya melihat ekspresi Ita yang menggemaskan itu.
Yuda sebetulnya juga paham bahwa istrinya tersebut tidak mungkin mengatakan hal demikian, dia hanya ingin menggoda istrinya.
Hallo Kakak semua..
Terimakasih sudah mampir untuk membaca.
Jangan lupa support saya sebagai pemula ya.. Like, vote, jangan lupa tinggalkan jejak kalian di dalam kolom komentar..
Supaya saya bisa lebih semangat halunya😂
Terimakasiiiiihhh😍🙏
Akhirnya acara ijab qobul berjalan lancar, semua tamu sudah pada pamit.
Sedangkan para keluarga beristirahat dirumah, termasuk pasangan pengantin baru ini.
Mereka juga beristirahat di rumah keluarga Ita, dekat gedung tempat dilaksanakannya acara pernikahan.
"Huufftt.. Alhamdulillah selesai juga, tinggal nanti.."Ucap Ita sembari duduk di kursi depan meja rias.
Merasa tidak ada respon, Ita menoleh ke arah suaminya yang sedang berdiri menatap luar jendela.
"Mas.." Panggil Ita kepada suaminya.
"Iya Sayang.." Jawab Yuda dengan senyum manisnya.
"Kamu kenapa kok melamun? Awas nanti kesambet..hihi" Ucap Ita mencoba menghibur suaminya yang sedang melamun, ia pun sebenarnya juga sangat penasaran.
"Emmm.. Nggak papa sayang, aku hanya sedih saja tidak ada satu pun pihak keluargaku yang datang, kalau aku orang kaya pasti aku akan menghadirkan mereka semua kesini, menyaksikan hari bahagia kita" Jelas Yuda lalu meraih kedua tangan istrinya dan mencium punggung tangan putih tersebut.
"Maafkan aku ya sayang, aku akan berusaha menjadi yang terbaik dalam hidupmu" Ucap Yuda mencium tangan istrinya lagi.
"Iya Mas, aku percaya padamu, selagi kami melihatmu seorang pekerja keras, kami percaya kamu pria yang bertanggung jawab lahir dan bathin.." Jawab Ita.
Keduanya pun saling menatap dalam, jantung Ita terasa mau copot, tiba-tiba keringat dingin.
"Tatapan macam apa ini.... Adeek bisa pingsan Baaanng.." Begitu bathin Ita berbicara 😂
Dengan tatapan yang masih terjaga, Yuda menarik pinggang Ita ke dalam pelukannya dan "cup". Ia mencium pucuk kepala istrinya lembut.
"Terimakasih sayang, I love you.." Ucap Yuda yang semakin mengeratkan pelukannya.
"I love you too.." Balas Ita tanpa memandang suaminya, karena Yuda masih menahan kepala istrinya untuk menempel di dadanya.
Kruyuk kruyuk
Tiba-tiba perut Yuda bersuara cukup nyaring, hingga membuat mereka langsung reflek melepaskan pelukannya.
"Kamu lapar Mas? Bukannya tadi kita makan sama-sama kan?" Tanya Ita yang meyakinkan kalau ia tidak salah.
"Iya sayang, maklum porsi kuli biasanya dobel, haha " Ucap Yuda menertawakan dirinya sendiri.
"Hmm.. Ya sudah mandi dulu sana abis itu makan ya.." Ucap Ita menyuruh suaminya agar tidak menunda-nunda perutnya yang sudah lapar.
"Oke sayang.." Jawab Yuda lalu meraih handuk yang sudah diambilkan oleh istrinya, ia pun segera berlalu ke kamar mandi membersihkan badan yang berkeringat.
-----
Sedangkan Ita tadi sudah mandi terlebih dahulu pas Yuda masih mengobrol dengan keluarga Ita.
Sambil menunggu suaminya yang masih mandi, Ita keluar kamar menuju dapur untuk menyiapkan makan suaminya.
"Siapa yang mau makan Mbak?" Tanya seseorang dengan tiba-tiba, tentu saja membuat Ita merasa kaget.
"Ughhh.. Mbak bikin kaget aja, untung jantung ini strong.." Ucap Ita sambil memegangi dadanya yang kaget.
"Mbak Ita aja yang terlalu serius sampai nggak lihat saya ada dikursi pojok itu.." Ucap Mbak Risma sambil menunjuk kursi yang memang ada di sudut dapur.
"Iya kah? Maap Mbak..hehe" Ucap Ita cengengesan sendiri.
"Hmmm.. Emang siapa yang mau makan Mbak?" Risma mengulangi pertanyaan yang belum dijawab.
"Mas Yuda, Mbak" Jawab Ita singkat.
"Disana tadi pasti Mas Yuda nggak sempat makan ya Mbak karena saking sibuk sama tamunya?" Tanya Risma polos.
"Hehe iya Mbak" Jawab Ita.
"Iyain aja biar cepet, kalau dijawab makin kepo nih Emak-emak😂" bathin Ita.
Ita sudah selesai menyiapkan makan untuk suaminya, ia kembali ke kamar untuk memanggil suaminya.
Risma, wanita 33 tahun, perantauan asal Jawa Timur yang bekerja sebagai ART di rumah orangtua Ita sejak usia 23 tahun, dari gadis hingga menikah 3 tahun yang lalu, namun belum diberi keturunan.
Ia pun mengajak serta suaminya yang asli dari Jawa untuk merantau atas permintaan majikannya, tentu saja majikannya sudah menyiapkan pekerjaan untuk suaminya.
------
Hallo Readers...
Terimakasih sudah mampir, jangan lupa support aku yang masih pemula ini yaa...
Jangan lupa like, vote, dan tinggalkan jejak kalian di dalam komentar.
Terimakasih banyak🙏
Nantikan bab-bab selanjutnya, harus dibaca sampai Bab terakhir yaaaa😍😍
Tentang Yuda Abadi
Putra sulung dari pasangan Bapak Agus dan Ibu Mus, ia merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, ia memiliki 3 orang adik, 2 laki-laki dan 1 perempuan.
Tentu saja mereka masih sangat membutuhkan biaya yang banyak, karena ketiga adiknya juga masih bersekolah.
Saat ini, adiknya yang bernama Yudi baru saja masuk Sekolah Menengah Kejuruan, dan adiknya Yoko baru naik ke kelas IX, sedangkan si bungsu dan perempuan satu-satunya bernama Yuni masih duduk di bangku kelas V SD.
Saat itu semuanya masih kecil, tentu saja hal itu yang membuat kedua orang tua Yuda berterus terang tidak mampu membiayainya jika ingin kuliah.
Yuda pun memahami kondisi ini, ia tidak memaksa untuk hal yang memang berat untuk orang tuanya.
Ia hanya bisa berusaha meyakinkan kedua orang tuanya agar melepas putra sulungnya tersebut untuk pergi merantau.
Walaupun dengan hati yang berat, karena untuk pertama kalinya harus jauh dari anak-anaknya, akhirnya Bapak Agus dan Bu Mus pasrah akan keputusan putra sulungnya.
Karena mereka sadar, jika menahan putranya untuk terus dirumah juga merupakan tindakan yang salah, anaknya juga berhak melangkah jauh diluar sana untuk mencapai cita-cita yang mungkin saja hingga kini masih tersusun rapi di memori kepalanya.
-----
Dengan modal izin dari orang tuanya dan menjual seekor kambing untuk uang sakunya, Yuda pun akhirnya meninggalkan kampung halaman.
Setelah lulus dari sekolah menengah atas, ia bertekad merantau untuk mengubah nasibnya di tanah orang.
Ia akhirnya ikut dengan tetangganya yang sudah senior merantau di Pulau Jawa.
Setelah lebih setahun disana, ia kembali mendapat tawaran yang lebih menggiurkan.
Akhirnya ia bertekad lagi berangkat ke tempat yang sekarang, salah satu kota di Pulau Sulawesi.
Dari sini pelan-pelan ia bisa mencapai harapannya, rajin mentransfer untuk orang tua di setiap bulannya untuk merenovasi rumah mereka yang sudah terkesan jadul, dan harapan utamanya yaitu ia bisa nyambi kuliah pun juga terwujud hingga ia menjadi sarjana S1.
Hingga dikemudian hari, ia bertemu dengan Ita yang merupakan anak baru, Ita juga kerja nyambi kuliah.
-----
Sedangkan keluarga Ita termasuk keluarga mampu di daerahnya, tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan keadaan keluarga Yuda.
Namun, pada akhirnya mereka resmi berpacaran hingga menikah.
Pihak keluarga Ita tidak pernah pilih-pilih, mereka sudah memahami bagaimana kinerja Yuda yang super luar biasa penuh semangat, perjuangannya mendapatkan gelar sarjana dan berhasil membuka kedai kuliner yang simpel sesuai modal yang ia kumpulkan dari keringatnya sendiri, membuat kedua orang tua Ita merasa kagum dan tidak berpikir panjang untuk langsung memberi restu kepada mereka berdua.
Ia sangat mengharapkan kehadiran keluarganya di hari bahagianya, namun niat itu akhirnya di urungkan kembali mengingat sebagai laki-laki modal untuk menikah tidaklah sedikit, dengan berat hati ia meminta kepada beberapa temannya untuk menjadi pihak keluarganya, dan tentu saja teman-temannya tidak keberatan untuk membantu Yuda.
-----
Sedangkan gedung yang digunakan untuk menggelar acara pernikahan itu adalah milik keluarga Ita, letaknya bersampingan dengan rumahnya, gedung serbaguna bagi keluarga Ita, karena saking banyaknya saudara, gedung tersebut sangat berfungsi jika ada acara-acara keluarga.
Kira-kira cukup sekian yaa cerita tentang Yuda.
😁
-----
Jangan lupa terus support saya sebagai penulis baru ya..
Like, vote, komennya Kakak....🙏
Terimakasih 😍
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!