NovelToon NovelToon

Pembantu Menikahi Tuan Majikan

PMTM BAB 1_KYRA QUEENSHA

Seorang wanita cantik nan polos masih bergulat dengan selimutnya, karena suasana pedesaan yang cukup asri membuat wanita itu enggak untuk beranjak.

Wanita desa yang cantik dan manis harus merelakan mimpinya untuk bisa berkuliah karena himpitan ekonomi keluarganya sehingga dia harus bekerja sebagai seorang pembantu di kota mengikuti bibinya.

"Nduk bangun nduk!" pekik seseorang dari luar sambil mengetok pintu kamar tersebut.

"Bentar bu masih ngantuk banget nih." ucap gadis itu, padahal biasanya dia akan bangun terlebih dahulu, tapi mungkin karena kecapekan membuat wanita itu telat bangun.

"Nduk udah di tungguin sama budhe mu itu loh, katanya mau ikut!" seru sang ibu yang dari tadi terus meneriaki nya.

Kyra Queensha atau Kyra nama sapaan nya itu pun langsung terbangun dari tidurnya dan melihat jam yang berada di nakas nya ternyata sudah jam delapan padahal biasanya Kyra akan bangun jam empat sekalian setelah sholat subuh dia akan membantu ibu nya di dapur.

"Ya ampun ibu kenapa gak bangunin Kyra?" seru gadis itu dengan terburu-buru karena dia sudah janjian dengan budhe nya akan berangkat jam sembilan, yang artinya satu jam lagi dari sekarang.

"Ya Allah nduk, ibu udah bangunin kamu dari tadi tapi kamu malah asik tidur terus." ujar ibu Wati ibu dari Kyra.

Sedangkan Kyra yang mendapatkan omelan tersebut pun hanya bisa menyengir kuda mendengarnya.

"Hehehe maaf ya bu, Kyra ngantuk bangun tadi." ucap nya.

"Ya udah sekarang buruan kemas kemas, budhe mu udah nungguin." ucap sang ibu.

Segera Kyra membersihkan tubuhnya dan bersiap-siap, tak sampai lima belas menit dia sudah rapi saja.

"Udah siap nduk?" tanya ibu Wati.

"Udah bu, Kyra pamit dulu ya bu, doakan Kyra di jakarta lancar-lancar terus ya bu dan betah, biar bisa ngasih uang bulanan terus buat ibu sama bapak." ucap Kyra dengan air mata yang sudah ingin keluar.

"Pasti nduk, tapi kalau kamu gak kuat jangan paksain ya, bapak mu dan ibu lebih baik hidup miskin dari pada melihat anak bapak dan ibu sengsara nduk." ucap bu Wati membuat Kyra tak bisa membendung air matanya.

Keluarlah air mata tersebut membuat Kyra langsung memeluk erat tubuh ibu nya, dia akan sangat rindu sekali nantinya, namun Kyra juga harus mencari uang untuk keperluan keluarga nya.

"Pak Kyra pamit ya," pamitan Kyra kepada sang bapak yang dari tadi berada di samping istrinya, beliau juga sedih karena harus merelakan sang anak untuk merantau.

"Iya nak." ucap sang bapak.

"Pak bu Kyra pamit, assalamualaikum." pamitnya kemudian naik ke mobil yang sudah di sediakan dari tadi.

Setelah itu budhe Siti pamit dan langsung menuju ke mobil juga karena mereka akan segera berangkat.

"Udah jangan nangis aja, nanti juga udah enggak nangis lagi." ucap budhe Siti menenangkan ponakannya agar tidak menangis terus.

"Budhe masih jauh ya?" tanya Kyra karena ini adalah kali pertamanya menginjakkan kakinya di ibu kota yang besar ini.

"Bentar lagi nduk," ucap budhe Siti yaitu budhe nya.

Kyra mengikuti budhe nya itu bekerja di ibu kota karena dia harus menghidupi orang tuanya, apa lagi ibu nya sering sakit-sakitan sehingga Kyra sangat membutuhkan uang banyak untuk ibu nya berobat, mengandalkan gaji sang ayah yang hanya seorang petani pun sangat tidak cukup, apa lagi dia juga memiliki adik laki-laki yang baru saja masuk SMA kelas satu.

Mau menjelaskan sedikit tentang siapa-siapa yang akan masuk ke dalam tokoh, ibu nya bernama Wati Setiawati yang sering sakit-sakitan beberapa tahun ini, sedangkan bapaknya bernama Yanto pratama yang hanya seorang petani dan juga buruh tani membuat hidup kyra cukup susah sebelumnya, dia juga memiliki seorang adik tampan bernama Bagas Prasetyo

Tak lama mereka sampai di sebuah bangunan yang cukup besar dengan gerbang yang juga menjulang tinggi, Kyra tak henti-henti nya berdecak kagum melihat pemandangan di depannya ini.

"Ayo nduk masuk." ajak budhe Siti.

"Oh ya nduk, mulai sekarang panggil budhe bibi saja ya biar sama kayak yang lainnya." ucap budhe Siti mencoba membiasakan panggilan nya kepada sang ponakan, dan Kyra yang mendengar hal itu hanya bisa menganggukkan kepalanya paham.

*Oke mulai sekarang bukan lagi budhe ya tapi bi Siti.

Kyra hanya mengikuti jalan sang bibi menuju ke rumah mewah tersebut, bi Siti mengajak Kyra masuk dari pintu belakang karena sangat tidak sopan jika mereka hanya seorang pembantu tapi masuk lewat pintu depan yang hanya pemilik dan tamu yang berhak masuk dari situ.

"Nduk ini kamar kamu dan ini kamar bibi," ucap bi Siti menjelaskan kamar dari Kyra.

"Kita ketemu nyonya besar aja dulu baru setelah itu kamu beres-beres barang kamu." ucap sang budhe dan di angguki oleh Kyra.

Bi Siti pun mengajak Kyra menuju ke ruang keluarga di mana biasanya nyonya besar nya berada di sana.

Dan benar saja nyonya besarnya berada di sana sambil melihat tab yang beliau bawa, seperti nya sedang ada pekerjaan, maklum lah keluarga pebisnis sehingga semua keluarganya pun menjalankan bisnis masing masing.

"Nyonya permisi." salam Bu Siti membuat nyonya besarnya itu menoleh ke arahnya.

"Ada apa Siti? Dan siapa wanita ini?" tanya sang nyonya membuat bi Siti menjelaskan siapa wanita yang ikut dengannya itu.

Kyra yang di tatap seperti itu pun hanya bisa menunduk karena merasa terintimidasi dan takut, apa lagi dia melihat wajah cantik dari wanita di depannya itu membuat dia juga iri, padahal di lihat dari wajahnya seperti masih sangat muda tapi ternyata sudah memasuki kepala lima.

"Ini Kyra nyonya, gadis yang pernah saya bicarakan dengan nyonya waktu itu." ucap bi Siti kepada majikannya itu.

"Cantik ya, kenapa kok gak kuliah saja sayang? Kamu cantik masa mau jadi pembantu?" tanya istri majikannya itu.

"Saya ingin membantu perekonomian keluarga saya nyonya." ucap Kyra dengan gugup namun tetap sopan karena itu yang dari dulu di ajarkan oleh orang tua nya.

"Wah kamu ya, sudah cantik pekerja keras pula. Semoga saja kamu betah ya bekerja di sini," ucap nyonya nya itu.

"Baik nyonya." balas Kyra merasa senang karena dia di terima dengan baik di sini.

Bi Siti dan Kyra sendiri bekerja di sebuah keluarga kaya raya yang bisnisnya tidak bisa di hitung saking banyaknya.

Bahkan sampai ke luar negeri pun ada bisnisnya, bi Siti sendiri sudah hampir tiga puluh tahun bekerja di sana, beliau akan pulang beberapa bulan sekali karena sang suami juga bekerja di sana sebagai seorang security, pak Karto namanya, anaknya sendiri juga ikut di sini dan sekarang sudah membantu sang ayah sebagai penjaga keamanan di rumah mewah ini bernama imam usianya hanya terpaut dua tahun dari Kyra yaitu 20 tahun.

Sebenarnya saat Kyra melihat rumah ini menurut nya ini bukan rumah lagi sih tetapi mansion karena bangunannya luas sekali, bahkan sudah seperti istana, itu saja Kyra belum melihat semuanya karena setelah sampai dia harus merapihkan pakaiannya.

.

.

Bersambung.....

Follow Instagram @Lala_Syalala

Follow TikTok @Lala_Syalalaa13

Follow Facebook @Lala Syalala

Author FN @Lala_Syalala

HAIIII READERS

AKHIRNYA AUTHOR KEMBALI DENGAN CERITA BARU LAGI NIH, CERITA YANG DIJAMIN SEMAKIN SERU DENGAN ALUR YANG MENARIK.

JANGAN LUPA FAVORITKAN CERITA INI, VOTE, LIKE DAN KOMENTAR BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT BUAT NGELANJUTIN CERITA NYA...

HADIAH NYA JUGA BOLEH LOH YA, MAWAR ATAU KOPI NYA KAKAKKK🙏🏻😊😊😊

PMTM BAB 2_Persiapan

Keluarga Ivander, marga yang sangat di segani oleh semua orang di negara ini karena bisnis yang tak terhitung jumlah nya, juga banyak anak dan orang tua nya yang bekerja di perusahaan tersebut.

SKY grup, sebuah perusahaan besar milik keluarga Ivander di mana di dalamnya terdapat perusahaan perusahaan kecil yang di naungi oleh SKY grup.

Didirikan oleh keluarga Ivander yang di mana sekarang adalah generasi ke dua yaitu Angga Ivander yang mempunyai istri bernama Mira Ivander, sekaligus majikan dari Kyra.

"Pa, bi Siti tadi ngenalin mama sama pembantu baru yang pernah mama diskusikan sama papa dulu loh." sahut sang istri mama Mira saat mereka sudah berada di kamar bersiap untuk tidur.

"Oh udah dateng, tapi kok papa tadi gak ngelihat waktu makan malam?" tanya papa Angga.

"Tadi kata bibi dia lagi bersihin ruangan belakang," ucap mama Mira dan di angguki oleh sang suami.

"Cantik loh pa, mana pekerja keras lagi. Mama suka deh sama gadis itu," seru mama Mira dengan antusiasnya menceritakan soal Kyra.

"Syukurlah kalau mama senang, semoga dia betah dan tidak keluar dari sini ma." ucap sang suami karena terlalu banyak pembantu baru yang tiba-tiba memutuskan untuk pergi.

Entah kenapa tapi sepertinya karena pekerjaan yang cukup berat, bagaimana tidak mereka para pembantu harus membersihkan semuanya setiap hari.

Sebenarnya sudah banyak pembantu yang di pekerja kan, sekitar lima belas lebih, namun karena kebanyakan anak anak yang baru saja bekerja sehingga banyak yang merasa capek dan lain lainnya, walau Kyra juga termasuk baru namun mama Mira berharap tidak ada lagi yang keluar dari pekerjaan ini.

.

Tak terasa sudah dua bulan Kyra bekerja di keluarga kaya raya tersebut, selama itu pula hidupnya mulai tenang, dia juga sudah mendapat kan teman di sana sehingga Kyra tidak merasa kesepian, dengan gaji besar dan pekerjaan yang menurutnya cukup ringan karena dia dulu pernah bekerja sebagai pembantu juga dan sangat berat karena dia harus bekerja sendirian di rumah mewah namun tak semewah ini sih.

Bahkan selama dua bulan ini Kyra bisa mengirimkan sedikit uang ke kampung, walau tidak banyak namun setidaknya cukup lah untuk kebutuhan sehari-hari dan juga beli obat untuk sang ibu.

"Semua nyonya menyuruh kita untuk berkumpul di ruang keluarga." ucap bi Siti yang memang menjadi seorang kepala pelayan di rumah mewah tersebut sehingga semua pembantu pasti menuruti ucapan beliau, begitu pun dengan Kyra, maklum karena memang bi Siti yang paling lama bekerja di sini.

Semua pekerja sudah berada di ruang keluarga, mama Mira dan papa Angga duduk di kursi kebanggaan mereka, sedangkan para pembantunya berdiri tak jauh dari sana dengan menundukkan kepalanya dengan hormat.

"Saya di sini cuma mau ngasih tahu kalau anak saya akan kembali ke Indonesia besok." ucap mama Mira membuat semua yang berada di sana diam.

Mereka tahu siapa anak dari pasangan Angga Ivander dan juga Mira Ivander itu, seseorang yang sangat berpengaruh, bahkan klien saat bersama dia pasti akan langsung luluh dan tidak ada yang berani menolak dan membantah ucapannya.

Sedangkan Kyra sama sekali tidak tahu siapa yang di maksud, maklum karena selama dua bulan di sini tidak keluarga lainnya selain tuan dan nyonya nya itu.

"Untuk security dan supir sudah suami saya kasih tahu, kalian tahu bukan kalau anak saya itu sangat anti dengan hal hal yang kotor, jadi saya harap kalian semua bekerja dengan baik lagi." ucap mama Mira.

"Baik nyonya." jawab semuanya mengerti.

Setelah itu baru lah mereka kembali ke pekerjaan masing masing, Kyra sekarang berada di lantai atas membersihkan perpustakaan karena katanya anak dari nyonya nya itu sangat suka berada di perpustakaan.

"Emang anaknya nyonya itu kemana mbak Diyah?" tanya Kyra kepada rekan kerjanya yang juga sedang membersihkan perpustakaan.

"Lah kamu gak tau anak dari nyonya Mira Ra?" tanya mbak Diyah dengan syok nya, bagaimana bisa Kyra tidak tahu siapa sosok pewaris tunggal dari Kerajaan bisnis milik keluarga Ivander itu.

Sedangkan Kyra yang di tanya seperti itu hanya menggelengkan kepalanya karena dia memang tidak tahu siapa anak dari nyonya nya itu, dia kira nyonya dan tuannya itu tidak memiliki anak karena tidak pernah melihat anak tersebut selama dua bulan lebih dia bekerja di sini.

"Kalau gitu kamu denger ya apa yang bakalan mbak cerita ini biar kamu paham." tegas mbak Diyah dan di angguki oleh Kyra.

"Anak dari nyonya dan tuan itu tuan muda Gavin, pria yang sudah cukup matang sekitar dua puluh sembilan tahun yang akan menjadi pewaris satu satu nya dari kerajaan bisnis milih keluarga Ivander. Tuan muda Gavin sekarang berada di London untuk mengurus bisnis keluarga di sana sekalian beliau sekolah S3 di sana, karena sudah selesai dengan sekolahnya makanya tuan muda Gavin kembali ke Indonesia,,," ucap mbak Diyah men-jeda ucapannya karena bercerita seperti ini sungguh butuh tenaga.

"Tuan muda itu sifatnya cukup cuek, dingin, dan menakutkan, dia sangat tidak suka dengan barang barang yang kotor dan sangat teliti. Pernah dulu ada pembantu yang tak sengaja memegang tangan tuan muda langsung di patahkan tangannya sama tuan muda, dan ada juga yang pernah kurang bersih dalam membersihkan perpustakaan ini hingga tuan muda langsung marah marah dan memecat pembantu tersebut tanpa ampun." ucap mbak Diyah, sedangkan Kyra hanya diam mendengar kan.

"Ngeri juga ya mbak." sahut Kyra merinding bulu kuduknya mendengar hal tersebut.

"Tapi tuan muda tuh sebenernya baik loh Ra, pernah dulu mbak butuh biaya karena harus melahirkan saat tuan muda dengar mbak langsung di bantu, mungkin karena sebuah insiden hingga tuan muda sampai bersikap seperti itu." ucap mbak Diyah.

"Udah selesai ngobrolnya?" interupsi seseorang membuat kyra dan mbak Diyah langsung terkejut, saat melihat ke belakang ternyata itu adalah bi Siti.

Beliau mencari keberadaan Kyra dan mbak Diyah tapi tak juga bertemu, saat dia bertanya kepada pembantu lainnya mereka mengatakan melihat Kyra dan mbak Diyah ke perpustakaan untuk membersihkan debu debu di sana.

"Eh bi Siti." seru mbak Diyah dengan cengiran yang dia tunjukkan.

"Udah selesai belum? Kalau udah buruan ke bawah, nyonya bilang kalau tuan muda akan datang malam ini." ucap bi Siti membuat mbak Diyah dan Kyra terkejut.

"Loh bukannya besok ya bi?" tanya Kyra.

"Seharusnya begitu nduk, tapi nyonya bilang kalau penerbangan di majukan  dan tuan muda sudah berada di dalam pesawat sekarang, kemudian akan tiba malam hari ini." ucap bi Siti.

Akhirnya para pembantu mulai sibuk mempersiapkan makanan untuk tuan muda nya itu, dan mama Mira juga yang sudah menanti kedatangan sang anak yang sudah lama sekali tidak beliau temui, kira kira hampir enam bulan mama Mira tak berjumpa dengan anak semata wayang nya ini.

.

.

Bersambung.....

PMTM BAB 3_GAVIN EZAZ IVANDER

Di sisi lain di gedung pencakar langit kota London, seorang pria sedang menikmati pemandangan kota yang tak pernah tidur itu.

Dia adalah Gavin Ezaz Ivander, atau yang biasanya di panggil Gavin. Anak dari pasangan pebisnis terkenal Angga Ivander dan juga Mira Ivander sekaligus pewaris satu satu nya dari kerajaan bisnis turun temurun itu.

Berparas tampan dengan bulu mata panjang, hidung mancung dan juga kulit putih, jangan lupa juga dengan tubuh nya yang atletis membuat siapapun pasti akan langsung terpanah melihat nya.

Usia nya yang baru 29 tahun namun sudah bisa menjalankan bisnis keluarga yang berada di London dan juga sudah merampungkan study S3 nya di kampus ternama di London Inggris.

Namun sayang walau usianya sudah matang dan juga pekerjaan yang juga sudah mapan, namun tidak ada niatan bagi Gavin panggilan akrab nya itu untuk menikah di waktu waktu dekat ini.

Mama Mira sampai sempat mengkhawatirkan sang anak, beliau takut jika sang anak sampai belok tidak sesuai kodrat nya, namun untung saja Gavin bisa memberikan penjelasan kepada sang mama sehingga mama nya tidak terlalu perlu khawatir akan hal tersebut.

"Tuan muda semuanya sudah siap." ucap Max asisten pribadi Gavin.

"Kita terbang sekarang." ucap nya tegas kemudian meninggalkan tempatnya.

Ini adalah saat Gavin memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah dia cukup lama berada di London, rasanya aneh bagi Gavin karena dia sudah lama tak pulang namun dia juga sadar bahwa tugasnya sekarang untuk menggantikan sang papa yang sudah beberapa kali terus menghubunginya dan menyuruh dia untuk pulang.

"Baik tuan muda." Max pun segera mengikuti langkah tuan muda nya dari belakang yang menuju ke mobil, setelah itu segera menuju ke bandara untuk penerbangan yang sebentar lagi akan berangkat.

Malam harinya Gavin sudah menginjak kan kakinya di Indonesia, tanah kelahirannya itu.

"Max langsung ke mansion saja karena dari tadi ibu negara terus menelepon." tegas Gavin dan di angguki oleh max sang asisten.

"Baik tuan muda." jawab nya.

Max sendiri sudah hampir tujuh tahun ini bekerja dengan tuan muda nya, sehingga dia sangat tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai oleh tuan muda nya itu.

'*Ternyata jakarta tak banyak berubah." gumam Gavin dalam hatinya*.

Tak lama mobil pun sampai di pekarangan rumah mewah yang sudah lama tak dia injak lagi, dia sudah hampir dua tahun tak pulang, kalau orang tua nya rindu pasti mereka yang harus terbang ke London untuk bertemu sang anak, dan terakhir kali orang tuanya datang ke London enam bulan yang lalu.

Kedatangan Gavin di sambut oleh para pekerja di sana, saat Gavin masuk ke mansion tersebut sudah ada mama Mira yang menanti kedatangan sang anak.

CEKLEK

"Ya tuhan anak aku!" seru mama Mira berjalan mendekati Gavin dan memeluknya sayang.

Sedangkan Gavin sudah tahu bagaimana nanti jika mama nya melihat dirinya, dan benar saja selalu saja heboh, namun dia tetap menerima perlakuan sang mama karena tidak ingin membuat wanita yang sudah melahirkannya itu kecewa.

"Mama apa kabar?" tanya Gavin yang memang dia hanya akan bersikap baik dan ramah kepada keluarganya saja, selain itu semua nya akan dia anggap sebagai hama dan tidak harus ada rasa ramah yang dia berikan.

"Baik sayang, mama kangen banget sama kamu." tutur mama Mira sambil melepaskan pelukannya dari sang anak.

Kemudian Gavin pun mengalihkan pandangannya kearah sang papa yang juga sedang menanti nya.

"Pa." sapa Gavin dan langsung di beri angguki oleh sang papa.

"Bagaimana perjalanan mu tadi?" tanya papa angga.

"Lancar pa," sahut Gavin.

"Ya sudah kamu makan malam saja dulu ya, pasti belum makan kan?" tebakan mama Mira yang seratus persen benar sekali.

Karena dia tiba pukul tujuh malam tadi Gavin belum sempat untuk menyantap makanan di dalam pesawat karena dia juga sibuk dengan tablet nya yang sedang memantau perkembangan bisnisnya dan juga berkas berkas yang harus dia baca sebelum dia tanda tangani.

Dia pun makan malam bersama orang tua nya karena kebetulan mama Mira dan papa Angga menunggu dirinya agar bisa makan malam bersama.

.

Di sisi lain Kyra sekarang berada di kamarnya, dia baru saja beristirahat dan bergantian dengan salah satu mbak yang ada di sana.

Tubuhnya rasanya kurang fit sekarang ini jadi bi Siti menyuruh Kyra untuk istirahat saja, sehingga dia tidak tahu kalau di mansion utama sekarang anak dari majikannya sudah datang, siapa lagi kalau bukan Gavin.

"Gimana Ky udah baikan?" tanya mbak Diyah diyah yang masuk ke dalam kamar Kyra.

"Masih pusing mbak." ucap Kyra.

"Ya udah kamu istirahat aja."

"Tuan muda udah dateng mbak?" tanya Kyra merasa bersalah karena tidak bisa menyambut padahal dia sangat ingin sekali.

"Udah, sekarang lagi makan malam sama tuan dan nyonya." ucap mbak Diyah.

Sedangkan Gavin setelah selesai makan malam, dia pun pamit ke kamarnya dan bersiap-siap menggunakan jaket kulitnya membuat mama Mira yang masih berada di ruang keluarga pun bertanya.

"Kamu mau kemana sayang malem malem gini?" tanya mama Mira, pasalnya ini sudah malam apa lagi sang anak baru saja tiba dari luar negeri, emang tidak capek apa ya.

"Mau ketemu temen temen dulu ma bentar." ucap Gavin kemudian menghilang dari pintu keluar.

Gavin langsung mencoba mobil sport nya yang sudah lama sekali tidak pernah dia gunakan, mobil dengan desain khusus dan hanya ada beberapa buah saja di dunia membuat mobil tersebut bernilai jutaan dollar.

Dia melajukan mobil tersebut di jalanan ibu kota yang tak pernah sepi itu menuju ke sebuah bar yang sudah lama sekali tidak pernah dia datangi.

Dia masuk ke dalam sana dan suara dentuman musik yang cukup kencang memekikkan telinga, namun itu sudah biasa bagi Gavin sehingga dia tidak terganggu.

Dia langsung mencari keberadaan orang orang yang akan dia temui itu, dan benar saja di lantai dua ruang VIP yang bisa langsung melihat suasana di lantai satu mereka berada, tempat biasa mereka akan nongkrong jika di bar tersebut, dan sudah lama sekali Gavin tidak ikut berkumpul seperti ini.

"Woy siapa ini c*k! Udah lama pergi akhirnya balik juga nih anak satu." seru salah satu orang yang berada di sana.

Gavin pun menghampiri empat orang cowok yang sedang duduk di sana, mereka adalah Mike orang yang baru saja berucap tadi, kemudian ada Niel, Willy dan Simon.

Dan bar ini adalah milik Simon sehingga ke lima orang itu bisa bebas masuk karena mempunyai akses VVIP di bar tersebut, selain itu Simon juga mempunyai banyak cafe hingga restoran ternama, bar ini pun sudah banyak cabang yang tersebar, sehingga mereka menyebut Simon adalah pelayan karena dia berkecimpung di dunia F&B, jangan lupa dia juga playboy kelas kakap.

Setelah itu ada Mike, dia mewariskan bisnis keluarga nya di bidang musik, dia memang terkenal dengan kepintarannya dalam menguasai semua jenis alat musik, dia juga playboy namun tidak separah Simon, dia lebih sering melucu dan menghidupkan suasana.

Kemudian ada Niel, dia di kenal sebagai seorang jaksa yang cukup handal, bahkan dia sudah menangani banyak sekali kasus yang selalu dia menangkan.

Yang terakhir ada Willy, seorang pebisnis juga yang diwariskan oleh keluarganya, dan dia juga bekerja dengan bisnis milik keluarga Ivander karena bagaimana pun jika di bandingkan bisnis keluarga Ivander maka bisnis keluarga Willy masih di bawah nya.

Namun kelima orang ini sangat di kenal dengan kepintaran dan ketampanannya yang membuat semua kaum hawa klepek-klepek.

.

.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!