Kisah tentang Raja Mafia kedua, yaitu Maximillian Raph George, dan kekasihnya yaitu Joella Rath Earlene.
Joella adalah sahabat dari Michella (Di cerita Hot Mommy Kesayangan Raja Mafia). Dan kalau kalian inget, Maximillian itu punya hubungan saudara dengan Diavolo (Satu ibu beda ayah).
Udah itu aja informasinya, selamat datang di cerita baru Author, dan Happy Reading~
...----------------...
“Aku sangat senang, dengan dekorasi yang kau persiapkan, sangat indah.” Ujar wanita itu tersenyum senang, besok akan menjadi hari indah karena besok adalah hari pertunangannya dengan kekasihnya itu.
Wanita itu Joella Rath Earlene, nama model yang cukup populer, tapi kemudian memutuskan untuk mengundurkan dirinya dan menikmati hidupnya tanpa gemerlapnya dunia selebritis. Dan kini Joella sudah tinggal di Eropa, tepatnya di Paris, Perancis. Karena kekasihnya, Maximillian Raph George, memiliki rumah dan keluarga disini. Jadilah Joella ikut pindah kemari.
Joella masih tidak menyangka, lelaki yang dia kenal selama 6 bulan, kini akan bertunangan dengannya dan bahkan akan menikah, Maxi, panggilan dari Maximillian. Mengatakan dirinya ingin segera menikahi Joella, dan hidup bahagia bersama dengannya.
“Aku memberikannya spesial, untukmu sayang~” Ujar Maxi yang mengingkarkan tangannya pada pinggang Joella, dan kemudian mengecup bagian kening wanita itu, membuat Joella memerah malu.
“Ish~ Maxi~ Jangan disini, banyak orang.” Ujar Joella setengah malu, dan setengah kesal, karena malah bertingkah romantis dan mesra di hadapan banyak orang.
“Tidak apa, ini menjadi bukti, kau hanyalah milikku, Joella sayang~” Ujar Maxi dengan terkekeh pelan, membuat Joella menghela nafasnya berat.
Tidak lama, salah satu pihak dari gedung mendatangi mereka.
“Bon après-midi.” (Selamat siang)
Seorang perempuan, menggunakan sapaan bahasa Prancis, tapi tetap mereka menggunakan bahasa Inggris untuk sehari-hari, karena ini adalah gedung yang biasa di sewakan oleh orang asing, sehingga pihak gedung juga terbiasa menggunakan bahasa Inggris. Tapi mereka tetap akan menggunakan sapaan sopan menggunakan bahasa prancis.
Joella yang sedikit-sedikit memahami bahasa Prancis membalas sapaan itu.
“Bon après-midi.” (Selamat siang)
“Apakah kalian menyukai dekorasinya ??” Lanjutnya bertanya menggunakan bahasa yang biasa di gunakan oleh Joella. Beruntung saja, pihak gedung bisa menggunakan bahasa lainnya. Karena jika tidak, maka Joella harus menggunakan google translate. Memang tidak memalukan sebenarnya, tapi Maxi terkadang menertawakan tingkah lucu kekasihnya yang kebingungan diajak berbicara bahasa lain. Apalagi Maxi sering berkeliling dunia, dia tahu beberapa bahasa eropa.
“Sangat !! Terima kasih banyak, kemungkinan aku akan lebih banyak menggunakan jasa anda, terutama saat pernikahan nanti.” Ujar Joella dengan senang dan bahagia, demikian dengan perempuan itu. Tentu saja, saat pelanggan menyukai dekorasi dari pihaknya, dia terlihat sangat senang dan bahagia.
“Itu suatu kebanggaan bagi kami, bisa membuat anda puas. Terima kasih banyak, Tuan dan Nyonya.. Saya berharap hubungan pertunangan anda berjalan dengan lancar.”
“Terima kasih.”
“Kalau begitu saya pamit undur diri, jika ada sesuatu yang kurang, anda bisa menghubungi nomer admin kami. Terima kasih banyak.” Lalu perempuan itu berpamitan dengan sopan, dan berlalu dari sana.
Joella terlihat sangat senang, Maxi juga tersenyum menatap kekasihnya terlihat sangat puas dengan hasil dekorasi darinya. Joella tersenyum penuh dengan kebahagiaan.
“Karena semua sudah siap, bagaimana jika kita berjalan-jalan ditaman ??” Tawar Maxi melihat kekasihnya sepertinya merasa bosan, mereka sedari tadi mempersiapkan semuanya, mulai dari dress, menyewa make over, dan gedung. Sebenarnya Joella tidak ingin terlalu mewah, tapi apa daya. Suaminya ini sangatlah kaya, jadilah Maxi mengatakan ingin pertunangan yang mewah dan megah.
“Hmmm~ Aku ingin ice cream.” Ujar Joella sedikit merengek seperti anak kecil.
“Baiklah, kekasihku sayang~ aku akan membelikanmu ice cream.” Ujar Maxi mencubit pipi kekasihnya dengan gemas.
“Awh !! Maxi~” Ujar Joella kesal, sembari mengusir tangan Maxi yang mencubit pipinya, Maxi terkekeh perlahan. Dia kemudian mengajak kekasihnya untuk pergi ke taman, yang tidak jauh dari gedung, apalagi letak taman itu berada di sebelah gedung.
Maxi dan Joella menikmati jalan-jalan mereka, hingga mata Joella berbinar melihat ke arah penjual ice cream di sana.
“Maxi, aku akan membeli ice cream itu, kau tunggu disini saja ya..” Ujar Joella bersemangat.
“Haruskah aku membelikannya untukmu ??”
“Ah, tidak perlu, aku ingin berjalan kesana. Nanti aku akan kemari, kau disini saja.” Ujar Joella, dia hanya tidak suka jika Maxi terus membelikannya pada hal-hal kecil, hey Joella itu tidaklah miskin. Dia bahkan sebelumnya adalah model ternama, Joella punya uang, harta dan lainnya. Dia tidak ingin selalu menggunakan uang Maxi, tapi ya namanya lelaki itu keras kepala, Maxi mengeluarkan sejumlah uang.
“Kalau begitu ini, pakailah uangku.”
“Maxi, aku bisa menggunakan uangku, aku membawanya.”
“Hmm~ tidak menerima penolakan.” Ujar Maxi dengan nada tegas, Joella menghela nafasnya berat. Dia kemudian meraih uang itu, karena mau sampai kapanpun lelakinya tidak menerima penolakan, dan selalu tegas pada pendiriannya. Joella mengenali Maximillian adalah sosok yang sangat keras kepala, dan membuat Joella terkadang harus mengalah kepada lelakinya itu.
“Baiklah sayang, aku akan membeli ice cream dulu, kau mau aku belikan ??”
Maxi mengangguk, “Ya, bisa kau belikan yang rasa cokelat ??”
Joella baru paham, kenapa Maxi bersikeras untuk memberikan uang, rupanya Maxi juga menginginkan ice cream. Maxi tidak pernah mau, Joella mengeluarkan uang untuk dirinya, tapi Maxi selalu mau mengeluarkan uang hanya demi Joella. Rupanya begini rasanya memiliki kekasih kaya, yang begitu mencintaimu.
“Tentu saja.. Aku pergi dulu, jangan melirik wanita lain.” Ujar Joella terkekeh pelan.
“Tidak akan, mereka semua jelek. Kecuali kau sayangku~”
“Berhentilah menggombal !!” Lalu Joella pergi dari sana, dan wajahnya memerah malu. Padahal niat, Joella hanyalah menggoda dan bercanda, tapi sayang Maxi sangat mampu untuk membuatnya memerah malu. Maxi terkekeh pelan, mengetahui kekasihnya pergi dari sana karena rasa malu.
Setelah kepergian Joella, mata Maxi tidak lepas dari kekasihnya yang pergi memang tidak jauh, dan matanya masih cukup tajam untuk memperhatikan kekasihnya. Dia tidak mau, sampai ada lelaki lain yang memperhatikan kekasihnya itu. Hingga sebuah suara membuat Maxi menolehkan kepalanya.
“Maximillian ??”
Maxi mengenali suara itu, dan menatap tajam ke arah sosok wanita itu. Wanita yang mendorong kereta dorong bayi berisikan dua orang anak, yang masih kecil, belum ada setahun kira-kira usia anak-anak itu.
“Kau pulang ?? Kenapa kau tidak mengabariku ?! Kenapa kau tidak memberitahu ayah dan ibu ?!”
Maxi tidak menjawab apapun, dia hanya memandang datar dan dingin wanita di depannya itu, senyum dan kebahagiaan Maxi selamanya hanya melekat kepada Joella, bukan kepada wanita lainnya. Baginya wanita yang bisa memberikannya kebahagiaan hanyalah Joella bukan wanita lainnya.
“Maxi~, aku belikan ice cream untukmu.” Ujar Joella datang membawa dua ice cream, satu ice cream berwarna hijau rasa mint, dan yang satu adalah pesanan Maxi yaitu ice cream cokelat.
“Si...siapa wanita itu ??” Ujar wanita itu memandangi Joella dengan mata sinis dan tidak suka, apalagi panggilan Joella kepada Maxi terdengar sangat romantis dan manja.
“Bukan urusanmu, Isabella !!” Ujar Maxi dengan sinis dan tajam ke arah wanita itu.
“Tentu saja, ini urusanku !! Aku istrimu !! Dan aku berhak mengenali perempuan yang dekat dengan suamiku !!”
...----------------...
Hai semua, bertemu lagi dengan Author 😁😁
Nah setelah libur lebaran, Author memang berencana update cerita ini, semoga pada suka ya.. Sama cerita baru ini..
Inget drama tangisannya cuma dikit, selebihnya adalah action semua 😁😁 Okee sekian dari Author dan salam..
“A... Apa maksudnya ini semua, Maxi ?? Istrimu ??” Nada Joella sedikit tercekat saat menyebutkan istilah istri, bagaimanapun ini menjadi kejutan paling tidak terduga bagi Joella.
Maxi, tunangannya memiliki seorang istri ?? Oh Tuhan ?! Padahal mereka berencana akan melakukan pertunangan besok, dan seorang perempuan bernama Isabella ini menemuinya, dan Max menyatakan dengan jujur jika itu adalah istrinya ?!
“Ya, aku adalah istrinya !! Dan kedua anak ini adalah anak-anaknya, dan siapa kau ?!” Ujar Isabella dengan sinis, Joella tidak berkutik apapun, karena rasa shock masih menderanya, bahkan saat memandang kedua anak itu, astaga.. Anak-anaknya bahkan belum berusia setahun, dan.. Apakah Joella selama ini menjadi seorang pelakor ?? Joella teringat akan anak-anak menggemaskan sahabatnya Michella, Joella tidak ingin menjadi batu sandungan bagi hidup kedua anak-anak itu.
Belum sempat berbicara apapun, tiba-tiba Maximillian menariknya, hingga Joella terjatuh di pelukan Maximillian.
“Perkenalkan Joella Rath Earlene, dia adalah tunanganku, dan besok hari pertunanganku dengannya !!” Ujar Maxi dengan sinis.
Isabella meninggalkan kereta dorong bayinya sebentar, menatap nyalang ke arah Joella, wanita itu melangkah maju dengan penuh emosi.
“Kau.. Wanita j***ng !! Perusak pernikahanku !! Dasar wanita murahan !!” Isabella hendak menampar Joella, tetapi tangan Maxi menepisnya, dan menahan menatap tajam ke arah Isabella yang hendak menyentuh Joella.
Sementara Joella sendiri tengah mematung, antara bingung, shock dan merasa tidak nyaman dengan situasi yang dia rasakan saat ini. Dia bahkan sebenarnya pasrah saja jika sampai di tampar oleh Isabella, tapi tangan Maxi rupanya tidak membiarkan siapapun menyentuh apa yang menjadi miliknya.
“Jangan pernah menyentuh tunanganku !!” Ujar Maxi berdesis kecil bak ular yang berbahaya, yang hendak mematuk mangsanya itu.
“Ohh~ aku mengerti, setelah mendapatkan wanita baru, kau meninggalkan keluarga dan bahkan anak-anakmu ?!” Ujar Isabella dengan sinis.
“Tinggalkan aku !! Jangan pernah mengurusi hubunganku dengan tunanganku !!” Lanjut Maximilian dengan nada berbahaya, seakan dirinya benar-benar akan membunuh Isabella dengan tatapannya saat ini juga.
“Kau lelaki br***k !! Setelah lama pergi, tanpa pesan dan kabar datang membawa wanita lain ?! Dan kau, wanita murahan !! Apa kau puas sudah merusak rumah tanggaku ?! Lihat saja, aku tidak akan tinggal diam !! Seorang lelaki b*j**** dan wanita murahan memang pantas bersatu !!”
“Aku bilang pergi !!” Kali ini Maxi kembali membuka suaranya dengan nada begitu dingin seakan dirinya tidak ingin lagi mendengarkan suara dari isabella.
Isabella kemudian mengalihkan pandangannya dengan gaya angkuh nan sinis, kemudian mendorong kereta bayi itu pergi dari sana, meninggalkan Joella yang masih shock dan terpaku di sana, seakan terlalu banyak informasi yang membuatnya tidak tahu harus berekspresi atau bertingkah apa untuk saat ini.
...
“Jo~ Honey~”
“Jelaskan padaku semuanya !! Jangan tutupi apapun dariku !!”
Joella terlihat sangat sedih, dan sangat hancur untuk saat ini. Dia enggan berbicara apapun, dan saat Maxi hendak membujuknya, Joella meminta semua kejelasan dari lelaki itu. Saat ini Joella duduk di atas kasur, tempat hotel yang di pesan oleh Maxi, bahkan mereka sudah memanggil perias agar datang besok pagi, untuk mendadani Joella di hari pertunangan. Tapi suasana keceriaan itu berbeda.
“Aku..”
“Katakan jika itu tidak benar, aku mohon.. Katakan jika yang aku lihat hanyalah mimpi buruk..” Ujar Joella menangis, dirinya tidak pernah menangis, seumur hidup Joella menjalani hidup sebagai wanita kuat dan tegar. Bersama dengan Michella meskipun berbeda. Michella model majalah dewasa, dan Joella adalah model biasa, tetapi Joella salut dengan Michella tidak pernah menangis. Satu-satunya tangisan dari Michella saat dia memberikan hati dan cinta pada seseorang, sama seperti Joella, hancur karena perasaan.
Dirinya sudah sangat mencintai Maxi, dan begitu bahagia. Tapi kejadian siang ini, membuat kebahagiaan itu lenyap seketika. Maxi menghela nafasnya.
“Itu benar, dia adalah istriku.”
Joella tercekat mendengarkan perkataan dari Maximillian, kenapa ?? Kenapa lelaki itu tidak mengatakan apapun. Bahkan Maximillian tidak pernah berbicara atau menyebutkan jika dirinya sudah memiliki keluarga atau istri ?! Dia bahkan berani membawa Joella ke Perancis, rumah dan negara kelahiran Maximilian karena lelaki itu ingin memperkenalkan Joella kepada keluarga Maximillian yang masih ada, sekaligus membangun rumah di negara ini agar bisa berkunjung dengan orang tua dari Maxi, tapi bagaimana ?? Bagaimana bisa Joella tidak menyadari jika Maximilian ternyata sudah menikah ?!
“Tapi, mereka bukanlah anak-anakku !! Joella kau harus mendengarkan aku..”
Joella bangkit dari kasurnya berdiri dan mengangkat tangannya, menghentikan ucapan Maximillian. Tidak pernah sekalipun sosok dingin dan angkuh Maximillian mau mendengarkan ucapan orang lain. Bahkan siapapun mereka, tidak akan pernah bisa memberikan perintah kepada seorang Maximillian, tapi Joella... Hanya dengan mengangkat jarinya saja, Maxi benar-benar diam dan tidak melanjutkan perkataannya.
Dengan nafas tercekat, menahan air matanya, dan menahan suaranya yang menangis. Joella mencoba untuk berbicara kepada Maximillian, dengan suara perlahan dan terpotong.
“Maxi.. Lebih baik.. Kita batalkan saja.. Pertunangan ini..”
“Tidak akan, apapun itu tapi tidak dengan yang satu ini.” Ujar Maxi dengan tegas, Joella menggelengkan kepalanya.
“Ini.. Ini tidak benar.. Kau harus.. Kau harus kembali kepada.. Keluargamu.. Istrimu, dan anak-anakmu.. Maafkan aku..”
Joella tidak sanggup menahan suaranya lagi, dia hendak pergi ke arah ruangan tempat dia menaruh koper dan barang-barangnya, dan hendak pergi dari sana. Tapi sebelum sempat keluar dari ruangan, Maxi mencekal tangan Joella menariknya hingga tubuh Joella berada di dinding, dan di depannya ada tubuh Maxi dengan kedua tangan mengurung wanita itu, Maxi bisa melihat dengan jelas kehancuran Joella melalui matanya itu, tapi Maxi tidak mau bertingkah kasar dan lainnya, dia hanya ingin menghadang Joella agar tidak pergi darinya.
“Jangan pergi dariku.. Aku mohon.. Aku bisa hancur tanpamu, Joella..” Ujar Maximilian dengan nada perlahan dan memohon agar wanita kesayangannya itu tidak pergi jauh darinya.
“Kenapa.. Kenapa kau sangat jahat padaku ?!” Joella mulai berbicara meracau dengan menangis, dan sedih. Bahkan dia memukul bagian dada Maxi hanya melampiaskan emosinya, tapi namanya seorang perempuan kekuatannya tidak seberapa jika dibandingkan dengan lelaki.
Joella menangis keras, dan terus melanturkan kekecewaannya kepada Maxi, lelaki itu hanya berdiam, memeluk Joella secara perlahan, membiarkan wanita itu menangis membasahi pakaiannya itu. Maxi tidak berbicara apapun, dia sengaja membiarkan Joella mengatakan apapun agar wanita itu merasa puas melepaskan semua amarah, kekecewaan dan sakit hatinya. Maximillian tahu, meskipun itu sia-sia saja karena setelah ini, Maximilian tetap akan melaksanakan pertunangan dengan Joella, apapun hasilnya nanti.
Egois ?? Iya, bisa katakan kalau Maximillian egois, karena dirinya menginginkan sesuatu dari Joella.. Yaitu cinta...
Maximillian menginginkan cinta yang tidak pernah dia bisa dapatkan dari seorang perempuan, dirinya menyukai cinta itu, cinta dari Joella seperti narkoba yang memabukkan baginya, dan Maximilian tidak akan sebodoh itu melepaskan Joella yang memberikannya cinta dan kasih sayang, yang selama ini tidak didapatkan oleh Maximilian.
Joella yang sudah menangis cukup lama, kini tertidur karena merasa lemas menangis di bahu Maxi. Lelaki itu sengaja terus menahan, dan membiarkan Joella menangis di tubuhnya, dia tidak masalah pakaiannya basah, yang dia inginkan adalah wanita itu tidak meninggalkannya setelah mengetahui fakta yang ada. Maximillian hanya tidak menyangka, jika Isabella mendatanginya.
Wanita j*l**g itu pasti mendengar kabar pertunanganku, karena itu dia mencariku. Dia pikir, sudah berhasil menggagalkan rencanaku ?? Lihat saja !! Batin Maximilian dengan geram.
Maxi kemudian menangkat, menggendong tubuh Joella, dan membaringkannya di tempat tidur. Maxi mengecup kening Joella dengan perlahan.
“Maafkan aku, aku egois.. Tapi aku benar-benar tidak ingin kehilangan cinta darimu.. Setelah ini, aku berjanji akan menjelaskan semuanya, antara aku dan Isabella.. Kita akan tetap melangsungkan pertunangan besok.” Ujar Maxi berbisik lembut, tapi terlihat begitu memohon, seakan dirinya terus menahan agar Joella tidak pergi darinya.
Maximillian kemudian bangkit dari tempat tidurnya, memanggil tangan kanan kepercayaannya itu.
“Alban !!”
Kebetulan lelaki itu, selalu bersiaga di sekitar sana, karena Maxi sudah memanggilnya sedari tadi. Lelaki itu kemudian muncul dari sana, dan memberikan hormat kepada tuannya.
“Iya, Tuan Maximillian ??”
“Siapkan mobilku, kita akan pulang sekarang !!”
“Baik, tuan.”
“Suruh mereka membawakan barang-barangku dan Joella, aku akan membawa Joella pulang !”
“Baik, tuan.”
Apakah Tuan Maximillian serius saat ini ?? Membawa Joella ke rumahnya ?? Bagaimana reaksi Nyonya Isabella dan Nyonya Besar Sophia ?? Batin Alban, tapi ya dia hanyalah anak buah, meskipun dirinya menjadi orang kepercayaan dari Maximillian, tapi dia tetap harus menyadari posisinya yang berada di bawah Maximillian.
Maximillian menyeringai licik, melihat rencananya sudah sesuai dengan keinginannya, tinggal memberikan kejutan bagi keluarganya itu.
...
Disisi lain, seorang perempuan menangis berbicara kepada wanita yang lebih dewasa dan lebih tua. Perempuan itu Isabella menceritakan bagaimana dirinya bertemu dengan Maximillian di taman, dan bagaimana lelaki itu memperkenalkan tunangannya kepada dirinya. Dia menangis, seakan tidak percaya dengan semua itu. Sementara wanita yang lebih dewasa itu, Sophia George adalah Nyonya besar keluarga George.
Tidak jauh dari sana, adalah lelaki yang cukup tua, tapi masih terlihat tampan dan menawan, seorang kepala keluarga George, yaitu Marcelo George, ayah dari Maximillian. Marcelo tampak tidak terganggu akan perkataan dari menantunya, dan memilih mengacuhkan dan meminum minuman di tangannya sembari menikmati suasana malam yang sunyi ini. Satu-satunya yang akan membuatnya bergerak atau terganggu hanyalah kehadiran putra semata wayangnya saja.
“Aku akan berbicara kepada Maxi nanti.” Ujar Sophia dengan sedikit marah, tapi dia juga tidak menggunakan nada tinggi karena menantunya ada di depannya.
“Marcelo, kapan Maxi akan datang ??” Shopia melihat suaminya terlihat acuh tak acuh dengan cerita ataupun tangisan sedih dari Isabella, membuat wanita itu kesal, apakah suaminya tidak memperdulikan menantunya ?? Ataukah cucunya itu ?!
“Apakah wajahku terlihat seperti peramal ??” Bukannya menjawab, Marcelo malah bertanya dengan ekspresi wajahnya yang datar dan dingin.
“Tidak-”
“Kalau begitu jangan bertanya.” Ujar Marcelo dengan dingin, lalu melanjutkan menikmati minumannya, Sophia hanya menghela nafasnya, melihat tingkah dari suaminya itu.
Tidak lama, seorang penjaga gerbang datang menghadap ke arah mereka.
“Tuan Marcelo dan Nyonya So-” Perkataan penjaga itu terhenti, tatkala Marcelo memberikan tatapan tajamnya, membuat penjaga itu meneguk salivanya, meskipun sudah lama bekerja di Keluarga George, dia tahu betapa menyeramkannya Marcelo saat marah, jadilah hanya dengan tatapan tajam dari Marcelo sudah membuat beberapa anak buahnya takut.
“Maksudku.. Tuan Maximillian datang kemari, Tuan.” Ujarnya melanjutkan dengan kaku, entah kenapa setiap menyebutkan Sophia dengan sebutan Nyonya, Marcelo langsung memberikan tatapan tajamnya itu.
Marcelo menyunggingkan senyumannya, “Putraku sudah datang ?? Baguslah. Kau membukakan pintu gerbangnya, bukan ??”
“Iya, Tuan Marcelo, dia sudah masuk-”
“Aku pulang !!” Belum sempat penjaga itu melanjutkan perkataannya, Maximillian sudah datang, masuk ke dalam rumah itu, dan membuat heboh seisi rumah, bagaimana tidak. Maximillian datang, sembari menggendong perempuan yang tidak sadarkan diri ala bridal, dan tersenyum dengan puas di sana. Marcelo memberikan senyuman miring kecil sebelum berekspresi datar lagi, seakan merasa puas dengan kehadiran putranya itu.
“Ma... Maximillian.. Si.. Siapa wanita itu ??” Ujar Sophia dengan bingung.
“Oh, ini.. Haruskah aku memperkenalkan ulang ?? Joella Rath Earlene, calon tunanganku, oh iya besok aku akan bertunangan, aku sudah mempersiapkan gedung, gaun dan lainnya. Kalian mau datang, atau tidak, itu urusan kalian. Acaranya akan dimulai sore.” Ujar Maximillian menjelaskan semuanya, sementara mereka berdiam diri, antara bingung, kaget, dan terkejut dengan perkataan dari Maximillian sangat berbeda jauh dengan Marcelo yang malah tersenyum di sana.
“Alban, suruh mereka membawa koperku dan koper Joella ke kamar pribadiku.”
“Baik, Tuan Maximillian.”
Lalu Alban menyuruh anak buah Maximillian untuk membawakan koper ke dalam kamar. Kenapa bukan pelayan saja ?? Karena Maxi lebih mempercayakan anak buahnya, daripada pelayan di rumah itu, memang ayahnya sendiri yang menjadi kepala di rumah itu, tapi tetap adanya Sophia sebagai nyonya di sana, membuat Maxi merasa tidak nyaman dengan pelayan suruhan Sophia.
“Apa-apaan ini ?!”
“Sstt.. Jangan berisik, apa kau buta, kekasihku sedang tertidur !!” Ujar Maximillian dengan ketus, dan kesal. Saat Isabella menaikkan nada suaranya.
Sophia hanya menggelengkan kepalanya melihat perilaku dari Maximillian. Sementara Marcelo sendiri malah tidak menggubris perkataan dari Sophia dan Isabella, dia memilih berbicara kepada Maximillian.
“Kau juga menyebarkan undangan itu kepada partner kerjamu.”
“Bagaimana Dad tahu masalah itu ??”
“Bukankah partner kerjamu juga sebagian adalah partner dariku.”
Bagaimana bisa Maxi melupakan hal itu, tapi... Ayahnya terlihat tidak marah, tidak emosi, bahkan terkesan biasa dan datar. Dia berfikir ayahnya juga akan marah, hingga dia mengingat... Ayahnya tidak mungkin akan marah begitu saja, Maxi sepertinya terlalu lama pergi dari rumah sehingga melupakan beberapa hal di sana.
“Apa kau benar-benar akan melupakan aku, dan anak-anakku demi wanita murahan itu ?!”
“Kita bicarakan besok, kekasihku tertidur dan dia kelelahan, begitu pula denganku.” Ujar Maximillian dengan ketus di sana. Dia tidak memperdulikan dengan Isabella yang sepertinya terus ingin mendesaknya.
“Tidak bisakah, kau memikirkan ulang keputusanmu ini ?! Demi anak-anak !!”
“Tidak, keputusanku sudah bulat. Dan aku tidak mau merubah keputusanku hanya karena mulut kalian !!” Ujar Maxi dengan dingin.
Tidak lama, Alban datang menghadap ke arah tuannya.
“Tuan Maxi, kamar anda sudah siap, saya sudah menaruh barang anda di dalam kamar yang sudah anda pesan.”
“Hmm, aku harus mengantarkan kekasihku ke kamar, dia pasti tidak nyaman tidur dengan posisi seperti ini.” Ujar Maxi melihat Joella yang tertidur di gendongannya dengan sangat tidak nyaman di sana. Tapi sebelum berlalu dari sana, Maxi sempat melirik ke arah Sophia dan Isabella dan berbicara dengan nada ketus.
“Jika, ada yang berani menyentuh, atau menyakiti Joella saat dia berada disini. Maka aku tidak akan segan-segan membunuh dan menyiksa mereka yang mengusik calon tunanganku !!”
Lalu Maximilian pergi berlalu dari ruangan itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!