NovelToon NovelToon

RUMAH IMPIAN APRIL

MANGSA EMPUK

"Hore.."

Suara teriakan April membuat semua orang berbalik dan melihat ke arahnya.April tampak malu dan segera pergi dari kerumunan siswa-siswa yang lain.Dia berteriak karena namanya ada di dalam deretan nama-nama siswa yang lulus saat itu. April sangat bahagia karena sudah lulus SMA.Dia akan segera ke Jakarta untuk mencari kerja.

April seorang gadis yang sangat cantik.Dia berpenampilan muslimah dan tidak pernah keluar tanpa memakai kerudung.Auratnya selalu dia tutup.Hanya suaminya kelak yang akan melihat tubuh indahnya.

April keluar dari Sekolah Menengah Atas dengan nilai yang cukup fantastis.Dalam sehari-harinya dia merupakan sala satu siswa berprestasi di sekolahnya.

Di waktu senggangnya April selalu mengikuti kajian-kajian keagamaan.Seperti saat ini.

April mengakhiri bacaan ayat suci Al Qur'an surat Ar Rahman dari ayat satu sampai ayat lima belas dengan suaranya yang sangat merdu

Selesai mengaji April menemui bu ustadzah, dia menganggap bu ustadzah seperti ibunya sendiri.Apapun masalah yang sedang April hadapi bu ustadzah selalu memberikan solusi yang baik untuknya.

April memberi tau bu Ustadzah tentang niat keberangkatannya ke kota untuk mencari kerja beberapa hari lagi.

April mengeluhkan kekhawatirannya pada bu ustadzah.Dengan dia berangkat ke kot berarti otomatis akan meninggalkan ibunya sendiri di rumah.

"April..kamu jangan khawatir,jika niat mu sudah bulat ibu yang akan sering menengok ibumu ke rumah" Kata bu ustadzah.

April pun merasa sedikit lega jika nanti dia berangkat kerja dia tidak akan terlalu mengkhawatirkan ibunya karena ada bu ustadzah di sini yang akan memantau keadaan ibunya itu.

''Jagalah dirimu baik-baik selama ada di perantauan!" pesan bu ustadzah sambil mengulas senyum di bibirnya

"Insya Allah bu" jawab April seraya memeluk bu ustadzah.

Waktu keberangkatan pun tiba.April sudah mempersiapkan semua keperluan dia selama di sana dari jauh-jauh hari.

April berangkat ke Jakarta bersama dua orang temannya.Dibawa oleh Marni yang sudah lama kerja di sana.

Jarak yang di tempuh lumayan jauh.April sudah membayangkan kalau dirinya sudah sampai di kota Jakarta.Dia hari ini mulai masuk kerja.April menjadi pelayan di sebuah restoran mewah.April memakai baju seragam sama seperti yang lainnya.April nampak cantik dengan seragam itu.Dia melayani pembeli dengan sangat ramah dan santun.Sehingga para tamu merasa puas dengan pelayanan April di restoran itu.Pemilik restoran pun sangat menyukai hasil pekerjaan April.

"Cekiiit..."

Mobil yang sedang melaju dengan kencang pun di rem secara mendadak. Hampir saja mobil itu mau menabrak sebuah motor yang di kendarai dua orang siswa yang ugal-ugalan di jalan.Lamunan April saat itu juga buyar

April pun menyadari Ternyata kejadian tadi hanya ada dalam bayangannya saja.Aslinya dia masih berada di perjalanan.

April menatap ke arah kedua temannya.Nasib mereka sama.Keduanya sama-sama terlahir dari keluarga yang miskin.

Untung saja saat ini ada Mirna.Teman April yang terbilang sudah cukup lama bekerja di Jakarta.Mirna mengajak gadis-gadis di kampungnya untuk memperbaiki perekonomian mereka, dengan memberi pekerjaan yang mengiurkan di Jakarta.Teman April itu dia sudah sukses walaupun baru bekerja satu tahun di sana.Sekarang dia sudah bisa membeli tanah dan rumah di desanya.Bahkan kalau pulang dia selalu membawa mobil mewah.Dia juga sering menggunakan baju dan tas branded.Hal itu sungguh bikin mata April tergiur. April pengen punya baju dan tas seperti yang temannya punya juga.Namun sayang,itu cuma dalam khayalannya saja.karena harga baju dan tas itu bisa puluhan bahkan ada yang mencapai ratusan juta.Orang seperti April mana mungkin bisa membeli barang-barang tersebut.

"Kita istirahat dulu sebentar di sini,makanlah bekal kalian,karena perjalanan masih sangat jauh!" Kata Mirna menjelaskan pada ketiga temannya yang dia bawa.Mirna tersenyum ramah pada ketiganya.

April dan kedua temannya itu mengikuti saja apa yang di katakan Mirna.

"Kalian tunggu di mobil,saya akan menelpon majikan saya dulu ya!!" Kata Mirna dia membuka pintu mobil dan akan segera turun.

"Iya teh Mirna,tapi jangan lama-lama di luar nya!" Dinda salah satu teman April menjawab

"Tenang saja aku keluar sebentar kok!!" kata Mirna sambil berbalik melihat Dinda.

April dan temannya menunggu dengan sabar di dalam mobil.Sambil membuka makanan bekal mereka yang di bawa dari kampung.Mereka makan dengan lahap satu bungkus nasi yang di bungkus dengan daun pisang di tambah satu paha ayam goreng mereka habiskan tanpa tersisa.Perjalanan yang lumayan masih jauh kata Mirna tadi. Membuat mereka harus mempersiapkan diri agar tidak lelah dan mabok perjalanan.Bahkan Dinda sampai meminum Antangin terlebih dahulu,setelah dia makan.

April melihat ke arah luar.Terlihat Mirna sedang menelpon seseorang,dia begitu serius berbicara.

Mirna kini terlihat mengakhiri telponnya dan menyimpan handphone nya ke dalam tas yang dia jinjing.Senyum keberhasilan pun tersungging di bibirnya yang mungil.Mirna berjalan kembali ke arah mobil kemudian masuk dan bertanya pada ketiga temannya yang dia bawa itu.

"Apa kalian sudah selesai makannya?"

"Sudah.." Ketiganya kompak menjawab.

"Bagus,kalian harus banyak makan agar kalian kuat bekerja di sana" Kata Mirna lagi.

Mendengar kata-kata Mirna membuat April,Dinda dan Andini tersenyum bahagia.Berarti sampai sana mereka akan langsung dapat pekerjaan.

Perjalanan di lanjutkan kembali.Jalan yang di lewati kini semakin bagus, mobil-motor semakin banyak kadang sesuatu hal membuat jalanan itu menjadi macet.Debu dan polusi menjadi pemandangan yang tidak asing lagi.Pertanda mereka telah memasuki kota Jakarta.Kota yang mereka nanti-nanti yang akan bisa merubah kehidupan mereka masing-masing.April,Dinda dan Andini melihat ke arah luar melalui jendela mobil itu.Mereka sungguh bahagia.Untuk pertama kalinya menginjakkan kaki ke kota Jakarta.

"Mirna..mana monas aku ingin melihatnya?" Dinda bertanya pada Mirna dia penasaran ingin melihat monas langsung karena biasanya dia melihat itu hanya lewat layar televisi.

"Nanti kalau kita ada waktu,aku antar kalian lihat monas.Karena sekarang kita tidak akan melewatinya" Kata Mirna menjelaskan pada ketiganya.

Mereka bertiga pun percaya dengan apa yang di katakan Mirna.Mata mereka terus saja melihat ke arah luar.Mobil pun terus melaju menuju arah tujuan yang akan mereka tempuh.Kebahagiaan pun terpancar dari muka ketiganya.Mirna yang melihat mereka bertiga dari kaca yang ada di depan mobil nya dia tersenyum miring.Mangsa yang empuk kini sudah ada di tangannya.

SURGA UNTUK MIRNA

"Blug..''

Suara April yang tadi di seret kemudian di dorong hingga tubuhnya terjatuh di lantai.Sikut dan lutut April terlihat memar.

Perjalan panjang mereka pun akhirnya berakhir.Terlihat di depan mobil pintu pagar yang sangat tertutup dan menjulang tinggi.Orang yang ada luar tidak akan bisa melihat aktivitas apapun yang terjadi di dalam. Pagar itu di jaga oleh dua orang,yang bertugas membuka dan menutup pintu pagar tersebut.Tanpa seijin mereka tidak ada yang bisa masuk ke dalam.Penjaga itu berbicara dengan Mirna,setelah itu pintu pagar pun di buka.Mobil Mirna di ijinkan masuk ke dalam.Entah kode apa yang di katakan oleh Mirna pada penjaga pintu itu,sehingga mereka langsung memberi ijin mobil Mirna untuk masuk.

" April,Dinda, Andini, kalian telah sampai ke tempat tujuan!!" Kata Mirna sambil memasukan mobilnya ke garasi sebuah rumah minimalis, yang terletak di dalam pagar tertutup itu.Terlihat penjagaan yang begitu ketat di sekeliling rumah itu.

April,Andini dan juga Dinda di suruh turun dari mobil Mirna.April merasa aneh dengan tempat yang di datangi Mirna,banyak sekali penjaga seperti seorang preman berjejer di sana.Jadi dia menolak untuk turun.April juga menahan kedua temannya.

"Tunggu.. Kayaknya ada yang tidak beres di sini" Cegah April pada kedua temannya itu.Mereka pun mengurungkan niatnya untuk turun

Mirna merasa kesal karena April,Dinda dan Andini tidak turun juga dari mobilnya.

"Cepat kalian turun!!" Teriak Mirna.

Melihat sikap Mirna yang jadi berubah galak April dan kedua temannya jadi semakin takut.Mereka bertiga berpelukan di dalam mobil.April dan kedua temannya jadi bingung apa yang harus mereka lakukan.Karena ketiganya tidak turun juga akhirnya preman-preman itu datang dan menyeret ketiganya masuk ke dalam rumah.April berusaha berontak,namun tenaga mereka lebih kuat April tidak bisa melepaskan cengkramannya.Sedangkan kedua temannya hanya pasrah walaupun mereka di seret,mereka sangat ketakutan.Sampai ke sebuah ruangan April dan temannya pun di dorong hingga terjatuh.

"Brugh.."

Suara pintu yang di tutup dengan keras pun terdengar.Tubuh April,Dinda dan Andini terasa sakit namun mereka tetap mencoba untuk bangun.Sungguh kaget ketiganya melihat pemandangan yang ada di ruangan itu.Di sana terdapat beberapa gadis seumuran mereka yang duduk sambil memegang lutut dengan wajah yang terlihat ketakutan.

"Sebenarnya tempat apa ini?" Gumam April dalam hatinya.

Dinda yang saat itu telah melihat keadaan gadis-gadis di sana yang terlihat cemas dan ketakutan dia merangkul April dengan erat.

"April..aku takut ,aku ingin pulang.Hiks.." Dinda menangis histeris.Dinda dia adalah seorang anak yang sangat di manjakan kedua orang tuanya.Dinda tergiur rayuan Mirna yang menjanjikan kehidupan yang enak kalau dia mau di ajak ke kota.Nanti Dinda akan bisa membeli alat-alat kosmetik yang lengkap.Sehingga kata Mirna kalau tinggal di kota tubuh Dinda akan menjadi putih dan mulus sama seperti kulitnya kali ini.Mirna memperlihatkan kulit tangan dan kakinya pada Dinda waktu itu.Dinda yang kulitnya sawo matang ingin sekali jadinya pergi ke Jakarta agar kulitnya akan menjadi putih.Padahal walaupun berkulit sawo matang tapi dia itu sangat manis,ada lesung di pipinya membuat dia nampak cantik sekali.

"Tenang Dinda nanti kita cari jalan keluarnya" Kata April mencoba untuk menenangkan Dinda,padahal dia sendiri pun tidak tau harus berbuat apa.

Andini menyandarkan tubuhnya di dinding.Dia sangat menyesal karena telah tergiur dengan rayuan Mirna sehingga dia jadi ingin pergi ke Jakarta,padahal orang tuanya di kampung telah menjodohkan dia dengan duda terkaya di desa itu.Karena rayuan Mirna Andini pun menolak dengan keras perjodohan itu dan dia pergi dengan Mirna tanpa ijin orang tuanya.Andini berpikir toh kalau dia sukses kerja di Jakarta nanti hati orang tuanya akan luluh juga.Tapi apa yang terjadi padanya sekarang bertolak belakang dengan khayalannya itu.Dia malah di jebloskan ke dalam ruangan yang terlihat begitu menakutkan entah mau di jadikan seperti apa nantinya dia dan gadis-gadis lainnya.Perlahan tubuh Andini semakin melorot ke bawah Dia pun menangis.Dia sangat menyesal telah menentang kedua orang tuanya.Namun saat ini penyesalan pun sudah tidak berguna.Sambil memeluk Dinda April melihat ke arah Andini.April semakin bingung,kali ini dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk dirinya maupun kedua temannya itu.April hanya bisa berdoa semoga Alloh selalu melindungi dirinya dan teman-temannya.April mengajak Dinda untuk duduk mendekati Andini.Mereka bertiga pun duduk sambil menangis.Harapan April untuk mengubah nasibnya pun kini sirna.Cita-cita mewujudkan perubahan ke arah lebih baik pun kuni jadi sebaliknya.Mereka bertiga terlihat lesu tak bersemangat seperti tadi waktu di perjalanan.

 Semua mata gadis-gadis yang ada di sana menatap ke arah April dan temannya.Tatapan yang sulit di artikan.April,Dinda dan Andini tidak memperdulikan tatapan mereka.

Semakin lama April dan temannya semakin merasa tenang.April yang dari tadi di perhatikan oleh gadis-gadis yang terlihat lugu itu akhirnya mencoba mendekati mereka.April mengulurkan tangan ke mereka satu per satu sambil menyebut nama mereka masing-masing.

"Namaku April dan itu kedua temanku bernama Dinda dan Andini" Kata April sambil menunjuk ke arah temannya.

"Kalian siapa?" Tanya April pada gadis-gadis itu.

"Aku Dewi,Aku Tia,Aku Wulan,Aku Nani,Aku Mila,Aku Santi,Aku Ratna,Aku Putri,Aku Asih,Aku Mirna" Mereka bergantian memperkenalkan diri.Setelah di hitung jumlah mereka ada sepuluh orang.Agar lebih mengenal mereka April bercerita tentang awal mula dia sampai ke tempat ini.Gadis-gadis itu pun sama bercerita juga.

Ternyata semua gadis yang ada di sana berasal dari desa yang berbeda-beda.Mereka sama halnya seperti April yang sengaja di bodohi dengan iming-iming akan di berikan pekerjaan yang layak di kota ini.Dan mereka pun terbuai dengan rayuannya sehingga mau ikut dengan seseorang yang menjanjikan sebuah keberhasilan di kota.Namun ternyata semua hanyalah kebohongan belaka.

****

Mirna tertawa bahagia.Dia kini mendapat bayaran yang besar lagi.Mirna memang cerdik.Dia bisa merayu gadis-gadis desa sehingga mau ikut dengannya ke kota.Gaya bicaranya yang fasih, bisa membuat orang percaya dengan apapun yang dia katakan.Begitu pula dengan para gadis dan orang tuanya,mereka bisa tergiur dengan iming-iming yang di katakan Mirna. Segala macam cara Mirna lakuin agar target yang di inginkan bosnya bisa dia penuhi. Sehingga dia selalu mendapat bayaran yang besar melebihi teman-teman dia yang lainnya.Kini segala macam yang Mirna inginkan selalu terwujud.Bisnis itu menjadi surga baginya.

PERJUANGAN DEWI SAMPAI TITIK DARAH PENGHABISAN

Pagi ini suasana riuh di ruangan itu.Mereka telah membawa satu gadis lagi dari ruangan itu yaitu Dewi.Dewi menolak di bawa oleh salah seorang preman bertubuh tinggi besar itu,namun Dewi tetap di bawa dengan paksa.Dewi terus menangis dan meronta-ronta.Semua yang ada di sana tidak ada yang berani menolong Dewi karena akibatnya mereka nantinya yang akan di jadikan penggantinya.

Setelah Dewi berhasil di bawa oleh preman itu.Semua gadis-gadis kini terdiam membisu.Mungkin hanya tinggal menunggu waktunya saja mereka juga akan ke giliran di bawa oleh preman-preman itu.Mereka sebenarnya belum tau nantinya mereka akan di apakan.Namun melihat keadaan di sana yang penuh dengan preman penjaga pastinya sesuatu hal yang buruk yang akan terjadi pada mereka.Sekarang tidak ada seorang pun yang bicara, hanya deraian air mata yang membasahi pipi yang mengungkapkan semuanya.

April meringkuk di lantai mata nya terpejam tapi dia tidak tidur.Dia hanya ingin menghilangkan kecemasannya.Yang lainnya masih dengan posisi yang sama duduk lesu menyenderkan punggungnya ke tembok.

Terdengar suara pintu yang di buka kembali.Tiga orang preman membawakan makanan untuk semua gadis-gadis di sana.Sayangnya mereka memberikan makanan tersebut sama seperti memberi makan anjing-anjing peliharaan mereka.

Tidak berapa lama preman yang tadi membawa Dewi dia kembali lagi.

"Woy,kenapa lu kembali lagi?" Tanya preman yang membawa makanan yang masih berada di ruangan itu.

"Sialan dia malah bunuh diri" Jawabnya.

April dan semua gadis yang ada di sana kaget mendengar kalau Dewi sudah mati bunuh diri.

"Bos meminta gantinya yang lebih cantik lagi katanya!!''

"Tuh gadis itu paling cantik di antara semuanya!!" Kata preman itu sambil menunjuk ke arah Andini.Andini yang di tunjuk dia sangat kaget dia segera memeluk lututnya ketakutan.Andini tidak ingin mereka saat ini membawanya.

"Ibu..bapak..tolong Andini!!..ibu bapak..Andini takut!!"Jerit hati Andini saat itu.

Andini pun saat itu di bawa untuk menggantikan Dewi yang telah meninggal.

Nasib yang tragis telah di alami oleh Dewi di sana sampai dia menghembuskan napas terakhirnya.Dia berjuang mempertahankan harga dirinya sampai titik darah penghabisan

Dewi yang di bawa paksa oleh preman-preman itu di bawa ke sebuah ruangan yang berbeda.Dewi mencoba melepaskan diri dari cengkraman preman itu.Semakin Dewi melawan semakin kencang cengkraman nya.

"Kamu jangan coba-coba melepaskan diri dariku, kalau tidak ingin aku siksa" Kata preman itu sambil terus menyeret Dewi.Namun Dewi tetap tidak menghiraukan kata-kata preman yang menyeretnya.Dewi menundukkan kepalanya dia mengigit tangan si preman "Aw..." Jerit kesakitan terdengar dari mulut preman itu.Dewi pun terlepas dari cengkramannya.Preman itu kini sangat murka.Dia menghampiri Dewi yang mau mencoba lari dari nya.Preman itu menarik rambut Dewi sampai Dewi terlihat menengadah ke atas.

"Berani-beraninya kau menggigitku" Kata preman itu yang terlihat sangat geram pada Dewi.

"Cuih.." Dewi dengan berani meludahi preman itu.Sudah tidak bisa di pungkiri lagi amarah preman itu kini semakin memuncak.

"plak..plak..plak.." Tamparan keras mendarat di pipi Dewi.Kini pipi Dewi terlihat memar dan tampak merah ke biru-biruan.Tamparan preman itu merusak kecantikan Dewi.

"Wanita sialan!! Umpat preman itu sambil menarik baju Dewi.

"Gara-gara ulah mu sekarang kamu terlihat tidak cantik lagi,mana ada bos besar yang akan membeli mu!!" Katanya sambil tetap memegang kerah baju Dewi.

"Lagian siapa yang mau di jual oleh kalian!!" Seru Dewi dengan lantang.

"Bruk.." Dewi di banting kan dengan keras.Dewi sudah tidak memperdulikan lagi rasa sakit di tubuhnya,dia kini telah nekad akan melepaskan diri dari preman-preman itu walau apapun yang terjadi. Dewi segera bangkit lagi dan berlari menuju pintu.Kebetulan pintu itu tidak di kunci.Dewi sedikit merasa lega.Pintu pun kini telah terbuka,Niat hati mau melarikan diri tapi sayang ternyata di balik pintu itu sudah berjejer beberapa orang preman mencegatnya.Dewi tetap berlari berusaha menerobos mereka.

"Ha ha ha ha.." Gelak tawa terdengar dari mulut mereka.Dewi di tangkap oleh sala seorang di antara mereka kemudian di dorong dengan keras lagi ke temannya.Begitu dan begitu terus yang di lakukan mereka sambil terus tertawa.Dewi seakan-akan di jadikan mainan oleh mereka.

Kepala Dewi kini sudah merasa pusing.Di dorong ke sana di dorong ke sini.Dewi pun kini mulai terjatuh.

"Rasakan akibatnya kalau kamu berani melawan kami!!" Kata salah seorang dari mereka.

Samar-samar Dewi yang sedang meringkuk di lantai melihat sebuah pisau ada di bawah meja dekat dengan tangan nya saat itu.Ketika preman-preman itu tengah lengah Dewi berusaha menggapai pisau itu.Kini pisau itu sudah berada di tangannya.Dewi berusaha berdiri sambil memegang erat gagang pisau nya.

Preman-preman yang melihat Dewi membawa pisau terlihat kaget.

"Lepaskan pisau itu" Perintah salah satu di antara mereka., Dewi tidak melepaskan pisau nya dia malah menodongkan pisau itu ke arah mereka.

"Kalian jangan ada yang berani mendekatiku, !!" Kata Dewi mengancam preman-preman itu.Semua preman pun kini diam berdiri tidak mendekati Dewi.

"Buka pintunya!!" Kata Dewi menodongkan pisau itu pada salah satu di antara mereka.Belum juga preman yang lainnya membukakan pintu,preman yang di todong oleh Dewi tadi berhasil merebut pisau itu dari tangan Dewi.Dia pun kini berbalik menodongkan pisau itu ke arah Dewi.

"Sekarang kamu sudah tidak bisa apa-apa lagi,Ayo cepat masuk ke ruangan mu kembali!!"

Dewi tidak ingin berada di tempat itu,Dengan gerakan cepat Dewi menuju ke arah pisau yang di todongkan padanya.Dewi memegang tangan preman yang memegang pisau itu kemudian Dewi tancapkan pisau nya ke dalam perutnya.Para preman di situ sangat kaget.Darah mulai mengucur dari perut Dewi.Perlahan Dewi pun mulai terjatuh dan dia menghembuskan napas terakhirnya.Preman itu mendekati Dewi dan memeriksa denyut nadinya.

"Gawat dia sudah mati!!,Cepat telpon bos,beri tau kan kalau dia bunuh diri"

Setelah di beri tau kalau gadis yang akan di jual pada bos besar itu bunuh diri preman-preman itu di suruh untuk membuang mayatnya dan segera membawa pengganti Dewi.

Bos besar yang akan membeli Dewi sudah lama menunggu.Sebagai imbalan dari keterlambatannya,dia akan di beri gadis yang paling cantik yang ada di tempat itu dan tentunya masih perawan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!