Selamat datang di karya baru author, cerita transmigrasi sesuai permintaan readers. Jangan lupa dukungannya ya ☺️ bebas hujat sepuasnya, tapi dilarang memberikan rating buruk.
...----------------...
Sinar matahari menerobos masuk di antara celah-celah pepohonan, membuat seorang gadis terusik, dia menggeliatkan tubuhnya sambil sesekali menguap, memperhatikan sekeliling sambil mengerutkan dahinya.
"Dimana ini?" sebuah kalimat meluncur begitu saja dari bibir tipisnya, namun tak lama kemudian dia berjalan menuju sungai yang tak jauh dari tempat itu. Berniat untuk mencuci wajah sekaligus membersihkan diri, namun matanya tiba-tiba saja melotot dengan mulut yang menganga. Dia berteriak dengan sangat kencang, dan baru saja menyadari jika wajahnya telah berubah.
Aaargh...
Amelia Ricardo, seorang pengusaha wanita berusia 27 tahun sekaligus ketua mafia yang terkenal memiliki jiwa kejam, dikelilingi ribuan pengikut, memiliki harta berlimpah, dengan tangan dinginnya, dia berhasil menyingkirkan satu persatu kerikil dan duri tajam yang menghalangi jalan menuju puncak.
Namun pada akhirnya, tubuh yang penuh kekuatan tersebut harus mengalami sebuah insiden yang tidak terduga, jiwanya tiba-tiba saja terlempar ke dalam tubuh seorang gadis muda berusia 15 tahun yang bernama Xia Lin, seorang gadis yang sangat malang, memiliki jalan hidup yang tragis, terlahir dari keluarga bangsawan, namun dia harus terusir dari kediaman setelah mendapatkan fitnah dari saudara tiri dan juga ibu tirinya.
Serentetan ingatan pemilik tubuh mulai berdatangan, membuat gadis itu terus saja mengerang kesakitan sambil sesekali mengusap wajahnya dengan kasar. Bagaimana mungkin dia yang memiliki kekuasaan begitu besar harus menjalani kehidupan yang penuh penderitaan? Meskipun tubuhnya ringkih dan lemah, namun jiwa yang mengisinya saat ini bukanlah gadis bodoh yang sama.
Amelia Ricardo terlahir sebagai seorang wanita bertangan besi, dia berhasil menghancurkan seluruh saingan bisnisnya hanya dalam jentikan jari dan sekarang dia kembali dihadapkan dengan masalah baru, kehidupan yang sangat tidak dia inginkan, namun mau tak mau harus dia jalani.
Mungkinkah saat ini tuhan tengah menghukum dia karena terlalu banyak melenyapkan orang-orang yang tidak berdosa? Namun dengan memasuki tubuh gadis itu, dia berjanji di dalam hati akan memberikan pembalasan dan pelajaran yang setimpal, terhadap orang-orang yang selama ini telah banyak menyiksa pemilik tubuh aslinya, hingga jiwanya meraung, memohon dan meminta, agar mendapatkan keadilan.
Dengan langkah kecil, Amelia yang kini berada di dalam tubuh Xia Lin kembali ke arah sungai, membasuh wajahnya, kemudian melompat dan berenang. Untuk sementara, dia akan tetap tinggal di hutan, mencoba untuk meneruskan hidup sambil meningkatkan kembali kemampuan yang dia miliki di kehidupan sebelumnya.
Berbekal tekad yang kuat, Xia Lin akan merubah pandangan seluruh dunia yang menganggap dirinya sebagai seorang gadis rendah, karena fitnah kejam yang diberikan oleh ibu tiri dan juga adik tirinya.
Tidak apa-apa jika dia harus menderita saat ini, namun tunggu di masa depan setelah dirinya bertransformasi kembali menjadi seorang wanita kuat, tidak hanya keluarga bangsawan Xia, bahkan keluarga kekaisaran sekalipun harus membungkukkan badan mereka saat berhadapan dengannya.
Dia bukanlah wanita yang ceroboh, menunjukkan diri untuk mendapatkan cemoohan dari orang-orang, sementara saat ini tubuhnya masih lemah, bahkan tak kan mampu melawan jika sampai ada orang yang melayangkan tangan dan berbuat tidak baik.
Meski sebagian orang merasa takut berada di hutan, namun dia yang selama hidupnya telah menjalani pelatihan seperti seorang militer sejak kecil hanya menganggap hutan sebagai tempat yang aman.
Xia Lin merasa tidak nyaman dengan pakaian yang dia gunakan, terlalu banyak lipatan yang membuat dia kesulitan, hingga akhirnya memutuskan untuk merobek sebagian dari pakaiannya, agar lebih mudah untuk melangkah.
Hari demi hari dia lewati dengan berbagai macam pelatihan yang sangat keras, di bawah terik sinar matahari, gadis itu berlari, memperkuat kekuatan kakinya, melakukan push up 50 kali dan sit up 50 kali.
Pada malam harinya, dia terpaksa harus memasak air, pemilik tubuh sebelumnya tidak pernah berolahraga sama sekali, hingga rasa letih dan sakit mulai terasa di sekujur tubuh. Namun Xia Lin tidak akan pernah menyerah, dia telah berjanji untuk menapakkan kakinya dengan penuh kepercayaan diri, tidak ada waktu untuk mengeluh, kini saatnya untuk dia berjuang semakin keras.
Setiap pagi dia akan berlari hingga beberapa putaran, merangkak di atas jalanan berbatu, menaiki bukit yang curam, bahkan menuruni jurang, semua itu dilakukan hanya untuk membuat tubuhnya semakin kebal dengan berbagai situasi buruk yang mungkin saja terjadi di masa depan.
***
Enam bulan berlalu dengan sangat cepat, tubuh gadis yang dulu lemah kini dipenuhi dengan otot yang kuat, matanya tajam dan dingin, auranya benar-benar menindas. Dia hidup di antara ratusan binatang buas, namun hingga saat ini masih bertahan tanpa terluka sedikitpun.
Kulit yang dulunya putih bersih kini tampak berwarna lebih gelap, terpanggang sinar matahari setiap kali dirinya menggerakkan tubuh untuk mencapai kestabilan kekuatan yang dia inginkan.
Xia Lin tidak akan terburu-buru untuk kembali ke kota kekaisaran, di hutan ini dia telah memiliki tempat yang begitu nyaman, bahkan tidak pernah kekurangan makanan, meski harus mencakar-cakar tanah untuk mencari umbi-umbian atau bergelantungan di atas pohon demi mendapatkan buah-buahan, bahkan berkali-kali menyelam ke dasar air hanya untuk mengejar ikan dan tak jarang dirinya juga berburu layaknya binatang pemangsa.
Hanfu yang dulu dia gunakan sudah tak lagi berbentuk, setelah perubahan pada seluruh otot tubuhnya, gadis itu memutuskan untuk membuat pakaian sendiri yang terbuat dari kulit binatang buas, dia tampil layaknya Tarzan.
Trang...
Trang...
Trang...
Telinga tajam Xia Lin tiba-tiba saja mendengar suara pertarungan tak jauh dari tempatnya, dia baru saja merebahkan diri di atas dahan pohon besar untuk beristirahat, namun sebuah kekacauan membuat mata gadis itu menjadi sangat dingin. Sejak kehidupan pertamanya, dia sangat membenci orang-orang yang suka mengganggu, apalagi di saat tubuhnya menginginkan ketenangan.
Dengan gerakan yang sangat malas, gadis itu bangun, kemudian menajamkan penglihatannya, hingga mata indah itu menyipit. Sebuah pertarungan yang sangat tidak adil, dua orang pemuda tampan yang menggunakan pakaian mewah berhadapan dengan sekitar 30 orang pria berpakaian hitam.
Wajah gadis itu berkedut, selama 6 bulan dia melatih kemampuannya, namun tidak pernah mendapatkan lawan yang setara. Hutan yang begitu luas, hanya ada satu manusia yang berani tinggal, bahkan binatang buas mundur teratur begitu Xia Lin mendekat.
Hati gadis itu bersorak, akhirnya dia mendapatkan samsak tinju yang cocok untuk melatih kekuatan tubuhnya. Dia mematahkan ranting pohon, kemudian melompat dan berdiri tepat diantara kedua orang pemuda berpakaian mewah, sambil menatap tajam ke arah sekumpulan pria berpakaian hitam yang terlihat sangat kaget, karena tidak merasakan kehadiran gadis itu sebelumnya.
"Menyingkir lah gadis jelek!" ucap salah seorang pria berpakaian hitam sambil menatap tajam ke arah Xia Lin, namun gadis itu membalas tatapannya dengan tak kalah tajam.
"Kalian mengganggu waktu istirahatku!" ucap Xia Lin, nadanya terdengar sangat datar, membuat beberapa orang pria berpakaian hitam langsung bergidik.
Salah seorang pria berpakaian hitam maju, kemudian menatapnya dengan rumit. "Gadis kecil, lebih baik kau pergi dari tempat ini! Jangan mengganggu pertempuran kami, lagi pula apa yang bisa kau lakukan? Apa kau berpikir ranting yang berada di tanganmu itu bisa melukai salah seorang dari kami? Itu tidak mungkin! Bahkan kau masih belum membangunkan pangkalan roh mu sendiri,"
Xia Lin memutar bola matanya dengan malas. Bukankah pria-pria ini terlalu meremehkan kemampuannya? Pangkalan roh? Tentu dia mengetahuinya, karena beberapa minggu yang lalu, pada saat Xia Lin menaiki bukit batu, tiba-tiba saja kakinya terpeleset, hingga dia jatuh ke dalam jurang.
Hal yang tidak disangka, sebuah goa muncul, hingga membuat gadis itu tertarik dan berjalan-jalan mengelilinginya, ada beberapa ukiran di dinding goa, memperlihatkan beberapa jurus yang pada akhirnya dikuasai sepenuhnya oleh Xia Lin. Namun dia masih belum memikirkan untuk membangun pangkalan rohnya sendiri, karena tidak memiliki seorang guru, dia tentu saja tidak ingin melakukan kesalahan.
"Paman tua, bukankah kau terlalu khawatir? Gadis kecil ini bisa menjaga diri dan untuk menjatuhkan kalian semua, aku tidak perlu membangunkan pangkalan roh terlebih dahulu! Mari kita lihat! Apakah kau masih akan tetap berpikir jika aku adalah seorang gadis yang bodoh?" ucap Xia Lin, kata-katanya terdengar halus namun sangat tajam.
Beberapa orang pria berpakaian hitam langsung memelototkan mata ke arahnya dan bersiap untuk memberikan penyerangan, sementara dua orang pemuda yang mempergunakan pakaian mewah melirik dengan ujung mata, sambil memperhatikan penampilan gadis kecil itu. Namun tidak ada satu suara pun yang keluar dari mulut keduanya.
Pertempuran berlanjut, Xia Lin mulai serius, menatap ke arah lawan, kakinya bergerak dengan sangat lincah. Gadis itu seperti menari, namun setiap langkah yang diambil adalah kekuatan yang sangat mengejutkan bagi pihak lawan.
Dia berputar dengan begitu indah, berpose sensual, senyuman terukir dari bibirnya, namun ranting yang berada di tangannya bergetar dengan sangat cepat, kemudian bergerak seolah memiliki roh sendiri dan langsung melesat dengan kecepatan yang tidak bisa terlihat oleh mata.
Wush...
Trang...
Pria-pria berpakaian hitam harus mengakui kemampuan yang dimiliki oleh gadis kecil itu, bahkan ranting yang berada di tangannya terlihat jauh lebih kuat dibandingkan pedang milik mereka. Sosok kecil yang menawan, namun mengeluarkan kekuatan yang begitu menakjubkan, mereka seolah melihat seorang Dewi yang turun untuk menghancurkan dunia.
Siapa sebenarnya gadis ini dan kenapa dia berada di tengah hutan? Tidak ada satu orang pun yang bisa menjawab pertanyaan itu, yang jelas Xin Lin mulai bergerak dengan tidak beraturan, kemudian merebut pedang dari tangan salah seorang pria berpakaian mewah.
Ujung pedang menyentuh tanah, gadis itu hanya sedikit memutar pergelangan tangannya, kemudian mengacungkan pedang ke atas. Dalam sekelip mata, bumi seakan berhenti berputar.
Satu pedang bisa menghasilkan 300 pedang yang melesat cepat ke arah 30 orang pria berpakaian hitam tanpa terkecuali, mereka dipaksa untuk terjatuh di atas tanah dengan berlumuran darah, matanya melotot seolah masih enggan untuk meninggalkan dunia, sedangkan dada mereka menunjukkan sebuah luka yang sangat besar, sehingga mempertontonkan seluruh organ tubuhnya yang membusuk tiba-tiba.
Uhuk...
Uhuk...
Kedua pemuda itu terbatuk, mereka masih belum melakukan perlawanan setelah kemunculan Xia Lin, namun kini 30 orang pria itu tewas dalam kondisi yang sangat menyedihkan.
"Gadis kecil!" panggil pemuda berpakaian mewah, usianya sekitar 18 tahun, wajahnya sangat tampan, namun auranya terasa dingin.
Xia Lin menyerahkan pedang itu kembali, "Ini milikmu!"
Pemuda itu tersenyum dan menerima kembali pedang miliknya. "Siapa namamu?"
Xia Lin menatap pemuda itu, kemudian berbalik badan berniat untuk meninggalkan keduanya untuk kembali beristirahat. Namun tiba-tiba saja terdengar suara gedebuk yang sangat kencang, pria berpakaian mewah itu terjatuh sambil memegangi dadanya yang membuat Xia Lin mau tak mau langsung menghentikan langkahnya. "Kau terluka?"
Pria berpakaian mewah itu menggelengkan kepala, dia tidak mungkin menyusahkan gadis itu untuk kedua kalinya.
"Ikut aku!" Xia Lin tidak bisa membatu, jika ingin menolong seseorang maka dia harus menuntaskannya hingga selesai.
Pria lain bergegas datang, kemudian membantu pemuda tersebut untuk bangun. Keduanya mengikuti Xia Lin menuju sebuah tempat lapang, tepat di bawah pohon besar.
Xia Lin memeriksa pemuda itu sambil sesekali dahinya berkerut, tak lama dia segera mengangguk-anggukan kepalanya. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, gadis itu segera bergerak, dia mengumpulkan beberapa tanaman kemudian menumbuknya dengan sangat cepat.
Tangan kecilnya menyerahkan sebuah mangkuk yang terbuat dari tanah liat, dia meminta agar pria itu membantu untuk meminumkannya, sementara dia kembali menumbuk beberapa bahan yang akan dioleskan pada luka-luka yang dialami oleh pemuda itu, tangannya begitu terampil, gerakannya sangat luwes, membuat kedua orang asing yang saat ini bersamanya saling berpandangan mata.
"Kau seorang alkemis?" tanya pemuda itu.
Xia Lin menggelengkan kepala, "Aku pernah membaca beberapa buku tentang pengobatan, tapi tidak memiliki pemahaman yang mendalam. Namun beberapa bulan yang lalu, seekor babi gemuk datang padaku, dia baru saja akan melahirkan, namun para pemburu tanpa ragu berusaha untuk mencelakainya. Dia terluka cukup dalam, hingga aku menggunakan ramuan yang sama untuk mengobatinya,"
Uhuk...
Uhuk...
Kedua orang itu kembali terbatuk, Hei! Dia seorang pangeran kekaisaran, namun harus mendapatkan perawatan dan disamaratakan dengan seekor babi.
"Siapa namamu?" tanya pemuda itu kembali, dia tidak ingin terlalu banyak membahas masalah pengobatan yang diberikan oleh gadis kecil di hadapannya.
"Xia Lin," jawab gadis itu, nada suaranya terdengar dingin dan dingin.
"Kau putri bangsawan Xia?" pemuda itu nampak sangat tertarik setelah mengetahui identitas gadis di depannya.
Xia Lin mengangguk, namun matanya memancarkan kebencian dan dendam yang mendalam. Kedua orang pemuda itu kembali berpandangan, mereka merasakan gejolak perasaan dan ketidaksenangan mengalir dari reaksi yang dikeluarkan oleh gadis di depannya.
"Kenapa kau berada di tengah hutan?" tanya pemuda itu, Xia Lin melirik dengan ujung matanya, setelah berpikir beberapa saat, gadis itu akhirnya memutuskan untuk memberitahukan kedua orang pemuda, tentang alasan dia berada di tempat itu, lagi pula di masa depan belum tentu mereka akan kembali dipertemukan.
"Aku diusir dari kediaman karena fitnah keji yang diberikan oleh ibu tiri dan juga saudara tiriku. Kau tahu? Sejak usiaku 7 tahun, aku telah mendapatkan dekrit pernikahan dengan salah seorang pangeran kekaisaran, yang kemungkinan besar di masa depan akan menjadi seorang Kaisar. Namun karena rasa iri dari saudara tiriku, dia menghalalkan berbagai macam cara, sehingga membuat namaku menjadi buruk. Aku bahkan terusir dari kediaman, ayah jauh lebih mempercayai dia dibandingkan denganku." jawab Xia Lin, matanya berembun, mungkin ini Perasaan dari pemilik tubuh yang asli.
"Namaku Yuan Shen Li, dia pengawalku, Jin Wuji." ucap pemuda itu memperkenalkan dirinya sendiri dan juga seseorang yang berada di dekatnya.
Xia Lin mengangguk, kemudian segera berdiri. "Kalian beristirahatlah, aku akan mencari beberapa makanan untuk kita nanti."
Selepas kepergian gadis itu, Jin Wuji segera bertanya. "Pangeran, Apakah kau memikirkan hal yang sama denganku?"
Yuan Shen Li melirik ke arahnya. "Suruh seseorang untuk mengawasi kediaman bangsawan Xia, aku tidak mungkin memberikan pengampunan kepada siapapun yang telah menyulitkan hidup calon permaisuriku,"
"Di mengerti!"
Xia Lin kembali membawa beberapa ekor ayam hutan dan buah-buahan, ada juga kentang dan ubi jalar di tangannya, membuat Yuan Shen Li dan Jin Wuji mengerutkan dahi. Keduanya tinggal di istana, sehingga tidak terlalu mengenal beberapa bahan yang dibawa oleh gadis itu.
"Apa kalian berdua sudah lapar? Aku akan memasaknya sebentar!" ucap Xia Lin, dia segera pergi ke sungai untuk membersihkan semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk masakannya. Kali ini dia ingin membuat sop ayam, namun karena jenis sayuran yang ada hanya kentang, jadi dia memutuskan untuk menumbuk kentang itu dan dijadikan sebagai pengganti nasi.
Beberapa peralatan dapur yang dikeluarkan oleh Xia Lin membuat kedua orang pemuda di depannya merasa sangat asing.
"Dari mana kau mendapatkan benda-benda itu?" tanya Yuan Shen Li. Xia Lin melirik sejenak, kemudian melanjutkan pekerjaannya.
"Aku membuatnya sendiri menggunakan tanah liat. Kau menyukainya?" jawab Xia Lin tanpa memperhatikan raut wajah Yuan Shen Li setelah dirinya mengucapkan kalimat tersebut.
Yuan Shen Li terdiam, sepertinya gadis itu telah lama berada dalam kesulitan, sehingga dia terbiasa untuk membuat apapun sendiri. Xia Lin mengerutkan dahi, dia kembali mengeluarkan satu ekor ayam hutan untuk dipanggang, sepertinya kedua orang pemuda di depannya tidak terbiasa memakan sup, sehingga dia harus membuat masakan yang lain untuk mereka.
Tidak lama kemudian, aroma masakan yang dibuat oleh Xia Lin tercium, membuat kedua orang pemuda itu langsung bangkit dan merasakan sesuatu yang menyerang perut mereka, rasa lapar yang tak tertahankan karena aroma yang keluar dari sup ayam maupun ayam panggang buatan Xia Lin, benar-benar membuat air liur mereka hampir saja menetes.
"Duduklah!" ucap Xia Lin, dia segera mengeluarkan beberapa piring dari tanah liat yang ditutup menggunakan daun pisang, kemudian meratakan kentang kukus yang telah ditumbuk di atasnya, tak lupa menghidangkan ayam panggang dan sop ayamnya pada panci besar.
Yuan Shen Li dan Jin Wuji masih terdiam, keduanya menunggu instruksi yang diberikan oleh Xia Lin sebelum melahap semua makanan itu, namun sejak tadi gadis itu masih belum bersuara dan terus sibuk dengan kegiatannya.
"Apa kau tidak makan bersama kami?" tanya Yuan Shen Li, Xia Lin segera berhenti, kemudian duduk dan mengambil bagiannya pada piring yang lain.
"Ayo makan," ucap gadis itu, dia menyadari jika kedua orang pemuda tersebut tidak akan makan jika dirinya masih terus bekerja. Mereka mulai menikmati semua makanan dengan sangat lahap, tidak ada satu orang pun yang bersuara, masing-masing sibuk mengunyah dan menikmati rasa yang sangat lezat.
Meskipun Xia Lin mengolah semua masakan itu dengan cara yang sederhana, namun rasanya benar-benar tidak buruk, bahkan jauh lebih baik dibandingkan masakan yang dihidangkan oleh para koki istana.
"Apa kau tidak memiliki pakaian lain? Kenapa menggunakan kulit binatang untuk menutupi tubuhmu?" tanya Yuan Shen Li setelah menyadari pakaian yang digunakan oleh Xia Lin, gadis itu menggelengkan kepala.
"Aku hanya memiliki satu pakaian dan telah rusak beberapa bulan yang lalu, sehingga menggunakan kulit binatang dan menjahitnya," jawab Xia Lin dengan sangat santai namun berhasil membuat pemuda di depannya menjadi kikuk.
Yuan Shen Li mengeluarkan beberapa pasang pakaian yang baru dari cincin ruang miliknya, kemudian menyerahkan kepada Xia Lin. "Ambil ini, untuk sementara kau bisa menggunakan pakaianku."
Xia Lin sedikit tidak senang, dia menatap ke arah pemuda itu penuh rasa curiga. Yuan Shen Li tersenyum tipis sambil meneruskan ucapannya. "Apa kau akan tetap tinggal di hutan? Jika mau kembali ke kota, minimal kau harus memiliki pakaian yang sama dengan yang digunakan oleh orang-orang. Jangan membuat dirimu mencolok!"
Xia Lin mengangguk, kemudian mengambil pakaian itu dari tangan Yuan Shen Li. "Terima kasih,"
"Hmm..." jawab Yuan Shen Li, sedangkan Jin Wuji mematung di tempatnya, majikan yang selama ini terkesan dingin dan tidak pernah banyak bicara bisa berinteraksi dengan begitu lancar dengan Xia Lin, padahal dengan anggota keluarganya saja dia terlihat sangat tidak peduli.
"Apa kau berniat untuk kembali ke kota kekaisaran dalam waktu dekat?" tanya Yuan Shen Li, namun Xia Lin menggelengkan kepala.
"Aku berniat untuk membangun pangkalan roh milikku, kemudian berkultivasi. Meskipun saat ini aku memiliki ketahanan fisik yang cukup kuat, tapi jika harus berhadapan dengan para kultivator tingkat tinggi, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa." jawab Xia Lin.
Yuan Shen Li mengangguk, dia mengeluarkan satu kitab kultivasi dari cincin ruangnya, "Pelajari ini, semoga kau beruntung!"
Xia Lin tertegun, pemilik tubuh sebelumnya tidak pernah mendapatkan perlakuan baik dari siapapun, namun saat ini ada seorang pemuda yang begitu bermurah hati, dia tidak hanya memberikan beberapa pasang pakaian, namun juga sebuah kitab untuk dipelajari.
"Aku pasti akan membalas kebaikanmu di masa depan," ucap gadis itu dengan tulus, Yuan Shen Li tersenyum tipis sambil mengangguk.
Keesokan paginya kedua orang pemuda itu pun berpamitan kepada Xia Lin, mereka akan melanjutkan perjalanan menuju kota kekaisaran, sedangkan gadis itu akan kembali menuruni bukit, untuk mendatangi goa tempat sebelumnya dia mendapatkan beberapa kitab dan juga panduan bela diri.
Dia yakin masih ada banyak rahasia yang tersembunyi di dalamnya, sehingga memutuskan untuk mengeksplor lebih dalam lagi guna mencapai tingkat terbaiknya.
Swosh...
Swosh...
Tap...
Tap...
Dua orang pemuda berpakaian hitam, berusia sekitar 20 tahun muncul di depan Yuan Shen Li, keduanya membungkuk dengan penuh penghormatan. "Mohon maafkan kami pangeran, karena terlambat mengetahui keberadaan anda."
Yuan Shen Li melirik, "Awasi gadis itu, tapi jangan terlalu dekat. Segera melapor jika ada sesuatu yang salah!"
"Baik pangeran," salah seorang diantara kedua pemuda itu segera melesat meninggalkan rekan-rekannya, mengikuti Xia Lin dari kejauhan.
"Kau juga! Terus awasi kediaman Xia dan laporkan jika menemukan sesuatu!" ucap Yuan Shen Li kembali.
"Di mengerti!" pemuda itu segera melesat dengan kecepatan penuh menuju kota kekaisaran, dimana kediaman keluarga bangsawan Xia berada.
"Kita kembali ke istana," ucap Yuan Shen Li sambil melirik ke arah Jin Wuji.
"Baik,"
***
Xia Lin mulai mengikat dirinya dengan tali, kemudian menuruni bukit yang curam. Membutuhkan waktu yang cukup lama, mengingat bukit itu agak sulit untuk ditaklukan, namun tidak membuat semangat dalam hati Xia Lin runtuh.
Dia bahkan semakin tertarik, untuk mengetahui rahasia yang tersembunyi di dalam goa yang pernah ditemukannya. Xia Lin berjalan dengan sangat tenang, sambil melirik ke kiri dan ke kanan, untuk memastikan tidak ada satu orang pun yang mengetahui keberadaannya.
Gadis itu mulai masuk ke dalam goa, dia menemukan dinding di mana rahasia sebuah jurus tingkat tinggi berada, tanpa menyia-nyiakan waktu, Xia Lin kembali berlatih, gerakannya semakin halus dan cepat.
"Jurus kaisar pedang tertinggi,"
"Cukup menarik, bahkan hingga saat ini aku baru bisa mengeksekusi satu jurus, masih tersisa 2 jurus yang lain. Semoga saja semuanya sesuai rencana dan bisa segera kembali menuju kota kekaisaran," gumam Xia Lin, suaranya begitu kecil, hingga tak ada yang mendengarnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!