Aura Keswari adalah putri pasangan dari pak Alvin Wijaya dan Renata Wijaya dia memiliki adik perempuan bernama Nia Wijaya yang masih duduk di bangku SMP sedangkan Aura bulan depan lulus usia dia sudah sembilan belas tahun karena dulu sempat telat masuk sekolah ,dia bisa bersekolah karena bantuan bea siswa karena kehidupan dia yang pas pasan saja.
Pagi yang cerah di kota Bandung terlihat dua orang gadis sedang berjalan di pinggir sawah untuk berangkat ke sekolah dia adalah Aura juga Nia mereka bersekolah di tempat yang sama hanya beda bangunan saja tapi bersebelahan.
"Kak aku bolos saja ya?"kata Nia
"Ngapain bolos atu dek kasihan ibuk sama bapak nanti sedih,mereka sudah bekerja keras untuk menyekolahkan kita,"Jawab Aura menatap manik mata adiknya.
"Aku setiap hari dipanggil bu kepsek kak karena sudah nunggak bayar SPP,kalau bulan ini gak bisa bayar aku gak boleh ikut tes kak,"Jelas Nia membuat Aura sedih dia lalu memeluk adiknya.
"Sudah ya jangan sedih,kakak ada uang nanti kamu bayarkan ya,"Ucap Aura memeluk adiknya.
"Lalu kakak gimana?bukannya itu buat bayar ujian kakak,dan tinggal beberapa hari lagi,"Jawab Nia
"Sudah kamu santai saja kakak bisa sambil cari kerja nanti,ini kamu buat membayar buku ya,ingat sekolah yang pintar biar kelak bisa membahagiakan ibu sama bapak dek,"Ucap Aura lalu menyerahkan uang yang tadi pagi diberi oleh ibunya agar bisa ikut ujian.
Nia lalu menerima uang dari kakaknya dan mereka melanjutkan perjalanan menuju sekolah mereka.Tiba disekolah Aura di panggil ke ruang kepsek,Aura sudah tahu pasti karena belum membayar uang ujiannya.
"Permisi pak,"Sapa Aura
"Ya,duduk Ra bapak mau bicara sama kamu,"Kata Pak Kepsek.
"I iya pak,bapak mau bicara apa?"Tanya Aura gugup
"Aura besak sudah ujian sekolah kapan kamu akan melakukan pembayaran SPP,,"Tanya pak Kepsek
"Maafkan saya pak,apa bea siswa untuk saya belum bisa dicairkan?"Jawab Aura
"Tidak bisa Ra,setelah kamu lulus baru bisa dicairkan untuk ke jenjang yang selanjutnya jika kamu akan kuliah,maafkan bapak tidak bisa membantu kamu lagi,"Jelas pak Kepsek
"Tidak apa apa pak,maafkan saya belum bisa membayar pak,tapi jika saya tidak bisa mengikuti ujian saya ikut susulan saja pak sampai saya bisa membayar,"Jawab Aura menunduk sedih.
"Baiklah,bapak tunggu kabar selanjutnya,"Kata pak Kepsek dan mengakhiri pembicaraan kamu.
Aura keluar dengan raut wajah sedih,dia tidak tahu harus mendapat uang darimana,jika minta orang tuanya pasti tidak ada untuk makan sehari hari saja mereka kesusahan.
"Ya Allah aku harus bagaimana?apa aku keluar sekolah saja dan cari kerja ya?jika aku memaksa ibu pasti akan bekerja terus kasihan ibu,"Gumam Aura dia duduk sendiri di Taman.
"Neng kok melamun saja,"Pak Ujang mengagetkan Aura
"Eh pak Ujang,bikin kaget saja,"Jawab Aura
"Si eneng kenapa melamun?sebentar lagi bel masuk lo neng,"Kata pak Ujang tukang kebun sekolah.
"Saya tidak bisa ikut masuk pak,karena saya belum bisa membayar SPP,oh iya bapak punya lowongan kerja gak buat saya?"Tanya Aura
"Neng kan masih sekolah gimana mau kerja neng?"Jawab pak Ujang.
"Gak apa apa pak,lebih baik saya berhenti sekolah,kasihan ibu saya membiayai saya,adik saya juga bapak yang sakit pak,biar adik saya saja yang sekolah,"Jelas Aura
"Jangan atuh neng,neng itu pintar lo eeeemm bagaimana kalau bapak yang bayarin uang Spp kamu saja,kamu lanjutkan sekolah kamu sampai lulus jika sudah lulus dan kamu mendapat kerja kamu bisa kembalikan ke bapak,"Saran pak Ujang.
"Tapi pak,bagaimana dengan kebutuhan bapak kan bapak juga punya anak,"Aura merasa tidak enak hati.
"Kamu tenang saja Ra,anak bapak sudah selesai sekolah tinggal mencari kerja saja,"Kata pak Ujang.
"Terimakasih banyak ya pak,saya janji jika saya sudah kerja saya akan kembalikan sama bapak,"Ucap Aura senang
"Iya neng bapak percaya,ayo kerumah bapak,bapak ambilkan uangnya dan kamu bayarkan biar besok bisa ikut ujian,"Ajak pak Ujang.
Akhirnya Aura mengikuti pak Ujang kerumahnya dia sebenarnya malu tapi dia juga tidak berani meminta lagi pada orang tuanya.Sehabis dari rumah pak Ujang Aura membayarkan uang SPPnya dia merasa lega akhirnya bisa ikut ujian juga.
Aura pulang kerumahnya dia menceritakan tentang pertolongan pak Ujang tadi awalnya ibunya merasa bersalah tetapi Aura meyakinkan ibunya jika Aura lulus SMA dia akan bekerja membantu orang tuanya biar adiknya saja yang sekolah.
"Maafkan bapak nak seharusnya bapak yang mencari uang untuk kalian tapi bapak malah menjadi beban kalian,"Ucap pak Alvin
"Sudah pak jangan bicara begitu Aura gak masalah gak melanjutkan kuliah asal Nia bisa sekolah dan kulian biar dia bisa mengangkat derajat keluarga kita pak,"Jawab Aura.
Selama seminggu Aura menjalani ujian dengan lancar dia merasa sangat senang bisa ikut ujian walau atas bantuan pak Ujang,saat anak anak sedang membicarakan acara perpisahan sekolah Aura kembali menemui pak Ujang dirumahnya yang berada di samping sekolah.
"Pak Ujang sedang apa?"Tanya Aura saat pak Ujang sedang di samping rumahnya.
"Eh neng Aura,ada apa neng sampai mencari oak Ujang,ayo masuk Neng maaf rumah bapak berantakan,"Kata pak Ujang.
"Enggak apa apa pak,sama saja kok,"Jawab Aura lalu duduk di halaman rumahnya pak Ujang.
"Bu,bu ini loh ada neng Aura,"Pak Ujang memanggil Istrinya.
"Iya kang sebentar,"Jawab bi Surti
"Neng Aura masuk sini atuh neng kenapa duduk disitu,"Tanya Bi Surti menghampiri Aura
"Enggak apa apa bi disini saja,bibi belum balik ke Kota ya?"Jawab Aura.
"Belum neng,ada apa hingga neng mencari kang Ujang kesini?"Tanya Bi Surti.
"Begini bi saya mau mengucapkan banyak terimakasih karena pak Ujang sudah membantu saya membiayai SPP sehingga saya bisa ikut ujian,saya juga mau tanya sama bi Surti apa di kota tempat bibi bekerja gak ada lowongan begitu bi?"Kata Aura
"Loh memangnya neng Aura gak melanjutkan kuliah?"Tanya oak Ujang
"Enggak pak,rencana saya lulus SMA saya akan bekerja saja kasihan ibu bekerja sendiri pak biar Nia yang sekolah dan kuliah saya akan membantunya pak,"Jelas Aura membuat pak Ujang dan Bi Surti saling pandang.
"Hati kamu sungguh baik neng,kamu rela mengorbankan cita cita kamu demi adik kamu,"Jawab pak Ujang.
"Sebenarnya bibi ada kerjaan neng tapi menjaga bayi,anak majikan bibi butuh baby sister neng,tapi apa neng mau?"Ucap bi Surti
"Mau bi,mau banget malah tapi saya juga harus nunggu ijazah saya keluar bi,"Jawabnya sendu takut sudah ada orang yang mengisi lowongan tersebut.
"Apa neng yakin mau jadi baby sister neng?berat loh neng?"Tanya pak Ujang sekali lagi.
"Saya yakin pak,yang penting halal jika saya pilih pilih gimana sekolah adik saya pak,"Jawab Aura
"Baiklah bibi akan bilang ke majikan bibi ya,bibi juga bilang sekalian jika masih menunggu kamu dulu,jangan lupa ijin ibu kamu dulu ya nanti dia tidak mengijinkan,"Kata bi Surti.
"Iya bi,terimakasih banyak ya bi,saya akan meminta ijin pada ibu dan bapak,kalau begitu saya pulang ya pak,bi,permisi,"Pamit Aura.
"Baiklah neng hati hati ya neng kabari bibi jika mendapat ijin,"Ucap bi Surti.
"Oke bi baik,"Aura lalu berpamitan untuk pulang dia amat senang sudah mendapat pekerjaan apapun iti dia akan terima yang penting halal.
Selepas Aura pergi bi Surti dan pak Ujang berbincang bincang tentang masa lalu bu Rena ibunya Aura karena mereka juga saksi dari masa muda ibunya Aura.
Tiba dirumah Aura benar benar meminta ijin pada orang tuanya jika lulus sekolah dia akan ikut bi Surti ke Jakarta dia ingin membantu ibunya,biar Nia yang bersekolah.
"Bu bulan depan setelah lulus Aura boleh ya bekerja,biar Nia yang melanjutkan sekolah,Aura ingin membantu ibu saja,"Ucap Aura
"Kamu ini bicara apa,ibu masih sanggup membiayai kamu kuliah agar kamu bisa sukses,"Jawab bu Rena
"Tapi bu kuliah itu butuh biaya mahal,darimana kita mendapat uang,sedangkan ibu hanya bekerja buruh cuci dan Nia juga semakin banyak kebutuhannya bu,ayolah bu aku gak tega sama ibu,Aura janji jika Aura sudah banyak uang kan bisa melanjutkan kuliah lagi,"Jelas Aura
"Tapi nak,bagaimana dengan masa depan dan cita cita kamu,"Jawab bu Rena sedih.
"Sudah bu jangan difikirkan Aura ikhlas membantu ibu dan ayah,jadi gak usah ibu fikirkan,tolong ya bu ijinkan Aura,"Rengek Aura lagi
"Baiklah jika itu keinginan kamu Ra ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik,maafkan ibu dan bapak yang tidak bisa membahagiakan kalian,"Jawab bu Rena sedih.
"Terimakasih ya bu,ibu jangan bicara begitu karena ibu dan bapak sudah membahagiakan aku selama ini,"Ucap Aura lalu memeluk ibunya.
Akhirnya hari yang dinanti pun tiba Aura sudah lulus dengan predikat terbaik banyak yang menyayangkan keputusan Aura yang tidak melanjutkan kuliah tapi semua itu kembali lagi pada Aura sendiri.Setelah acara perpisahan sekolah Aura menemui pak Ujang dan bi Surti untuk berbicara pada bi Surti jika Aura setuju ikut dengan bi Surti.
Malam itu bu Rena sekeluarga sedang berkumpul di ruang tamu bu Rena akan kembali membahas keinginan Aura yang ingin bekerja,pak Alvin merasa sangat terpukul dengan keputusan Aura tapi dia juga tidak bisa berbuat apa apa.
"Ra ibu ingin bertanya sekali lagi duduklah,"Pinta bu Rena
"Iya ibu,ibu mau tanya apa sama Aura?"Jawab Aura duduk disamping ibunya.
"Nak apa kamu benar benar yakin ingin pergi bekerja ,dikota itu keras Ra,kehidupan disana benar benar keras salah dalam melangkah kamu bisa terjerumus ke pergaulan bebas,ibu masih sanggup membiayai kamu dan adik kamu,"Jelas bu Rena
"Tekad Aura sudah bulat bu,Aura mohon restui Aura ya bu,Aura janji akan nurut sama Bi Surti dan majikan Aura nanti,Aura ingin membantu ibu saja biar Nia yang sekolah kelak dia akan mengangkat derajat keluarga kita bu,"Jawab Aura mantap
"Baiklah jika niat kamu sudah bulat nak,ibu hanya bisa mendoakan kamu,ingat ya nak jika memilih teman jangan yang asal asalan,"Nasehat ibunya
"Iya ibuku yang cantik,ya sudah Aura ingin menyiapkan baju dulu ya bu,"Pamit Aura lalu bangkit dan menuju kamarnya.Ibunya menangis selepas Aura pergi dia tidak ingin terlihat lemah didepan anak dan suaminya.
"Tok tok kak boleh Nia masuk,"Sapa Nia dari luar
"Iya Nia masuk saja,"Teriak Aura dari dalam,"Jawab Aura yang memang sedang menyiapkan baju bajunya dia tidak membawa banyak baju kata bi Surti disana sudah disediakan seragam buat bekerja.
"Loh loh kenapa adik kakak cemberut begitu sih?"Tanya Aura yang melihat adik ya hanya duduk dengan wajah sedih.
"Huwaaaaaa kakak mau ninggalin Nia sendiri berangkat sekolah,Nia mana berani kak berangkat sendiri ,kakak jangan pergi kalau kakak pergi Nia sama siapa,siapa yang bakal bantu Nia ngerjain tugas kak,hiks hiks,"Tangis Nia pecah mengetahui kakaknya akan berangkat ke kota.
"Husssssstt cup cup,dek kamu pasti bisa mulai hari ini kamu harus belajar mandiri jamgan apa apa ibu dan kakak,apa kamu tega melihat ibu membanting tulang untuk kita,kakak akan mencari uang dan akan menyekolahkan kamu hingga ke jenjang yang tinggi agar kamu kelak bisa mencari pekerjaan yang enak dek,kamu bantu ibu merawat bapak ya,kakak sayang sama kamu kakak titip ayah dan ibu ya sudah jangan cengeng mulai hari ini kamu harus kuat,"Jelas Aura memeluk adiknya.
Sejujurnya Aura sedih meninggalkan adiknya tetapi tekad dia sudah bulat ingin bekerja ke kota.Sore hari tiba mobil travel yang akan ditumpangi Aura sudah menjemputnya Nia dan bu Rena sudah menangis sejak tadi berat rasanya melepaskan anak gadisnya bekerja tetapi karena keadaan ekonomi mereka tidak bisa berbuat apa apa.
"Sayang maafkan bapak yang tidak bisa membahagiakan kamu juga ibu serta adikmu,kamu harus bekerja disaat teman teman kamu melanjutkan kuliah,"Ucap pak Alvin sedih
"Bapak jangan bicara begitu Aura senang pak bekerja ini sudah tekad Aura jadi bapak tenang saja ya gak usah kawatir,"Jawab Aura memeluk bapaknya.
"Bu maafkan Aura tidak bisa membantu ibu mencuci lagi,doakan Aura ya bu,Aura sayang ibu,"Aura memeluk ibunya,bu Rena tidak bisa menjawab apa apa dia menangis sesenggukan.
"Kakak jangan lupa sering hubungi Nia ya kak,hik hik Nia pasti akan kangen banget sama kakak,"Nia ikut berpelukan.
Setelah puas berpamitan akhirnya Aura masuk kedalam mobil,bu Surti juga berpamitan kepada orang tua Aura dan begitupun sebaliknya bu Rena menitipkan anaknya kepada bi Surti,Bu Rena,pak Alvin juga Nia melambaikan tanganya saat mobil perlahan menjauh dari rumah mereka,bu Rena menangis sesenggukan hingga ditenangkan pak Alvin.
Bi Surti memeluk Aura dia tahu Aura sedih meninggalkan keluarganya untuk pertama kalinya"Nak menangislah jika itu membuat kamu lega ya,bibi paham nak berat meninggalkan keluarga,bibi yakin kamu bisa,"Nasehat bi Surti
Aura akhirnya menangis dipelukan bi Surti setelah merasa lelah menangis Aura tertidur disamping bi Surti.Perjalanan sekitar 8jam akan mereka tempuh bi Surti juga ikut memejamkan matanya.Diumur yang ke sembilan belas tahun Aura sudah bekerja.
Mereka telah tiba di kota,Aura kagum melihat banyak gedung gedung menjulang tinggi untuk pertama kalinya dia sangat heran dan terkejut melihat bangunan itu.
"Waaaaaaah bi itu bangunannya tinggi tinggi ya bi,kalau yang ke atas itu pakai tangga bisa gempor kakinya bi,"Uca Aura
"Haha ya gak pakai tangga lah Ra,ada namanya lif,kesananya pakai Lif tinggal pencet kita ke lantai berapa menunggu sebentar sampai deh,"Jelas bi Surti.
"Oh begitu,hehe maaf ya bi Aura gak tahu,"Jawab Aura sambil garuk garuk kepala.
"Iya nak gak masalah,sebentar lagi kita turun Ra kamu jangan jauh jauh dari bibi ya,"Kata bi Surti memperingati
"Iya bi siap,"Jawab Aura semangat,dia terlihat bahagia walau jauh dari orang tuanya tekadnya bulat untuk membantu orang tuanya.
Sekitar lima menit travel yang ditumpangi mereka berhenti di sebuah rumah mewah dan setelah bi Surti membayar mereka turun dan masuk ke dalam rumah mewah tersebut,Aura bengong melihat rumah tersebut.
"Ayo Ra masuk ini rumah majikan bibi,"Ajak Bi Surti.
"I iya bi,wah rumahnya bagus banget ya bi,rumah segede gini kalau di kampung udah satu kampung heboh ya bi,"Ucap Aura senyum senyum.
"Haha sudah sudah ayo masuk dulu,bibi kenalkan sama majikan bibi yang nantinya akan menjadi majikan kamu juga,"Ajak bi Surti
Bi Surti lebih dulu masuk sedangkan Aura mengekor di belakang dia sambil melihat lihat sekeliling batinnya begitu terkejut dengan keadaan rumah calon majikannya tersebut.
"Ayo Ra ngapain bengong,sini masuk,"Panggil bi Surti yang ternyata sudah berada di dalam rumah sedangkan Aura masih diteras.
"I iya bi,maaf,"Jawab Aura gugup dia bergegas masuk menyusul bi Surti.
Sampai di dalam bi Surti memperkenalkan Aura kepada majikannya Bu Helena ibunya Tuan Bara,Tuan Bara adalah seorang duda anak satu,dulu dia mempunyai Istri tetapi istrinya meninggalkan dirinya disaat tuan Bara sedang terpuruk karena perusahaanya bangkrut,istrinya meninggalkan anaknya pada Bara dia tidak mau hidup miskin padahal kenyataanya Bara hanya berpura pura bangkrut untuk mengetes istrinya tersebut.
"Surti kamu yakin bawa anak ini untuk merawat cucuku dia sendiri masih kelihatanya masih sangat muda,"Ucap bu Helena.
"Saya yakin nyonya karena Aura ini kesehariannya sudah menjaga bayi kadang anak tetangganya dia jaga nyonya dia anaknya sabar dan tidak manja nyonya karena memang Aura baru berusia sembilan belas tahun"Jelas Surti
"Benarkah,baiklah saya akan tes selama sebulan jika dia bisa akan saya lanjut bekerja disini,"Jawab bu Helena
"Terimakasih nyonya saya sudah terbiasa menjaga bayi nyonya,jadi saya akan bekerja dengan baik,"Ucap Aura mantap
"Baiklah,tugas kamu hanya mengurus cucu saya,,,,"Belum sempat bu Helena melanjutkan ucapannya Cucu bu Helena menangis bi Inem kepala pelayan kerepotan tidak bia mendiamkan cucu bu Helena.
"Nyonya maaf den Nathan tidak mau berhenti nangisnya,"Kata bu Inem dengan tergopoh gopoh menghampiri bu Helena.
"Sini bi,uluh cucu nenek kenapa nangis sayang,cup cup,sudah kamu beri susu bi?"Tanya bu Helena yang mengambil alih Nathan dari gendongan Bi Inem.
"Sudah nyah,tapi gak mau,"Jawab bi inem
Nathan masih menangis kejer,Aura yang merasa kasihan mendekat"Hai dedek ganteng jangan nangis ya,"Kata Aura bayi tersebut menoleh seolah olah tahu ada orang disampingnya dan nangisnya sedikit mereda.
"Maaf nyonya boleh saya menggendong cucu Nyonya sepertinya dia tidak nyaman dengan pakaiannya,"Ucap Aura,walau bu Helena nampak Ragu tapi dia menyerahkan bayi tersebut pada Aura itung itung mengetes calon babi sisternya tersebut.
Tanpa di duga Nathan langsung diam menangis dalam gendongan Aura setelah Aura melepas rompi yang dikenakan Nathan,bu Helena heran tapi juga tersenyum karena cucunya langsung berhenti dengan orang asing biasanya butuh beberapa hari bagi Nathan untuk beradaptasi pada pengasuhnya.
"Wah kamu benar benar telaten dan tahu Ra,saya kagum sama kamu sepertinya usia kamu masih belia,"Kata bu Helena.
"Saya baru sembilan belas tahun nyonya,seharusnya saya kuliah tetapi karena biaya saya memilih bekerja saja Nyonya yang penting halal dan bisa membantu bapak dan ibu,"Jelas Aura membuat bu Helena trenyuh mendengarnya.
"Baju seperti ini sebaiknya jangan dikasih beginian nyonya karena akan menambah suhu tubuh anak panas dan gak nyaman,"Jelas Aura,Nathan sudah tidak menangis lagi,dia anteng digendongan Aura dan bahkan mengantuk.
Bu Helena merasa terbantu dengan adanya Aura setelah Nathan tidur Aura bisa beristirahat dulu karena dari perjalanan jauh bu Helena merasa kasihan,Aura akan tidur bersama baby Nathan agar sewaktu waktu bisa menjaga Nathan.Aura tidak lupa mengabari ibu dan ayahnya di kampung,supaya mereka juga tenang.
Singkat cerita sudah tiga hari Aura bekerja sebagai baby sister dan selama itu pula baby Nathan tidak seperti biasanya yang selalu rewel dan menangis dia lebih banyak tidur dan bercanda dengan aura,Nathan El Ghozi adalah bayi berusia tujuh bulan,dia anak yang aktif aktifnya tapi sayangnya Nathan belum bisa berkata,hanya bisa menyebut nama papi,Ayahnya pak Bara.Pak Bara masih berada di luar kota untuk beberapa hari jadi Aura tidak tahu tentang pak Bara hingga dia penasaran dan bertanya pada bi Surti.
"Bi Surti ayahnya den Nathan itu kok gak pulang pulang memangnya kemana?"Tanya Aura saat mereka makan siang di dapur
"Tuan Bara sedang berada diluar kota Ra,besok pulangnya oh iya kamu jangan kaget dengan sikap tuan Bara ya Ra,dia cuek,pendiam dan tegas,"Jelas bi Surti
"Tapi sangat ganteng Ra,awas nanti terpesona,"Sambung bi Inem
"Hus kamu ini sudah tua tahu saja yang bening bening,"Jawab bi Surti
"Ya biarin to Sur biar awet muda hihihi,"Ucap bi Inem
"Hahaha kalian ini lucu ya,bi Aura sudah makanya Aura duluan ya sekalian mau cuci piring,"Jawab Aura sambil tertawa melihat bibinya tersebut.
"Iya Ra,biar bibi saja yang mencuci kamu tungguin den Nathan saja,"Ucap bi Surti.
"Enggak apa apa bi,Den Nathan sedang bobok kok jadi aman,"Jawab Aura.
Aura senang bisa menjadi pengasuh di keluarga bu Helena karena bu Helena baik ternyata menjadi baby sister tidak buruk,tapi tidak tahu jika Tuan Bara sudah kembali akankah Aura betah menjadi pengasuh baby Nathan?Batin Aura menerka nerka seperti apa ayah dari baby Nathan karena baby Nathan saja sangat ganteng menurut Aura
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!