NovelToon NovelToon

Dinding Di Antara Kita

Menunggumu

Hari Minggu, di pagi hari yang sangat cerah membangunkan seorang gadis cantik dari tidurnya. Gadis cantik berusia 17 tahun, yang memiliki rambut panjang hitam bergelombang, tinggi 160 cm, berat badan 43 kg, bernama Alexa. Ia sangat bersemangat untuk hari ini karena hari ini adalah hari jadiannya yang ke-II tahun.

Di hari jadiannya yang sebelumnya, ia selalu mendapat kejutan dari pacarnya. Ia sangat penasaran hari ini pacarnya akan memberi kejutan apa. Pagi itu juga ia mendapat SMS dari pacarnya untuk datang ke lokasi yang dishare oleh pacarnya itu.

Hal itu senyuman kecil di wajah Alexa, karena ia yakin pacarnya ingin memberikan kejutan di lokasi itu. Saat menelusuri lokasi yang diberikan pacarnya, Alexa pun tahu kalau itu adalah taman di dekat danau yang memiliki pepohonan lebat disekitarnya, dengan angsa yang terdapat di danau tersebut.

Alexa pun mulai memikirkan momen-momen yang mungkin akan ia jalani bersama pacarnya. Tanpa sadar senyumannya pun mengembang dengan lebih lebar lagi, mengingat momen romantis itu.

Ibu Nayla yaitu ibunya Alexa, melihat anak perempuannya yang sedang tersenyum tak jelas. "Haha senyum-senyum gak jelas begitu, pasti lagi mikirin tentang pacarnya. Haish, dasar.. anak muda, haha" Batin ibu Nayla.

Ibu Nayla pun duduk di dekat Alexa. "Hayo, lagi mikirin siapa itu? Pasti lagi mikirin pacarnya, haha" Ujar ibu Nayla mengejutkan Alexa.

Alexa yang terkejut dengan kehadiran ibunya, membuat wajahnya yang tadinya berseri-seri kini memasang wajah cemberut. "Ibu! Kan Alexa terkejut jadinya. Tadi Alexa pikir siapa yang tiba-tiba bicara, sampai-sampai Alexa sempat mikir kalau ada hantu dekat Alexa. Rupa-rupanya ibu, bikin kaget aja" Cerewet Alexa dengan bibirnya yang moncong ke depan.

Kelakuan Alexa memang sudah begitu sejak dia kecil. Kalau sudah cerewet tidak jelas, maka bibirnya akan moncong ke depan seperti bebek. Ibunya yang sudah terbiasa tidak heran dengan kelakuannya. Tapi karena tak pernah cerewet tak jelas di depan pacarnya, pacarnya tak tahu sisi Alexa tersebut.

"Udah, udah. Kalau kamu diterusin cerewetnya, bisa-bisa bibir kamu itu makin panjang ke depan. Memang kamu mau bibir kamu jadi kayak bebek? Nanti pacar kamu gak suka lagi loh sama kamu. Iya dong, dia kan gak mungkin mau pacaran sama gadis bebek" Goda ibu Nayla menaik nurunkan alisnya.

"Ibu, jangan gitu dong" Ujar Alexa makin cemberut.

"Iya, iya. Ibu juga kan cuma bercanda" Ujar Ibu Nayla menenangkan putrinya.

"Jadi, kamu dari tadi itu senyum-senyum sendiri gak jelas tadi itu, kenapa? Biasanya nih ya kalau kamu kayak begitu, pasti ini ada hubungannya sama pacar kamu" Lanjut ibu Nayla.

Mendengar ucapan ibunya, wajah Alexa pun memerah tak karuan. Membuat ibu Nayla yakin dengan perkataannya. Ibunya pun tersenyum, dan berharap kalau senyuman putrinya akan selalu terpatri di wajah putri kesayangannya itu.

"Em.... ibu... Alexa nanti siang izin ya, mau pergi ke tempat ini" Ujar Alexa menunjukkan lokasi yang diberikan oleh pacarnya itu.

Ibu Nayla terkejut melihat lokasi itu. Walaupun sudah banyak berubah, ia sangat yakin kalau itu adalah tempat dimana ayah Rasya, yaitu ayahnya Alexa, melamar ibu Nayla untuk menikah dengannya. Seketika mata ibu Nayla pun berkaca-kaca.

Ia sangat mengingat momen itu, momen dimana ayah Rasya yang sangat gugup mengungkapkan lamarannya, dan ibu Nayla yang malu dengan ungkapan lamaran dari sang kekasih, ayah Rasya. Ia tak menyangka kalau anaknya akan berkencan di tempat itu dengan pacarnya.

Alexa yang melihat ibu Nayla terlihat ingin menangis, tiba-tiba saja memeluk ibunya "Ibu, kalau ibu gak mau ngasih izin gak papa kok. Kalau Alexa bilang baik-baik sama dia, dia pasti ngerti. Udah ibu jangan nangis, ya" Ujar Alexa khawatir dengan ibunya.

Sadar tengah sedang meneteskan air mata, ibu Nayla mengusap pipinya pelan. "Nak, ibu bukan sedang sedih. Tapi ibu bahagia, jadi jangan bilang begitu. Ibu kasih izin kok sama kamu" Ujar ibu Nayla tersenyum sambil mengusap kepala Alexa, putrinya itu.

"Ibu beneran gak papa? Kalau memang ibu gak mau, Alexa gak pergi juga gak papa kok, Bu" Ujar Alexa tengah khawatir.

"Haha, kamu pikir ibu sedih karena gak mau ngasih kamu pergi? Ngapain juga ibu sedih karena itu, kamu ini haha, haha" Tawa ibu Nayla.

"Lah, jadi ibu sedih kayak tadi kenapa?" Ujar Alexa cemberut merasa sedang ditertawakan.

"Ibu tadi itu bukan lagi sedih. Ibu jadi ingat momen dimana ayah kamu, lamar ibu dulu. Ibu itu teringat lagi, karena lokasi yang kamu tunjukin ini sama dengan tempat dulu ibu dilamar sama ayah kamu. Jadinya gak sadar deh, tiba-tiba aja air mata ibu itu netes gitu aja" Ujar ibu Nayla menjelaskan pada Alexa.

Alexa pun mengangguk kan kepalanya tanda mengerti alasan ibunya menangis tadi.

Belum merasa puas dengan ekspresi putrinya, ibu Nayla mencoba untuk menggoda Alexa lagi. "Tapi kamu malah bilang kalau ibu itu nangis, karena kamu mau pergi keluar. Haha apaan sih kamu ini? Haha hahaha" Ledek ibu Nayla disertai dengan tawa.

Tak ingin mendengar suara keras Alexa dengan lebih jelas, ibu Nayla pergi dengan cepat ke kamarnya. "IBU!!"

...****************...

Pagi pun berganti siang, kini Alexa sedang tengah berdandan. Ia sedang memikirkan apa yang akan ia pakai untuk bertemu dengan pacarnya. Berbagai macam dress Alexa coba, tapi Alexa belum juga mendapatkan dress yang cocok untuk dia pakai.

Ia sudah berbagai macam dress, tapi belum ada yang dia rasa cocok. Saat sedang merasa resah karena tak menemukan dress yang cocok, akhirnya ia pun menemukan dress yang pas untuk dia pakai di kencannya nanti.

Dress yang ia pakai adalah dress berwarna biru aqua dengan lengan panjang mengembang, rok yang sepanjang lutut, bagian leher yang berbentuk kotak, dengan motif bunga cerah warna-warni.

Alexa mendadani dirinya dengan rambut yang dibiarkan terurai, dengan sedikit kepangan di rambut sebelah kiri. Alexa juga memakai riasan wajah yang sederhana, membuat Alexa semakin mempesona.

Setelah selesai mendadani dirinya, Alexa pun siap untuk pergi menuju taman tempat dia akan bertemu dengan pacarnya. Sebelum itu dia pamit dengan ayah dan ibunya dengan senyum yang cerah. Senyum itu juga dibalas oleh kedua orang tuanya. Alexa pun pergi dengan sangat bersemangat.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya ia pun sampai di taman itu. Taman itu benar-benar sangat indah, persis seperti yang ia lihat di foto. Benar-benar tidak sia-sia Alexa menempuh perjalanan yang cukup jauh, yang pastinya membuatnya lelah.

Tak ingin dirinya terlihat berantakan di depan pacarnya, Alexa melihat wajahnya di cermin yang ada di dalam tasnya dan merapikan riasannya yang sedikit berantakan. Karena dirasanya sudah rapi, Alexa menunggu kedatangan pacarnya dan duduk di bangku dekat taman.

Sudah cukup lama Alexa menunggu, dan tiba-tiba saja "Maaf kamu pasti dah lama nunggu ya?" Ujar seorang pria yang berdiri di depan Alexa.

Tanpa menunggu lama, Alexa langsung saja memeluk pria itu yaitu pacarnya. "Enggak kok, aku juga baru sebentar datangnya"

Melupakanmu

Alexa yang tengah sedang memeluk pacarnya itu, heran karena pelukannya tidak dibalas oleh pacarnya itu. Perlahan Alexa melepas pelukannya lalu menatap wajah pacarnya itu, dan terlihat ekspresi wajah yang tidak biasanya ia lihat di wajah pacarnya.

Selama ini pacarnya selalu tersenyum bila bertemu dengan Alexa. Tapi kini Alexa melihat ekspresi datar bercampur acuh tak acuh. Alexa bingung mengapa pacarnya yang selalu ceria menjadi begini?

Karena tak ingin suasana terasa menegangkan, Alexa pun membuka suara. "Sayang, kamu kenapa? Kok diam aja? Kamu lagi sakit ya?" Ujar Alexa berusaha memecahkan keheningan.

Pria itu hanya diam saja, tak membuka mulutnya. Karena merasa mulai resah, Alexa mendudukkan pacarnya di bangku yang ia duduki tadi. Alexa juga ikut duduk di sebelah pacarnya dan melihat, ekspresi wajah pacarnya yang kini berubah menjadi wajah sedih.

Alexa yang menyadari itu bertanya pada pacarnya apa yang sebenarnya terjadi. "Sebenarnya kamu kenapa dari tadi diam aja? Dan... kamu, kok kayak lagi sedih gitu? Ka,kamu sengaja kan, bikin aku khawatir gini? Karena hari ini hari jadian kita, jadi kamu diam aja kayak begitu. Udah, gak usah diam lagi. Dah ketahuan kok suprise nya, haha" Ujar Alexa panjang lebar.

Biarpun Alexa sudah berbicara panjang lebar, pacarnya itu tak ingin membuka mulutnya. Malahan, pacarnya itu tiba-tiba saja berdiri dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Alexa.

Alexa yang tentu saja terkejut dengan hal itu, langsung berlari mengejar pacarnya, dan menarik tangannya. "Sayang, kamu kenapa sih? Dari tadi kamu diamin aku terus! Sekarang kamu malah pergi ninggalin aku! Maksud kamu apa? Iya, aku tahu. Kamu pasti mau suprise-in aku kan? Udah, cukup. Kalau kamu begini terus aku malah khawatir jadinya, dan..."

"Alexa, aku minta kita putus sekarang"

Ucapan yang dilontarkan pacarnya itu, membuat Alexa merasa terguncang. Ia tak percaya kalau kata-kata itu, keluar dari mulut pacarnya, Marsel. Marsel adalah lelaki yang berusia 18 tahun, kini duduk di bangku kelas 12, memiliki rambut coklat agak bergelombang, memiliki tinggi 173, berat badan 56 kg, dan sering berolahraga membuat badannya memilki otot yang kekar, dan memiliki wajah yang tampan.

Selama ini banyak gadis selalu memberi surat cinta padanya, terutama pada saat hari valentine. Karena sifatnya yang dikenal sebagai orang yang ramah dan ceria, ia selalu menanggapi surat-surat cinta itu. Namun, Marsel membalas dengan ramah kalau dia tak ingin berpacaran.

Sampai ia bertemu Alexa, yang saat itu berusia 16 tahun dan duduk di bangku kelas 10, dan Marsel yang saat itu masih berusia 18 tahun dan duduk di bangku kelas 11. Karena merasa tertarik dengan Alexa, Marsel pun mendekatinya. Lalu pada saat Marsel merasa sudah waktu yang tepat, Marsel pun menembak Alexa tepat didepan semua siswa dan siswi di sekolah.

Kembali pada saat ini, Alexa yang tak percaya dengan hal itu, memegang erat tangan Marsel dan berkata padanya. "Marsel, kamu... kamu pasti bercanda kan? Semua ini bohong kan? Aku tahu kamu lagi bohong sama aku. Dan kenyataannya, kamu lagi nyusun rencana ini untuk ngejutin aku lalu setelah itu kamu akan kasih aku kejutan yang sebenarnya" Ujar Alexa berusaha meyakinkan dirinya.

"Alexa, aku..."

"Iya, aku tahu kamu lagi bercanda sama aku! Sekarang aku mau sudahin prank kamu ini, jadi mana kejutannya? Dan..."

Tak tahan dengan omongan Alexa, Marsel pun berteriak untuk menyadarkannya. "ALEXA, GUE BENER-BENER MINTA PUTUS SAMA LO!" Teriak Marsel.

Alexa kembali terguncang dengan hal itu, dan membuat Alexa terduduk di tanah. Marsel yang tak ingin memperpanjang masalah, langsung saja meninggalkan Alexa.

Alexa hanya terdiam di tempat, dan tak berpikir untuk menghentikan Marsel. Alexa sudah merasa yakin dengan ucapan Marsel, sang pujaan hati. Tidak, mulai sekarang dia bukanlah siapa-siapa di mata Alexa.

Alexa tak berniat untuk berdiri dari tempatnya, dia hanya ingin duduk di tanah dan meringkuk menutupi wajahnya. Dan sedikit mengintip melihat angsa dan pasangannya yang tengah sedang bermesraan di atas danau.

Tanpa sadar air mata Alexa mengalir begitu saja. Ia tak percaya dengan kenyataan yang ada, namun disisi lain Alexa ingin menghapus ingatan yang menurutnya kelam itu.

Waktu terus berjalan dengan cepat, kini hari sudah hampir malam. Alexa masih pada tempatnya, dan masih dalam posisi meringkuk. Ia masih ingin di taman itu, meratapi dan menenangkan dirinya.

Alexa sebenarnya dari tadi ingin langsung pulang, namun dia tak ingin kembali dengan dirinya yang terlihat berantakan. Alexa tak ingin orang tuanya merasa khawatir dengan keadaannya.

Merasa hati telah menerima kenyataan yang ada, Alexa pun menertawai dirinya sendiri. "Haha, lucu banget sih gue. Ngapain juga gue tangisin tuh, cowok brengs*k ke dia? Gue juga sih yang bodoh mau pacaran sama bajing*an kek begituan. Mulai sekarang, gue putusin untuk gak akan buka hati lagi sama cowok siapapun itu. Semuanya sama, gak ada bedanya sama cowok brengs*k tadi! Tapi tetap aja... dia itu mantan loh xa, haha" Batin Alexa mengutuki Marsel dan dirinya.

Karena sudah sangat larut, Alexa pun memutuskan untuk segera pulang kerumahnya. Dia tak ingin orangtuanya merasa cemas dan khawatir padanya.

Alexa pun berdiri dari tempatnya, dan pergi meninggalkan taman itu. Alexa berharap, kalau hari ini akan menjadi hari terakhir dia pergi ke taman itu. Alexa benar-benar ingin memendam momen-momen itu dan tak ingin mengingatnya lagi.

Mungkin karena Alexa yang terlalu larut mencari angkutan umum, tidak ada satupun angkutan umum yang lewat. Alexa sudah menunggu cukup lama, namun jalanan terasa semakin sepi.

Alexa merasa sangat merinding dengan suasana yang ada. Alexa takut kalau-kalau ada hal-hal yang menakutkan mendekatinya. Tak ingin terus berlama-lama di tempat itu, Alexa memutuskan untuk berjalan sebentar.

Dalam keheningan yang sangat sunyi, Alexa melihat sekelilingnya. Semakin hening, semakin Alexa memikirkan hal-hal aneh. Alexa takut nanti akan datang sosok hantu yang akan menghampirinya lalu mencurinya, dan masih banyak lagi.

Saat sedang dalam posisi ketakutan, tiba-tiba saja suara klakson mobil membuat Alexa semakin ketakutan. Alexa pun meringkuk tak ingin tahu suara apa yang ia dengar tadi. Alexa gemetar ketakutan dan menutupi telinganya. Dan matanya sedikit mengintip melihat ke belakangnya. Alexa melihat kaki seseorang yang sedang mendekatinya.

Alexa kembali memikirkan hal aneh. Alexa tak yakin kalau itu adalah kaki manusia, melihat kaki dari hantu yang menyamar menjadi manusia. Langkah kaki itu semakin mendekat, Alexa mulai memikirkan cara untuk menghadapi seseorang yang dia anggap hantu itu.

Merasa hantu itu sudah hampir mencapai Alexa, Alexa pun berdiri lalu mengambil tasnya, dan langsung saja melayangkan tasnya. Dan benar saja, tas Alexa pun mengenai wajah yang dianggapnya hantu itu.

Seketika saja hantu itu pun jatuh dari tempatnya, karena Alexa yang melayangkan tasnya dengan sangat kuat. Alexa pun bersorak karena sudah menumbangkan hantu itu.

Alexa ingin segera kabur, namun dia harus mengambil tas yang ada di dekat hantu itu. Alexa pun mencoba untuk mengambil perlahan tasnya, dan... "Alexa, sshh sakit tahu"

"E, eh? Zayyan?"

*Bruk*

"Zayyan!!"

Alasan

Pukulan dari Alexa sangat kuat sehingga menumbangkan seorang lelaki yang bernama Zayyan. Zayyan adalah ketos di sekolahnya. Zayyan seumuran dengan Marsel yaitu 18 tahun. Zayyan memiliki tinggi 175 cm, memilki rambut hitam kecoklatan yang keriting, berat badan 60 kg dan saat ini duduk di kelas 12sama seperti Marsel. Bedanya, Zayyan mengambil jurusan IPA sedangkan Marsel mengambil jurusan IPS.

Zayyan sama seperti Marsel yang sering berolahraga, dan juga memiliki paras yang rupawan. Zayyan juga berasal dari keluarga mapan yang memiliki perusahaan yang ada di dalam negeri maupun luar negeri. Bisnis keluarganya sangat terkenal, hal ini juga yang membuat banyak siswi yang tertarik dengan Zayyan selain ketampanannya.

Marsel juga sama berasal dari keluarga mapan, namun keluarga Zayyan berada di atas Marsel. Berbeda dengan Alexa yang hidup sederhana, dengan usaha keluarganya yaitu toko kue kecil.

Seperti Marsel, Zayyan juga sering diberi surat cinta oleh siswi yang ada di sekolah. Namun karena sifatnya yang seperti kulkas 10 pintu, Zayyan tak pernah mempedulikan hal itu. Zayyan lebih ingin fokus dalam sekolahnya dibandingkan dengan kehidupan percintaan yang sering terjadi di sekolahnya.

Zayyan kenal dengan Alexa karena ibu Nayla yaitu ibu Alexa adalah sahabat ibunya Zayyan semasa sekolah. Karena persahabatan di antara kedua ibu mereka, sejak masih kecil Alexa dan Zayyan sering bermain bersama.

...****************...

Alexa berulang kali mencoba membangunkan Zayyan, namun masih saja dia tidak bangun juga. "Zayyan, Zayyan! Bangun dong!"

Karena tak bangun juga, Alexa pun mengancam Zayyan walaupun dia tahu kalau Zayyan sedang tengah pingsan. "Zayyan! Kalo loh gak bangun sekarang gue tonjok ya muka kamu!!"

Belum lama Alexa memberi ancaman, Zayyan langsung saja membuka matanya. Saat itu juga Zayyan melihat tangan Alexa yang sudah siap untuk menonjok wajah tampannya. Tak ingin terluka lebih parah lagi, Zayyan langsung saja mendudukkan dirinya. "Loh gak beneran kan, mau nonjok gue?" Ujar Zayyan merasa takut dengan Alexa.

Alexa yang merasa dipermainkan oleh Zayyan seketika saja berteriak dengan keras. "ZAYYAN!! DASAR YA KAMU INI GUE TONJO..."

Belum selesai Alexa berbicara, Zayyan langsung saja menutup mulut Alexa dengan rapat. Dan saat itu juga jarak di antara mereka sangat tipis, mata mereka saling bertatapan. Alexa menatap dalam mata Zayyan, begitupun dengan Zayyan. Dan setelah itu "Dret..Dret..."

Suara telepon berbunyi memecah keheningan yang ada, dan suara telepon itu berasal dari handphone Zayyan. Tanpa menunggu lama, Zayyan langsung saja mengangkat panggilan dari handphonenya. Sebenarnya Zayyan juga ingin segera lepas dari suasana canggung yang dia buat bersama Alexa.

Tapi sebelum mengangkat telepon, Zayyan sempat mengode Alexa untuk segera masuk mobil. Tak lupa Zayyan menutupi badan Alexa dengan jaket yang dia pakai. Zayyan khawatir kalau Alexa akan sakit karena udara angin malam.

Setelah memastikan Alexa sudah masuk mobil, Alexa langsung saja berbicara dengan seseorang yang meneleponnya. "Halo. Ini dengan siapa?" Tanya Zayyan datar.

"Zayyan, ini mama! Kok bisa lama banget? Mana Alexa, dia gak apa-apa kan? "Jawab mama Dinta, mamanya Zayyan dari seberang telpon.

"Eh, Mama? Tadi Zayyan pikir siapa tadi" Ujar Zayyan sadar kalau yang menelepon mamanya.

"Kamu aja yang gak sadar kalau ini mama. Jadi kalian dimana sekarang? Alexa gak apa-apa kan? Aduh kalian cepetan pulangnya, Mama sama ibu Nayla khawatir banget sama kalian berdua. Lagian ini udah malam dah jam berapa lagi. Udah mendingan kamu sama Alexa cepat pulang, Mama dah khawatir banget ini. Oh iya, jaga baik-baik Alexa! Ingat itu! Kalau dia kenapa-napa nanti Mama kasih hukuman sama kamu! " Ujar mama Dinta panjang lebar.

"Iya Mama cerewet. Yang manjain anak orang lain dibandingin sama anak sendiri" Ledek Zayyan.

Tak ingin mendengar lebih lanjut omongan mamanya, Zayyan langsung saja mematikan handphonenya.

"Alexa, Alexa, Alexa, terus aja Alexa. Yang anak kandung itu aku atau Alexa sebenarnya?" Batin Zayyan dengan dahinya yang ia kerutkan.

Selesai meledek mamanya dalam batin, Zayyan langsung saja memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan taman itu. Dalam perjalanan, suasana di antara Alexa dan Zayyan terasa sangat hening. Tak ada satupun yang membuka suara.

Karena tak ingin berada dalam suasana yang canggung, Alexa memutuskan untuk membuka mulut duluan. "Zayyan" Panggil Alexa.

"Hem?" Tanya Zayyan datar.

"Erm.. maaf ya, soal yang tadi? Gue.. gue tadi gak tahu kalau itu loh. Jadi karena itu gue lempar tas kayak tadi. Sekali lagi maaf ya, loh gak marah kan?" Ujar Alexa meminta maaf.

Zayyan hanya diam dan tetap fokus mengendarai mobilnya. Merasa semakin bersalah, Alexa berusaha menjelaskan lagi. "Tadi itu gue beneran gak tahu kalau itu loh, makanya gue lempar loh tiba-tiba kayak tadi. Kan kita juga harus punya pertahanan diri, jadi itu tadi salah satu pertahanan diri gue mana tahu lagi dalam bahaya. Jadi loh jangan marah ya sama gue, gue tadi beneran gak berniat begitu kok" Lanjut Alexa.

Tak puas dengan sikap tenang Zayyan, Alexa pun berteriak. "ZAYYAN, GUE BENERAN MINTA MAAF SAMA LO! KOK LO DIAM TERUS SIH, DARI TADI!"

"Pfft" Alexa yang mendengar tawa kecil, sadar kalau itu adalah adalah Zayyan mengingat kalau mereka hanya berdua di dalam mobil.

Merasa ditertawakan, Alexa pun mengerutkan dahinya dan mempertanyakan Zayyan. "Loh, barusan nertawain gue kan?" Tatap Alexa tajam.

Zayyan pun merasakan aura yang tidak enak dari Alexa. "Mampus! Zayyan goblok banget sih loh! Dah tahu nanti jadinya kek begini!!" Batin Zayyan menelan salivanya perlahan.

"Alexa, ini bukan kayak yang loh pikirin. Tadi itu gue bukan lagi nertawain loh, tapi..."

"TAPI APA?" Tanya Alexa datar.

"Erm tadi itu... pfft, auch" Zayyan memegang pelan wajahnya. Alexa yang melihat tingkah Zayyan merasa bingung.

Dirasa Alexa sudah bingung, Zayyan pun mengalihkan pembicaraan. "Nah loh dengar sendiri. Tadi itu gue bukan nertawain loh, gue cuman lagi kesakitan nih. Loh tahu sendiri kan, kalau lemparan loh tadi kuat banget? Ya, jadinya begini" Akting Zayyan meyakinkan Alexa.

Alexa kembali merasa bersalah. "Maaf ya, pasti itu sakit banget ya kan?"

"Maaf Xa, bukannya gue bermaksud untuk buat loh merasa bersalah begini. Tapi gue lebih takut kalau loh merajuk sama gue" Batin Zayyan.

"Iya, gak apa-apa kok. Gue dah lupain soal itu. Tapi loh kok bisa sendiri? Mana Marsel? Bukannya rencananya loh ketemuan sama Marsel disini?" Tanya Zayyan.

Alexa hanya terdiam tak menjawab pertanyaan Zayyan.

"Lah kok diam aja, loh..." Zayyan seketika terdiam saat melihat Alexa yang tengah sedang menangis.

Zayyan pun langsung saja menepikan mobilnya, karena ingin menenangkan Alexa. "Alexa, kenapa loh nangis begini? Gue minta maaf kalau gue memang ada salah sama loh. Yang penting loh jangan..."

"Gue gak nangis! Siapa yang bilang gue nangis karena..." Alexa tiba-tiba terdiam tak melanjutkan kata-katanya.

Zayyan yang menyadari alasan Alexa menangis, mengepalkan tangannya kuat. "Ini... ini pasti karena Marsel kan? Dasar...! Gue pastiin dia pasti..."

"Cukup! Loh gak usah ikut campur! Lagian gue sama dia gak ada hubungan lagi! Aku dah putus sama dia! Jadi loh gak usah lakuin apapun!"

"Kenapa gue gak boleh ikut campur? Gue kan..."

"Loh hanya teman gue Zayyan! Loh gak ada hak untuk ikut campur hubungan gue sama dia! Lagian gue gak mau ada hubungan lagi sama dia, jadi loh juga jangan pernah berhubungan sama dia! Kalau ketahuan sama gue loh ngajak dia untuk berantem, lihat aja gue gak akan mau lagi bicara sama loh!" Alexa mencurahkan semua kata-kata yang ada di pikirannya.

Zayyan tak bisa berkata-kata lagi, dia hanya bisa menuruti perkataan Alexa. "Ok, maaf dah buat loh marah" Ujar Zayyan meminta maaf.

Saat itu juga, Zayyan pun melajukan kembali mobilnya. "Alexa, maaf. Untuk kali ini gue gak bisa nurutin kata-kata loh. Gue gak bisa biarin air mata loh netes gitu aja, karena brengs*k kek dia" Batin Zayyan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!