Ketenaran, kekayaan dan kekuasaan.
Dahulu Divine Path, game paling terkenal pada masanya menawarkan kesempatan pada semua orang untuk meraih tiga hal itu. Tetapi tidak semua orang mampu mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Hanya orang-orang dengan tekad kuat, konsisten dan rela berkorban yang mampu meraih impian. Mereka disebut sebagai Ranker, para top player yang duduk di atas puncak papan skor.
Di antara ratusan juta player Divine Path hanya ada ribuan yang pantas disebut sebagai Ranker, dan diantar ribuan Ranker hanya ada satu yang paling bersinar bagaikan bintang ditengah kegelapan malam.
Dia disebut sebagai The One Know Everything, seorang player yang mengetahui segalanya tentang Divine Path. Julukan lainnya adalah Challenger yang dia dapatkan karena menantang sesuatu yang dianggap tidak mungkin.
Berdiri dipuncak dari ratusan juta player Divine Path sebagai player terkuat, dia mendeklarasikan bahwa permainan yang seharusnya tanpa akhir (Endless game) bisa dia tamatkan dalam waktu kurang dari dua tahun.
Tantangan tersebut menggemparkan dunia internet, membuat banyak orang merasa tertarik dengan Divine Path sehingga mengantar game itu pada masa kejayaannya.
Dia satu-satunya yang berhasil menginjakkan kakinya ditempat yang tidak terjangkau oleh player lain, berada di posisi yang tidak mampu diraih player manapun dan menjadi yang terkuat diantara semua player.
Ketenaran, kekayaan dan kekuasaan telah berada di dalam genggamannya.
Namun saat akhir dari game Divine Path berada di depannya, dia justru menghilang.
Ribuan Ranker berusaha mengambil posisinya, namun tidak ada satupun yang benar-benar bisa menggantikannya.
Setelah menghilangnya player terkuat, minat orang-orang pada game Divine Path juga semakin berkurang.
Divine Path dianggap telah kehilangan satu-satunya daya tariknya, yakni perjuangan player terkuat yang telah dianggap sebagai karakter utama Divine Path untuk meraih akhir dari permainannya.
Game yang mampu menjadi yang terbaik selama dua dekade akhirnya mulai ditinggalkan. Hingga setelah tiga tahu menghilangnya 'tokoh utama', Divine Path akhirnya resmi ditutup.
Meninggalkan ribuan pertanyaan yang masih belum terjawab.
Kemana dia pergi?.
Akankah dia kembali?.
Apa yang saat ini dia lakukan?.
Apa yang akan terjadi dengan Divine Path?.
Mungkinkah suatu hari nanti kita bisa melihatnya lagi?.
[Apakah game ini akan berlanjut?]
***
“Divine path, kah. Sungguh nostalgia.”
Di dalam bus yang penuh sesak oleh penumpang, seorang pemuda menatap layar ponselnya yang menampilkan acara pembahasan game Divine Path.
Keadaan bus yang sedang melaju itu terlihat normal, tidak sedikit yang mencoba beristirahat dan yang lainnya terlihat waspada karena takut menjadi sasaran pencopetan.
“Hah!.”
Tiba-tiba sebuah suara terdengar langsung di kepala semua orang, membuat mereka terjaga, semuanya saling menatap orang disamping untuk memastikan sumber suara Itu.
“Apa yang barusan aku dengar?.”
“Terkoneksi apanya? Apa ini semacam penipuan?.”
“Sialan, siapa tadi yang membangunkan aku!.”
Keadaan di dalam bus menjadi sedikit ribut karena semua orang mendengar suara yang tidak diketahui dari mana asalnya. Pemuda yang sebelumnya menatap ponsel, berpikir secara mendalam tentang suara yang baru dia dengar.
“Semua orang sepertinya mendengar suara yang sama.” dia mencoba melihat situasi.
Beberapa pikiran konyol mulai terlintas di kepalanya. Sebagai seorang yang percaya dengan teori konspirasi, dia menganggap suara barusan adalah sebuah program penanaman sistem yang dilakukan sepihak oleh suatu organisasi.
“Apa mungkin itu adalah ulah pemerintah. Tidak mungkin, aku tidak pernah mendengar perkembangan teknologi secanggih ini yang mampu memasukkan sebuah program hanya dengan gelombang suara.”
Saat pemuda itu tenggelam dalam pemikirannya, keadaan bus sudah mulai kembali kondusif. Sebagian besar penumpang tidak terlalu memperdulikan suara yang mereka dengar dan memilih untuk melupakannya.
Di luar, langit tiba-tiba berubah menjadi mendung, namun tidak ada seorangpun yang menyadarinya. Pemuda dengan pemikiran liarnya tengah fokus pada layar ponsel, mencari informasi tentang suara yang dia dengar.
Informasi tentang suara misterius telah tersebar luas di internet, sepertinya hampir semua orang di seluruh dunia mengalami hal yang sama. Tetapi saat mencari informasi tentang sumber suara misterius, pemuda itu justru menemukan artikel berita tentang eksekusi terpidana mati yang akan diadakan hari ini.
“Jadi ini adalah akhir dari ceritanya.”
Raut wajah pemuda itu memperlihatkan kesedihan ketika melihat foto dari terpidana mati yang ditutupi oleh perban hampir seluruh wajahnya.
“Kau menulis sebuah kisah yang sangat luar biasa.” ucapnya lirih.
Guncangan besar tiba-tiba terjadi membuat supir secara refleks menghentikan bus. Jalan di depan telah menghilang, jembatan layang runtuh tanpa diketahui penyebabnya.
Beruntung bus itu berhenti di saat yang tepat, jika supir telat menginjak rem beberapa detik saja maka bus dan seluruh penumpangnya akan terjun ke jurang.
Semua penumpang yang ketakutan segera meninggalkan bus. Di luar mereka menyaksikan langit yang dipenuhi oleh lubang hitam, sesuatu dalam jumlah banyak mulai keluar dari lubang hitam tersebut, jatuh dari langit menghantam tanah dengan sangat kuat membuat kerusakan di mana-mana.
Tetapi bencana sesungguhnya baru saja dimulai. Sesuatu yang jatuh dari langit itu hidup, berprilaku seperti binatang buas yang kelaparan, mereka segera menyerang apa pun disekitarnya. Monster-monster itu menyerang dan memakan manusia.
Bencana yang sama terjadi di seluruh dunia, menyebabkan kematian yang tidak terhitung jumlahnya. Dalam waktu beberapa jam saja populasi manusia telah berkurang sebanyak tiga puluh persen.
Tidak ada yang tahu dari mana asal monster-monster itu, namun yang pasti mereka sangat sulit untuk dibasmi. Senjata modern yang diciptakan oleh manusia tidak terlalu efektif, peluru tidak dapat menembus kulit monster yang sangat tebal.
Beberapa kota besar yang dianggap sebagai sarang Monster telah dihancurkan dengan senjata nuklir, namun itu tidak sepenuhnya memusnahkan monster. Makhluk-makhluk itu terus bermunculan, mendorong manusia pada jurang kepunahan.
Saat keadaan menjadi sangat sulit, manusia akan selalu bisa beradaptasi.
Ditengah keputusan, mereka yang tidak ingin menyerah dan terus melawan akhirnya membangkitkan kekuatan yang dapat mengalahkan monster.
Manusia yang terbangkitkan semakin banyak bermunculan. Mereka menjadi satu-satunya harapan umat manusia untuk bisa bertahan.
Sejak kemunculan monster, dunia tidak akan sama seperti sebelumnya. Semuanya menjadi lebih berbahaya, hanya yang kuat yang dapat bertahan, sedangkan yang lemah hanya bisa berharap akan mendapatkan keselamatan.
***
Beberapa saat sebelum kemunculan lubang hitam.
Di sebuah penjara dengan tingkat keamanan maksimum, tempat para kriminal paling berbahaya di kurung.
Seorang narapidana dikawal oleh puluhan tentara menuju tempat eksekusi. Tangan dan kakinya dirantai, seakan puluhan tentara tidak cukup untuk mengamankannya.
Tidak ada seorangpun yang dapat melihat wajah dari narapidana yang akan menghadapi kematiannya karena seluruh bagian kepalanya tertutupi oleh perban.
Teriakan dan makin dari narapidana lain ditujukan padanya, tetapi saat tatapannya di arahkan, semua suara-suara itu seketika menghilang, membuat keadaan berubah menjadi kesunyian yang mencekam.
Sesampainya di tempat eksekusi, Narapidana itu menatap kursi listrik yang akan menjadi tempatnya menemui kematian. Perhatiannya kemudian beralih pada jendela kaca yang di baliknya terdapat sebuah ruangan tempat banyak orang sedang memperhatikannya.
Dia terlihat sangat tenang, duduk di kursi itu seakan telah bersiap menghadapi kematian. Setelah semua pengikat dipasangkan, seorang hakim datang menghampirinya.
“Apa ada kata-kata terakhir?.” ucap hakim itu dengan tatapan sinis.
“Seharusnya kalian memberiku hidangan terakhir sebelum melakukan eksekusi, karena itu adalah hak asasi yang harus diberikan kepada terpidana mati.” balasnya.
“Hak asasi yang kau bicarakan hanya berlaku untuk manusia. Sedangkan monster sepertimu tidak layak untuk mendapatkannya.” Hakim menjawab dengan nada penuh emosi. Para tentara mencegah hakim agar tidak mendekati terpidana agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Begitukah?.” Dia tertawa kecil, membuat beberapa orang di dalam ruang pengawasan merasa jengkel. “Baiklah, setidaknya aku ingin melihat wajahku untuk terakhir kalinya.”
Para tentara menatap hakim, mereka menunggu keputusannya. Setelah berpikir sejenak hakim pun memberikan izin untuk membuka perban yang menutupi wajah terpidana.
Saat perban di buka terlihat wajah yang sangat mengerikan karena luka bakar yang begitu parah. Semua orang yang melihatnya merasa ngeri hingga banyak yang merasa tidak tahan dan meminta wajah terpidana itu kembali ditutupi.
Dia menghela nafas berat Saat melihat wajahnya sendiri dari pantulan cermin. “Lihat apa yang mereka lakukan padaku.” kesedihan terasa dari perkataannya. “Apa kau berpikir aku pantas mendapatkan semua ini?.” ucapnya pada hakim.
“Ya kamu pantas mendapatkannya, monster sepertimu memang selayaknya menderita. Kau tidak seharusnya berada di dunia, kau seharusnya tersiksa di neraka.” balas Hakin dengan ketus.
“Neraka? Aku pernah menguasai tempat itu sekali. Ini membuatku rindu dengan teman-temanku.”
Merasa jika perkataan terpidana mulai tidak bisa dipahami, akhirnya hakim memerintahkan untuk segera memulai proses eksekusi.
Tidak ada ketakutan yang diperlihatkan oleh terpidana, wajah yang sangat mengerikan itu sangat sulit untuk di baca.
Suara terdengar di kepala semua orang, tetapi tidak ada yang peduli. Mereka hanya fokus melihat terpidana yang sedang menjalani hukuman mati.
Begitu listrik dialirkan, tubuh terpidana mengejang, dia berusaha menahan suaranya meskipun arus listrik jutaan volt tengah memanggang otaknya. Mereka yang melihatnya tidak menjerit saat terpanggang, mulai merasakan firasat buruk.
Tetapi semakin lama terpidana tidak bisa menahan suaranya. Namun bukannya senang, semua orang justru semakin dibuat ketakutan, lantaran bukan suara jeritan penuh kesakitan yang keluar dari mulutnya, tetapi justru suara tawa lantang penuh ejekan.
[Proses upload sistem dimulai]
[Progres pengunduhan 1%]
[2%]
[3%]
....
..
Suara apa itu, apakah telingaku salah mendengar akibat kepalaku yang sedang dipanggang oleh arus listrik bertegangan jutaan volt?.
Mungkin itu hanya imajinasiku semata yang mulai kehilangan kesadaran karena tidak sanggup menahan hukuman mati ini. Semua panca Indra milikku mulai tidak bisa digunakan, namun suara itu samar-samar masih bisa aku dengar, mengatakan presentase yang terus meningkat.
Perlahan aku mengalami kilas balik, ingatanku begitu jelas terlihat bergerak mundur layaknya sebuah rekaman yang diputar secara terbalik. Sepertinya sang pencipta ingin memperlihatkan padaku apa yang telah aku lakukan semasa hidupku di saat-saat terakhir menjelang kematianku.
Aku tidak peduli dengan mereka yang telah aku sakiti.
Aku juga tidak akan mencari pembenaran dengan apa yang telah aku lakukan.
Aku mengaggap mereka pantas mendapatkannya, karena mereka telah merenggut segalanya dariku.
Ingatanku terus berjalan mundur hingga melewati seluruh ingatan yang terjadi selama dua tahun, hingga ingatan itu kembali pada saat semuanya dimulai.
‘Aku tidak tahan, kumohon cepat akhiri semuanya’
Kemarahan ku memuncak, rasa sakit dari sengatan listrik seakan tidak ada artinya saat amarah menguasai pikiranku. Emosi itu perlahan mereda ketika ingatan terus bergerak mundur sampai pada hari yang aku pikir akan menjadi hari terbaik dalam hidupku.
Aku menikmati ingatan itu, ingatan yang mungkin tidak akan aku ingat lagi. Aku berharap dapat terus mengingatnya sampai kematian menjemput .
Namun secara perlahan ingatan itu terdistorsi. Layaknya televisi tabung yang mengalami gangguan sinyal. Ingatan milikku mulai buram, dipenuhi oleh glitc hingga akhir kembali bergerak maju dengan sangat cepat.
Emosi kembali merasuki ku, namun semuanya tertahan ketika aku melihat ingatan yang terasa asing.
Ingatan yang sama sekali tidak aku ingat, aku yakin ingatan-ingatan itu tidak pernah terjadi padaku sebelumnya.
Seakan ingatan orang lain sedang dimasukkan kedalam kepalaku.
‘Apa akhirnya otakku sudah terbakar?.’ aku menganggap ingatan asing itu adalah sebuah gangguan yang disebabkan kerusakan otak yang semakin parah.
Akan tetapi semakin lama melihat ingatan tersebut aku menyadari jika itu memang milikku, namun ingatan itu bukan berasal dari masa lalu yang telah aku alami, melainkan ingatan dari masa depan yang akan aku hadapi.
‘Apa ini lelucon?.’
Tanpa sadar aku tertawa terbahak-bahak, mengabaikan semua rasa sakit yang aku rasakan. Ingatan yang begitu lucu hingga membuat air mataku mengalir karena tidak dapat menahan tawanya.
Setiap saksi dan tentara merasa ngeri melihatku mulai tertawaan saat menjalani hukuman mati. Mereka mulai berpikir jika aku memang seekor iblis berwujud manusia.
Tidak ada satupun perkataan mereka yang aku peduli, karena perhatianku tertuju pada suara yang sejak tadi terus terngiang-ngiang di kepalaku.
[Unduhan 98%]
Hanya tersisa dua persen hingga aku terkoneksi dengan sistem dunia. Dalam ingatan dari masa depan yang aku lihat, aku akan terbangkitkan begitu terkoneksi dengan sistem dunia.
Namun kali ini semuanya akan berjalan dengan cara yang berbeda.
“Sialan, apa kau masih bisa tertawa setelah tegangannya dinaikkan hingga maksimal!.”
Hakim merasa marah karena menganggap jika tawa yang aku buat adalah ejekan untuknya. Pria berkumis tebal itu yang menjebloskan aku kedalam jurang kematian ini, memerintahkan algojo untuk menaikkan tegangan listrik.
Seketika ledakan kilat membakar tubuhku hingga menyambar area sekitar. Setelah gelombang rasa sakit yang terasa amat parah, aku merasakan pikiranku kosong, seluruh rasa sakit itu telah lenyap.
'Apakah ini kematian?'
Aku pikir demikian.
‘Apakah akhirnya aku bisa beristirahat?’
{Jangan berharap}
‘Apa!’
Suara asing kembali terdengar di kepalaku, suara itu berbeda dengan suara dari sistem notifikasi dunia. Aku dengan jelas mengetahui suara milik siapa itu dari ingatanku, namun aku tidak mengerti kenapa dia berbicara denganku.
‘Apa karena aku telah mati sehingga dia datang untuk menjemputku?.’
Aku tidak lagi mendengar suaranya, tetapi aku tahu jika dia tengah memperhatikanku.
Ding!
Akhir suara lonceng yang begitu familiar terdengar kembali, sistem pun memberitahu jika proses upload telah selesai sehingga aku kini terhubung ke dalam sistem dunia.
‘Tapi bagaimana mungkin, bukankah aku sudah mati?.’
Dalam ingatanku, seharusnya aku bisa bertahan hingga proses upload selesai. Setelah terkoneksi dengan sistem dunia, tenagaku meledak hingga dapat meloloskan diri dari semua rantai yang mengikat pergerakanku.
Setelah melakukan pembantaian kecil terhadap para tentara, saksi dan sang hakim, aku meninggalkan penjara tanpa ada seorangpun yang mampu menahanku. Setelah bebas, aku melihat dunia yang tengah dilanda bencana akibat dari kemunculan Gerbang antar dimensi.
Tetapi semua itu tidak akan terjadi kali ini karena aku telah mati sebelum memperoleh sistem dunia. Sehingga diriku yang menjadi badut seperti yang aku lihat di dalam ingatan dari masa depan tidak akan pernah ada.
‘Namun kenapa aku bisa melihat jendela hologram ini?.’
______________________________________________
[Adelia Putri]
Ras: Wraith LV 1
Tipe: Undead
Berkat: ?
Titel: Too Soon
Keterangan: hantu pendendam yang tercipta dari emosi jahat. Jiwa yang terkontaminasi oleh dendam menuntut pembalasan, namun jiwa itu tidak pernah puas meskipun sungai darah telah tercipta dari balas dendam yang dia lakukan. Kematian yang dia dapatkan dari keadilan bahkan tidak cukup untuk menghentikannya.
HP: 80
MP: 75
STR: 10
INT: 30
SPD: 5
DEF: 15
Skill aktif: [Fire Ball] [Soul Scream]
Skill pasif: [Physical Resistance LV 5] [Nullity Pain]
Kelemahan:
•Kerusakan ×2 terhadap serangan tipe api
•Kerusakan ×3 terhadap serangan tipe cahaya/suci
______________________________________________
Jendela hologram menunjukkan status milikku, layaknya status karakter dalam video game.
‘Apa-apaan deskripsi itu? Seakan aku adalah hantu gentayangan yang menginginkan balas dendam.’
Keterangan yang di tunjukkan pada jendela status adalah sebuah kesalahan, karena pada faktanya aku telah menyelesaikan semuanya. Dendamku telah terbalaskan, dan aku telah menerima kematian ku dengan tenang.
Akan tetapi sistem seakan tidak menghiraukan kesalahan ini dan tetap menjadikan aku sebagai hantu gentayangan yang tidak akan mendapatkan kedamaian dalam waktu dekat.
Suara langkah kaki perlahan mendekat, sepertinya semua orang berpikir jika aku telah mati. Ketika berusaha melihat apa yang terjadi, mataku perlahan terbuka.
‘Aneh, bukankah seharusnya Wraith hanyalah kumpulan jiwa jahat tanpa ada bentuk fisik. Tetapi kenapa ku merasa seakan bisa menggerakkan tubuhku.’
Ditengah kebingungan, mataku yang telah terbuka melihat sosok seorang dokter yang mencoba menganalisa keadaanku. Dokter itu mencoba mengecek detak jantung, tetapi dia justru terperanjat saat melihat tatapan mataku.
"Bijir, dia masih hidup!.” teriak dokter yang terjatuh akibat terlalu takut.
Teriakan dokter seketika membuat semua orang yang masih ada diruang eksekusi menjadi panik. Mereka menatapku. Semua rantai dan borgol telah dilepas karena mereka berpikir aku telah mati sehingga aku dengan mudah bangkit dari kursi listrik.
Mereka terdiam seakan melihat sebuah keajaiban dimana orang yang mati dihidupkan kembali. Aku menatap diriku sendiri, luka bakar yang menutupi seluruh tubuhku semakin parah akibat sengatan listrik.
Bau daging panggang tercium menyengat dengan asap yang mengepul dari tubuhku.
“Apa kalian masih berpikir aku pantas mendapatkan semua ini?.” tanyaku dengan suara serak seperti engsel pintu yang berkarat.
Namun sebagai balasannya jeritan terdengar dari para saksi, sedangkan semua tentara bersiap menembakkan senjata mereka.
Ratusan tembakan mengenaliku, hujan perlu mencabik-cabik tubuhku membuatnya semakin hancur.
Setelah badai peluru berakhir, para tentara tercengang melihatku yang masih belum tumbang meski telah menghabiskan semua amunisi di dalam senjata mereka.
Rentetan tembakan tersebut bisa membuat manusia normal menjadi daging cincang dengan mudah.
Namun serangan seperti itu tidak akan terlalu efektif jika digunakan melawan Undead sepertiku, karena skill pasif setiap Undead yakni [Physical Resistance] dapat mengurangi kerusakan akibat serangan bertipe fisik.
Aku juga tidak merasakan rasa sakit karena skill pasif [Nullity Pain], “Tidak merasakan apapun meskipun seluruh organ dalam tubuhku terburai keluar. Sungguh ciri-ciri para Undead.” gumam ku.
Setiap tentara berusaha mengisi ulang senjata yang mereka gunakan, dimana aku tidak memperdulikannya. Namun melihat para saksi mulai meninggalkan tempat eksekusi sontak membuatku tidak tinggal diam.
“Terutama Hakim itu.” aku menatap Hakim yang berusaha keluar dari ruang eksekusi. "Aku tidak akan membiarkan dia pergi sebelum rasa 'terimakasih ku' tersampaikan padanya.”
Api mulai berkobar dikedua telapak tanganku saat menggunakan sihir bola api. Beberapa orang berpikir jika kedua bola api itu hanyalah sebuah trik sulap, namun semua menjerit ketakutan Begitu aku menggunakan sihir bola api untuk melenyapkan semua tentara dan para saksi yang masih terjebak di dalam ruang pengawasan.
Ding!
[Menjadi pembunuh pertama setelah sistem dunia diaktifkan, mendapatkan gelar Player Killer]
Ruangan eksekusi seketika terbakar hebat, jeritan kesakitan dari orang-orang yang terbakar di dalamnya terdengar begitu mengerikan. Aku bergegas meninggalkan tempat itu sebelum api semakin besar dan membakar diriku sendiri.
Selain gelar, aku juga mendapatkan poin pengalaman dari setiap orang yang aku bunuh, levelku terus bertambah membuatku semakin kuat.
Hakim dan semua orang yang berhasil keluar dari ruang eksekusi segera berlari menuju ruang kendali penjara. Mereka berniat melaporkan apa yang telah terjadi lalu berusaha meninggalkan penjara ini secepatnya.
Gyaaa! Jeritan terdengar di belakangnya. Terdorong oleh rasa penasaran membuat Hakim menoleh ke belakang untuk melihat apa yang terjadi. Keringat dingin mulai mengalir di wajah Hakim saat melihatku mematahkan leher satu persatu setiap orang yang berhasil keluar dari ruang eksekusi.
Ketakutan semakin menguasai dirinya, membuatnya berlari semakin cepat karena nyawanya dipertaruhkan. Di dalam ruang kendali semua orang menjadi panik saat melihat tahanan paling berbahaya berhasil bebas.
Alarm tanda bahaya berbunyi dan perintah pengumpulan pasukan segera terdengar di seluruh area penjara. Baik tentara maupun tahanan yang mendengar perintah itu seakan memahami apa yang telah terjadi.
Hakim yang putus asa terus berlari, dia merasa cemas ketika melihat pintu gerbang menuju ruang kendali hendak ditutup. Hakim dan yang lainnya mulai berteriak meminta para tentara menunggu, tetapi para tentara seakan tidak peduli. Sementara itu dibelakang kematian semakin mendekat.
“Brengsek!” Hakim mengerahkan seluruh sisa tenaga yang dia miliki untuk berlari secepat yang dia bisa, menggunakan segala cara untuk melewati semua orang yang berada di depannya. Beberapa orang didorong hingga terjatuh, Hakim berharap agar mereka memberikan sedikit waktu untuknya.
Disaat-saat terakhir sebelum gerbang tertutup, Hakim berhasil melewati gerbang itu dan memasuki area aman. Dia merasa begitu senang karena berpikir akan terselamatkan, hingga Hakim berpikir akan memberikan jari tengahnya karena aku tidak berhasil membunuhnya.
Tetapi begitu Hakim melihat jalan yang telah dia lalui untuk sampai ketempat aman, senyum lebar yang ada di wajahnya seketika menjadi kaku. Lantai dan dinding dihiasi dengan warna merah, mayat tergeletak dengan bagian yang tidak utuh, potongan daging berceceran seperti sampah.
Tatapan kami saling bertemu, namu karena tidak kuat dengan apa yang dia lihat membuat perut Hakim bergejolak memuntahkan seluruh makan siangnya. Hakim berusaha menguatkan mentalnya, dia menyakinkan dirinya jika aku tidak akan bisa memasuki ruangan tersebut.
Ruang kendali bisa diibaratkan sebagai kotak perlindungan tak tertembus. Seluruh bagian dindingnya terbuat dari baja tebal yang bahkan bisa melindungi dari ledakan bom. Kerusuhan sering terjadi di penjara, seluruh area bahkan pernah dikuasai oleh para tahanan, namun hanya ruang kendali yang memiliki rekor tidak pernah tertembus.
Sadar jika saat ini aku tidak memiliki cara menembus pertahanan ruang kendali, aku pun berbalik dengan niat meningkatkan level agar mendapatkan lebih banyak kekuatan. Hingga nanti aku akan kembali lagi untuk menarik keluar kepala kura-kura yang terus bersembunyi di dalam tempurungnya.
“Sangat disayangkan, awalnya aku berniat mengangkat beberapa tahanan menjadi kaki tanganku. Tetapi sekarang mereka lebih berguna dijadikan sebagai sumber exp.”
Aku berniat memanen pengalaman dengan menghabisi semua tahanan di dalam penjara. Akan tetapi aku berhenti ketika tiba-tiba mendengar notifikasi.
Ding!
[Level meningkat]
[Selamat telah mencapai level 5. Sekarang anda dapat memiliki pekerjaan]
Sungguh mengherankan, tiba-tiba saja naik level meskipun aku tidak melakukan apapun.
'Kemungkinan mereka yang aku serang sebelumnya ada yang mampu bertahan cukup lama, namun karena terluka parah membuatnya tidak terselamatkan.'
Berikutnya puluhan kartu hologram melayang di depan wajahku, totalnya ada seratus kartu yang berarti aku bisa memilih satu dari seratus pekerjaan yang tersedia.
"Jumlahnya sepuluh kali lebih banyak dari yang aku ingat."
Dari yang aku lihat pada ingatan kehidupanku yang lain, seharusnya ketika mencapai level 5 hanya ada sepuluh pekerjaan yang bisa aku pilih. Namun kali ini aku justru mendapatkan sepuluh kali lebih banyak dari yang seharusnya.
Cara sistem menentukan pekerjaan seseorang adalah dengan melihat bakat dan pengalaman. Aku yang telah melihat ingatan di kehidupan sebelumnya memberiku banyak sekali pengalaman, sehingga menambah jumlah pekerja yang bisa aku pilih.
Di kehidupan sebelumnya aku memilih pekerjaan yang bersinar paling terang. Berbalut warna emas menyilaukan, itu adalah pekerjaan bertipe pertempuran bintang enam yakni War Lord.
War Lord adalah pekerjaan yang sangat luar biasa, meningkatkan nilai statistik secara besar-besaran, skill pasifnya memungkinkan mempelajari semua skill dan teknik bertipe serangan tanpa ada batasan level maupun ras, hingga meningkatkan kecepatan penguasaan skill.
Ketika memilih pekerjaan ini, di level 10 aku telah menguasai jurus pedang [Six Path to Heaven] yang seharusnya hanya bisa dipelajari Manusia suci level 200 dengan berbagai ketentuan yang berlaku. Lalu menguasai sihir [Dooms Day] di level 50, yang seharusnya sihir Overpower itu hanya bisa dipelajari oleh Ras iblis level 400.
“Sungguh pekerjaan yang terlalu kuat.”
Memiliki pekerjaan yang kuat adalah keinginan semua orang. Di dunia yang telah berubah ini, setiap orang akan melakukan apapun demi bisa mendapatkan pekerjaan seperti War Lord. Meskipun harus bersekutu dengan iblis, aku yakin jutaan manusia akan dengan senang hati melakukannya.
“Tapi aku tidak akan melalui jalan yang sama untuk kedua kalinya. New game, new gameplay.”
Kali ini aku tidak akan mengambil pekerjaan War Lord. Jangan khawatir aku mengambil pekerjaan yang tidak layak, karena selain War Lord ada sembilan kartu emas lainnya dengan tambahan dua kartu berwarna hitam yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
“Aku pikir kartu emas dengan pekerjaan bintang enam adalah tingkat tertinggi yang bisa didapatkan manusia. Tetapi tidak aku sangka ada yang seperti ini.”
Black Card adalah kartu yang menyimpan pekerjaan dengan rank tertinggi yakni pekerjaan bintang tujuh. Jika aku yang memiliki pekerjaan bintang enam di kehidupan sebelumnya mampu menjadi tidak terkalahkan, lalu apa jadinya seandainya kali ini aku memilih pekerjaan bintang tujuh?.
“Permainannya pasti akan menjadi sangat membosankan.”
Daripada memilih tingkat kesulitan Easy yang telah aku lalui sebanyak dua kali.
“Aku memilih ini.” Tanganku mengambil kartu dengan warna putih yang merupakan peringkat pekerjaan terburuk.
Di gameplay ketiga ini, aku menginginkan kesulitan terburuk.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!