Hari itu Andini Prasasti tampak sedang merayakan hari ulang tahun pernikahannya dengan sang suami Rido Kusumadinata.
"Sayang, Aku berharap di hari jadi pernikahan kita yang ke 10 tahun ini, Kita akan diberikan lagi kepercayaan untuk memiliki seorang anak lagi!" Terdengar harapan dari Rido Kusumadinata.
"Sayang, Si kembar kan masih kecil! Kok mau tambah anak lagi sih!" Ucap Andini.
"Iya dong sayang, Meski anak kita kembar tapi kan kita belum punya anak laki-laki! Keluarga ini butuh penerus!" Kata Rido.
"Iya deh sayang, Semoga nanti aku bisa memberikanmu seorang putra!"
"Terima kasih ya sayang!"
Setelah itu, Keduanya tampak menikmati malam perayaan hari anniversary mereka. Ketika keduanya tampak menikmati malam itu, Tiba-tiba ponsel Rido berdering. Awalnya, Pria yang selalu menggunakan kaca mata itu enggan untuk mengangkatnya, Karena ia merasa panggilan di ponselnya itu sangat mengganggu keromantisannya dengan sang isteri. Namun, Ponsel Rido itu terus menerus berdering sehingga pada akhirnya Rido pun terpaksa mengangkatnya.
"Halo Bima, Ada apa? Elu gangguin gue aja!" Gerutu Rido pada sepupu sekaligus rekan kerjanya itu.
"Ya maaf, Kan gue menghubungi elu juga karena ada hal penting yang mau dibahas!" Terdengar ucapan Bima dari seberang sana.
"Enggak bisa besok apa dibahasnya!"
"Enggak bisa brow, Ini penting!"
"Ya sudah, Bicara sekarang!"
"Kita harus berangkat ke Denpasar besok pagi, Ada proyek yang bermasalah disana!" Jelas Bima.
"Ya sudah, Besok kita ketemu!"
Bima belum selesai berbicara, Tetapi Rido langsung menutup panggilannya begitu saja. Seusai Rido berbicara dengan Bima lewat telepon, Pria berkacamata itu melanjutkan malam romantisnya bersama sang isteri.
"Maaf ya sayang, Malam kita jadi terganggu!" Ucap Rido pada isterinya itu.
"Enggak apa-apa mas, Kalau itu menyangkut perusahaan!" Ucap Andini.
Setelah itu, Mereka pun tampak melanjutkan keromantisnya dengan pergulatan panas di atas ranjang.
*******
Keesokan paginya, Terlihat Bima telah menunggu dibawah. Beberapa lama Bima menunggu disana, Sang pemilik rumah tak terlihat keluar juga, Sehingga Bima pun masuk ke dalam lalu berjalan menuju kamar Rido dibagian atas.
Dor.........dor....." Bima tampak menggedor pintu kamar pengantin baru itu. Sementara Rido yang mendengar pintunya digedor itu tampak kesal.
"Siapa sih yang gedor-gedor pintu sepagi ini!" Ucap Rido dengan raut wajah yang tampak kesal.
Akhirnya, Rido pun tampak berjalan ke arah dekat pintu kemudian langsung membukakan pintu tersebut.
"Elu apa-apaan sih Bim, Masih pagi udah buat keributan aja!" Rido mendengkus kesal.
"Elu sih, Gue beberapa jam nunggu dibawah tapi enggak muncul juga! Makanya gue samperin elu kesini!" Ucap Bima.
"Emang ada apa tumben elu kesini pagi-pagi!" Ucap Rido dengan santainya.
"Elu amnesia atau pura-pura lupa sih Do! Kita pagi ini ada jam terbang ke denpasar! Padahal gue sudah ingetin elu semalam!" Oceh Bima dengan panjang lebar.
"Gue lupa Bim, Maklum gue kan punya isteri jadi elu mengertilah!" Ucap Rido seraya cengar cengir.
"Gue tahu elu punya isteri, Ya sudah elu cepatan siap-siap gue tunggu dibawah!"
Setelah itu, Bima pun turun kebawah untuk menunggu bosnya itu di bawah. Sementara Rido, Terlihat manja-manjaan dulu dengan isterinya itu sebelum berangkat.
"Sayang, Aku sebenarnya malas kesana! Aku enggak mau jauh-jauh dari kamu meski sebentar!" Ucap Rido yang tampak berlebihan.
"Sayang, Kamu kan disana hanya sebentar. Enggak usah berlebihan deh!"
"Tapi sayang, Aku malas disana sama orang resek kayak Bima itu!"
"Enggak usah begitu deh mas, Mending sekarang mas cepatan berangkat! Kasihan mas Bima menunggu dibawah!" Ucap Andini.
"Ya sudah deh, Mas berangkat dulu ya!"
"Hati-hati ya mas, Jangan lupa kabari aku kalau sudah sampai sana!"
Setelah itu, Rido langsung berangkat menuju bandara bersama Bima. Pak Asep selaku supir pribadi Rido, Telah standby di dalam mobil untuk mengantarkan keduanya menuju bandara.
Sepanjang perjalanan menuju bandara, Rido tampak terdiam. Sementara Bima tampak sibuk mendengarkan musik lewat sebuah benda yang terpasang di telinganya.
Beberapa saat kemudian, Keduanya telah sampai di depan halaman bandara yang ada di ibu kota Jakarta. Sesampainya disana, Mereka tampak turun dari mobil tersebut, Lalu berjalan ke arah dalam bandara itu.
Sesampainya di dalam bandara, Mereka tampak menunggu keberangkatan pesawat yang akan mereka gunakan menuju Denpasar.
Ketika mereka tampak sibuk menunggu disana, Terlihat seorang wanita yang tiba-tiba duduk di samping tempat duduk Rido.
"Saya boleh duduk disini pak!" Ucap wanita itu.
"Iya, Silahkan!"
Beberapa saat kemudian, Terlihat wanita yang duduk disebelah Rido itu berjalan menghampiri seorang pria paruh baya. Rido yang melihat hal tersebut tampak geleng-geleng kepala.
"Brow, Elu kenapa geleng-geleng kepala begitu!" Ucap Bima yang melihat kelakuan sepupunya itu.
"Lihat tuh, Cantik-cantik begitu tapi seleranya kakek-kakek!" Beri tahu Rido.
"Enggak boleh begitu brow, Elu juga suatu saat bakalan tua juga!"
"Gue enggak menghina kakek itu, Tapi sayang saja wanita cantik itu!"
"Jangan.....jangan.....elu tertarik lagi sama wanita itu!"
"Ya enggaklah Bim, Gue masih punya isteri dirumah!"
"Kirain, Elu niat mau nambah isteri!"
"Elu benar-benar ya kalau bicara, Asal nyerocos aja!"
Ketika keduanya tampak asik berdebat disana, Tanpa sadar pesawat yang mereka tumpangi akan segera berangkat. Mendengar pemberitahuan pesawat akan segera berangkat, Keduanya tampak bergegas naik ke pesawat tersebut.
"Ini semua gara-gara elu, Hampir saja kita ketinggalan pesawat!" Gerutu Rido.
"Kok gara-gara gue sih, Padahal elu yang ngajak ribut!"
Selang beberapa saat kemudian, Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya lepas landas di udara.
Sementara itu, Ditempat yang berbeda terlihat Andini tengah berbincang-bincang dengan Evi yang merupakan sahabat dekatnya di kampus.
"Din, Kalau elu lagi kuliah terus si kembar sama siapa?" Tanya Evi pada sahabatnya itu
"Untuk sementara si kembar gue titip sama bi Asih dulu!"Beri tahu Andini.
"Tapi kan Din, Bi asih itu sudah tua! Apa sanggup jagain si kembar!" Ucap Evi
"Maka dari itu Vi, Gue mau cari pengasuh untuk si kembar!"
"Ya sudah deh, Nanti gue bantu cari pengasuh untuk elu!"
"Makasih ya Vi, Elu mau repot-repot cari pengasuh untuk si kembar!"
Ketika keduanya tengah asik mengobrol disana, Tiba-tiba perut Evi berbunyi.
"Krok.....krok....." Terdengar bunyi perut Evi.
Mendengar bunyi itu, Andini tampak menatap ke arah sahabatnya itu.
"Elu lapar Vi?" Tanya Andini
"Iya, Gue lapar!"
"Ya sudah, Kita ke kantin yuk!"
"Ayuk,"
Setelah itu Andini dan Evi tampak berjalan menuju kantin yang ada dikampusnya itu. Sesampainya di kantin, Keduanya tampak memesan makanan disana.
Ketika Andini tampak memesan makanan disana, Tiba-tiba terlihat seorang wanita menghampiri Alea disana.
"Elu Andini kan, Teman sekolah gue dulu!" Ucap wanita itu.
"Iya gue Alea, Kalau enggak salah elu Risti kan teman kuliah S1 aku dulu!" Ucap Andini.
"Elu kuliah disini juga Le!" Ucap wanita bernama Risti itu.
"Iya kebetulan gue melanjutkan kuliah disini!"
"Berarti kampus kita samaan dong, Oh iya elu ambil jurusan apa disini?" Tanya Risti.
"Aku ambil ilmu komunikasi,"
"Jurusan kita sama ternyata, Tapi kok tadi gue enggak lihat kamu dikelas sih!"
"Tadi gue masuk kok, Gue duduk paling depan!"
"Pantasan enggak kelihatan, Gue duduk paling belakang!"
Mereka terlihat sangat asik mengobrol disana, Sampai-sampai mereka tak sadar kalau masih ada mata kuliah berikutnya.
"Guys, Bukannya hari ini masih ada mata kuliah satu lagi!" Evi tampak mengingatkan.
"Iya benar itu, Astaga.......Kita sudah mau masuk nih!" Ucap Risti seraya melihat ke arah jam tangannya.
Setelah itu, Ketiganya tampak berjalan menuju ruang kelasnya. Sesampainya diruang kelas, Ketiganya tampak ngos-ngosan. Untungnya dosen yang akan mengajar itu belum masuk, Sehingga mereka bisa menghela nafas sebentar sebelum perkuliahan di mulai.
Beberapa saat setelah itu, Tampak dosen yang akan mengajar mereka itu masuk ke dalam ruang kelas tersebut.
"Pagi adik-adik!" Sapa dosen itu
"Pagi juga!" Seru mahasiswa yang ada diruang kelas tersebut.
"Wah.....Pagi ini kalian sangat bersemangat ya! Berarti perkuliahan pagi ini bisa kita mulai!" Ucap dosen yang bertubuh kekar nan berotot itu.
"Bisa pak! Kalau anda yang mengajar, Kami enggak akan pernah bosan mendengarkannya!" Celetuk Evi.
"Hu......hu....." Terdengar sorakan dari teman-teman kelas itu.
"Elu tu ya, Malu-maluin aja!" Bisik Andini.
Sementara itu, Sebelum memulai perkuliahaan pagi itu, Sang dosen tampan itu tak lupa untuk memperkenalkan diri.
"Adik-adik, Sebelum mulai perkuliahaan ini izinkan saya memperkenalkan diri dulu! Nama saya Erfan, Biasa dipanggil pak Erfan!" Ucap dosen itu.
"Pak Erfan sudah punya kekasih ataukah pendamping!" Celetuk Evi kembali.
"Hu.....hu......hu..." Teman sekelasnya kembali menyoraki ucapan Evi itu.
"Saya belum punya pendamping atau pun kekasih!" Ucap Erfan.
"Berarti boleh dong, Saya mencalonkan diri!" Ucap Evi.
"Ngarep lu!" Ucap salah satu teman kelasnya itu.
Seusai sang dosen memperkenalkan diri, Dosen tampan itu pun memulai proses perkuliahannya pagi itu. Semua mahasiswa yang ada dikelas itu mendengarkan penjelasan sang dosen dengan seksama.
Seusai dosen tampan itu memberi penjelasan, Erfan pun langsung memberikan tugas pada mahasiswanya itu.
Beberapa saat kemudian, Jam perkuliahaan pun berakhir. Setelah jam perkuliahan berakhir, Erfan pun langsung meninggalkan ruang kelas itu.
Seusai perkuliahaan tersebut, Terlihat Andini tampak mengobrol dengan Risti dan Evi. Ketika ketiganya tampak asik mengobrol di dalam ruang kelas itu, Tiba-tiba ponsel Andini berdering. Mendengar ponselnya berdering, Andini dengan segera mengambil ponsel itu dari dalam tasnya. Dilayar ponsel tertera nama panggilan tak dikenal. Andini sebenarnya malas untuk mengangkat panggilan itu karena nomor yang menghubunginya itu tak dikenalinya. Namun, Ponsel itu terus menerus berdering, Sehingga Andini pun akhirnya mengangkat panggilan itu.
"Halo, Ini siapa ya?"
"Din, Nih gue Raya sepupu elu!" Terdengar ucapan seorang wanita yang merupakan sepupu Andini dari seberang sana.
"Astaga Raya.....gue enggak kenal nomor elu tadi!"
"Enggak apa-apa Din! Oh iya hari ini elu sibuk enggak!" Ucap Raya dari seberang sana.
"Enggak sih, Jam kuliah gue juga sudah berakhir!"
"Kalau begitu, Bagaimana kalau kita ketemu!"
"Mau ketemu dimana?"
"Nanti aku share lokasi!"
"Ok Ray, Aku tunggu!"
Setelah itu panggilan pun terputus. Seusai menerima panggilan itu, Andini pun tampak pamit pada kedua sahabatnya itu untuk bertemu dengan sang sepupu.
Selanjutnya, Andini pun tampak berjalan ke arah sebuah cafe tempatnya dengan Raya akan bertemu.
Beberapa saat kemudian, Terlihat Andini sampai disebuah cafe yang dipilih oleh Raya. Dicafe itu, Terlihat Raya tampak melambaikan tangannya ke arah Andini.
Andini yang melihat lambaian tangan dari sepupunya itu, Segera mendekat ke arah sang sepupu.
"Maaf Ray, Gue lama ya!"
"Enggak kok, Gue aja baru datang!"
"Oh iya Ray, Elu udah lama balik ke indonesia?"
"Belum lama juga sih, Gue baru beberapa hari disini!".
Keduanya terlihat asik mengobrol disana. Maklum, Kedua sepupu itu sudah lama tak bertemu, Sehingga keduanya tampak melepas kerinduan untuk mengobrol bareng selama tak bertemu.
"Din, Keasikan bicara sampai gue lupa memesan minuman! Elu mau minum apa Din?" Tanya Raya.
"Apa saja lah, Elu pesan aja!"
Setelah itu, Raya tampak memanggil pelayan cafe itu untuk memesan minuman. Seusai memesan minuman, Keduanya tampak mengobrol sembari menunggu minuman yang di pesan datang.
"Oh iya Din, Berapa anak elu sekarang?"
"Ada dua Ray, Mereka kembar!"
"Wah enak ya elu, Punya anak kembar! Sementara gue boro-boro memikirkan tentang anak!" Ucap Raya.
"Memangnya elu enggak mau punya anak Ray?
"Bukan begitu Din, Tapi Elu tahu sendiri kan kalau gue ini hanya isteri kedua mas Petir! Jadi jika gue punya anak, Gue takut kalau anak gue nantinya enggak punya masa depan yang jelas!"" Jelas Raya dengan panjang lebar.
" Elu yang sabar ya Ray, Gue yakin suatu saat elu kan menemukan lelaki yang jauh dari suami elu yang sekarang!" Ucap Andini.
Disaat keduanya tampak asik mengobrol disana, Tiba-tiba minuman yang mereka pesan itu telah datang. Begitu minuman itu datang, Keduanya tampak meneguk minuman yang telah dipesannya itu. Seusai meneguk minuman itu, Kedua tampak mengobrol disana.
"Oh iya Din, Elu enggak apa-apa lama-lama disini!"
"Sebenarnya enggak bisa lama-lama juga sih Ray, Soalnya si kembar belum punya pengasuh!"
"Terus kalau elu enggak punya pengasuh, Yang jaga si kembar siapa?"
"Gue titip sama pembantu rumah gue, Tapi pembantu gue itu sudah tua Ray!"
Ketika mereka tampak berbincang di cafe itu, Tiba-tiba terlihat seorang wanita mendekat ke arah keduanya itu.
"Jadi kamu yang namanya Raya! Dasar pelakor!" Wanita itu tampak menjambak rambut Raya.
"Tolong lepaskan saya!" Pekik Raya
Wanita yang tampak sedang murka itu tak memperdulikan ucapan Raya, Wanita itu terus saja menarik rambut Raya sampai sang empunya menangis karena merasa kesakitan.
Andini yang melihat perbuatan wanita itu berusaha mencegahnya. Namun alih-alih mencegahnya, Andini malah terjatuh akibat di dorong oleh wanita yang sedang murka itu.
Ketika kejadian itu tampak semakin memanas, Tiba-tiba terlihat seorang pria paruh baya mendekat ke arah mereka.
"Ma, Hentikan perbuatan mama ini! Malu ma dilihat orang!" Ucap pria paruh baya yang merupakan suami wanita itu.
"Malu papa bilang, Terus perbuatan papa sama wanita ini apa tidak lebih memalukan!" Bentak wanita itu.
"Maafkan papa ma! Papa janji akan menceraikan Raya setelah ini!" Ucap pria paruh baya itu.
"Jangan hanya menceraikan, Tapi usir dia dari rumah yang dia tempati sekarang!" Perintah wanita itu.
"Baik ma,"
Lalu pria itu tampak meminta Raya untuk segera mengosongkan rumah yang ditempatinya sekarang. Kemudian, Raya pun tampak mengambil barang-barangnya yang ada dirumah yang ia tempati itu.
Seusai mengambil barang, Raya pun tampak memberikan kunci rumah tersebut pada pria paruh baya itu.
"Ray, Setelah ini kamu elu mau kemana?" Tanya Andini yang melihat sepupunya itu tampak lingkung.
"Gue enggak tahu Din, Tabungan gue juga sudah menipis! Sementara Pekerjaan belum punya!" Ucap Raya.
"Ray, Bagaimana kalau sementara waktu elu tinggal dirumah gue dulu! Ya setidaknya sampai elu punya uang untuk kontrak rumah!" Saran Andini.
" Tapi apa enggak akan merepotkan elu kalau gue tinggal di rumah elu! Terus apa enggak jadi masalah sama suami elu nanti!"
"Ya enggak merepotkan kok Ray, Kan kalau elu juga bisa bantu gue mengurus si kembar, Setidaknya sampai gue dapat pengasuh!"
"Terus suami elu apa enggak keberatan nanti!"
Ya enggak lah Ray, Suami gue itu orangnya baik kok!"
"Makasih ya Din, Elu memang sepupu gue yang terbaik!" Ucap Raya.
Lalu Keduanya pun tampak pulang ke rumah yang ditempati oleh Andini dan Rido. Sesampainya mereka dirumah itu, Andini tampak membantu Raya untuk membereskan barang-barangnya yang ada di koper tersebut.
Selesai Raya membereskan kopernya, Wanita yang putih tinggi dan selalu berpenampilan sexi itu tampak bermain-main dengan si kembar.
"Ih....Imutnya kamu! Pipimu itu lho menggemaskan!" Ucap Raya pada kedua anak kembar yang belum mengerti apa-apa itu.
Andini yang melihat Raya tengah bermain dengan kedua anak kembarnya itu merasa sangat senang. Kehadiran Raya disana dapat sedikit membantu Andini untuk mengurusi kedua putri kembarnya yang baru berusia tiga tahun itu. Selain itu, Andini tak merasa was-was lagi jika akan meninggalkan anaknya untuk kuliah, Karena Raya bisa menjadi pengasuh sementara untuk anak-anaknya. Setidaknya sampai Andini dapat pengasuh.
Beberapa hari kemudian, Terlihat sang suami pulang dari luar kota. Melihat sang suami pulang, Andini langsung menyambut suaminya itu.
"Mas kok enggak ngabarin aku sih kalau mau pulang hari ini!" Ucap Andini pada suaminya itu.
"Kalau aku kasih tahu enggak bisa jadi kejutan dong!"
"Ah mas ini bisa saja, Oh iya mas aku mau kenalkan mas sama sepupu aku!"
"Sepupu kamu yang mana?"
"Tunggu sebentar aku panggilkan!"
Setelah itu, Andini tampak memanggil Raya untuk dikenalkan pada suaminya itu.
"Ray, Kesini deh sebentar!" Teriak Andini.
"Iya Din,"
Raya pun tampak berjalan mendekat ke arah Andini.
"Mas kenalkan ini Raya sepupuku! Raya ini suami aku mas Rido!" Ucap Andini.
"Kok wajah kamu enggak asing aku lihat ya!" Ucap Rido yang menatap ke arah Raya.
"Iya mas Rido, Kan waktu itu ketemu dibandara!" Ucap Raya.
"Jadi kalian sudah saling kenal!" Celetuk Andini.
"Bukan sayang, Ketemunya enggak sengaja dibandara!" Jelas Rido.
"Oh iya mas, Raya ini lulusan luar negeri lo! Kira-kira di perusahaan mas ada lowongan enggak untuk Raya!" Ucap Andini pada suaminya itu.
"Kebetulan mas lagi butuh asisten satu lagi, Apakah Raya bersedia menjadi asisten mas di perusahaan!"
"Bagaimana Ray?" Tanya Andini.
"Mau banget, Kebetulan aku sangat membutuhkan pekerjaan itu!" Ucap Raya.
"Kalau begitu, Besok pagi kamu langsung bisa mulai bekerja diperusahaan!" Ucap Rido.
Setelah itu, Andini pun membawakan koper sang suami menuju kamarnya. Sementara itu, Rido pun tampak langsung menuju kamar mandi untuk mandi.
Seusai Rido mandi, Pria berkacamata itu melihat sang isteri tampak berbaring di atas tempat tidurnya. Melihat sang isteri tengah berbaring disana, Rido pun mendekat ke arah isterinya itu.
"Sayang, Kamu cantik deh malam ini!"
"Mas gombal ah!"
"Enggak gombal benar kok sayang,"
"Aku tahu deh maksud mas ini, Tapi maaf mas aku lagi halangan!" Ucap Andini.
Setelah itu, Rido pun memutuskan untuk beristirahat. Melihat suaminya itu tertidur, Andini pun hendak untuk tidur juga. Namun, Tiba-tiba ponselnya berdering. Mendengar ponselnya berdering, Andini segera mengambil ponselnya itu dari atas nakas. Dilayar ponsel tertera nama Risti menghubunginya.
"Halo Ris, Ada apa?" Tanya Andini
"Din, Elu enggak masuk kuliah! Pagi ini ada kuliah tambahan dari pak Erfan!" Terdengar suara Risti dari seberang sana.
"Astaga.....gue sampai lupa Ris, Untung aja elu mengingatkan gue! Ya sudah gue berangkat sekarang!"
Setelah itu Andini pun mematikan panggilan itu, Kemudian segera bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.
Beberapa saat kemudian, Andini telah sampai diparkiran kampus. Sesampainya disana, Andini langsung memarkirkan mobilnya lalu berlari ke arah ruang kelasnya.
Sesampainya Andini diruang kelasnya, Wanita dengan lesung di pipi itu tampak ngos-ngosan. Beruntungnya, Sang dosen yang mengajar pagi itu belum datang.
*******
Di tempat yang berbeda, Terlihat Raya hendak membuatkan susu untuk si kembar. Ketika akan membuatkan susu, Tiba-tiba raya melihat susu tersebut tampak kosong. Melihat kaleng susu itu kosong, Raya pun itu tampak kebingungan terlebih si kembar nangis terus karena merasa kelaparan.
Karena si kembar terus menangis, Rido yang awalnya sedang tertidur pun tampak terbangun mendengar tangisan itu. Setelah bangun, Rido pun langsung bergegas berjalan ke arah si kembar.
"Ray, Si kembar kenapa nangis terus?" Tanya Rido pada Raya.
"Mungkin mereka lapar mas! Aku tadi mau buatkan susu untuk mereka, Tetapi susu dikaleng itu habis!" Beri tahu Raya.
"Astaga.....Kok bisa habis sih! Andini ini susu anak habis enggak di perhatikan!" Rido tampak geram.
Semakin lama suara tangisan si kembar semakin keras saja, Sehingga Rido langsung bergegas ke supermarket yang tak jauh dari rumahnya untuk membelikan susu untuk si kembar.
Beberapa saat kemudian, Terlihat Rido kembali dengan membawakan sekaleng susu untuk si kembar. Setelah Rido kembali, Raya pun segera mengambil susu tersebut dari tangan Rido lalu berjalan ke arah dapur untuk membuatkan susu untuk si kembar.
Seusai membuatkan susu untuk si kembar, Raya tampak memberikan susu itu pada si kembar.
"Wah....Anak ayah lapar ya makanya nangis dari tadi!" Ucap Rido pada puteri kecilnya itu seolah mereka paham dengan yang Rido ucapkan.
Setelah itu, Rido tampak bermain-main bersama kedua putri kecilnya itu. Ketika mereka terlihat sedang asik bermain, Raya yang hendak memandikan si kembar pun mendekat ke arah mereka.
"Si kembar, Air ya sudah siap! Mandi yuk!" Ucap Raya pada anak kembar itu.
Rido benar-benar terkesima melihat ketelatenan Raya dalam mengurus anak.
"Ray, Makasih ya!"
"Makasih untuk apa mas!"
"Untuk perhatianmu pada si kembar!"
"Mas enggak usah berterima kasih, Seharusnya aku yang berterima kasih sama Andini dan mas Rido! Aku bersyukur karena kalian mau menampungku disini!"Ungkap Raya.
"Kamu kan sepupu Andini, Jadi sudah sewajarnya kalau kamu tinggal disini!"
Seusai bebincang-bincang dengan Rido, Wanita yang selalu berpakaian sexi itu langsung memandikan kedua anak kembar itu.
Selesai memandikan anak kembar itu, Keduanya putri kecil itu tampak tertidur. Karena si kembar tertidur, Raya pun tampak duduk santai di ruang tengah. Rido yang melihat Raya tampak duduk disana, Segera mendekat ke arah Raya.
"Ray, Besok ada pertemuan dengan klien penting! Kamu dandan rapi ya!" Ucap Rido
"Iya mas, Tapi aku belum beli baju untuk besok mas!"
"Ya sudah, Mumpung si kembar sedang tidur mas temani kamu beli baju untuk dipakai besok!"
"Aku lagi....lagi merepotkan mas Rido!"
"Enggak usah sungkan! Ayok berangkat!" Ajak Rido.
"Baik mas,"
Setelah itu, Mereka pun terlihat berangkat ke sebuah pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian untuk Raya gunakan bekerja.
Diperjalanan menuju pusat perbelanjaan itu, Raya tampak mengobrol dengan Rido.
"Andini beruntung ya bisa mendapatkan orang sebaik mas Rido!" Terdengar pujian Raya.
"Kamu terlalu berlebihan Ray!"
"Aku enggak berlebihan kok mas, Aku serius!".
Beberapa saat kemudian, Mobil yang dikemudikan Rido telah sampai di sebuah pusat perbelanjaan yang ada di kota tersebut.
Sesampainya disana, Keduanya langsung turun dari mobil itu kemudian berjalan masuk ke arah pusat perbelanjaan itu.
Ketika mereka tampak berjalan ke arah dalam pusat perbelanjaan itu, Tiba-tiba kaki Raya terpeleset sehingga hampir jatuh ke lantai tersebut. Namun, Beruntung Rido segera melihat hal tersebut, Sehingga Rido dengan segera menangkap tubuh Raya sampai akhirnya Raya jatuh kepelukan Rido.
"Kalau diperhatikan, Mas Rido ganteng juga ya!" Gumam Raya yang menatap Rido.
"Raya cantik juga kalau diperhatikan!" Ucap Rido dalam hati.
Mereka tampak saling memandang dalam waktu yang cukup lama disana, Dengan kondisi tangan Rido masih memegang erat.
Kejadian itu menjadi perhatian beberapa orang yang lewat disana. Rido yang menyadari menjadi perhatian orang-orang itu seketika melepaskan tangannya dari tubuh Raya.
"Aku minta maaf, Tadi aku sedikit lancang!" Ucap Rido.
"Mas enggak salah, Aku saja yang kurang hati-hati!" Kata Raya
Lalu, Mereka pun tampak melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan. Di dalam toko itu, Raya tampak memilih pakaian yang akan dikenakannya di hari pertamanya masuk kerja. Ketika keduanya tampak memilih baju disana, Tiba-tiba terlihat Andini datang ke tempat tersebut.
"Ray........Mas Rido.....Kalian disini juga ternyata! Terus si kembar sama siapa dirumah kalau kalian disini!" Ucap Andiri sembari mendekat ke arah mereka.
"Si kembar tadi tidur! Tapi tadi udah titip kok sama bi asih!" Jelas Raya.
"Kamu kesini sama siapa sayang?" Celetuk Rido pada isterinya itu.
"Aku kesini sama Evi ma Risti, Tapi seperti mereka sedang memilih baju juga!" Ucap Andini.
"Ya sudah, Kamu pulang sama mas aja ya!"
"Aku masih ada kuliah selesai ini mas, Jadi aku harus balik ke kampus!"
"Ya sudah deh kalau begitu, Mas balik duluan!"
Lalu, Rido tampak balik bersama dengan Raya. Sementara itu, Andini segera mencari keberadaan Evi dan Risti untuk segera balik ke kampus.
"Kalian disini ternyata, Gue cariin dari tadi!"
"Kan kita masih pilih baju Din! Oh iya Din, Perasaan tadi gue lihat suami elu jalan sama cewek deh!" Ucap Evi.
"Iya, Itu sepupu gue yang gue ceritakan tadi!" Ucap Andin.
"Oh dia sepupu elu yang numpang tinggal sama elu itu, Dia cantik juga!" Celetuk Risti.
"Dia emang cantik, Tapi nasibnya saja kurang beruntung!" Kata Andini.
"Elu enggak takut suami elu di rebut sama dia Din!" Ucap Evi tiba-tiba.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!