Lisa yang hanya mengenakan piyama menatap ke luar balkon kamar yang gelap matanya nampak berkantung karna kurang tidur dan pipinya yang dulu cabi kini berubah tirus sedangkan di hadapanya terdapat seorang Pria yang tengah membaca buku.
"Sudah 1 jam kamu hanya menatap jendela apa yang kamu lihat??"
Dengan suara yang halus lisa menjawab Davit "Jika aku di beri ke hidupan baru aku tidak akan pernah mau berurusan dengan mu."
Davit menatap Tajam Lisa "Sampai ke ujung semesta pun aku takan pernah melepas mu."
Dari sudut mata lisa meneteskan air matanya dan berguma dalam hati 'Penyesalan terbesar di hidupku yaitu membiarkan wanita itu lolos, entah dia di mana sekarang mungkin saat ini ia tengah menikmati hidup bahagia di atas penderitaan adiknya.'
...ΩΩΩ...
Hari itu Lisa yang baru bangun tidur segera melihat jam "Masih jam 6 tidur lagi ah."
Lalu lisa berbaring kembali tak berselang pintunya terbuka lalu terdengar suara teriakan ibunya "Lisa jangan tidur lagi, itu wajahnya di cuci biar gak ngantuk lagi."
lisa menolah pada ibunya dan dengan malesnya ia bangkit "Iya iya." lalu lisa berjalan ke kamar mandi sedangkan ibunya kembali ke kamar putri yang pertama.
Di kamar mandi lisa mulai menggosok gigi ia sesekali menatap pipi cabinya "Ih makin ngembang aja, keknya aku perlu diet biar gak tembem gini."
Setelah berkata seperti itu lisa tiba-tiba mendengar suara teriakan ibunya sontak lisa cepat cepat membuang sisa busa sikat giginya lalu ia membersihkan mulutnya dengan air bersih lalu ia buang lagi dan seketika ia langsung keluar dari kamar dan rupanya kakaknya sudah di angkat oleh ayahnya ke bawah namun sepanjang lantai mulai dari kamar kakaknya hingga ke bawah terdapat bercak da*ah dan terlihat asal semua itu dari pergelangan tangan kakaknya Dewi.
"Kakak..." lalu lisa berlari mengejar ayah dan ibunya, di situ lisa gemetaran namun sebelum ia berhasil menyusul justru ibunyanya tak memperbolehkannya ikut.
"Lisa jangan ikut tetap di rumah bersama adik mu."lisa menghentikan langkahnya lalu ia kembali ke dalam dan kedua orang tunya pun pergi sedangkan lisa menunggu di rumah dengan perasaan Cemas.
...ΩΩΩ...
Di rumah sakit Dewi langsung di berikan pertolongan pertama oleh dokter dan orang tua lisa juga memberitahukan pada tunangan Dewi untuk datang dan benar saja Davit bersama kakak dan kakak iparnya langsung datang di situ Davit cukup syok melihat kondisi Dewi yang begitu pucat.
"Apa yang terjadi sebenaranya bagi mana bisa??"
Kakak ipar davit yaitu nona Sera langsung mencoba menengkan Adik iparnya "Sabar Davit."
Ibu Dewi yaitu Astuti mulai bercerita "Tadi pagi aku membangunkan anak-anak seperti bisa namun entah kenapa hari ini Dewi telat sekali bangunnya, biasanya ia akan menjadi orang pertama yang bangun jadi aku berencana untuk membangunkan dia, saat aku membuka pintu, aku malah menemukan dia tergeletak tak berdaya dengan pergelangan yang sudah ter*ayat dan di sebelahnya terdapat sebuah pisau kater aku sontak berteriak. Untung suami ku langsung segera datang jadi kami bisa membawanya segera ke rumah sakit."
Astuti nampak begitu sedih menceritakan kronologi itu sedangkan sera lantas menolah pada Davit "Semalam Dewi dari rumah mu kan, memang apa yang terjadi pada kalian apa kalian bertengkar sampai Dewi melakukan hal nekat itu."
Davit berbicara dengan suara yang cukup frustasi "Dia Ketahuan selingkuh, dan semalam aku memaksanya untuk putus dengan Pria itu namun ia terus menolak, jadi malam itu saat mama menelfon ia memanfaatkan hal itu untuk kabur dan bahkan ia kabur dari balkon rumah lantai dua dengan melompat , padahal aku berniat untuk menyelesaikan masalah ini malam itu juga."
Ibunya dan ayah Dewi yang mendengar hal itu tak percaya "Putri kamai tak mungkin melakukan hal hina seperti itu." astuti menganguk setuju dengan apa yang suami katakan."Putri kami itu selalu ada di rumah maka tak mungkin ia berselingkuh."
Namun davit dengan amarah bercampur perasaan frustasinya "Itulah yang kalian tau namuan kalian tak menyadari jika selingkuhan putri anda itu adalah Supir muda yang berkerja di rumah kalian. Awalnya kau tak percaya hingga aku menciduk mereka sedang bercumbu di mobil kalian, karna aku masih mencintai putri kalian dewi itu sebabnya sampai sekarang masih bertahan."
Di situ kedua orang tua Dewi mulai ragu dengan putri mereka jadi setelah selesai melakukan pertolongan pertama pada Dewi akhirnya dokter mulai menjelaskan.
"Untung saja saya*anya tak dalam jadi tak perlu di jahit dan lagi untung keluarga cepat membawanya ke rumah sakit jadi bayi di dalam kandunganya bisa terselamatkan."
Davit yang mendengar hal itu cukup kecewa ia langsung memalingkan wajahnya "Aku butuh ketenangan." lalu Davit pergi.
Sedangkan kedua orang tua Dewi langsung meminta maaf pada kelurga Davit karna mereka sudah gagal mendidik putrinya.
"Saya sudah tak bisa berkomentar lagi keputusan ada di tangna adik ku, aku akan bertanya padanya apa yang akan di laukan berikutnya."
Kedua orang tua Dewi tak bisa berkata-kata lagi karna perbuatan putri mereka, hario memutuskan untuk keluar dan membicarakan hal ini empat mata dengan Adiknya "Apa keputusan mu Davit, apa kamu masih mau bertahan atau sudahi saja perjodohan ini. Karna sejak awal Kakak tak pernah memaksa mu untuk bersamanya namun itu semua keinginan mu."
"Aku mencintai dia kak dan aku tak masalah apa yang yang di perbuatnya namun aku tak busa menerima anak itu."
"Apa kamu yakin sudah dengan pilihan mu."
Davit mengangguk dan di situ Hario menghela napas kasar "Baiklah akan ku bicarakan dengan orang tuanya di dalam." lalu Kakaknya kembali masuk meninggalkan Davit yang masih tak percaya.
"Yanto aku mau bicara."
Ayah Dewi lang sung menghampiri Hario "Adik saya masih mau melanjutkan perjodohan ini namun dengan syarat anak itu tak boleh lahir."
Ayah dari Dewi langsung menyetujuinya "Ya akan saya lakukan, ini merupakan keinginan ayah saya sejak dulu untuk bisa mempersatukan keluarga kita maka apa pun itu akan kami lakukan."
Hario menepuk bahu Yanto "Bagus kamu paham." lalu ia menoleh pada istrinya dan memberi kode untuk kembali sedangkan istrinya yang paham lantas mengangguk.
"Kami akan pergi, ku harap masalah ini sudah selesai minggu ini."lalu Hario keluar dari rungan itu di susul olah istrinya.
Yanto merasa pusing ia tak sejahat itu untuk membuang cucunya yang berada di perutnya namun ini semua demi menuntaskan janji ayahnya sebelum kematiannya jadi apa pun ia harus lakukan "Andai saja ayah tak berjanji dengan kelurga mereka maka semua ini takan terkadi." Astuti mencoba menengkan suaminya yang kecewa dengan apa yang di perbuat oleh putrinya.
Bersambung.....
Di rumah terjadi sedikit kehebohan saat orang tuanya kembali dari rumah sakit bersama kakaknya, ibunya langsung mengurung Dewi di dalam kamar sedangkan Ayahnya memanggil supir rumah itu.
"Kurnia apa benar kamu yang menghamili putri saya."
Kurnia terus menunduk namun ia tetap menjawab "Iya tuan sayalah yang menghamili anak anda."
Dengan Amarah yang menggebu-gebu Yanto menarik kerah baju Kurnia lalu ia menghajarnya sedangkan para pekerja yang melihat hal iti tak berani berbuat apa paa hanya Lisa lah yang justru berlari dan memeluk ayahnya dari belakang.
"Ayah udah berhenti."
Ayahnya tak mempedulikannya dan karna kalah kuat lisa tak bisa menahan ayahnya alhasil ayahnya masih bisa menghajar Kurnia sedangkan anak bungsu mereka Tiara yang melihat ayahnya memukul supir itu dengan berutalnya seketika menangis dan setelah kurnia babak belur dan tak berdaya yanto berteriak.
"Jangan ada yang menolong dia, jika aku ada melihat kalian men menolongnya aku takan segan segan memecat kalian."
Tak ada yang berkutik karna ini kali Pertama yanto marah besar padahal Pria itu terkenal dengan kesabaranya namun kali ini kesabranya sudah di ujung tanduk ia tak bisa sabar lagi.
Lisa menarik ayahnya untuk pergi dan di situ kondisinya Lisa juga ikutan menangis dan saat yanto mengetahui kedua putrinya menangis ia langsung memeluk mereka dan menenangkan mereka.
"Maafkan ayah, ayah tak bermaksud menakuti kalian."
Lalu ia mengajak kedua putrinya itu naik dan ia langsung mengantar mereka ke kamar lisa dan di situ ia mencoba menenangkan mereka lagi dan menjelaskan segalnya di situ mereka baru tau.
...ΩΩΩ...
Waktu terus berjalan tak terasa sudah 3 hari Dewi di kamar di situ Lisa mulai merasa curiga "Gak bisanya kakak di kamar mulu. Gimana kalok aku aja nonton ke bawah aja biar gak bosan."
Lalu lisa bangkit drai kasurnya lalu ia keluar dan langsung ke kamar kakaknya ia mulai mengetuk pintu kamar "Kakak Dewi..." tak ada jawaban lalu Lisa membuka pintu begitu saja "Kakak."
Kakaknya yang awalnya sedang menelfon sontak menoleh pada adiknya lalu ia segera menghentikan pangilan telfonnya.
"lagi telfonan sama siapa kakak??"
"Sama pacar kakak."
Dipikiran lisa itu adalah Davit "Oh kakak Davit kakak udah baikan sama kakak Davit."
Dewi mengangguk lalu ia menghampiri adiknya "Mama dan papa di mana??"
"Keluar, bilangnya mau ke rumah sakit." Dewi tersenyum pada adiknya "Siap yang antar??"
"Om Ardi lah, kakak di kamar mulu gak bosan apa ayok kita nonton di bawah."
Dewi tersenyum pada adiknya "Iya kayaknya bagus, tapi kurang enak kalok gak sambil ngemil bisa gak kamu beli." lisa meangguk lalu ia pergi sedangkan disitu Dewi segera mengambil tasnya lalu ia melihat ke rekaman CCTV adiknya terlihat ke bawah untuk memanasi mobil dan tak lama kemudian lisa balik lagi untuk bersiap-siap, lalu dewi mengambil kesempatan untuk turun ke bawah ia diam-diam ke garasi dan langsung naik lalu bersembunyi di bagian belakang mobil sedangkan lisa setelah siap ia turun dan ia bertemu pelayan rumah mereka.
"Bi Asih aku keluar bentar jaga kakak yah, bapak bilang kakak gak bokeh keluar dulu."
Pelayan itu mengangguk sedangkan Lisa melihat sekitar "Kok agak sepi yah bik asih, bik ara dan bik Putri mana??"
"Oh mereka lagi kepasar untuk persiapan acara besok non."
"loh besok emang ada acra apa??"
"Nanti setelah acara nikah di gereja, nanti untuk acra kelurga di rumah non."
"loh kakak udah mau nikah, bukanya masih lama yah."
"Bapak yang mintak cepat saya juga kurang paham non."
"Yaudah bik aku berangkat dulu."
pelayan itu meanguk sedangkan lisa ia nampak cukup kesal lalu ia keluar dan hal pertama yang ia lukan adalah membuka pagar rumah.
"Ih kalok tau acaranya besok kan bisa cepat cari MUA buat mae up kalok dadakan gini emang ada MUA yang sempat."
Lisa kembali ke garasi lalu ia naik namun di situ terdapat Indikator jika pintu belakang mobil tak tertutup rapat "Ah malas sekali aku." lalu lisa menjalankan mobilnya kelur dari rumah setelah itu ia turun lagi dan menutup pagar namun saat akan kembali di kursi kemudi sudah di duduki Kakaknya.
"Loh kakak Dewi."
Dewi langsung tancap gas sedangakan Lisa berteriak sambil mengejar "Tolong itu mobil saya...." namun lisa tak bisa mengejar mobil itu dan ia dengan berat hati menelfon ayahnya.
"Halo lisa ada apa??"
"Ayah kakak kabur dengan mobil."
"Apa bagai mana bisa, bukankah papa udah bilang jangan buka pagar."
"Ku kira dia ada di kamar tapi tadi sembunyi di belakang mobil ku, saat aku Turun untuk menutup pintu pagar ia sudah mengambil alih kemudi mobil."
"Sudah Papa akan balik."lalu pangialn itu berakhir dan di situ lisa merasa bersalah karna tak berhari-hati.
...ΩΩΩ...
Malamnya Dewi masih beluk ketemu dan polisi hannya menemukan mobil mereka itu terparkir di pingiran jalan tol yang kanan kirinya hutan dan di situ tak ada kemera CCTV yang membuat jejak Dewi seketika menghilang lagi dan di situ Davit tak hentinya menatap tajam ke arah kelurga itu sedangkan lisa tak berheti menangis karna menyesal atas kesalahannya.
"Aku tak menyangka akan jadi seperti ini, kami sangat minta maaf."
Di titik itu Hario hanya bisa menghela napas kasar "Kami sudah cukup kecewa pada kalian , kami sudah memberi kesempatan kedua dan ini balasanya. Apakah besok nanti kami akan menanggung malu lagi."
Yanto yang merasa bersalah memohon di hadapan Hario untuk memberi kesempatan lagi untuk mereka di situ lisa makan sedih karna ayahnya yang justru meminta maaf lalu lisa turun dari sofa dan ikut meminta maaf.
"Kuhomon maafkanlah kesalan ku, tolong beri kesempatan lagi, kami akan mencoba sekeras mungkin untuk menemukan kakak lagi."
Davit tersenyum miring lalu ia mulai Tertawa "Hahaha."
Semua mereka menoleh pada Davit dan di ditu Davit seperti orang yang sudah begitu Frustasi.
"Percuma kamu membwanya kembali, karna dia akan tetap kabur lagi, dia bukan orang bodoh yang ingin kembali. Dan aku sudah muak dengan dia, Jika kalian ingin di beri kesempatan lagi berikan salah satu putri mu yang masih gadis pada ku."
Hario dan sera kaget dengan apa yang Davit katakan "Davit apa maksud mu mereka masih kecil."
"Sekarang Kakak dan Kakak ipar Kawatir pada mereka setelah semua yang sudah mereka lakukan, apa besok Kakak dan Kakak ipar ingin malu di depan tamu??."
kedua Kakak dan Kakak iparnya langsung terdiam lalu Davit menatap tajam Lisa dan Tiara "Darai antara kalian siapa yang Bersedia, apakah kah putri anda yang ke dua atau yang ke tiga."
Di Situ Tiara cukup ketakutan dan memeluk ibunya sambil menangis sedangkan Lisa juga ketakutan karna ia belum siap untuk Menikah lisa masih ingin menghabiskan masa mudanya.
"Kumohan jangan kedua putri saya mereka masih kecil dan masa depan mereka masih jauh."
"Aku sudah terlalu sabar menghadapi kelurga kalian sudah ribuan sakit yang aku rasakan, minata maaf saja tidak cukup." Davit bangkit dari duduknya.
"Jadi tak ada yang bersedi maka aku akan memilih sediri, mungkin gadis kecil itu Bagus."
Tiara makian menangis histeris sedangkan lisa yang takut namuan ketima Davit melangkahkan kainya mencoba menarik adiknya ayahnya langsung menahan kaki davit dan memohon padanya di situ lisa sudah tak tahan.
Lisa bangkit lalu berbicara "Aku bersedia." ayahnya yang melihat putri keduanya yang mengajuan diri panik.
"Lisa tidak lisa tidak."
Davit lantas menolen pada lisa "Keputusan yang Bagus?"
Lalu Davit menarik tangannya dan membawanya pergi ke kamarnya yang ada di atas Kakak Davit Hario tak bisa berkata-kata lagi Karna sifat Davit persis seperti ayah mereka yang keras.
Bersambung.....
Lisa di tarik masuk ke kamarnya lalu ia menci pintu kamar di sit Lisa panik dan makian menangis "Apa yang ingin kamu lakukan jangan sakiti aku."
Davit menghempaskan dia ke atas kasur lalu ia menarik dasi nya dan mengikat kedua tangan Lisa di atas lalu ia berjalan ke lemari l lisa dan mengambil dua buah sabuk di situ lisa panik dan ingin kabur naun kakinya terlalu lemes, tak lama Davit datang lalu mengikat kedua kaki lisa di tiap tiang ranjang dan davit lalu melepas Tirai kasur itu lalu seketika tirai itu tertutup lalu Davit melucuti pakian Lisa satu persatu gadis itu terus berteriak namun tak ada yang bisa berbuat apa pun hingga suara itu sampai ke bawah dan mereka tak bisa berbuat apa-apa dan tak lama terikan itu berubah menjadi suara Erangan dan Yanto yang sudah tak tahan lebih memilih pergi keluar karna ia tak sanggup mendengar putri kecilnya yang kesakitan atas perbutan Davit.
4 jam berlalu akhirnya Davit keluar dari rumah ia nampak sudah bersih mungkin sehabis mandi ia nampak sedang menikamti sepuntung rokok sedangkan Astuti yang melihat hal itu berlari masuk untuk memeriksa keadaan putrinya, Hario menghampiri Davit
"Ayo pulang."
Davit melirik kakaknya" Untuk apa besok aku akan menikah."
Mendengar hal itu kakaknya kaget "Apa maksudmu??"
"Aku mau gadis itu yang menggantikan kakaknya."
"Davit kamu sudah cukup menyakitinya."
"Kakak, berhenti membela merek, Sebaiknya Kakak dan Kakak ipar istirahat juga kara besok adik mu akan menikah." lalu Davit menjatuhkan roknya yang belum habis ia hisap dan lalu menginjaknya lalu Davit masuk kembali.
...ΩΩΩ...
Di kamar Lisa memang sudah rapi dengan piyamanya namun ia terlihat berjalan sedikit tertatih-tatih dan ia nampak sudah tidak menangis lagi namun ketika melihat ibunya ia langsung memeluknya "Mama."
ibunya memeluknya sebetar lalu ia melepsakanya lagi dan memapah Lisa balik ke kasur lalu anak itu perlahan duduk " Apa bagian bawah mu sakit."
"Ya mama."
"Angkat kaki mu biar nanti mama oleskan obat di sana."
Lisa menurut ia tak peduli dengan malunya lagi yang peting ia takan merasakan sakit yang sangat tak mengenakan itu dan di situ Lisa sama sekali tak memakai Ce*ana da*am jadi biasa langsung ibunya oleskan dengan sedikit rasa sedih karna salah satu putrinya sudah kehilangan kepera*anannya.
"Maafkan mama Lisa, mama tak bisa berbuat apa-apa."
"Tidak papa mama, lagi pula setelah ini lisa takan bertemu denganya lagi."
"Aku takan pernah meles paskan mu, besok kamulah yang akan menggantikan Kakak mu."
Lisa sontak menurunkan kakinya lalu pandangan lisa dan ibunya menoleh kearah pintu.
"Aku tidak mungkin menggunakan sebuah barang baru lalu langsung membuangnya, aku akan memakai barang itu hingga sampai barang itu menjadi rongsokan dan takan akan pernah ku buang."
Lisa syok mendengar hal itu ia kira ia sudah bisa bernafas lega ia justru malah jadi lemes.
"Istirahat lah jam 2 MUA akan datang untuk merias mu. Dan untuk gaun akan di carikan yang pas untuk mu." lalu Davit pergi lagi meninggalkan lisa.
Di situ lisa merasa lemes, seketika dia kembali menangis "Mama aku bekum siap untuk menikah apa yang harus aku lakukan??"ibunya memeluknya karna lisa tak bisa berkata apa pun lagi.
...ΩΩΩ...
Setelah seperai bekas bercak darah di ganti lisa mencoba tidur berharap itu semua hanya mimpi namun pada jam 2 pagi ia benar di bangunkan ibunya "Lisa yo bangun, bentar lagi pemilik butik yang membawa gaunya kan datang."
"Apa ini bukan mimpi ma??"
ibunya menggeleng lalu ia mencium kening putrinya lisa bangkit lalu ia turun dari ranjang. untunya bagian bawahnya sudah tak sakit lagi jadi lisa bisa berjalan ke kamar mandi untuk mandi dulu.
Lisa tak lama mandi 10 menit saja yang ia gunakan untuk mandi baru ia keluar dan di luar rupanya Davit sudah ada dan ia terlihat sedang berbaring di masuk tak lama pintu terbuka memperlihatkan ibunya yang membawakan piyama cantik "Pakai ini saja, kamu harus terlihat cantik di pernikan mu mama tak mau putri cantik mama melawatkan momen bahagianya sekali seumur hidup."
lisa mengangguk dan kali ini ia mencoba tersenyum walau ini bukan keinginannya dan ini merupakan momen sekali seumur hidupnya jadi ia tak mau kehilangan momen itu lalu ibunya keluar lagi dan Lisa langsung memakai piyama itu,setelah terpakai Lisa cukup kagum karna piyama itu cantik sekali.
"Cantik, tapi ini pasti piyama yang seharusnya kakak pakai."
Tak lama terdengar suara ribut ribut di luar mungkin Yang membawa guanya sudah datang lalau lisa berjalan ke kasur dan membuka Tirai ranjangnya agar tidur davit tak tergagu lalu pemilik butik yang membawa gaun itu datang "Halo cantik."
Lalu ia membawa berberapa gaun dan di situ ibunya juga datang bersam seorang MUA lalu ibunya mengantar MUA itu ke meja rias anaknya untuk bersiap sedangkan Lisa mulai memilih namun kali ini ia tak bisa cerewet karna terlau dadakan jadi ia tak ada persiapan untuk memilih desain gun yang ia suka seperti. Apa saja yang ada di itu lah yang bisa ia pakai jadi lisa pun memilih satu persatu dan akhirnya pilihnya jatuh ke gaun mermaid putih elegan off shoulder slim fit dan saat ia coba untungnya cukup.
"Pilihan ada tepat sekili dengan memakai pakian yang seperti membuat tubuh anda terlihat langsing, apa kamu tau in gaun yak tak jadi di ambil di butik ku, seharusnya gaun ini udah di kirim kemaren cuman penggantinya gak jadi menikah."
lisa pun di coba memaki vail putih di situ lisa cukup senang melihatnya lalu ia melepasnya.
"Ini saja yang akan ku gunakan."
"Kalok gitu kamu make up lagi." lisa mengangguk lalu ia segera duduk di kursi riasnya.
"Nona mau di make up bagai mana."
"Aku mau yang tak terlalu norak mengikuti terang sekarang yang make upnya gak terlaku tebal namun terlihat natural di tabah aku mau wajah ku gak terlau kelihatan cabi." Wanita itu mengangguk lalu ia mulai me make up entah kenapa di situ lisa suah capek dan saat di make up ia tiab-tiba tertidur dan tanpa terasa 3 jam berlaku akhirnya make upnya selesai dan di situ kali in rambut yang berikutnya dan membutuhkan waktu 1 jam baru selesai lisa di bangunkan dan ia cukup kaget dengan hasilnya .
"Aku ketiduran maaf." tak lama ibunya datang membawa haik hill
"Sudah bangun."
"lisa hanya mengangguk namun tak lama terdengar suara Davit yang membuat lisa kaget "Tadi Calon suami saya kapan bangunnya??"
"Jari nona, semalam saya berapa kali ribut dan mebangunkan tuan karna nona berapa kali mau jatuh ke samping jadi calon suami nona yang tahan sampai selesai mae up baru di ganti ibu nona yang nahan."
lisa yang mendengar hal itu kaget namun ia kebelet kencing "Aku ke kamar mandi dulu." lalu lisa langsung pergi ke kamar mandi.
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!