NovelToon NovelToon

Mengulang Waktu : Dexter Untuk Michelle

Penyesalan yang tidak ada gunanya

Jambi 6 Maret 2024

...****************...

Selamat membaca guys...

Seorang wanita susah payah keluar dari sebuah lift dengan tubuh yang berantakan dan berlumuran darah.

"A-aku harus pergi menyelamatkan Dexter! Demian tidak boleh membunuhnya! Aku harus cepat sebelum terlambat! " desis wanita tersebut dengan tertatih-tatih sambil mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

Wanita itu memukuli dadanya yang sesak akan sebuah penyesalan atas semua kebodohannya yang sudah mengkhianati suami yang tulus mencintainya.

Ia benar-benar bodoh sampai meninggalkan suaminya hanya untuk bersama pria yang menarik perhatian nya saat masih kuliah dulu tapi pria itu pula lah yang menghancurkan hidupnya terutama calon anaknya.

Wanita itu memasuki mobilnya dengan terburu-buru hingga beberapa kali membuat ia salah memasukkan kunci mobil.

"Aku mohon selamat kan suamiku Tuhan! Aku benar-benar menyesal dan ijinkan aku untuk memperbaikinya! Tolong selamatkan suami ku dari bajingan itu! " ucapnya sambil menangis menghidupkan mesin mobilnya.

Wanita itu mengemudikan mobilnya secara ugal-ugalan hingga membuatnya hampir menabrak mobil-mobil lain yang memakinya karena bertingkah sembrono.

"Dasar wanita gila! Kau mau cari mati hah! " pekik beberapa orang yang kesal ke arah mobil wanita tersebut.

Wanita itu tidak peduli dan terus melajukan mobilnya melebihi kecepatan maksimal hingga akhirnya ia sampai di sebuah gedung apartemen mewah milik suaminya.

Karena tidak melihat jalan, wanita itu terperosok masuk ke dalam selokan hingga keningnya terbentur tembok yang tidak rata dan membuat kening mulus itu berdarah.

"Aku tidak boleh lemah! Aku harus mencegah Demian untuk tidak membunuh Dexter! Dexter harus selamat apapun caranya! " gumam wanita itu lagi tanpa menghiraukan rasa sakit pada keningnya.

Kakinya yang sakit akibat pukulan dari sahabat nya yang berkhianat tidak ia hiraukan dengan terus berjalan memasuki lobi gedung apartemen di depannya ini.

Wanita itu heran melihat tidak ada satupun petugas keamanan yang berjaga di lobi gedung tersebut. Ia melangkahkan kakinya menuju lift dan memencet tombol untuk membuka pintu namun pintu tersebut tidak kunjung terbuka.

"Sialan, bagaimana bisa lift nya tidak berfungsi di saat genting seperti ini! " umpat nya dengan wajah gusar.

Ia pun memutuskan untuk menaiki tangga darurat meskipun sedikit sulit karena kakinya yang sakit. Dengan penuh perjuangan yang melelahkan, wanita itu sampai di lantai 30 setelah menaiki tangga hingga lantai 5 namun tiba-tiba lift bisa bergerak dan ia pun menaiki lift sampai ke lantai itu.

Brak...

Pintu Rooftop dibuka dengan kasar hingga membuat dua pria yang sedang bersitegang menoleh.

"Wah, wah, wah! Wanita kesayangan ku datang juga ke tempat ini! Kau benar-benar hebat bisa lepas dari sekapan orang-orang ku! Apa kau ingin melihat bagaimana suami bodoh mu ini mati?? Lihat lah pria bodoh ini, ia masih juga bodoh mau menolong wanita jalang yang sudah mengkhianati nya! Ini pertunjukan yang membuat aku sangat bersemangat! " ucap seorang pria muda dengan rambut setengah pirang sambil mengacungkan pistol pada pria matang yang berlutut di bawah nya dengan kondisi babak belur.

Beberapa orang pria kekar berdiri mengelilingi mereka berdua tanpa melakukan apa-apa dan seperti nya mereka adalah orang-orang pria yang menodongkan pistol itu.

"Berhenti Demian! Jangan sakiti suamiku! Aku bebas karena berhasil membunuh jalang peliharaan mu! Aku benar-benar membenci mu Demian! Aku menyesal bertemu dan jatuh cinta padamu! Lepaskan suamiku! " ujar wanita itu berusaha mendekat dengan berlinang air mata.

"Hahahaha... ! Kau sungguh membuat ku muak Michelle! Kau ingin aku membebaskan pria sialan ini? Mimpi saja kau! Meskipun kau berhasil membunuh Melinda, aku tidak peduli karena jalang itu hanya selingan untuk ku seperti dirimu! Kau hanya batu loncatan untuk ku agar bisa menguasai wilayah kekuasaan bajingan ini, bitch! Kau hanya pion ku untuk mendapatkan kekuasan agar aku bisa menjadi penguasa di benua Eropa ini! " sahut Demian tertawa terbahak-bahak mengejek kearah wanita itu.

"Kau bajingan Demian! Kau sialan! Aku membenci mu! Bagaimana aku bisa bodoh jatuh cinta pada pria brengsek seperti mu! Aku membenci mu, sialan! " teriak Michelle dengan penuh amarah.

"Ya, ya, ya... ! Simpan saja kebencian mu karena aku tidak peduli! " sahut Demian acuh dan melepaskan satu tembakan ke bahu pria yang berlutut di depannya.

Dor..

"Dexter??? " jerit Michelle sambil berlari mendekati pria matang yang masih menjadi suaminya.

Ia merengkuh pria itu ke dalam pelukan nya sambil menangis pilu menyesali kebodohan nya yang tidak melihat cinta tulus pria matang itu padanya.

Michelle tidak memperdulikan darah yang mengenai pakaian nya dan memeluk erat tubuh suaminya.

"Sa-sayang... ! " bisik Dexter dengan lirih tapi masih tetap tersadar.

"Maafkan aku Dexter! Maafkan aku yang sudah mensia-siakan cinta mu! Maafkan kebodohan ku yang sudah mengkhianati mu! Jika bisa memilih, aku ingin kembali ke masa dulu saat kita pertama kali bertemu! Aku berjanji akan selalu mencintai mu dan menjadi milikmu seorang! Maafkan kebodohan ku, suamiku! " ucap Michelle dengan suara serak di dekat telinga Dexter sambil menangis penuh penyesalan.

Tiba-tiba saja ia melihat senjata terselip di pinggang anak buah Demian yang jaraknya hanya beberapa meter darinya. Sebuah ide gila terlintas di pikiran wanita itu dan ia memejamkan matanya sejenak guna membulat kan tekad untuk melaksanakan rencana gila nya itu.

"Bertahanlah Dexter, kau harus tetap hidup! Kelak menikah lah dengan perempuan yang baik saat kau pulih nanti! Aku benar-benar menyesal sudah menyia-nyiakan mu! Meski terlambat, aku hanya ingin bilang kalau aku mencintaimu! Bertahan lah Dexter! " bisik Michelle dengan linangan air mata di pipinya.

Ia melepaskan pelukan nya pada Dexter yang masih terduduk sambil menahan sakit pada bahunya yang terus mengeluarkan darah segar.

Demian dengan santai membiarkan reuni pasangan suami istri yang sama-sama bodoh dimata nya dengan menyulut rokoknya.

Michelle yang berlari dengan kaki yang sakit langsung menyambar senjata yang ada pada orang-orang nya Demian lalu berbalik dengan berteriak kencang melepaskan tembakan ke arah pria bajingan itu.

"Pergilah kau ke Neraka bajingan!! Dor! " teriak Michelle tanpa sadar dirinya berdiri di pinggir Rooftop.

Karena reflek, Demian juga melepaskan tembakan ke dada Michelle dengan tiga tembakan.

Dor, dor, dor...

"Michelle.... !!! " jerit Dexter dengan wajah syok saat melihat istri yang ia cintai di tembak oleh adik tirinya di depan matanya.

Michelle yang sadar jika waktunya tidak banyak hanya bisa tersenyum lirih dengan menggerakkan bibirnya berkata maaf lalu tubuh nya terjun bebas ke bawah gedung.

"Michelle.... !!!!! " jerit Dexter lagi dengan berusaha bangkit ingin meraih tubuh sang istri namun tidak berhasil.

Bersambung....

Tidak akan mengulang kebodohan yang sama

Jambi, 18 April 2024

...****************...

Selamat membaca guys...

Michelle masih terlelap tidur meskipun matahari sudah hampir terbenam dan akan berganti menjadi malam. Selama semalam penuh hingga pagi menjelang Dexter tidak berhenti menggempur nya dengan sangat liar hingga berhenti karena Michelle pingsan kelelahan.

Dexter yang baru saja kembali dari luar tersenyum lebar melihat wanita nya masih terlelap tidur hingga matahari hampir terbenam tanpa makan apapun seharian ini.

Tok... Tok... Tok...

"Layanan kamar! " teriak seorang staf hotel yang mengantarkan makanan pesanan Dexter beberapa saat lalu.

Dexter membukakan pintu kamar dan menahan staf hotel yang pria itu di depan pintu karena ia tidak ingin siapa pun melihat wanitanya meskipun hanya sekilas saja, terlebih lagi dalam keadaan yang masih tertidur pulas begitu.

"Tinggal kan saja di sini! Biar aku yang membawa nya ke dalam kamar! Ini tips untuk mu! " ucap Dexter dengan dingin sambil memberikan beberapa lembar dolar pada pria itu.

"Baik Tuan! " jawab staf pria itu dengan patuh dan tersenyum senang mendapatkan tips yang besar dari pelanggan kamar.

Staf pria itu langsung berbalik tanpa menoleh lagi ke belakang dan masuk ke dalam lift. Dexter kembali masuk ke dalam kamar dengan mendorong troli yang penuh dengan berbagai macam makanan kesukaan Michelle.

Dexter berjalan menuju tempat tidur setelah meletakkan troli agak ke pinggir tempat tidur. Ia naik ke atas kasur dan menepuk pelan pipi Michelle untuk membangunkan nya.

"Sweetheart, bangun lah! Seharian ini kau belum mengisi perut mu! Ayo bangun dan makan! Nanti kau bisa tidur lagi setelah makan! " ucap Dexter dengan lembut sambil menepuk pelan pipi mulus Michelle.

Bukan nya merasa terusik, Michelle malah semakin keras mendengkur sehingga membuat Dexter terkekeh geli.

Ia pun menciumi semua wajah bantal Michelle karena gemes hingga membuat Michelle mau tidak mau merasa terganggu tidur nya.

"Eeeeuuggghhhh.... " lenguh wanita muda yang sudah tidak gadis lagi berusaha menjauhkan wajah Dexter dengan kedua tangan nya.

"Sweetheart, ayo bangun dan buka matamu! Kau harus makan sayang!! Seharian ini kau belum mengisi perut mu! " ucap Dexter lagi dengan mencium pipi Michelle.

Perlahan Michelle membuka matanya meski rasa kantuknya lebih mendominasi. Suara perutnya mulai terdengar keras pertanda sudah mulai protes karena belum di isi apapun sejak semalam.

"Ssssshhhhh... " desis Michelle meringis kesakitan saat menggerakkan pahanya untuk berpindah dari tengkurap agar bisa terlentang.

Dexter yang mengerti langsung membantu Michelle untuk berbaring terlentang. Ia menyusun beberapa bantal agar tinggi di headboard ranjang supaya Michelle bisa duduk bersandaran tanpa harus bergerak berlebihan.

Dexter lalu mengangkat tubuh Michelle agar duduk bersandaran pada bantal sambil mengeratkan selimut putih yang menutupi dadanya. Dexter menelan ludah nya sendiri saat melihat bercak-bercak merah keunguan yang ia buat semalam di area leher dan tulang selangka Michelle.

Baru melihat bagian atas tubuh Michelle yang tertutup selimut saja sudah membuat hasrat Dexter naik, apalagi jika melihat Michelle dalam keadaan tanpa pakaian sedikitpun, sudah pasti Michelle akan ia terkam saat itu juga.

"Kenapa kakak memandangi ku seperti itu?? Apa ada sesuatu yang salah di wajah ku?? " tanya Michelle heran dengan mata setengah terbuka setengah tertutup.

"Tidak ada yang salah, ayo makan malam dulu! Seharian ini kau belum mengisi perut mu! " jawab Dexter dengan memalingkan muka nya agar tidak ketahuan melihat Michelle seperti kucing yang menatap ikan segar di hadapan nya.

"Kakak yang sudah membuat aku tidak makan seharian ini! Kakak pun tidak ada kenyang-kenyang nya memakan habis tubuh ku! " sungut Michelle kesal dengan bibir merenggut ke depan.

Kekesalan Michelle terdengar nyanyian yang menggemaskan di telinga Dexter sehingga pria matang itu mengecup singkat bibir Michelle yang mengerucut itu.

Cup..

"Kakak... ! " seru Michelle dengan memegang bibirnya yang di kecup Dexter meskipun hanya sekilas.

"Hehehehe... ! Bibir mu membuat aku gemas sayang! " ucap Dexter dengan terkekeh mengambil makanan untuk Michelle.

"Pokoknya selama tiga hari kedepan kakak dilarang cium-cium aku sampai bengkaknya hilang! Lihat bibirku seperti di sengat tawon sampai bengkak begini! " sahut Michelle dengan mata melotot.

"Tidak mau! Mencium mu sudah menjadi kewajiban ku sejak semalam sayang! Bagaimana bisa aku libur tiga hari untuk mencium mu! Okelah aku terima libur bercinta diatas ranjang untuk tiga hari, tapi libur ciuman aku tidak mau! " tolak Dexter dengan tegas.

"Hei.... Mana ada mencium ku kewajiban untuk kakak! Bilang saja kalau kakak doyan dengan bibir ku! " pekik Michelle dengan ketus.

"Memang! Bibir dan semua yang ada di tubuhmu sudah menjadi candu ku sejak semalam! Ini, ini dan ini hanya milikku, milik Dexter seorang! " ucap Dexter dengan menunjuk bibir, dada dan bagian bawah Michelle dengan matanya.

"Mesum... !!! " rengek Michelle dengan menyilangkan kedua tangan nya di dada melihat tatapan mata Dexter yang memindai tubuhnya yang saat ini hanya tertutup oleh selimut putih.

"Hahahaha.... " Dexter tertawa terbahak-bahak melihat sisi Michelle yang begitu menggemaskan di matanya.

Ia lalu menyendokkan Michelle dengan makanan yang sudah ia ambil di troli dan di taruh di atas piring. Michelle makan dengan di suapin langsung oleh Dexter dengan telaten seperti seorang ayah yang momong anaknya.

"Aku benar-benar bodoh saat itu! Bagaimana bisa aku menyia-nyiakan laki-laki baik dan setia seperti dia! Dia bahkan dengan tulus mencintaiku dan tidak pernah marah saat aku membuat ulah agar ia kesal dan benci padaku! Aku bersumpah tidak akan mengulang kesalahan yang sama seperti dulu dengan menjauhi dan membencinya! Aku akan selalu mencintai nya melebihi dia yang mencintai ku! " batin Michelle dengan mata berkaca-kaca.

Michelle tidak sadar jika ia makan sambil mengeluarkan air mata sehingga Dexter terkejut saat akan menyuapi Michelle kembali.

"Sweetheart, kenapa kau menangis?? Apa kau menyakiti mu?? " tanya Dexter dengan wajah cemas dan nada panik sambil mengusap air mata di pipi Michelle.

Tangisan Michelle yang tadinya tidak bersuara menjadi kencang saat ia melihat kecemasan dan kepanikan Dexter yang melihat nya menangis. Michelle kembali memaki kebodohan nya di masa lalu dalam hatinya.

"Kakak, kenapa rasanya sakit sekali??? Paha ku tidak sengaja bergerak sedikit tapi sakitnya sungguh membuat aku ingin menjerit keras! " rengek Michelle tidak sepenuhnya berbohong.

"Astaga Sweetheart, maafkan aku yang sudah membuat mu begini! Ayo habiskan makan malamnya dan aku akan keluar membelikan obat untuk menghilangkan nyeri mu! Tapi sebelum itu aku akan membawa mu ke kamar mandi agar kau bisa membersihkan dirimu! Aku tahu saat ini kau pasti sudah gerah karena belum membersihkan diri sejak semalam! Ayo habiskan makan mu sayang! " ucap Dexter dengan wajah sungguh menyesal.

Bersambung....

Hampir goyah menahan diri..

Jambi, 29 April 2024

...****************...

Selamat membaca guys...

Michelle makan dengan begitu lahap karena ia benar-benar kelaparan. Dexter melayaninya dengan baik hingga akhirnya Michelle selesai makan makanan nya.

Karena hari sudah mulai gelap, Dexter langsung menggendong Michelle ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Duduk di sini dulu Sweetheart! Akan aku siapkan air mandinya! " ucap Dexter dengan mendudukkan Michelle di atas kloset yang tertutup.

Lalu ia mengisi air dengan memutar kran air panas dan mencampur nya dengan kran air dingin agar air menjadi hangat sesuai yang ia inginkan. Setelah itu ia mencampurkan sabun dengan aroma strawberry yang sangat di sukai Michelle.

"Ayo Sweetheart berendam dulu di air hangat! " ucap Dexter dengan mendekat kepada Michelle dan membuka selimut yang menutupi tubuh polos wanita nya itu.

"Kakak... ! " seru Michelle dengan muka merona karena malu tubuh polosnya terpampang nyata di depan Dexter.

"Aku sudah melihat dan merasakan semuanya sayang, jadi tidak usah malu begitu! " ucap Dexter dengan santai sambil mengangkat tubuh Michelle dan memasukkan nya ke dalam bathup.

"Kakak mesum... ! " pekik Michelle sambil memalingkan mukanya yang masih merah merona itu.

"Hahahaha... " Dexter malah tergelak mendengar pekikan Michelle.

Michelle langsung menenggelamkan tubuhnya hingga sebatas leher dalam air hingga tubuh polosnya tertutupi oleh busa-busa sabun.

"Jangan lama-lama berendamnya Sweetheart! Aku akan keluar sebentar untuk membeli obat! Cup! " ucap Dexter sambil memberikan kecupan singkat di bibir Michelle.

Dexter pun keluar dari kamar mandi dan Michelle memekik kegirangan sambil memegang bibirnya yang di kecup Dexter.

"Astaga, manis nya! Aku dulu benar-benar bodoh menyia-nyiakan laki-laki matang yang gagah dan perkasa hanya untuk laki-laki brengsek itu! Sepertinya otakku dulu konslet hingga tidak melihat pesona pria matang seperti dia. Aku malah sangat membenci nya karena merasa tidak pantas bersama pria yang seumuran dengan Paman ku! Apa lagi saat kami kedapatan sudah tidur bersama tanpa sadar waktu itu sehingga kebencian ku semakin mendarah daging pada nya! " gumam Michelle pelan dengan wajah sendu di bagian akhir.

"Tapi sekarang aku senang bisa mengulang waktu di saat kami akan tidur bersama! Rasanya sungguh di luar dugaan! " ucap Michelle dengan muka bersemu merah teringat betapa liarnya percintaan mereka semalaman penuh dengan jeda hanya sebentar saja.

Michelle yang malu sendiri pun menutup mukanya dengan kedua tangan saat teringat betapa liarnya Dexter saat bergerak di atas tubuhnya hingga membuat ia juga berteriak dan menjerit dengan liar nya meneriaki nama Dexter.

"Ya Tuhan, rasanya aku benar-benar malu mengingat semua itu! Kakak benar-benar sangat perkasa! Apalagi ular piton nya yang sungguh luar biasa besar saat ia berdiri tegak! Lagi tidur aja ular pitonnya besar, apalagi kalau ia terbangun! Astaga Michelle, kenapa kau malah kembali kepikiran dengan ular piton berbahaya itu! Otakmu benar-benar mesum! " pekik Michelle yang tidak bisa menutupi raut bahagia nya dengan memukuli kepala nya sendiri.

"Sssshhhh... ! " desis Michelle meringis saat menggerakkan kedua pahanya.

"Pantas saja rasanya sakit sekali! Kakak menggempur ku dengan ular piton nya bukan hanya sekali tapi berkali-kali hingga pagi! Tubuh ku semuanya pegal-pegal dan sakit seperti habis di hajar massa! Tapi air hangat ini membuat sakit nya sedikit berkurang meskipun tidak bisa bergerak banyak-banyak dulu! " ucap nya lagi dengan pelan dan hati-hati saat bergerak menggosok tubuhnya.

Sementara itu Dexter pergi sendiri membeli obat untuk Michelle di apotik yang ada di lantai bawah hotel tempat mereka menginap saat ini.

Ia enggan menyuruh anak buahnya untuk membeli nya karena ia juga sengaja memberikan Michelle ruang untuk sendirian membersihkan diri.

"Sweetheart!!! Apa kau sudah selesai mandinya! " teriak Dexter saat sudah di dalam kamar tepatnya di depan pintu kamar mandi.

"Sudah kakak! " teriak Michelle pula dengan berpegangan di dinding kamar mandi memakai Bathrobe.

Dexter membuka pintu kamar mandi dan langsung berjalan cepat ke arah Michelle yang berjalan dengan kaki gemetaran dan tangan berpegangan di dinding.

"Kenapa memaksa jalan sendiri hem?? Lihat kakimu sampai gemetaran begini! Hap.. " tegur Dexter dan langsung menggendong Michelle dengan bridal style.

Michelle memeluk erat leher Dexter dengan wajah cemberut.

"Siapa coba yang sudah membuat jalan ku seperti pinguin! " sungut Michelle dengan bibir cemberut.

"Kondisikan bibir mu sayang sebelum aku memakan nya sampai habis! Aku tidak mau menyakiti mu lagi sebelum kau sembuh total! Aku tidak mau ambil resiko karena kebrutalan ku rumah piton ku tidak bisa di masuki lagi! " ucap Dexter dengan suara berat dan serak karena ular piton nya mulai menggeliat bangun hanya karena melihat bibir Michelle yang sangat menggemaskan itu.

"Ih, mesum!!!! " pekik Michelle dengan memukul pelan dada Dexter.

Pria itu tergelak kencang dan mendudukkan Michelle di tepi ranjang yang sudah tapi dan seprei yang sudah di ganti.

"Kakak memanggil room servis untuk membersihkan nya??? " tanya Michelle dengan mengusap lembut seprei yang berwarna putih itu.

"Tentu saja Sweetheart! Tapi setelah mengamankan seprei yang penuh dengan darah wanita mu! Aku tidak mau ada yang melihat darah itu selain diriku! " jawab Dexter dengan berjalan mengambil obat yang ia letakkan di atas meja.

Muka Michelle kembali bersemu merah mendengar ucapan Dexter yang menyimpan seprei yang terkena darah perawan nya.

Dexter pun berjongkok di depan Michelle dengan kedua lutut bertumpu di lantai.

"K-kakak mau ngapain?? " tanya Michelle dengan gugup melihat Dexter jongkok di depannya.

"Mau mengobati mu Sweetheart! Buka pahamu lebar-lebar agar aku bisa mengobati nya! " jawab Dexter santai.

"A-apa????? " teriak Michelle dengan wajah syok.

Bagaimana mungkin ia bisa memperlihatkan bagian kewanitaan nya di hadapan Dexter secara terang-terangan seperti itu. Ia masih punya rasa malu mengangkang di depan muka Dexter saat ia dalam keadaan sadar dan tidak dalam penuh birahi.

"Kenapa diam saja? Ayo buka lebar-lebar paha mu sayang! " ucap Dexter lagi tanpa merasa risih.

"Eum, biar aku sendiri yang mengobati nya Kak! Berikan obatnya padaku! " sahut Michelle dengan gugup sambil menadahkan tangannya pada Dexter.

"Kau malu Sweetheart??? Hei, aku sudah melihat dan menikmati semua nya! Ayo buka pahamu lebar-lebar biar segera di obati! " ucap Dexter tetap keukeh mau mengobati nya.

"Iya, aku malu! Tapi aku juga takut kakak tidak bisa menahan diri saat melihat nya! " jawab Michelle jujur.

"Tenang saja Sweetheart! Aku bisa menahan diri! " ucap Dexter dengan begitu yakin.

Melihat keyakinan Dexter, Michelle perlahan membuka kedua pahanya pelan-pelan hingga bagian kewanitaan nya terbuka di depan Dexter yang sedang bersimpuh di lantai.

"Angkat kedua kaki mu sayang biar aku bisa melihat bagian mana yang luka! " ucap Dexter sambil membuka tutup salep yang ia pegang.

Michelle agak ragu-ragu mengangkat kedua kaki nya keatas kasur seperti orang yang sedang jongkok.

Dexter terpana melihat bagian kewanitaan Michelle yang membengkak dengan beberapa luka lecet dan berwarna merah muda.

"Oh shitt! Tahan Dexter, tahan! Jangan sampai kau menyerang nya saat ini juga karena saat ini rumah piton mu sedang porak-poranda! Benar-benar menggairahkan! Bibirnya yang merah muda itu seperti memanggil ku untuk membenamkan bibirku di sana! Damn it... !!! Aku bisa khilaf jika begini terus dan Michelle akan lama untuk sembuh! Benar-benar sial!! " umpat Dexter dalam hatinya yang hampir goyah untuk memakan habis bagian kewanitaan Michelle dengan mulut nya.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!