NovelToon NovelToon

Mr. Arrogant And Possesive

Menerima

"Will you be mine?" Ucap seorang lelaki dengan penuh harap

"Yes, I will, "Jawab sigadis dengan penuh bahagia dan cinta, iapun mengulurkan tangan nya untuk menerima sebuah coklat dari tangan si pria yang ia cintai.

Sontak semua mahasiswa yang menyaksikan disana bertepuk tangan bahagia. Ya walau bagaimanapun mereka menyaksikan betapa berat nya perjuangan Vano untuk mengejar cinta Anindita sampai akhirnya ia diterima.

"Ayooo semua aku telakttir kalian makan di kantin, "Ucap Vano dengan wajah bahagia, ia menggenggam tangan Anindita untuk mengajak makan.

"Yeeeeee makan gratissss, " Semua yang disana tertawa bahagia. Ya, sudah jadi tradisi kampus disana ketika ada pasangan yang baru meresmikan hubungan di wajibkan untuk mentlaktir teman-teman nya. Ide gila dari siapa itu?? yang pasti bukan dari dosen, tak lain dari anak-anak kampus itu sendiri. Maka dari itu ketika ada yang menyatakan cinta mereka sangat antusias sekali untuk mendukungnya.

Berbeda dengan seseorang disana yang tengah berdiri dikoridor kampus, ia mengepalkan tangan nya terlihat jelas dengan wajah marah dan cemburu, ia tidak menyukai pemandangan yang telah ia lihat. Setelah beberapa tahun ia mengejar cinta Vano tapi tetap saja ditolak.

"Sudah ku bilang Fera, berhenti mengejar Vano, " Ucap sahabat nya ia sudah bosan untuk memperingati sahabatnya itu.

"Tapi aku sangat mencintai Vano, mengapa dia tidak melirik ku sama sekali? Mengapa dia tidak menyukai ku?" Air matapun menetes di pipi mulus nya ia tak kuasa menahan tangis nya. Segera ia memeluk sahabat nya.

Tisa pun membalas pelukan nya, " Karna Vano dari dulu menyukai Anindita, kamu tahu sendiri si Anin orang nya Cantik, Lemah lembut lagi," Sontak iapun langsung menutup mulutnya bagaimana bisa ia memuji gadis yang dibenci sahabat nya sendiri.

Fera pun melepaskan pelukan nya dengan mata melotot, "Heeii mengapa kau memujinya?? Apa kau pikir aku ini tidak cantik dan tidak lemah lembut hah?"

" Ti_tidak Fera sayang kau lebih cantik dari dia kau lebih lemah lembut dari nya, " Ucap nya gugup Tisa merayu sahabat nya.

" Bagus! Ayo ke kantin. "

___***___

" Kau mau makan apa?" Dengan tatapan penuh lembut Vano memandang gadis pujaan nya, gadis yang ia kagumi, gadis yang slama ini selalu menemani mimpi indah nya. Gadis yang banyak disukai para lelaki, gadis yang banyak disukai oleh para dosen karna segudang prestasi di kampusnya dan gadis yang mempunyai sifat apa adanya dengan kesederhanaannya.

Mata bulat biru itu pun menjawab dengan berbinar binar. Bagaimanapun ini makan gratis tak boleh ia sia siakan. Karna selama ini ia harus menghemat uang jajan dikampus, karna sebagian uang yang ia hasilkan dari gaji kerjanya untuk membayar sewaan apartemen yang terbilang sederhana itu.

"Aku mau makan Bakso 1 porsi, Siomay nya 1 dan Jus Alpukat, " sejenak berfikir " Emmm ahh ya, untuk makanan penutup nya, aku ingin Cake cokelat. " Menunjuk sebuah cake mini yang terletak tidak jauh darinya.

"Hah?!" Vano kaget.

"kenapa?" Dengan wajah bingung dan sedih. "Terlalu banyak yah? Nanti uang mu cepat habis yah?" Dengan polos nya Anindita bertanya.

"Hahahahah, " Vano tertawa terbahak bahak.

Menggemaskan sekali

Bagaimana bisa gadisku ini makan sebanyak itu?? Dan apa tadi? uang ku akan cepat habis ?? Hahaha apa Anindita tidak tahu kalau aku anak dari pengusaha Wiratama? " Batin Vano

" Mengapa tertawa? Menyebalkan sekali, " wajah cemberutnya mulai terlihat

"Heii gadis, jangan cemberut seperti itu muka nya jadi jelek tuh, Kau boleh makan apa pun sesukamu sepuas nya, " Ucap Vano dengan senyum hangat.

"Benarkah?"

"Ya."

"Trima kasih," Ucap nya tersenyum riang.

Anindita pun menyantap makanan nya dengan lahap tanpa memperdulikan ada Vano sang kekasih nya yang sedang melihat nya, Vano hanya tersenyum melihat nya.

"Hai,, bolehkah kami bergabung?" Tersenyum manis menatap Vano dan Anin secara bergantian.

" Eh haii Fera, Tisa,boleh silahkan," Jawab Anin dengan senyum manis nya.

Vano hanya diam sambil makan tanpa melirik Fera dan Tisa yang sedang berdiri disamping nya.

"Trima kasih," Ucap Tisa yang sedikit malu dengan tingkah Fera yang memaksanya untuk bergabung dengan mereka.

"Vano selamat atas hubungan kalian," Ucap nya tercekat ditatap nya Vano dengan sendu, walau berat untuk mengatakan. Tapi Fera berusaha menahan diri untuk tidak memperlihatkan rasa benci nya terhadap Anindita.

Vano hanya diam tidak menghiraukan ucapan Fera, pikiran nya hanya untuk sang Gadis pujaan.

"Vano," panggil Anin dengan lembut.

"Ah ya sayang," Ucapnya kaget menoleh ke arah Anin.

"Sayang?? " Batin Anin tersenyum.

" Apa! Sayang? Batin Fera. Dilirik nya Anin oleh nya dengan rasa benci.

" Slamat atas hubungan kalian Vano" Dengan tersenyum getir.

"Hemm," jawab Vano singkat.

__***__

"Anindita Valency.... " Panggil kedua sahabat Anin dengan heboh mereka menghampiri Anin yang sedang Duduk di kelas.

Anin pun tersenyum menggeleng-gelengkan kepala" Ya ada apa?"

" cieee cieeee, "Ucap Zira mencubit hidung Anin.

"Wik wiiwww, " Zein menimpali.

" Ada apa sih kalian?" Ucap nya menahan tawa.

"Ahh aku senang sekali.. Slamat yah Anin ku sayang kau sudah resmi menjadi kekasih nya Vano Wiratama, " Memeluk Anin erat sambil tersenyum senang.

"Ya slamat Anin semoga selalu bahagia bersamanya, " Ucap Zein tersenyum getir.

Yaa slamat Anin kau berhak bahagia, mungkin mulai saat ini aku harus melupakan nya. Mencintai nya dalam diam. Mungkin ini yang terbaik. Batin Zein.

"Thing! " Notifikasi grup chat kampus.

Semua berbisik-bisik sambil melirik Anindita.

" Haha malu-maluin banget yah".

"Dasar murahan".

"Wajah dan perilaku tidak sesuai. "

"Ya pantas saja terlihat seperti orang miskin."

Hingga semua itu di dengar oleh Zira, ia pun penasaran dan bertanya" Ada apa sih sebenarnya? Siapa yang kalian maksud?"

" Lihat saja di grup kampus kita, ada berita Fenominal di kampus kita, " Ucap salah satu dari mereka sambil melirik Anin tidak suka.

Anin, Zira dan Zein pun langsung melihat chat grup kampus dengan mulut mereka yang menganga kompak, betapa kaget nya mereka bertiga.

Grup kampus

" Hai hai genks.. Ada info terbaru yang fenominal yang pastinya akan membuat kalian kaget. Ternyata seorang Anindita Valency menerima cinta dari Vano Wiratama itu tak lain karna dia adalah seorang gadis miskin dan matre, dia hanya ingin menghabiskan harta dari laki-laki tersebut. Karna ia terlahir dari keluarga yang miskin.

Lihat saja penampilan nya yang kampungan yang tidak selevel dengan kita "

Braaaakk..

"Siapa yang berani membuat info fitnah seperti ini? " Geram Zira berteriak dengan memukul meja didepan teman-teman nya.

" Ka_kami tidak tahu, " Dengan nada gugup ketakutan. Mereka tahu ketika seorang Zira marah akan seseram apa, bila harus memilih daripada harus melihat Zira marah lebih baik memilih ditagih hutang lentenir. Gila yaa seseram apa sih Zira itu?

"Sudah Zi aku tidak apa-apa, " Sahut Anindita dengan nada tenang.

"Tidak apa-apa bagaimana sih kamu, ini fitnah! bagaimana mungkin kamu bisa setenang ini?"

" Ya karna aku yakin kebenaran akan selalu terungkap, jadi kau tenang saja okeey. "

" Ya benar apa yang dibilang Anin, sudah dong ka Zi jangan marah-marah. Hanya membuang energi saja, " Ucap Zein menenangkan sang kaka. Yaa Zein dan Zira adalah saudara kembar mereka terlahir dari kekuarga konglomerat. Dan mereka adalah sepupu dari pemilik kampus disini. Tak lain mereka termasuk sepupuan dengan Fera. Karna Fera adalah anak dari pemilik kampus disini.

Menarik nafas dalam dan membuang nya secara perlahan, "Huh okeey Zira tenang, " sambil menaik turunkan kedua tangan nya, " Dan ya untuk kalian. Yang harus kalian tahu berita yang saat ini kalian baca di grup kampus itu semua tidak benar. Akan ku pastikan itu."

__***__

"Brengseeek.." Ucap nya kesal salah satu lelaki ketika dia mendapatkan info grup kampus. Ia pun langsung menghubungi seseorang " Selidiki siapa yang sudah menyebar info di grup kampus hari ini, " Klik! mematikan telphon.

"Sudah lah Vano tenang. Tapi apakah kamu yakin, kalau gadismu itu tidak seperti apa yang di katakan di grup kampus?"

" Apa maksud mu? " menarik kerah baju teman nya.

Melangkah mundur mengangkat kedua tangan nya" Wessss Calm down Calm down. Aku hanya bertanya, "Ucap Exel tertawa.

"Aku yakin kalau gadisku tidak seperti itu. Aku sudah menyelidiki semuanya tentang latar belakang nya."

Bersambung..............

Hai Haiii readers kesayangan... 🤗

Trimakasih sudah berkunjung ke karya Novel perdana ku..

Semoga kalian sukaaa

Jangan lupa like, coment and vote.

Biar aku semangat Up nya heheh

Peringatan Kecil

" Baik Tuan Muda" Jawab nya dari seorang Manager Restaurant Cimoni " Klik!" telphon tertutup.

Dan ditengah-tengah keramaian pengunjung terlihat Anindita sedang melayani Custamer nya. " Baik, silahkan tunggu sebentar pesanan akan segera datang" Jawab nya tersenyum ramah.

" Anindita " panggil sang Manager.

Anin menoleh ketika nama nya terpanggil

" Ya bu ada apa? "

" Ikut ke ruangan saya " Ucap nya tersenyum ramah.

" Anin, Saya mendapatkan perintah dari pemilik Restaurant. Bahwa kau harus berhenti jadi pelayan di sini."

" Apa! " ucap nya kaget dan sedih." Tapi mengapa saya harus di pecat bu? Apa kesalahan saya? "Dengan mata yang berkaca-kaca.

Sang manager hanya bisa menahan tawa

"Bukan di pecat Anin, tapi kau harus berhenti menjadi pelayan karna kau harus naik jabatan"

" maksudnya? "

" Ya, mulai besok kau akan menggantikan posisi saya, menjadi seorang manager."

" Hah! Tapi saya bekerja disini baru 2 tahun. Dan dan Ibu nanti bagaimana? saya tidak mau Ibu menjadi pengangguran karna saya" ucap nya dengan polos.

" Hahaha Anin bukan seperti itu " berhenti sejenak untuk meredakan tawa nya" Saya akan di pindah tugaskan menjadi manager di negara jepang.

" Tapi mengapa harus saya yang menggantikan posisi ibu? "

" Karna kinerja kamu selama ini bagus. Dan setiap saya melaporkan operasional kegiatan terhadap pemilik Restaurant, dia lebih memilih kamu untuk menggantikan posisi saya. "

" Tapi saya belum mengenali pemilik Restauran disini. "

" Ya saya paham, karna memang sudah beberapa tahun ini tuan muda belum mengunjungi Restaurant. Tapi karna tuan muda mempercayakan kau disini jadi saya berharap kau jangan mengecewakan nya. "

" Baiklah "

" Saya percayakan kamu, kelola Reataurant ini dengan baik!"

" Baik terimakasih "

__***__

" Tuan Muda Vano saya sudah menemukan hasil penyelidikan saya " ucap sang asisten Braja wiratama tak lain adalah papa dari Vano. Diletakan nya amplop cokelat tersebut kehadapan Vano.

Vano membuka nya dan satelah membaca dia tersenyum masam ternyata dugaan nya benar.

" Baik, kerja bagus. Trimakasih Asisten Dim. Silahkan keluar. "

" Baik Tuan Muda. "

Vano segera menelphon seseorang.

" Ya kita bertemu di Cafe Xx.. Saya tunggu pukul 01 siang. Sampai jumpa. " senyum seringai jahat muncul di bibir nya.

__***__

" Apa! Dia mengajak ingin bertemu dengan ku? Apakah ini mimpi?" Menepuk-nepuk pipi dan mencubit nya. "Awww sakit.. ternyata bukan mimpi, ini nyata Aaaaahh " tertawa dengan kegirangan meloncat-loncat diatas kasur sungguh ia merasa bahagia saat ini. Ya hari ini ia akan bertemu sang pujaan, setelah beberapa kali mengajak bertemu dia selalu ditolak. Dan sekarang dia sungguh terkejut. Bahkan sang pujaan nya lah yang meminta untuk bertemu dengan nya. Bagai anak kecil yang mendapatkan hadih lotre dengan hadiah mobil.

"Aku harus tampil Cantik dihadapan nya " memulai aksinya mengacak-acak isi lemari baju.

" Ah yang ini terlalu panjang melebihi lutut "

Memilih baju yg lain, " yang ini terlalu mencolok "

" Yang ini terlalu panjang di lengan".

" Aaarrgggh bingung" menutup wajah nya dengan telapk tangannya

" Cape sekali " mengelap keringat di pelipis wajahnya.

" Tapi aku harus terlihat anggun dihadapan nya" mengacak-acak baju lagi. Dengan raut wajah frustasi ia terduduk dengan lunglai. Hanya karna memilih baju saja ia tampak bingung. Tidak seperti biasanya yang selalu tampil percaya diri. Tapi tidak untuk saat ini. Karna apa? Yaa karna akan bertemu dengan sang pujaan hati.

Cekleek! Pintu kamar terbuka.

" Mama "

" Kamu sedang apa sayang? " tiba-tiba mulut sang mama ternganga " Yaampuuun ini baju kamu kenapa bisa berantakan seperti ini? Apa yang kau cari nak? "

" Aku bingung harus pakai baju yang mana ma "

" Kening mama berkerut " Mengapa harus bingung?"

" Aku harus terlihat cantik dan anggun dihadapan dia ma. Hari ini aku akan bertemu dengan nya " ucap nya dengan penuh riang.

" Dengan nya? "

" Ya, Vano ma yang sering aku ceritakan "

" Waah slamat kalau begitu. Tapi sayang kau tidak perlu bingung untuk masalah pakaian. Kau akan terlihat cantik memakai apapun. Percaya dengan mama. Jadilah diri sendiri. "

" Baiklah, trimakasih ma " memeluk erat mama

__***__

Disebuah Cafe tepat di depan jalan turun seorang lelaki tampan. Ya dia adalah tuan muda Vano. Ia memasuki sebuah Cafe yang tak lain adalah milik sang kakak Fernan Wiratama. Semua karywan menyambut dengan hangat dan gembira karena mereka tau Vano adalah adik dari pemilik Cafe tersebut.

Semua terpesona dengan ketampanan Vano. Ini kali pertama mereka melihat Vano. Karna ini pertama kali nya jg Vano mengunjungi Cafe sang kakak.

" Slamat siang Tuan Muda Vano. Ruangan VVIP nya sudah di siapkan " ucap sang manager Cafe dengan hormat.

" Baik, trimakasih " jawab nya tersenyum.

Senyum manis Vano membuat semua karywan Wanita meleleh.

Diruang VVIP...

" Hai " tersenyum cerah secerah mentari.

" Hai Fera, silahkan duduk " dibalas dengan senyum manis nya.

" Trimakasih."

" Silahkan kau mau pesan apa Fera " dengan nada lembut yang di buat-buat.

" Oh God. Kenapa dia bisa selembut ini sih? Tuhan.. tolong aku jangan biarkan jantungku meloncat- loncat seperti ini.. Aku masih ingin hidup." Batin Fera senyum-senyum.

" Fera " menyentuh punggung tangan nya dengan lembut

Deg!

" Oh my jantuuung ayooo laah jangan seperti ini.. " Batin Fera.

" Mau pesan apa Fera? "

" Ah terserah kau saja, aku pasti akan menyukai apa yang kau pesan. "

" Really? Kau akan menyukai apa yang aku pesan? "

" Tentu saja. "

" Baiklah.. Pelayan! "

Seorang pelayan menoleh tersenyum dan berjalan cepat.

" Mau pesan apa Tuan? "

" Pesan Onion Ring , Chiken Fingers, Es Thai Tea, dan ah ya jangan lupa Omelete Mie nya. Pesan un__ "

" Omelete Mie? " tanya nya cepat dan panik.

" Ya. Ada apa? Kau tidak menyukai apa yang aku pesan? " raut wajah yang dibuat sesedih mungkin.

" Ah tidak! Tidak! Aku suka. Aku suka semua makanan yang kau makan "

" Bagaimana ini?? Tuhaaan tolong aku untuk saat ini saja " Batin Fera

" hahaha kena kau Fera. Aku tahu makanan apa yang membuat mu alergi. Trimakasih Sekretaris dim. Kerja yang bagus. " Batin Vano.

Pesananpun datang. Vano memakan dengan santai dan sangat menikmati. Lain lagi dengan Fera ia ragu untuk memakan Omelete mie. Tapi dia tidak mau mengecewakan Vano. Dia tidak mau merusak moment ini. Moment langka menurut nya. Ia pun memakan degan sangat hati-hati. Beberapa menit kemudian.

Deg!

Deg!

Deg!

" Gatal.. Tolooong gatal sekali tolooong aku mamaaaa. " Batin Fera menjerit.

Fera tak henti-henti nya menggaruk seluruh badan nya. Sampai ke wajah nya pun timbul bintik-bintik merah.

" Kenapa? Gatal? " tanya Vano santai.

" Ya gatal sekali Vano. Sebenar nya aku alergi Omelete Mie. "

" Aku Tahu "

" Apa! " tanyanya dengan kaget " Jika kau tahu mengapa kau pesan Omelete Mie? " menahan kesal atas Vano.

" Jelas itu sebuah kesengajaan! karna kau telah mengganggu dan melukai gadisku " Jelas Vano dengan bentakan nya.

" Kau! " dengan mata yang berkaca-kaca.

" Ya Aku tahu semua nya Fera. Aku tahu bahwa kau yang telah menyebarkan berita fitnah itu di grup kampus. Kau pikir aku akan percaya dengan berita mu itu? Hahaha kau salah Fera. Aku lebih tahu gadisku, aku lebih percaya dengan gadisku. Bagaimana mungkin aku bisa menyukai wanita licik sepertimu? " tertawa sinis.

" Maafkan aku Vano " Air matanya sudah tidak bisa ditahan lagi.

" Maaf mu tidak berguna! " bentak nya.

" sekarang kau akui di grup kampus akan kebenarannya"

"Ba_baik Vano " ucap nya sesak air mata nya pun terus mengalir di pipi mulus nya.

" Bagus! Ini hanya peringatan kecil untuk kau yang sudah berani mengganggu gadisku. minta maaf lah terhadap nya!" segera berdiri dan meninggalkan Fera sendirian.

" Sialaaaaan... " Jerit Fera.

Kebenaran

Bug.. " Lelah sekali" Anindita melemparkan tubuh nya ke kasur empuk nya. Bekerja di restaurant menjebat sebagai manager adalah sesuatu pengalaman yang baru untuk nya. Merupakan tanggung jawab yang besar bagi Anindita. Apalagi menyangkut keuangan, ia harus melaporkan nya setiap hari. Anindita tiba-tiba teringat sesuatu dan ya dia belum melaporkan hasil keuangan terhadap pemilik restorant. Pikiran nya pun panik.

Ponsel Anindita berbunyi dan ya ternyata dari pemilik restauran. Dengan gugup dia mengangkat nya. Merasa bersalah akan hal ini.

"Ya Hallo Tuan Muda " Jawab nya gugup.

" Apakah ingat kesalahan mu Hari ini sang Manager baru? " tanya nya dengan nada dingin.

" Saya mohon maaf Tuan Muda atas kesalahan saya. Akan saya perbaiki untuk ke depannya "

" Maaf mu tidak berguna! " bentak nya.

Anindita merasa kaget, ponsel nya ia jauhkan dari telinga nya " Saya mohon maaf Tuan Muda " Dengan nada memelas.

" Cepat kirim! " klik! Telphon tertutup tanpa menunggu jawaban Anindita.

" Astaga.. Tuan Muda benar-benar menakutkan" ucap nya bergidik ngeri. "Bagaiman nanti jika tuan muda berkunjung ke Restaurant? Dan aku pasti bertemu dengan nya? berbicara di hadapan nya? Ah memikirkan nya saja membuat otak ku mau loncat. Dasar Bodoh.. Mengapa aku bisa seceroboh ini sih? " Anindita langsung mengirimkan laporan keuangan nya Via email.

" klik! "Terkirim

__***__

Ting!

Info grup kampus.

" Wah ternyata kita salah faham terhadap Anindita"

"Ya benar. Cinta Anindita memang benar-benar tulus terhadap Vano. "

" Ternyata Fera yang menyebarkan berita fitnah ini. "

" Ya, tak disangka ya. "

Ucap para mahasiswa setelah mendapatkan notifikasi chat grup kampus.

Anindita dan kedua sahabat nya merasa tenang setelah mendapatkan informasi kebenaran nya.

" Anin apa yang akan kau lakukan terhadap Fera? " tanya Zira

" Aku? Aku tidak akan melakukan apapun " Jawabnya santai.

" Apakah kau sudah gila Anindita? Fera sudah merusak nama baik mu, bagaimana mungkin kau tidak akan menghukum nya? "

" Ya aku setuju dengan kak Zi " timpal nya Zein

" Menghukum? Atas kuasa apa aku menghukum nya? Aku bukan siapa-siapa disini. Lagi pula kebenaran nya sudah terungkap dan aku sudah memafkan nya." Jawab nya dengan tenang.

"Anindita Valency" Teriak Zira dan Zein bersama-sama. Geram akan sifat Anin yang terlau gampang untuk memafkan.

" Anin " Panggil Fera menghampiri Anin

" Ya, Ada apa "

" Aku minta maaf " Ucap nya cepat. Karna sebenar nya ia tak mau melakukan ini jika bukan Vano yang meminta nya.

" Minta maaf dengan benar! " Teriak Vano dengan penuh penekanan, menghampiri mereka dan berdiri disamping gadis nya.

" Vano " ditatap nya lembut mata indah Vano." Aku tidak apa- apa" Ucap nya meyakinkan.

Vano membalas tatapan mata bulat biru yang indah itu. Seakan mengartikan betapa bahagia nya ia memiliki kekasih yang berhati baik.

" Ehemm! " sahut Zira dan Zein bersamaan.

Fera yang mengerti arti dari kode kedua sahabatnya dengan cepat ia jawab.

" Aku sudah memafkan mu Fera " jawab nya dengan tersenyum. " tapi " Berhenti sejenak menarik nafas pelan. " Alangkah baik nya sebelum melakukan sesuatu berfikirlah terlebih dahulu apakah akan berdampak baik atau buruk terhadap dirimu. Setidak nya pikirkanlah untuk kebaikan dirimu sendiri.

Vano menggenggam tangan Anin dengan erat. Mencium punggung tangan gadis nya dengan lembut. " Aku mencintai mu Anindita." Ucap nya lirih mewakilkan isi hatinya betapa ia beruntung memiliki gadis seperti nya. Gadis Yang sudah membuat nya jatuh cinta. Ya jatuh cinta pada pandangan pertama sejak mereka dipertemukan di acara pengenalan mahasiswa baru, hingga satelah beberapa tahun, saat ini lah ia bisa memiliki gadis nya.

Anin tersenyum malu dengan tingkah Vano yang tidak tau malu nya bersikap romantis di depan teman-teman nya.

Zein hanya tersenyum masam melihat pemandangan di depan nya.

" Calm down Zein, biarkan sahabatmu bahagia. Sudah cukup kehidupan nya yang menderita. Dan saat ini lah Anin harus bahagia. Ya bahagia diatas penderitaan ku. " Batin Zein menjerit.

Pemandangan apaan ini? Menyebalkan sekali rasanya aku ingin segera pergi ditempat terkutuk ini. Batin Fera jengah.

Apa-apaan ini? Tidak lihat apa jiwa jomblo ku meronta-ronta. Batin Fera sambil menggeleng-gelengkan kepala..

Tatapan Vano beralih nenatap Fera dengan sorot mata tajam seakan mengartikan sebuah perintah untuk mengulangi permintaan maaf nya terhadap Anindita.

Fera yang merasa ditatap seperti itu merasa gugup dengan berat hati ia harus melakukannya.

"Maafkan aku Anindita, aku salah. Mohon maafkan aku" Memohon dengan memelas berharap Anin bisa memaafkan nya.

" Aku sudah memaafkan mu Fera " menepuk pundak Fera denganmu tangan kanan nya secara pelan-pelan.

__***__

Di tokyo Jepang.

Seorang pengusaha Muda tampan sedang memimpin meeting dengan para anggota saham dari berbagai Negara. Dengan kejeniusan nya ia mampu menghipnotis para pemegang saham agar untuk bekerja sama dengan nya. Tepuk tangan pun menggema diruangan tersebut mereka memuji sang pemimpin yang ada di depan nya. Mereka sangat puas dengan hasil yang telah di presentasikan nya. Ide gila brilian yang sangat dahsyat. Pikir mereka.

" saya cukupkan untuk hari ini. Trimakasih untuk waktu nya. " Ucap nya dengan berwibawa.

Acara meeting pun diakhiri dengan saling berjabat tangan. Tapi tidak untuk sang pemimpin dia hanya menganggukan kepala sebagai tanda penghormatan. Dengan hanya anggukan nya saja adalah suatu penghormatan untuk mereka. Pemimpin macam apaan itu? Pikir author. Hehe

" Kau sangat hebat Tuan Muda Fernan. Kami sangat beruntung bisa bekerja sama dengan anda. "

Fernan hanya menanggapi dengan mengedipkan kedua matanya ia segera keluar dari ruangan meeting nya. Di ikuti oleh Asistennya dari belakang. Mereka memasuki ruang Presdir melewati para staf karywan, tidak ada yang berani menatap kedua pria tampan yang sedang lewat. Mereka hanya bisa menundukan wajah nya. Setelah dirasa Tuan dan Asisten nya memasuki lift, mereka segera membuang nafas dengan bebas.

Fernan terduduk di kursi kerjanya nya yang dirasa nyaman bagi nya. Sang Asisten pun memberikab banyak dokumen untuk segera di tanda tangani.

" Apakah masih ada jadwal meeting hari ini? " tanya nya sambil menandatangani dokumen yang menumpuk di hadapan nya.

" Ya Tuan, meeting selanjut nya dengan Tuan Aminoto ia pengusaha Indonesia. 1 jam lagi beliau sampai " jawan Sekretaris Gin.

" Baik "

Fokus Tuan Fernan teralihkan karna dering ponsel nya berbunyi. Dilihat nama sang pemanggil, ya Ternyata dari sang adik, sudah beberapa minggu ini mereka tidak saling mengabari karna kesibukan masing-masing, Tuan Fernan yang sibuk bekerja dan Vano yang sibuk dengan skripsi nya.

" Ya Hallo "

"Bagaimana kabar mu kak?"

" Harus nya aku yang bertanya seperti itu "

Terdengar tawa getir disebrang sana

" Ayoo lah kak aku baik-baik saja "

" Bagaimana kondisi mu? Bagaimana dengan pengobatan nya? Apakah ada perkembangan?

" Sejak kapan kau secerewet ini? " mengalihkan jawaban dengan pertanyaan.

" sejak aku mempunyai adik yang berpenyakitan "

" Hey, kau meledek ku hah? "

" Jangan mengalihkan pembicaraan! Bagaimana kondisimu sekarang? "

" Sudah ku bilang aku baik-baik saja, kau tak perlu khawatir " sangkal nya. Karna faktanya kondisi Vano tidak sedang baik-baik saja. Penyakit yang ia alami tak pernah ada perkembangan.

" Baiklah jaga kesehatan mu"

" Baik "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!