NovelToon NovelToon

MARAHNYA ISTERI YANG TAK DIHARGAI

Kehidupan Dania Atmajaya

   Dania Atmajaya umur 27 tahun,memiliki paras yang sangat cantik. Wajah tirus,hidung mancung serta memiliki kulit putih kencang. Tinggi badannya yang semampai semakin membuat kecantikannya terlihat sempurna. Semua pria akan langsung terpesona ketika bertemu dengannya. Namun,para pria yang jatuh hati padanya harus menelan kekecewaan karena wanita cantik dan lembut ini telah menikah dengan seorang pria bernama Alex Dwindara. Dialah pria tampan yang beruntung mendapatkan wanita cantik dan lembut seperti Dania.

   Pernikahan Alex dan Dania sudah berjalan dua tahun. Namun sayangnya kebahagiaan mereka belum sempurna karena hingga saat ini Dania tak kunjung hamil. Baik Alex maupun Dania tidak terlalu mempermasalahkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangga mereka,mengingat pernikahan mereka baru dua tahun. Hanya saja ibu mertua Dania,Bu Linda terus mendesak anak dan menantunya untuk mengikuti program kehamilan karena sudah sangat rindu dengan kehadiran seorang cucu. Apalagi Alex adalah anak sulung dan satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga mereka,sehingga kehadiran seorang anak sebagai penerus keluarga mereka sangat dibutuhkan.

   Alex bekerja sebagai pengelola dua restoran cabang milik keluarganya. Sedangkan restoran pusat yang terletak di pusat kota dikelola langsung oleh ayah dan ibunya. Alex dan Dania tinggal satu atap dengan kedua orang tua Alex. Rumah yang besar dan megah serta dilengkapi dengan fasilitas yang cukup lengkap,tak membuat Dania merasa bahagia. seperti kata kebanyakan orang,lebih baik hidup sendiri bersama suami apa adanya di rumah sederhana daripada hidup di rumah yang besar dan megah tapi bersama mertua. Siap-siap saja terjadi percekcokan antara mertua dan menantu. Dan seperti itulah yang dirasakan Dania saat ini.

   Sehari-hari selalu mendapatkan perlakuan tak adil dari ibu mertuanya. Namun karena baktinya pada sang suami,membuat Dania tak pernah berontak pada ibu mertuanya yang sangat cerewet. Dirinya begitu tabah dan sabar menjalani biduk rumah tangga yang sudah terjalin selama dua tahun. Lagian,semua rumah tangga memiliki ujiannya masing-masing pikirnya. Dan menurut Dania,rumah tangganya diuji dengan memiliki seorang mertua yang cerewet dan judes. Dan lagi-lagi ia berpikir hal itu bukanlah masalah besar untuk dirinya.

Seperti biasa,hari ini pagi-pagi sekali Dania telah bangun dan menyiapkan sarapan pagi untuk seluruh penghuni rumah. Setiap hari,Danialah yang bertugas mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga karena hanya dirinyalah yang menurut ibu mertuanya tak memiliki pekerjaan.

"Dania,buatkan nasi goreng. Aku nggak selera makan makanan ini." Bu Linda mendorong sayur sup hangat yang sudah dimasak dengan susah payah oleh Dania. Kebiasaan Bu Linda yang suka dengan makanan kering,sehingga tak memperdulikan kesehatannya. Wanita paruh baya itu lebih doyan makanan yang dimasak dengan kandungan minyak tinggi.

"Iya Bu,tunggu sebentar." sahut Dania dengan patuh dan tak menolak sedikitpun setiap perintah dari sang mertua.

Alex sebagai suami hanya diam tanpa berniat membela sang istri. Ia tampak cuek dan fokus dengan makanan yang tersaji di depannya. Satu hal yang disyukuri oleh Dania adalah Alex tak pernah mempermasalahkan makanan apapun yang ia masak. Pria itu akan makan,apapun yang sudah disajikan oleh sang istri. Begitu juga dengan Pak Tio. Ayah mertua Dania ini,memiliki perangai yang sama dengan putranya,tak rewel dengan masalah makanan.

Tak butuh waktu lama,Dania kembali ke meja makan sambil membawa nasi goreng permintaan Bu Linda. Makanan itu terlihat sangat menggiurkan hingga membuat Tiara adik ipar Dania putri kedua dari keluarga tersebut ingin mencicipinya juga.

"Mbak,aku juga mau dong dibuatin kayak punya ibu." Pinta wanita muda tersebut membuat Dania hanya bisa mengangguk. Beruntung tadi saat membuat nasi goreng sengaja dilebihkan oleh Dania sehingga ia tak perlu repot-repot lagi membuat baru.

Setelah semua anggota keluarga di rumah tersebut selesai sarapan dan berangkat bekerja,barulah Dania mulai mengisi perutnya. Ia akan terlebih dahulu mengutamakan keperluan semua orang dalam rumah besar tersebut barulah kemudian mengurus dirinya sendiri.

Ibu mertuanya sengaja tak memperkerjakan ART karena beralasan ingin mengirit pengeluaran dan semua pekerjaan bisa dihandle oleh Dania. Padahal sebenarnya Dania sangat kelelahan mengurus rumah yang begitu besar tersebut,ditambah lagi harus mencuci semua pakaian seluruh anggota keluarga ditambah lagi harus memasak. Ingin mengeluh tapi pada siapa. Pernah mengeluh pada sang suami,bukan rasa simpati yang di dapat malah bentakan kasar.

"Kamu aja yang terlalu malas,cuma kerjaan rumah aja banyak ngeluh." Begitulah kalimat yang didapatkan oleh Dania ketika mengeluh pada sang suami .

Ingin rasanya Dania pergi dan meninggalkan rumah tersebut dan jauh dari orang-orang toxic tersebut,namun ia tak memiliki apa-apa. Sehingga untuk sementara,dirinya mencoba bersabar sambil memikirkan cara agar bisa terlepas dari keluarga penindas tersebut.

Menjelang Magrib Dania segera menyiapkan makan malam. Namun hingga pukul 7.00 malam seluruh anggota keluarga belum ada yang pulang. Dania merasa aneh,tidak biasanya sang suami dan kedua mertuanya terlambat pulang. Begitupun dengan Tiara adik iparnya juga belum terlihat.

Sambil mengusir rasa jenuh,iseng Dania membuka aplikasi hijau sambil melihat-lihat status dari beberapa kontak. Hingga pada akhirnya,matanya terhenti pada sebuah pembaharuan status beberapa menit yang lalu dari Kontak bernama Tiara. Anak itu mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan seluruh anggota keluarga sedang makan di sebuah restoran dengan caption bersama calon anggota keluarga baru. Dania merasa penasaran dengan caption yang dituliskan oleh sang adik ipar. Ada rasa tak nyaman yang tiba-tiba dirasakannya. Entah itu apa. Yang jelas ada sesuatu hal yang terkandung dari caption yang dituliskan oleh adik iparnya.

Tak ingin ambil pusing dengan perasaan tak nyaman yang tiba-tiba terbersit dalam hati,Dania segera menuju meja makan dan makan seorang diri. Ia sudah yakin bahwa seluruh orang rumah tak akan makan makanan yang sudah ia siapkan karena pastinya mereka telah kenyang makan di restoran.

Malang memang nasib Dania. Wanita cantik memiliki suami namun diperlakukan bak seorang pembantu oleh keluarga sang suami. Dan mirisnya lagi,sang suami tampak cuek dengan semua yang dialami sang istri. Dania merasa dirinya tak pernah sedikitpun dianggap sebagai menantu oleh Bu Linda. Wanita itu selalu memperlakukan menantunya persis seperti seorang pembantu. Bu Linda menganggap Dania yang seorang anak yatim piatu tidak pantas bersanding dengan putranya yang berpendidikan tinggi dan berasal dari keluarga berada. Andaikan saja saat itu Tuan Leonard,kakek dari Alex tidak bersikeras menikahkan Alex dan Dania, Bu Linda tidak akan Sudi menerima Dania sebagai menantunya.

Dania Ingin Berontak

      "Mas,Nanti saat gajian,Dania boleh minta uang untuk beli baju ? Soalnya baju Dania sudah mulai sobek." Pinta Dania hati-hati pada suaminya takut di marahi karena lagi-lagi dirinya meminta uang untuk membeli baju. Entah sudah berapa kali Dania meminta uang untuk membeli baju. Sebenarnya Dania terpaksa untuk meminta uang karena baju yang ia gunakan sudah tak layak pakai.

   "Baru mau robek,belum robek kan ? Pakai dulu,nanti aja baru beli. Lagian kamu jadi istri bisanya cuma minta duit." Ketus Alex sambil merapikan baju kantornya.

   Mendengar perkataan suaminya yang seperti itu,Dania hanya bisa diam dan tak ingin berdebat. Dirinya merasa percuma. Apalagi uang gaji sang suami dipegang dan dikelola oleh mertuanya. Aneh memang,sudah memiliki istri namun semua keuangan masih diatur oleh sang ibu. Bu Linda hanya memberikan uang dua juta pada Dania khusus untuk membayar uang Air,Listrik serta kebutuhan dapur. Uang tersebut sangat pas-pas'an untuk memenuhi kebutuhan dapur. Itupun Dania harus pintar-pintar mensiasati agar pengeluarannya tak melenceng dari stok uang yang ia pegang.

   "Mas." Panggil Dania lagi namun langsung di potong oleh Alex.

   "Apalagi sih ? Aku dah telat ni. Nggak usah banyak ngomong,aku berangkat sekarang!" Tanpa memperdulikan sang istri,Alex langsung berjalan keluar. Dania hanya bisa menghela nafas panjang menghadapi perlakuan dari suaminya itu. Meskipun begitu,Dania sangat mencintai Alex suaminya. Awal dijodohkan,ia sebenarnya belum ada rasa cinta,namun seiring berjalannya waktu,rasa cinta itu perlahan-lahan tumbuh di hati wanita cantik itu. Hal inilah yang membuat Dania masih bertahan meskipun mendapat perlakuan tak adil dari suami dan ibu mertuanya.

   Seluruh penghuni rumah besar yang juga ditempati Dania saat ini sudah berangkat ke tempat kerja masing-masing. Begitupun dengan adik iparnya yang manja sudah berangkat kuliah. Tak ingin membuang waktu,Dania bergegas membersihkan rumah serta merapikan dapur. Siangnya ia tak perlu memasak banyak,karena hanya dirinya yang makan. Kedua mertuanya dan sang suami akan makan di tempat mereka bekerja.

   Setelah pekerjaannya selesai,Dania kembali ke kamar dan mulai berkutat dengan handponenya. Tanpa diketahui oleh suaminya,Dania diam-diam menulis Novel Online. Saat ini,dirinya baru saja berhasil menulis satu buah novel,dan beruntung dirinya dengan begitu cepat sudah mendapatkan penggemar yang banyak. Novelnya sangat diminati sehingga dalam waktu singkat menjadi populer. Tak terasa dari kegemarannya menulis Novel,kini Dania memiliki penghasilan. Namun hingga saat ini,uangnya sengaja ditabung dan dirinya tak ingin seorangpun tahu bahwa ia memiliki uang termasuk Alex suaminya. Ia ingin tahu sejauh mana Alex bertanggung jawab sebagai seorang suami.

   Malam harinya Alex terlihat sibuk dengan handponenya sambil senyum-senyum sendiri. Tak dipedulikannya Dania sang istri yang sedang duduk ditepi ranjang sambil memandangnya. Ia menganggap Dania seolah makhluk tak kasat mata yang sama sekali keberadaannya tak penting baginya .

Melihat sang suami tak juga melepaskan pandangan dari benda canggih di tangannya,Dania memilih untuk berbaring lebih dulu,hingga pada akhirnya terlelap dengan sendirinya.

Ditengah malam,Dania terbangun dan melirik tempat tidur suaminya kosong. Wanita itu tak nyaman karena tak melihat sang suami di samping. Bergegas ia turun dari ranjang dan keluar dari kamar dengan langkah pelan hingga tak terdengar oleh orang lain. Pintu kamar ia buka dengan pelan dan tidak menimbulkan bunyi sedikitpun.

Hal pertama yang dicek oleh Dania adalah dapur. Wanita itu berpikir mungkin saja sang suami lapar dan terbangun menuju dapur. Namun tak juga ditemui sosok tampan tersebut. Dania semakin penasaran dan bertanya-tanya. Tak biasanya sang suami seperti ini,tengah malam keluar kamar dan belum tidur.

Tak kehilangan akal,Dania kembali ke kamar di lantai dua, ada satu tempat yang sering dijadikan tempat bersantai sesaat sebelum tidur,yaitu balkon. Dan untuk menuju ke sana,Dania harus melewati salah satu kamar tak terpakai yang saat ini digunakan sebagai penyimpanan barang-barang yang lama. Tinggal beberapa langkah dirinya akan mencapai balkon. Sayup-sayup terdengar suara suaminya seperti sedang berbicara. Dan benar saja,Dania melihat sang suami sedang menempelkan benda pipih yang disebut handpone ditelinga nya,seperti sedang berbicara dengan seseorang sambil membelakanginya. Pria itu benar-benar tak menyadari ada orang lain di sekitarnya saat itu.

"Iya sayang, besok ya kita ketemuan ? Aku nggak bisa nginap dulu. Nanti Dania bisa curiga." Ucap suaminya dengan suara yang begitu lembut.

Mendengar kata sayang yang diucapkan sang suami,Dania bisa menyimpulkan bahwa suaminya saat ini sedang berbicara dengan dengan wanita lain yang mungkin saja saat ini adalah kekasih nya.Hati Dania begitu nyeri bagai ditusuk ribuan jarum. Ada perasaan cemburu yang menguasai dirinya saat ini. Pria yang sangat dicintainya itu selama ini tak pernah sedikitpun berbicara lembut dengannya ataupun memanggilnya sayang. Namun wanita tersebut sangat beruntung bisa langsung disayangi oleh suaminya tanpa harus bekerja keras sama seperti dirinya yang sudah berbakti pada suaminya bahkan pada orang tua suaminya.

" Kamu tega Mas,kurang baik apa aku selama ini. Ternyata semua perhatian yang aku berikan tak ada artinya bagimu." Batin Dania menjerit sakit seiring dengan linangan air mata yang mengalir di pipinya.

"Baiklah,sepertinya sudah cukup aku menjadi wanita bodoh. Aku harus mencari cara agar bisa keluar dari tekanan ini. Sudah waktunya aku berontak." pikir Dania saat ini,dan segera melap air mata di pipinya sampai kering

Tak ingin dipergoki sang suami,Dania segera beranjak dari tempat tersebut dan masuk ke kamar. Dirinya harus cepat-cepat kembali berbaring. Namun hingga beberapa menit Dania belum bisa memejamkan kan matanya. Pikirannya terus saja memunculkan berbagai macam pertanyaan sejak tadi.

"Ada yang aneh selama ini,mengapa Mas Alex tidak menceraikan ku dan terang-terangan selingkuh di depan ku. Padahal Mas Alex katanya tak sedikitpun mencintaiku.Apa ada rahasia besar yang tidak aku ketahui yang sudah diamanatkan oleh kakeknya ?" satu pertanyaan yang terlintas di pikiran Dania berhasil menyadarkan akan sesuatu hal yang selama ini terasa ganjal.

"Baiklah,aku harus mencari tahu sendiri. Aku akan bertemu dengan teman ayah salah satunya." Monolog Dania pada dirinya sendiri.

Akhirnya Dania pun tertidur karena sudah merasa lega dengan pikirannya yang menemukan satu solusi. Tidak dihiraukannya lagi sang suami yang masih asik bermesraan dengan wanita lain Via telpon. Sepertinya Dania sudah mulai membiasakan diri dengan rasa sakit yang selalu ditorehkan oleh sang suami,hingga tak lagi meratapi nasibnya saat ini.

Sebuah Rahasia

   Di saat semua penghuni rumah telah pergi meninggalkannya sendirian di rumah,Dania segera bersiap-siap untuk pergi keluar menemui salah satu sahabat ayahnya yang bernama Lukas Podolski. Beruntung saat masih kecil Dania sering diajak oleh sang ayah berkunjung ke rumah pria tersebut.

Berbekal ingatan yang ia punya,Dania menuju rumah sahabat ayahnya itu. Dan beruntung rumah Lukas Podolski masih satu kawasan dengan rumah tempat ia tinggal saat ini. Semuanya itu ia ketahui ketika menikah. Lukas Podolski sendiri yang bercerita bahwa rumahnya tak jauh dari tempat diadakan resepsi pernikahan.

Sungguh keberuntungan sedang berpihak pada Dania. Tanpa menemui rintangan dirinya pun tiba di sebuah rumah yang sama persis dengan yang pernah ia kunjungi saat masih duduk di sekolah Dasar. Yang berbeda hanyalah warna rumah yang sudah terlihat kusam serta halaman rumah tampak tak terawat.

"Assalamualaikum...." Ucap Dania memberi salam saat tiba di depan pintu rumah. Namun satu menit ke depan tak kunjung mendapat balasan. Dengan sedikit lebih mengeraskan suaranya Dania kembali mengucapkan salam.

"Assalamualaikum....'

"Waalaikumsalam." Akhirnya terdengar sahutan dari dalam rumah. Sepertinya suara seorang pria.

Tak lama pintu pun terbuka dan muncul lah sosok seorang pria tua namun masih terlihat kuat dan segar. Wajahnya pun masih terlihat tampan meskipun terdapat garis keriput. Ya,dialah Lukas sahabat sang ayah. Meskipun lama tak bertemu Dania masih sangat mengenal wajah pria baik itu.

"Apakah kamu Dania ?" Tanya pria itu tanpa basa-basi. Ekspresi yang ditunjukkan begitu ramah seolah senang dengan kedatangan Dania.

"Iya Paman. Aku Dania." Jawab Dania dengan sopan.

"Ya Tuhan,ternyata kamu sudah sangat dewasa dan semakin mirip dengan wajah Manto sahabat ku."

"Ayok masuk Nak." Ucap Lukas mempersilahkan Dania yang tersenyum senang karena mendapatkan sambutan yang hangat darinya.

Dania mengikuti langkah sahabat sang ayah dan tiba di sebuah ruangan yang cukup luas yang terdapat beberapa sofa tua yang terlihat usang namun masih terlihat bagus. Sepertinya sofa itu adalah produk termahal pada zamannya.

"Silahkan duduk Nak."

"Man,tolong buatkan minuman untuk Nak Dania."

"Baik Tuan." Sahut seseorang dari dalam rumah paling belakang.

"Ada hal apa yang membuatmu mencari Paman ?" Lukas bertanya pada Dania sambil menatap lekat wajah anak dari sahabatnya itu.

"Aku hanya ingin bertanya pada Paman,apa Paman mengetahui sesuatu tentang keluarga suami ku ? Aku hanya sedang bingung dengan sesuatu hal yang saat ini menimpa hubungan ku bersama Alex. Alex seolah tak menghargai ku sebagai istrinya namun tak berani untuk menceraikan ku. Aku rasa seperti ada sesuatu yang ia takutkan. Apa mungkin ada sebuah perjanjian yang sudah disepakati oleh Kakek Hendra Wangsa bersama ayah ? Mengingat Aku dan Alex menikah karena dijodohkan oleh Kakek Hendra dan ayah." Akhirnya Dania mengungkapkan semua kejanggalan yang ia rasakan selama ini pada pria di depannya itu yang ia panggil Paman.

Lukas Podolski terdiam sejenak. Ia tampak berpikir dan pada akhirnya berbicara.

"Beberapa bulan sebelum kecelakaan tragis itu terjadi,ayahmu pernah bercerita pada paman bahwa ia membuat sebuah perjanjian dengan kakek Hendra wangsa." Kalimat Lukas terjeda karena seorang pria yang hampir sama tua dengannya datang dan menyuguhkan dua cangkir teh. Dan segera kembali ke belakang.

"Silahkan di minum Nak." Ucap Lukas mempersilahkan Dania mencicipi minuman yang baru saja disuguhkan.

"Terima kasih Paman. Tolong dilanjutkan ceritanya." jawab Dania terlihat tak sabar dan merasa penasaran.

Melihat Dania yang begitu penasaran,Lukas Podolski tersenyum dan kembali melanjutkan ceritanya.

"Ayah mu mengatakan bahwa Kakek Hendra menjodohkan mu dengan cucunya Alex yang sekarang menjadi suami mu karena merasa sangat sayang pada Ayah mu yang begitu setia sebagai Asisten pribadinya selama memimpin perusahaannya. Ia ingin agar kedekatan mereka tak putus. Apalagi ayahmu sangat berjasa pada Kakek Hendra Wangsa." Lukas Podolski berhenti sejenak dan menyesap teh dicangkirnya. Dania masih tampak setia mendengarkan cerita yang mengalir dari mulut pria itu.

"Awalnya ayahmu tak setuju karena takut Alex tak mencintaimu di masa depan di saat kalian sudah tumbuh dewasa. Namun Kakek Hendra tak putus asa. Ia berhasil membujuk ayahmu dengan menjaminkan semua harta yang dimilikinya. Hingga akhirnya dibuatlah sebuah perjanjian."

"Apa isi perjanjian itu Paman tahu ?" Tanya Dania yang merasa was-was karena takut Lukas tak mengetahuinya.

"Paman tahu. Beruntungnya Ayahmu menceritakan semua pada paman." Ucapan Lukas tersebut membuat Dania bernafas lega.

"Isinya apa Paman ?"

"Kakek Hendra berjanji bahwa semua harta yang ia miliki hasilnya akan dibagi dua antara kamu dan Alex. Namun jika kalian sampai tak menikah ataupun setelah menikah bercerai maka harta akan jatuh semuanya ke tangan mu."

"Apa selama ini kamu mendapatkan hak mu ?" Tanya Lukas menyelidiki.

"Sama sekali tidak Paman. Bahkan sedikitpun uang untuk berbelanja pakaian tidak diberikan oleh Alex. Dan gajinya pun ibu mertua ku yang memegangnya." Adu Dania penuh emosi.

"Kurang ajar. Ternyata selama menikah dengannya kamu tak bahagia Nak. Aku tak menyangka Alex begitu kejam pada istrinya sendiri." Geram Lukas penuh emosi. Ia merasa sedih dan sekaligus marah mengetahui anak sahabat yang begitu disayanginya hidup sengsara.

"Ya Paman. Ia sangat pelit. Bahkan sekarang aku rasa ia mungkin sedang memiliki hubungan dengan wanita lain." Dania mengeluarkan semua rasa sakit yang ia rasakan. Ia yakin bahwa Lukas akan membantunya.

"Baiklah,Paman akan membantu mu untuk mendapatkan hak mu. Paman akan menghubungi Notaris Norman."

"Terima kasih Paman atas bantuannya." Dengan tulus Dania mengucapkan terima kasih pada pria baik hati itu. Ia begitu terharu karena masih ada orang yang memiliki hati mulia seperti Lukas.

" Tapi Paman ingatkan, hati-hati dengan Prasetyo ayah mertua mu itu adalah pria kejam. Untuk saat ini berpura-pura saja kamu belum mengetahui semuanya. Jangan sampai nyawa mu terancam." Peringatan Lukas tentang hal ini sontak membuat Dania merasa takut dan bergidik ngeri. Selama ini yang ia tahu sang ayah mertua tak banyak bicara dan terkesan misterius sehingga ia tak mengetahui sisi kejam yang dimiliki Prasetyo.

"Baiklah Paman,aku akan tetap berhati-hati sampai waktunya tiba. Dan sekarang aku ingin pamit pulang. Takut nanti ada yang curiga ketika lama tak di rumah." Dania segera pamit untuk pulang karena sudah cukup lama meninggalkan rumah.

"Hati-hati di jalan. Jika kamu membutuhkan sesuatu,hubungi Paman di nomor ini." Lukas menyerahkan sebuah kertas yang sudah ia tulis beberapa deret angka."

"Terima kasih Paman,aku pamit pulang." Ucap Dania setelah menerima secarik kertas dan menaruhnya di dalam tas." Lukas menganggukkan kepala dan hanya bisa memandangi kepergian anak sahabatnya itu dari depan pintu.

Di dalam taksi,Dania segera menyalin nomor yang ia dapat dari Lukas dan membuang kertasnya. Nama kontaknya segera ia beri nama seorang temannya agar nanti tak ada yang mencurigainya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!