Bagi Summer, musim panas adalah musim yang cukup menyenangkan, dimana ia tidak perlu membawa payung kemana pun ia pergi, dan bisa hanya menggunakan topi untuk melindungi kepalanya dari teriknya sinar matahari. Meskipun panas menyengat, tidak masalah karena ia selalu mencari ruangan yang memiliki penyejuk udara di dalamnya, entah itu kafe, perpustakaan dan tentu saja kamarnya sendiri. Sesuai dengan namanya sendiri, ia sangat suka musim panas.
Jika ada yang baru mengenal dirinya dan mengetahui namanya, mereka akan merasa bahwa namanya sangatlah unik. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada habisnya mereka tanyakan kepadanya, entah itu apakah ia berasal dari luar negeri, atau mungkin orang tuanya yang terobsesi dengan nama itu sendiri. Summer memiliki seorang kakak. Kakak satu-satunya yang bernama Hakim. Dia sangat protektif terhadap Summer sehingga itulah salah satunya alasan mengapa sampai saat ini ia masih belum juga berkencan.
Dari mulai sekolah dasar sampai Summer sudah bekerja saat ini, masih banyak orang yang merasa heran dengan namanya. Ia pun masih mendapatkan pertanyaan yang sama seperti dahulu. Namun kali ini sudah tidak terlalu terganggu lagi dan ia tidak perlu menjelaskan lagi panjang lebar mengenai arti namanya. Cukup dengan menjawab “ Berpikirlah semau kalian tentang arti nama ku. “ itulah jawaban Summer selalu.
Saat ini Summer sudah memasuki usia 30 tahun. Baginya umur 30 termasuk dalam kategori usia yang terbilang masih muda untuk menikah. walau pun terkadang di luaran sana ada banyak yang sudah berumah tangga bahkan sudah memiliki satu atau dua orang anak. Tapi Summer seolah tidak tertarik dengan hal tersebut. Hal ini yang membuat kedua orangtuanya selalu saja mendesak untuk segera menikah, terlebih dengan ibunya.
Ibunya Summer sangat terobsesi dengan pernikahan. Salah satunya karena dia melihat anak-anak temannya yang sudah satu persatu berumah tangga. Hal yang lain yang di pikirkan oleh orang tuaknya adalah takut bahwa anak perempuannya tidak akan mendapatkan jodoh. Padahal ada kakak laki-lakinya yang usianya saat ini sudah menginjak 40 tahun dan belum menikah juga. Beruntungnya dia sedang berada di luar negeri sehingga dia selamat dari teror ibunya tentang urusan pernikahan.
Yang paling menjengkelkan saat ini adalah ibunya selalu saja mengatur kencan buta tanpa sepengetahuan dirinya. Dia selalu saja menjebak Summer dalam situasi yang membuatnya tidak bisa menolak apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Jika ia tahu, pasti ia sudah menolaknya dengan telak. Memiliki seorang kekasih memang tidak ada dalam list kehidupannya paling utama untuk saat ini.
Summer tengah mengejar karir yang gemilang, dan ia pun menikmati kehidupan lajangnya. Bukan berarti ia tidak ingin berkencan, atau pun tidak memiliki gairah untuk berkencan, hanya saja ia memang menikmati kesendiriannya untuksaat ini. Bagi Summer pernikahan memang cukup penting, hanya saja ia tidak ingin terburu-buru melakukan hal tersebut. Akan tetapi ibunya terus saja berulah, bahkan belakangan ini dia selalu mengatakan bahwa dia akan menjodohkannya dengan anak teman arisan ibunya.
Hal tersebut selalu saja ada dalam setiap pembicaraan, sampai suatu ketika ia dan ibunya kembali berdebat mengenai perjodohan yang akan dia lakukan dalam waktu dekat. Karena kesal, keluarlah kata-kata dari mulutnya yang seharusnya tidak pernah ia katakan.
“ Aku sudah punya pacar bu! Stop menjodohkan ku!“ Kata Summer penuh emosional sambil menatap kesal pada ibunya.
Summer melihat ibunya mulai terdiam sembari menatapnya. Ia rasa mungkin kali ini dia akan berhenti mendesaknya melakukan perjodohan. Namun sepertinya ucapannya menjadi blunder untuk dirinya sendiri. Ia pikir ibunya akan diam dan tenang, namun nyatanya tidak. Ibunya langsung tersenyum sambil mulai mencari tahu sosok seperti apa pria yang ia kencani saat ini.
Dan di saat yang bersamaan Summer menyadari bahwa sepertinya ia hanya memperkeruh keadaan. Memang benar ibunya mulai tidak banyak bicara mengenai perjodohan lagi, akan tetapi dia memintanya untuk mengenalkan kekasihnya kepadanya segera.
Hari berganti demi hari dan ibunya terus saja mengoceh mengapa ia belum juga mengenalkan kekasihnya kepadanya. Akhirnya ibunya mulai menaruh curiga terhadapnya. Mereka mulai berdebat kembali setelah beberapa hari tidak berdebat mengenai perjodohan maupun pernikahan. Lalu, ia kembali mengarang cerita bahwa kekasihnya memiliki posisi penting di sebuah perusahaan dan sulit menemukan waktu yang tepat. Ibunya malah semakin menaruh rasa curiga kepadanya dan mulai menatap dengan tatapan penuh kecurigaan sehingga membuat bicara Summer sedikit gagap dan mulai salah tingkah.
Sampai pada akhirnya, ibunya mengatakan bahwa jika aku tidak membawa kekasih ku akhir pekan ini, maka aku harus memenuhi keinginannya yaitu menerima perjodohan yang sebelumnya sudah dia rencanakan. Saat itu aku sama sekali tidak bisa berkata-kata.
" Akhir pekan tinggal 4 hari lagi, dari mana aku bisa menemukan seorang pacar dalam waktu sesingkat itu?" Pikir Summer.
***
Keesokan harinya Summer bertanya kepada sahabatnya yaitu Emilia. Ia menceritakan kepadanya apa yang baru saja ia alami. Emilia menyarankan kepadanya untuk mencari seseorang melalui aplikasi kencan yang saat ini ramai di gunakan banyak orang. Summer tidak menyukai saran Emil, namun ia tidak memiliki pilihan lain sehingga menuruti perkataan temannya. Summer mulai mengunduh aplikasi tersebut dan mulai mencoba memahami bagaimana cara penggunaan aplikasi tersebut.
Saat Summer sedang melihat-lihat aplikasi tersebut, ia mendapatkan sebuah pesan dengan nama akun "Axel35" . dia mengirim pesan singkat melalui kolom chat yang ada di aplikasi tersebut dengan tulisan “ Hai “. Summer pun membalasnya dengan cukup singkat dengan berkata, “ Ya “. akhirnya Mereka mulai berbalas pesan meskipun cukup singkat. Summer kemudian mencoba membuka pembicaraan yang cukup panjang namun ternyata pria itu terus saja membalasnya dengan singkat.
Sampai pada akhirnya Summer mengajaknya untuk bertemu di kedai kopi yang berada di dekat tempat kerjanya. Pria itu pun setuju untuk bertemu. Summer hanya mengirimkan lokasi serta waktu pertemuan, selebihnya ia berniat membicarakannya saat nanti bertemu.
Sore itu Summer tiba lebih dulu di kedai kopi, karena dekat dengan tempat kerjanya jadi tidak memakan banyak waktu untuk sampai di tempat tersebut. Ia lihat sepertinya pria yang hendak di temui sepertinya belum datang, karena di kedai tersebut tidak ada pria yang sedang duduk sendirian. lalu, Summer mencari tempat lebih dulu dan memesan secangkir kopi untuk menemaninya menunggu.
Beberapa menit berlalu, pria itu tidak kunjung datang. Ia mulai merasa bosan, aku mencoba menghubungi pria itu lagi lewat chat yang ada pada aplikasi, namun tidak ada balasan. Ia putuskan untuk mencoba menunggu lagi. Satu jam akhirnya berlalu, Summer mulai kesal dan merasa sangat marah. Summer pikir ia sepertinya sudah di permainkan. karena kesal, ia memutuskan untuk pergi dan mulai mengumpat.
Ketika ia hendak beranjak pergi, tiba-tiba seseorang menarik tangannya dari belakang sehingga membuat ia berbalik dan terkejut. Summer bahkan sampai tidak bisa berkata-kata dan hanya terpaku menatap ke arah seseorang yang saat itu berada tepat di hadapannya.
“ Apakah kau Summer?" Tanya pria itu pada Summer dengan wajah yang datar.
Mendengar seseorang yang tiba-tiba saja memanggil namanya seraya menggenggam lengan tangannya sembari menarik, sontak membuat Summer cukup terkejut. Pria asing yang baru di temui pertama kali itu membuat bulu kuduk Summer berdiri, bukan karena melihat hantu, hanya saja pria itu tampak seperti seorang om-om genit yang hendak menculik karena dia mengenakan sebuah setelan jas, ungkap Summer. Summer kemudian bertanya kepadanya sambil melepaskan tangannya dari Summer.
Summer berkata kepadanya bahwa dia salah orang, karena Summer sudah terlanjur takut menghadapinya. akan tetapi, pria itu tetap menahan Summer dan bersikeras mengatakan bahwa dia mengenal Summer.
“ Sudah ku katakan salah orang! Apa kau mau mendengar aku berteriak di sini? “ kata Summer dengan tegas kepada pria itu.
Pria itu pun seketika terdiam menatap sambil mengerutkan kening nya, lalu kemudian Summer lihat dia mengeluarkan sebuah ponsel dari saku jas nya dan memperlihatkan sebuah akun yang bernama “ Summer30 “, ya itulah nama akun milik Summer yang ada di aplikasi kencan yang dia unduh.
" Benar itu akun ku. apakah pria ini yang hendak aku temui? mengapa dia terlihat menyeramkan sih?!" Ucap Summer dalam hati.
Summer mulai berbicara dengan terbata-bata. perasaannya mulai tak karuan karena rasa takutnya kepada pria yang ada di hadapannya saat ini, kemudian Summer meminta pria itu untuk duduk dan mereka duduk saling berhadapan. Summer tidak memiliki keberanian untuk menatap kedua matanya, sementara ia merasa bahwa pria itu terus saja menatap ke arahnya dengan tatapan yang cukup menakutkan.
Summer mulai berpikir bahwa sepertinya ia akan terlibat masalah. Dalam keheningan, Summer kembali berpikir sepertinya ia akan berbicara kepada pria yang ada di hadapanku saat ini bahwa ia sebenarnya tidak serius dengan pertemuan ini. Hal itu ingin dia lakukan lantaran sudah terlanjur takut dengan pria yang baru saja ia temui tersebut.
" Ya, aku akan menjelaskan bahwa aku hanya main-main dan tidak serius, lalu aku akan pergi. " kata Summer meyakinkan dirinya.
Summer mulai mengumpulkan keberanian untuk berbicara dan pada saat ia hendak berbicara, tiba-tiba pria itu mengatakan sebuah nama, “ Axel “ Kata Pria itu mengatakan namanya seolah-olah sedang memperkenalkan dirinya di hadapan Summer.
Summer hanya terdiam melihatnya. Ia merasa bahwa pria itu terlihat sedikit gugup. Akhirnya ia mencoba memberanikan diri kembali mengatakan apa yang hendak ia katakan sebelumnya dengan penuh percaya diri. Summer mengatakan bahwa ia tidak bersungguh-sungguh untuk menemukan pendamping dalam aplikasi kencan tersebut sehingga ia hendak mengundurkan diri saat itu juga. Akan tetapi pria yang bernama Axel itu menahan Summer dengan arogan dan mengatakan bahwa dia memiliki sebuah penawaran kesepakatan untuk Summer.
“ Maaf, aku tidak berminat berkencan dan aku hanya coba-coba saja menggunakan aplikasi itu.“ kata Summer dengan tegas kepada Axel. akan tetapi Axel kemudian mulai membicarakan hal yang benar-benar di luar dugaan. Dia mengatakan sesuatu hal yang membuat Summer akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal bersamanya dan mendengarkan apa yang hendak ia tawarkan kepadanya karena rasa penasaran.
“ Tunggu sebentar, bisakah kau tinggal dan mendengarkan tawaran ku?“ Ucap Axel tanpa basa-basi. kata-kata itulah yang membuat Summer berpikir apakah mungkin sebenarnya dia juga memiliki alasan yang sama seperti dirinya. Ataukah mungkin dia akan menawarkan Summer sesuatu hal yang cukup besar lagi? Summer pun semakin dibuat penasaran. Singkat cerita, pria itu mengatakan hendak mengajak Summer menikah dibawah kontrak yang pada dasarnya kami menikah secara sah dan resmi lalu membuat sebuah kontrak seperti kontrak kerja, Yang dimana isi dari salah satu kontrak tersebut mengatakan bahwa hubungan mereka hanya sebatas rekan bisnis saja.
Mendengar hal tersebut membuat Summer terkejut. benar-benar di luar ekspetasinya. Ia pikir pria itu hanya akan menawarkannya sebagai kekasih bayaran, namun ternyata sebuah pernikahan.
" Tu-Tunggu sebentar, apa kamu bilang, menikah? tidak bisakah jika hanya berkencan saja?" Tanya Summer kepada Axel.
" Tidak! yang ku butuhkan saat ini adalah pernikahan." Jawab Axel dengan tegas.
Summer tidak ingin tergesa-gesa sehingga ia mengatakan kepadanya bahwa akan memikirkannya terlebih dahulu. Namun karena tidak memiliki waktu yang banyak, Axel meminta waktu satu hari untuk Summer memikirkan serta memutuskan.
“ Baiklah, aku akan memberikanmu waktu sampai besok." Tegas Axel.
“ WHAT? Besok kata mu? Hanya satu hari? yang benar saja.“ Jawab Summer terkejut.
“ Ya, karena tidak banyak waktu lagi untuk ku.“ Sahut Axel dengan tatapannya yang cukup dingin.
Summer sungguh terkejut mendengar Axel yang hanya memberikannya waktu satu hari saja untuk berpikir. Summer cukup kesal sekaligus panik. bagaimana mungkin ia harus membuat keputusan secepat itu. Dalam pertemuan pertama itu, ia bisa menilai bahwa Axel adalah pria berdarah dingin, bahkan sepanjang mereka berbicara tidak ada sedikitpun senyum tampak di wajahnya.
Di satu sisi Summer berpikir ingin menolaknya saat itu juga, namun di sisi lain ia juga sudah muak dengan desakan ibunya yang selalu saja membicarakan masalah perjodohan dan pernikahan di hadapannya. Summer sempat berpikir bahwa sebaiknya membicarakan hal ini dengan kakaknya lalu meminta pendapatnya. akan tetapi setelah di pikirkan kembali, sepertinya kakak ku hanya akan mengacaukan segalanya dan pada akhirnya akan terjebak lagi dengan permintaan-permintaan aneh dari ibunya.
***
Setibanya di kamar, Summer langsung meletakkan totebagnya di lantai dan langsung tersungkur di tempat tidur. Summer mulai menghela napas panjang sambil mengeluh dengan situasinya saat ini. Semakin dipikirkan semakin membuat perasaannya menjadi tidak karuan. Pertemuan pertama dengan pria bernama Axel membuatnya berpikir sangat keras. Saat sedang kelelahan sambil merebahkan tubuhnya di tempat yang sangat nyaman, ia dengar ponselnya berbunyi, sepertinya ia mendapatkan sebuah pesan. Ia mulai bangkit dari tempat tidur meskipun berat, dengan tergopoh-gopoh ia menghampiri totebag kesayangannya untuk mengambil ponsel, karena ponsel nya masih tertinggal di dalamnya.
Saat di lihat, ternyata pesan dari nomor yang tidak di kenal.
“ Ku tunggu jawabanmu sampai besok siang. “ bunyi pesan tersebut.
Summer kembali menghela napas. Ia tahu bahwa pesan itu dikirim oleh Axel. Karena kesal, ia menyimpan nomor tersebut dengan nama “ Paman Tua “.
Ketika terdiam, Summer mulai terpikirkan dengan sahabatnya yaitu Emilia. sepertinya ia harus mendiskusikan hal ini kepada Emilia, dan meminta saran darinya. Akhirnya, malam itu juga Summer mencoba menghubungi Emilia. Namun sayangnya beberapa kali dicoba, tidak ada jawaban dari Emil, ia pikir mungkin saat ini dia sudah tertidur atau barangkali sedang bersama kekasihnya. Karena tidak berhasil menghubungi Emilia, Summer semakin merasa kebingungan.
Perasaannya mulai kalut. Ia pikir jika menolak tawaran Axel maka ia akan kesulitan lagi nantinya mencari seseorang yang bisa diajak kerumah akhir pekan ini dan berpura-pura sebagai pacarnya di depan ibunya. Tapi, ia juga tidak ingin terlibat lebih dalam lagi dengan pria berhati dingin seperti Axel. Summer sangat yakin bahwa ia tidak akan pernah jatuh cinta kepada pria seperti itu. Summer kembali menghela napas untuk kesekian kalinya karena meratapi nasibnya yang cukup pelik ini. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa ternyata sangat sulit berurusan dengan hal percintaan seperti ini.
Pagi ini Summer terbangun dengan perasaan yang sangat gundah. Karena hari ini ia harus memberikan jawaban kepada Axel mengenai tawaran yang Axel berikan kepadanya. Ia memang tidak memiliki pilihan lain selain menerimanya. Tidak dipungkiri bahwa ia sangat membutuhkannya saat ini demi menghindari perjodohan yang terus menerus dilakukan oleh ibunya. Pagi itu Summer sudah menerima sebuah pesan singkat dari Axel, dia berkata bahwa mereka akan bertemu siang ini ditempat pertama kali mereka bertemu untuk membicarakan keputusan Summer.
Summer sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan menikah secepat ini, ya meskipun usianya di bilang sudah cukup matang, namun sama sekali tidak terlintas dalam benaknya untuk menikah secepat ini.
Summer berpakaian seperti biasanya, tidak ada yang spesial menurutnya sehingga ia tidak terlalu memikirkan penampilan. Summer hanya berpikir bahwa ia keluar hanya sekedar untuk membicarakan masalah kontrak, bukan untuk membuat tertarik satu sama lain. Tak lupa ia juga membawa sebuah materai karena Axel menyuruh nya untuk membawanya, lihatlah! Bahkan untuk materai saja Summer harus membawanya sendiri. Sudah jelas pria terlalu perhitungan serta arogan. Summer pun akhirnya pergi dengan rasa malas. Saat aku keluar dari kamarnya, ibunya berkata apakah ia tidak akan pergi bekerja, karena melihat pakaian putrinya yang tampak seperti akan pergi bermain atau melancong.
“ Kemana kamu akan pergi? Apakah kau tidak bekerja? Mengapa pakaianmu terlihat santai nak?“ Tanya ibunya.
" Aku akan menemui pacarku." Jawab Summer sedikit acuh.
Sontak ibunya Summer kembali tercengang. Ia meminta Summer untuk kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaian dengan yang lebih baik dan rapi. Summer mulai mengerutkan dahi, lalu terjadilah perdebatan antara anak dan ibu. Ia tidak ingin Summer pergi dengan pakaian yang dia sebut “ gembel “ itu, padahal pakaian yang Summer kenakan saat itu adalah pakaian yang sering ia gunakan pada saat pergi keluar rumah. Karena cukup malas untuk berdebat, akhirnya aku memutuskan untuk menuruti dan mengalah kali ini pada ibuku.
“ Pria itu pasti akan salah paham!“ Gerutu Summer dengan kesal.
Setelah melihat Summer berganti pakaian, terlihat senyum lebar di wajah ibunya. Summer kemudian berpamitan dan pergi dengan perasaan yang gusar. Ia pikir sepertinya hal ini akan menimbulkan kesalahpahaman dengan Axel.
Axel yang saat itu tiba lebih dulu mulai mencari tempat dan memesan secangkir espresso untuk dinikmati. Axel cukup cemas karena mungkin Summer tidak akan datang, Axel pikir dengan tidak membalas pesannya, maka Summer mungkin sudah menolaknya dengan halus. Axel sangat gugup karena dia merasa bahwa tidak akan ada yang ingin menerima tawarannya hanya dengan sekali pertemuan saja.
Axel memiliki masalah yang sama dengan Summer, dimana pada saat ini dia di paksa oleh kedua orang tuanya untuk segera menikah dan memiliki keturunan untuk penerus keluarga. Axel yang selama ini hanya sibuk bekerja tidak pernah memikirkan untuk meluangkan waktunya dalam perihal berkencan. Sampai pada akhirnya desakan orang tuanya membuatnya semakin merasa tersudutkan, dan pada akhirnya keluarlah sebuah ancaman dari ayahnya yang membuatnya tidak bisa menolaknya sama sekali. Ayahnya berkata jika dia tidak menikah dalam waktu dekat ini maka Axel harus menetap di sebuah desa terpencil dimana ayahnya akan menarik semua fasilitas yang dia miliki saat ini dan tidak akan pernah membiarkannya meninggalkan desa terpencil tersebut.
Terbiasa hidup dalam kemewahan, membuat Axel cukup panik mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya. Axel sama sekali tidak membayangkan bagaimana kehidupannya tanpa ponsel pintar, pendingin udara, makan enak, tempat tidur nyaman, serta kemewahan-kemewahan lainnya yang selama ini ia dapatkan. Memang dia sudah bekerja sendiri, namun ayahnya tetap memiliki akses untuk aset yang dia miliki. Hal itulah yang membuat Axel akhirnya memilih jalan seperti ini.
Axel sendiri mengetahui aplikasi kencan dari sekretaris pribadinya yaitu Toni. Toni merupakan orang kepercayaan Axel. karena hanya Toni lah satu-satunya orang yang tidak memihak ayahnya. Kebanyakan orang di kantornya adalah mata-mata ayahnya. Toni sudah bekerja cukup lama dengan Axel sehingga mereka tampak seperti seorang teman baik. Toni cukup berpengalaman dalam hal berkencan sehingga dia menyarankan kepada Axel untuk mencari seseorang lewat aplikasi kencan yang sering ia gunakan. Dan pada akhirnya bertemulah Axel dengan Summer.
Awal pertemuannya dengan Summer kala itu cukup membuat hatinya berdebar. Padahal sebelumnya Axel sering bertemu dengan banyak wanita, namun entah mengapa Axel langsung tertarik pada Summer di pertemuan pertama kali. Axel tidak ingin dibilang murahan sehingga dia cukup menjaga sikap dengan cara bersikap dingin didepan Summer. Padahal saat ini Axel sangat gugup sampai-sampai sesekali dia terpergok tengah memandangi Summer oleh Summer sendiri. Summer yang tidak pernah sama sekali membalas pesan darinya, membuat Axel tampak cemas bahwa dia akan ditolak begitu saja. Dan pada pertemuan kedua ini, Axel sengaja datang lebih awal untuk memastikan apakah Summer akan datang atau tidak.
Axel sangat berharap bahwa Summer akan datang dalam pertemuan kali ini. Meskipun nantinya ditolak, tidak masalah untuk Axel karena setidaknya dia bisa memandang kembali seorang wanita yang berhasil membuat hatinya berdebar-debar. Axel mulai menunggu dengan cemas. Dia pun tidak henti-hentinya memandang ke arah pintu masuk kafe untuk memastikan Summer datang. Karena perjalanan yang cukup memakan waktu, Summer berpikir bahwa mungkin dirinya akan terlambat dan tidak mungkin Axel akan menunggunya. Summer sendiri merasa cukup cemas karena jika dia tidak bertemu dengan Axel si pria dingin, maka dia tidak akan memiliki kesempatan membawa seseorang untuk diperkenalkan kepada ibunya besok.
Summer tidak berkendara sendiri. Dia memilih untuk naik taksi menuju lokasi pertemuan. Dalam hatinya, Summer berharap bahwa si pria dingin itu ( Axel ) masih berada di lokasi pertemuan mereka. Karena kalau tidak, mungkin dirinya akan menerima perjodohan dari ibunya yang tidak dia inginkan sama sekali. Sesampainya di lokasi, Summer langsung bergegas masuk ke dalam kafe dan mencari keberadaan Axel.
Axel yang saat itu tengah duduk di barisan belakang tampak senang melihat Summer yang baru saja memasuki kafe, dia pun bangkit berdiri dan melayangkan tangannya sedikit ragu-ragu seolah memanggil Summer untuk mendatanginya. Perasaan Summer cukup lega karena Axel ternyata masih ada, namun dia cukup gugup karena mereka akan membicarakan tentang pernikahan.
“ Apakah kau sudah lama menunggu?“ Tanya Summer menyapa Axel dengan napas yang terengah-engah.
“ Ya! Lain kali sebaiknya tepat waktu.“ Jawab Axel dengan ketus.
Mendengar Axel berkata seperti itu, mengingatkan Summer kembali bahwa dia adalah pria yang sangat dingin yang tidak akan pernah memperdulikan perasaannya.
“ Oke, baiklah.“ Sahut Summer dengan kesal. Situasi cukup awkward di antara mereka berdua sehingga membuat mereka terlihat kikuk satu sama lain. Kemudian Summer melihat Axel yang mulai mengeluarkan sebuah file yang cukup tebal dimana ia pikir mungkin itu adalah sebuah makalah penelitian yang selalu ia dapatkan dalam tugas mata kuliah. Ya, cukup membuat Yuni tegang pada saat itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!