NovelToon NovelToon

Rania Sang Gadis Nelayan Skay

bangun terlambat

"Rania!!!"

Suara nyaring sang ibu sudah terdengar di pagi buta.

"Kau bangun terlambat lagi?!habis ngapain aja semalam haa?!cepat susul ayahmu ke pantai sana,dasar pemalas".

Rania bangun dengan cepat kilat saat mendengar ibunya bahwa sang ayah sudah berangkat duluan ke pantai.

"Bisa habis saya di marahin ayah nanti"

Gumam rania. Dia hanya sempat mencuci muka langsung menyusul sang ayah ke pantai.

Walau masih pukul 04 dini hari tetapi suasana pantai sudah ramai, pasalnya jam begini para nelayan sudah membongkar muatan.

"Rania tolong bantuin hitung ikan yang di gentong - gentong situ ya, sudah di tungguin sama om Albert mau di antar ke pasar kota katanya"

Kata salah satu pekerja surahan ayahNya. Rania mengangguk dan langsung mengitung ikan yang akan di ambil oleh om Albert.

"Om sudah nih,sudah saya susun ke cool box - cool boxnya, sekarang bisa di naikin semua ke pick up"

kata Rania

"Ok Rania terimakasih"

Jawab om albert sambil tersenyum manis dan menyuruh anak buahnya untuk mengangkat Cool box ikan untuk disusun ke pick up.

Rania terus melanjutkan mengitung ikan yang lainnya karna para penerima ikan sudah banyak yang menunggu. Satu tepukan di punggung mengagetkan Rania

"Nia istrahat dulu,kamu belum sarapan juga kan, abang bawakan roti sama kopi tuh abang taruh dekat sampan sana,ganjel perut dulu biar ini abang yang lanjutin"

kata Alex kaka sepupu Rania.

"Ehh iya bang,makasih yahh. Itu ikannya belum di pisahin yang kecil sama besarnya,nanti abang hitung sekalian di pisahin aja".

"okay boz,udah sana sarapan dulu sebelum di amuk bapa gara² gak ngapa - ngapain "

usir Alex pasalnya dia tau sang paman pasti akan marah kalu melihat mreka tidak bekerja malah asik ngobrol.

Rania memakan roti yang dibawa sang kaka sepupu dengan cepat karna selain masih banyak ikan belum di hitung dia juga takut di marahin sang bapa.

Saat sedang menyeruput kopi rania di kagetkan denga sang bapa Rafael obed yang melempar batu kecil ke arahnya

"kerja belum seberapa sudah urus makan saja kau!"

Sang bapa meneriakinya, Rania buru - buru kembali melanjutkan pekerjaannya bersama sang sepupu dan yang lainnya sedangkan para pekerja hanya menatap ibah kepada anak gadis itu karna mereka tau Rania baru beristrahat beberapa menit saja.

Sampai pukul 10 dini hari pekerjaan baru selesai. Satu persatu pick up penerima ikan sudah mulai bubar untuk segera mengantar ikan ke pasar kota. Rania meregangkan otot nya karna terasa sudah kaku karna sedari tadi bungkuk untuk mengitung ikan.

Rania segera merapikan gentong dan ember yang tadi di jadikan untuk menampung ikan untuk di bawa pulang ke rumah dan di bantu alex sang sepupu

"Sini gentongnya biar abang sama yang lain bawain,kamu bawa ember yang kecil itu saja"

Kata alex

"Biarin tidak apa - apa Rania bisa kok bawainnya lagian yang lain juga pada cape, abang juga pasti cape kan?"

Sewot Rania karana dia tidak enak harus meminta para pekerja lain ikut membantu memberskan gentong - gentong sebab dia tau mereka pasti sangat cape.

"yehhh sok kuat kamu"

Ledek alex

"emang kuat aku bang"

jawab Rania sambil memamerkan otot lengannya ala-ala petinju.

"Hati - hati kamu entar otot kamu melar lagi kaya Ellyas pical"

Jawab Alex sambil cekikikan sontak saja rania langsung memukul bokong sang kaka sepupu dengan ember yang di bawanya karena kesal dengan sang kaka sepupu.

Lamban

Sesampainya di rumah Rania langsung  menyusun gentong dan ember di bagian pondok belakang rumah yang memang sudah jadi tempat kusus untuk segala perlengkapan berkaitan dengan pekerjaannya.

"Abang langsung balik ke rumah ya Nia, sudah lengket ni badan mau mandi"

"Iya bang, malam nanti Rania main di rumah yah!?"

Sahut Rania di balas anggukan Alex. Sebenarnya rumah Rania dan sepupunya itu tidak lah jauh, hanya berjarak beberapa meter saja.

Stelah selesai membereskan gentong - gentong ikan tersebut Rania langsung bergegas ke kamar mandi karna jujur saja badannya juga sudah sangat lengket. Pikiranya saat ini hanyalah mandi dan tidur.

"Eh mau kemana kamu.di cariin mama tu"

Cegat nita sang kakak. Rania yang baru mau ke kamar mandi langsung menoleh ke arah sang empunya suara

"Saya mandi dulu ka".

"Yah terserah tapi mandinya jangan pakai lama, tau sendirikan akibatnya nanti apa"

Dengan nada sedikit ketus Nita langsung menaiki tangga menuju ke kamarnya.

Yah memang di rumah itu hanya rania yang kamarnya tidak ada kamar mandi dalamnya. Entahlah Rania sudah pernah minta pada sang ayah untuk merenovasi kamarnya aga bisa dibuatin kamar mandi dalamnya karna bagaimanapun Rania sudah mulai beranjak remaja, dia sudah mulai malu jika keluar kamar hanya memakai handuk, apalagi rumahnya selalu rami dengan para pekerja bapanya.

Tetapi bukannya di setujui malah berakhir Rania di marahin abis - abisan ole kedua orang tuanya karna mereka berasumsi Rania terlalu banyak maunya dan kurang bersukur. Sejak itu Rania tidak lagi membahas perihal kamar mandinya toh dia juga orangnya cukup cuek jadi setiap mau keluar kamar hanya dengan handuk dia sudah memasang wajah setebal tembok.

Rania yang selesai mengganti pakaian langsung mencari sang ibu di dapur.

"Ma.. ma tadi mencariku?saya baru habis mandi"

Sang ibu yang sementara memasak sayur langsung menoleh ke arahNya

"Ck..kau ini lamban sekali, tadi ibu mau meminta mu masak sayur tapi kau terlalu lamban jadi ibu sudah mengerjakannya, tinggal cucikan kuali dan yang lainya itu"

Rania  menganggukan kepala dan langsung mengerjakannya .

"Setelah itu kau segera atur makanan di meja, semua belum pada makan siang, jangan terlalu lamban kerjanya"

Ketus sang mama sambil berlalu meninggalkannya.

Rania hanya menghembuskan napas kasar karna jujur saja dia masih cape.

"Dipikir saya sudah makan siang?pagi saja cuma makan roti satu sama kopi, hadeh lama-lama bisa lambung saya"

batin rania.

Kadang rania suka heran dengan ibunya itu kalau berbicara dengannya kenapa selalu saja terkesan  ketus. Rania hanya pasrah dan melanjutkan menata makan di meja. Stelah di rasa sudah siap Dia langsung menuju lantai atas untuk memanggil penghuni rumah itu.

Sebenarnya rumah dari pa Rafael Obed itu adalah rumah yang cuku besar di bandingkan rumah lain di kampung mereka. Rumah itu terdiri dari 2 lantai, lantai atas ada tiga kamar yaitu kamar utama yang ditempati oleh Rafael beserta sang istri, kamar ke dua di tempati anak ke dua Rafael yaitu Anita Obed,dan kamar satunya lagi di tempati oleh anak ke tiga Jeremy Obed.

Sedang lantai satunya selain dapur, ruang makan, kamar mandi, ada  dua kamar juga yaitu kamar yang satunya merupakan kamar dari anak sulung Rafael yakni Josua obed tapi sekarang di tempati oleh anak bungsuNya Jimi obed  karna sang kakak sulung sudah bekerja di salah satu kapal pesiar dan sesekali baru dia pulang. Sedangkan kamar yang tersisa di tempati ole Rania. Kamar yang ukurannya lebih kecil dari kamar lainnya dan tidak ada fasilitas lain, cuma sekedar tempat tidur dan lemari pakaian.

Deras kaya hujan

Setelah selesai makan siang Rania segera memberskan piring-piring kotor untuk segera di cuci. Rania cukup lega karna selama di meja makan tadi sang ayah tidak menyinggung perihal tadi pagi dia bangun terlambat.

.

.

.

Malam harinya saat dilihat penghuni rumah tidak ada di ruang tengah, Rania langsung buru-buru keluar karna dia mau ke rumah sang kaka sepupu.

"Ma... mama Tania!!"

Suara teriakan Rania saat sudah masuk di ruangan depan. Rania sangat dekat dengan adik dari sang ayah yang satu ini dibandingkan dengan anggota keluarga besar yang lainnya. Mendengar teriakan sang keponaan bu Tania hanya mengelengkan kepala dan tersenyum.

"Mama di dapur nia!!!!"

Sahut bu Tania tidak kalah kencang.Mendengan sang bibi Rania langsung menuju dapur

"Ma lagi masak?"

"Udah selesai,ini tinggal cuci kuali dan perabotan lain tadi yang ma pakai tadi"

"Abang mana ma"

"Di dalam kamar, lagi siapin pakaian.

Lusa abangmu sudah balik sekolah"

"Loh abang udah mau balik? liburnya kan sampai tanggal 8, sekarangkan baru tanggal 2 ma?"

"Abang sudah harus masuk asrama. Kan kamu tau sendiri sekolahnya abang kamu itu beda dengan SMA biasa Nia. Lagian abang mu itu ketua asrama di sana, jadi harus hadir lebih awal"

kata bu Tania dengan lembut ke Rania pasalnya dia tau ponaan-Nya ini pasti sedih di tinggal lagi sang kaka sepupu. Bu Tania tau sedekat apa sang anak dengan keponaannya ini.

Mendengar itu Rania langsung berbalik menuju kamar Alex. Rania mendorong kasar pintu kamar Alex membuat sang empunya kaget.

"Bang lusa udah balik kok tidak kasitau Rania sih"

Tanya Rania dengan wajah di tekuk kesal dengan mata yang sudah berembun. Alex tersenyum melihat sang adik sepupunya itu menekukan wajahnya, dia tau pasti sang adik sedih jika iya pergi lagi

"iya Nia.. abang lupa kasi tau kamu."

Jelas Alex sambil menarik tangan Rania ke dalam pelukannya karna dia melihat sang adik sepupu itu sudah menangis. Di usap kepala sang adik agar cepat tenang.

"Abang harus balik lebih awal ke asrama Nia, selain abang ketua asrama,abang juga mau mempersiapkan diri buat tahun terakir sekolahnya, cuma tinggal beberapa bulan lagi kok ...Kamu kan tau sekolah abang itu super ketat, jadi yah apa-apa harus sat set sat set"

Jelas Alex dengan pelan.

" Ta.tapi Nia se..sedih bang, Nia di rumah tidak pu..punya teman, cuma a..abang yang bisa Nia ajak ngobrol"

Jawab nia sambil sesegukan jangan lupa dengan ingusnya sudah menempel di kaos abangnya. Alex tidak mau menjelaskan lebih panjang lagi karena dia tau sepupu kesayangannya ini selalu kesepian, cuma Dia satu satunya yang bisa jadi sandaran Rania di saat sedih entah itu lelah bekerja, habis di marahin orang tuanya, bertengkar dengan kaka-kakanya atau masalah sekolahnya. Di ingat-ingat dari dulu hanya Alex dan sang ibu lah yang selalu jadi garda terdepan untuk membela Rania jika di marahin oleh paman dan bibinya itu.

"Udaaah berenti nangisnya, liat tu ingusmu sudah mengalir deras kaya hujan aja di baju abang"

Perkataan Alex itu sontak saja membuat Rania memukul pelan dada sang kaka sepupu. Tidak lama terdengar teriakan bu tania dari luar kamar

"Alex...Niaa..ayo keluar makan!!!".

"86 ma...."

Sahut Alex dan Rania bersamaan sambil tertawa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!