NovelToon NovelToon

JODOHKU PEMBANTUKU

PROLOG

Aqira seorang gadis periang, manis dan cantik, dengan kepribadian yang baik dan juga berhati lembut. Aqira seorang gadis yatim piatu, orangtuanya meninggal 2 tahun lalu saat dia masih berumur 17 tahun. Dia tidak memiliki keluarga seorang pun.

Karena sepeninggal orangtuanya dia tidak bisa melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi karena keterbatasan biaya.

Akhirnya dia pergi mencari pekerjaan untuk bisa melanjutkan kehidupannya.

Dan sekarang Aqira bekerja di rumah keluarga Charles sebagai asisten rumah tangga.

Brian Charles CEO tampan yang selalu menjadi incaran para wanita, pria sombong dan selalu bersikap dingin ke semua orang.

Berbeda dengan Aqira, Brian memiliki segalanya, punya harta yang berlimpah dan keluarga yang selalu mendukungnya.

Setiap malam Brian selalu berganti ganti wanita. Ya itulah salah satu hobinya bermain wanita. Siapa yang tidak kenal dengan Brian, dia terkenal bukan hanya karena menjadi CEO dari Grup Charles Company yang bergerak dibidang real estate yang telah mencapai kesuksesan sampai di kancah internasional, dia juga terkenal sebagai playboy tingkat kronis.

Karena sifat playboy nya yang inilah yang orangtua Brian tidak suka. Sudah berkali kali orang tuanya memintanya untuk menghentikan sifat buruk sang putra dan memintanya untuk segera menikah dan berkomitmen, tetapi sekalipun Brian tidak pernah menghiraukannya.

Brian menganggap wanita itu hanyalah sekedar mainan, setelah bosan akan dibuang. Bukan tanpa alasan, itu semua adalah ulah cinta pertama Brian yang berhasil memporak porandakan hati seorang Brian di masa lalu.

Dan akhirnya orangtua Brian memutuskan untuk menikahkan Brian dengan wanita pilihan mereka sendiri.

Akan tetapi mereka tidak memiliki kandidat yang cocok sebagai istri dan menantu yang baik menurut mereka.

Orangtua Brian tidak terlalu mempedulikan latar belakang seseorang, asalkan wanita itu memiliki sifat baik yang dapat merubah kelakuan anak mereka Brian, itu tidak masalah.

Orangtua Brian sudah hampir menyerah untuk mencarikan gadis yang sesuai dengan kriteria mereka, mulai dari anak dari para teman-teman bisnis ayah Brian sampai anak teman sosialita ibu Brian pun tidak ada yang cocok sama sekali, semuanya hanya gadis sombong dan hanya mementingkan uang.

Tetapi tiba tiba seorang gadis datang ke rumah mereka untuk melamar pekerjaan. Awalnya mereka ragu menerima gadis itu, melihat badannya yang mungil membuat mereka bertanya tanya, apakah dia bisa melakukan pekerjaan di rumah sebesar ini.

Dibarengi dengan belas kasihan mereka akhirnya menerima gadis itu, setelah terlebih dulu mendengar cerita gadis itu bahwa dia hanya sebatang kara membuat orang tua Brian tidak tega menolak gadis kecil itu.

Dan Aqira juga berjanji akan bekerja dengan rajin di rumah ini.

Yaa dia adalah Aqira gadis cantik, baik hati yang akan menjadi pendamping hidup... pendamping siapa ya.

Readers Coba tebak siapa hayooo....

Setelah beberapa hari Aqira bekerja di rumah keluarga Charles yang berangotakan empat orang, Nyonya Risa dan Tuan Darman Charles, orang tua Brian selalu memperhatikan sikap Aqira.

Mereka kagum melihat Aira, tidak hanya lihai mengerjakan pekerjaan rumah tangga saja dia juga selalu bersikap ramah terhadap setiap orang.

Semenjak Aqira bekerja di rumah keluarga Charles, rumah itu jauh lebih hangat dari sebelumnya.

Bukan tanpa alasan, Aqira yang aslinya gadis periang dan ceria, selalu membuat orang di sekitarnya tertawa akan tingkah lucunya .

Melihat sikap Aqira, Tuan Darman dan nyonya Risa berencana menikahkan Aqira dan Brian.

Mereka yakin bahwa dengan sikap baik dan tulusnya Aqira pasti bisa merubah sifat buruk putra sulungnya itu.

Apakah Brian menerima atau menolak pernikahan itu ? Hanya author yang tau.

Dan apakah Aqira bisa membuat majikan yang berkedok suaminya itu jatuh cinta kepadanya? Hanya doa dari para readerslah yang menentukan.

Ikuti semua lika-liku perjuangan Aqira yaa....

Ini karya pertamaku teman teman

mohon dukungannya ya...

silahkan kasih masukan kalau ada yang kurang yak. Maaf kalau bahasanya masih agak kaku, karena aku masih pemula mohon dimaklumi ya.

kasih like juga yaa ... likenya kan gratis alias ga bayar.

Love you all😗😗

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mencari Pekerjaan

Pagi itu, Aqira memulai aktifitasnya dengan semangat. Hari ini dia akan pergi mencari pekerjaan lagi.

Sudah hampir seminggu ini dia keliling kota A untuk mencari pekerjaan. Dia sudah melamar ke berbagai toko, rumah makan dan cafe cafe kecil tetapi tidak ada yang mau menerimanya.

Mengingat kondisi dunia yang tengah mengalami musibah mengakibatkan sepinya pembeli yang mengharuskan beberapa pegawai harus diberhentikan .

Semalam Aqira memutuskan untuk melamar sebagai asisten rumah tangga saja, karena hanya pekerjaan itu yang memiliki peluang lebih besar untuk diterima. Kalau dia melamar ke perusahaan mau jadi apa nanti, mengingat dia hanya lulusan SMA perusahaan mana yang mau menerimanya .

Dan di sinilah dia sekarang, di depan sebuah rumah mewah dengan pekarangan yang luas .

Aqira terlihat sedang berbincang dengan seorang laki laki paruh baya berumur sekitar 50 tahun yang merupakan penjaga rumah mewah itu .

.

"Permisi pak, apakah benar di rumah ini sedang mencari asisten rumah tangga"? tanya Aqira dengan sopan.

"Oh iya Nona." disahut bapak satpam yang bernama Agung itu dengan sopan juga.

"Apakah nona mau melamar kerja disini"? tanya pak Agung lagi.

"Iya pak, apakah lowongannya masih tersedia"?

Sejenak Pak Agung memperhatikan Aqira dan berpikir kalau Aqira masih muda, seharusnya dia sekolah dan tidak mencari pekerjaan seperti saat ini.

"Masih ada sih, tapi saya akan bertanya kepada majikan saya sebentar ya." ucap pak Agung.

"Nona tunggu disini sebentar ya." ucap pak Agung lalu pergi meninggalkan Aqira menuju rumah mewah itu.

Setelah beberapa saat Pak Agung kembali dan mempersilahkan Aqira masuk ke rumah itu.

Saat masuk ke rumah itu, Aqira sangat kagum melihat isi dari rumah itu. Tetapi dia berusaha menutupi kekaguman itu dengan bersikap biasa saja.

.

Seorang wanita paruh baya yang dia yakini adalah pemilik rumah ini menghampiri Aqira.

Dari yang Aqira perhatikan wanita paruh baya ini terlihat kurang ramah walaupun dia memiliki kecantikan yang masih belum luntur diusianya yang hampir setengah abad.

"Siapa namamu?" tanya wanita itu dengan tatapan tajam yang membuat Aqira gelagapan.

"Sa...saya Aqira Nyonya." jawab Aqira menundukkan kepalanya sembari menjulurkan tangannya untuk menyalami wanita itu.

Aqira kaget saat tangan wanita itu menyaut tangannya membalas jabatan Aqira.

Dia mengira wanita itu tidak akan membalas jabatan tangannya karena melihat wajah wanita itu seperti orang sombong. Tapi ternyata tidak.

"Tidak usah gugup begitu, saya tidak akan makan kamu kok." ucap wanita itu.

"Saya Risa, pemilik rumah ini." kata wanita itu memperkenalkan diri .

"Apa benar kamu mau kerja di rumah ini"? tanya nyonya Risa.

"Iya nyonya." jawab Aqira

"Tapi kenapa kamu bekerja, melihat penampilanmu sepertinya kamu masih anak sekolah, apakah kamu tidak sekolah"? tanya nyonya Risa lagi.

"Silahkan duduk di sini dulu biar enak ceritanya." mengajak Aqira duduk di sebuah kursi dekat ruang tamu itu.

"Sebenarnya saya sudah lulus SMA tahun lalu bu, tapi karena keterbatasan biasa saya tidak bisa melanjutkan sekolah saya"? jawab Aqira dengan sopan.

"Loh memangnya orang tua kamu dimana?

Kenapa mereka membiarkan gadis kecil seperti kamu bekerja"? tanya nyonya Risa

"Orangtua saya sudah meninggal dua tahun yang lalu nyonya, saya hanya sebatang kara nyonya." jawab Aqira masih menundukkan kepalanya

"Ah maaf ya, saya tidak bermaksud membuatmu sedih." sahut nyonya Risa.

"Tidak apa apa nyonya, sudah banyak yang bertanya seperti itu pada saya, itu sudah biasa." jawab Aqira

"Kasihan sekali gadis ini , masih muda sudah ditinggal orang tuanya sebatang kara lagi" gumam nyonya Risa dalam hati.

"Tapi apakah kamu bisa melakukan

pekerjaan rumah, melihat rumah saya ini apakah kamu sanggup melakukannya?

Di rumah ini hanya ada satu pelayan, penjaga rumah, sopir dan tukang kebun.

Kalau kamu kerja di sini otomatis tugasmu membersihkan rumah ini, karena pelayan yang lain mendapat tugas memasak di rumah ini."

Saya tidak mempekerjakan banyak pelayan karena keluarga kami tidak terlalu suka

keramaian.

Kemarin pelayan yang bertugas membersihkan rumah ini mengundurkan diri .

Jadi bagaimana apakah kamu sanggup"? tanya nyonya Risa .

"Rumah sebesar ini hanya aku yang membersihkan? Tapi tidak apa apa yang penting aku bisa kerja, aku akan berusaha

semangat Aqira " gumam Aqira dalam hati.

"Saya akan berusaha nyonya, saya juga sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah dengan ibu saya dulu." jawab Aqira semangat.

Sepertinya dia anak yang baik juga sopan,

tidak ada salahnya aku menerimanya." batin nyonya Risa.

"Baiklah saya menerima kamu kerja di sini dengan syarat kamu harus bisa membersihkan rumah ini dengan baik.

Rumah ini harus bersih setiap hari, kami tidak suka rumah ini berantakan, kamu ngerti kan?" kata nyonya Risa

Aqira sangat senang ternyata dia diterima.

"Terima kasih nyonya sudah menerima saya kerja di sini, saya janji akan kerja dengan rajin di rumah ini." jawab Aqira semangat dan tersenyum kepada nyonya Risa

"Baiklah kamu bisa mulai kerja hari ini, Bibi Ane akan menunjukkan kamarmu." kata nyonya Risa.

"Oh ya, jangan panggil saya nyonya" panggil saja saya ibu, ok"? ucapnya lagi.

"Baik bu." jawab Aqira

"Bi Ane..." Bu Risa setengah berteriak memanggil Bibi Ane

Datanglah dari arah belakang seorang wanita sekitar 40 tahun memakai baju khusus pelayan hitam putih dengan apron yang masih melekat di tubuh wanita itu. Nampaknya Bi Ane sedang memasak di dapur pada saat dipanggil oleh majikannya.

"Iya Bu, ada apa Bu"? sahut Bi Ane.

"Ini Aqira pelayan baru di rumah ini, tolong kamu antar dia ke kamar dan jelaskan pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan di rumah ini." perintah Bu Risa kepada Bi Ane.

Bi Ane sekilas memandang Aqira, sepertnya pemikiran yang sama dengan Bu Risa juga terbersit di benak Bi Ane, tapi dia menepis pemikiran itu dan segera mengajak Aqira menuju kamarnya.

"Ini kamarmu, kamar Bibi di sebelah kamarmu

kalau ada yang perlu kamu bilang sama Bibi saja. Istirahatlah sebentar, kamu bisa mulai kerja siang nanti." kata Bibi Ane dengan sopan.

"Iya Bi Ane, terima kasih ya"? jawab Aqira.

"Iya Tidak masalah, saya mau lanjut masak dulu, sebentar lagi tuan besar, tuan muda dan nona Sasa akan pulang untuk makan siang."

ucap Bi Ane daan meninggalkan Aqira di depan kamarnya.

Aqira masuk ke kamarnya, dia juga kagum melihat ruangan yang sekarang menjadi kamarnya itu. Ruangan berdinding putih yang dilengkapi dengan tempat tidur untuk dua orang dan meja di samping tempat tidur itu.

"Wah kamar ini dua kali lebih besar dari kamarku di rumah, orang kaya memang begini ya kamar pembantu saja sebagus ini ,gimana dengan kamar mereka, pasti sebesar rumah peninggalan orangtuaku " batin Aqira dalam hati.

Aqira segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badanya yang keringat akibat jalan kaki menyusuri kompleks perumahan ini.

Setelah itu Aqira ingin pergi ke dapur membantu Bi Ane memasak, tadi dia memang disuruh istirahat saja dulu tapi yang namanya Aqira mana pernah membiarkan orang lain bekerja sedangkan dia hanya duduk santai saja, secara Aqira itu kan anak yang rajin.

Karena mendiang ibunya selalu berpesan kepadanya kalau anak perempuan itu harus rajin supaya nanti kalau sudah menikah dia bisa mengurus suami dan anak anaknya.

Aqira keluar dari kamarnya menuju dapur, dia kebingungan mencari dapur di rumah besar ini.

Akhirnya dia bisa menemukannya karena mendengar kebisingan akibat acara masak memasak Bi Ane.Ternyata dapur cukup dekat dengan kamar para pelayan, sehingga Aqira cukup mudah menemukannya.

Di dapur Aqira dibuat terkagum lagi melihat dapur sebesar ini yang dilengkapi dengan peralatan memasak yang begitu banyak dan desain dapur yang mewah.

Aqira segera menghampiri Bi Ane yang terlihat sibuk memasak untuk makan siang.

"Masak apa Bi" ucap Aqira

"Eh kamu Aqira, kamu kenapa disini? Kan kerjanya mulai nanti siang" kata Bi Ane terkejut karena Aqira datang tiba tiba.

"Nggak apa apa kok bi, Aqira mau bantu Bi Ane aja di sini, ga enak, masa saya santai santai sedangkan bibi kerja, saya kan pelayan baru bi jadi nggak boleh malas hhehe." jawab Aqira terkekeh.

"Aqira bantu Bi Ane masak ya"? ucapnya lagi

"Emang kamu bisa masak"? tanya Bi Ane.

"Bisa kok bisa mendiang ibu saya dulu sering ajarin Aqira masak. Emang bibi mau masak apa"? jawab Aqira.

"Wah hebat kamu, masih kecil uda jago masak, biasanya gadis seusia kamu itu taunya main main saja, keluyuran." sahut Bi Ane tersenyum.

"Bibi mau masak makanan rumahan kesukaan keluarga Charles, walaupun keluarga ini kaya tetapi mereka sukanya tetap makanan rumahan Indonesia kok" ucap Bi.

"Sekarang kamu bantu Bibi yang kamu bisa aja ya"? kata Bu Ane lagi

Akhirnya mereka berdua memasak untuk makan siang. Aqira yang awalnya hanya membantu saja jadi ikut memasak dan mengambil alih masakan dari Bi Ane.

Katanya Bi Ane udah tua jadi Bi Ane hanya memperhatikan Aqira memasak, sekali kali membantu membersihkan yang diperlukan Aqira, sembari mengobrol mengenai kehidupan Aqira dulu dan tentang anggota keluarga Charles.

Bi Ane begitu kagum melihat kelihaian memasak Aqira.

"Andai saja dia anakku pasti aku akan sangat senang sekali."batin Bi Ane.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa vote bnyak2 ya.

Like sama komen juga.

.

.

.

.

.

Love you all😘😗

.

.

.

.

.

.

.

Keputusan

Setelah menata meja makan Bi Ane dan Aqira segera pergi ke belakang sedangkan keluarga besar Charles terlihat sudah memulai makan siang mereka.

"Mommy, apakah mommy mendatangkan koki baru"? tanya Sasa anak bungsu keluarga Charles, sembari menikmati makan siangnya

"Tidak, seperti biasa Bi Ane yang memasak.

Memangnya kenapa"? tanya Bu Risa kepada gadis bungsunya itu.

"Aku rasa masakan kali ini berbeda, seperti bukan masakan Bibi Ane." ucap Sasa.

"Iya ya, makanan ini lebih enak dari seperti biasa." tambah Tuan Darman.

"Masa sih, tunggu Mommy cicipi dulu." ucap Risa sembari menyendokkan makanan ke mulutnya.

"Iya, ini bukan masakan Bi Ane, tapi kenapa bisa beda ya makanan ini"? imbuhnya.

"Bi Ane"!! Risa memanggil Bi Ane.

"Iya Bu, ada apa"? tanya Bi Ane yang berdiri menghadap majikannya itu setelah berlari kecil dari belakang ke ruang makan.

"Ini yang masak makan siang ini siapa bi?

Bibi pake resep baru ya"? tanya Risa.

"Oh ini masakan Aqira bu, tadi dia minta ikut bantu saya masak, malah jadi dia yang masak hehe. Ga enak ya Bu masakannya, tadi saya rasa enak kok bu, atauu...."

"Makanannya enak kok kami suka." ucap Risa yang memotong ucapan Bi Ane.

Kadang Risa selalu saja kesal dengan Bi Ane yang kalau bicara selalu kebablasan😂.

"Aqira siapa Mom?" tanya Sasa.

"Dia pelayan baru di sini yang akan menggantikan Bi Katy bersih bersih rumah ini." jawab Risa.

"Dia datang tadi pagi, sepertinya dia gadis yang baik. Tidak Mommy sangka kalau dia ternyata jago masak. Kamu suka kan masakannya"? tanya Risa kepada anak gadisnya itu.

"Iya Mom, Sasa suka kok. Aku jadi penasaran seperti apa Aqira itu, nanti habis makan aku akan menemuinya." ucap Sasa tersenyum kepada Mommynya.

"Kamu suka makanannya kan Brian"? tanya Risa kepada Putra sulungnya itu.

"Hhmm.." Jawabnya dingin seolah tidak peduli.

Brian memang seperti itu selalu dingin, Risa sudah maklum dan terbiasa akan sikap putranya itu.

"Oh ya Brian, Daddy mau tanya, kapan kau akan menikah"? kali ini Darman yang membuka suara.

"Sudah berapa kali kukatakan dad, aku tidak ingin menikah." jawabnya sarkas.

"Kau ini selalu saja, umurmu sudah hampir kepala tiga dan kami juga sudah tua, kami juga ingin menimang cucu di hari tua kami.

Ayolah nak, buang sifat burukmu itu, carilah wanita baik baik untukmu nak." pinta Darman kepada Putranya itu.

"Bagiku wanita itu sama saja, tidak ada yang benar benar tulus, mereka hanya mementingkan materi saja." jawab Brian ketus.

"Jangan seperti itu nak, tidak semua wanita begitu. Jangan mengingat ingat masa lalu

itu semua sudah berlalu." Risa menanggapi.

"No Mom, semuanya sama saja. Kalian tidak usah mengubah prinsipku.

Itu sudah menjadi keputusanku." jawab Brian tegas.

"Itu artinya kau juga menganggap Mommy dan Sasa seperti wanita yang kau bilang itu"? ucap Risa ketus.

Kini semua orang di meja makan memandang Brian meminta jawaban.

"Mommy tidak seperti itu a...."

"Sudahlah, mungkin jika Mommy sudah mati baru kau akan sadar." potong Risa dengan wajah sedihnya.

"Mommy jangan seperti ini " ucap Brian

"Kalau kau mau orangtuamu ini panjang umur maka turutilah kemauan kami." pinta Risa dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin, bahkan air matanya sudah menetes.

Entah kenapa Risa bisa melakukan akting seperti itu, membuat putranya itu percaya.

Brian memang akan lemah jika mengenai kesehatan orangtuanya.

Sasa terkekeh pelan melihat akting sang mommy membuat Mommy dan Daddy nya melotot tajam kepadanya dan membuat Sasa terdiam seketika.

"Gadis bodoh, tidak bisa diajak kerjasama"

batin mommy dan Daddy.

"Tapi aku tidak punya pacar Mom." jawab Brian sembari menghela nafas panjang.

"Auuu..." teriak Brian karena mendapat pukulan di kepalanya dari kedua orang tuanya.

"Lalu wanita wanita yang kau bawa ke hotel setiap malam itu bagaimana. Kau bilang tidak punya pacar, tapi setiap malam berganti wanita." teriak Risa kepada Brian.

Memang begitilah Brian, selalu berganti wanita setiap malam untuk memuaskan hasratnya. Brian menjadi seperti itu sejak ditinggalkan oleh kekasihnya yang meninggalkannya demi laki laki lain tiga tahun yang lalu.

Kekasihnya lebih memilih pria itu karena lebih mapan dan kaya dari Brian.

Sejak saat itu Brian bekerja sangat keras agar bisa melebihi pria itu.

Brian mengambil alih perusahaan dari Daddynya dan dengan senang hati menyerahkannya kepada putra sulungnya itu .

Ternyata semua usaha Brian tidak sia sia, ditambah dengan Brian yang memiliki bakat dalam menjalankan perusahaan menjadikan Grup Charles Company berkembang pesat, bahkan sudah memiliki cabang sampai ke luar negeri, ditambah dengan aset aset dalam dan luar negeri menjadikan keluarga Charles salah satu Group paling berpengaruh di negara A bahkan sampai ke luar negeri.

"Mereka hanya mainan Mom...Dad.." jawab Brian lemas.

"No no no kau tidak bisa dibiarkan.

Mom dan Daddy akan mencarikanmu calon istri kau tidak boleh menolak keputusan kami!!" ucap Risa tegas tak terbantahkan.

"Mom..a..."

"Jangan membantah." potong Darman dan Risa lalu beranjak meninggalkan Brian di meja makan.

"Semoga beruntung kak." ucap Sasa menepuk bahu Brian sebelum meninggalkan Brian seorang diri.

Brian sangat bingung akan keputusan orangtuanya. Dia belum siap untuk memulai hubungan denga wanita, karena dia masih trauma akan kejadian tiga tahun lalu .

Walaupun Brian sombong dan dingin, sebenarnya dia punya ketakutan tersendiri, takut ditinggalkan, takut dikhianati oleh orang yang dia sayangi.

Jujur saja sampai sekarang Brian masih mengharapkan wanita masa lalunya itu. Walau sudah dikhianati dan pergi dengan pria lain, Brian tetap saja masih sayang kepadanya, sulit baginya menghilangkan rasa cinta yang tertanam begitu dalam di hatinya. Karena begitu banyak kenangan manis yang ditinggalkan cinta pertamanya itu selama hampir 6 tahun bersama.

Tapi kenapa dia malah lebih memilih lelaki lain hanya karena pria itu lebih mapan darinya, membuat Brian bertanya tanya apakah setidakberharga itu kebersamaan selama 6 tahun itu?

Akhirnya Brian melampiaskannya kepada wanita wanita yang dia bayar hampir setiap malam.

Kalaupun nanti dia menikah dengan wanita pilihan orangtuanya, dia berjanji tidak akan pernah mencintainya. Baginya cinta pertamanya itu tidak akan tergantikan.

Brian meninggalkan meja makan dengan pikiran yang masih berkecamuk memikirjan keputusan orang tuanya.

******

.

Hari sudah mulai terik, waktunya Aqira memulai pekerjaannya.

Aqira agak terlambat kerja karena tadi Sasa mengajaknya berkenalan dan mengobrol sebentar. Sasa mengatakan bahwa dia sangat menyukai masakannya dan meminta Aqira untuk memasak untuknya setiap hari.

Karena itulah memasak dan membersihkan rumah akan dikerjakan berganti gantian oleh Aqira dan Bi Ane.

Aqira senang bekerja di rumah ini, tadinya dia mengira bahwa nona muda rumah ini sombong ternyata berkebalikan dengan yang dipikirkannya.

Nyonya dan Tuan Charles pun sangat ramah kepadanya dan dia berjanji akan giat bekerja di rumah ini.

Hanya saja Aqira belum bertemu dengan tuan muda Brian, membuat Aqira penasaran dengan tuan mudanya itu. Tapi setelah mendengar cerita Bi Ane bahwa tuan muda Brian adalah seorang yang sombong dan dingin, membuat Aqira sedikit cemas. Bi Ane bilang kalau sampai kita membuat kesalahan sekecil apapun pasti akan dimarahi habis habisan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hai aku balik lagi😀

Jangan lupa like, coment and vote ya

Love you all 😗😘

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!