NovelToon NovelToon

PERFECT HONEYMOON

Prolog

London, Inggris.

6 bulan yang lalu.

"Aku mohon padamu!! Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini!" pinta pengantin wanita kepada Lara yang dia tarik ke sebuah kamar hotel.

"Nona Sierra, bukankah Anda dan Tuan Lio sudah berpacaran cukup lama? Tapi kenapa sekarang Anda..." ucapan Lara terjeda ketika Sierra melepaskan cincin pertunangannya, lalu menyematkannya ke jari manis Lara dengan paksa.

Lara berusaha melepaskan cincin berlian itu, akan tetapi Sierra melarangnya.

"Cincinnya sangat pas dari jari manismu, tinggi, dan postur badan kita sama, bahkan kulit kita sama, jadi aku mohon gantikan aku sebagai pengantin wanita!" mohon Sierra seraya melepaskan gaun pengantinnya dengan cepat.

"Maaf, Nona, aku tidak bisa!" Lara mundur, dan ingin keluar dari kamar hotel itu, tapi langkahnya terhenti saat mendengar ancaman Sierra.

"Aku akan bunuh diri jika kau tidak mengikuti perintahku!!!!"

Lara diam membeku ketika mendengar ancaman Sierra. Entah apa yang menjadi alasan wanita cantik itu ingin menghentikan pernikahan ini, bahkan berani mengancamnya, agar bisa kabur dari pesta pernikahan ini. Padahal Sierra sudah berpacaran cukup lama dengan Lio, kurang lebih 1 tahun.

Sierra adalah seorang model yang sangat terkenal, usianya baru 25 tahun. Dia yang sangat cantik, kulitnya putih pucat, rambutnya hitam legam, tubuhnya tinggi, dan sexy. Sierra adalah definisi wanita sempurna, yang membuat pria manapun akan tergila-gila padanya, tak terkecuali Lio.

"Nona, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Anda berbuat nekat seperti ini. Jika Tuan Lio mengetahui semua ini, dia tidak akan pernah memaafkan Anda." Lara berusaha mengingatkan Sierra agar tidak pergi dari pernikahan yang beberapa menit lagi akan di mulai.

"Kau benar, tapi aku tidak peduli!" Sierra langsung melepaskan gaun pengantinnya, lalu menyerahkannya pada Lara, dengan paksa. "Maafkan aku, Lara. Karena telah menjerumuskanmu dalam masalahku." Sierra berjalan mundur, menatap Lara dengan pandangan bersalah, lalu segera keluar dari kamar hotel itu.

"Nona! Nona Sierra!" Lara berusaha mengejar Sierra akan tetapi  tidak berhasil. Sierra berhasil kabur.

Sekarang bagaimana cara menjelaskan semuanya kepada keluarga Eugino jika pengantin wanita telah kabur. Lara jadi pusing sendiri memikirkannya. Tapi, pada akhirnya dengan penuh keberanian. Lara menemui kedua orang tua Lio.

Lara mengetuk pintu kamar hotel yang di tempati oleh Arra dan Carlos. Beberapa kali mengetuk pintu, akhirnya pintu tersebut dibuka dari dalam. Seorang pria patuh baya yang masih kelihatan tampan dan gagah mengenakan setelan tuxedo berwarna putih.

"What's wrong, Lara?" Pandangan Carlos tertuju pada gaun pengantin yang dipegang oleh gadis pelayan itu.  "Kenapa baju pengantin Sierra ada di tanganmu?!" Carlos kembali melontarkan pertanyaan, tapi kali ini dibarengi dengan tatapan tajam.

"Tuan, Nona Sierra kabur," jawab Lara jujur apa adanya.

"Tidak mungkin!" Carlos menjawab dengan nada tinggi, bertanda kalau dirinya sangat terkejut.

"Carl, ada apa? Siapa yang datang?!" seru Arra dari dalam kamar, berjalan mendekati suaminya yang masih berdiri di ambang pintu. Tatapan Arra tertuju pada Lara yang memegang baju pengantin milik Sierra.

"Kenapa kau berada di sini dan memegang baju pengantin itu?!" pertanyaan sama yang dilontarkan Carlos sebelumnya.

"Katanya Sierra kabur!" Carlos yang menjawab tanpa mengalihkan tatapan tajamnya dari Lara.

"Bagaimana bisa dia kabur? Dan kenapa dia kabur? Lara kau jangan berbohong!!!" bentak Arra sambil menatap tajam Lara. Bagaimana bisa Sierra kabur dari pernikahannya, sementara dia sangat mencintai Lio. Dan sudah merencanakan pernikahan ini jauh-jauh hari.

Lara menundukkan pandangan, dadanya bergemuruh ketika mendapatkan bentakan itu dari Nyonya Besar. "Nyonya, aku tidak berbohong, Anda bisa mengecek CCTV di hotel ini jika Anda tidak percaya." Lara memberikan penjelasan dan saran kepada pasangan suami istri itu.

Arra menghela nafas kesal, seraya mengusap lehernya berulang kali, kemudian menatap suaminya seolah minta pertimbangan.

Carlos mengangkat tangan kirinya, menatap jam tangan mewah yang melingkar di sana. "Sudah tidak punya waktu lagi untuk mengecek CCTV. Pesta pernikahan sebentar lagi akan dimulai. Tamu undangan sudah hadir, dan kita tidak bisa membatalkan pernikahan ini karena akan berimbas pada nama baik keluarga kita," ucap Carlos pada istrinya.

"Tapi, bagaimana melanjutkan pernikahan ini jika pengantin wanitanya saja tidak ada! Dan bagaimana perasaan Lio nanti?!" Arra bertanya dengan sangat cemas. Situasi dan waktu semakin sempit, dan berhasil menciptakan ketegangan diantara mereka.

Carlos memandang Lara dari atas sampai bawah, lalu kembali ke atas dan berhenti tepat di wajah Lara. "Dia yang akan menjadi pengantin penggantinya!" tegas Carlos menatap Lara dengan tajam.

Arra sangat syok mendengar keputusan suaminya, "Carl, jangan gila! Lebih baik pernikahan ini batal dari pada putraku harus menikah dengan seorang pelayan!!" tegas Arra menentang keputusan suaminya.

JLEP!!

Ucapan Arra bagaikan pedang panjang yang menusuk jantung Lara. Sangat sakit sekali rasanya. Namun, Lara sangat sadar diri, kalau dia hanyalah seorang pelayan rendahan.

"Tidak ada waktu lagi untuk membatalkan pernikahan ini! Apa kau tidak memikirkan perasaan Lio? Lagi pula Lara adalah seorang wanita cantik, sama seperti Sierra, hanya saja profesi mereka yang membedakan!" keputusan Carlos sudah tegas dan tidak bisa diganggu-gugat. Kemudian Carlos meminta istrinya memanggil MUA untuk merias Lara.

Sambil menunggu Lara selesai dirias MUA. Arra berusaha menghubungi Sierra, akan tetapi ponsel wanita itu tidak aktif. "Sierra jika kau benar kabur dari pernikahan ini, aku tidak akan pernah memaafkanmu!!" batin Arra sangat geram sembari meremas ponselnya.

Carlos diam-diam memerintahkan anak buahnya menyisir area hotel untuk mencari keberadaan Sierra, sekaligus mengecek CCTV di seluruh hotel tersebut. Dan tentunya hal itu membutuhkan waktu yang cukup lama.

Di ballroom hotel. Lio berdiri dengan gagahnya, menunggu sang pengantin wanita memasuki area ballroom untuk mengikrarkan janji suci pernikahan. Sudah tidak sabar melihat sang kekasih berjalan di atas red carpet sambil memegang bunga pengantin dan tersenyum cantik kepadanya. Membayangkannya saja sudah membuat hatinya berbunga-bunga. Lio adalah seorang casanova, suka bergonta-ganti wanita, tapi semua itu berubah sejak dirinya bertemu dengan Sierra. Pelabuhan hatinya berhenti pada Sierra sang model terkenal dan sangat cantik jelita, yang mampu meluluh lantakkan hatinya. Sierra tak hanya cantik, tapi juga mempunyai sifat lemah lembut, dan penyayang.

Tapi, apa jadinya nanti jika Lio mengetahui kalau Sierra telah kabur dari pernikahan tersebut? Dan bagaimana nasib Lara sebagai pengantin penggantinya?

***

Halo semuanya, hadir lagi karya baru emak. Masih ingat sama Achelio nggak? Anaknya Daddy Carlos dan Mommy Arra, atau yang kalian kenal sebagai Kakak tertua dari Alessia dan Alpha di novel Glad to see you again.

Jangan lupa berikan dukungan kalian, like, vote, dan subscribe agar kalian nggak ketinggalan update novel ini.

Bab 1

Alunan musik mengalun indah, menggema dalam ruangan ballroom hotel mewah tersebut. Para tamu undangan satu persatu mulai berdiri ketika pengantin wanita memasuki altar pernikahan.

Pengantin wanita terlihat begitu anggun jalannya, juga sangat mempesona penampilannya. Gaun pengantin warna putih gading dengan ekor panjang terseret mengikuti setiap langkah kaki jenjang dan elegan itu. Semua orang tidak menyadari kalau dibalik gaun pengantin itu bukan pengantin wanita yang sesungguhnya. Lara White sejak tadi merasa tidak tenang. Wajah cantiknya di tutup dengan tudung putih pengantin, jadi tidak ada yang menyadari kalau dirinya menjadi pengantin pengganti di pernikahan tersebut.

Lio tersenyum penuh kebahagiaan. Dia berdiri dengan gagahnya sembari menatap pengantinnya yang tengah berjalan ke arahnya.

Dari arah lain, ada Carlos berjalan mendekati putranya. Carlos membisikkan sesuatu yang membuat wajah Lio seketika menegang, dan diselimuti amarah yang begitu besar. Mungkin Carlos memberitahukan perihal kaburnya Sierra dari pernikahan tersebut.

"Daddy harap kau tetap melanjutkan pernikahan ini, demi nama baikmu, dan nama baik keluarga!" Carlos memberikan ketegasan pada putranya, agar tidak emosi yang mengakibatkan nama baik keluarganya tercemar karena masalah ini.

"Tapi, Dad--" Lio seolah tidak diberikan kesempatan untuk melayangkan protes. Ucapannya langsung di sela ayahnya.

"Daddy tahu kau emosi, tapi tahan semua itu!" tegas Carlos seraya menepuk pundak putranya beberapa kali sebelum beranjak dari sana. Kemudian Carlos memberikan selembar kertas kepada pemuka agama. Raut pemuka agama juga tak kalah terkejut ketika membaca tulisan di kertas tersebut. Dia berdehem pelan, kemudian mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ballroom hotel tersebut di mana para tamu undangan sangat antusias menyaksikan prosesi pernikahan yang sakral.

Kedua mata Lio memerah. Tidak ada lagi kebahagiaan di wajah tampannya. Rahangnya mengeras, sorot matanya yang tajam memancarkan amarah yang begitu besar. Yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah kenapa Sierra kabur dari pernikahan? Terlebih lagi pernikahan ini sudah direncanakan serta di siapkan jauh-jauh hari.

Sungguh! Hati Lio terasa seperti dicabik-cabik. Sakit ... sangat sakit sekali rasanya. Rasanya dia ingin berteriak, membubarkan pernikahan ini, dan ingin mencari keberadaan Sierra, tapi dia tidak bisa melakukan itu semua. Kedua kakinya terpaku di sana, dan mengharuskannya tetap di sana untuk melanjutkan pernikahan ini dengan terpaksa.

Kedua kaki Lara telah sampai di ujung altar. Dia berhadapan dengan Lio yang tampak dingin menatapnya. Ludahnya tertelan kasar, mengalir di tenggorokan. Rasanya dia hampir tidak bisa bernafas ketika melihat pria yang selama ini di cintai dalam diam akan menjadi suaminya. Ada sedikit perasaan bahagia di dalam dada, karena akan menjadi istri Lio. Tapi, dia masih sadar diri akan posisinya. Tidak mungkin Lio menerimanya begitu saja.

Janji suci pernikahan akan dimulai. Prosesi pernikahan itu berjalan sebagaimana mestinya, akan tetapi ketika pemuka agama menyebutkan nama pengantin wanita menimbulkan pertanyaan dan kebingungan para tamu undangan.

Bagaimana bisa nama pengantin wanita berbeda dengan yang tertera di kartu undangan?

Kedua orang tua Sierra sama terkejutnya. Dan parahnya mereka baru diberitahu kalau putri mereka telah kabur dari pernikahan ini. Mereka menahan rasa malu yang begitu besar karena ulah Sierra, dan buru-buru meminta maaf atas masalah ini kepada keluarga besar Eugino. Mereka juga mengatakan kalau sama sekali tidak mengetahui kaburnya Sierra. Padahal sebelumnya Sierra sangat bahagia dengan adanya pernikahan ini. Entah apa yang membuat Sierra kabur.

Lara dan Lio telah resmi menjadi pasangan suami istri setelah mengikrarkan janji suci.

"Agar pesta pernikahan ini sempurna, pengantin pria di persilahkan untuk ..." pemuka agama menjeda kalimatnya. Menarik nafas panjang sebelum melanjutkan, "pengantin pria di persilahkan untuk mencium pengantin wanita."

Suara tepuk tangan dari para tamu undangan terdengar hambar. Para tamu undangan bertepuk tangan sambil saling pandang. Menerka-nerka apa yang sudah terjadi hingga membuat pengantin wanita digantikan dengan wanita lain.

Jantung Lara berdetak sangat cepat. Wajahnya pias ketika Lio membuka tudung pengantinnya yang menutupi wajah cantiknya.

Bab 2

SIERRA.

Sierra kabur ke belahan dunia lain bersama manajernya yang selama ini menjadi kekasih gelapnya.

Wanita yang selalu terlihat sempurna di mata Lio ternyata tak lebih dari seorang jallang licik.

Kasihan sekali Lio jika tahu kebenaran ini kalau wanita yang sangat dia cintai ternyata telah menuangkan racun di dalam hatinya.

"Kau yakin Lio tidak akan tahu rencana kita?" tanya Pria tersebut pada Sierra dengan perasaan cemas.

"Lio itu bodoh jadi aku yakin dia tidak akan tahu! Kita kabur sejauh mungkin dan menikah lalu hidup bahagia bersama," jawab Sierra tertawa tanpa beban, dan menyakinkan pria yang duduk di sampingnya ini.

Pria tersebut terkekeh, membenarkan ucapan Sierra. Lio memang kaya dan penguasa  tapi pria itu sangat bodoh karena dibutakan cinta.

Cinta Lio pada Sierra tidak main-main. Tapi, sayangnya Sierra malah memanfaatkannya untuk meraih kesuksesan di dunia modeling. Setelah Sierra berada dipuncak karier, ia meninggalkan Lio begitu saja di hari pernikahan.

Ponsel Sierra berdering diiringi dengan getaran panjang menandakan ada panggilan masuk. Sierra menatap layar ponselnya sambil mendengus, ia  segera mematikan panggilan itu lalu memblokir nomor tersebut yang tak lain adalah Lio.

"Lihat! Dia bodoh sekali, masih mencoba menghubungiku. Padahal sudah jelas aku tidak mau menikah dengannya!" ucap Sierra dengan nada sinis sambil memperlihatkan layar ponselnya pada kekasihnya.

"Aku jadi cemburu!" Pria tersebut merampas ponsel Sierra lalu memasukkan ke dalam tas. Lalu menaikkan dagu Sierra, memaksa menatapnya.

"Untuk apa cemburu? Aku sudah menjadi milikmu seutuhnya," jawab Sierra tersenyum cantik lalu mengecup bibir pria itu dengan mesra.

"Tetap saja aku tidak rela!" Membayangkan Sierra kerap kali di peluk dan cium di hadapannya membuat dadanya bergemuruh, seperti api yang berkobar-kobar.

"Hei! Dengarkan aku! Aku dan dia tidak pernah tidur bersama. Lio percaya kalau aku masih perawan," kata Sierra seraya memeluk pria tersebut, membujuk dengan senyuman manis agar sang kekasih gelapnya tidak merajuk lagi.

"What?!" Pria itu terkejut mendengar pengakuan Sierra.

Sierra mengangguk, "sekarang kau tahu betapa bodohnya pria itu." Ia menghela nafas panjang, "sekarang aku merasa bebas."

.

.

Kembali ke pernikahan Lara dan Lio.

Waktu seolah bergerak lambat. Lara berdiri di pelaminan dengan rasa tidak karuan terlebih lagi saat Lio akan membuka tudung pengantin yang menutupi wajah cantiknya.

Arra mencengkram tangan suaminya erat. Resah dan tidak rela melihat putranya menikah dengan seorang pelayan. Lebih buruknya, pelayan itu yang sudah menyebabkan Sierra pergi meninggalkan pernikahan yang sudah di depan mata. Iya, dia mengira ini hanyalah akal-akalan Lara agar bisa menikah dengan Lio sampai rela menghalalkan segala macam cara.

“Tenangkan dirimu,” kata Carlos menenangkan istrinya.

“Tenang katamu?!” sergah Arra pada suaminya. “Bagaimana aku bisa tenang! Kita sedang di permalukan pelayan itu! Sierra tidak akan kabur dari pernikahan ini, jika bukan karena dia!”

“Dari mana kau tahu kalau Sierra kabur karena Lara? Apa kau mempunyai bukti?!” Carlos membantah ucapan istrinya.  “Justru Lara menyelamatkan kita!” lanjutnya dengan nada menekan di setiap kalimat yang ia ucapkan.

“Hah! Suamiku kenapa kali kau tidak sejalan denganku? Kenapa kau begitu membela pelayan itu?!” Arra geram dan sangat marah pada suaminya yang terang-terangan membela Lara di hadapannya. Padahal sudah jelas sekali Lara lah penyebab Sierra pergi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!