NovelToon NovelToon

PARASIT

SEBUAH KENYATAAN

Celina Andrafaha berjalan dengan tergesa-gesa melewati lorong Rumah sakit. Perasaan nya tidak menentu, entah kenapa Dokter Andrew tiba-tiba meminta nya untuk datang ?

Apakah ini berhubungan dengan penyakit kronis yang sedang diidapnya? Celina takut, tapi dia juga ingin tahu seberapa lama lagi dia akan bertahan ?

Di akhir hidup nya, Celina merencanakan untuk bisa mengecapi kebahagiaan. Menyempurnakan hidup nya dengan menikah dan memiliki anak.

Oleh karena itu, pernikahan nya dengan Marcell Siahaan dipercepat. Keluarga nya pun sangat antusias dan sang kekasih juga menginginkan hal yang sama dengan dirinya.

TOK TOK TOK

" Masuk!"

Sebuah seruan memberikan perintah agar Celina masuk, gadis berusia dua puluh tiga tahun itu pun mendorong pintu.

Nampak pria matang dengan wajah tenang melemparkan senyum kepada Celina .

" Permisi Dok " Sapa Celina .

" Silahkan duduk Nona Celina " Dokter Andrew menunjukkan kursi kosong di depannya yang terhalang sebuah meja kerja.

" Terimakasih Dok"

Celina pun duduk berhadapan setelah menutup pintu rapat-rapat.

" Ada apa Dokter meminta saya datang ?" Tanya Celina to the points, telapak tangan nya basah oleh keringat dingin.

" Sebelum nya saya minta maaf sebesar-besarnya kepada Nona Celina " Ucap Dokter Andrew semakin membuat Celina takut.

" Ma- Maaf ??? Maaf untuk apa Dok?"

Dokter Andrew mengambil sebuah amplop putih kemudian menyerahkan nya kepada Celina .

" Silahkan dibuka! "

Degup jantung dalam dada sudah seperti pacuan kuda. Berderap cepat hingga kedua tangan gemetar memegang amplop tersebut.

Satu demi kata yang tertulis Celina baca dengan gugup. Hingga di akhir kalimat menandakan negatif.

Wajah Celina mendongak, menatap Dokter Andrew penuh tanda tanya. Dokter muda itu tersenyum sembari menganggukkan kepala.

" Ini.. Ini benar Dok?"

Perasaan Celina bertambah gugup hingga air matanya jatuh di pipi.

" Iya Nona, itu benar. Ternyata semua reset yang kami lakukan terhadap anda tertukar dengan pasien lain. Hal ini murni keteledoran saya, saya harap Nona mengampuni sikap lalai kami "

Celina sungguh tidak percaya ini, perasaan bahagianya sungguh untuk sulit diungkapkan. Wajahnya mengguratkan senyum bahagia yang sedikit ragu.

" Aku... Aku tidak percaya ini Dok.. Tapi ... Tapi sungguh.. Aku sangat bersyukur " suara Celina bergetar, air matanya luruh semakin deras.

Sifatnya yang memang begitu lunak membuat nya mudah sekali menangis.

Celina melangkah cepat menyusuri koridor rumah sakit, ia ingin segera sampai di apartemen Marcell Siahaan dan memberi tahu kabar bahagia ini. Celina yakin pria itu akan merasa lebih bahagia daripada yang dirasakan nya saat ini.

Namun tiba-tiba orang yang sedang dalam pikirannya lewat, Celina tercengang. Marcell Siahaan tidak sendiri, dia merangkul bahu seorang perempuan yang sangat dikenalnya.

Syafa Namata, adiknya dengan ibu yang berbeda. Ayah Celina , Andara Pala memiliki dua istri. Ibu Celina adalah istri pertama, dan Ibu Syafa Namata adalah istri keduanya.

Celina tidak terlalu perduli dengan hubungan itu, karena selama ini Ibu Syafa Namata pun baik kepada nya. Dia bisa menggantikan sosok Ibu sebab Ibu Celina telah meninggal dunia ketika Celina dilahirkan.

Hal itu sudah biasa, dan memang resiko seorang ibu saat melahirkan adalah mengorbankan nyawa.

Tapi saat ini, kenapa jantung Celina berdegup lebih kencang dan terasa ngilu menyaksikan Marcell Siahaan merangkul bahu Syafa Namata .

Padahal mereka terlihat tidak begitu akrab jika di depan Celina . Ada apa ini ?

Dengan sangat hati-hati, Celina mengikuti mereka.

DEGH!!!

Keduanya melangkah masuk ke dalam ruangan seorang Dokter bergelar SP.A K. Perasaan Celina semakin tidak menentu.

Ingin sekali ia menerobos masuk, tapi pasti itu tidak akan bisa. Karena hanya orang yang sudah melakukan jadwal pertemuan yang bisa masuk ke ruangan khusus tersebut.

Celina menyandarkan tubuhnya ke dinding, dada nya terasa sakit hingga tangannya berusaha menekan dadanya sendiri.

Ia bingung dan sangat ketakutan, berharap apa yang ada dalam pikiran nya saat ini tidak benar-benar terjadi.

Tiba-tiba pintu terbuka, Celina bergerak cepat menyembunyikan dirinya di balik dinding. Adik dan tunangannya itu keluar, mereka beriringan seperti layaknya suami istri.

" Lain kali kamu harus lebih berhati-hati lagi sayang " suara yang berusaha menenangkan itu terdengar, hati Celina bagai tercabik-cabik. Tungkai kakinya bergetar hebat.

" Usia kandungan ku akan semakin bertambah, bagaimana jika aku melahirkan dan kamu tidak kunjung menikahi ku?" rengek Syafa Namata .

" Itu tidak akan terjadi, kau tahu kan kalau Celina akan segera mati. Minggu depan kami akan menikah, paling lambat sebulan kemudian aku akan menjadi duda"

Syafa Namata tersenyum tipis, membayangkan nya saja sudah sangat menyenangkan baginya.

Berbeda dengan perasaan Celina yang berada di balik dinding, tangannya mengepal kuat. Mencoba menahan luka yang sudah menganga.

Dia tidak pernah mengira jika dua orang yang paling disayangi telah melakukan pengkhianatan yang begitu kejam.

Yang awalnya Celina membayangkan jika mereka lah orang yang paling sangat kehilangan bila nanti penyakit kronis akan mencabut nyawanya.

Ah ... Kenapa tersisip rasa bersyukur karena telah didiagnosa penyakit yang mematikan ? Dengan begitu dia bisa tahu kemunafikan orang-orang berhati iblis.

" Jadi mereka akan bersukacita dengan kematian ku?" Bisik Celina dalam hati, Syafa Namata dan Marcell Siahaan sudah menghilang. Celina gegas mencari mereka dengan diam-diam.

Rupanya mereka baru saja pergi dari loket pembayaran, Celina terus mengikuti mereka.

" Kenapa senyam-senyum sendiri ?" tanya Marcell Siahaan kepada sang kekasih.

" Aku merasa kasian sekali dengan nasib Celina , Ibunya meninggal karena patah hati dan sekarang dia juga harus mati. Meskipun tidak seburuk nasib Ibunya itu"

Celina membeliak lebar mendengar ucapan Syafa Namata .

" Salah sendiri kenapa menikah dengan pria yang sudah punya kekasih " Umpat Syafa Namata .

Marcell Siahaan tersenyum simpul, ia mengusap pucuk kepala Syafa Namata dengan lembut.

" Sudahlah sayang, jangan memikirkan hal yang sudah berlalu. Ayo kita kembali ke apartment "

Syafa Namata mengiyakan permintaan Marcell Siahaan , ia kemudian masuk ke dalam perut mobil setelah Marcell Siahaan membukakan pintu untuknya.

Celina menatap nanar mobil yang kian menjauh dan menghilang di tikungan.

Mobil mewah keluaran series terbaru, hadiah ulang tahun untuk Marcell Siahaan bulan lalu.

Hanya ada dua tempat duduk di mobil itu, dan Celina membayangkan jika dirinya lah yang akan duduk disamping Marcell Siahaan dan diperlakukan penuh cinta.

Tapi ternyata, Celina salah besar. Justru perempuan yang sangat tidak pantas ia akui sebagai saudara lah yang menempati nya.

" Kau bilang nasib ku mengenaskan ?? Dan kau tertawa membayangkan nya? Membayangkan kematian Ibuku ??" Air mata meleleh membasahi wajah Celina , mengenang bagaimana menderita nya sang Ibu saat itu.

" Baiklah,,,, akan ku buat semuanya berbalik"

Celina meremas keras kertas yang diberikan oleh Dokter Andrew padanya tadi. Kertas yang sebelumnya ia pikir akan menjadi kabar gembira untuk semua orang.

KECURIGAAN MARCELL

Celina terpaku melihat dua pasang sandal berada di luar pintu. Siapakah gerangan yang datang ke penthouse miliknya ?

Hanya Keluarga nya yang memiliki kata kunci pintu rumah ini. Apakah itu Marcell Siahaan ? Ataukah Syafa Namata ? Mungkinkah keduanya ?

Celina mengepalkan tangannya, jika benar itu mereka. Maka dia tidak akan bisa menahan diri lagi.

Celina masuk ke dalam rumah yang merupakan khusus untuk founder perusahaan PT LEMBAGA TBK.

Ia mencari dua sosok penyusup itu, samar-samar terdengar suara dari ruang kerja Celina . Gadis berambut sebahu itu memelankan pijakan kakinya. Ia mendekati arah asal suara. Kemudian menempelkan sebuah gelas kaca pajangan yang diambilnya dari meja hias di pojokan. Guna mempertajam suara di balik ruangan tersebut.

" Cepat Pa, cari semua surat-surat tanah itu"

" Ini sudah aku cari Ma, tapi nggak ada.. Surat mobil dan yang lainnya pun tidak ada"

" Dimana sih anak si@l itu menyimpan surat-surat berharga itu?"

" Aku yakin disini Ma, karena aku pernah melihat nya"

Tubuh Celina bergetar hebat, itu suara Papa dan Mama Syafa Namata . Ibu tirinya !

" Kenapa Papa tidak mengambil nya dari dulu kalau sudah pernah melihatnya ?"

" Aku tidak punya kesempatan "

Ah... Maudi Dania mendengus kesal. Ia hampir mencapai tujuan, Celina akan meninggal tidak lama lagi. Jadi semua aset tanah warisan mendiang Ibunya harus segera simpan. Supaya tidak keteteran seperti dulu lagi.

Lagi-lagi hati Celina dihancurkan oleh keadaan, semua orang yang sangat disayanginya benar-benar telah berkhianat. Mereka sebenarnya bukan manusia, tapi parasit.

Celina memilih pergi secara diam-diam, untuk masalah surat-surat yang dicari? Untung Celina sudah menyimpan nya di Bank beberapa hari yang lalu. Karena dia berniat untuk menyerahkan aset tersebut kepada kuasa hukum nya sekalian menulis surat wasiat.

Tapi sekarang, semua rencananya berubah. Tidak ada surat wasiat, atau pun harta untuk para parasit itu.

Kalau pun Celina harus mati, lebih baik semua harta peninggalan sang Ibu diwakafkan kepada panti asuhan. Hal itu akan lebih baik.

***

" Hallo Non Celina , saya masih di Jerman. Lusa saya pulang " Jawab Hendry dari seberang selaku kuasa hukum PT LEMBAGA TBK.

" Jangan lupa oleh-olehnya ya Pak" Balas Celina .

" Oh tentu, Apakah ada tambahan ?" Balas Hendry.

" Tidak, pulang lah dengan selamat. Karena aku sangat butuh bantuan anda "

" Baik Non Celina , dua hari tidak akan lama. Saya akan urus surat wasiat anda dengan cepat "

" Ini bukan masalah surat wasiat Pak, harta ku milik ku. Kalau bisa ku bawa mati? Kenapa tidak ?"

Hendry terdiam mendengar jawaban Celina , ia jadi curiga jika sudah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

" Baik Non Celina , saya akan cepat menyelesaikan pekerjaan saya disini. Dan segera menemui anda"

" Terimakasih Pak"

Sambungan telepon terputus. Celina menyandarkan punggungnya ke badan kursi. Ia menghela nafas panjang. Sungguh hari ini sangat melelahkan hati dan otak nya. Sebuah pengkhianatan yang tidak pernah terbayangkan, kini terjadi di depan mata.

Malah semua orang yang sangat disayanginya menjadi tersangka utama.

Dua puluh tiga tahun hidup, Celina seperti orang yang bodoh. Percaya saja jika mereka mencintai nya, padahal mereka lah yang sangat menginginkan Celina mati. Kemudian mengambil seluruh harta peninggalan Ibunya.

Oh Tuhan....

Celina menengadah sambil menutup mata. Rasa sesal seakan mencekik lehernya. Cinta dan kasih sayang yang Celina berikan hanya dianggap sebuah lelucon. Ditertawakan dan diremehkan.

Padahal jika dihitung-hitung, keluarga nya makan dari hasil perusahaan. Gaya hidup Maudi Dania , kejayaan hidup Raja Sujakna, serta kemewahan yang didapat oleh Syafa Namata . Semua adalah dari perusahaan milik ibu Celina .

Tanpa rasa malu mereka justru menginginkan kematian Celina , dan jika benar Ibu Celina meninggal karena mereka ? Sungguh, iblis lebih baik dari pada mereka bertiga.

Celina mengepalkan tangannya, rasa sakit dan dendam telah berbaur menjadi satu.

" Maafkan Celina Ibu... " Lirih Celina disertai gugur nya air mata.

Hanya untuk saat ini saja Celina berjanji akan menangis. Dan setelah ini dia akan mengharamkan air matanya jatuh karena para bajin94n itu.

Suara deringan telfon mengalihkan perhatian Celina , gadis itu meraih benda pipih series terbaru kemudian menerima sambungan telepon dari seseorang yang baru saja ia pikirkan.

" Hay sayang " sapa Marcell Siahaan , pria blasteran itu tersenyum penuh di layar ponsel.

Celina merasa muak sekali, ingin ia ludahi saja muka sok kecakepan itu.

" Kenapa ?? Kok lesu gitu? Apa kamu sakit sayang ?? Apa kamu tidak minum obat ?" Perhatian yang sebelumnya sangat membahagiakan, kini berubah seperti doa kematian.

" Ada apa ?" Balas Celina dingin, dia bukan jenis orang yang bisa berpura-pura baik kepada seorang penjahat.

" Hari ini kita kan udah janjian mau ambil baju pengantin di Butik "

Ah... Celina hampir tidak memikirkan semua itu. Mungkin karena terlalu kecewa dan sakit hati. Hari pernikahan nya dengan Marcell Siahaan tinggal sebentar lagi.

Momen yang sebelumnya sangat ditunggu-tunggu, kini berubah menjadi sesuatu yang sangat ingin Celina hancurkan.

" Aku lupa, kamu dimana ?" Balas Celina masih dengan nada bicara malas.

Marcell Siahaan diam, dia adalah sosok pria yang cukup cerdas untuk membaca keadaan.

" Kau baik-baik saja sayang ?"

Celina tak bergerak, ia tatap Marcell Siahaan dengan teliti. Menghafal background yang bisa ditangkap oleh layar ponsel nya.

Ternyata pria itu ada di apartemen nya, bisa jadi ada Syafa Namata disana. Rasa sakit itu tersisip kembali.

" Kita ketemu di Butik tiga puluh menit lagi, ajak Syafa Namata sekalian. Aku ingin dia mencoba pakaian Bridesmaids "

" Oh baiklah, dia ada dimana ? Biar ku jemput " Jawab Marcell Siahaan .

" Kau tanyalah sendiri " Cetus Celina sinis, seraya memutuskan talian.

Marcell Siahaan membeku, menatap ponselnya dengan perasaan tak menentu.

" Ada apa ?"

Syafa Namata memeluk sang kekasih hati dari belakang, merasakan kehangatan tubuh yang membuat jiwa nya menggelora.

" Sepertinya ada yang tidak beres " jawab Marcell Siahaan .

" Apa itu?" Syafa Namata mencebikkan bibirnya, semakin menambah aura cute yg dimiliki.

" Entah, cepat! Kita harus bersiap-siap "

Marcell Siahaan bangkit ia meraih pakaian nya dan langsung menyarungkan ke tubuh nya yang segak.

Syafa Namata menautkan kedua alisnya, ada apa dengan Marcell Siahaan ?

" Cepatlah sayang !" Paksa Marcell Siahaan karena mendapati Syafa Namata diam tak bergeming.

" Ok"

Dengan malas Syafa Namata turun dari tempat tidur Marcell Siahaan . Kemudian ia mengenakan pakaian nya satu persatu dan membenahi tubuhnya yang sedikit berantakan.

Selama mengemudikan mobilnya, Marcell Siahaan tidak banyak bicara. Dia memacu kuda besinya dengan cepat, supaya bisa segera sampai di tempat tujuan. Perasaannya benar-benar tidak nyaman, sikap Celina barusan benar-benar tidak seperti biasanya.

TANDA TANYA

Setibanya di Butik langganan keluarga LEMBAGA, Marcell Siahaan menemukan Celina sudah duduk di kursi pengunjung VIP. Dengan elegan nya gadis itu menyilangkan kaki nya yang indah semampai.

Marcell Siahaan tersenyum selebar mungkin, dia menghampiri tunangannya yang akan segera dinikahi.

" Sayang..."

Marcell Siahaan mengecup kening Celina , si gadis tak merespon. Justru kepalanya bergerak menengok ke belakang punggung Marcell Siahaan .

" Hay Syafa " Celina melambaikan tangannya, Syafa Namata tersenyum tipis. Jika Celina tidak melihat kejadian di rumah sakit tadi pagi, mungkin saat ini dia akan tetap menyayangi saudara tirinya itu.

" Dimana kau menemukan Syafa ?"

Celina melirik Marcell Siahaan , pria itu pandai sekali memainkan perannya sebagai kekasih yang baik.

" Dia tadi ku jemput di Cafe, katanya baru saja lunch bersama teman-temannya " Marcell Siahaan menjawab tanpa gugup.

Celina manggut-manggut disertai dengan senyuman miring.

Marcell Siahaan heran melihat seorang karyawan butik menyerahkan satu kotak besar kepada Celina.

" Terimakasih " Ucap Celina .

" Sayang, kenapa tidak kamu coba dulu gaunnya ?" Timpal Marcell Siahaan .

" Sudah tadi.. Kalau kamu mau coba baju pengantin mu silahkan, dan Syafa!" Celina menoleh kepada adik tirinya.

" Silahkan coba gaunmu, siapa tahu kekecilan ?" Celina melemparkan senyuman penuh misteri.

" Kau terlihat agak berisi "

Syafa Namata terhenyak dan langsung panik, dia memperhatikan tubuhnya di pantulan cermin.

" Masak sih Kak?"

Celina tersenyum jijik, ia bangkit kemudian meraih kotak yang berisikan gaun pernikahan nya.

" Aku duluan"

Marcell Siahaan semakin tak nyaman, sikap Celina begitu dingin.

" Sayang, apa kamu tidak mau mengomentari pakaian pengantin ku?"

" Tidak perlu, keberadaan Syafa rasanya sudah cukup menjadi pengganti ku disini "

Marcell Siahaan dan Syafa Namata sontak saling berpandangan satu sama lain.

Celina tersenyum, senyum yang berusaha menutupi lukanya. Ia berbalik dan pergi. Tentu Marcell Siahaan tidak akan mau ditinggalkan dalam keadaan yang serba tak nyaman. Ia langsung menyusul Celina keluar.

" Sayang... "

Marcell Siahaan menahan pintu supaya Celina tidak membuka nya.

" Kamu kenapa hari ini ? Hem?? Jangan membuat ku khawatir sayang "

Celina terdiam, bagaimana pun perhatian Marcell Siahaan masih menggetarkan jiwa nya. Dia memang sangat mencintai pria itu, tapi ketika melihat Syafa Namata yang baru saja keluar. Hatinya terluka lagi lebih mendalam.

" Tidak perlu khawatir, hemmm"

Celina menepuk pundak Marcell Siahaan , yang membuat pria itu semakin bingung. Sikap Celina sama sekali tidak menunjukkan rasa sayang dan manja, justru seperti kawan biasa.

" Aku antar kamu pulang "

Marcell Siahaan membuka pintu kemudi, dan tanpa menunggu persetujuan Celina pria itu sudah duduk di belakang setir.

Celina diam, ia tidak suka dan sama sekali tidak ingin berada di dekat pria ini lagi. Tapi untuk bersitegang di tempat umum, itu sangat memalukan.

Dengan terpaksa Celina mengikuti kemauan Marcell Siahaan , meninggalkan Syafa Namata yang berdiri mematung memperhatikan mereka.

 Di sepanjang perjalanan, Celina diam seribu bahasa. Hal ini semakin meyakinkan hati Marcell Siahaan , jika ada sesuatu yang terjadi.

" Sayang... "

Satu tangan Marcell Siahaan menyentuh tangan Celina , dan satu tangan nya sibuk mengemudi.

" Aku kangen sama kamu "

Celina membuang muka, gerahamnya mengeras.

" Kita Lunch dulu ya, aku belum makan siang "

Marcell Siahaan masih berusaha melunakkan hati Celina , dia sedikit takut dengan perubahan sikap Celina yang tidak biasanya.

" Aku udah makan" Jawab Celina ketus.

Marcell Siahaan terdiam, dia semakin yakin jika ada yang tidak beres.

" Kalau begitu, temani aku saja.. Hem?" Masih berusaha untuk membujuk.

Celina tidak menjawab, dan hal tersebut akan diartikan jika sang tunangan setuju. Maka Marcell Siahaan segera memacu mobilnya menuju restoran favorit mereka.

Meskipun Celina tetap bersikap dingin, namun Marcell Siahaan terus saja menunjukkan perhatiannya. Malah tanpa merasa malu, dia memaksa Celina untuk mau makan dengan disuapi.

Karena Celina memang lebih cenderung malu menjadi pusat perhatian, dengan terpaksa dia pun menerima suapan dari Marcell Siahaan .

" Nah gitu dong, kamu harus makan yang banyak ya sayang.. Setelah ini minum obat supaya kamu bisa cepat sembuh "

Celina tersenyum miring disela kunyahan mulut nya.

" Kalau aku benar-benar sembuh ? Apa kamu akan bahagia ?"

Sebuah pertanyaan yang hampir membuat Marcell Siahaan terkena serangan jantung sebab seluruh darah di dalam tubuhnya mendadak panas.

" Kenapa ekspresi mu seperti itu?" Sambung Celina .

Marcell Siahaan langsung merubah air mukanya dengan sebuah senyuman lebar.

" Tentu.. Tentu aku akan sangat bahagia sayang "

Celina muak sekali, baru kali ini Marcell Siahaan menunjukkan ekspresi yang sesungguhnya.

" Permisi "

Tiba-tiba sebuah sapaan mengalihkan perhatian keduanya, Celina tersentak kaget melihat Dokter Andrew berada disana. Tubuhnya reflek berdiri.

" Dokter... Sedang apa Dokter disini ?"

" Saya sedang ada temu janji dengan seseorang, dan kebetulan sekali saya melihat Nona Celina . Apakah saya mengganggu momen bahagia kalian berdua ?"

Celina semakin panik, ia takut Marcell Siahaan tahu jika dirinya sebenarnya tidak lah sakit. Segera Celina menarik tangan Dokter Andrew menjauh dari tempat itu.

" Sayang... Mau kemana ?" Seru Marcell Siahaan yang sama sekali tidak digubris.

Dokter Andrew sendiri nampak kaget dan bingung, sikap Celina berbeda dari biasanya. Namun dia tidak mampu untuk menolak.

" Maafkan saya Dok.. "

Setelah berada di tempat yang aman, barulah Celina melepaskan Dokter Andrew.

" Is Ok, Anda pasti punya alasan melakukannya " Dokter Andrew merapikan sedikit kemejanya.

Sebenarnya Celina enggan untuk menceritakan masalah pribadi kepada orang lain, namun jika dia tidak jujur dikhawatirkan Dokter Andrew akan keceplosan lagi.

" Saya belum mengatakan kondisi saya yang sebenarnya kepada keluarga saya, termasuk tunangan saya"

Celina merunduk, dia tidak ingin Dokter Andrew melihat genangan di pelupuk matanya.

Dokter Andrew mengernyit dalam, apa yang dilakukan oleh Celina adalah sesuatu yang tidak wajar. Biasanya, jika kita memiliki kabar gembira. Pasti orang terdekat yang diberi tahu lebih dulu.

" Ok... Apa anda akan memberikan mereka kejutan ?"

Celina mengangkat wajahnya perlahan disertai gelengan kepala.

" Tapi saya mohon kepada Dokter, supaya tetap merahasiakan hal ini. Saya akan memberi tahu nanti, disaat yang tepat "

Dokter Andrew mengangguk mengerti, dia pun tersenyum tipis.

" Terimakasih Dok... "

" Sama-sama Nona Celina "

Keduanya kembali masuk ke dalam restoran, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang membingungkan.

Marcell Siahaan ditemukan sedang menggobrol hangat dengan seorang perempuan. Mereka nampak akrab satu sama lain, kedua tangan mereka saling menggenggam hangat.

"Mala??"

Dokter Andrew menyerukan nama perempuan itu, Nirmala menoleh dan sontak melepaskan pegangan tangan nya.

" Hey sayang.."

Mala mencium pipi kanan dan kiri sang kekasih, kemudian bergelayut mesra di lengannya.

Dokter Andrew melirik Celina yang kebetulan juga tengah meliriknya. Lalu keduanya bergulir menatap Marcell Siahaan .

Perasaan mereka sama-sama bergetar.

" Kau mengenal..."

Dokter Andrew menggantung kalimatnya sebab belum tahu nama Tunangan Celina .

" Ah iya..."

Marcell Siahaan sigap beranjak dari duduknya seraya mengulurkan tangan.

" Saya Marcell Siahaan , Tunangan Celina sekaligus sahabat Nirmala "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!