"guru aku harus pergi, aku tidak mau menjadi tua di tempat ini" teriak Andika melompat dari sebuah bukit kecil dengan tergesa-gesa.
"dasar murid sialan beraninya kamu mengambil pakaianku di mana kamu sembunyikan" teriak seorang kakek tua dari sebuah danau kecil menyadari pakainya sudah tidak ada di pinggir danau.
Kakek tua itu adalah guru dari Andika yang bernama Satria. Mereka tinggal di sebuah rumah yang terletak di atas bukit tanpa ada satupun tetangga di sekitarnya. Dahulu kakek tua menemukan seorang anak laki-laki yang sedang terluka parah tidak sadarkan diri di sebuah jurang pinggiran hutan. Kemudian kakek yang tidak mempunyai keluarga mulai merawatnya dan melatihnya hingga sekarang. Anak laki-laki itu bernama Andika dan sekarang sudah tumbuh menjadi seorang pria dewasa.
Andika kini juga sudah berusia 25 tahun setiap hari yang dia kerjakan hanyalah berlatih dan terus berlatih. Sehingga dia ingin sekali merasakan indahnya kehidupan dunia luar. Andika tidak berani mengatakan niatnya ini kepada gurunya karena takut tidak di ijinkan dan justru akan di hajarnya.
Ketika gurunya sedang mandi di sebuah danau kecil Andika seketika menemukan kesempatan yang bagus untuk dapat pergi. Andika segera mengemas beberapa pakaian nya dan memasukkan ke dalam ranselnya. Kemudian Andika langsung menyembunyikan pakaian milik gurunya yang ada di pinggir danau. Dengan tujuan gurunya tidak akan mengejarnya yang pergi dalam kondisi telanjang bulat.
Setelah itu Andika langsung segera pergi akan tetapi sebelum Andika pergi terlalu jauh gurunya telah menyadarinya dan langsung marah.
Sebuah tongkat kayu melesat cepat ke arah Andika yang sudah berada di bawah bukit. Seketika Andika menangkis tongkat kayu itu dengan menggunakan telapak tangannya. Sehingga Tongkat kayu itu berbelok arah dan menghantam sebuah batu besar.
"dar" batu itu meledak hancur berkeping-keping.
"dasar kakek tua sialan apa dia hendak ingin membunuhku" ujar Andika merasakan tangannya bergetar hebat setelah menangkis serangan tongkat itu.
Jika tongkat itu mengenai nya mungkin dia akan mengalami luka parah dan beberapa tulangnya pasti patah pikirnya. Andika tau walaupun gurunya sudah tua tapi kekuatannya sangat luar biasa sehingga Andika sudah biasa babak belur di buatnya karena sering salah dalam melakukan latihan. Kemudian Andika menambah kecepatan berlarinya agar bisa segera pergi dari sana.
Sementara gurunya tampak sedang berdiri di atas bukit dengan hanya menggunakan dedaunan guna menutupi tubuh bagian bawahnya. Wajah marah gurunya perlahan mulai tersenyum sendiri.
"Andika jaga dirimu baik-baik semua sudah aku ajarkan kepadamu, tinggal tergantung dirimu sendiri untuk berkembang" ujarnya.
Gurunya juga tahu suatu saat pasti Andika akan pergi meninggalkannya sehingga gurunya merasa sedikit sedih akan tetapi dia juga mengerti tentang keinginan Andika ini. Kemudian kakek tua ini kembali kesal karena Andika menggunakan cara memalukan menyembunyikan pakaiannya ketika dia sedang mandi untuk dapat pergi dari sini.
Kembali ke Andika setelah beberapa waktu dia berlari kini Andika telah tiba di sebuah desa yang cukup ramai. Di mana di desa ini terdapat sebuah stasiun kereta api yang menghubungkan desa dengan beberapa kota besar. Andika memutuskan untuk pergi menuju ke kota menaiki kereta api.
Di dalam gerbong kereta di mana kursi penumpang nya saling berhadapan satu sama lain. Andika duduk di sebuah kursi di mana di depannya ada seorang wanita cantik duduk sendirian.
Wanita itu tampak begitu cantik dan modis dengan rambut panjang di ikat. Pakaian begitu rapi yang menandakan bahwa wanita itu berasal dari kota. Andika melirik secara diam-diam dan mengagumi kecantikan wanita tersebut. Andika merasa menyesal karena baru bisa bertemu dengan wanita cantik setelah 25 tahun tinggal di hutan bersama seorang kakek tua.
Sementara wanita cantik itu sedikit ketakutan ketika melihat Andika memperhatikannya. Apalagi penampilan dari Andika yang hanya menggunakan kaos dengan robek di bagian ketiak dan juga celana jeans pendek. Andika yang menggendong sebuah ransel dan rambut panjang acak-acakan semakin membuat takut wanita cantik tersebut.
"semuanya diam jangan ada yang bergerak atau aku akan membunuhnya" tiba-tiba terdengar suara teriakan seseorang dari arah belakang wanita cantik itu.
Semua orang terkejut Ketika melihat tiga orang yang menggunakan topeng berwarna hitam dengan memegang parang di tangannya. Seketika semua orang menyadari bahwa ketiga orang ini adalah perampok sehingga membuat semua orang menjadi ketakutan.
"kalian cepat ambil barang-barang milik mereka" teriak pemimpin perampok itu kepada kedua rekannya.
Kedua rekannya langsung melucuti barang-barang penumpang satu per satu dari ujung gerbong. Di bawah ancaman parang para penumpang juga tidak berani melawan dan pasrah memberikan perhiasan dan barang berharga milik mereka.
Kemudian pemimpin perampok itu mulai berjalan ke arah wanita cantik dan Andika akan tetapi dia berhenti tepat di belakang wanita cantik dan menodong seorang pria tua.
"berikan barang berharga milikmu segera" ujar pemimpin perampok itu kepada pria tua.
Pria tua itu juga langsung memberikan jam tangan yang dia kenakan dan mengambil tas kecil miliknya serta mengeluarkan uang dari dalamnya.
"tuan hanya ini yang saya punya tolong lepaskan saya" ujar pria tua itu.
Melihat gelagat yang tidak beres dari pria tua itu pemimpin perampok juga langsung merampas tas kecil miliknya dan membukanya. Benar saja pemimpin perampok menemukan uang tunai puluhan juta masih ada di dalam tasnya. Seketika perampok menjadi marah karena telah di bohongi.
"sialan berani kamu main-main denganku" ucapnya.
"buk" pemimpin perampok itu memukulkan gagang parang miliknya dengan keras ke arah kepala pria tua tersebut.
Seketika pria tua itu menjerit kesakitan memegangi kepalanya. Darah mulai mengalir di kepalanya menetes ke lantai gerbong. Pria tua itu juga langsung berlutut memohon ampun kepada perampok.
"tuan tolong ampuni saya" ucap pria tua yang sangat ketakutan. Pria tua itu menyesal karena telah berani membohongi perampok itu.
"buk buk buk" pria tua yang sedang berlutut langsung di injak-injak oleh pemimpin perampok hingga membuatnya kesakitan dan pingsan tidak sadarkan diri.
para penumpang yang melihat itu menjadi semakin ketakutan karena kekejaman perampok yang tidak segan-segan menghajar mereka. Pemimpin perampok itu mulai berjalan kembali dan telah berada di samping wanita cantik. Seketika wanita cantik mulai ketakutan di buatnya.
Wanita cantik juga langsung mengeluarkan barang berharga miliknya termasuk ponsel uang dan perhiasan. Wanita itu tidak berani menyembunyikan barangnya apa lagi setelah melihat pria tua yang baru saja di hajar hingga babak belur dan pingsan. Wanita cantik juga langsung memberikan barang berharga miliknya kepada perampok.
Setelah menerima barang itu pemimpin perampok itu mulai menatap tubuh dari wanita cantik. Wajah perampok itu berubah menjadi mesum karena terpesona melihat kecantikannya.
Wanita cantik itu tampak ketakutan melihat dirinya yang di tatap oleh perampok. Pemimpin perampok itu mulai lebih mendekat ke arah wanita cantik dan membungkukkan wajahnya mendekat.
"apa yang kamu inginkan" wanita cantik yang ketakutan mulai menggeser kan tubuhnya ke arah jendela kereta api.
"kamu sangat cantik bagaimana jika kamu ikut dengan kami untuk bersenang-senang". Ujar perampok sambil tertawa mesum.
"tidak tolong lepaskan aku" tubuhnya wanita cantik mulai gemetaran dia ketakutan dirinya akan di mainkan oleh mereka dan di lecehkan.
Pemimpin perampok itu menggunakan tangan kirinya hendak menyentuh pipi si wanita cantik. Akan tetapi kemudian Andika yang berada di sana langsung menangkap tangan perampok itu.
"sialan berani sekali kamu" ucap perampok itu marah karena Andika berani menghalanginya.
Andika tidak bisa diam saja melihat perampok mengambil barang-barang milik penumpang apa lagi hendak melecehkan seorang wanita. Andika langsung memelintir tangan pemimpin perampok itu dengan keras.
"krak" seketika tangan perampok itupun langsung patah.
"aaaa" teriak perampok itu kesakitan akibat merasakan rasa sakit tangannya yang patah.
Andika mulai melepaskan pergelangan tangannya dan seketika tangan perampok itu tergantung lemas tak berdaya.
"sialan akan ku bunuh kamu" pemimpin perampok itu langsung menebaskan parangnya ke arah Andika.
Akan tetapi sebelum parang itu mengenai Andika sebuah pukulan dari Andika lebih dulu mengenai perut dari pemimpin perampok itu.
"buk" pukulan itu mengenai telak di bagian uluh hati.
Seketika pemimpin perampok itu merasakan sakit yang luar biasa. Matanya melotot seakan ingin copot. Perampok itu terduduk dan kemudian tergeletak tidak sadarkan diri.
Kedua perampok sisanya melihat pemimpinnya yang sudah tergeletak menjadi sangat marah. Mereka berdua langsung berlari menuju Andika sambil mengangkat parangnya menyerang Andika.
Akan tetapi Andika langsung melakukan tendangan dengan telapak kakinya ke arah salah satu perampok.
"buk" seorang perampok seketika terpental ke belakang menabrak rekannya yang berada di belakangnya hingga membuat kedua perampok itu terpental bersamaan.
"brak" kedua tubuh perampok itu terpental menghantam pintu ujung gerbong dengan keras sehingga membuatnya langsung pingsan tidak sadarkan diri. Bagi Andika yang merupakan seorang ahli beladiri ketiga perampok itu bagaikan seekor semut di hadapannya.
Para penumpang yang sebelumnya ketakutan setelah melihat itu juga langsung menjadi sangat senang. Mereka semua sangat gembira dan lega karena ketiga perampok itu sudah kalah dan mereka bisa mengambil kembali barang-barang berharga miliknya. mereka berterima kasih kepada Andika karena berkatnya para perampok bisa di kalahkan.
Sementara wanita cantik yang sebelumnya sedikit takut kepada Andika mulai merasa kagum melihat kemampuan yang di milikinya.
"tuan terima kasih atas pertolongannya" ujar wanita cantik itu.
"tidak apa-apa" jawab Andika dengan senyum.
"oh iya perkenalkan nama saja Diana" Diana mengulurkan tangannya.
"saya Andika" Andika juga langsung menjabat tangannya.
Andika merasakan kulit tangan yang begitu lembut dan halus yang di miliki oleh Diana.
Kemudian mereka berdua mulai mengobrol dengan santai. Diana bertanya tentang tujuan dari Andika hendak pergi kemana sedangkan Andika menjawab bahwa dia berasal dari desa dan ingin pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Diana kemudian memberikan kartu namanya kepada Andika dan mengatakan jika Andika bisa datang ke tempatnya untuk mendapatkan pekerjaan. Diana berpikir bahwa dia telah berutang budi kepada Andika sehingga tidak ada salahnya dia memberikan pekerjaan kepadanya.
Andika mulai memasukkan kartu nama itu ke dalam sakunya. Beberapa jam telah berlalu kereta api juga telah berhenti sepenuhnya. Kini mereka telah tiba di stasiun kereta api yang berada di kota Luton.
Sampai di stasiun mereka berdua juga langsung turun dan berpisah di sana. Andika mulai berjalan keluar dari stasiun dan melihat pemandangan kota luar biasa yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
bangunan-bangunan besar, gedung-gedung pencakar langit dan banyaknya kendaraan yang lalu lalang yang baru pertama kali Andika lihat sehingga membuatnya kagum. Apalagi di tambah banyak wanita cantik yang berseliweran di mana-mana membuat Andika semakin menyesal mengapa tidak dari dulu dia pergi meninggalkan bukit dan Kakek tua pikirnya.
Andika mulai berjalan menyusuri keramaian kota hingga Andika sampai di suatu gang sepi. Di mana di dalam gang tersebut terlihat sebuah mobil dengan sesosok tubuh tergeletak di sebelahnya.
Andika segera menghampiri tubuh itu dan menyadari bahwa orang tersebut telah tewas kehabisan darah dengan pisau tertancap di perutnya.
Samar-samar Andika mendengar suara keributan lebih dalam ke dalam gang yang sepi tersebut. Andika menyadari ada yang tidak beres dan segera bergerak ke arah suara keributan itu.
"tuan Saputra kali ini ajal anda telah tiba" ucap seseorang sambil mengangkat parang hendak menebasnya.
Sebelum parang itu di tebasan tiba-tiba saja sebuah tinju menghantam wajahnya dengan keras hingga seketika membuatnya terpental.
"buk bruk" tubuh orang itu terpental dan menghantam tembok dengan keras.
Tinju itu berasal dari Andika yang melihat lima orang sedang mengepung dan mengancam seorang pria tua menggunakan parang. Pria yang terancam itu terlihat begitu rapi dengan setelah jas berwarna hitam. Andika juga langsung menyadari bahwa ke lima orang itu hendak membunuh pria berjas hitam itu sehingga Andika langsung memukul nya untuk menyelamatkan pria berjas hitam itu.
Sontak rekan dari penjahat itu langsung terkejut melihat rekannya di pukul secara tiba-tiba. Sementara pria tua berjas hitam itu merasa beruntung karena ada orang yang datang menolongnya.
Penjahat yang di pukul Andika juga mulai bangkit memegangi mulutnya yang mengeluarkan darah dan di ikuti oleh beberapa giginya yang tanggal.
"sialan beraninya kamu ikut campur kalian cepat habisi dia" teriak penjahat yang terluka dan sangat marah.
Segera ke empat rekannya langsung mengangkat parangnya hendak menyerang Andika. Dua orang langsung maju dan menebaskan parangnya secara bersamaan.
"syus syus" tebasan itu begitu cepat dan langsung mengarah ke tubuh Andika.
Akan tetapi Andika langsung melompat ke udara dan melakukan tendangan menggunakan kedua kakinya dengan keras.
"buk buk" tendangan itu menghantam keras dada kedua penjahat itu hingga membuat mereka berdua terpental menggusur aspal dan langsung memuntahkan seteguk darah segar lalu seketika tergeletak tidak sadarkan diri.
Dua orang sisanya melihat rekannya yang sudah tergeletak juga mulai maju menyerang Andika secara bersamaan. Mereka menebaskan parangnya ke arah Andika akan tetapi bagi Andika kecepatan serangan mereka masih begitu lambat sehingga Andika menggeser kan tubuhnya ke samping sehingga tebasan parang itu tidak bisa mengenainya.
"tang" parang itu melesat menghantam aspal jalan yang keras.
Kemudian Andika menginjak parang yang berada di bawah dengan kakinya sehingga perang itu terlepas dari pegangan ke dua penjahat tersebut. Andika langsung meninju dengan keras dan cepat ke arah kedua wajah dari penjahat itu.
"buk buk" tinju itu menghantam keras wajah dari kedua penjahat itu hingga membuatnya terpental beberapa meter menggusur aspal.
Ke dua penjahat itu juga langsung tergeletak tidak sadarkan diri dengan hidup yang patah dan mengeluarkan darah segar. Kini hanya tinggal satu orang penjahat yang sedang terluka dengan giginya yang tanggal.
Penjahat itu tidak percaya rekannya bisa di kalahkan begitu mudah dengan sosok pria muda di depannya. Kemudian penjahat itu mulai mengambil sebuah pistol dari balik bajunya dan langsung mengarahkan bidikannya kepada Andika.
Andika mulai berjalan mendekati penjahat itu seolah tidak gentar dengan bidikan senjata api yang mengarah kepadanya. Penjahat itu terkejut Andika tidak takut melihat senjata api yang dia keluarkan dan justru dengan santai berjalan ke arahnya.
"dor" penjahat itu menarik pelatuknya sehingga sebutir peluru timah panas melesat ke arah Andika.
Andika juga langsung menggeser tubuhnya sedikit saja alhasil peluru itu tidak mengenainya dan menghantam tembok.
jangan lupa tinggalkan komentar dan like serta subscribe ya supaya author lebih semangat dalam menulis terima kasih
Hal itu membuat penjahat itu terkejut bagaimana mungkin seorang manusia bisa menghindari sebuah peluru. Penjahat itu juga langsung menembakkan pistolnya secara membabi buta.
"dor dor dor" rentetan peluru mengarah dengan cepat ke tubuh Andika.
Akan tetapi Andika tetap berjalan santai dan menghindari peluru itu ke kiri dan ke kanan sehingga peluru itu hanya mengenai angin dan menabrak tembok.
"Trak Trak Trak" tampak pecahan batu bata berserakan akibat peluru yang menghantam tembok.
"apakah dia masih manusia" ucap penjahat itu dalam hati merasa ngeri dengan kemampuan Andika.
"klek klek" penjahat itu kembali menarik pelatuknya akan tetapi dia menyadari bahwa amunisinya telah habis.
Sedangkan kini Andika telah berada tepat di hadapannya sehingga membuat penjahat itu ketakutan.
"apa yang mau kamu lakukan" ujar penjahat itu tampak ketakutan.
Kemudian Andika mulai mencekik dan mencengkram leher penjahat itu. seketika penjahat itu merasakan rasa sakit serta kesulitan dalam bernafas. Dia pun memberontak sekuat tenaga akan tetapi sama sekali tidak bisa melepaskan diri dari cekikan Andika.
Andika mencekik dan mengangkat tubuh penjahat itu ke atas lalu terdengar suara tulang yang remuk.
"krak" Andika mencengkram mencekik dengan keras hingga mengakibatkan tulang leher penjahat itu hancur.
Seketika penjahat itu tidak memberontak lagi dan tewas seketika. Andika langsung melemparkan tubuhnya begitu saja. Andika sendiri tidak segan-segan membunuhnya karena Andika benci dengan kejahatan apalagi gurunya selalu mengajarkan agar menghabisi setiap musuh hingga tuntas agar di kemudian hari tidak ada lagi masalah yang timbul.
Setelah mengalahkan semua penjahat Andika juga mulai berjalan menuju ke arah pria tua berjas yang tampak bengong melihatnya. Pria jas itu tidak percaya dengan apa yang di lihatnya bagaimana kemampuan Andika yang luar biasa dalam mengalahkan semua penjahat itu dengan mudah. pria berjas itu melihat Andika bak seorang kesatria yang memiliki kemampuan yang luar biasa.
"tuan apakah anda baik-baik saja" ujar Andika yang sudah sampai di hadapan pria tua itu.
Seketika pria tua itu juga langsung sadar dan sangat kagum dengan kemampuan yang di miliki oleh Andika.
"saya baik-baik terima kasih atas pertolongannya jika tidak mungkin saya sudah tewas".
"saya hanya kebetulan saja lewat".
"perkenalkan nama saya David Setiawan anda bisa memanggil saya tuan Setiawan"
"saya Andika".
"sebenarnya apa yang terjadi mengapa mereka tadi menyerang tuan Setiawan dan hendak membunuh anda" tanya Andika.
Kemudian David mulai menceritakan kepada Andika bahwa kelima orang itu mungkin adalah suruhan dari saingan bisnisnya. David sendiri adalah salah satu orang sukses dan kaya di kota Luton. Setiap bisnis pasti memiliki saingan sehingga untuk menyingkirkan saingan bisnisnya terkadang menggunakan cara licik seperti membayar pembunuh bayaran untuk menghabisi saingannya.
Andika yang mendengarnya juga mulai mengerti dan menyadari ternyata di kota besar juga tak seindah yang di bayangkan ternyata juga banyak kejahatan tersimpan di dalamnya.
"kalo boleh saya tahu apakah anda baru datang dari desa" tanya David melihat penampilan Andika yang tampak kotor dan acak-acakan.
"iya saya baru saja tiba di kota hari ini" jawab Andika.
Mendengar jawaban Andika David juga langsung terpikirkan sebuah ide di kepalanya.
"Andika bagaimana kamu ikut saya saja kamu bisa bekerja di tempat ku" ujar David berpikir pasti tujuan Andika datang ke kota adalah untuk mencari pekerjaan.
"maksudku kamu bisa bekerja dengan ku sebagai pengawal pribadi" imbuh David.
David kagum melihat kemampuan bertarung dari Andika yang sangat luar biasa sehingga David berniat menjadikan Andika sebagai pengawal untuk melindungi keluarganya. Mendengar itu Andika sedikit terkejut sehingga dia hanya diam dan belum memberikan jawaban.
"oh tenang soal bayaran saya akan membayar anda 100 juta setiap bulannya dan anda bisa tinggal di kediaman saya" David takut Andika akan menolak tawarannya. Apalagi David sangat sulit menemukan orang yang memiliki kemampuan bertarung sehebat Andika.
Andika mulai berpikir dan mempertimbangkan tawaran David ini. Tujuan Andika datang ke kota adalah untuk melihat dunia luar tapi kehidupan di kota juga membutuhkan biaya dan tempat tinggal pikirnya.
setelah mempertimbangkannya akhirnya Andika setuju untuk menerima tawaran dari David. Andika berpikir selain mendapatkan uang dia juga mendapatkan tempat tinggal bukankah itu yang dia butuhkan.
"baiklah aku setuju" jawab Andika.
"kalo begitu mari ikut saya ke rumah" ajak David.
David lega karena Andika mau menerima tawarannya menjadi pengawal pribadi keluarganya. David juga langsung mengajak Andika pergi menuju ke rumahnya.
Sampai di depan rumah David, Andika langsung kagum melihat rumah David yang begitu mewah dan besar. Mereka langsung berjalan masuk ke dalam rumah. Andika melihat ke arah setiap sudut rumah yang terlihat begitu mewah dan indah.
Kemudian Andika langsung terpana melihat seorang wanita cantik yang sedang duduk di meja makan dengan masih menggunakan pakaian kemeja rapi orang kantor. Wanita itu begitu cantik dengan rambut lurus terurai, walaupun make up di wajahnya tampak telah luntur tapi terlihat begitu menawan dengan wajah cantik alami. Kulit wanita itu begitu putih tanpa ada cacat sedikitpun bak seorang bidadari dunia. Hal itu membuat Andika bengong beberapa saat terpesona olehnya.
"ayah kenapa sore sekali baru kembali" ujar wanita cantik itu yang bernama Yolanda.
Yolanda merupakan salah satu putri dari David dan dia juga baru saja kembali dari kantornya. Dimana perusahaan David adalah perusahaan konstruksi sementara Yolanda memiliki perusahaan sendiri yang bergerak di bidang kecantikan.
"ada sedikit masalah tadi di jalan" jawab David.
"oh ya Yolanda perkenalkan ini Andika mulai sekarang dia akan bekerja di sini sebagai pengawal pribadi kalian" imbuh David kepada Yolanda.
Yolanda tampak terkejut dan langsung melihat ke arah Andika di mana dia terlihat sangat berantakan dan rambutnya yang gondrong tampak menyeramkan. Yolanda tampak risih melihat Andika tampak memandangi.
"ayah sepertinya aku tidak memerlukan seorang pengawal karena aku bisa menjaga diriku sendiri" Yolanda langsung menolak apalagi yang hendak di jadikan pengawalnya adalah orang yang di hadapannya ini.
"ayah sudah memutuskan Andika akan tetapi menjadi pengawal kalian" tegas David.
David yakin dengan kemampuan yang di miliki Andika dia dapat menjaga kedua putrinya. Apalagi setelah istrinya meninggal kini tanggung jawab ke dua putrinya berada di tangannya. Di tambah lagi David merasa banyak orang jahat yang sedang berniat buruk kepada keluarga mereka.
"tapi ayah..." ucap Yolanda langsung di potong oleh David.
"sudah cukup kamu antar Andika ke kamarnya ayah mau masuk ke kamar untuk beristirahat". David langsung berjalan pergi menuju ke kamarnya.
Sementara Yolanda tampak kesal dan berkata "kamu tunggu apa ayo ikut aku akan menunjukkan kamarmu" ujar Yolanda dengan kesal.
Andika tidak menyangka wanita ini begitu cantik tapi ternyata sangat dingin kepadanya. Tapi Andika juga tidak mempermasalahkan itu, karena yang terpenting baginya saat ini dirinya bisa mendapatkan tempat tinggal dan uang.
Yolanda membawa Andika menuju ke sebuah kamar yang terletak di dekat dapur.
"ini kamarmu kamu bisa tidur di sini" ujar Yolanda kemudian langsung pergi begitu saja.
Setelah menunjukkan kamar Yolanda membalikan badannya untuk pergi, akan tetapi dia terkejut karena ternyata Andika tepat berada di belakangnya sehingga Yolanda langsung menghindarinya tubuh Andika. Yolanda tidak mau sampai tubuhnya harus bersentuhan dengannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!