NovelToon NovelToon

How To Say " I Love You"

Ep. 1

Malam yang gelap, hujan deras dan petir menyambar dan suara yang menggelegar. Di dalam kegelapan malam seorang pria dengan menggunakan payung dan mengenakan pakaian serba hitam berjalan di dalam derasnya hujan. Pria itu berjalan dengan penuh karisma, dan wajah tampan dengan tatapan yang dingin itu membuat siapapun yang berpapasan dengannya meskipun hujan deras tetap melihat penasaran ke arahnya.

"Ha..haloo!!" sapa seorang wanita

Pria itu menghentikan langkahnya dan melihat ke arah wanita itu dengan tatapan yang datar dan dingin.

"Maaf, kamu tampan sekali. Bolehkah meminta nomor ponselmu?" tanya wanita itu malu-malu

Pria itu tersenyum tipis, lalu pergi begitu saja dan entah apakah itu sihir atau apapun tiba-tiba dia menghilang di dalam kegelapan. Wanita itu mencari sekeliling dan heran tiba-tiba menghilang.

"Malam ini, aku harus kembali pulang ke rumah. Aku harus berganti pakaian." ucap pria misterius itu

Dengan kekuatannya dalam sekejap dia sudah berada di rumah yang begitu besar, semua tersusun rapi dan berwarna monokrom. Pria misterius itu membuka sebuah ruangan dan itu adalah ruang ganti, disana pakaian dan barang-barangnya tersusun dengan sangat rapi. Pria itu mengambil long coat, jam tangan dan mengganti sepatunya lalu segera pergi dan menghilang.

"Payungku.. Ahh, kenapa aku harus melupakannya." keluh pria misterius itu

Tiba-tiba seseorang lari dan tidak melihat ke arah pria misterius itu dan.. "BRUUKKK!!"

Dengan cepat pria misterius itu memegang tangan wanita yang hampir jatuh itu dan mengembalikan posisi wanita itu berdiri dengan tegak. Payung itu meneduhkan mereka, Pria misterius itu melihat payung yang dipegang wanita dan langsung ikut memegang gagang dari payung itu dengan erat.

"Terima kasih sudah membantu dan maaf karena..." belum selesai wanita itu bicara tiba-tiba pria misterius itu menarik payung itu lebih dekat ke arahnya.

"Aku tidak ingin berganti pakaian lagi, karena sudah membantumu untuk tidak jatuh dan akibat dari kecerobohanmu sehingga menabrak seseorang yang berdiri tanpa melihatnya, jadi.. pinjamkan payung ini." ucap pria misterius itu dengan menarik paksa payung itu dan pergi.

"Heiii.. Itu payungku satu-satunya.. jangan diambil dong. heii.. Kembalikan!!!" ucap wanita itu sambil mengejarnya.

Tiba-tiba pria misterius itu menghentikan langkahnya sehingga membuat wanita itu kembali menabrak punggung tegap pria misterius itu.

"Ahhh.. Kenapa berhenti mendadak!!" protes wanita itu

Pria misterius itu membalikan tubuhnya dan berdiri berhadapan dengan wanita yang terlihat basah kehujanan karena mengejarnya.

"Aku pinjam sebentar, akan aku kembalikan jika bertemumu lagi." ucap pria misterius itu

"Bagaimana caranya kita bisa bertemu lagi?" tanya wanita itu

"Tenang saja, payung ini akan ku kembalikan. Aku pinjam sebentar." ucap pria misterius itu lalu tiba-tiba berlari dan menghilang begitu saja

"Dasar pria aneh!! Itu payung kesayanganku, berani-beraninya mengambil dan berjanji akan mengembalikan. Lucu sekali!!!" ucap wanita itu kesal lalu pergi

"Gara-gara pria aneh itu, aku jadi terserang flu." keluh wanita itu

"Pria aneh yang mana?" tanya seorang tiba-tiba

"Ya ampun, Mina.. Kamu kenapa diam-diam begitu masuk ke rumah, kaya hantu tau gak!!" protes wanita itu

"Maaf ya, memangnya kenapa sampai kena flu, Ren?" tanya Mina

"Tadi pas jalan pulang, aku menabrak pria aneh dan aku hampir jatuh, pria itu menolongku untuk tidak jatuh, tapi yang menyebalkan adalah dia meminjam payungku dengan paksa. Dan berjanji akan mengembalikan, lucu kan?? Gimana bisa dikembalikan, aku saja tidak tau identitiasnya." ucap Rena wanita pemilik payung yang kehujanan

Mina tertawa mendengar cerita sahabatnya itu dan Rena menatap dengan wajah yang kesal

"Maaf, maaf.. Habis ceritanya lucu. terus wajah pria itu gimana? Tampan kah? Kalo tampan ya sudah, relakan saja." ucap Mina sambil mengambilkan obat untuk Rena

"Tampan?? Walaupun tampan kalo sikapnya seperti itu tetap menyebalkan." ucap Rena dengan wajah masih terlihat kesal

"Ya sudah, minum obat ini dan istirahatlah.. untung besok week end jadi kamu punya waktu 2 hari untuk beristirahat." ucap Mina

"Ya udah, aku tidur duluan ya.. Besok jangan bangunkan pagi-pagi, aku mau tidur sampai siang." ucap Rena lalu masuk ke kamarnya

Drrrttt.. Drrrtttt.. Satu pesan masuk "Manager Ben"

"Malam Rena, saya mau info tolong siapkan list pesanan saya yang sudah saya kirim di email untuk hari Senin ya."

"Memang hari Senin ada apa pak?" tanya Sara

"Pimpinan baru perusahaan kita akan datang dan dengar-dengar akan stay disini cukup lama." isi pesan manager Ben

"Hah? Bukannya masih lama ya pak? Ya sudah, saya akan siapkan sesuai permintaan pak Ben." bales Sara

"Ok, thank you, Rena." bales manager Ben

Rena memeriksa isi email yang dikirim pak Ben dan segera mencetaknya untuk memudahkannya menyiapkan apa yang diminta pak Ben.

"Kepalaku pusing, gara-gara pria aneh itu. Menyebalkan!! Sudahlah, lebih baik aku tidur saja... Tapi, tapi payungku.. arrrgghh.. Menyebalkan!!" keluh Rena

Keesokan harinya..

"Morning.." sapa Rena

"Lho, katanya mau bangun siang. Kok malah udah mandi segala, mau kemana?" tanya Mina

"Ada tugas dari kantor." jawab Rena

"Tugas?? Tumben banget." ucap Mina

"Hmm iya.. Senin pimpinan baru datang, jadi minta manager minta siapkan ini itu deh." ucap Rena

"Ohh, pantes.. Semoga pimpinan barunya muda ya, Ren." ucap Mina

"Gak begitu berharap. aku dengar dari orang-orang kantor dia tinggal lama banget di New York, jadi kemungkinan pimpinan barunya tidak seperti yang kamu katakan ya, Mina." jelas Rena

"Hahaha.. kok pesimis gitu. Ya udah, yuk aku antar.. Aku juga mau beli sesuatu." ucap Mina

"Serius?? Makasih Mina, ayoo.. Aku ganti baju dulu ya." ucap Rena bersemangat

Di pusat perbelanjaan..

"Ren, kayanya badanmu belum fit deh, kamu tunggu disini dulu ya, aku mau ke toko disana sebentar, gimana?" tanya Mina

"Boleh deh, aku tunggu di coffee shop biasa ya." ucap Rena

"Ok, tunggu disana ya." ucap Mina lalu pergi

Rena menunggu Mina di coffee shop sambil memesan minuman hangat. karena kepalanya sedikit pusing, Rena tidak memainkan ponselnya dan hanya melihat orang lalu lalang melintasi coffee shop itu. Dan tiba-tiba Rena melihat pria aneh itu, tapi Rena segera kembali memperhatikannya dan benar itu pria yang mengambil payungnya.

Dengan cepat Rena menitipkan barang belanjaannya di coffee shop itu lalu berlari mengejar pria aneh yang mengambil payungnya kemarin malam.

"Hei.. Tunggu, heii..." panggil Rena

Pria itu tidak mendengar dan terus melangkahkan kakinya. tapi Rena tetap mengejarnya dengan sedikit berlari dan karena kondisi tubuhnya yang kurang fit sehingga membuat tubuhnya drop dan kepalanya semakin pusing tidak karuan.

"Heii.. Kembalikan payung..." belum selesai Rena menyampaikan maksudnya tiba-tiba saja Rena jatuh pingsan.

Di rumah..

"Payung.. Payungku.." ucap Sara mengigau

Rena terbangun dan melihat Mina sedang menerima telpon. Sara bangun dari tempat tidurnya dan mengambil minuman dsri kulkas lalu duduk di sofa sambil menunggu Mina selesai telpon.

"Lho, kok bangun? Kamu perlu apa, Ren?" tanya Mina cemas

"Gak apa-apa kok, oh iya, barang belanjaan tadi aku taruh dimana ya?" tanya Rena

"Masih sempatnya kamu mikir itu, udah tenang aja, aku udah minta seseorang untuk mengambilnya di coffee shop." ucap Mina

"Ohh, syukurlah.." jawab Rena

"Kamu tuh kenapa? Kok pingsan.. Tapi bersyukur lho, untuk ada seseorang yang menolongmu dan menjagamu sampai aku kembali. Dan.. Ampun deh, pria itu sangat, sangat tampan.. sampai-sampai aku tidak bisa memalingkan wajahku. Beruntungnya dirimu, Rena." ucap Mina

"Hahaha.. Yang penting adalah bukan pria itu tapi barang belanjaan untuk hari Senin sudah bisa kembali padaku dan aku bisa reimburse uangku nih." ucap Rena asal

"Baiklah.. Ya udah, ayo makan malam dan segera tidur. Aku juga lelah." ucap Mina

"Hmm, selamat makan." ucap Rena

Ep. 2

Hari dimana pimpinan baru sudah tiba dan Rena sudah sibuk sejak tadi pagi.

"Hmm, kayanya sudah lengkap semua, Ren. Kamu bisa kembali ke tempatmu." ucap manager Ben

"Ok, pak. Saya permisi." ucap Rena

"Rena, terima kasih ya sudah menyelesaikannya. Jangan lupa info ke yang lain, jam 11 kita akan adakan penyambutan pimpinan baru ya. Di ruang auditorium biasa." ucap manager Ben

"Siap pak." jawab Rena lalu meninggalkan ruangan pimpinan baru itu

Rena menyampaikan pesan pak Ben managernya itu lalu kembali ke tempat duduknya dan melakukan pekerjaannya seperti biasa.

"Ren, ayo.. Udah 10 menit lagi kita mulai kan?" tanya Anna

"Oh iya, yuk.. Yang lain sudah ke auditorium ya?" tanya Rena

"Sudah, cuma kamu nih masih fokus menatap laptopmu." ucap Anna

Mereka pergi bersama ke ruang auditorium dan Rena melihat semua pegawai sudah duduk tenang di tempat masing-masing, Rena dan Anna duduk di kursi paling depan karena belakang sudah diisi oleh pegawai pria.

"Ya ampun, kita duduk paling depan banget kan, Ren. beruntungnya kita." ucap Anna

"Apanya yang beruntung, wajah kita jadi terlihat jelas oleh pimpinan baru lho." ucap Rena

Tiba-tiba ruang auditorium menjadi sunyi dan semua mulai fokus dengan suara sepatu yang memasuki ruang auditorium itu. Pak Ben maju ke depan memberi sambut kepada para petinggi perusahaan dan seluruh pegawai.

"Dan mari kita sambut dengan meriah, CEO baru perusahaan GS grup, tuan Sean Angelo." ucap pak Ben

Seluruh pegawai bertepuk tangan dengan meriah saat Sean berjalan ke atas panggung. Rena sibuk membalas pesan dari beberapa client, Anna melihat Rena sibuk lalu menyenggol tangannya karena CEO baru itu sedang menatap ke arahnya dengan tatapan yang dingin dan tajam.

"Ren, hentikan kesibukanmu, pak Sean melihat ke arahmu." bisik Anna pelan

Rena segera meletakan ponselnya dan segera fokus melihat CEO baru dan betapa terkejutnya saat mata mereka saling bertemu ternyata CEO itu adalah pria yang mengambil payung Rena beberapa hari lalu.

"Kamu..!!" ucap Rena terdengar tak percaya

Suara Rena membuat sekitar kaget dan berbisik-bisik. Rena segera bangkit berdiri dan meminta maaf.

"Ma..maaf, maksud saya nyamuk." ucap Rena terlihat malu

Semua orang menahan tawa dan beberapa terlihat sinis melihat sikap Rena.

"Baik, selamat siang dan terima kasih untuk sambutannya dan kamu.. Ohh maksud saya, nyamuk ada di auditorium, tolong jaga kebersihan setiap ruangan agar tidak ada yang digigit nyamuk." ucap Sean sang CEO baru

Semua tersenyum mendengar sambutan yang hangat dan lagi Sean terlihat sangat tampan, berkarisma dan luar biasa, sehingga membuat pegawai wanita gelisah, seperti terkena sihir. Sean melanjutkan sambutannya dan berakhir dengan lancar.

"Rena, kesini sebentar." panggil manager Ben

Rena segera menghampiri manager Ben tapi ada orang lain yang berdiri dengan manager Ben ternyata ada ketua pimpinan dan CEO baru, Sean Angelo.

"Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Rena tanpa melihat ke arah Sean yang sedang menatapnya

"Tolong antar pak Sean ke ruangannya dan sambil menunggu asisten pak Sean datang, kamulah yang membantu pak Sean." ucap manager Ben

"Terima kasih atas bantuanmu, oh iya, siapa namamu?" tanya ketua pimpinan

"Tidak, sudah jadi kewajiban saya ketua pimpinan. Dan saya Rena." ucap Rena tersenyum

"Baiklah, lakukan dengan baik." ucap ketua pimpinan

Rena mengantar CEO baru itu ke ruangannya dan menyiapkan semua keperluannya. Setelah manager keluar dari ruangan CEO baru itu, raut wajah Rena berubah.

"Jadi.. kembalikan payung." ucap Rena tanpa basa basi

"Jadi nyamuk nakal ini, sedang berakting ya. Mengenai payungmu, akan ku kembalikan jadi jangan bertanya lagi." ucap Sean

"Kapan?" tanya Rena kembali

"Nyamuk nakal, aku bilang jangan tanya lagi. Lakukan tugasmu saja." ucap Sean datar dan dingin

Rena mencoba menahan diri dan tidak bertanya lagi tapi hatinya sangat kesal sampai-sampai Rena mengeluh tanpa suara.

"Aku dengar keluhmu.." ucap Sean

Sean menghela nafas panjang dan menatap Rena dengan tajam.

"Kalo kamu mau payungmu kembali, ambil saja di apartmentku. kamu bisa ikut ke apartment bersamaku." ucap Sean

"Apa maksud pria aneh ini, seenaknya menyuruhku untuk mengambil payungku sendiri dan di apartmentnya? Dasar pria aneh!!" ucap Rena dalam hati

"Nyamuk nakal ini berisik sekali." ucap Sean terlihat kesal

"Baiklah, aku akan ambil sendiri payungku kalo kamu gak mau mengembalikan dengan cara baik-baik." ucap Rena

Sean tidak merespon ucapan Rena dan fokus dengan pekerjaannya. Rena pun pamit keluar ruangan Sean dan kembali ke tempat duduknya. Anna yang melihat Rena langsung menarik Rena.

"Anna, kamu ngapain sih? Bikin kaget aja." protes Rena

"Maaf, maaf.. Aku cuma penasaran, kamu kok lama banget di ruang CEO. memang dikasih tugas apa sih?" tanya Anna penasaran

"Tugas yang menyebalkan. udahlah, yuk lanjut kerja." ucap Rena lalu kembali memasang earphonenya dan mulai bekerja.

"Ren, Renaaa.." panggil Anna

Tapi Rena masih asik mendengarkan musik dan mengetik pekerjaannya di laptopnya, akhirnya Anna melempar pulpen ke arah Rena.

"Aduuh.. apa lagi sih, Ann? Kalo kamu penasaran, tanya langsung sana ke CEO baru." ucap Rena

"Memangnya apa yang kamu ingin tanyakan, Anna?" tanya seseorang

Rena mengenal suara itu dan saat Rena melihat ke belakang ternyata Sean sudah berdiri di belakang kursinya. Rena segera berdiri dan disusul Anna.

"Maaf pak, maksud saya.." ucapan Rena terhenti karena Sean menyela

"Ada yang ingin kamu ketahui, Anna?" tanya Sean

"Ti..tidak ada kok pak." ucap Anna

"Ok, kalo begitu Rena.. kamu ikut saya." ucap Sean

"Kemana pak?" tanya Rena

Sean hanya menatap dengan tatapan yang dingin dan tajam lalu pergi begitu saja.

"Ren, buruan.." ucap Anna

"Ini kan udah jam pulang kantor, kenapa aku.., menyebalkan!!" ucap Rena dalam hati

Rena berlari mengejar Sean dan tiba-tiba Sean sudah tak terlihat. Ponsel Rena bergetar dan ada satu pesan masuk dari nomor yang tak dikenal, ternyata Sean mengirim alamat apartmentnya.

"Wah.. Wah.. Benar-benar menyebalkan!! Dia pikir aku akan ke tempatnya? Aku akan buat dia sendiri yang datang mengembalikan payungku. Lihat saja nanti!" keluh Rena kesal

Di luar hujan deras dan Rena harus menunggu hujan reda baru bisa berjalan ke arah halte bus.

"Sampai kapan aku harus menunggu disini? aku lapar.., kenapa payungku harus diambil sama orang aneh itu dan.. Ah sudahlah..dari pada aku harus pulang malam, lebih baik aku berlari ke halte." ucap Rena lalu segera berlari ke halte di tengah hujan yang cukup deras.

Dari kejauhan seseorang sedang memperhatikan Rena yang bersusah payah berlari menuju halte bus.

Ep. 3

Keesokan harinya..

Hari ini Rena benar-benar dibuat jengkel oleh CEO baru itu, baru saja ingin beristirahat Rena sudah diminta untuk mengerjakan ini itu oleh Sean.

"Aku lelah!!" ucap Rena

"Hmm, kasian kamu. Ini aku bawakan makanan." ucap Anna

"Makasih ya.., kayanya aku harus bicara dengan manager Ben." ucap Rena

"Tentang apa?" tanya Anna

"Asisten CEO baru itu, kapan kira-kira dia datang. Aku benar-benar lelah." ucap Rena

"Hmm, kamu aneh. Banyak pegawai wanita disini berharap bisa bekerja dengan pak Sean, kok kamu gak sih, kenapa?" tanya Anna

"Hmm, gak apa-apa.. Aku ingin fokus saja." ucap Rena

"Ya sudah, jalani dulu ya, semangat Rena... Oh iya, kamu makan dulu, di pantry sepi kok." ucap Anna

"Iya, aku ke pantry dulu ya, makasih ya buat makanannya." ucap Rena

Rena berjalan ke arah pantry dengan mata fokus melihat ponselnya, lalu sesampai di depan pintu pantry Rena mendorong dan "DUGGG" suara seseorang terbentur pintu. Rena segera menaruh ponselnya di saku celananya dan melihat siapa yang ada dibalik pintu dan ternyata dia adalah CEO baru, Sean Angelo. Dengan wajah datar dan dingin Sean hanya diam dan menatap Rena, sedangkan Rena merasa bersalah dan kaget kalo Sean ada dibalik pintu.

"Ma..maaf, maaf ya pak." ucap Rena membungkukan tubuhnya

Sean menghela nafas panjang, dan berusaha untuk menahan amarahnya.

"Gak apa-apa." ucap Sean

Rena melihat ke arah wajah Sean tapi terlihat dikeningnya ada goresan. Rena segera menarik tangan Sean dan memintanya duduk di kursi pantry, Rena berlari kesana kesini mencari P3K dan akhirnya ketemu. Rena membuka kotak P3K dan mulai membersihkan luka gores dan memberi obat serta plester dikening Sean.

"Maaf pak Sean, saya tidak bermaksud untuk.." ucapan Rena terhenti karena tiba-tiba Sean berdiri dan pergi begitu saja dari pantry.

"Hmm, kacau banget sih aku.. Apakah dimarah banget ya? Gawat deh.." keluh Rena

Ruangan CEO..

"Apa yang baru aku lakukan? Kenapa aku menurut atas perintahnya? Dan... Dasar nyamuk nakal. Aku akan membuat perhitungan denganmu." ucap Sean kesal

Sean melihat cermin dan digenggam hingga pecah.

Tok..tok..

"Masuk!" ucap Sean

"Maaf mengganggu pak Sean, saya mau serahkan beberapa proposal yang harus pak Sean periksa." ucap manager Ben

"Ok, taruh saja disana, Ben." ucap Sean

"Pak Sean, ada apa dengan keningnya?" tanya manager Ben

"Diserang nyamuk nakal." ucap Sean asal

"Maksudnya pak?" tanya manager Ben

"Tidak ada.. Oh iya, Ben.. Mengenai asisten untukku itu, sepertinya tidak perlu." ucap Sean

"Lho, kenapa pak?" tanya manager Ben

"Saya hanya ingin Rena yang jadi asisten saya dan sepertinya dia cukup bisa diandalkan." ucap Sean

"Hmm, tapi untuk asisten pak Sean besok sudah bisa bekerja pak." jelas manager Ben

"Saya sudah pilih, Rena yang jadi asisten saya." ucap Sean dengan wajah yang dingin tampak ekspresi.

"Baik pak, kalo begitu saya akan sampaikan ke Rena soal ini. Permisi pak." ucap manager Ben lalu meninggalkan ruangan Sean.

"Apa?? Kok saya sih pak? Saya kan melamar kerja bukan jadi asisten lho. saya keberatan untuk tugas ini pak." ucap Rena

"Jangan begitu Rena, ini sudah ketetapan pimpinan." ucap manager Ben

"Tapi pak Ben, saya gak siap." ucap Rena kembali

"Kalo gitu, tambahkan gajinya 2x lipat dari gajinya sekarang, Ben." ucap Sean tiba-tiba dan membuat Rena dan manager Ben kaget

"Pak, maaf tapi.." Rena belum sempat mengutarakan pendapatnya Sean sudah pergi.

"Maaf ya, coba jalani saja Ren, kalo dipertengahan jalan kamu gak sanggup saya akan bantu bicara lagi ke pak Sean ya." ucap manager Ben lalu pergi menerima panggilan telpon

"Benar-benar menyebalkan, sepertinya dia sedang mengerjaiku deh." keluh Rena

"Siapa yang mengerjaimu?" tanya seseorang dari belakang Rena

Rena mencari siapa yang bertanya dan ternyata pria menyebalkan itu, Sean. Rena mencoba memaksakan dirinya tersenyum. Sean pergi begitu saja dan benar-benar menyebalkan sikapnya.

Seperti biasanya Rena menunggu bus di halte dekat kantor jika ingin pulang. Dan tiba-tiba hujan turun sangat deras. Bus yang ditunggu sejak tadi belum kunjung datang.

"Hmm, tidak seperti biasanya busnya telat. Aku lelah sekali.." ucap Rena

Bus yang biasa Rena tumpangi belum datang juga dan karena suasana hujan Rena tertidur di halte. Dan dari kejauhan seseorang memperhatikan Rena, pria itu duduk di samping Rena dan memperhatikannya yang sedang tidur.

Tiba-tiba tas Rena jatuh sehingga membuat Rena terbangun dan kaget karena ada seseorang duduk disampingnya. pria itu menolong mengambilkan barang-barang Rena yang terjatuh dari tasnya.

"Te..terima kasih." ucap Rena

"Sama-sama.., sepertinya kamu lelah sekali, apa karena menunggu bus?" tanya pria itu

"Hahaha.. Gak kok." jawab Rena

"Oh iya, ini pakai payungku." ucap pria itu

"Hah? Gak usah.. kamu sepertinya lebih memerlukan." ucap Rena karena dandan pria itu seperti orang ingin pergi ke sesuatu acara.

"Ambil saja, supirku sudah sampai kok." ucap pria itu lalu sebuah mobil berhenti di halte itu dan pria yang memberikan payung itu tersenyum dan masuk ke dalam mobil.

"Hei, tunggu.." panggil Rena

Pria itu membuka kaca mobilnya.

"Iya, ada apa?" tanya pria itu

"Aku, akan kembalikan payungmu. Di halte ini ya, jam 7 malam." ucap Rena

"Ok.." jawab pria itu ramah

"Tu..tunggu, aku Rena.. Aku bekerja di GS grup." ucap Rena

"Aku Allan, senang berkenalan denganmu. Sampai besok." ucap Allan lalu mobil itu pergi membawa pria yang baik hati memberikan payung untuk Rena

"Akhirnya.. Aku dapat hiburan juga, bertemu malaikat baik hati dan lumayan tampan." ucap Rena tersenyum senang

Sedangkan di kejauhan..

"Malaikat baik hati dan tampan? Menggelikan." ucap Sean

Sean dan Allan adalah malaikat dan mereka diberi tugas berbeda, mereka akan kembali ke asalnya jika mereka sudah mendapatkan target sebanyak 1 juta jiwa untuk ditolong atau dibawa masuk ke dalam penyiksaan.

Sean malaikat maut yang berkerja untuk mencari jiwa yang tersesat dan jahat untuk dibawa ke tempat penyiksaan sedangkan Allan malaikat penolong yang bekerja untuk melindungi dan menjaga jiwa tersesat, menderita dan tak tau arah. Mereka berbaur dengan manusia dan belajar cara kehidupan manusia, dan mereka pun sedang berjuang untuk mendapatkan target yang diberikan agar segera meninggalkan bumi.

Sean malaikat maut yang tampan, tatapannya dingin dan selalu membuat siapapun ingin melihatnya seperti tersihir akan karismanya. Sedangkan Allan malaikat penolong memiliki wajah yang ramah dan tampan, serta kehadirannya membawa ketenangan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!