NovelToon NovelToon

My Brothers Is My Husband

eps 1 edisi revisi

" sudah siap? "

wanita itu mengeleng

" kenapa, ada apa lagi? " tanya gadis itu yang tak lain adalah temannya

" Lin loe ngak salah kan ngasih gue baju ini, ini tuh terbuka "

wanita yang di sapa alin itu menghembuskan nafasnya

alina agnesia guntoro

" gue kirain apaan, baju loe masih sopan kali di sana nanti masih banyak yang sexsi dari loe , udah ayo gita nanti keburu larut "

wanita di sapa gita itu akhirnya pasrah dan mengikuti ke mana temannya itu

Gita naura Hamkah

setibanya di sana dentuman musik langsung menyambut mereka walaupun dari luar namun kencangnya musik begitu terdengar

" Kok acaranya ke sini? " tanya gita ketika melihat tempat yang seharusnya tak mereka datangi

" Iya, kan bagas bilangan nya pinda ke sini, loe ngak liat grub? " sahut alina

Gita mengeleng

" yaudah sih tinggal masuk aja " ajak alina yang berjalan di depan namun gita masih berdiri mematung

Alina berbalik melihat gita yang mengeleng pelan

"ngak deh, gue balik aja, bisa mati gue di gantung bokap kalau tau ke sini"

" Ck bokap loe kan di rumah, lagian loe kan bilangnya mau ngerayain kelulusan ya ayo masa balik lagi sih "

" Tapi ngak di sini juga lin, kita masih anak sekolah lo, ngak ada ceritanya anak sma ke tempat ginian "

" hello banyak kali git loe nya aja yang ngak pernah ke sini, lagian ni kita udah lulus kalau loe lupa, ok ayo keburu yang lain nungguin " alina menyeret gita dengan paksa agar masuk ke dalam

dentuman musik langsung menyambut indra pendengaran gita seketika membuat gendang telinga gita mau pecah

" Sana yuk," gita hanya pasrah ketika dirinya terus terusan di seret alina

Yang penting dirinya tak di tinggal pada lelaki hidung belang yang menatapnya lapar salahnya juga mau mau saja di suru alina memakai pakaian terbuka, walaupun masih sopan tidak seperti kebanyakan wanita di club ini

Duduk di antara temannya yang lain, membuat gita risih karna mereka hampir berpasangan semua, gita bukan anak yang lugu dan cupu tak mengerti, hanya dia malas berurusan dengan yang namanya lelaki, apalagi melihat temannya yang hampir rata rata mempunyai pacar dan mengenal tempat ini

Gita cemas jika sampai bokapnya tau dia ke sini maka habisnya dirinya untuk saja kemarin di ke canada setidaknya gita tak perlu terlalu khawatir

" Ta ni minum jangan bengong " tari teman sekelasnya memberikan segelas minuman padanya

" Gue ngak minum ta " tolak gita dengan halus

" Tenang ini jus, nga ada alkoholnya" gita menerima dan mencium minuman tersebut merasa aman ia meminumnya

" Takut banget loe " sahut dimas yang melihat tingkah gita

" gue cuma takut dim pulang pulang bau minuman, pasti rame deh rumah, lagian gue ngak pernah minum " sahut gita

mendengar itu mereka mengangguk mengerti

" lagian tumben amat loe mau ke sini biasanya nya kan ngak ? " tanya dimas

" gue taunya di restoran, mangkanya pas alin ngajak ke sini gue kaget "

" hahah imets anak baik loe kayaknya bakal tercoreng deh git secara hampir satu sekolah ada di sini " gita mengangguk membenarkan ucapan tari

Gita melihat sekitar yang rata rata anak sekolah nya dengan pakaian yang kurang bahan semua

" Eh gue titip gita mau ke toilet " sahut alina yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya

" Iya sana gita sama kita " sahut tari dengan bergoyang di samping gita

.

.

alina celingak celinguk mencari seseorang yang sengaja ia temui di sini

"Sst..sini " panggil bima

Alina lekas menuju di mana tempat bima berada

Bima

" Ni awas loe jangan sampai gagal " bima mengeluarkan plastik putih

" Tapi loe yakin ini aman, ini bukan obat perangsang kan? " alina melihat serbuk yang ia dapat dari bima

" bukan cuma obat tidur biasa, inget kalau dia udah ngak sadar loe bawa ke hotel samping lantai dua no 179 ok, ingat jangan sampai salah "

Alin mengangguk " bayaran gue gimana?"

" tenang nanti pas di sana loe telpon gue bakal bawa uangnya kok "

alin mengangguk antas memasukkan serbuk tersebut ke dalam tasnya

" maafin gue git gue butuh uang buat nyokap gue "

alina kembali ke tempat teman temannya berada

" Eh gue ke atas loe tunggu ini jangan kemana mana "

" iya bawel" sahut gita dengan senyum

gita melihat tari yang mulai bersenang senang dengan dimas begitu juga dengan temannya yang lain

Gita anak yang ramah dengan siapa saja ia mau berbaur namun untuk bersahabat ia hanya dengan alina karna mereka sudah bersama dari kelas 6 SD

" Ngak ke sana? " tanya alina yang datang dari toilet

Gita mengeleng " ngapain joget ngak jelas gitu "

" Ala bilang aja loe ngak mau karna ada seto kan, basi tau ngak " ejek alina

" Eh denger ya sama seto itu udah satu tahun yang lalu jadi sorry to say gue sudah move on "

" hahaha iya iya percaya aja " alin mengoyang goyang kan badannya menikmati alunan musik

Gita melihat seto yang tak jauh darinya lelaki yang sempat mengisi hari harinya hampir setahun namun semuanya kandas ketika seto lebih memilih nada adik kelas mereka yang memang jauh lebih cantik darinya

" eh goyang yuk git ngak enak cuma kita di sini? "

Alin melihat gita yang malah memejamkan matanya

" loe kenapa?" tanya alin

gita mengeleng

" ngak papa cuma musiknya bikin kepala gue mau pecah " bohong gita padahal ia berusaha menahan sesak di dada nya ketika melihat seto

alin masih melihat gita yang memejamkan matanya dan terus mengajaknya ngobrol ia mengeluarkan sesuatu yang langsung di masukan ke dalam minuman gita, alina sesekali melihat gita takut takut jika gita takut apa yang ia lakukan

" ya udah kalau gitu kita balik aja gimana ? " tanya alina dengan pura pura khawatir

Gita melihat alina " ngak papa nih kita duluan pulang ? "

Alin mengangguk " ya bilang aja sih, eh tapi ni abisin dulu ngak enak sama yang lain " alin memberikan minum pada gita

Tampa curiga gita langsung meminum minuman tersebut

" Ayo, nanti bokap gue balik kacau lagi " ajak gita dengan beranjak

Alina mengangguk lantas menghabiskan minumnya dengan cepat " eh bentar pamit sama yang lain dulu "

Gita pun ikut mereka pamit pada beberapa temannya lantas pulang

Gita yang merasa kepalanya pusing hampir menabrak mobil

" Loe kenapa ta " tanya alin pura pura khawatir

" Kepala gue pusing " sahut gita yang langsung ambruk beruntung alina dengan cepat menangkap badan gita yang sudah tidak sadar

" Maaf gita " sahutnya dengan cemas

alina menarik nafas lantas menghembuskan nya

" loe bisa alina loe bisa loe ngak harus punya teman sahabat karna loe harus berdiri di kaki loe sendiri " yakin nya dalam hati

Alina lantas membawa gita ke hotel yang ada di samping club, menuju ke lantai dua seperti perinta bima

" Nomor kamarnya tadi berapa ya " sahut alina ketika di hadapkan dengan banyak nya kamar

Alin meletakan gita di sofa yang ada di sana ia lekas menghubungi bima

.

.

.

.

" akhirnya loe dateng juga " sahut seorang lelaki ketika temanya duduk

" loe ngak salah milih tempat, mana banyak anak sekolahan lagi " sahut lelaki dengan menyisir rambut gondrongnya mengunakan tanggan

Lelaki itu hanya tersenyum

" enak buat cuci mata, lagian loe kan ngak pacaran beda sama dito yakan to"

Lelaki bernama dito hanya berdehen menyahuti guyonan temannya itu

Dito ahmad ranendra

" sorry tu say ya dito sudah move on benerkan to?"

" ngak ada pembahasan lain " sahut dito membuat keduanya menyengir

" tu tu cewek "

" udah la damar loe kayak anak abg aja "

damar adam aksa

" iya iya doni budiman yunus, eh kalian ngak pesan minum?" tanya damar pada keduanya

doni budiman yunus

" biar gue yang pesen " sahut dito dengan beranjak

" eh gimana jadi ngak? " tanya damar dengan berbisik

" jadi apaan, loe ngak liat anak abg semua di sini ya kali mereka "

" tenang gue ada sebentar gue hubungi dulu " damar lelaki itu pergi meninggalkan doni sendirian

" damar mana? " tanya dito yang datang setelah memesan minuman

" ke toilet " sahut doni

Tak lama minuman mereka datang bersamaan dengan damar yang juga datang

" oya ya to jadi gimana loe mau di apartemen atau di rumah bokap loe? " tanya doni dengan melihat sekitar

" rumah bokap, gue belum pernah ketemu adek tiri gue, lagian loe sendiri tau gue ngak mau jauh jauh lagi dari keluarga "

Bersamaan dengan itu handphone dito berdering

" sebentar gue angkatan telpon dulu" dito langsung pergi membuat damar tersenyum cerah

Damar langsung memasukan serbuk ke dalam minuman dito, semuanya tampa terkecuali

" gila loe banyak banget " doni kaget melihat begitu banyaknya serbuk yang di masukan ke dalam minuman dito

" ssttt... gue denger denger riska sudah mulai menjalani perawatan kesehatan, gue ngak suka sama dia nanti dito malah balik ke dia lagi " bisik damar membuat doni mengeleng

" eh sorry gue harus balik bokap udah di hotel mau jemput"

" oh eh tapi ni minum dulu ngak enak udah pesen belum minum " doni menyodorkan minuman pada dito

Tampa rasa curiga dito langsung menegak habis minuman tersebut

" gue balik ya " dito langsung pergi yang langsung di ikuti keduanya

dito menyewa hotel di samping club jadi memudahkan kedua temannya untuk mengikuti tampa harus berkendara lagi

belum sempat masuk kamar tubuh dito langsung ambruk membuat keduanya dengan cepat mendekati dito

" kok pingsan, obat tidur ya dam? "

Damar mengeleng " ngak emang kayak gitu cuma lima menit sadar sadar jadi binatang buas, udah ayo masukin nanti kita yang di terkam lagi "

Setelah memasukkan dito di kamar damar langsung menghubungi seseorang dan tak lama seorang wanita dengan baju yang begitu mengoda datang

" damar " panggilnya dengan sexsi

Dito melihat perempuan itu dari bawah sampai ke atas

" jangan bilang dia yang loe suru" sahut doni dengan melihat damar

Damar mengangguk

"loe bener bener ya, kenapa harus cewek malam " doni mengaruk kepalanya yang tak gatal

" ya setidaknya dia masih baru "

" di mana mana cewek malam udah pengalaman la ini loe bilang masih baru, eh loe sana pulang "

" eh ngak bisa gitu dong damar "

"gak loe balik aja sana " usir doni pada wanita yang dandanannya seperti tante tante

" kalian harus ganti rugi karna kalian saya sudah melepaskan klaten terbaik saya " sahut wanita itu dengan angkuh

" oh yaudah kalau gitu loe harus terima nasip kalau besok loe ngak kerja lagi di mami loe itu " ancam doni membuat wanita itu menggeram marah

" tau gini tu om om ngak gue tolak sialan loe bocah " sahutnya lantas pergi

" dandanan saja sudah seperti itu apalagi atraksi nya, dito bisa marah kalau tau siapa dalang dari cewek itu "

" loe kenal cewek itu? " tanya damar

doni mengeleng " mana sempet ngurusin wanita gituan "

damar menatap kesal temannya itu lantas tak sengaja melihat ke arah sofa

" Itu siapa? " tanyanya pada doni

Doni mengeleng

Keduanya mendekat melihat gita yang tertidur di sopa sedangkan alina agak jauh dari gita dengan telpon di telinga nya

" kayaknya di mau jadi korban deh? " sahut doni membuat damar menoleh

" korban apaan? " tanya damar tak paham

" Biasa di tiduri om om, kayaknya dia anak baik, tu liat temennya kayaknya mau ngejual dia " tunjuk doni pada alin yang sedang bicara sama bima masalah uang

Damar melihat doni " gotong aja mending sama dito biar nikah ngak rugi masih abg juga "

Doni mengangguk setuju langsung ikut membantu damar membawa gita menuju kamar di mana dito berada

.

.

" Pokonya gue ngak mau tau loe keluar bawa uangnya sekarang kalau ngak gue ajak gita pulang " alina lekas mematikan sambungan

" Gila ya gue mau di kadalin udah senior ni " sahutnya lantas kembali ke tempat gita

Begitu tiba alina binggung karna gita tak berada di sana

" La gita ke mana? " sahutnya panik ia mencari ke belakang meja kursi namun gita tak ada

" Sial hilang uang gue " kesal alina dengan menghubungi nomor gita

namun tak ada sahutan sama sekali " ngak mungkin gita bangun karna itu obat udah banyak gue masukin "

" ah gita loe bikin gue rugi cuma loe jalan untuk gue dapet duit"

eps 2

Dito perlahan membuka mata, seketika helayan napas kasar langsung keluar melihat seorang wanita yang tidur membelakangi nya

Dito tau ini pasti ulah kedua temannya, dito ingat betul semalam ia pamit pulang lantas mendadak dito merasa ada seseorang yang merasuki

Dito juga sadar dan tau apa yang mereka lakukan tadi malam

Dito melihat ke samping seperti nya wanita itu masih begitu nyenyak terlelap, dito lekas beranjak untuk membersihkan dirinya

.

.

.

Uh......

Keluh gita dengan membenarkan posisinya

" Ahk badan gue remuk semua " keluhnya dengan bersandar

" abis ngapain sih gue"

"la kenapa gue ngak pakek baju? " tanyanya dengan kaget

Gita melihat sekitar yang hanya menyisahkan pakaianya yang tergeletak

Gita memejamkan matanya ketika merasakan sakit di bagian intinya

" Sial " maki gita setelah sadar apa yang terjadi dengannya

Terdengan suara air yang berasal dari kamar mandi membuat gita segera memungguti pakaiannya

" Mending gue kabur, gue yakin ini pasti om om yang suka tidur sama alina, sialan alina gue pikir bener temen " gita terus berucap sembari terus merapikan penampilan

gita tau jika alina bukannya anak yang baik namun yang membuatnya lama berteman karna alina tidak pernah menjerumuskan nya pada dunia malam nya alina tapi kali ini gita sudah tertipu pada persahabatan selama ini

Gita lantas keluar meninggalkan lelaki itu yang masih dalam kamar mandi

.

.

.

setelah tiba di rumah gita bersyukur karna kedua orang tuanya belum pulang dari luar kota, gita lekas menuju ke kamar

" non non gita di dalam? "

" iya bik " sahut gita yang langsung mengambil jaket serta meletakan handuk di leher

" kenapa bik? " tanya gita dengan membuka pintu kamar

" non mau sarapan ngak biar bibik siapkan? " tanya bik mumun

" nanti aja bik "

" non kok pucet non sakit. "

" gita ngak enak badan bik " sahut gita

" kita ke dokter ya biar bibik temenin " ajak bik mumun

Gita mengeleng " ngak usa bik abis ini gita mau minum obat dan istirahat "

" oh yaudah sebentar bibik ambilkan kotak obatnya " bik mumun langsung pergi membuat gita menghela nafasnya

Gita dengan cepat memakai pakaian dan kembali ke atas kasur tak lupa ia meletakan syal agar tak memperlihatkan lehernya yang begitu banyak tanda merah

" non ini sarapan dulu baru minum obat "

Gita mengangguk " yaudah bik letakkan saja dulu nanti gita makan, makasih ya bik "

" iya sama sama, bibik keluar dulu ya non kalau perlu apa apa panggil aja bibik "

" iya bik "

Setelah bik mumun keluar gita langsung mengunci pintunya membuka syal serta jaket yang ia kenakan

" gila ni orang, banyak banget, gimana cara ngilanginya " ucap gita dengan bercermin

Gita mengeluarkan alas bedak yang ia punya, gita mulai mempermak wajah dan lehernya untuk menutupi hasil lelaki bejat itu

.

.

Tok... tok .. tok..

" Git gita kamu di dalam? " suara maya membuat gita langsung beranjak dari kasurnya

" mama, kapan datang " peluk gita pada maya

" kamu ini, tadi siang kita datang tapi kamunya tertidur, kata bibik tadi kamu sakit. ? "

Gita menganguk " tapi sekarang udah enakan kok udah minum obat "

" bagaus la kalau begitu kita keluar ya di depan ada tamu " sahut maya

" Oke ma tapi gita ganti baju dulu sebentar " sahut gita membuat maya mengangguk

Gita hanya mengambil cardi lantas bercermi memastikan penampilan nya, setelah selesai gita langsung keluar

" Sini sayang " gita langsung menuju ke arah maya yang duduk di ruang keluarga

" papa " sahut gita yang langsung memeluk rudi

" gimana sudah lebih baik? " tanya rudi dengan meletakan tanggan di jidat gita

" iya pa udah sembuh "

Gita melihat lelaki itu lantas melihat kedua orang tuanya

" ini siapa. " tanya gita

" gita kamu ngak ingat lelaki ini? " tanya rudi

Gita mengeleng pelan

Rudi tersenyum " ini mas dito, ingat tidak? "

Seketika melihat lelaki itu " kok beda pa dulu kan kurus "

" iya kan 7 tahun lalu, sekarang sudah beda mangkin ganteng kan " sahut maya dengan tersenyum

gita mengangguk sembari melihat penampilan dito yang beda jauh dari dulu

" iya gita, mas dito mau izin sama kamu " sahut rudi

" izin apa pa?"

Rudi melihat dito

" mas boleh ngak tinggal disini? " tanya dito pada gita

gita melihat dito ia mengangguk " memangnya kenapa mas ngak bole tinggal di sini? " tanyanya binggung

Karna ia dari dulu tau, jika papa nya itu mempunyai anak dan jujur saja ia sanggat ingin seperti yang lain di antar jemput kakaknya ngobrol bareng bercanda bareng

tapi ke inginkan itu tak ia utarakan karna dito lebih memilih tinggal dengan ibunya apalagi dulu ibunya sakit

" ya kali aja kamu ngak ngizinin mas kan perlu izin kamu juga " sahut dito tersenyum

" boleh kok mas ini kan rumah mas juga iya kan pa ma ? " tanya gita pada kedua orang tuanya

" iya, papa memang menyuruh dito izin sama kamu siapa tau kamu risih kalian kan ketemu 7 tahun lalu " sahut rudi

" kamu ngak tau aja dulu gita selalu nanggis karna dito ngak mau tinggal disini " timpal maya

" mama " regek gita kesal

" sudah sudah, ayo kita makan malam papa sudah lapar ini , dito pasti belum makan kan? "

dito mengangguk

" ya sudah ayo kita makan "

Mendengar itu mereka kompak menuju meja makan sembari bercerita tentang kegiatan dito selama di america

gita juga baru tau jika dito merupakan dosen dan mulai minggu depan sudah aktif mengajar di salah satu kampus

setelah makan gita langsung menuju ke kamarnya, begitu juga dengan yang lain sibuk dengan kegiatan masing masing

Tok.. tok.. tok..

" ya, eh mas dito kenapa? " tanya gita dengan mengeluarkan kepalanya dari pintu

dito menyerahkan ponselnya " ini tulis nomor kamu biar nanti mas bisa hubungi kamu "

Gita mengambil ponsel dito mengetikkan nomor nya lantas mengembalikan hp dito

" mas tunggu di belakang ya ada yang mau mas tanyain "

Gita mengangguk " yaudah gita ambih hp sebentar " sahutnya lantas kembali masuk ke kamar

.

" mas mau nanyain apaan? " tanya gita ketika keduanya duduk di ayunan dekat kolam ikan

" mas udah lama ngak balik nanti mau ngak temenin mas jalan jalan, sekalian makan kan biasanya kalian tu suka nongkrong bareng pasti punya tempat yang bagus " jelas dito panjang lebar yang mencoba mengakrabkan dirinya pada sodara tirinya itu

Dita mengangguk " boleh aja sih tapi emangnya mas ngak punya temen? " tanya gita

" punya tapi ya anggap aja ini sebagai pendekatan awal kita sebagai sodara " gita mengangguk membenarkan ucapan dito

Toh ia juga senang karna mempunyai sodara baru

" boleh deh besok aja gimana soalnya senin udah mau ambil brosur "

" brosur apaan, kamu ngak sekolah ?" tanya dito

" kemaren baru ambil surat kelulusan mas "

" Plus kelulusan sudah tidak perawan " sahut gita dalam hati tentunya tak mungkin ia bicara begitu bisa bisa dito berpikir ia yang tidak tidak

" kayaknya ngak salah kalau minta dito tinggal dengan kita " sahut rudi yang melihat dito dan gita bercerita

" iya, lagian kasihan juga dito di sana mas, dengan dito di sini ia akan sering berkunjung ke tempat delia " sahut maya

rudi memeluk maya dari samping ia beruntung menikah dengan maya karna maya tak pernah membedakan antara dito dan gita bahkan ketika delia sakit 7 tahun lalu maya orang yang selalu merawatnya di rumah sakit, padahal maya bisa saja meminta rudi untuk menyewa orang untuk merawat mantan istrinya itu, namun tidak. maya lebih memilih merawatnya sendiri hingga tiga bulan pernikahan mereka delia menghembuskan napas terakhir nya.

sedangkan dito remaja labil yang kehilangan seorang wanita yang ia cintai sering kali berbuat onar dan pulang dini hari.

Maya rela membiarkan gita yang masih perlu didikan harus di asuh oleh pengasuh karna ia takut dito lepas kendali, tapi setelah 1 tahun kepergian delia dito bisa menerima semuanya ia lebih memilih sekolah di luar negeri mengejar cita cita nya hingga melupakan jakarta selama 6 tahun dito tidak pulang, hanya rudi dan maya yang sering mengunjungi nya di sana.

Dan untuk pertama kalinya rudi meminta dito untuk pulang, menetap di jakarta karna ia ingin berkumpul dengan anak anaknya

" benggong mikirin apa sih mas? " tanya maya membuat rudi sadar dari lamunannya

" mas cuma ngak nyangka anak yang dulu kami temukan di depan ruko akhirnya sukses, semoga dia bisa menjadi panutan untuk gita "

Maya tersenyum " tuhan tau mas dan delia butuh sosok anak, mangkanya dia mengirim dito untuk kalian "

" sudah ayo masuk biarkan mereka mendekatkan diri " ajak rudi pada maya

eps 3 edisi revisi

gita merapikan pakaiannya ketika tak sengaja ia bertabrakan dengan seorang wanita

" eh maaf ya tadi lagi buru buru"

mawar arsy nova

" iya ngak papah kok tadi juga gue nya yang salah " jawab gita

" gue mawar "

" gita " sahut gita

" em loe aus ngak, kita beli minum angap aja sebagai tanda maaf gue sama loe "

gita mengangguk

keduanya berjalan menuju kantin kampus yang di mana banyak mahasiswa dan calon mahasiswa

" gila ya daftar kuliah aja pakai antri segini banyaknya " keluh mawar dengan duduk di kursi

"ya namanya juga orang mau sekolah, eh gue mau pesen makan " sahut gita dengan beranjak

" eh gue nitip loe aja, nanti meja kita di ambil orang lagi "

Gita melihat seisi kantin kampus yang memang banyaknya orang bahkan ada yang tidak dapat tempat

" ok loe mau pesan apa? " tanya gita

" samain aja sama loe " gita mengangguk lantas memesan makanan

.

.

.

Setelah selesai makan mereka langsung kembali ke aula pendaftaran karna akan menunggu hasil dari perengkingan nilai mereka

Keduanya bersorak senang ketika nama gita dan mawar keluar di nomor 29 dan 30 yang artinya mereka di terima di kampus ini

" eh gita ayo ke bagian ospek kita liat persyaratan apa yang harus di bawa pas ospek nanti "

gita langsung mengikuti mawar

" kak kita mahasiswa baru mau ambil persyaratan ospek " sahut mawar pada seorang lelaki yang tak lain adalah angota ospek

" ini, ingat jangan sampai ada yang salah " sahutnya dengan memberikan brosur

Setelah selesai mereka langsung pulang untuk menyiapkan kebutuhan untuk ospek

.

.

.

satu minggu ospek sunguh membuat gita lelah, seperti siang ini gita melangkah kan kakinya dengan pelan bahkan lebih cepat siput dari pada dirinya

" kenapa non lesu begitu!" tanya mang asep satpam di rumah gita

gita melihat mang asep " capek mang"

mang asep tersenyum sembari mengeleng

" non gita mah gini aja capek mau mamang gendong?"

Gita mengangguk pelan

Mang asep dengan usilnya malah mengendong tas kardus gita, dan membawanya ke dalam rumah

" mang asep gendong gita bukan tasnya " teriak gita dengan kesal

Gita menghentak hentakan kakinya lantas ikut masuk ke dalam rumah

" ni minum dulu non " bik mumun langsung menyuguhkan minuma ketika gita masuk ke dalam rumah

" makasih bik "

" Aus bener non " sahut bik mumun dengan terkekeh ketika melihat gita meminum rakus minuman yang ia berikan

" Sumpah bik aus banget, mana capek lagi, panas " keluh gita dengan menyandarkan badanya ke sopa

" mang asep mana? " tanya gita

" mang asep di belakang,lagi makan itu tas non " tunjuk bik mumun pada tas yang tergeletak di dekat kursi

" yaudah atuh kalau capek istirahat sana di kamar, mandi sekalian biar lebih seger "

Gita mengangguk " yaudah gita ke kamar dulu " sahut gita sembari membawa aksesoris mos nya

Tiba di kamar gita langsung mandi lantas tidur untuk mengistirahatkan tubuh nya yang lelah karna ospek seminggu ini

.

.

.

" jadi gimana betah pindah ke sini? "tanya damar dengan menyeduh kopi nya

dito mengangguk

" betah cuma agak risih sama mahasiswa nya aja se panatik nya di sana mereka ngak pernah saling buli"

" ah ya begitulah negeri konoha " canda damar

" oya gue mau nanya masalah malam itu? " tanya dito dengan melihat damar

" malam kapan? " tanyanya tak paham

" malem itu di hotel, siapa cewek itu? " tanya dito

Damar mengeleng " kita nemu lagi mau di jual "

Jidat dito mengkerut " di jual? "

Damar mengangguk

" pas malam itu kita liat temen nya lagi telpon mau transaksi, kita mikirnya dari pada dia di jual ngak tau orangnya, mending sama loe, eh tapi gimana, jago ngak? " tanya damar yang lantas dapat lemparan pulpen dari dito

" loe tau dia masih perawan"

" wow...... hebat dong, eh sialan loe " kekeh damar yang menghindar dari lemparan modul

" kok kesel bagus dong dia perawan dan loe perjaka"

" sialan loe ngak tau aja gimana jantung gue mau copot liat tu cewek " keluh dito

" kita tu mikirnya gini kalau nanti dia hamil ya setidaknya sama loe terjamin " sahut damar

" nah itu masalahnya, wajahnya aja gue ngak tau apalagi namanya gimana mau terjamin"

Damar melihat dito kaget

" la gimana sih, loe tidur sama orang tapi ngak liat mukannya "

" bukan ngak tau cuma gue ngak inget sama sekali, bahkan pas bangun tu cewek ngadep belakang, pas gue sudah mandi dia udah ilang bahkan satu petunjuk pun ngak ada " keluh dito

Damar menghela nafas nya " yaudah sih kalau gitu anggap aja rejeki "

" bukan gitu, gue takut kalau tu cewek hamil iya kalau dia aborsi se engaknya dia ngak nanggung tapi kalau di rawat gila bisa mati gue di cincang bokap nelantarin anak " jelas dito

" yaudah nanti kita sama sama tanya sama doni kali aja dia ingat muka tu cewek " sahut damar membuat dito mengangguk

" eh yaudah gue mau ke kelas dulu, bentar lagi jam gue " dito lekas pergi ke mejanya untuk mengambil buku

dito dan damar memang mengajar di kampus yang sama berbeda dengan doni yang memilih meneruskan warisan sang ayah menjadi pebisnis

.

.

.

" git bentar gue mau ngomong sama loe " panggil alina ketika gita keluar dari kelasnya

" apalagi? "

alin menghela napasnya

" git plis loe maafin gue, sumpah gue ngak maksud jual loe "

" ngak maksud gimana, semuanya udah jelas loe_"

" gue ngak ngejual loe sumpah bukan gue git " elak alina dengan memohon

" terus siapa tari gitu " kekeh gita

" git plis maafin gue bener bener ngak tau siapa lelaki itu "

" stop, gue udah kecewa sama loe jadi lebih baik kita ngak usa berteman " gita langsung pergi meninggalkan alin yang terus memanggil nya

gita memilih ke toilet untuk merapikan dirinya, melihat penampilan yang berantakan seketika gita menghela nafasnya bergegas kembali make up agar terlihat rapi walaupun dia sedang kesal

Setelah berbenah gita langsung ke kelas karna sebentar lagi ia akan mengikuti mata kuliah dito

gita menghela nafas nya ia tak pernah membayangkan jika mempunyai kakak seorang dosen, bahkan teman nya pun tak ada yang tau jika dirinya adik dito

Bukan tak ingin mengakui gita hanya malas berhadapan dengan wanita bermuka dua yang hanya memanfaatkan nya untuk mendekati dito

" eh git dari mana? " tanya mawar setelah melihat gita masuk kelas

" dari toilet, kenapa? " tanya gita

Mawar mengeleng " tadi ada anak ekonomi nanyain loe, cuma kita ngak tau loe ke mana "

Gita mengangguk ia tau itu pasti alin yang mencarinya

" dosennya belum dateng? " tanya dania salah satu gadis yang mengejar dito

" belum " sahut akbar selalu ketua kelas

Dania langsung mendekati gita " eh gita loe pindah aja gue mau duduk di sini "

" kursi lain kan banyak kenapa harus di sini? " tanya gita binggung

Dania membenarkan rambutnya " gita ini tu pas buat liat pak dito, pandangan pak dito langsung ke depan melihat gue yang cantik pari purna ini, jadi loe mending pindah "

" ck cantikan juga tas gue dari pada loe " sahut akbar yang langsung dapat pelototan dari dania

" akbar diem, ayo gita pindah sana " pintanya lagi

" sama aja kali dania loe duduk di mana aja kalau cantik pak dito bakal ngelirik loe " bela mawar

" diem mawar mau gue bikin loe keluar dari kampus " sahut dania membuat mawar diam

" gita ayo pindah sana "

" loe aja yang pindah gue mager " sahut gita kesal ngak alin ngak dania kenapa selalu merecoki dirinya

" gita " bentak dania

" apa?, " sahut gita tak kalah keras

" loe berani sama gue? "

Gita berdiri mensejajarkan dirinya dengan dania walaupun tidak mungkin sejajar karna gita lebih pendek dari dania

" iya gue berani kenapa? " tantang gita

Dania langsung menarik badan gita ke samping beruntung dito dengan cepat dapat menangkap badan gita yang terlempar karna dania

" kenapa ini? " tanya dito membuat seisi kelas tegang

akbar dan mawar saling pandang mereka mau bicara namun takut sama dania

" ngak ada yang mau menjelaskan? " tanya dito lagi

" maaf pak tadi nia ngak sengaja ngedorong gita, karna badan gita kecil jadi kelempar " dania memulai dramanya

" loe ngak papa kan gita maaf ya "

gita enek mendengar dania yang pura pura berdosa, dan lemah lembut

" gita loe maafin ngak? "

Dito melihat gita yang kesal ia tau jika dania berbohong namun ia tak ada bukti untuk menyalahkan dania

" iya " sahut gita malas lalu kembali ke mejanya

Begitu juga dengan yang lain duduk ke kursi masing masing untuk melanjutkan pelajaran

dito hanya menghela nafas nya melawan dania tampa bukti sama saja mengali kuburan sendiri karna dania merupakan cucu kesayangan direktur kampus ini

" baikla silahkan kumpulan tugas kalian " sahut dito pada mahasiswa nya

.

.

.

" bener kamu ngak kenapa napa? "

Gita mengangguk sembari memakan somai nya

" sini coba mas liat " gita menghela napasnya lantas berdiri mendekati dito

dito memeriksa pipi leher tanggan bahkan kaki gita, jika ada lebam atau lecet makan urusan akan panjang

" bener pipi kamu ngak di sentu, rambut badan? "

Gita mengeleng " ngak ada mas tadi cuma di dorong aja "

dito menghela napasnya " mas takut kamu kenapa napa, udah sana makan lagi "

Gita kembali memasukan somai ke mulutnya

Gita kadang berpikir jika dito memiliki ke pribadi ganda jika berdekatan denganya atau mama nya makan dito akan sangat protektif berbeda jika di luar apalagi di saat mengajar tak segan ia hanya dapat angin lalu dari dito

" kamu ngak bawah bekal tadi? "

Gita menyengir lalu mengeleng " ngak sempet mas, tugas dari pak nurman nunggu " sahut gita

" yaudah makan dulu biar mas tungguin " sahut dito kembali membaca bukunya

Memang setelah keluar kelas dito mendapat chat jika gita nitip somai di kantin

Dito tau gita memang selalu tak nyaman jika ke kantin apalagi berdesak desakan dengan siswa lain, mangkanya dari awal masuk hingga kini gita selalu membawa bekal

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!