SELAMAT MEMBACA
💚💚💚💚💚
Hari ini, pagi yang begitu cerah, lalu lalang di ibukota membuat kota ini bising karena kendaraan bermotor. Hanya disini, di ibukota tempat yang cocok untuk meniti karier. Banyak perusahaan besar yang membuka lowongan oekerjaan. Dia adalah Sofia Indah Permana akrab disapa Sofi.
Sofi melangkahkan kakinya keluar dari kontrakan tiga petaknya menuju jalan raya untuk menunggu angkot biru muda yang akan mengantarnya menuju halte busway.
Sofi berangkat pagi agar tidak telat menuju kantornya. Sofi termasuk karyawan tetap yang sudah 1th bekerja sebagai manager keuangan di Perusahaan Alkit Wijaya.
Sofi baru 6 bulan menjadi manager keuangan sebelumnya dia sebagai kasir di Perusahaan tersebut. Karena kinerja yang baik, disiplin tepat waktu dan mumpuni baru enam bulan Sofi sudah diangkat sebagai manager keuangan menggantikan sebelumnya yang juga naik jabatan dipindah ke cabang lain. Perusahaan elite Alkit Wijaya sangat terkenal karena cabangnya banyak tersebar di Indonesia.
Lama juga nih nunggu angkotnya batinnya ..
10 menit kemudian angkot pun datang, Sofi pun naik. Pemandangan biasa lalu lalang macet, sampai juga di halte busway.
Syukurlah langsung dapat busway kearah tempat kerjanya.
-Kantor-
Selamat pagi Bu Sofi ucap karyawan lain.. Selamat Pagi ucap Sofi ramah dengan senyum menawan.
Cantik, muda, penuh semangat ucap salah satu karyawan tak lain Rendy. Rendy sudah lama menyukai Sofi dari awal Sofi masuk bahkan mereka sering hangout bareng.
Tapi sekarang Sofi sibuk karena memang tanggung jawabnya semakin besar dan sering dinas ke luar kota sebagai audit internal.
"Sofi, kamu dipanggil direktur." ucap Ika pelan kepada sahabatnya.
Sofi mengganggukkan kepalanya seraya berucap "Iya, nanti dulu Ika, aku ke ruangan dulu." ucap Sofi sambil meletakkan tasnya.
Tap... Tap....
Tok tok
"Permisi Pak Jaelani ada apa memanggil saya?" tanya Sofi sopan.
"Sofi hari ini kita meeting di Pusat. Mungkin sampai sore siapkan berkas keuangan tiga bulan terakhir dan hasil audit Minggu lalu di cabang Semarang." ucap Direktur Jae penuh semangat.
"Baik pak, akan saya siapkan semua kebetulan sudah saya revisi kemarin. Tapi mungkin mau dicek dulu pak? "Tanya Sofi menjelaskan.
"Baik saya akan periksa, saya tunggu" jawab pak jae.
Sambil mempersiapkan berkas, Rendy masuk ke ruangan Sofi meletakkan berkas yang diminta Sofi untuk keperluan rapat.
"Sofi.." ucapnya ragu.
"Hemmm.." ucap Sofi hanya berdehem.
"Kenapa buru-buru, ada apa sih?" tanya Rendy penasaran.
Sudah lama Rendy memendam rasa pada Sofi. Setahu Rendy dulu Sofi memiliki kekasih sejak kuliah tapi hubungannya menjadi tidak jelas karena tidak ada restu dari orang tua Sofi. Satu hal yang membuat hubungan itu tidak direstui adalah beda prinsip. Ya beda prinsip ya tidak sesuai bobot bibit dan bebetnya. Maklum Sofi anak keturunan ningrat, sudah pasti level kekayaan yang utama.
"Sofi..." panggil Rendy kembali.
Sofi hanya mengangkat wajahnya sambil berkata " hemm, apa Rendy?" jawabnya dengan halus.
"Ada apa? kok kayak buru buru?" ucap Rendy pelan.
"Aku mau meeting Rendy ke Pusat dengan Direktur Jae, kenapa Rendy kok cemberut gitu?" tanya Sofi meledek.
"Kamu ada waktu kapan Sofi? Nongky yuk sama aku. Bisa gak?" Ucap Rendy memohon.
Pura-pura berpikir sambil mengetuk ngetuk jarinya ke meja. Sofi pun mengagguk dan berkata "Okey Rendy ntar aku kabarin ya, karena aku gak tahu meeting selesai jam berapa."
"Oke Sofi, aku tunggu nanti langsung aku jemput kamu di Pusat." ucap Rendy penuh semangat.
Rendy sudah siap dengan segala konsekuensinya ditolak, minimal apa yang dia pendam bisa diutarakan secepatnya dan tidak menunda-nunda. Rendy anak sederhana dari keluarga yang sederhana pula. Dia taat beribadah, 5 waktu wajib tidak dia tinggalkan, sunnahnya pun dilakukan dengan baik. Bisa dibilang Rendy itu ustadz di Kantornya karena dia selalu mengajarkan kebaikan-kebaikan. Entah apa yang membuat Rendy jatuh hati pada Sofi.
"Berangkat dulu ya rendy." ucap Sofi datar membuyarkan lamunan Rendy seketika.
"Iya iya sof hati-hati... " Ucap Rendy sedikit gugup. Rendy pun langsung kembali ke ruangannya.
Rendy membayangkan pertemuan pertama mereka dulu dengan Sofi. Gadis polos yang baik hati, bertemu sewaktu didepan kantor yang kebingungan mencari alamat perusahaan karena mau tes wawancara. Rendy membantu Sofi hingga mengantarkan ke ruang HRD. Mereka kemudian berkenalan disitu Rendy langsung jatuh hati pada pandangan pertama. Secara Sofi cantik dengan tutur kata yang baik tapi satu hal yang tidak disukai Rendy karena Sofi selalu menggunakan rok pendek.
Sofi dan Direktur Jae sedang meeting di Pusat. Pesentasi pun tengah berlangsung banyak sambutan hangat dari semua yang ikut rapat. Karena penyampaian presentasi Sofi jelas dan tidak bertele tele. Sesi tanya jawab pun selesai dan dilanjutkan makan siang.
"Haii Sofi... masih ingat?" Ucap Ronal sambil tersenyum.
"Haii Ronal, betul kan?" jawab Sofi tersenyum.
Ronal adalah teman SMP Sofi dan kebetulan juga mereka satu kampung halaman.
Sejak lulus SMP Sofi pindah ke luar kota hingga saat ini, jadi jarang pulang ke rumah kecuali ada acara tertentu.
"Gimana kabarnya sofi, aku baru tahu kamu kerja disini dan kesayangan Direktur Jae karena kemampuanmu yang mumpuni." ucap Ronal bersemangat.
"Baik Ronal, biasa aja.. kerja sama bos itu yang penting nurut kan ? Pasti aman." ucap Sofi sambil terkekeh.
Sambil makan siang dan ngobrol ngalor ngidul istirahat pun selesai dilanjutkan meeting dari bagian pemasaran. Tidak lupa Ronal bertukar kontak dengan Sofi.
Ughhhh selesai juga..gumam Sofi. Sambil membuka hp yang dari tadi di mode diam biar tidak menganggu meeting. Ada notifikasi pesan dari rendy. Dibuka room chat Rendy.
*Sofi
Sofi sudah selesai belum?
Rendy
Sudah Rendy mau jemput sekarang atau gimana?
Sofi
Tunggu diloby oke*
Ditutupnya room chat, kemudian Sofi melanjutkan membereskan berkas berkas penting bekas meeting tadi. Tidak lupa berpamitan pada pak Jae untuk pulang lebih dulu. Sofi pun masuk lift dan turun ke lantai dasar berjalan menuju sofa sambil menunggu Rendy di loby. Tidak lama notifikasi pesan masuk ternyata dari Ronal.
Ting....
Sofi
*Sofi kamu dimana diruang meeting gak ada. Tadinya mau ajak pulang bareng.
Ronal
Maaf Ron, aku udah janjian sama temen mau ada perlu. Next time ya Ron.
Sofi
Okey cantik
Ronal
Hadeuh kebiasaan
Sofi
Memang cantik kan? Salahnya dimana?
Ronal
Iya ganteng
Sofi
See u..my princess
Ronal
Gk jelas 😳
Sofi
Jangan marah see u*
Ditutup lah room chat dengan Ronal. Ada perasaan kesel yang Sofi rasakan, ya dulu Sofi pernah suka dengan Ronal tapi karena Ronal dikenal sebagai seorang playboy maka Sofi pun jadi enggan untuk melangkah lebih jauh lagi.. Siapa yang gak kenal Ronal... Ganteng, pintar, tajir anak dari tuan tanah. Ya orang tua Sofi lebih suka Sofi dekat dengan Ronal selain pria yang selevel pastinya dia seiman. Hanya karena Ronal seiman, restu orang tua sudah ia dapat. Tapi Sofi gak punya rasa cinta hanya rasa kagum saja. Tidak lebih. Kedatangan Rendy membuyarkan Sofi pada lamunannya tentang Ronal.
"Sofi" panggil Rendy keras.
"Iya ren maaf lagi ngelamun tadi. Habis kamu lama" ucap Sofi jujur.
"Ngelamunin siapa? Fathan?" Tanya Rendy penasaran.
"Bukan rendy, sok tau!" jawab Sofi datar.
"Yuk jalan, jadi kan?" ucap Rendy.
"Okey, jadi dong, kita mau kemana?" tanya sofi.
"Ke cafe mutiara aja gak papa ya sekalian makan, nongky katanya sih ada band baru" ucap Rendy semangat.
"Ya gak papa aku ngikut aja, tapi traktir ya?" ucap Sofi.
Sunyi senyap hening suasana di dalam mobil ... Tidak ada yang memulai bicara hanya alunan musik laluna -
🎶 selepas kau pergi, tinggallah disini ku sendiri, kumerasakan sesuatu yang telah hilang di dalam hidupku 🎶
Membuat Sofi memutar kembali memori indahnya cinta bersama Fathan kekasih yang sudah dipacarinya 6 tahun itu. Tanpa restu orang tua aku bisa apa gumam Sofi yang masih terdengar oleh Rendy.
"Kenapa sof, masih belum move on? kan ada aku? "tanya Rendy.
"ckkk, kebiasaan deh, gak papa rendy, jangan kepo", jawab sofi mantap
Suasana pun hening kembali. Tak terasa perjalanan begitu cepat dan sudah sampai.
-----++++++++++-----
TERIMA KASIH SUDAH MELIPIR
JAZAKALLAH KHAIRAN
💚💚💚💚💚
SELAMAT MEMBACA
💚💚💚
-Kafe Mutiara-
"Sofi, yuk turun sudah sampai" ajak Rendy. Sambil membukakan pintu Sofi agar segera turun. Sofi pun hanya membututi Rendy, mengikuti kemana langkah Rendy.
" Sofi kita pilih lesehan aja ya yang menghadap ke danau biar kelihatan romantis, oke" ucap Rendy memohon.
Sofi pun hanya membalas dengan anggukan pertanda setuju.
Mereka pun duduk dan mulai memesan makanan kepada pelayan.
" Sofi, mau pilih makan apa?" tanya Rendy.
" Aku pilih beef steak aja sama orange juice rendy", jawab Sofi.
"Oke, masing masing 2 porsi ya mbak" ucap Rendy pada pelayan.
Rendy langsung membuka percakapan karena niat Rendy malam ini untuk mengutarakan perasaannya.
" Sofi, gimana tadi meeting nya sukses donk? " tanya Rendy. Sambil melihat ke arah danau.
" Iya Rendy sukses banget, siapa dulu Sofi " jawab Sofi sombong.
" Kamu kenapa sofi, apa ada masalah, udah lama gak cerita sama aku, cerita lah. Gimana Fathan?" tanya Rendy, Rendy sengaja menanyakan tentang Fathan agar tahu sejauh mana hubungan Sofi dan fathan.
Sofi pun mengangkat kepalanya menatap Rendy, sambil bertanya " Yakin mau dengerin ceritaku?" Tanya sofi ragu. Menatap kedua bola mata Rendy yang teduh seakan pria ini memang bisa membantunya untuk meringankan beban ya dipendam selama ini.
" Yakinlah kenapa enggak?, kamu kan sahabatku' Jawab Rendy enteng.
" Disuruh nikahin kamu pun aku siap hehehe" ucapnya langsung " Becanda sofi" ucap Rendy.
Sofi hanya terdiam. Menatap ke arah danau yang Indah akan mampu lampu.
"Oh ya sof, sudah adzan Maghrib aku sholat Maghrib dulu ya" pamit Rendy sambil mengacak rambut Sofi.
Lagi dan lagi Sofi hanya menganggukkan kepalanya.
Rendy melaksanakan sholat Maghrib di mushola cafe tersebut. Sofi hanya memandang mushola tersebut teringat beberapa kejadian di waktu yang lalu. Sekitar 1 tahun yang lalu.
Flashback off
Ada beberapa pertanyaan Fathan yang tidak bisa Sofi jawab hingga saat ini.
" Sofi kita sudah lama bersama bagaimana perasaanmu padaku" tanya Fathan.
Sofi pun menjawab " Yach aku cinta dan sayang sama kamu, apa masih meragukan ku?" ucap Sofi sambil menatap tajam Fathan.
Fathan pun menghela nafasnya kasar...
" Bukan itu maksudku Sofi, tapi kelanjutan perjalanan cinta kita, kamu tau kita berdua bagaikan langit dan bumi.. kamu anak ningrat sedangkan aku orang biasa.. kamu berkarir sedangkan aku hanya buruh... Saudaramu banyak yang gak suka denganku sofi, belum eyangmu yang gila harta dan orang tuamu yang tidak merestui kita karena kita beda agama. Kamu ngerti gak sih Sofi" tegas Fathan.
Sofi hanya terdiam, diam seribu bahasa. Karena dulu menerima Fathan hanya karena sayang dan cinta tanpa memikirkan masa depan ternyata mereka sama sama setia, saling menjaga, saling perhatian sampai lima tahun lebih pacaran, memang rasa sayang itu masih ada tapi betulkah ini rasa sayang atau lebih tepatnya rasa kasihan yang ku punya untuk Fathan, batin Sofi.
Sofi memejamkan mata sejenak dan membukanya kembali menatap fathan. "Terus mau kamu apa than? Kita putus atau apa ? Bukanya kita jalani aja semuanya " jawab Sofi tak kalah tegas.
Fathan menatap Sofi sangat tajam. " Percuma menjalani ini semua tanpa ada akhir, kamu yang selalu bilang sabar tapi kamu juga yang selalu takut. Apa kita tetep harus seperti ini berbeda terus. Aku gak bisa ikut kamu Sofi kamu mengerti kan, dari awal sebelum semua terlanjur aku selalu bilang kita berbeda. Kamu yang selalu meyakinkanku untuk ikut denganku tapi apa, kamu tidak pernah sedikitpun belajar" ucap Fathan tegas. " Aku pulang dulu aku lelah Sofi" pamit fathan.
Flashback on
" Sofi" panggil Rendy sambil menepuk bahunya.
" Eh iya rendy, ya ampun aku kaget Rendy" jujur Sofi sampai terhenyak.
" Sofi, ini makanan bukannya dimakan malah didiemin aja, yuk makan dulu biar aku siap denger keluh kesahmu dari a sampai z oke beb" canda Rendy.
Mereka pun mulai makan dengan tenang dan makanan pun habis tak bersisa.
" Kenyang rendy, jadi ngantuk" ucap Sofi.
" Terus?" ucap Rendy menagih cerita pada Sofi.
" Oh iya Rendy aku lupa" ,ucap Sofi.
Sofi mulai menceritakan satu per satu detail tentang hubungan nya dengan Fathan.
" Hubunganku dengan dia sudah selesai. Terakhir sebelum aku berangkat ke Jakarta Fathan menemuiku dan mengembalikan semua barang yang aku kasih. Tapi ya ren anehnya aku gak sedih gak kehilangan cuma kecewa dan semuanya hanya sia-sia itu aja. Kenapa ya ren? Apa aku memang gak cinta sama dia? Tapi beberapa Minggu ini Fathan mulai menghubungi ku lagi ren, Fathan minta seperti dulu lagi. Tapi aku jawab aku gak bisa aku lagi males pacaran. Pengen kenal dulu aja. Pengen cari yang sesuai dengan kemauan keluargaku" jelas Sofi dengan cemberut.
Rendy mendengarkan dengan seksama raut wajahnya sedih dan bimbang kemudian berubah kecewa setelah mendengar pernyataan Sofi lagi pengen sendiri.
Pandangan itu pun tak luput dari Sofi mengenai perbubahan wajah Rendy.
" Ren, kamu kenapa kayak lagi putus cinta aja. Sekarang kamu cerita donk siapa nih gebetanmu? " Tanya Sofi.
" Kamu, Sofi" jawabnya enteng tanpa beban. Rendy menatap Sofi teduh sekali, manik mata itu mengisyaratkan cinta yang tulus.
" Sofi, aku tahu mungkin kamu belum move on dan hal yang terpenting kita berbeda, tapi aku cinta kamu sofi sejak awal bertemu di parkiran kantor, kamu ingat?" Tanya Rendy.
Sofi pun tertawa," Rendy kalau bercanda jangan kelewatan. Aku curhat malah kamu candain. Kan aku udah bilang mau ikutin apa kata orang tua ku" jawab Sofi dengan senyum.
" Kamu kira aku bercanda sof, ini masalah perasaan. Aku tidak bisa menghilangkan perasaan ini sampai aku sholat istikharah wajahmu senyummu selalu hadir Sofi " ucap Rendy penuh keyakinan, sambil menggenggam tangan Sofi di kecupnya punggung tangan gadis cantik itu penuh ketulusan. Sofi pun menatap Rendy tidak ada kebohongan disana. Tapi kalo dengan Rendy sama saja tidak ada titik terang tidak ada restu. Pusing mikirinnya batin Sofi.
" Rendy aku gak cinta sama kamu, kalaupun cinta aku gak bisa bareng kamu, kamubtahu kan?" ucap Sofi hati hati dan berbohong dengan perasaannya.
" Yakin kamu gak cinta aku Sofi?" tanya Rendy menyelidik.
" Mana mungkin suatu hubungan dijalani tanpa cinta dan sayang itu gak mungkin aku hanya menganggapmu sebagai sahabat gak lebih rendy" ucap Sofi penuh penekanan.
Sofi gak mungkin melakukan kesalahan lagi. Walaupun Sofi suka dengan Rendy, Rendy itu baik, penyayang, peduli, royal, ganteng, karir oke kurang apa lagi, batin Sofi. Sekali kali menentang ego demi orang tua toh kalau itu takdir aku bisa apa.
"Sofi kita jalani dulu aja kalau kamu gak nyaman kita putus, aku janji sofi" ucap Rendy tanpa patah semangat masih saja merayu Sofi, entah apa yang dirasakan Rendy merasa Sofi itu berbeda.
Sofi pun menghela nafasnya dengan kasar....... " Ren, aku gak mau terjebak pada cinta yang gak berujung" ucap Sofi.
" Aku gak mau terlalu nyaman sama kamu dan aku gak bisa pisah, itu menyakitkan rendy" ucap Sofi. " Kasih aku waktu tiga hari, aku akan menjawab" ucap sofi datar.
" Bener sofi, aku tunggu jawabanmu sofi" ucap rendy.
" Iya", ucap Sofi.
" Okey kita sekarang pulang yuk takut kemalaman, kamu juga sudah lelah sofi" ucap Rendy.
Sofi pun mengangguk.
Dalam perjalanan Sofi pun memberanikan diri bertanya pada Rendy.
" Rendy kenapa kamu begitu yakin denganku?" Tanya Sofi penasaran.
Rendy pun menepikan mobilnya .....
--------++++-------
TERIMA KASIH SUDAH MELIPIR
💚💚💚
Just for you ....
Semoga kalian betah ya
Jangan lupa like dan koment nya
Heppi reading ....
💚💚💚
Dalam perjalanan Sofi pun memberanikan diri bertanya pada Rendy.
Rendy kenapa kamu begitu yakin denganku? Tanya Sofi.
Rendy pun menepikan mobilnya .....
Rendy menatap Sofi penuh ketulusan. "Sof, aku mencintaimu karena Allah" ucap Rendy.
Sofi hanya memandang Rendy menatap kedua matanya, hatinya ingin bertanya lebih tapi otaknya hanya memberikan respon anggukan kepala.
Rendy pun melanjutkan perjalanannya, mengemudikan mobilnya dengan kecepatan standar.
Setelah pengakuan Rendy terhadap Sofi, entah mengapa keduanya hanya diam padahal dulu mereka bercanda saling menimpali, bernyanyi bersama hingga waktu tak terasa. Tapi sekarang perjalanan ke kontrakan Sofi jadi terasa lama.
Akhirnya sampai juga di kontrakan Sofi. Sofi pun menawarkan mampir. Rendy menolaknya karena sudah malam.
"Sof, mulai besok ku jemput ya karena aku sekarang tinggal dengan budeku searah denganmu ? Tanya Rendy"
"Sejak kapan pindah ren, kok aku gak tau ? Jawab Sofi"
"Kamu sibuk sof, aku gak mau ganggu. Waktu itu budeku sakit, ayah ibu meneleponku agar aku menemani bude ku karena sepupuku Chika harus ke Singapura ada beberapa pekerjaan ucap Rendy"
"Okey rend kalo gak keberatan aku mau jawab Sofi"
"Sampai besok Sofi, assalamualaikum ucap Rendy"
"Sampai besok rend, dadah jawab Sofi"
Rendy pun melajukan mobilnya sambil membalas ucapannya sendiri waalaikumsalam. Dalam hatinya begitu menginginkan Sofi tapi bagaimana caranya tembok besar menjadi penghalangnya, apa yang harus ku lakukan kalo langsung minta ikut aku, berarti aku egois. Ya Alloh tunjukkan kebesaranMu.
Dilain tempat Sofi pun melangkah masuk kontrakannya. Langsung membersihkan diri dan rebahan, mengingat ucapan Rendy tadi di cafe. Tapi aku gak mau durhaka, apa yang harus kulakukan Tuhan tunjukan jalanMu, kenapa aku selalu didekat kan pada orang-orang yang berbeda. Pikirannya berkecamuk memikirkan usianya yang terus bertambah. Kan aku gak mau jadi perawan tua. Hus hus jatuhin pikiran seperti itu masih 23th Sofi masih muda, berkarir dulu. Kalau jodoh gak akan kemana. Pikirannya melayang terbuai dengan pernikahan........
Ting
Satu notif chat masuk membuyarkan lamunan Sofi.
Diambilnya hp dari dalam tasnya. Dibukanya chat hoho ternyata Fathan.
Sofi
Hai fi... Lagi apa ? Kangen 💞
Fathan
Lg rebahan nyantai, kenapa ?
Sofi
Fi nenekku sakit butuh biaya dan adikku butuh bayaran sekolah biar bisa ikut ujian. Kamu ada uang fi ?
Fathan
Ada butuh berapa?
Sofi
700rb fi. Makasih ya fi 💕
Fathan
Iya sama sama. Besok aku transfer pagi sekalian ke kantor.
Sofi
Iya fi. MET tidur sayang. Love u 💖
Sofi selalu tidak bisa menolak keinginan Fathan. Selama ini Fathan tulus tapi selalu minta uang dan selama itu Sofi selalu memberi dari biaya hidup belum lagi cicilan motor, dan lain lain. Miris memang cinta membutakan segalanya.
Aku hanya kasian pada Fathan, tapi perasaanku mati da kuanggap hanya seperti kakakku sendiri batin Sofi.
Fathan pun tersenyum mendapat balasan dari Sofi bahwa uang untuk berobat neneknya besok akan ditransfer pagi. Inilah fathan, orangnya baik, sopan, tapi malas bekerja. Selalu minta Sofi bila kekurangan uang. Selama ini Fathan mengandalkan Sofi, cintanya memang tulus kepada sofi tapi kehidupan keluarganya lebih membutuhkan Sofi.
Sofi berusaha memejamkan mata tapi sulit, pikirannya masih tertuju pada Rendy ya Rendy, belum cinta tapi ada rasa nyaman bila bersama.
Suara dering telepon membuyarkan lamunannya...diangkat tanpa melihat siapa yang meneleponnya.
"Hallo, malam ucap Sofi"
" Malam, cantik ucap Ronal"
"Kenapa Ron tanya Sofi"
"Besok malam ada acara gak mo jemput nih sof, bisa tanya Ronal"
"Bisa, oke Ron bsok aku kabari jam berapa nya biasanya jam 4 juga udah beres Ron, jawab Sofi"
"Oke see u jam 4 sayang 💖 ucap ronal"
"Kenapa mesti pake sayang sih aku risih Ron ucap Sofi"
"Hehe biar romantis sof, mimpiin aku Yach muach ucap Ronal"
"Ronallllllllllllll teriak Sofi"
Sambungan pun ditutup oleh Ronal takut macan betina kesayangannya ngamuk.
Ronal terdiam setelah menutup sambungan teleponnya. Membayangkan wajah ayu Sofi yang manis kulit bersi sawo matang.. pancen ayu kamu sof....
Flashback off
Sofi aku mau jadi pacarmu, kamu mau kan ucap Ronal sambil memberikan sekuntum mawar merah kepada Sofi.
Ronal ... Maaf aku belum bisa karena gak boleh sama bapak. Aku takut Ronal kita bersahabat aja ya. Maafkan aku Ronal.
Ya Sofi aku mengerti, lagipula kita sudah kelas 3 SMP sebentar lagi lulu mending fokus ujian nasional dulu batin Ronal.
Selesai kelulusan Ronal pun mencari Sofi tapi ternyata Sofi sudah pindah ke tempat eyangnya dan akan bersekolah disana. Ronal pun kehilangan Sofi.
Flashback on
Aku masih penasaran denganmu Sofi dan aku harus bisa memilikimu batin Ronal dengan senyum mengembang.
-Pukul 23.30wib-
Sofi masih terjaga nadanya lelah butuh istirahat tapi matanya belum juga mau terpejam. Baca novel, mau game tetap saja.
Sofi pun menscrol nama siapa yang bisa dihubungi malam begini untuk sekedar ngobrol. Sofi pun berdiri sambil membuat susu coklat kesukaannya menemani entah akan ngobrol dengan siapa.
Scrol nama jatuh pada nama Rendy ya Rendy.... Ragu itu yang dirasakan Sofi, tapi biarlah dichat dulu kalau belum tidur nanti video call.
Dibukanya room chat dengan rendy, ahaaaa masih online langsung video call aja...
Berdering tanda panggilan yang dituju masuk Tut...Tut....
"Assalamualaikum kekasihku, ada apa ucap Rendy"
" Hai Rendy belum tidur kah? Tanya Sofi"
" Sof kalau salam dijawab dulu dong, dibiasakan ya sayang itu namanya menghargai jangan buat aku aja tapi yang lain juga, oke sayang ucap Rendy"
" Iya ren mulai DECH ceramah jawab Sofi"
"Aku cuma mengajarkan kebaikan saling menghargai sama seperti aku menghargai kamu, satu lagi mulai besok jangan pake rok mini dan paksian kebuka karena aku gak suka berbagi tegas Rendy" ya Rendy menganggap Sofi sudah menjadi miliknya walaupun hubungannya pun belum jelas.
"Rendy kamu itu bukan paca aku jadi gak perlu menuntut apa apa dariku, aku nyaman dengan fashionku jadi biarkan aku jadi diriku sendiri. Kalo mau berdebat aku maitiin aja ucap Sofi"
"Oke my love apapun yang membuatmu nyaman lakukanlah ucap Rendy sabar"
Obrolan santai pun bergulir waktu sudah menunjukka pukul satu pagi..
"Ren aku mulai ngantuk jangan dimatiin kamu ngomong aja aku dengerin kalo aku ketiduran kamu matiin telp nya.. besok jadi jemput aku kan? Tanya Sofi"
"Iya Sofi sayang bsok aku jemput, aku cerita ya biar kamu tidur ucap Rendy"
Selang beberapa menit dengkuran halus terdengar, sepertinya Sofi sudah tertidur dan akhirnya dimatikan sambungan telepon tersebut.
Gantian aku yang gak bisa tidur gumam Rendy. Iya tadi datang Rendy rebahan ketiduran sampai jam 11 malam, alhasil ni mata masih segar bugar... Rendy mengatur cara agar Sofi bisa menerima buat baik Rendy.... Ahaaaa ya cara itu paling ampuh gumam Rendy....
Niat apa ya ...
Semoga yang baik baik
Like dan koment ya
Follow Ig Humairah_bidadarisurga
Terima kasih sudah membaca
💚💚💚
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!