NovelToon NovelToon

DI NIKAHI ANAK MAJIKAN

BAB 1

Lastri merupakan seorang gadis desa miskin, yang baru saja lulus dari sekolah SMA. Dia tinggal bersama Tantenya sejak umur 4 tahun. Semenjak kedua orang tuanya meninggal dunia. Karena tragedi kecelakaaan mobil saat malam natal. Dan mobilnya langsung masuk ke dalam sungai. Dan jasad ke dua orangtuanya itu, sampai saat ini tidak dapat di temukan. Mungkin sudah terseret jauh terbawa arus deras sungai itu sampai ke lautan.

Semenjak kecelakaan yang menimpa orangtuanya itu, Lastri di usir dari rumah peninggalan orang tuanya sendiri. Dan sekarang Lastri hanya tinggal berdua bersama Tante Retno. Adik dari almarhum Ibu kandungnya sendiri.

Tante Retno selama ini hanya tinggal bersama Neneknya, yang tiga tahun yang lalu sang Nenek juga harus di panggil Sang Maha Kuasa kembali disisiNya alias meninggal dunia menyusul Almarhum kakek dan juga Ibu Sonia.

Setelah kepergian dari Nenek untuk selama - lamanya, kini Lastri hanya tinggal berdua bersama sang Tante. Adik dari Ibu Sonia.

Tante Retno sangat menyayanginya, merawat Lastri dengan baik. Tante Retno merawat Lastri dengan tulus ikhlas. Sedikit pun, Tante Retno tidak pernah meninggikan suaranya di depan Lastri, memarahinya pun tidak pernah. Karena Retno menyayangi Lastri dengan setulus hatinya. Retno sangat menyayangi keponakannya itu. Walaupun mereka hidup dengan sangat sederhana sekali. Tinggal di rumah peninggalan orangtua Retno itu.

Retno yang hari - hari mencari nafkah di pasar berjualan ikan. Selalu berangkat pagi - pagi sekali ke pasar. Dan pulang selalu jam 5 sore. Setiap hari Retno bekerja keras, untuk membiayai semua kebutuhan sekolah Lastri. Dan juga untuk biaya kebutuhan sehari - hari.

Lastri tidak pernah, sekalipun melihat Tantenya itu mengeluh di depannya. Itulah yang membuat Lastri, hidup mandiri bersama sang Tante. Dan selalu menabung uang yamg di dapatkannya dari berjualan makanan ringan di sekolahannya yang dia tawarkan kepada teman - teman sekolahnya. Saat jam istirahat tiba, untungnya pihak sekolah tidak pernah melarang Lastri berjualan di dalam kelas. Walaupun di sekolahannya itu terdapat kantin sekolah. Tetapi niat baik Lastri berjualan tidak pernah dilarang oleh pihak sekolah maupun dari pihak kantin sekolah.

Sebulan yang lalu Lastri mendapatkan tawaran bekerja dari tetangganya untuk bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga di Jakarta.

Lastri langsung menerima tawaran bekerja itu, tanpa berfikir panjang lagi. Lastri sebenarnya ingin melanjutkan untuk kuliah, tetapi Lastri tidak akan mampu. Terbentur dengan biaya untuk kuliah. karena ke dua orangtuanya telah lama meninggal dunia.

Selama ini Lastri tinggal bersama Tante Retno, adik perempuan ibunya. Kebetulan Lastri merupakan anak yang cerdas dan juga pintar. Hingga Lastri mendapatkan beasiswa hingga Lulus SMA.

Maka dari itu, Lastri tanpa berfikir panjang menerima tawarannya itu, saat dirinya di tawari sama tetangganya Tante Desi, yang merupakan salah satu penyalur tenaga kerja di tempat tinggalnya yang sangat terkenal. Yang sudah banyak menyalurkan para gadis - gadis di tempat tinggalnya itu di kota - kota besar di Indonesia. Yang tidak diragukan lagi, banyak tetangga - tetangganya, yang disalurkan oleh Tante Desi yang mendapatkan pekerjaan yang layak di Kota - kota Besar.

Lastri ingin belajar mandiri dengan bekerja, setelah dirinya Lulus sekolah SMA. Lastri tidak ingin terus - terusan merepotkan Tante Retno. Kasihan selama sepuluh tahun ini, harus bersusah payah membiayai Làstri dengan pontang panting seorang diri. setiap pagi Tante Retno sudah harus berangkat ke pasar pagi.

Saat yang lainnya masih nyenyak terelelap tidur. Tante Retno jam 1 dini hari sudah bersiap berangkat ke pasar pagi untuk berjualan Ikan di pasar Induk.

Yang letaknya berada di kota, bila di empuh dengan mengendarai sepeda motor. Membutuhkan waktu tempuh selama 1 jam lamanya.

Sebelum berangkat Tante Retno selalu menggunakan jaket tebal, sarung tangan, sepatu karet, masker, tas kecil tempat menyimpan uang dagangannya itu dan juga ponsel nokia 1100 yang hanya bisa digunakan untuk mengirim pesan dan juga menelepon saja.

Tante Retno memang orangnya sederhana, ģaptek, tidak neko - neko. Dia gadis desa yang sangat gigih pekerja keras, pantang menyarah, baik hati, suka berbagi dengan sesama. Walaupun dirinya sendiri kekurangan. Tapi tidak menyurutkan tekadnya untuk membantu sesama.

Termasuk saat Ibu Lastri meninggal duniia karena sakit. Tak ada satu pun saudara dari pihak ayahnya yang mau menampung Lastri dan membiayai kehidupan Lastri yang yatim piatu.

Harta warisan dari sang Ayah, dikuasai oleh Kakek dan juga Nenek Lastri. Akhirnya Lastri ditampung oleh Tante Retno. Walaupun selama ini Lastri hidup dengan Tante Retno dengan kondisi yang kekurangan. Tapi selama ini, banyak sekali tetangga yang berbaik hati memberikan Lastri dan juga Tante Retno makanan, masakan, pakaian maupun uang. Untuk mereka berdua menyambung hidup. Walaupun hidup dengan kondisi kekurangan, tetapi tak pernah sedikit pun Lastri mengeluhkan kondisinya itu. Malah Lastri terkadang membuat jajanan pasar dan dia jual kepada teman - temannya di sekolah.

Lastri tidak pernah malu, harus berjualan di sekolahnya. Lastri hanya ingin meringankan beban Tantenya untuk mencari uang sendiri. Untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Lastri ingin sekali membanggakan tantenya.

Andaikan saat ini, Aku punya banyak uang untuk menerùskan kuliah. Aku pasti akan memilih melanjutkan kuliah. Tetapi Aku tidak ingin egois, Tante Retno sudah banyak berkorban untuk Aku selama ini. Tante Lastri janji, akan hidup mandiri. Tante wajib bahagia. Tante harus memikirkan masa depannya, jangan terus - terusan memikirķan masa depan Aku.

Tok .... Tok ... Tok ... Pintu rumah Tante Retno di ketok beberapa kali dari luar rumah.

" Assalamu'alaikum, Lastri, Las, Lastri kamu di dalam gak ya," Panggil seseorang dari luar rumah.

" Wa'alaikumsalam, ya tunggu sebentar," jawab Lastri dari dalam rumah dengan sedikit berteriak.

Lastri lalu memberhentikan aktifitasnya sekejap yang sedang Lastri lakukannya itu. Lastri lalu mematikan kompor yang sedang di gunakan untuk menggoreng Ikan Mujaer yang kemarin baru di bawakan Tantenya itu. Dan mentiriskan Ikan yang telah di gorengnya itu di suatu piring yang telah Lastri sediakan. Untuk makannya hari ini, Lastri Menggoreng Ikan sambil di temani Lastri membuat sayur bayam dan juga yang tak lupa Lastri juga sudah membuat sambel terasi menu kesukaan Tante Retno itu. Karena saat ini Lastri sedang memasak untuk makan siangnya.

Setelah menata Ikan goreng , sayur bayam dan juga sambel terasi di atas meja makan itu Lastri langsung beranjak dan menuju ke depan rumah untuk membukakan pintu rumahnya. Handel pintu Lastri pegang dan Lastri lalu membuka pintu rumahnya itu. Krek .... Suara pintu terbuka lebar, dan terlihat ada seorang perempuan paruh baya bertubuh gembul sudah berdiri di depan rumahnya sambil melebarkan senyumannya.

BAB 2

" Selamat siang Tante Desi. Ada keperluan apa ya kemari. Kebetulan Tante Retnonya masih di pasar itu, pulangnya seperti biasa nanti sore?," Tanya Lastri penasaran.

Tumbenan tetangga rumahnya itu, mampir kesini. Padahal sama sekali, Tante Desi itu belum pernah berkunjung ke rumah ini. Karena memang Tante Desi itu orangnya sibuk, dengan pekerjaannya sebagai penyalur tenaga kerja sebagai Asisten Rumah Tangga.

" Owh saya gak mau ketemu sama Retno kok Lastri, kebetulan saya kesini itu cuma ada perlu sebentar sama kamu," jawab Tante Desi santai.

" Sama saya Tante, memangnya ada keperluan apa ya Tante mau ketemu sama saya. Owh ya, maaf Tante silahkan masuk ke dalam dulu saja. Maaf Tante rumahnya Tante Retno seperti ini. Tunggu sebentar ya Tante saya permisi ke dalam dulu mau membuat minuman dulu. Tante mau minum apà ya biar saya buatkan untuk Tante, ada sirup, air putih sama Teh. Tante mau dibuatkan apa?," tanya Lastri ramah.

" Tante sih, apa saja boleh kok Lastri," jawab Tante Desi santai.

Tante Desi langsung duduk di kursi sofa yang lumayan masih bagus itu, sambil matanya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Walaupun rumah yang ditempati Retno dan juga Lastri itu masih sederhana, bangunannya saja masih menggunakan kayu jati, lantainya juga masih tanah belum di pasang keramik. Tapi walaupun seperti itu, rumah ini tampah bersih, rapi, dan enak dipandang.

Tak berapa lama Lastri datang dari arah dapur dengan membawa nampan besar diatasnya tersaji 2 gelas es sirup, dan juga beberapa cemilan yang ditaruh diatas piring itu.

" Ini Tante silahkan di minum dahulu minuman yang sudah saya buatkan, dan ini juga ada beberapa cemilan yang Lastri baru buat tadi pagi. Di atas piring tersaji pisang goreng dan juga telo goreng ," ujar Lastri menyajikan di meja ruang tamu itu

" Owh iya Lastri, Tante minum ya es sirup buatan kamu. Seger juga panas - panas begini minumannya es sirup," jawab Tante Desi sambil meminum es sirup bikinan Lastri. Setelah meminum beberapa teguk Tante Desi langsung mencicipi pisang goreng bikinan Lastri itu. Hmm mantul rasanya.

" Kegiatan kamu setelah lulus kuliah apa Lastri?," tanya Desi penasaran.

" Saya di rumah saja Tante, paling masak, beres - beres rumah sama sambil bikin gorengan, jajanan pasar terus dititip - titipkan di penjualan jajanan di pasar Tante. Terus nanti jam 3 sore, saya ambil lagi Tante dagangan yang masih sisa juga uangnya Tante," jawab Lastri santai.

" Owh, jadi pisang goreng sama telo goreng ini bikinan kamu semua ya?," tanya Tante Desi pelan.

" Iya Tante, daripada di rumah cuma rebahan saja. Mendingan saya buat gorengan dan lainnya terus saya titipkan di pasar sana Tante," jawab Lastri santai.

" Rumah ini juga hari - hari kamu yang bersihkan juga?," tanya Tante Desi penuh selidik.

" Iya Tante saya yang bersih - bersih rumah, tetapi kadang juga Tante Retno juga ikutan bersih - bersih juga kok Tante. Memangnya gimana ya Tante," jawab Lastri heran.

" Owh, rumahnya walaupun kecil, sederhana, tetapi juga bersih, rapi dan juga nyaman ya Lastri. Enak dipandang juga. Betah juga ya saya disini. Udaranya juga sejuk ya Lastri," ujar Tante Desi santai.

" Iya tante, alhamdulillah kalau ada orang yang berkunjung kesini terus orang itu nyaman, senang dengan suasana di rumah sini," Jawab Lastri pelan.

" Owh iya, ngomong - ngomong kamu mau melanjutkan kuliah dimana Lastri?," tanya Tante Desi penasaran.

" Saya di rumah saja kok Tante, saya tidak ada biaya buat lanjut untuk kuliah lagi," jawab Lastri memasang wajah sedih.

" Owh cuma di rumah saja ya. Sayang banget, padahal Tante dengar - dengar kamu di sekolah siswa berprestasi ya. Siswa teladan, dapat beasiswa lagi sampai Lulus SMA. Sayang banget gak dilanjutkan ya Lastri," ujar Tante Desi basa basi.

" Iya Tante, mau bagaimana lagi. Soalnya saya kepentok dengan biaya kuliah yang sangat mahal tante. Saya kasihan Tante Retno susah payah banting tulang buat membiayai kehidupan saya. Setelah Ibu saya meninggal dunia Tante," jawab Lastri dengan wajah sedih.

" IYa juga sih ya, saya juga merasa Retno itu kasihan. Sudah umur mau empat puluh tahun, masih single saja. Yah mungkin, Retno itu karena masih memiliki kewajiban untuk membiayai kamu sampai lulus sekolah ya Lastri," ujar Tante Desi basa - basi.

" Iya Tante, mungkin saja. Makanya ini Lastri lebih baik bantu - bantu Tante Retno saja di rumah bersih - bersih rumah, memasak, dan juga buat - buat makanan yang bisa dititipkan ke pasar Tante. Biar bisa mendapatkan uang sedikit demi sedikit Tante," jawab Lastri sambil tersenyum kecut.

" Apa kamu gak nyoba, lamar - lamar kerja gitu di luar. Kan lowongan pekerjaan banyak Lastri?," tanya Tante Desi mencoba merayu Lastri agar mau bekerja keluar rumah.

" Hmm... Pinginnya saya sih juga seperti itu Tante, tapi kan saya cuma lulusan SMA saja Tante. Lastri takutnya kalah saing sama anak - anak lulusan sarjana Tante. Sekarang kan banyak yang dicari dari Lulusan sarjana kan Tante. Jadi Lastri minder Tante, saingannya orang - orang kuliahan semua. Saingannya orang - orang pintar semua," Jawab Lastri merasa tidak percaya diri kepada kemampuan yang dimilikinya itu.

" Iya sih, sekarang juga cari kerjaan juga susah. Apalagi sekarang juga kalah sama orang dalam kan Lastri," ujar Tante Desi memanas - manasi Lastri.

" Nah, itu juga Tante. Makanya Lastri bingung. Lamar kerja sekarang ini kalau gak ada yang bawa, gak ada orang dalam pasti susah buat keterima bekerja kan Tante," jawab Lastri pelan.

" Kamu kalau mau, Tante bisa lho mencarikan pekerjaan buat kamu. Tapi sih, Tante cuma bisa mencarikan pekerjaan sebagai baby sister maupun sebagai ART Lastri. Tau kan ART?," Tanya Tante Desi penuh selidik.

" Tahu Tante, ART itu Asisten Rumah Tangga kan Tante," jawab Lastri singkat.

" Iya betul sekali Asisten Rumah Tangga. Kalau kerja kantoran sih, Tante gak punya channel nya Lastri buat masukin kamu," ujar Tante Desi memasang wajah sedih.

" Iya juga sih Tante, Lastri juga paham. Tante itu hanya bisa menyalurkan gadis - gadis seperti Lastri ini sebagai Baby sister maupun sebagai Asisten Rumah Tangga. Kan memang itu pekerjaan Tante juga selama ini kan," jawab Lastri tersenyum ramah.

" Yang kamu omongkan semuanya itu bener Lastri. Walaupun begini kan, Tante sudah bisa membantu orang lain juga untuk memberantas kemiskinan di desa kita Lastri, dengan Tante mencarikan mereka pekerjaan. Walaupun pekerjaannya, hanya sebatas sebagai Baby sister maupun sebagai Asisten Rumah Tangga kan Lastri," ujar Tante Desi pelan.

" Iya Tante Desi, Tante Desi memang orang baik. Sudah banyak membantu warga di sekitar sini buat bekerja di kota sebagai BABY SISTER maupun sebagai ART.

Dengan adanya penawaran dari Tante Desi untuk para warga disekitar ini, bisa menekan angka pengangguran di wilayah kita ini, dan juga bisa menekan angka kemiskinan.

" Dengan mereka menggantungkan hidup mereka bekerja di Kota sebagai Asisten Rumah Tangga maupun sebagai Baby Sister. Banyak juga teman - teman Lastri yang sukses bekerja dji kota - kota besar itu berkat Tante,," ujar Lastri pelan.

BAB 3

" Tante ini kesini itu, rencananya mau menawarkan pekerjaan untuk kamu, kebetulan Tante ada calon Pencari pegawai yang mencari Asisten Rumah Tangga. Di rumah itu, hanya ditinggali oleh Ibunya saja. Anak - anaknya sudah besar - besar semua. Dan sudah bekerja semua ada yang di luar Jawa di Perusahaan Tambang, ada yang di Luar negeri sebagai Akuntan, ada juga yang di Jakarta juga. tetapi sudah tidak tinggal bersama Ibunya. Karena kesibukannya mungkin ya," jawab Tante Desi basa - basi.

" Ibunya itu baik banget, Dia itu teman sekolah Tante dulu waktu sd, smp, sampai sma Lastri. Kebetulan kan saya kenal sama belia. Dan orangnya seperti apa, dia baik, kalau ngomong lemah lembut. Kalau kamu berminat, nanti Tante bisa langsung berangkatkan kamu langsung ke rumahnya. Soal gaji, nanti langsung saja kamu bicarakan sama Dia. Namanya Ibu Tian.

" Tante cuma membantu saja, karena beliau sahabat Tante. Dan kamu, Tante lihat sepertinya membutuhkan pekerjaan selepas kamu lulus sekolah iya kan. Daripada di rumah saja, ya walaupun kamu jualan kecil - kecilan dan kamu titipkan di pasar - pasar.

" Apa cukup selama ini buat kebutuhan kamu. Apa kamu tidak mau membalas kebaikan dari Tante kamu, yang selama ini sudah membiayai kebutuhan kamu kan. Tante sih cuma menawarkan saja, Tante sih cuma memberikan kamu pilihan saja.

Kita sebagai manusia kan, seharusnya sadar diri. Saat ada orang yang telah suka rela membiayai kita. Apa kamu mau selamanya akan merepotkan Tante kamu terus ," ujar Tante Desi mulai memprovosasinya agar menerima tawaran darinya.

Kalau Tante sih, maunya balas budi sama orang yang sudah mau membiayai hidup Tante. Tante itu sebenarnya gak jauh berbeda dari kehidupan kamu. Tante malah dulu tinggalnya di panti asuhan. Alhamdulillah, sekarang Tante sudah sukses. Dulu awalnya juga bekerja jadi Pengasuh Lansia. Dan hingga sekarang, bisa memiliki pekerjaan sendiri, dan membantu orang - orang yang seperti Tante. Yang kesusahan mencari pekerjaan, Tante mendirikan yayasan ini, karena pengalaman pahit Tante dulu ," ujar Tante Desi lagi mulai bercerita tentang masa lalunya.

Lastri hanya menyimaknya saja dengan baik

" Tante dulu miskin Lastri, Tante dulu dikucilkan, Tante sering banget dihina - hina orang lain. Dengan kerja keras dan juga tekad yang kuat dari Tante. Tante ingin memberikan lapangan pekerjaan untuk orang - orang agar mereka bisa bangkit dari keterpurukan. Agar mereka bisa berdiri di atas kaki mereka sendiri ," ujar Tante Desi yang terus bercerita masa lalunya.

Lastri hanya menyimak dan mengangguk - ngangguk saja

" Tante kalau melihat, warga di sini yang putus sekolah karena tidak memiliki biaya untuk terus melanjutkan sekolah sebenarnya Tante sedih Lastri, sebenarnya Tante miris Lastri melihatnya. Maka dari itu, ayo ikut Tante untuk bekerja ," ujar Tante Desi yang terus memprovokasi Lastri agar tertarik dan mau bekerja melalui jasanya.

Lastri hanya menyimaknya saja. Lastri juga masih bingung harus berkomentar apa

" Yah walaupun pekerjaannya tidak pekerjaan kantoran, tapi yang terpenting kalian bisa bekerja, kalian bisa menghasilkan uang sendiri dengan hasil kerja keras kalian sendiri. Tante hanya memfasilitasi kalian, agar bisa bekerja. Daripada menganggur kan lebih enak bekerja mendapatkan uang dari hasil kerja keras kita sendiri bukan?,"Tanya Tante Desi penuh harap.

" Iya juga sih Tante, lebih enak bekerja daripada menganggur. Lebih enak punya uang dari pada gak punya uang. Lebih enak berusaha sendiri daripada terus menyusahkan orang lain," ujar Lastri dengan wajah sendunya.

" Makanya Lastri mendingan kamu terima saja tawaran aku bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga. Pekerjaannya cuma beraih - bersih, bantuin siapin yang akan di masak soalnya nanti yang masak yang punya rumah. Karena Dia suka masak, cuci baju setrika gak karena pemilik rumah selalu laundry. Intinya itu sebenarnya Dia mencari Asisten Rumah Tangga itu mencari teman untuk ngobrol, mencari teman untuk sharring. Karena kan Dia kesepian di rumah. Anak - anaknya sudah pada besar dan sibuk dengan kegiatannya masing - masing ," jawab Tante Desi meyakinkan.

" Pekerjaannya gak berat kok Lastri, saya bisa menjamin itu. Kalau omongan saya ini tidak sesuai dengan kenyataannya nanti. Saya akan membayar kamu 3x gaji kamu. Bagaimana Lastri?," tantang Tante Desi meyakinkan.

" Bagaimana ya Tante, tapi kan Lastri belum punya pengalaman Tante bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga," jawab Lastri ragu.

" Pemilik rumahnya saya jamin orangnya baik hati, saya sudah mengenalnya sendiri soalnya. tawaran saya tidak datang 2x lho Lastri. Coba deh dipikirkan kembali. Sayang lho pemawaran saya ini. Diluar sana masih banyak yang sulit mendapatkan penawaran pekerjaan. Ini malah kamu dengan mudahnya, tanpa perlu mencari - cari info ke saya. Saya yang malah menawarkan pekerjaan ini buat kamu ," ujar Tante Desi meyakinkan.

" Hmmm .... gimana ya Tante saya masih bingung itu ," jawab Lastri pelan.

" Saya ini, orangnya sibuk, jarang ada waktu buat datang - datang seperti ini. Ini karena saya kasihan melihat Retno saja. Yang sudah susah payah membiayai kamu. Karena Retno, dulu pernah menolong nyawa anak saya. Makanya saya membalas budi sama Retno Tante kamu itu Lastri. Kalau gak mah, saya mah ogah. Menawari kamu pekerjaan. ini tergantung kamu ya Lastri, mau ķamu ambil penawaran saya atau tidak. Yang jelas saya tidak akan menawari kamu 2x lagi," ujar Tante Desi penuh penekanan.

" Saya diskusikan terlebih dahulu ya sama Tante Retno ya Tante Desi. Soalnya Lastri tidak pernah membantah keinginan Tante Retno. Takutnya nanti Tante Retno tidak setuju dengan keputusan yang Lastri ambil Tante," jawab Lastri ragu.

" Iya sudah saya tunggu kamu sampai besok. besok setelah kamu memutuskan segera kabari saya. Tapi sampai besok kamu tidak memberikan kabar sama saya. Saya anggap kamu menolak penawaran kerja saya," ujar Tante Desi meremehkan.

" Iya sudah saya permisi pulang dulu. Mau jemput anak saya pulang dari Karate di Balai Desa dulu. Assalamualaikum," pamit Tante Desi dan langsung beranjak meninggalkan rumah dari Retno itu.

" Tolong ya Lastri pikirkan baik - baik penawaran saya. Kesempatan ini tidak akan datang ke 2x lho," ujar Tante Desi penuh harap.

" Iya Tante, nanti setelah saya diskusikan terlebih dahulu sama Tante Retno. Nanti Lastri akan kasih kabar buat Tante Desi. Soalnya saya mesti berdiskusi dulu sama Tante saya. Karena Tante Retno kan selama ini menjadi wali Lastri. Lastri tidak enak, jika harus mengambil keputusan sendiri. Karena Tante Retno selama ini sudah membiayai Lastri. Lastri tidak mau menyakiti perasaan Tante Retno, saat Lastri tidak melibatkan Tante Retno untuk mengambil sebuah keputusan penting di dalam kehidupan Lastri Tante," jawab Lastri santai.

" Iya sudah, nanti kalau kamu sudah mendapatkan keputusan, kamu bisa langsung datang ke rumah saya ya Lastri. Saya pulang dulu. Assalamu'alaikum," pamit Tante Desi melajukan kendaraannya meninggalkan rumah milik Retno itu.

" Waalaikumsalam," gumam Lastri lirih yang masih memandangi Tante Desi yang menghilang dari pandangannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!