NovelToon NovelToon

Satu Kali Kesempatan Kedua

Bab 1

Namaku Safira umurku 23 tahun aku ibu rumah tangga, aku mengabdikan hidupku untuk suamiku yang bernama Rayan Adipati, rumah tangga yang terjalin selama 3 tahun tak membuat hati suamiku berpaling ke arahku,, ia selalu acuh dan acuh, kami menikah Karan wasiat kakek Rayan yang menginginkan aku sebagai cucu menantunya.. disinilah kisah ku berjuang mendapat kesempatan kedua meraih cinta suamiku..

****

"Mas apa kamu mau sarapan pagi ini.." tanyaku yang setiap pagi melayaninya dari mulai bangun tidur hingga pergi ke kantor.

"Hemb.." satu kata terucap dari bibir Rayan.

Ahirnya Safira mengalah, ia menyajikan makanan yang ada di atas meja, walaupun Rayan acuh kepadanya ia tetap memakan masakan buatannya..perih dan pedih hati Safira yang selama ini tak pernah di anggap oleh suaminya..

"Aku siapkan ya.." dengan telaten Safira menyiapkan makanan itu di depan Rayan yang sudah duduk manis.

Rayan hanya diam saja, tapi tak membuat Safira sakit hati, karena ia sadar pernikahan ini ats dasar wasiat, dan permohonan terakhir kakek yang sudah menyanyangi Safira seperti cucunya sendiri, Safira sendiri anak yatim piatu, ia di tinggal oleh kedua orang tuanya sejak kecil, karena insiden kecelakaan, ia di asuh oleh kakek dan neneknya yang berteman baik dengan kakek rayan, hingga kakek rayan ingin Safira menjadi cucu menantu nya.

"Mas bolehkan aku keluar, aku mau bertemu dengan temanku.." izin Safira kepada Rayan.

"Ya.. nanti malam aku pulang malam jadi jangan menunggu ku.." Rayan hendak pergi tapi di cegat oleh Safira..

"Makasih mas, " Safira mencium punggung tangan suaminya itu,dan mengantarkan Rayan keluar untuk pergi

Setelah kepergian Rayan Safira membereskan piring sisa makanan suaminya dan membersikan meja makan..setelah dirasa bersih Safira masuk kedalam kamar dan langsung membersikan tubuhnya ia Kana bersiap untuk pergi dengan temanya karena ingin mencari sesuatu untuk suaminya itu,

"Apa nanti mas Rayan mau ya terima Hadian dari aku,, " Guman Safira yang mencari gamis yang cocok untuk keluar rumah..

Setelah selesai ia pun berangkat untuk pergi menemui temanya yang sebelumnya sudah ia ajak janjian. Sampai lah di tempat yang sudah ia janjian,

"Maaf lama, kamu udah dari tadi.." Safira duduk di depan sahabatnya itu..

"Lumayan.. Tumben telat,.." tanya sahabat Safira.

"Kamu tau sendiri kan, aku harus bersih-bersih dulu dan juga sampai benar-benar mas Rayan pergi.." ucap zafira yang memandang sahabatnya itu.

"Kamu gak capek bertahan dengan suamimu itu, kamu gak ada keinginan untuk pisah gitu fir.."

"Ya mau bagaimana lagi, aku mencintai mas Rayan, tapi aku masih mau memberi dia kesempatan kedua, apa kau salah ya Lea.." tanya Fira kepada sahabatnya alea.

"Lo gak salah, hanya goblok saja, mau menunggu cinta seorang Rayan yang tak pernah menghargai Lo dan mencintai Lo, hati Lo terbuat dari apa fira.." ucap Lea yang sangat emosi melit sahabatnya yang bodoh plus lugunya ketulungan,

"Aku gak tau tapi satu hal, aku cinta banget sama mas Rayan, ya walaupun sikapnya selama ini tak pernah menganggap aku ada.." jujur Safira mengungkapkan kepada sahabatnya itu,

"Gue gak tau mau bicara apa lagi, gue hanya ingin Lo bahagia jangan hanya karena sebuah wasiat Lo bisa membuat diri Lo sengsara, gue tau Rayan kasih mencintai cinta pertamanya, dan gue udah tau apa yang selama ini Lo rasakan.." Alea sudah tau semuanya tentang Rayan karena mereka sahabat sejak dulu, begitupun Safira.

Safira masih mencerna ucapan Alea, karena ia juga masih memikirkan apa yang akan ia lakukan kedepannya nanti, sebenarnya di selama hati Safira juga capek sekian tahun. berjuang untuk mendapatkan cinta suaminya tapi hasilnya tetap sama, Rayan tak pernah menganggap nya ada.

hingga detik ini ia masih perawan karena Rayan belum menuaikan kewajibannya

"Kamu mau gan temenin aku untuk mencari kado buat mas Rayan.." ajak Safira kepada Alea.

"Memang Rayan ulang tahun.." tanya Alea.

"Gak sih, ini adalah ulang tahun pernikahan aku denganya yang ke e tahun.."

"Segitu cintanya ko fir, sampai Lo belain beli Hadian untuk dia.."

"Mau bagiamana lagi, aku hanya ingin membuat mas Rayan terkesan."

"Terkesan mungkin tidak yang ada muak sama kamu, dari pandangan matanya saja sudah menyiratkan. Jika ia sangat membencimu zafira, come one baby,, "

Safira hanya mendudukan wajahnya saja, ia juga merasa lelah akan usahanya yang tak pernah di hargai oleh Rayan.

"Ayo berangkat sekarang mumpung masih pagi ." ajak Alea yang Kana menghibur sahabatnya itu

"Ya.."

Di perjalanan Safira hanya diam saja, sampai di toko yang ia tuju, sebuah toko jam tangan yang sangat terkenal di mall itu..

"Lea, pilih dong, kamu kan tau selera mas Rayan.." Safira menyuruh Alea memilih.

"Ya kamu dong fir, kok aku, aku kan gak tau apa yang di inginkan suamimu itu." tolak Alea.

"Baiklah aku pilih sendiri saja semoga mas Rayan suka.."

Setelah memilih dan juga membayar alea dan safira pergi dari tempat itu, dan saat di perjalanan ia tak sengaja melihat suaminya itu berjalan dengan seorang wanita, bahkan mereka terlihat bahagia..

"Jadi selama ini kamu masih berhubungan dengannya mas, aku tau ku adalah orang ketiga yang hadir dia antara hubunganmu dengannya, " batin Safira yang melihat suaminya bersama cinta masa lalunya itu.

Setelah melihat itu Safira pergi dengan Alea karena ia tak mau membuat hatinya semakin sakit, dengan pemandangan di depanya itu.

"Langsung pulang saja ya, aku lupa kalo aku ada kerjaan.." ajak Safira kepada Alea .

"Katanya mau nonton gimana sih.." Alea yang sudah ingin menonton film kesukaannya..

"Maaf lain kali aja, gimana, aku ada kerjaan yang belum selesai nie.."

Ahirnya Alea mengalah. Mereka pulang dengan membawa satu paper bag di tanah. Safira.

"*Se*moga kamu suka mas, maaf hanya Hadian kecil yang aku berikan kepadamu, walaupun kamu menyakitiku sedemikian rupa aku tidak marah, karena aku sadar akulah orang ketiga, tapi beri aku kesempatan sekali lagi, untuk meluluhkan hatimu, jika kesempatan kedua ini tak berhasil aku akan mengalah dan pergi menjauh dari kehidupanmu.." tekat Safira..

Bab 2

Setelah pulang kerumah Safira membersikan badanya yang sangat lengket itu, dan Safira langsung masuk kedalam kamar mandi, setelah selesai Safira akan menyiapkan makan malam untuk dirinya saja, karena suaminya sudah berpesan untuk pulang larut,

Setelah selesai memasak, ia memakan masakan sendiri, sepi yang dirasakan oleh Safira.

"Kapan kamu akan makan di rumah mas, aku menunggumu bukanya hari ini hari ulang tahun pernikahan kita tapi kamu selalu mengingkari janji. sampai kapan aku menunggumu mencintaiku.." batin Safira yang makan sendirian di temani sepi.

Sedangakan Rayan sekarang berada di sebuah restoran. bersama mantan kekasihnya.

"Kamu makan apa mas.." tanya Hanna mantan kekasih Rayan.

"Samakan saja denganmu.." ucap Rayan datar.

"Baiklah.." ahirnya Hanna memesan makanan..

Di tengah menunggu makanan datang Hanna bertanya..

"Mas bagaimana kabarmu.." tanya Hanna karena ia baru datang dari luar negri.

"Baik, kamu kapan datang, dan langsung mengajak untuk bertemu." Rayan memandang wajah Hanna tiada yang berubah dari wanita itu.

"Kemaren, dan aku menghubungi mu aku kangen sama kamu mas, apa kamu gak kangen sama aku.."

"Hemb..." jawabnya Rayan.

Setelah makanan. Datang Rayan dan Hanna makan bersama, bahkan mereka bercerita,banyak hal, dan Rayan mereka pun langsung mengantar Hanna pulang ke apartemen nya..

"Aku antarkan kamu sampai di depan lobby apartemen ya, aku harus segera pulang.." ucap Rayan yang sudah berada di parkiran apartemen..

"Baiklah mas terimakasih.."

Cup

Hanna mencium pipi mantan kekasihnya itu.. Rayan hanya diam saja, tampa bereaksi apa-apa.. setelah melihat Hanna masuk kedalam, Rayan menjalankan mobilnya menuju rumah yang ia tempati bersama Safira selama tiga tahun ini..

Ceklek

Rayan masuk kedalam rumah, dan langsung menuju kamar yang ia tepati bersama Safira hanya saja setiap malam Rayan tidur di sofa, saat enggan berjalan ia di kejutkan dengan sosok Safira yang tidur di ruang makan dengan menundukkan wajahnya di antara tangan yang menyilang di tas meja.

Ada hati tak tega melihat Safira tidur, ahirnya Rayan inisiatif untuk mengendong tubuh Safira masih kedalam kamar.

Pagi menjelang safira terbangun karena suara adzan subuh.

Eug..

Safira mengerjapkan matanya dan mulai meneliti seisi kamar, dan mulai mengumpulkan kesadarannya.

"Bukanya aku tadi malam ketiduran di atas meja makan, dan siapa yang sudah membawa aku kesini, apa mas Rayan.." batin Safira yang melihat suaminya tidur di dalam sofa kamar.

Ahirnya Safira bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu dan menuaikan ibadah sholat subuh.

Setelah selesai ia kembali ke ruangan dimana ia selalu menyempatkan mengaji karena jika di dalam kamar ia takut suaminya marah sama juga takut membangunkan..

Rayan bangun ia mengerjapkan matanya yang pertama ia lihat adalah kamar tidur yang sudah kosong..

"Kemana Safira, pagi buta begini, apa ia membuat sarapan.." Guman Rayan.

Rayan pun pergi kekamar mandi dan juga menuaikan sholat, ia juga melakukan kewajibannya walaupun ia tak mau menjadi imam untuk Safira. setelah selesai sholat Rayan membuka ponselnya dan langsung ada panggilan masuk, Rayan pun mengangkatnya..

"Hallo assalamualaikum ma, ada apa.." tanya Rayan yang menghubunginya adalah mamanya.

"Kapan kamu kesini, nak, ajak Safira juga ya.." suara mama Rayan di seberang.

" Belum tau ma, memang ada apa.."

"Itu kakak kamu sudah pulang dan mama mau kamu datang kerumah dengan Safira nanti malam.."

"Harus banget ya ma.."

"Ya dan mama tunggu jangan sampai telat."

Panggilan langsung terputus, dan Rayan masih bingung, apa ia akan datang dengan safira, ia susah janji dengan Hanna untuk keluar malam ini Rayan mengajak rambutnya.

Tak lama Safira masuk kedalam kamar untuk membangunkan suaminya untuk sarapan karena waktu sudah menunjukan jam 6 Pagi lebih.

"Mas kamu sudah bangun, sarapan yuk.." ajak Safira yang sudah ada di dalam kamar mereka.

"Hemb.." tak banyak kata yang di ucapakan Rayan.

Safira menghembuskan nafas kasar, saat suaminya hanya berbicara dengan kata sedikit. setelah di meja makan rayan dan juga Safira makan dengan saling diam, setelah selesai, Rayan mulai berkata.

"Persiapan dirimu nanti malam mama menyuruh kita kerumah utama.." ucap Rayan singkat.

"Baik mas, mas mau membawa bekal.." tanya Safira.

"Gak usah, lagian juga gak akan aku malam juga jadi percuma.." raya. bangkit dan masuk kedalam kamar juga.

Sakit memang sakit, tapi apa daya jika ia tak bisa menembus pertahanan suaminya yang ia bangun..

"Sampai kapan mas, kamu seperti ini, aku juga capek setiap hari tak kamu anggap, jika dengan kehadiranku adalah benalu di hidupmu maka hilang agar aku bisa lebih menerima jika suatu saat kamu tak mau bersamaku.." bayi. Safira yang masih duduk di meja makan

Setelah kepergian Rayan ke kantor Safira juga pergi ke tempat kerja, Karena ia mencari kesibukan dengan berkerja, sesungguhnya ia juga tak ingin bekerja karena keinginan dirinya, ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik dan juga mengasuh anak-anak nya kelak, tapi sampai detik ini Rayan tak melakukan kewajibannya sebagai suaminya memberi nafkah batin,

"Biarlah sedikit kembangkan, karena aku juga tak akan bergantung dengan mas Rayan, jika suatu saat akan Rayan mencampakkan aku, aku akan bisa beradaptasi dengan baik.." guman Safira..

"Woy.. melamun saja, apa yang kamu pikirkan fira.." tanya Alea yang duduk dihadapan zafira..

"Tidak ada hanya saja, aku sudah terbiasa sendiri Tampa siapapun.."

"Kamu bicara apa . Aku gak mengerti deh.." Alea masih bingung dengan sahabatnya.

"Kerja yuk nanti bos marah.." ajak Alea untuk bekerja, mereka bekerja di sebuah restoran, Safira memakai masker agar tak ada yang lihat, apalagi ini adalah restoran yang letaknya di dalam mall ia takut jika mertuanya tau..

"Anterin. pesanan. Ke meja VVIP.." seorang pelayan lainnya menyuruh Safira..

"Baik mbak.."

Safira berjalan menuju ruangan VVIP dengan membawa nampan berisi makanan yang di pesan oleh pelanggan. Saat pintu terbuka ia tak sengaja melihat suaminya ada di dalam dengan seorang wanita.. Langah Safira sangat berat untuk menghampiri meja suaminya dengan orang wanita cantik..

"Kamu makan dulu ya sayang, aku ke toilet sebentar." ucapan Hanna kepada Rayan..

"Hemb.."

Deg..

Jantung Safira berdekat lebih cepat saat kata sayang tersematkan di depan matanya kepada suaminya, walaupun dengan menahan sesak Safira menyajikan makanan itu dirasa meja dan menundukan wajahnya dan pergi dari sana..

"Jadi mas Rayan suka kembali dengan mantan kekasihnya.. Apa yang aku harapkan dari pernikahan ini.." batin Safira yang sudah tau, bahwa yang bersama suaminya salah mantan masa lalunya..

"Apa aku mengalah saja, dari apa aku bertahan, aku juga ingin di cintai, hanya aku saja yang mencintainya,, sungguh sakit hati ini ya Allah, jika aku putuskan bercerai bagaimana dengan mama dan papa mas Rayan yang sudah baik kepadaku, dan apa aku sanggup menyakiti mereka.." batin Safira berkecamuk..

Bab 3

Setelah menumpahkan rasa sakitnya, Safira kembali ke tempat kerja, ia tak mau teman-teman nya tau.. Safira pulang karena jam kerjanya sudah selesai ia dan sahabatnya alea..

"Kamu pulang sendiri apa kau antar.." tawar Alea.

"Gak usah deh, kita beda arah juga.." Safira menolak dan pulang, sesampainya di rumah yang ia tinggali dengan Rayan ia turun dan masuk dengan berlahan.

Ceklek.

Safira menyalakan lampu karena padam, tapi alangkah terkejutnya melihat Rayan Yang dusk di ruang tamu dengan mengangkat satu kakinya..

"Baru pulang kamu.." tanya Rayan yang memandang wajah Safira.

"Maaf mas, mas kapan sampai.." tanya Safira.

"Dari tadi, kamu dari mana saja.. keluyuran gan jelas.." Rayan begitu marah saat pulang Safira tak ada di rumahnya..

"Maaf mas, bukanya kamu juga pulangnya malam.."

"Membantah kamu, sekarang cepat bersih-bersih kita sudah di tunggu mama.."

"Baiklah mas.."

Safira pergi ke dalam kamar untuk membersikan badanya yang seharian ini lengket, dengan menggerutu Safira di dalam kamar mandi.

"Kenapa ia yang marah, padahal dari dulu juga gak pernah tau kan aku kemana, kenapa sekarang ia jadi sensitif begitu.." gerutunya.

Setelah seseorang Safira memakai gamis yang lebih bagus karena ia mau kerumah orang tua rayan, setelah dirasa perfek ia keluar dengan menenteng tas di tanganya..

"Maaf mas lama.." Rayan yang tak memperdulikannya ahirnya berjalan duluan.

"Dasar muka kulkas, sama perempuan lain saja manisnya ketulungan, sama aku aja, jangankan senyum.. ramah saja tak pernah.." gerutunya..

Di dalam mobil mereka hanya diam Tak ada satu kata pun ucapan yang keluar dari keduanya. Sampai lah di kediaman mertua Safira, Safira ingin turun tapi di cegat oleh Rayan

"Tunggu..."

"Ya ada apa mas.." Safira menoleh kearah Rayan.

"Nanti di dalam perlihatkan pada mereka jika kita pasangan yang baik-baik saja, aku gak mau sampai mama dan papa curiga kamu mengerti.." Rayan mengintruksikan saja.

"Tampa kamu minta aku akan selalu seperti itu mas, hanya di depan keluarga saja, setelah itu aku tak ku anggap sudah seperti sebelumnya bukan.." Safira turun dengan dada Yang sesak..

"Sampai kapan aku bertahan dengan orang yang tak sekalipun mencintaiku, apa aku menyerah, aku capek hanya di jadikan pajangan saja, dana seperti pembantu di rumah itu.." batin Safira yang turun.

Safira mendekat kearah Rayan dan berusaha mengandeng tangan suaminya agar drama mereka natural, sampai di dalam rumah Safira dan Rayan di sambut oleh mama dan papa Rayan yang. Begitu menyayangi Safira seperti putri kandungnya sendiri..

"Kamu sudah datang nak, ayo duduk.." ajak mama Rayan..

"Terimakasih ma, maaf gak bawa apa-apa," Safira begitu menghormati mamanya Rayan itu.

"Apa sih kamu nak, duduk sudah di tunggu oleh keluarga besar, ada kakak kamu dan juga semuanya Ayo,, " ajak mama Rayan, dan Safira mengikutinya saja.

"Papa,, assalamualaikum.." Safira menghampiri papa mertuanya dan menyalami dengan takzim.

"Walaikum salam nak, apa kabar kamu Fira.." tanya papa Rayan.

Mereka sangat sayang Safira, tapi tidak dengan Rayan, ia begitu jengkel bagaimana tidak ia yang notabene anak kandung di lupakan...

"Alhamdulillah baik papa, " Safira hanya tersenyum kepada paruh baya itu.

"Rayan duduk apa kau tidak pegal berdiri seperti itu,"

"Iya pa.."

Rayan duduk di samping papanya dan Safira duduk di samping mama Rayan..

"Bagiamana apa kalian sudah ada tanda-tanda.." mama Rayan membuka suara..

Safira dan Rayan saling pandang..

"Belum ma, bekum rezeki mungkin Allah belum memberi kepercayaan kepada kamu, doa Kana saya ya ma.." Safira sambil tersenyum saat menjawab pertanyaan itu.

"Baiklah, apa kalian akan honeymoon.. Biar segera di beri momongan.."

"Gak perlu ma, lagian pekerjaanya Rayan banyak di kantor.." Rayan tak mau basa-basi lagi..

"Jangan kan punya anak melakukan saja belum, apa dia tak tertarik ya.." batin Safira..

Setelah duduk berhadapan tak lama kakak Rayan datang, dengan gaya tegasnya ia menyapa kedua orang tua..

"Malam pa, ma.." sapa kakak Rayan.

"Malam juga anakku duduk kita makan sama-sama.." ajak mama Rayan

Mereka duduk tapi kakak Rayan masih memandang wanita yang di sebelah mamanya itu..

"Dia siapa ma.." tanya kakak Rayan yang tidak tahu wanita cantik berhijab di samping mamanya..

"Oh mama lupa kenalan dia Safira istrinya adik kamu, Safira kenalkan kakanya Rayan namanya Abang Zain.." mama Rayan mengenalkan mereka berdua..

"Safira Kak, selam kenal.." Safira tersenyum Masin saat berkenalan dengan Abang Zain..

Perkenalan itu tak luput dari penglihatan Rayan, ia begitu marah, saat istrinya senyum kepada kakanya..

"Dasar kecentilan, murahan.." batin Rayan mengumpat..

Setelah berkenalan mereka makan bersama dengan Hidmat setelah makan malam, mereka duduk di ruang tamu. Mereka berbincang-bincang..

"Maafkan papa dan mama ya Abang Zain, saat adikmu menikah tak memberi tahu kamu, karena waktu itu sangat upgrade.." ucap mama lani mamanya Rayan.

"Gak papa ma, memang waktu itu Zain juga masih meneruskan kuliah Zain bukan.."

"Baiklah kalo kamu mengerti mereka menikah juga tak mewah, hanya menikah sederhana, sebelum kakekmu menghembus nafas terakhirnya.." papar mama lani..

"Udah jangan di bahas ma, lagian juga Rayan laki-laki yang bertanggung jawab bukan.." Zain mengatakan itu kepada hanya ingin melihat reaksi adiknya..

"Aku bertanggung jawab kak, jangan meragukan ku .." jawabnya datar dan masih fokus ke layar ponselnya..

" Baiklah aku percaya sama kamu, jangan sampai kamu melukai istrimu karena aku tau dia wanita baik, dan jika kamu melukainya siap-siap kakak tikung, hahaha.." canda Zain..

"Apaan sih gak jelas.."

Sebenernya batin Rayan juga ragu, jika benar-benar itu terjadi Rayan tak rela mantan istrinya di persunting oleh kakaknya. Apa kata dunia jika itu terjadi..

"Gak akan aku biarin kamu mendapatkan Safira kak, sampai mati pun aku gak akan lepaskan dia, aku gak rela.." batin Rayan.

Jika memang Rayan mencintai Safira kenapa sampai sekarang dia masih tak menganggap Safira ada apa dan ada di otak Rayan..

Safira ada di taman. Belakang ia Tan ikut bercengkrama di ruang tamu, karena ia terlalu sungkan dengan Abang Zain, karena bagaimana pun ia merasa sungkan..

"Kamu sedang apa disini.." tanya Zain yang tiba-tiba datang..

"Ehh.. Abang, tidak sedang apa-apa hanya ingin menghirup udara segar.." jawab asal Safira.

"Apa yang kamu pikirkan.." Zain duduk di samping Safira, tapi Safira merasa risih..

"Tidak ada, apa mas Rayan masih ada di ruang tamu, kalo begitu Safira kesana ya bang, maaf.." Safira berlalu dari hadapan Zain,

Dan Zain hanya melongo saja saat Safira pergi,

" cantik dan juga sopan, ia sangat menghargai statusnya.." Zain melihat kepergian Safira.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!