NovelToon NovelToon

Chelsea And The Ghosts

Chelsea De Luca

Namanya Chelsea Agatha Kosasih de Luca. Ayahnya adalah seorang pengusaha anggur dan wine di Palermo Italia sedangkan ibunya adalah seorang ahli gizi di PRC Hospital Jakarta. Bisa dibilang kehidupan Chelsea atau biasa dipanggil Shea itu dibagi antara Jakarta dan Palermo apalagi kedua opa dan Omanya tetap di Italia.

Shea terlahir cantik macam boneka bahkan menurut ayahnya sangat mirip dengan Oma buyutnya yang sudah meninggal hampir dua abad lalu. Tak heran dia diberikan nama yang sama dengan Oma buyutnya, Chelsea. Hanya saja panggilannya yang berbeda.

Meskipun fisik macam boneka, tapi Shea punya kelebihan yang dimiliki sejak lahir yaitu indigo seperti kedua orang tuanya. Shea sudah mengenal eyang buyutnya sejak usia lima tahun lalu mulai menghapal semua anak buah eyangnya. Shea paling suka dengan pak Longga, hantu raksasa yang wujudnya mirip pohon atau treebeard di novel J.R.R Tolkien The Lord of the Rings.

Memiliki kelebihan indigo ada enak dan tidak enaknya. Shea bisa meminta bantuan jika ujian tapi tidak enaknya kalau wujudnya aduhai ancurnya dan Shea paling takut dengan pocong. Selama ini, Longga dan anak buah eyang buyutnya selalu melindunginya dari pocong.

Shea tahu bahwa mereka itu hidup berdampingan dengan manusia di bumi ini dan jika saling menghormati hingga tidak ada gesekan. Mereka juga tahu Shea rajin sholat, mengaji dan dzikir tapi mereka bukan mengganggu Shea dan keluarganya tapi lebih menjurus menjadi para asisten serta public relations Detektif Hantu, usaha sampingan kedua orang tuanya.

Bisnis detektif hantu ini usaha nirlaba karena mereka membantu para arwah yang membutuhkan bantuan pindah ke alamnya. Terkadang mereka adalah korban dari kasus kejahatan yang belum terpecahkan. Ayah dan ibu Shea biasa berkerja sama dengan ipar mereka yang sekarang menjabat sebagai Irjen dan Brigjen di Polda Metro Jaya tapi tetap di kasus dingin.

Shea seperti keturunan sebelumnya, dianugerahi otak cerdas dan masuk ke Universitas Indonesia jurusan kriminologi fakultas FISIP di usianya ke 16 tahun dan sekarang dia berusia 19 tahun. Shea sedang menyusun materi untuk persiapan skripsinya.

Memiliki keluarga besar yang terkenal, tidak membuat Shea seenaknya sendiri menggunakan kekuasaan ayah ibu maupun opa dan Omanya. Shea tetap dalam koridor nya jika mendapatkan kasus meskipun dia harus menanti ijin dari ayahnya untuk bisa berdiskusi dengan Oom Rayyannya.

Shea memiliki sahabat bernama Yudho Sardono. Mereka bersahabat sejak SMP dan Yudho satu-satunya orang luar yang tahu kemampuan indigo Shea. Hanya saja yang membuat Shea kesal adalah... Yudho sangatlah penakut ! Yudho sendiri adalah cucu dari Septian, pengacara keluarga Pratomo Jakarta dari Blair and Blair Advocate. Yudho mengikuti jejak Opanya berkuliah di fakultas hukum Universitas Indonesia, seangkatan dengan Shea.

Sejak menjadi sahabat, Yudho sudah menemani Shea membantu hantu-hantu untuk menyebrang meskipun lebih banyak dirinya bersembunyi di balik punggung Shea.

Semenjak ayah dan ibunya serta Oomnya membuka biro detektif hantu secara tidak senagaja, kini rumah mereka seperti markas dan kantor bagi para arwah yang meminta tolong. Tak jarang Shea menarik Yudho untuk membantunya. Remaja akhir yang berwajah culun dengan kacamata serta agak nerd itu adalah teman yang bisa diandalkan. Yudho bisa berkelahi tapi bisa ngibrit kalau Shea bilang ada hantu.

Seperti hari ini ...

***

Seorang gadis bule berambut pendek bewarna pirang dan bermata abu-abu itu memarkirkan mobilnya. Gadis imut itu pun keluar dari mobil dan menyapa para mahkluk tak kasat mata yang berada di halaman rumahnya.

"Kalian nunggu Papa? Bentar ya .." ucap gadis itu sambil berjalan menuju pintu rumahnya. "Halo, pak Longga, pak Sakera, Meneer Jaap, Tuyul, mbak Yul, halo poco...Ng ..." Gadis itu pun menghentikan langkahnya.

"Maamaaaa ! Papaaaaa ! Ada pocoooonggg !" teriaknya heboh membuat kedua orang tuanya keluar.

"Ada apa Shea ?" tanya Lachlan.

"Itu ada pocong nyasar !" ucap gadis yang biasa dipanggil Shea.

"Astaghfirullah... Longga ! Kok ada pocong nyasar ?" tanya Nareswari yang juga merasa takut dan memeluk putrinya.

"Tuh kan aku sudah bilang ! Pergi kamu !" ucap Longga.

"Tolongin saya mas Lachlan, saya dikubur hidup-hidup ini..." ucap pocong itu.

"HAAAAHHH?" seru ketiganya

***

Lachlan meminta si pocong boy itu untuk berubah menjadi bentuk aslinya sebelum jadi pocong. Bagaimana pun dia dan keluarganya paling merinding dengan wujud seperti itu.

Masih mending lihat Baphomet deh !

"Sekarang ceritakan apa yang terjadi pada kamu hingga dikubur hidup-hidup?" tanya Lachlan setelah si pocong boy berubah menjadi bentuk yang bagusan.

"Nama saya Bobby dan saya adalah seorang penghubung tender ..." ucap hantu itu.

"Makelar?" celetuk Shea.

"Itu kan bahasa kasarnya mbak Shea ..." jawab Bobby.

"Tapi benar kan makelar ..." eyel Shea membuat Longga dan Pak Sakera cekikikan.

"Mirip Nonik ya ngeyelnya..." kekeh Longga.

"Sssshhh !" Shea menoleh ke arah dua hantu di belakangnya. Mereka semua sedang ada di garasi yang khusus untuk tempat biro detektif hantu menerima klien.

"Kamu meninggal kapan?" tanya Nareswari yang gemas hari Sabtu pun ada klien, seram pulak !

"Dua tahun lalu..."

"Apa kasus kamu masuk ke kepolisian?" tanya Lachlan.

"Hanya orang hilang ..."

"Lalu jasad kamu ketemu kapan ?" tanya Shea.

"Dua bulan lalu... Gara-gara banjir, kuburan aku meluap .. "

"Kok kamu bisa bilang dikubur hidup-hidup?" tanya Pak Sakera. Wujud hantu pak Sakera adalah seorang pria yang mengenakan kaos bewarna merah putih, baju luar dan celana hitam serta membawa clurit. Pak Sakera dikenal sebagai orang Madura. Sebenarnya hantu ini bukanlah pak Sakera asli melainkan anak buahnya yang dulu ikut berjuang melawan Belanda dan memakai pakaian mirip pak Sakera agar jiwa perjuangannya tetap menyala. Setelah tewas terbunuh saat perang di Pasuruan, dia ikut Eyang Surti. Lachlan dan Shea lebih suka memanggilnya dengan nama Pak Sakera daripada nama aslinya, Ngadimin.

"Karena aku dibius dan dimasukkan ke dalam peti mati. Aku terbangun dan sudah panik saja karena tidak bisa berbuat apa-apa. Seminggu kemudian aku mati..." jawab Bobby.

"Itu sadis..." gumam Longga.

"Jadi setelah dua tahun, saat banjir, peti kamu muncul dan diketahui sudah meninggal ... " Lachlan tampak berpikir. "Nama lengkap kamu?" Pria Italia Amerika itu langsung menyalakan MacBooknya.

"Bobby Julian. Saya adalah penghubung proyek PRC Group dan pabrik kayu di Kalimantan..."

Lachlan dan Nareswari melongo. "PRC Group? Pabrik kayu Kalimantan?! Kayu dari hutan mana yang dimaksud?" cecar Lachlan.

"Yang ada di hutan Dayak ..."

Lachlan mengusap wajahnya. "Alamat Oom Sean dan mas Arsya ngamuk nih ..."

"kenapa memang Pa?" tanya Shea.

"Hutan itu adalah milik kerajaan Belgia yang diserahkan kepada warga Dayak sebagai perlindungan flora dan fauna langka yang sempat hilang. Apakah ada pembalak liar atau ada pengkhianat?" Lachlan menatap Bobby. "Berapa kayu yang kita bicarakan ini?"

"10,000 ton ... "

"WHAT THE F*** !" seru Lachlan.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Settlement pertama gen ke delapan hadir ya

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Yudho Sardono

"Shea, ini kasusnya berat jadi Papa minta kamu tidak ikut campur yang ini ya? Ambil saja kasus yang ringan karena kamu tahu sendiri kan bagaimana Oom Arsya dan Opa Sean?" pinta Lachlan.

Shea pun mengangguk. "Oke Papa... Pak Longga, kasus apa yang ringan dan tidak bikin puyeng..." Gadis imut itu pun berjalan ke arah gazebo yang ada di halaman rumahnya yang bernuansakan Mediterania. Rumah yang terletak di pojok itu memang agak jauh dari para tetangganya di komplek perumahan elite tersebut.

"Ini ada kucing yang ingin melihat majikannya... Katanya suami majikannya suka kdrt..." lapor Longga.

"Eh? KDRT? Tidak bisa dibiarkan !" geram Shea. "Suaminya minta dihajar apa ya ! Pakai ulegan cabai setan atau muntunya sekalian aku kasih ke mukanya ?"

Longga dan Pak Sakera menggelengkan kepalanya. "Ampun deh, Nonik banget..."

Sebuah mobil mini Cooper bewarna hitam dengan bendera Inggris di spionnya, berhenti di depan rumah Shea. Tak lama pengemudinya turun dan masuk ke dalam rumah. Remaja akhir yang memakai kacamata dan baju hitam-hitam itu pun Salim ke Lachlan dan Nareswari lalu menghampiri Shea yang ada di gazebo.

Introducing Yudho Sardono

"Hai !" sapanya sambil tersenyum.

"Hai burung Dodo ..." balas Shea yang hanya mendapatkan gelengan kepala dari Yudho yang sudah terbiasa dipanggil dengan nama buriknya.

"Oom L dan Tante Nyes kenapa itu? Kok serius amat?" tanya Yudho sambil duduk di sebelah Shea.

"Dapat klien pocong boy yang ternyata kasusnya pelik. Bawa-bawa perusahaan dan kerajaan Belgia..." jawab Shea.

Yudho melongo. "Waduh ! Kalau Oom Arsya ngamuk gimana..."

"Ntu dia ... Jadi aku tidak boleh ikut campur. Eh, kita pecahkan kasus kucing yang terngeong ..." ajak Shea.

"Hah? Apa itu kucing yang terngeong?" Yudho menatap gadis yang mirip boneka itu bingung.

"Ada roh kucing yang minta tolong majikannya jadi korban kdrt... Yuk, Dodo ... Kita berangkat sekarang..." Shea menarik tangan Yudho. "Pak Longga, pak Sakera, mpus... Kita ke rumah majikan mu mpus ..."

Yudho menatap horor ke Shea. "Ampun deh Shea ... Mobilku penuh ..."

"Pak Longga, menciut ! Pak Sakera, jangan muncul ya !"

Introducing Chelsea de Luca

***

"Apa kamu yakin disini ?" tanya Yudho saat mereka tiba di sebuah perumahan dekat dengan rumah Remy Giandra dan Ratimaya. "Ini kan rumah Oom ... Eh Opa Remy ... Ah lieur !"

Sebagai cucu Septian, Yudho sudah terbiasa dengan kerusuhan keluarga Shea. Karena itulah, Yudho bertekad menjadi pengacara menggantikan Eyangnya karena tahu, keluarga Shea pasti membutuhkan bantuan hukum mengingat klan Pratomo terkenal dengan hobi gegerannya.

"Oom Remy aja, biar awet muda ..." balas Shea yang membuka kaca jendela mobil Yudho. "Pak Indra, mau ketemu Pak Remy Giandra..." ucap Shea ke penjaga gate komplek perumahan itu.

"Silahkan nona Shea ..." Pria bernama Indra itu pun membuka gate komplek dan mobil Yudho pun masuk ke dalam komplek perumahan itu.

"Yang mana rumahnya?" tanya Shea ke roh kucing bewarna oranye itu.

"Kata mpus, blok J paling pojok nomor 14..." jawab Pak Sakera yang disampaikan Shea ke Yudho.

Mobil imut itu tiba di rumah yang dimaksud dan keduanya bersama tiga hantu itu menunggu di dalam mobil.

"Mpus, kamu matinya kenapa?" tanya Shea.

Pak Longga berkomunikasi dengan hantu kucing itu. "Kata mpus, saat majikannya dipukuli, dia berusaha melindungi dengan mencakar tapi dilempar hingga membentur tembok dan tewas..."

Shea menceritakan pada Yudho. "Sebagai pecinta kucing dan anjing, belum tahu ya kalau para animal lover bisa menghajar orang-orang macam itu !" geram pria berkacamata itu yang juga junior advokat untuk hak-hak hewan.

"Bisa dituntut tuh, Dodo !" celetuk Shea.

"Bi...sa... " Keduanya menoleh saat terdengar suara benturan di pintu. Tak lama pintu itu terbuka dan mereka melihat seorang wanita menangis sambil berusaha melindungi dirinya dari pukulan seorang pria.

"Kurang ajar !" ucap Shea dan Yudho bersamaan, langsung keluar dari mobil.

"Heh ! B@ngs@t ! Beraninya pukul perempuan ! Banci lo !" teriak Shea membuat Longga dan Pak Sakera memegang pelipisnya.

"Wis, mulai ..." gumam Pak Sakera yang keluar dari mobil untuk melindungi nonanya.

"Heh ! Bocah ! Ini urusan rumah tangga ! Kamu tidak bisa ikut campur !" bentak pria itu.

"Aku bakalan ikut campur karena kamu bakalan jadi pembunuh !" balas Yudho. "Kalau mau menghajar, cari yang sama gendernya! Jangan-jangan barang kamu kecil ya?"

Longga dan Pak Sakera menepuk jidat masing-masing.

Pria itu geram dengan wajah mengejek Yudho, langsung menyerang pria itu. Namun Yudho bukanlah bocah cupu yang tidak bisa apa-apa. Dia adalah pemegang sabuk hitam taekwondo.

"Dodo !! Hajar saja pria pemilik burung emprit itu ! Biar aku urus mbaknya ini !" ucap Shea sambil menghampiri wanita yang sudah babak belur itu. "Mbaknya tidak apa-apa?" tanya Shea yang melihat wanita itu seumuran dengan kakaknya, Amira.

"Te... Terima kasih... Tapi ... Kalian siapa?" Wanita itu menatap gadis bule yang fasih berbahasa Indonesia itu.

"Kami detektif hantu. Roh Kucing mbak, si Oyen yang bilang mbak selalu disiksa oleh suami mbak..." ucap Shea sambil mengambil salep luka dari dalam tasnya. Gadis itu sudah persiapan karena tahu mereka akan bertemu dengan korban KDRT.

Wanita itu melongo. "Roh oyen ? Kalian detektif hantu?"

"Yes" jawab Shea sambil mengoles salep di wajah wanita itu yang penuh luka. "Aku anak indigo jadi aku gunakan kelebihan itu untuk membantu roh-roh yang membutuhkan bantuan terutama yang masih ada sangkutan hingga tidak bisa menyebrang..."

Wanita itu menangis. "Oyen mencoba melindungi aku..." isaknya.

"Maka dari itu, Oyen meminta tolong padaku karena tidak mau mbak tewas di tangan suami mbak ..." jawab Shea.

Wanita itu lalu memeluk Shea. "Tolong, bebaskan aku dari pria itu..."

Shea membalas pelukan itu. "Akan aku usahakan... Tapi kenapa tetangga mbak tidak ada yang mau membantu?"

"Karena mereka takut dengan suamiku... Dia seorang polisi ..." jawab wanita itu.

Shea tersenyum smirk. "Pangkatnya apa?"

"Iptu..."

Shea rasanya ingin terbahak. Belum tahu saja kalau Oom Dean dan Oom Rayyan datang.

***

Yudho menghindari pukulan demi pukulan hingga dia mendapatkan celah untuk melakukan tendangan sapu dan menyapu pergelangan kaki pria itu hingga terjatuh. Yudho menunggu sampai lawannya berdiri dengan kuda-kuda yang siap menghajar kapan saja. Saat pria itu bangun, Yudho langsung menendang dengan tendangan cangkulnya hingga membuat pria itu pingsan.

"Hah ! Hanya segitu doang !" ejek Yudho sambil membenarkan kacamatanya.

Beberapa tetangga pun keluar saat mendengar keributan dan Yudho langsung bersikap cool. "Kalian itu memang tetangga menyebalkan ! Ada wanita nyaris tewas, tidak ada satu pun yang menolong ! Kalian manusia atau zombie sih !" bentak pria itu kesal.

Shea pun menghubungi para Oomnya yang di Polda Metro Jaya dan tidak lama, mereka pun datang.

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Duo Pembuat Sakit Kepala

Irjen Dean Thomas dan Brigjen Rayyan mendatangi rumah yang mereka ketahui adalah milik iptu Alfian, salah satu perwira di Polda Metro Jaya yang sering dikenal sebagai biang kerok. Keduanya baru saja menyelesaikan kasus ketika Shea menghubungi mereka berdua.

"Kenapa ada ambulans?" tanya Brigjen Rayyan.

"Entah ... Tuh ada iparmu ..." kekeh Irjen Dean Thomas. Brigjen Rayyan melihat Dokter Remy Giandra yang datang bersama Ratimaya. Keduanya sedang mengobati seorang wanita yang tampak babak belur.

Keduanya pun turun dan melihat Shea bersama Yudho datang menghampiri mereka.

"Oom Dean, Oom Rayyan..." Shea dan Yudho Salim ke kedua perwira tinggi itu.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Brigjen Rayyan.

"Jadi ada hantu kucing minta tolong ke aku untuk melihat majikannya yang sering jadi korban kdrt dan si oyen itu jadi korbannya dilempar hingga menghantam tembok. Terus kami kemari dan melihat mbak Ayu dihajar oleh pak Alfian. Yaaaa, aku dan Dodo langsung menolong ... Endingnya ya Dodo kelahi dengan pak Alfian dan kena tendangan cangkul ..." cerita Shea.

"Jadi dia menghajar istrinya ?" tanya Irjen Dean Thomas.

"Lihat saja ... Tuh, lagi dirawat Opa or Oom Remy ..." ucap Shea. "Oom, luka-luka di badannya itu sudah berlangsung lama ... Bisakah kita melakukan sesuatu?"

"Kamu ingin kami melakukan apa?" tanya Irjen Dean Thomas.

"Aku sudah bilang sama mbak Ayu, kalau aku akan mendampinginya sebagai junior advokat hak-hak asasi binatang untuk menuntut pembunuhan binatang peliharaan. Aku akan minta ke Eyang Tian, membantu menuntut kdrt ke suaminya" jawab Yudho tegas.

Brigjen Rayyan menatap remaja akhir yang tampak cool itu. "Kamu benar-benar mirip Pak Septian deh kalau begitu..."

"Sekarang dimana Alfian ?" tanya Irjen Dean Thomas.

Shea dan Yudho menunjuk ke arah pohon rambutan dimana Alfian diikat disana.

"Astaghfirullah..." ucap Brigjen Rayyan. "Kalian itu lhoooo..."

Shea dan Yudho hanya nyengir.

***

Alfian terkejut ketika gadis bule dan pria berkacamata itu mengobrol dengan akrabnya dengan dua perwira tinggi itu. Dirinya semakin panik ketika keduanya menghampiri tempat dia diikat.

"Apa yang kamu lakukan pada istrimu, Alfian?" ucap Irjen Dean Thomas dingin. "KDRT? Aku sendiri yang akan membawa kamu ke pengadilan ! Kamu itu hanya benalu ! Rumah ini yang memberikan mertua kamu kan? Harusnya kamu malu ! Laki-laki nunut Urip, isone mung ngatung, modal k**** thok !"

Shea dan Yudho melongo. Oh my God...

"Aku sudah mengawasi kamu cukup lama apalagi ayah mertua kamu sudah merasa sesuatu tidak beres tapi istrimu selalu menutupinya..." seringai Irjen Dean Thomas. "Tapi kali ini ... Kamu tidak dapat berkelit lagi !"

Brigjen Rayyan memberikan kode ke anak buahnya untuk membawa iptu Alfian ke sel penjara. "Pastikan, dia ditempatkan ke para narapidana kelas kakap ... Biar dia tahu rasanya..."

***

"Ini harus divisum, Bu Ayu" ucap dokter Remy Giandra.

"Tapi..."

"Bu Ayu, suami ibu sudah membunuh kucing ibu, susah membuat ibu babak belur... Apa masih dibela? Bu, keponakan saya yang menolong ibu. Mereka sangat mengkhawatirkan anda ..." ucap Ratimaya lembut namun ada nada tegas Disana.

Ayu menatap Dokter Remy Giandra dan istrinya bergantian.

"Saya akan bantu untuk bantuan hukumnya ..." ucap Dokter Remy. "Bu Ayu, saya tahu ibu sudah berusaha menutupi semua kelakuan suami ibu. Tapi it's enough. Anda berhak berbahagia, anda berhak untuk hidup. Anda berhak melawan semua perilaku tidak benar suami anda ..."

Ayu menangis. "Saya ... Tolong saya..."

Ratimaya memeluk Ayu. "Anda tenang saja. Kami akan menolong anda."

***

Polda Metro Jaya Jakarta

"Apakah itu sangat necessary mengikat Alfian di pohon rambutan?" Irjen Dean Thomas menatap dua remaja akhir itu yang hanya senyum-senyum.

"Aku rasa itu sangat seru dan ikonik?" kekeh Shea.

Kedua perwira tinggi itu hanya menggelengkan kepalanya. "Oke, Shea, aku tahu kamu adalah reinkarnasi Nonik tapi kamu sangat beyond Nonik..." gumam Brigjen Rayyan.

"Oke, semua biar Oom Dean dan Oom Rayyan yang handle. Tugas kalian sudah selesai. Oh, ngomong - ngomong, itu talinya dari mana?" tanya Irjen Dean Thomas.

"Dari samping rumah yang biasa dipakai buat mengikat mbak Ayu. Jadi aku pikir sudah waktunya senjata makan tuan..." jawab Yudho.

Irjen Dean Thomas hanya menghela nafas panjang. "Kalau saja aku tidak ingat kalian buyut Pak Hoshi... Maka aku akan heran..."

***

"Oke Mpus Oyen, majikanmu sudah aman dan selamat... Semoga kamu bahagia di surga ya mpus... " ucap Shea sambil berjongkok setelah mereka kembali ke rumah.

Kucing bewarna oranye itu pun mengelus tangan Shea dan berjalan menuju cahaya putih.

"Salam buat chibi, demon dan ruru..." ucap Shea sambil menyebut anjing Pomeranian, Husky dan love bird nya yang sudah tiada.

"Kok kamu sebutin semua ?" tanya Yudho.

"Kan di surga itu terbagi, surganya manusia dan surganya binatang. Seperti kita sering bilang, all the animals akan menyebrang ke rainbow bridge ... Jadi aku titip salam lah !" jawab Shea sambil berdiri.

Yudho menggelengkan kepalanya. "Aku pulang dulu, Shea. Oh, kalau ada kasus lagi, let me know..."

"Bukankah selalu Dodo? Oh, bagaimana eyang Tian? Mau membela mbak Ayu?" tanya Shea.

"Tentu saja Eyang mau membelanya. Kapan lagi menghukum suami celutak macam itu ... Polisi lagi ! Habis deh !" senyum Yudho.

"Pro Bono kan?"

Yudho mengangguk. "Aku akan mendampingi Eyang juga. Untuk kasus pembunuhan Oyen. Setidaknya aku ingin memberikan keadilan pada kucing itu. Tanpa dia, mungkin mbak Ayu sudah tewas tadi ..."

Shea memeluk Yudho. "Terima kasih burung Dodo. Hajar saja orang tidak punya hati itu !"

Yudho melepaskan pelukan Shea. "Absolutely ! Percayalah padaku !"

Shea tersenyum manis.

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!